Modul 2-Pelibatan Pemangku Kepentingan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MODUL 2 KLHS

Pelaksanaan KLHS
Pendekatan Analitis Pendekatan Partisipatif menggunakan metodologi analisis yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan melibatkan pemangku kepentingan terkait

Pelibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Dalam KLHS


Public Participation Perbedaan Pemahaman Peran Serta Masyarakat

Perbedaan Kesadaran

Suatu metode/upaya untuk melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) terkait dalam pengambilan keputusan

Musyawarah

Persoalan

Perbedaan Komitmen

Stakeholder Engagement

Perbedaan Pengaruh

Collaborative Planning

Perbedaan Kepentingan

Landasan Hukum
Pasal 18 ayat (1) UU No. KLHS dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat 32 Tahun 2009 dan pemangku kepentingan PP No. 8 Tahun 2008 Peranserta Masyarakat Musrenbang penyusunan RPJP/M dan RKP Daerah dalam

PP No. 68 Tahun 2010 PP No. 6 Tahun 2007 UU No. 14 Tahun 2008

Peraserta Masyarakat dalam Penyusunan Tata Ruang Peranserta Masyarakat dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan Keterbukaan Informasi Publik

Definisi Pemangku Kepentingan


Pemangku kepentingan (stakeholder) individu dan kelompok yang mempengaruhi, atau dipengaruhi oleh, keputusan, kebijakan, dan operasi suatu organisasi (Freeman E , 1984). meliputi rasa bertanggung jawab bersama, sharing informasi, Nilai dialog terbuka dan saling menghormati, dan komitmen untuk memecahkan permasalahan secara bersama (Svendsen, 1998, The Stakeholder Strategy: Profiting from Collaborative Business Relationships) Relevansi Kesetaraan Pertimbangan (Permendagri 54/2010) Transparansi dan Akuntabilitas Keterwakilan Rasa Memiliki Terciptanya konsensus/kesepakatan Apa bedanya Masyarakat/Community/Public dengan Pemangku Kepentingan/Stakeholder?

Mengapa Perlu Melibatkan Pemangku Kepentingan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Memperoleh pemahaman mengenai informasi lingkungan hidup, termasuk isu dan masalah lingkungan hidup (tahap pelingkupan) Memperoleh masukan mengenai kemungkinan-kemungkinan pilihan mitigasi dan optimasi (tahap mitigasi) Menyeimbangkan hak dan manfaat di antara kelompok-kelompok masyarakat guna menghindari potensi konflik sosial keadilan (tahap pengkajian) Meningkatkan kualitas pembuatan keputusan, dengan mempertimbangkan aspek dan pandangan yang berbeda-beda; Membangun Kesepahaman dan Kesepakatan - Mencari Solusi Terbaik (Win-Win Solution); Menjadikan proses pembuatan keputusan lebih transparan dan terbuka untuk masukan-masukan Menciptakan Legitimasi K/R/P - Membangun Rasa Kepemilikan dan Komitmen pelaksanaan K/R/P

Keterbatasan Masukan Publik


Masukan untuk KLHS biasanya datang dari dinas/instansi/lembaga pemerintah, LSM/Ormas, dan perguruan tinggi yang memiliki perhatian dan sumberdaya untuk berpartisipasi. Masyarakat/individu memiliki hak untuk mengetahui tentang KLHS yang akan dilakukan melalui: o Pemberitahuan awal mengenai KLHS yang akan dilakukan dan informasi jelas melalui media massa tentang KRP apa yang akan dikaji o Akses publik terhadap semua dokumen yang dihasilkan KLHS (melalui situs web dan otoritas yang berwenang)

Perbedaan antara Peran Serta Masyarakat pada Amdal dan KLHS


Isu-isu yang dikaji dalam KLHS jauh lebih kompleks dan mungkin terlalu abstrak daripada isu-isu dalam AMDAL bagi sebagian pemangku kepentingan Untuk dapat memberi masukan dalam proses KLHS biasanya lebih memerlukan keahlian dan sumberdaya daripada dalam proses AMDAL

Siapa Pemangku Kepentingan dalam KLHS


Pemangku Kepentingan dalam KLHS biasanya Institusi (bukan Individu) Dinas/Instansi/Institusi Pemerintahan

Insitusi yang berwenang menyusun K/R/P Pejabat yang bertanggungjawab menyetujui K/R/P Institusi lingkungan hidup Institusi terkait lainnya
Dewan Perwakilan LSM/Ormas Perguruan Tinggi/Akademisi/ Asosiasi Profesi Asosiasi/Dunia Usaha Lembaga yang mewakili masyarakat terkena dampak

Institusi/Lembaga Non Pemerintahan

Metode Pelibatan Masyarakat


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Bahan-bahan Cetak (Disclosure & Printed Materials) Poster & Brosur (Displays & Exhibitions) Hotline Informasi Kuesioner dan Survey Wawancara Langsung (konsultasi terstruktur melalui pertemuan individu, telepon atau email) Konsultasi Berbasis Internet Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion) Temu Publik (Public Hearings) Lokakarya (Problem-solving Workshops) Perundingan Tim/Panitia/Badan Penasehat

Sikap

Manipulasi

Informasi

Konsultasi

Kolaborasi

Pembuatan Keputusan

Peran Masyarakat

Tidak ada peran serta

Menjadi tahu tentang keputusan

Mempengaruhi pembuatan keputusan

Sangat mempengaruhi pembuatan keputusan

Mengemban tanggungjawab membuat keputusan

Tip Pelibatan Pemangku Kepentingan


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Buatlah Rencana Pelibatan Pemangku Kepentingan tetapi bersikaplah fleksibel Rencana dapat diadaptasi Identifikasi pemangku kepentingan utama pada tahap awal; harus jelas siapa yang peduli (dapat memberi masukan) dan siapa akan terkena pengaruh (perlu dilibatkan). Sediakan anggaran untuk pelibatan Pemangku Kepentingan pelibatan akan berjalan hanya apabila terorganisasi dengan baik Diskusikan manfaat pelibatan pemangku kepentingan dengan Tim Perencana, dan raih kesepakatan pemahaman Pastikan bahwa proses pelibatan dimengerti oleh semua pihak. Harus jelas masukan apa yang diharapkan dan bagaimana masukan akan dimanfaatkan dalam Laporan KLHS. Fokuskan Konsultasi pada kelompok kepentingan paling utama, dan pada isu-isu strategis hindari konsultasi berlebihan. Upayakan Konsultasi KLHS menyatu dengan proses konsultasi perencanaan, bila memungkinkan. Dayagunakan kemitraan dan jejaring pemangku kepentingan yang sudah ada. Apabila belum ada, bangun jejaring informal antar pemangku kepentingan. Pastikan Peran serta Pemangku kepentingan minimal pada tahap Pelingkupan dan Review Hasil KLHS Idealnya termasuk tahap Analisis. Pastikan Peran serta dalam KLHS menggunakan teknik yang membantu memecahkan persoalan, bukan sekedar menyajikan pandangan-pandangan yang berseberangan

3
PEMANGKU KEPENTINGAN
1. 2. 3. dst. 1.

YANG MEMILIKI KEPEDULIAN PADA K/R/P

YANG TERKENA DAMPAK K/R/P

Pemerintah

LSM/Ormas

2. dst. 1.

Perguruan Tinggi/Akademisi

2. dst. 1. 2. dst. 1. 2.

Dunia Usaha

Tokoh Masyarakat Lainnya

Analisis Pemangku Kepentingan


Stakeholder Unsur Pemerintah 1. BP DAS 2. Dinas PU 3. Dst. Unsur LSM 1. WWF 2. XYZ 3. Dst. Tokoh Masyarakat Dunia Usaha 1. Asosiasi 2. ABX 3. Dst Pengaruh (4-3-2-1) Pemahaman (4-3-2-1) Kepedulian (4-3-2-1)
Peran dalam Implementasi

4
STAKEHOLDER DINAS PU SUBAK BAPPEDA PDAM MUDP DINAS PERTANIAN BP DAS KPSA LSM LINGKUNGAN BTB (PHRI,GAHAWISRI) TOKOH MASYARAKAT BLH DINAS PERIKANAN DAB AKADEMISI BWS BALI PENIDA DINAS KEHUTANAN BKSDA PELAKU INDUSTRI POKMAS AIR NON SUBAK ORGANISASI KEAGAMAAN DPRD KTNA PENGARUH ++ ++ ++ ++ + ++ ++ ++ ++ + ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ KEPEDULIAN ++ ++ ++ ++ + ++ ++ ++ ++ + + ++ ++ ++ + ++ ++ ++ ++ ++ + ++ PEMAHAMAN ++ ++ ++ ++ + ++ ++ ++ ++ + ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ + ++ PERAN DALAM IMPLEMENTASI ++ ++ ++ ++ + ++ ++ ++ + + ++ ++ ++ + ++ ++ ++ ++ ++ ++

PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah

YANG MEMILIKI KEPEDULIAN PADA K/R/P


1. Provinsi 2. Kabupaten 3. Kota 1. MUDP/MMDP 2. DEWAN AIR BALI 3. KPSA 4. PHDI 5. FORUM SUBAK 6. WALHI 7. PPLH SANUR 8. YAYASAN WISNU 1. UNUD 2. 1. PHRI

YANG TERKENA DAMPAK K/R/P

LSM/Ormas

Perguruan Tinggi/Akademisi Dunia Usaha

2. Gahawisri 3. PDAM 1. 2.

Tokoh Masyarakat Lainnya

Identifikasikan Pemangku Kepentingan Utama dengan menggunakan Stakeholder Analisis untuk proses KLHS RTRW atau RPJMD

MODUL 3

Anda mungkin juga menyukai