KELOMPOK 6 Rekling Septic Tank Terpisah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

SEPTIC TANK SISTEM TERPISAH


Mata Kuliah : REKAYASA LINGKUNGAN

Dosen Pengampu : Nanda Savira., ST., MT

Disusun Oleh :

Syaifuddin Yusuf Harahap


(210110139)
Rizki ananda
(210110116)
Muhammad Jalzuli
(210110133)
Muhammad Reza
(190110018)

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

ACEH

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami. Makalah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah kami ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Aceh, April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
BAB I ........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 4
B. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 5
C. Metode Penulisan ....................................................................................................................... 5
D. Batasan Masalah ......................................................................................................................... 5
BAB 2 ....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 6
1. Pengertian tangki septik ............................................................................................................. 6
2. Tata Cara Perencanaan Tangki Septik Dengan Sistem Resapan ................................................. 7
3. Perencanaan Tangki Septik ......................................................................................................... 8
4. Kapasitas Tangki Septik ............................................................................................................... 9
5. Permasalahan-permasalahan yang sering dijumpai di lapangan.............................................. 10
6. Material Tangki Septik .............................................................................................................. 10
7. Perhitungan Septic Tank Sistem Terpisah ................................................................................. 10
8. Perhitungan Bidang Resapan .................................................................................................... 12
BAB 3 ..................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................................................... 13
KESIMPULAN ................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permukiman rumah tinggal keluarga setiap hari membuang air kotor yang harus ditampung
dan diolah secara saniter. Yang dimaksud air kotor adalah air limbah yang berasal dari kloset,
peturasan, bidet, dan air buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat
plumbing lainnya. Soufyan, Morimura, 1984
Pada saat ini cara pengelolaan air kotor yang ada kebanyakan masih belum memenuhi syarat
kesehatan, baik di perkotaan maupun di pedesaan, masih menggunakan sistem pengolahan air
limbah sistem setempat (on-site) yang berupa tangki septik. Pengolahan ini dipilih karena
pengolahan air limbah (air kotor) secara terpusat masih belum banyak tersedia di Indonesia.
Selain itu, sistem setempat juga tidak memerlukan biaya yang besar jika dibandingkan dengan
sistem terpusat. Baik biaya pembangunan maupun operasional masih dapat ditanggung oleh
para pemakainya. Pelaksanaan dan pengoperasian sistem setempat juga lebih sederhana
sehingga dapat diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara individual, keluarga
ataupun sekelompok masyarakat (komunal).
Teknologi dalam pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis berdasarkan
pengguna fasilitas tersebut yaitu pengolahan air limbah domestik individual dan pengolahan
air limbah domestik komunal.
Teknologi pengolahan air limbah domestic individual yang biasa digunakan adalah
tangki septik (septictank). Tangki septikadalah suatu ruangan kedap air yang terdiri
dari kompartemen ruang yang berfungsi menampung/mengolah air limbah rumah tangga
dengan kecepatan alir yang sangat lambat sehingga member kesempatan untuk terjadinya
pengendapan terhadap suspense benda-benda padat dan kesempatan dekomposisi bahan-
bahan organik oleh mikroba anaerobik. Proses ini berjalan secara alamiah yang sehingga
memisahkan antara padatan berupa lumpur yang lebih stabil serta cairan (supernatant).
Proses anaerobik yang terjadi juga menghasilkan biogas yang dapat dimanfaatkan.
Cairan yang terolah akan keluar dari tangki septik sebagai effluent dan gas yang
terbentuk akan dilepas melalui pipa ventilasi. Sementara lumpur yang telah matang (stabil)
akan mengendap di dasar tangki dan harus dikuras secara berkala setiap 2-5 tahun
bergantung pada kondisi. Effluent dari tangki septik masih memerlukan pengolahan lebih
lanjut karena masih tingginya kadar organik didalamnya. Pengolahan lanjutan yang dapat
digunakan berupa sumur resapan (bidang resapan) dan small bore sewerage. Berdasarkan
jenis pengolahan lanjutannya, maka tangki septik dapat dibedakan menjadi tangki septik
dengan sumur resapan, penguapan/evaporasi yang dikenal dengan filter dan tangki septik
dengan small bore sewerage.
Dalam pemanfaatannya tangki septik memerlukan air penggelontor, jenis tanah yang
permeable (tidak kedap air) dan air tanah yang cukup dalam agar sistem peresapan berlangsung
dengan baik. Oleh karena itu, tangki septik cocok
B. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas penulisan makalah yang diberikan kepada penulis;
2. Untuk memahami perhitungan pada perencanaan septic tank
C. Metode Penulisan
Dalam penyelesaian makalah ini penulis menggunakan dua metode penulisan yaitu:
a) Metode internet, yaitu cara mencari sumber informasi dari media internet,kemudian
mengumpulkan data-data berdasarkan atas informasi dari media internet.
b) Metode pustaka, yaitu dengan mengumpulkan semua data-data, perbendaharaan
pengetahuan, mencari beberapa masalah yang berhubungan dengan gerak melingkar,
sehingga terkumpullah suatu sumber informasi yang dapat membantu penyelesaian
makalah.
D. Batasan Masalah
Dalam menjelaskan masalah yang penulis kemukakan di sini, dipandang perlu untuk
menentukan batasan masalah yang akan dikemukakan. Sehingga masalah yang dibahas
tidak keluar dari jangkauan pemikiran penulis.
Yang menjadi pokok masalah yang dikemukakan penulis sebagai sub bab dalam makalah
ini adalah:
1.Tata cara pengolahan limbah melalui tangki septik
2. Pengertian septi tank sistem terpisah
3. Mengetahui tata cara perenanaan tangki septik dengan sistem resapan
BAB 2

PEMBAHASAN
1. Pengertian tangki septik
Tangki septik merupakan salah satu kelengkapan pada suatu bangunan dimana fungsinya
sebagai instalasi pengolahan air kotor (air limbah) terutama dari kakus atau WC. Oleh karena
itu desain suatu bangunan harus dilengkapi dengan instalasi pengolahan air limbah, apabila
instalasi air kotor ini tidak diperhatikan akibatnya akan terjadi pencemaran bagi lingkungan,
kotor dan menjijikan bagi rumah disekitarnya. Aplikasi di lapangan bentuk dari tangki septik
beragam bentuk dan jenisnya, namun secara idealisasi bentuk dan bagian-bagian dari system
pembuangan air kotor seperti gambar 1 berikut :

Gambar 1
Gambar denah tangki septik
Keterangan :
1. Pipa saluran air kotor dari kakus atau WC ke golakan atau ruang penghancur.
2. Ruang penghancur harus diberi pipa ventilasi untuk mengatur tekanan udara dengan
pipa Ø 1”
3. Tangki septik, sebagai tempat pembusukan material kotoran menjadi lumpur. Tangki
septik yang baru sebelum digunakan sebaiknya diisi dengan air cukup seember saja
yang kotor berwarna hitam, sudah mengandung bibit pembusukan. Dengan maksud
diberikan sebagai awal proses pembusukan di dalam tangki septik tersebut.
4. Ruang pengambilan Lumpur dibuat tersendiri supaya tidak mengganggu proses
pembusukan dan memudahkan didalam pengambilan lumpur matang. Untuk
pengambilan lumpur dari tangki septik minimal 2 tahun sekali.
5. Ruang pengeluaran air dari tangki septik ke ruang peresapan/rembesan. Letak
penempatan pipa pengeluaran lebih rendah dari pipa pemasukan dengan ukuran
perbedaan tingginya kurang lebih 10 cm.
6. Ruang penggontor berfungsi sebagai tempat untuk mencairkan endapan dari tangki
septik yang akan infiltrasi atau meresap.
7. Konstruksi peresapan, dengan maksud air dari tangki septik disalurkan ke peresapan.
Konstruksi peresapan ini susunannya terdiri dari kerikil dan pasir yang
disekelilingnya dilapisi dengan ijuk.
Sementara itu tangka septik system terpisah adalah tangka septik dimana yang hanya
menerima air kotor dari kloset saja atau tinja dari kloset saja. Jenis air lombah yang masuk
akan menentukan dimensi tangka septik yang akan digunakan terkait dengan waktu detensi
dan dimensi ruang -ruang (zona) yang berada dalam tangka septik.
2. Tata Cara Perencanaan Tangki Septik Dengan Sistem Resapan
Tata cara perencanaan tangki septik dengan Sistem resapan . di maksudkan sebagai
acuan dan masukan bagi perencana dalam prosedur pembangun tangki septik dengan sistem
resapan dengan ukuran dan batasan untuk menentukan kebutuhan minimum fasilitas tangki
septik dengan sistem resapan pada kawasan permukiman.
Tata cara ini merupakan revisi SNI 03- 2398- 1991 (Tata cara Perencanaan Tangki
Septik), yang direvisi atau ditambah dengan persyaratan teknis ukuran tangki septik dan
jarak minimum terhadap bangunan .
Persyaratan teknis meliputi bahan bangunan harus kuat, tahan terhadap asam dan kedap
air; bahan bangunan dapat dipilih untuk bangunan dasar. Penutup dan pipa penyalur air
limbah adalah batu kali, bata merah, batako, beton bertulang, beton tanpa tulang, PVC,
keramik, plat besi, plastik dan besi.
Bentuk dan ukuran tangki septik disesuaikan dengan Q jumlah pemakai, dan waktu
pengurasan. Untuk ukuran kecil (1 KK) dapat berbentuk bulat Ø 1,20 m dan tinggi 1,5 m.
Ukuran tangki septik sistem terpisah dengan periode pengurasan 3 tahun (untuk 2 KK ,
ruang basah 0,4 m3, ruang lumpur 0,9m3, ruang ambang bebas 0,3 m3 dengan Panjang 1,6 m,
Lebar 0,8m dan Tinggi 1,3 m).
Pipa penyalur air limbah dari PVC, keramik atau beton yang berada diluar bangunan harus
kedap air, kemiringan minimum 2 %, belokan lebih besar 45 % dipasang clean out atau
pengontrol pipa dan belokan 90 % sebaiknya dihindari atau dengan dua kali belokan atau
memakai bak kontrol. Dilengkapi dengan pipa aliran masuk dan keluar, pipa aliran masuk dan
keluar dapat berupa sambungan T atau sekat, pipa aliran keluar harus ditekan (5-10)cm lebih
rendah dari pipa aliran masuk . Pipa udara diameter 50 mm (2") dan tinggi minimal 25cm dari
permukaan tanah. Lubang pemeriksa untuk keperluan pengurasan dan keperluan lainnya.
Tangki dapat dibuat dengan dua ruang dengan panjang tangki ruang pertama 2/3 bagian dan
ruang kedua 1/3 bagian. Jarak tangki septik dan bidang resapan ke bangunan = 1,5 m, ke sumur
air bersih = 10 m dan Sumur resapan air hujan 5m.
Tangki septik dengan bidang resapan lebih dari 1 jalur, perlu dilengkapi dengan kotak
distribusi lihat gambar 4

Gambar 2 Tangki septik konvensional


Tabel 1 : Ukuran Tangki septik

Tabel 2 : Jarak Tangki Septik

. Dimensi Tangki Septik Terpisah

3. Perencanaan Tangki Septik


Bentuk tangki septik tidak berpengaruh banyak terhadap efisiensi degradasi material
organik yang berlangsung didalamnya. Oleh karena itu, dapat digunakan tangki septik yang
berbentuk silinder ataupun persegi panjang. Bentuk silinder biasanya digunakan untuk
pengolahan air kotor dengan kapasitas kecil dengan minimum diameter 1,20 m dan tinggi 1,00
m yang diperuntukkan untuk 1 (satu) keluarga atau rumah tangga.
Tangki septik terbagi menjadi 2 (dua) berdasarkan jenis air limbah yang masuk kedalamnya
yaitu tangki septik dengan sistem terpisah.. tangki septik dengan sistem terpisah adalah tangki
septik yang hanya menerima air kotor dari kloset saja. Jenis air limbah yang masuk akan
menentukan dimensi tangki septik yang akan digunakan terkait dengan waktu detensi dan
dimensi ruang-ruang (zona) yang berada di dalam tangki septik.
Secara umum, tangki septik dengan bentuk persegi panjang mengikuti kriteria disain yang
mengacu pada SNI 03-2398-2002 yaitu sebagai berikut:
1. Perbandingan antara panjang dan lebar adalah (2-3) : 1
2. Lebar minimum tangki adalah 0,75m
3. Panjang minimum tangki adalah 1,5m
4. Kedalaman air efektif di dalam tangki antara (1- 2,1)m
5. Tinggi tangki septik adalah ketinggian air dalam tangki ditambah dengan tinggi ruang
bebas (free board) yang berkisar antara (0,2-0,4)m
6. Penutup tangki septik yang terbenam ke dalam tanah maksimum sedalam 0,4m
4. Kapasitas Tangki Septik
Untuk MCK komunal rumus-rumus yang digunakan :
Th = 1,5 – 0,3 log (P x Q) > 0,2 hari Di mana :
Th : Waktu penahanan minimum untuk pengen-
dapan > 0,2 hari P : Jumlah orang Q : Banyaknya aliran, liter/orang/hari

Volume penampungan lumpur dan busa A = P x N x S

Di mana :
A : Penampungan lumpur yang diperlukan (dalam liter)
P : Jumlah orang yang diperkirakan mengguna-kan tangki septik
N : Jumlah tahun, jangka waktu pengurasan lum- pur (min 2 tahun)
S : Rata-rata lumpur terkumpul (liter/orang/ tahun).
25 liter untuk WC yang hanya menampung kotoran manusia.
40 liter untuk WC yang juga menampung air limbah dari kamar mandi.

Untuk tangki septik hanya menampung limbah WC (terpisah) kebutuhan kapasitas


penampungan untuk penahanan cairan dapat dihitunng dengan

Th = 2,5 – 0,3 log (P.Q) > 0,5

Di mana :
P : Jumlah orang yang diperkirakan mengguna-kan tangki septik
Q : Banyaknya aliran air limbah (liter/orang/hari)
Th : Keperluan waktu penahanan minimum dalam sehari.

Bila panjang tangki lebih besar dari 2,4 m atau volume tangki lebih besar dari 5,6 m3, maka
interior tangki dibagi menjadi 2 (dua) kompartemen yaitu kompartemen inlet dan
kompartemen outlet. Proporsi besaran kompartemen inlet berkisar 75% dari besaran total
tangki septik. Penentuan dimensi tangki septik dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu
dengan melakukan perhitungan ataupun dengan menggunakan tabel yang terdapat di dalam
SNI 03- 2398-2002.
5. Permasalahan-permasalahan yang sering dijumpai di lapangan

1. Kapasitas tangki septik, Ukuran panjang, lebar dan kedalamannya tangki tidak sesuai
syarat.
2. Effluent terlalu dekat influent; tidak ada saluran perembesan, jadi effluent langsung
dibuang ke badan air dalam keadaan yang membahayakan kesehatan; tidak ada sekat
sesudah influent dan sebelum effluent sehingga effluent dapat tersumbat tinja padat.
3. Tidak ada pipa hawa, sehingga mengganggu proses dalam tangki dan pada waktu
akan menyedot lumpur
4. Saluran perembesan tidak memperhitungkan hasil tes perkolasi atau tes perkolasi
memang tidak dilakukan; letak rembesan terlalu dekat (<10m untuk tanah pasir dan
<15m untuk tanah liat) ke sumur dangkal.
5. Kemiringan dasar tangki tidak cukup dan hanya dengan satu ruang lumpur maka pada
waktu menyedot lumpur akan berbau karena yang tersedot adalah lumpur yang belum
membusuk dengan sempurna.
6. Mampet. Dimana masalah yang kerap terjadi pada septi tank ada lah mampet. Untuk
mengatasinya, gunakan pompa tangka biasa. Frekuensi penyedotan septic tank
tergantung pada jumlah anggota keluarga dan seberapa sering m,engunakan pipa ledeng
7. Retak. Ini bisa karena terjena akar pohon dapat membuat pondasi dan jalur menuju
pintu rumah menjadi retak. Septic tank yang retak dapat memnyebabkan air limbah
bocor ke persediaan air tanah sehingga mencemari sumber air bersih, mencemari
lingkungan, serta berdampak negative pada Kesehatan hewan liar di sekitar rumah

6. Material Tangki Septik


Material untuk tangki septik harus kedap air untuk itu material yang bisa digunakan
adalah sebagai berikut:
− pasangan batu bata dengan campuran spesi 1 :
2 (semen : pasir). Material ini sesuai untuk daerah dengan ketinggian air tanah yang
tidak tinggi dan tanah yang relatif stabil sehingga saat pelaksanaan pembuatannya
tidak sulit untuk menghasilkan konstruksi yang kedap air.
− Beton bertulang.
Material dari beton bertulang relatif sesuai untuk semua kondisi. Pada lokasi dengan
muka air tanah tinggi bisa digunakan beton pracetak.
− Plastik atau fiberglass,
Material plastik atau fiberglass sangat baik dari segi karakteristik kedap airnya namun
rendah dalam kemampuan menahan tekanan samping tanah dan yang perlu
diperhatikan adalah ketinggian muka air tanah yang yang bisa memberikan tekanan
apung yang besar pada tangki jenis ini pada saat tangki kosong.

7. Perhitungan Septic Tank Sistem Terpisah


Kriteria Perencanaan
-waktu detensi (td) : (2-3) hari diambil 2 hari
-Banyak lumpur (Ql) : (30-40) L/orang/tahun diambil 30L/orang/tahun
-Periode pengurasan : (2-5) tahun, diambil 3 tahun
-Debit air limbah (QA) : 20L/orang/hari
-Jumlah pemakai (n) : 25 orang
-Kapasitas tanki :VA+VL

➢ Volume air tanki (VA) = QA . n . tda


= 20L/orang/hari . 25orang . 2 hari
= 1.000L = 1𝑚3
➢ Volume lumpur (VL) = QL . O . P
= 30L/orang/tahun . 25 orang . 3 tahun
= 2.250L = 2,25𝑚3
➢ Kapasitas tangki untuk periode 3 tahun
Tinggi = 1,6
Panjang = 2,4
Lebar = 1,2
➢ Volume ruang ambang bebas = panjang - lebar - freeboard
= 2,4m - 1,2m - 0,5m
= 1,44𝑚3
➢ Volume total tangki untuk periode 3 tahun
= volume ruang basah + volume lumpur + volume ruang ambang bebas
= 1𝑚3 + 2,25𝑚3 + 1,44𝑚3
= 4,69𝑚3
➢ Tinggi ruang ambang bebas = panjang - lebar - freeboard
= 2,4m - 1,2m - 0,6m
= 0,6𝑚3
➢ Tinggi ruang basah = VA/ P . L
= 1𝑚3 / 2,4𝑚3 . 1,2𝑚3
= 0,3𝑚3
➢ Tinggi ruang lumpur = VL/ P.L
= 2,25𝑚3 /2,4𝑚3 . 1,2𝑚3
= 0,7𝑚3
➢ Tinggi total = tinggi ruang basah + tinggi lumpur + tinggi ambang bebas
= 0,3𝑚3 + 0,7𝑚3 + 0,6𝑚3
= 1,6𝑚3
8. Perhitungan Bidang Resapan
Kriteria perencanaan
-kecepatan infiltrasi (L) = 900L/m/hari
-lebar bidang resapan = 0,50m
-pemakaian air = 150L/orang/hari
-debit air limbah tercampur QA = 80% . pemakaian
= 0,8 . 150L/orang/hari
=120L/orang/hari
-jumblah pemakai (n)=25 orang
Panjang bidang resapan, dalam (m)
L= n.Q / F.D.I
Ket: L = Panjang bidang resapan (m)
n = Jumlah orang yang di layani
Q = Banyak air limbah, L/orang/hari
D = Dalam / tinggi bidamg resapan (m)
I = Daya resap tanah, L/m/hari
F = Faktor (jumlah jalur) bidang resapan
Panjang bidang resapan L = 25(120) / 2 . 0,5 . 900
= 3,3m
Jadi panjang bidang resapan nya adalah 3,3m
BAB 3

PENUTUP
KESIMPULAN
Dari data di atas kita dapat mengetahui bahwa jika dalam suatu rumah terdapat 25 orang dan
memakai tangki septik dengan system terpisah maka di perlukan tangki dengan panjang 2,4m
dan lebar 1,2m serta tinggi 1,6m dengan tinggi ruang basah 0,3m dan tinggi ruang lumpur
adalah 0,7m serta tinggi ruang ambang bebas adalah 0,6m, maka di peroleh tinggi total 1,6.
Dan memerlukan sumur resapan dengan lebar 0,50m memiliki kedalaman 3,3m
DAFTAR PUSTAKA
(04 April 2022) https://media.neliti.com/media/publications/159248-ID-tang ki-septik-dan-
peresapannya-sebagai-s.pdf
(03 April 2022) https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/254058/mod_resource/content/1/sni-
23982017.pdf

Anda mungkin juga menyukai