Cegah Keretakan Dalam Pertemanan
Cegah Keretakan Dalam Pertemanan
Cegah Keretakan Dalam Pertemanan
Oleh: Najwa
Ada banyak orang yang ditemui saat menjalankan peran sebagai makhluk sosial. Dari sekian banyak
orang tersebut penulis memilih beberapa orang untuk menjalin sebuah relasi pertemanan. Tentunya dalam
sampel itu, penulis menemukan berbagai macam kekhasan perilaku, kebiasaan, tingkah laku dan tabiat
per individual. Kemudian dalam melakukan berbagai interaksi dan hubungan sosial lainnya penulis mulai
menyadari ada seseorang yang berkriteria sekali dengan sosok yang sering diumpamakan oleh para
penyair dengan sebutan ‘malaikat tanpa sayap’. Pilihan kedua ini mencakup ruang lingkup yang lebih
kecil. Teman adalah orang-orang yang terseleksi oleh perasaan. Teman adalah orang yang mampu dan
penulis ingin berada dalam situasi yang semestinya. Dalam jangka waktu yang sudah tertulis di perjalanan
kami, penulis saling menyadari bahwa keberadaan satu sama lain saling melengkapi. Hingga terikrarkan
sebuah janji, terliputi senyum suka dan duka bersama, jari kelingking satu sama lain ikut serta
berpelukan, sepakat mengucapkannya dalam hitungan detik yang sama, “Best Friend Forever”.
Indahnya sebuah persahabatan. Saat semua dimulai, penulis dan teman diperkenalkan dengan dunia
baru. Asyiknya melakukan sebuah kebiasaan yang sama, serunya berseteru saat teman berpendapat
sesuatu hal yang bertentangan dengan opini, bahagianya mendengar kicauannya yang menghibur saat kita
putus cinta. Saat semuanya terlewati terasa waktu cepat berlalu. Kadang banyak hal yang kita sesali
dalam sebuah persahabatan. Apa yang telad dialami demi sahabat terkadang melelahkan dan
menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan tidaklah terjalin secara otomatis, namun membutuhkan proses yang panjang. Memang
tak jarang persahabatan menyuguhkan berbagai cobaan tetapi persahabatan yang sejati pasti bisa
mengatasi berbagai cobaan itu, bahkan akan bertumbuh bersama karenanya. Persahabatan berawal dari
pertemanan dimana proses seorang teman menjadi seorang sahabat tidaklah mudah, melainkan
membutuhkan bantuan dari kesetiaan. Bukanlah keadaan yang menuntut semua itu terjalin, seperti disaat
membutuhkan bantuan barulah sepasang sahabat termotivasi mencari perhatian, pertolongan dan
pernyataan kasih dari orang lain, tetapi justru dimulai dari sebuah inisiatif untuk mewujudkan apa yang
dibutuhkan oleh seorang sahabat dan kemudian saling melengkapi. Semua orang pasti membutuhkan
sahabat sejati, namun sayangnya tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak hal yang bisa
menjadi penghancur dalam persahabatan, contohnya seperti masalah ekonomi, ketidakterbukaan,
kehilangan kepercayaan, ketidaksetiaan, dan lain-lain. Tetapi apapun penghancur persahabatan itu, pasti
bisa dipatahkan oleh orang-orang yang teruji kesejatiannya.
Memang, masa depan adalah sebuah rahasia. Disaat manisnya persahabatan sedang terjalin, bahkan
mungkin sedang berada dipuncak rasa keistimewaannya, takdir menawarkan sebuah kehancuran. Terjadi
perselisihan dimana sebelumnya kita sudah mengumpulkan kesabaran ekstra dalam menghadapinya,
namun nyatanya tak dapat dipertahankan. Jurang kehancuran sudah didepan mata. Sejauh mana kita dan
sahabat mampu menghadapinya? Akankah disaat melewati ambang itu kita dan sahabat masih
bergandeng erat? Atau justru terlepas dan kembali ke kehidupan masing-masing tanpa membawa warna
persahabatan itu lagi?
Memang menganggap seseorang sebagai sahabat merupakan hal yang mudah, tetapi membuktikan
loyalitas seorang sahabat tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Karena kita bukanlah Sang
Maha Mengetahui yang bisa tau tabiat seseorang sesungguhnya, sekalipun pada awalnya kita
mengenalnya bak malaikat. Disaat gentingnya persahabatan, adalah sulit adanya untuk memperbaiki.
Sekalipun pada akhirnya penulis dan sahabat memutuskan untuk mencoba kembali membangun
persahabatan yang sebelumnya retak, semua tidak akan semanis hari-hari dahulu, yaitu disaat belum ada
pihak yang merasa tersakiti. Bayangan akan kesalahannya dahulu, atau kekhawatiran semua itu akan
terjadi kembali dapat hadir kapan saja dimana saja. Untuk itu adalah baik jika semua kita hindari sejak
persahabatan mulai terjalin.
Sekalipun sudah mulai mencintainya sebagai seorang sahabat, dalamhubungan persahabatan juga
mesti melakukan hal yang mampu menutup semua kemungkinan terjadinya kehancuran dalam
persahabatan. Didalam suatu persahabatan, pasti ada rasa kecemburuan, sedikit kedengkian, dan segala
perselisihan kecil yang merupakan bibit dari kehancuran itu sendiri. Maka jagalah kesetiaan dengan tidak
memberikan ruang semua itu mencabik hubungan persahabatan. Tak perlu janji dalam persahabatan,
tetapi perbuatan secara nyata dan apa adanya yang dibutuhkan. Karena kapan saja, keraguan itu bisa
datang. Yang justru kedepannya hanyalah mengundang pandangan kemunafikan.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan yang telah diperbuat bersama demi menjaga
keutuhan persahabatan itu sendiri, justru karena kasihnya dia memberanikan diri menegur kita apa
adanya. Untuk itu lakukanlah hal yang sama. Sejak persahabatan dimulai, sejak itu pula penulis dan
sahabat bisa saling mengerti akan kekurangan masing-masing. Kemudian bersama-sama intropeksi,
menuju ke yang lebih baik dari sebelumnya. Sehingga persahabatan bukanlah persahabatan biasa, tetapi
berdasarkan hakikatnya, bersama-sama saling melengkapi dan menerima segala kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Dari awal manusia sudah harus menyadari kodrat sebagai seorang manusia
yaitu makhluk yang diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan. Sehingga, jadikan kelebihan seorang
sahabat sebagai motivator untuk mencapai sesuatu. Jangan justru menjadi bahan iri, karena seseorang
juga sudah mempunyai jatah lain yang penulis dan orang lain juga belum tentu punya. Mulailah dengan
mensyukuri apa yang ada pada diri sendiri terlebih dahulu, dengan begitu juga akan bangga kepada nilai
plus sahabat. Begitu pula segala kekurangannya. Mengertilah, juga mempunyai kekurangan. Sehingga
kunci persahabatan itu sendiri ialah pengertian yang kuat. Itulah alasan utama kenapa penulis dan sahabat
harus bersatu.
Bagian yang juga harus dipenuhi untuk menjaga keutuhan sebuah persahabatan adalah kesabaran.
Hadapi tiap masalah demi masalah dengan sabar diiringi dengan selalu meminta petunjuk kepada Sang
Pencipta, karena semua hanya akan terjadi dengan kehendakNya. Selalu pandang segala hal dengan
positif dan jaga sikap emosional. Maafkan khilafnya, dan sadari pula letak kesalahan yang pastikan juga
punya. Semakin persahabatan menjunjung tinggi loyalitas dengan tujuan yang teguh, pastikan tidak akan
ada yang mampu memisahkan terkecuali garis kehidupan yang lain.
Sahabatmu, Hargai dan peliharalah. Ukir dihati kecilmu dan jangan biarkan ada celah untuk tinta-tinta
hitam yang ingin mencoretnya. Ingat sahabatmu selalu, di masa kejayaan ataupun kesengsaraanmu.