Makalah Manajemen Kesiswaan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Makalah Manajemen Kesiswaan

18 Agustus 2014 yulissuwandi

Makalah Manajemen Kesiswaan

(Oleh. Yulis Suwandi)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kepala sekolah memegang peranan penting dalam mengelola sekolah. Ia bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap berlangsungnya proses pembelajaran di suatu sekolah. Seseorang kepala
sekolah dituntut untuk mampu memberikan ide-ide cemerlang, memperkarsai pemikiran yang
baru dilingkungan sekolah dengan melakukan perubahan maupun penyesuaian tujuan,
sasaran dari suatu program pembelajaran. Sebagai pemimpin seorang kepala sekolah dituntut
untuk dapat menjadi seorang innovator. Oleh karena itulah kualitas kepemimpinan kepala
sekolah sangat signifikan sebagai kunci keberhasilan bagi proses pembelajaran yang
berlangsung si suatu sekolah.

Diantara unsure sumber daya manusia yang harus diberdayakan oleh seorang kepala sekolah
adalah kelompok siswa. Untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah, kepala sekolah
dituntut untuk mau dan mampu melakukan upaya pengembangan pengelolaan sekolah seperti
dengan melakukan manajemen kesiswaan. Agar manajeman kesiswaaan berhasil dengan baik
seseorang kepala sekolah harus menyusun serangkaian kegiatan yang berhubungtan dengan
manajemen kesiswaan.

Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan akan sangat tergantung kepada


manajemen komponen- komponen pendukung pelaksana, dan sarana prasarana. Oleh karena
itu keberadaan siswa sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan
disekolah , siswa merupakan subyek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu
pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan. Artinya bahwa dibutuhkan
manajemen kesiswaan yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga
peserta didik atau siswa dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, social dan kejiwaan.

Kebutuhan siswa dalam mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam hal
pemprioritasan, seperti disatu sisi para siswa ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya,
disisi lain juga ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan teman sebayanya. Dan ada juga
siswa yang ingin sukses dalam segala hal. Pilihan – pilahan yang tepat atas keberagaman
keingginan tersebut tidak jarang menimbulkan masalah bagi siswa. Oleh karena itu
diperlukan layanan bagi siswa atau peserta didik yang dikelola dengan baik. Manajemen
kesiswaan berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik tersebut, mulai dari siswa
tersebut mendaftarkan diri ke sekolah sampai siswa tersebut menyelesaikan studi disekolah
tersebut.

1. Lingkup Pembahasan

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis memberikan
batasan pada ruang lingkup pembahasan yang akan diuraikan adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian Manajemen Kesiswaan ?


2. Tanggung jawab kepala sekolah dalam manajemen kesiswaan
3. Ruang lingkup manajemen kesiswaan
4. Layanan khusus yang menunjang manajemen kesiswaan
5. Evaluasi kegiatan peserta didik
6. Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian dari Manajemen Kesiswaan


2. Mengetahui Tanggung jawab kepala sekolah dalam manajemen kesiswaan
3. Mengetahui Ruang lingkup manajemen kesiswaan
4. Mengetahui Layanan khusus yang menunjang manajemen kesiswaan
5. Mengetahui evaluasi kegiatan peserta didik

BAB II

PEMBAHASAN

1. Teori Manajemen Kesiswaan


2. Pengertian Manajemen Kesiswaan atau peserta didik

Ungkapan manajemen kesiswaan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan kesiswaan.
Sementara itu yang dimaksud dengan kesiswaan ialah segala sesuatu yang menyangkut
dengan peserta didik atau yang lebih populer dengan istilah siswa.

Dengan demikian manjemen kesiswaan memiliki pengertian suatu proses pengurusan segala
hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan siswa,
pembinaan yang dilakukan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa
menyelesaikan pendidikannya di sekolah melalui penciptaan suasana pembelajaran yang
kondusif dan konstruktif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar atau pembelajaran
yang efektif. Dengan kata lain manajemen kesiswaan merupakan keseluruhan proses
penyelenggaraan usaha kerjasama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran di sekolah.

2. Tujuan, fungsi dan prinsip manajemen kesiswaan


3. Tujuan

Tujuan manajemen kesiswaan adalah mengatur kegiatan peserta didik atau siswa agar
kegiatan – kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran dilembaga pendidikan
(sekolah), lebih lanjut , proses pembelajaran dilembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan
lancer, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan
sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.

1. Fungsi

                        Fungsi manajemen kesiswaan adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk
mengembangkan diri se-optimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
induvidualitasnya, segi social, kebutuhan, dan segi potensi peserta didik lainnya.

1. Prinsip – prinsip manajemen pesereta didik


2. Dalam mengembangkan program manajemen kepesertaan didikan, penyelenggara
harus harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan.
3. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagiuan keseluruhan manajemen
sekolah. oleh karena itu ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung
terhadap tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan.
4. Segala bentuk kegiatan manajemen pesertya didik haruslah mengemban misi
pendidikan dalam rangka mendidik peserta didik.
5. Kegiatan – kegiatan manajemen peserta didik harus diupayakan untuk
memepersatukan peserta didik yang mempunyai keragaman , latar belakang dan
punya banyak perbedaan.
6. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan
terhadap pembimbingan peserta didik.
7. Kegiatan manajemen peserta didik harus mendorong dan memacu kemandirian
peserta didik, prinsip kemandirian akan bermanfaat tidak hanya di sekolah ,
melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat.

1. Tanggung Jawab Kepala sekolah dalam manajemen kesiswaan

            Tanggung jawab kepala sekolah secara garis besar yang berhubungan dengan
manajemen kesiswaan adalah memberikan layanan kepada siswa dengan cara memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang mereka perlukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya secara efektif dan efisien. Adapun kegiatan yang harus dilakukan oleh kepala
sekolah dalam manajemen kesiswaan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu
kegiatan penerimaan siswa, pembinaan siswa dan pemantapan kegiatan yang harus dilakukan
oleh siswa melalui program di sekolah.

            Penerimaan siswa merupakan proses pendataan dan pelayanan kepada siswa yang
baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
sekolah tersebut. Kegiatan ini mewarnai kesibukan sekolah menjelang tahun ajaran baru,
dimana kepala sekolah perlu membentuk semacam kepanitiaan yang dijadikan sebagai
penerima siswa baru. Dalam hal ini kepala sekolah dapat berpedoman pada pedoman
penerimaan siswa baru yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kegiatan selanjutnya setelah penerimaan siswa baru adalah pendataan siswa.

            Data ini sangat diperlukan untuk melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan
jika siswa menemui kesulitan dalam belajar, memberi pertimbangan terhadap prestasi belajar
siswa, memberikan saran kepada orang tua tentang prestasi belajar siswa, pindah sekolah dan
lain sebagainya.[4] Selain hal tersebut di atas ada beberapa kegiatan yang lain yang harus
dilakukan ketika penerimaan siswa baru yaitu meliputi; penetapan daya tampung sekolah,
penetapan syarat-syarat bagi calon siswa untuk dapat diterima di sekolah yang bersangkutan
dan pembentukan panitia penerimaan siswa baru.

Kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam kaitannya dengan
manajemen kesiswaan ialah pembinaan siswa. Pembinaan siswa adalah pembinaan layanan
kepada siswa baik didalam maupun di luar jam pelajarannya di kelas. Dalam pembinaan
siswa dilaksanakan dengan menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas
belajar mereka. Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah
adalah memberikan orientasi kepada siswa baru, mengatur dan mencatat kehadiran siswa,
mencatat prestasi dan kegiatan yang diraih daan dilakukan oleh siswa dan mengatur disiplin
siswa selaku peserta didik di sekolah.

Di samping itu seorang kepala sekolah juga dituntut untuk melakukan pemantapan program
siswa. Hal ini berkaitan dengan selesainya belajar siwa. Apabila siswa telah selesai dan telah
menamatkan studinya, lulus semua mata pelajaran dengan memuaskan, maka siswa berhak
mendapatkan surat tanda tamat belajar dari kepala sekolah. Untuk mencapai dan
melaksanakan tugas-tugas tersebut, seorang kepala sekolah selaku pengelola sekolah harus
melakukan hal-hal berikut ini yaitu meliputi pengelolaan perencanaan kesiswaan,
mengadakan pembinaan dan pengembangan kegiatan siswa serta mengevaluasi kegiatan
ekstra kurikuler.
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sehubungan dengan perencanaan kesiswaan
meliputi sensus sekolah, yaitu berupa pendataan anak-anak usia sekolah yang diperkirakan
akan masuk sekolah. Hal ini akan mempengaruhi penetapan persyaratan penerimaan siswa
baru, disamping sensus sekolah juga penting dilaksanakan untuk menentukan daya tampung
sekolah. Selain sensus sekolah, kepala sekolah juga harus menentukan jumlah siswa yang
akan diterima, penerimaan siswa, pengelompokan, kenaikan kelas, mutasi siswa, kemajuan
belajar siswa, pencatatan siswa dan registrasi serta pelaporan hasil belajar.
Pada bidang pembinaan dan pengembangan kesiswaan tugas seorang kepala sekolah ialah
menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajarnya. Pembinaan
kesiswaan merupakan pemberian layanan kepada siswa baik di dalam maupun di luar jam
belajar mereka.

Dalam melakukan pembinaan dan pengembangan siswa, kepala sekolah harus senantiasa
memperhatikan hak dan kewajiban siswa, seperti; mendapat perlakuan sesuai dengan bakat,
minat dan kemampuan mereka, hak untuk memperoleh penddikan agama sesuai dengan
agama yang dianutnya, hak untuk mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas
dasar pendidikan berkelanjutan, baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun untuk
memperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah dibakukan dan sebagainya.
Selain hak-hak tersebut, siswa juga memiliki kewajiban untuk ikut menanggung biaya
penyelenggaraan pendidikan, kecuali siswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai
dengan peraturan yang berlaku, menghormati tenaga pendidikan dan siswa juga berkewajiban
untuk mematuhi peraturan yang berlaku.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan kesiswaan meliputi
pemberian orientasi kepada mahasiswa baru, pengaturan dan pencatatan kehadiran siswa.
Kegiatan ini merupakan kegiatan dan tugas yang sangat esensial dalam pengelolaan
kesiswaan, karena kehadiran siswa merupakan syarat untuk memperoleh ilmu pengetahuan
daan mendapatkan pengalaman belajar. Ada beberapa alat yang digunakan untuk mencatat
kehadiran siswa seperti, papan absensi harian siswa per kelas dan per sekolah, buku absensi
harian siswa dan rekapitulasi absensi siswa.
Hal lain yang juga dapat dilakukan untuk pembinaan kesiswaan ialah mencatat prestasi dan
kegiatan siswa berupa daftar siswa di kelas, grafik prestasi belajar dan daftar kegiatan siswa.
Di samping itu juga dapat dilakukan pengaturan disiplin siswa di sekolah, karena disiplin
merupakan suatu keadaan dimana sikap, penampilan dan tingkah laku siswa sesuai dengan
tatanan nilai, norma dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolahdaan di kelas dimana
mereka berada.
Dalam kerangka peningkatan disiplin, siswa dapat mengupayakan dan berusaha untuk
melakukan hal-hal berikut seperti; hadir di sekolah 10 menit sebelum pelajaran dimulai,
mengikuti semua kegiatan belajar mengajar dengan aktif, mengerjakan tugas dengan baik,
mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang dipilihnya, memiliki kelengkapan belajar,
mematuhi tata tertib sekolah, tidak meninggalkan sekolah tanpa izin dan lain-lain yang dapat
meningkatkan disiplin siswa.

Disamping itu, dapat juga dilakukan hal-hal lain dalam rangka pembinaan kesiswaan seperti
pengaturan tata tertib sekolah karena tata tertib merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih siswa agar dapat mempraktikkan disiplin;
pemberian promosi dan mutasi seperti dengan adanya kenaikan kelas yang merupakan
perpindahan dari satu kelas ke kelas lainnya yang lebih tinggi setelah melalui persyaratan
tertentu yang telah dibuat dan norma tertentu juga yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Sementara mutasi merupakan perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolah lainnya karena
alasan tertentu. Mutasi harus dilakukan dengan prosedur tertentu dan mekanisme tertentu
pula serta harus dicatat pada dua sekolah, sekolah asal dan sekolah yang dituju.
Kegiatan selanjutnya yang juga dapat dilakukan dalam rangka pembinaan kesiswaan adalah
pengelompokan siswa.

Kegiatan pengelompokan siswa merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan setelah seorang
siswa dinyatakan lulus dan boleh mengikuti program pembelajaran di sekolah tertentu.
Kegiatan pengelompokan ini dimaksudkan agar tujan yang telah ditetapkan dalam proses
pembelajaran dapat tercapai secara optimal dengan efektif dan efisien. Wujud dari kegiatan
pengelompokan ini ialah pembagian siswa kedalam kelas-kelas maupun kelompok belajar
tertentu dengan alasan dan pertimbangan tertentu seperti tingkat prestasi yang dicapai
sebelumnya dan lain sebagainya

Selain pengembangan dan pembinaan siswa yang ditinjau dari segi kokurikuler juga ada
kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan kokurikuler bertujuan agar siswa lebih mendalami dan
menghayati bahan yang dipelajari dalam kegiatan intra kurikuler. Kegiatan tersebut dapat
dilaksanakan baik secara perorangan maupun secara kelompok, dalam bentuk pekerjaan
rumah ataupun tugas-tugas lain yang menjadi bagian dari kegiatan pembelajaran dengan tatap
muka.

Sementara itu kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam
pelajaran, baik itu dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah namum masih dalam ruang
lingkup tanggung jawab kepala sekolah. Kegiatan ekstra kurikuler ini bertujuan untuk
memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan siswa mendorong pembinaan nilai dan
sikap mereka demi untuk mengembangkan minat dan bakat siswa. Siswa dalam hal ini dapat
memilih kegiatan ekstra kurikuler yang mana yang ia minati yang sesuai dengan
kecenderungan jiwa mereka. Kegiatan ekstra kurikuler ini mengutamakan pada kegiatan
kelompok.
Ada beberapa hal yang perlu dan harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan ekstra
kurikuler seperti; meningkatkan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilam siswa,
mendorong bakat dan minat mereka, menentukan waktu, obyek kekuatan sesuai dengan
kondisi lingkungan. Selain itu kegiatan ekstra kurikuler dapat dilakukan dalam berbagai
bentuk kegiatan seperti; kepramukaan, usaha kesehatan sekolah, patroli keamanan sekolah,
peringatan hari-hari besar agama dan nasional, pengenalan alam sekitarnya, oleh raga dan
lain sebagainya.
Apabila manajemen kesiswaan kita hadapkan pada konteks sekarang, maka kesiapan siswa
dalam menghadapi tantangan-tantangan kontemporer tentu jauh lebih berat bila dibandingkan
dengan era yang dihadapi oleh siswa pada dasa warsa sebelumnya. Siswa dihadapkan pada
tantangan global yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya dan teknologi yang
mengitarinya

Mengutip pernyataan Suyanto dan Djihad Hisyam dalam bukunya Refleksi dan Reformasi
Pendidikan Islam di Indonesia Memasuki Mileniaum III, abad ke 21 menyodorkan
lingkungan sosial yang sangat berbeda dengan lingkungan sosial, ekonomi, budaya dan
teknologi pada abad sebelumnya. Padahal lingkungan yang mengelilingi anak-anak kita
tersebut akan sangat dominan pengaruhnya terhadp pembentukan prilaku, kepribadian
maupun moralitas.Dalam kerangka pendidikan anak-anak, kita perlu mengantisipasi berbagai
persoalan yang mungkin dihadapi oleh mereka dalam menyongsong milenium ke 3 ini.

Untuk membahas jalan keluar dari permasalahan tersebut, maka dalam manajemen kesiswaan
perlu adanya usaha untuk meminimalisir gejala-gejala tersebut.

Hal ini dapat dilakukan dengan mencoba untuk mensiasati perkembangan siswa saat ini
karena siswa merupakan bagian terbesar dari generasi muda yang akan menjadi penerus
perjuangan dan cita-cita bangsa. Untuk mensiasati perkembangan siswa tersebut, diperlukan
metode dan strategi yang perlu dipahami dan diterapkan dalam proses manajemen
pendidikan.
Pembinaan kesiswaan mempunyai nilai yang strategis, di samping sebagai salah satu faktor
penentu keberhasilan sumber daya manusia masa depan, sasarannya adalah anak usia 6-18
tahun, suatu tingkat perkembangan usia anak, dimana secara psikis dan fisik anak sedang
mengalami pertumbuhan, suatu periode usia yang ditandai dengan kondisi kejiwaan yang
tidak stabil, agresifitas yang tinggi dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan.

       Guna mengantisipasi kompleksitas permasalah tersebut diperlukan pembinaan anak usia
sekolah dengan profesional yang di dalamnya mengandung berbagai nilai, seperti
peningkatan mutu gizi, perilaku kehidupan beragama dan perilaku terpuji, penanaman rasa
cinta tanah air, disiplin dan kemandirian, peningkatan daya cipta, daya analisis, prakarsa dan
daya kreasi, penumbuhan kesadaran akan hidup bermasyarakat, serta kemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga diharapkan anak nantinya akan menjadi
sosok yang siap dan tahan banting menghadapi kompleksitas tantangan perkembangan zaman
yang semakin pesat.

1. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik atau Kesiswaan

     Semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu peserta didik
mengembangkan dirinya. Upaya itu akan optimal jika peserta didik itu secara sendiri
berupaya aktif mengembangkan diri sesuai dengan program-program yang dilakukan sekolah.
Ruang lingkup manajemen peserta didik itu meliputi :
1. Analisis kebutuhan peserta didik

Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah melakukan analisis
kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan
yang dilakukan dalam langkah ini adalah :

 Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima

Penentuan jumlah peserta didik yang akan diterima perlu dilakukan sebuah lembaga
pendidikan, agar layanan terhadap peserta didik bisa dilakukan secra optimal. Ukuran kelas
ideal secara teoritik berjumlah 25 – 30 peserta didik per satu kelas. Secara ideal rasio murid
guru adalah 1 : 30

 Mennyusun program kegiatan kesiswaan

Penyusunan program kegiatan bagi siswa selama mengikuti pendidikan di sekolah harus
didasarkan kepada :

 Visi dan misi lembaga pendidikan (sekolah)


 Minat dan bakat peserta didik
 Sarana dan prasarana yang ada
 Anggaran yang tersedia
 Tenaga kependidikan yang tersedia

1. Rekriutmen peserta didik

Rekruitmen peserta didik disebuah lembaga pendidikan (sekolah ) pada hakikatnya adalah
merupakan proses pencarian, menetukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi
peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan.

1. Seleksi peserta didik

Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan
diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan
(sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Seleksi peserta didik penting dilakukan terutama bagi lembaga pendidikan (sekolah) yang
calon peserta didiknya melebihi daya tamping yang tersedia dilembaga pendidikan tersebut.
Adpun cara – cara seleksi yang dapat digunakan adalah :

 Malalui tes atau ujian. Adpun tes ini meliputi psikotest, tes jasmani, tes kesehatan, tes
akademik atau tes keterampilan
 Melalui penelusuran bakat kemampuan. Penelususran ini biasanya didasrakan pada
prestasi yang diraih oleh calon peserta didik dalam bidang olah raga atau kesenian.
 Berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN

1. Orientasi
Orientasi calon siswa baru adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan
situasi dan kondisi lembaga pendidikan tempat peserta didik itu menemmpuh pendidikan.
Adapun tujuan diadakan kegiatan orientasi bagi peserta didik antara lain :

 Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di
sekolah
 Agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan – kegiatan yang
diselenggarakan sekolah.
 Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik,
mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran
di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kehidupan disekolah.

1. Penempatan peserta didik ( pembagian kelas)

Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan mengikuti proses
pembelajaran , terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok
belajaranya. Pengelompokkan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah – sekolah
sebagian besar didasarkan kepada system kelas.

Menurut William A Jeager dalam mengelompokkan yang didasarkan kepada :

 Fungsi integrasi, yaitu pengelompokan yang didasarkan atas kesamaan – kesamaan


yang ada pada peserta didik. Pengelompokkan ini didasarkan menurut jenis kelamin,
umur dan sebagainya.
 Fungsi perbedaan, yaitu pengelompokan yang didasarkan kepada perbedaan –
perbedaan yang ada dalam individu peserta didik , seperti minat, bakat, kemampuan
dan sebagainya.

Sedangkan menurut Hendyat Soetopo, dasar dasar pengelompokkan peserta didik ada 5
macam, yaitu :

 Frienship Grouping

Pengelompokkan peserta didik didasarkan pada kesukaan didalam memilih teman antar
peserta didik itu sendiri. Jadi dalam hal ini peserta didik mempunyai kebebasan didalam
memilih teman untuk dijadikan sebagai anggota kelompokknya.

 Achieviement Grouping

Pengelompokkan peserta didik berdasarkan pada prestasi yang diocapai oleh siswa. Dalam
pengelompokkan ini biasanya diadakan pencampuran antara peserta didik yang berprestasi
tinggi dengan peserta yang berprestasi rendah rendah.

 Aptitude Grouping

Pengelompokkan peserta didik berdasarkan atas kemampuan dan bakat yang sesuai dengan
pa yang dimiliki peserta didik itu sendiri.

 Attention or Interest Grouping


Pengelompokkan peserta didik berdasarkan atas perhatian atau minat yang didasari
kesenangan peserta didik itu sendiri.

 Intelegence Grouping

Pengelompokkan peserta didik berdasarkan atas hasil tes intelegensi yang diberikan kepada
peserta didik. Itu sendiri.

1. Pembinaan dan pengembangan peserta didik

Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan


bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya dimasa yang akan dating.
Untuk menmdapatkan pengetahuan atau pengalaman belajar ini, peserta didik harus
melaksanakan bermacam macam kegiatan. Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan
dan pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan
kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.

Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan di dalam kurikulum yang
pelaksanaannya dilakukan pada jam-jam pelajaran. Kegiatan kurikuler dalam proses belajar
mengajar dikelas dengan nama mata pelajaran atau bidang studi yang ada di sekolah. Setiap
peserta didik wajib mengikuti kegiatan kurikuler ini. Sedangkan kegiatan ekstra kurikuler
merupakan kegiatan peserta didik yang dilaksanakan diluar ketentuan yang telah ada di dalam
kurikulum. Kegiatan ekstra kurikuler ini biasanya terbentuk berdasarkan bakat dan minat
yang dimiliki oleh peserta didik. Setiap peserta didik tidak harus mengikuti semua kegiatan
ekstra kurikuler. Peserta didik bisa memilih kegiatan mana yang dapat mengembangkan
kemampuan bakatnya.bisa dikatakan bahwa kegiatan ekstra kurikuler ini merupakan wadah
kegiatan peserta didik diluar pelajaran atau diluar kegiatan kurikuler. Contohnya OSIS,
Pramuka, kelompok basket, kelompok sepak Bola, kelompok silat, dan lain lain.

Dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan inilah peserta didik diproses untuk menjadi
manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan. Bakat, minat dan mkemampuan
peserta didik harus ditumbuh kembangkan secara optimal melalui kegiatan kurikuler dan
ekstra kurikuler. Dalam manajemen peserta didik , tidak boleh ada naggapan bahwa kegiatan
kurikuler lebih penting dari kegiatan ekstra kurikuler atau sebaliknya. Kedua kegiatan ini
harus dilaksanakan karena saling menunjang dalam proses pembinaan dan pengembangan
kemampuan peserta didik.

Keberhasilan pembinaan dan pengembangan peserta didik diukur melalui proses penilaian
yang dilakukan oleh lembaga pendidikan (oleh guru). Ukuran yang sering digunakan adalah
naik kelas dan tidak naik kelas bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat akhir serta
lulus dan tidak lulus bagi peserta didik ditingkat akhir disebuah lembaga pendidikan
(sekolah). Penilaian yang dilakukan oleh guru tentu saja didasarkan pada prinsip-prinsip
penilaian yang berlaku dilembaga pendidikan (sekolah) tersebut.

1. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah)
sangat diperlukan. Kegiatan pencatatan dan peleporan ini dimulai sejak peserta didik itu
diterima disekolah tersebut sampai meraka tamat atau meninggalkan sekolah tersebut.
Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai wujud tanggung jawab lembaga agar pihak pihak
terkait dapat mengetahui perkembangan peserta didik dilembaga tersebut. Untuk melakukan
pencatatan dan pelaporan diperlukan peralatan dan perlengkapan yang dapat mempermudah.
Peralatan dan perlengkapan tersebut biasanya berupa :

 Buku induk siswa


 Buku klaper
 Daftar presensi
 Daftar mutasi peserta didik
 Buku catatan pribadi peserta didik
 Daftar nilai
 Buku legger
 Buku raport

1. Kelulusan dan alumni

Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta didik. Kelulusan
adalah pernyataan dari ,lembaga pendidikan (sekolah) tentang telah diselesaikannya program
pendidikan yang harus diikuti oleh peserta didik. Setelah peserta didik selesai mengikuti
seluruh program pendidikan di suatu lembaga pendidikan dan berhasil lulus dan ujian akhir,
maka kepada peserta didik tersebut diberikan surat keterangan lulus atau sertifikat. Umumnya
surat keterangan tersebut disebut ijazah atau Surat tanda Tamat belajar ( STTB).

Etika peserta didik sudah lulus, maka secara formal hubungan antara peserta didik dan
lembaga telah selesai. Namun demikian, diharapkan hubungan antara para alumni dan
sekolah tetap terjalin. Dari hubungan sekolah dan alumni ini, lembaga pendidikan (sekolah)
bisa memanfaatkan hasil hasil-hasilnya. Lembaga pendidikan (sekolah) bisa menjaring
berbagai informasi. Misalnya informasi tentang materi pelajran mana yang sangat membantu
untuk studi selanjutnya.

Hubungan antara sekolah dengan para alumni dapat dipelihara lewat pertemuan – pertemuan
yang diselenggarakan oleh alumni, yang biasa disebut “reuni”. Bahkan saat ini
setiap ,lembaga pendidikan (sekolah) ada organisasi alumninya, misalnya IKA (Ikatan
Alumni) prestasi yang dicapai para alumni dari lembaga pendidikan (sekolah) ini perlu didata
atau dicatat oleh lembaga. Sebab catatan tersebut sangat berguna bagi lembaga dalam
mempromosikan lembaga pendidikannya.

1. Layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik


2. Layanan dan bimbingan dan konseling

Dalam PP No. 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar dan PP No. 29 tahun 1990 tentang
pendidkan menengah digunakan istilah bimbingan. Menurut PP. No. 29 tahun 1990 Bab X
pasal 27 , yaitu bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal; lingkungan, dan merencanakan, masa depan. Bimbingan diberikan oleh
guru pembimbing. Fungsi bimbingan di sekolah ada tiga yaitu :

 Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah
lanjutannya, memilih program , memilih lapangan pekerjaan sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan dan cita-citanya.
 Fungsi pengadabtasian, yaitu membantu guru atau tenaga edukatif lainnya untuk
menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan bakat, kemampuan dan cita-cita
peserta didik.
 Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan
dengan bakat, minat, kemampuannya untuk mencapai perkembangan optimal.

Tujuan dilakukannya bimbingan di sekolah antara lain :

 Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri


 Mengembangkan pengetahuan tentang jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan serta
persyaratannya.
 Mengembangkan pengetahuan tentang berbagai nilai daklam kehidupan keluarga dan
masyarakat.
 Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
 Mengembangkan kemampuan merencanakan masa depan dengan bertolak pada bakat,
minat dan kemampuan.
 Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya, lingkungannya , dan berbagai nilai.
 Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan minat dan bakatnya dalam perencanaan masa
depan baik yang menyangkut pendidikan maupun pekerjaan yang tepat.
 Mengatasi kesulitan dalam belajar dan hubungan social

1. Layanan perpustakaan

               Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta
didik, demngan maksud membantu dan menunjang proses belajar disekolah, melayani
informasi – informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi
bahan pustaka.

               Perpustakaan sekolah merupakan pangkat kelengkapan pendidikan dalam mencapai


tujuan pendidikan di sekolah. Keberadaan perpustakaan di sekolah sangat lah penting.
Perpustakaan sekolah sering disebut sebagai jantungnya sekolah, karena menjadi denyut nadi
proses pembelajaran disekolah adalah perpustakaan.

Tujuan perpustakaan disekolah :

 Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya serta


mendayagunakan budaya menulis
 Mendidik peserta didik agar mampu memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka
secara efektik dan efisien
 Meletakkan dasar kearah belajar mandiri
 Memupuk bakat dan minat
 Memgembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari hari atas usaha dan tanggung jawab sendiri.

Fungsi perpustakaan sekolah sebagai pelengkap pendidikan yaitu :

 Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar mengajar


 Menyediakan sumber – sumber rujukan yang tepat untuk kegiatan konsultasi bagi
peserta didik dan pendidik.
 Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik sehinngga
pendidikan peserta didik tertarik dan terbiasa dalam menggunakan fasilitas
perpustakaan.

1. Layanan kantin

               Kantin /warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan yang
dibeli peserta didikterjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Para guru
diharapkan sekali – kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola
kantin mengenaib makanan yang bersih dan bergizi. Perann lain kantin sekolah yaitu supaya
peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah.

               Pengelola kantin sebaiknya dipegang oleh orang dalam atau keluarga karyawan
sekolah yang bersangkutan, agar segala makanan yang dijual dikantin tersebut terjamin dan
bermanfaat bagi peserta didik.

1. Layanan kesehatan

               Layanan kesehatan disekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat
yang dijalankan di sekolah.

               Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina kesehatan murid dan
lingkungannya. Program Usaha Kesehatan Sekolah adalah sebagai berikut :

 Mencapai lingkungan hidup yang sehat


 Pendidikan kesehatan
 Pemeliharaan kesehatan di sekolah

               Gedung sekolah merupakan tempat para peserta didik belajar dan menghabiskan
sebagian waktunya. Karena itu sekolah hendaknya memenuhi persyaratan, misalnya gedung
sekolah harus ditanami rumput, air yang bersih, WC tersedia dan memenuhi persyaratan serta
dibersihkan setiap hari, ruangan kelas harus bersih dan nyaman. Inilah dimaksud dengan
mencapai lingkungan hidup di sekolah

               Peranan guru sangat besar dalam pendidikan kesehatan . guru harus menegur
peserta didiknya yang berpakaian dan berbadan kotor, sewaktu waktu guru mengajak peserta
didik untuk membersihkan lingkungan sekolah. Pemeriksaan kesehatan umum maupun
khusus diadakan secara berkala. Sejak masuk kelas satu hati sudah mulai diajarkan hidup
sehat, lingkungan sehat, pemberantasan penyakit, sehingga peserta didik terpelihara
kesehatan jasmani dan rohaninya.

               Penyelenggaraan UKS memerlukan kerja sama antara seluruh warga sekolah. Setiap
warga sekolah hendaknya menjalankan tugas dengan sebaik – baiknya. Usaha Kesehatan
Sekolahalqa sekolah dan para guru sebagai penenggung jawab umum, sedangkan peserta
didik membantu pelaksanaan UKS, dengan piket secara bergiliran. Selain penanggung jawab
umum, hendaknya ada penanggung jawab bidang pendidikan kesehatan , bidang kebersihan
lingkungan kelas sehat, bidang pemeliharaan kesehatan dan penanggung bjawab mengenai
usaha usaha yang dijalankan sekolahb (misalnya : kantin sekolah, usahat beternak, bertelur
dan lain lain).
1. Layanan transportasi

               Sarana angkutan (transportasi) bagi peserta didik merupakan salah satu penunjang
untuk kelancaran proses belajar mengajar. Para peserta didik akan merasa aman dan
dapat/masuk pulang sekolah dengan waktu yang tepat. Transportasi diperlukan terutama bagi
peserta didik ditingkat prasekolah dan pendidikan dasar. Penyelenggaraan transportasi
sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta.

1. Layanan asrama

               Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan adanya asrama.

Manfaat asrama bagi peserta didik yaitu :

 Tugas sekolah dapat dikerjakan dengan cepat dan sebaik-baiknya terutama jika
berbentuk tugas kelompok
 Sikap dan tingkah laku peserta didik dapat diawasi oleh petugas asrama dan para
pendidik.
 Jika diantara peserta didik mempunyai kesulitan dapat saling membantu
 Meringankan kecemasan orang tua terhadap putra- pputrinya
 Dapat juga merupakan salah satu cara untuk mengendalikan tingkah laku remaja yang
kurang baik.

Manfaat asrama bagi pendidik/petugas asrama :

 Mengetahui, memahami dan menguasai tingkah laku peserta didik, bukan hanya
sebatas di sekolah tetapi juga diluar sekolah.
 Guru dapat dengan cepat mengontrol tugas yang diberikan kepada peserta didik.

1. Studi Kasus

               Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukkan oleh kegiatan penerimaan siswa baru.
Sebelum kegiatan ini dimulai, Kepala Sekolah terlebih dahulu membentuk panitia
berdasarkan pedoman dari Dinas Pendidikan setempat. Panitia yang sudah dibentuk
diformalkan dengan menggunakan Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah.

               Kegiatan sekolah berikutnya adalah melaksanakan seleksi bagi calon siswa yang
mendaftar disekolah yang bersangkutan. Dari hasil seleksi ini ditentukan peserta didikyang
diterima disekolah tersebut. Biasanya ada tiga kebijakan sekolah dalam penentuan peserta
didik yang diterima yaitu : pertama : peserta didik yang diterima kedua : peserta didik yang
cadangan diterima dan ketiga : peserta yang tidak diterima. Bagi peserta didik yang diterima,
langsung melakukan daftar ulang dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan sekolah.

               Setelah peserta didik diterima pada suatu sekolah . pihak sekolah mempunyai
tanggung jawab untuk memberikan suatu program penyesuaian calon peserta didikkepada
situasi sekolah yang baru. Masa orientasi ini dilakukan dalam beberapa hari . Dalam masa
orientasi ini diperkenalkan lingkungan fisik sekolah dan lingkungan social sekolah. Bahkan
dalam Masa orientasi inimengenalkan tata tertib sekolah, guru dan staf TU sekolah,
perpustakaan sekolah , layanan khusus yang ada disekolah, program studi di sekolah, cara
belajar efektif dan efisien di sekolah serta organisasi kesiswaan yang ada di sekolah.

               Setelah siswa selesai mengikuti masa orientasi, dilakukan pembagian kelas.
Pembagian kelas di sekolah biasanya menggunakan tipe kelas yang heterogen tanpa ada
pertimbangan menempatkan kelas berdasarkan suku, nilai, agama atau gender. Pembagian
kelas ini tentu saja dibagi berdasarkan rasio dengan ruang kelas yang ada. Setelah terbentuk
kelas , barulah peserta didik mengikuti program pembelajaran dalam bentuk mata pelajaran
/bidang studi yang harus ditempuh peserta didik.

               Dalam proses pembelajaran ini dilakukan penilaian terhadap peserta didik. Penilaian
ini dilakukan untuk melihat kemajuan peserta didik dan menentukan naik atau tidak naik
kelas.hasil penilaian yang dilakukan oleh pihak sekolah ini dilaporkan kepada orang tua/wali
siswa. Laporan kepada orang tua tersebut lazim disebut buku raporet. Sedangkan siswa yang
lulus dari sekolah di berikan dari sekolah diberikan ijazah/STTB.

1. Evaluasi Kegiatan peserta didik

Ada beberapa langkah evaluasi sebagai berikut :

1. Penentuan standar.

                        Yang dimaksud penentuan standar adalah patokan patokan mengenai


keberhasilan dan kegagalan suatu kegiatan. Misalnya saja, suatu kegiatan direncanakan
terlaksana 90 % dari keseluruhannya, maka jika terlaksana sama atau lebih dari 90 %,
dikatakan sesuai dengan standar atau patokan. Sebaliknya jika kurang dari 90 % maka
dikatakan tidak sesuai dengan standar atau patokan

2. Mengadakan pengukuran

                        Pengukuran dilakukan terhadap kegiatan kegiatan yang telah dilaksanakan.


Pengukuran dilakukan dengan maksud mengetahui seberapa jauh suatu kegiatan telah
dilaksanakan atau belum.

3. Membandingkan hasil pengukuran dengan standar yang telah ditentukan.

                        Dengan langkah ketiga ini , akan diketahui selisih antara hasil pengukuran
dengan standar yang telah ditentukan. Jika selisihnya plus, maka dari langkah ketiga ini
langsung kembali kelangkah satu dan sebaliknya jika selisihnya minus, maka dilakukan
langkah pengawasan berikutnya ialah mengadakan perbaikan.

4. Mengadakan perbaikan

                        Sebagaimana disebut diatas, bahwa perbaikan –perbaikan tersebut dilakukan,


berdasarkan selisih minus hasil perbandingan pengukuran yang standar. Langkah perbaikan
ini dilakukan, dengan maksud agar apa –apa yang telah distandarkan tersebut bisa tercapai.
Perbaikan tersebut tertuju pada hal – hal yang menjadi penyebab target atau standar tersebut
tak terpenuhi.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Manajeman peserta didik termasuk salah astu bagian dari manajemen sekolah secara
keseluruhan. Diantara manajemen – manajemen tewrsebut, manajemen peserta didik
menduduki tempat yang sangat penting , karena sentral layanan pendidikan di sekolah ada
pada peserta didik.

Manajeman pesereta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap pesereta didik
mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.

Kegiatan manajemen peserta didik merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dalam
penyelenggaraan kegiatan pendidikan disekolah. Program – program kegiatan manajemen
kepeserta didikan yang diselenggarakan harus didasarkan kepada kepentingan dan
perkembangan dan peneingkatan kemampuan peserta didik dalam bidang kognitif, afektif dan
psikomotor dan sesuai dengan keinginan, bakat dan minat peserta didik. Pengadaan program
kegiatan manajemen kepeserta didikan diharapkan dapat menghasilkan keluaran yang
bermutu.

Penyelenggaraan sekolah yang bermutu perlu didukung oleh ketersediaan layanan kepada
peserta didik yang layak dan memadai dalam kuantitras maupun kualaitasnya. Mengingat
penyelengaraan sekolah terus mengalami perubahan dan perkembangan , maka manajeman
peserta didik yang ada disekolah tersebut perlui melakukan inovasi yang sesuai engan
perubahan dan perkembangan yang ada , agare kegiatan manajemen peserta didik bisa
mendukung keterlaksanaan program sekolah dan tercapai tujuan pendidikan secara umum
sebagaimana termaktub dalam UU Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003.

1. Saran

Setelah penulis menganalisis hasilnya, maka penulis mempunyai beberapa saran untuk
meningkatkan kualitas input dan output khususnya yang berkaitan dengan manajemen
kesiswaan. Adapun saran saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya lebih banyak lagi memberi motivasi kepada siswa agar siswa semangat
dalam belajar.
2. Peraturan dan Tata tertib yang ada di sekolah harus dilaksanakan oleh semua warga
sekolah.
3. Program yang sudah direncanakan sejak awal dilakukan dengan sebaik mungkin.
4. Berkenaan dengan pembinaan siswa yang berkaitandengankeagamaan hendaknya
diperbanyak lagi kegiatanyang menunjang siswa, misalnya setiap satu minggu sekali
diadakan tadarus bersama
5. Untuk menjaga hubungan baik dengan alumni hendaknya sekolah mengadakan
reunian.

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin dkk. 2003. Manajemen pendidikan. Cetakan ke-I. Malang: Universitas Negeri
Malang
Departemen Pendidikan Nasional , (2000), Panduan Manajemen Sekolah , Jakarta, direktorat
Pendidikan Dasar dan menengah.

Hasibuan, malayu, S.P (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Hasibuan, malayu, S.P (2003). Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara

Hoy, Wayne K (2001), education Administration : theory , research and practice sixth
edition, New York , McGraw Hill Companies

Imron, Ali (2004), manajeman Peserta Didik Berbasis Sekolah. Malang. Universitas Negeri
Malang

Soetopo, Hendyat dan Wasty Soemanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan

Suryosubroto, B. (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta Rineka Cipta

Tim Dosen Jurusan administrasi Pendidikan. (2005) manajeman Pendidikan bandungf:


jurusan Administrasi FIB UPI

Undang undang RI no. 20 tahun 2oo3 tentang Sistem Pendidikan Nasional

William A, (1949), Administration and The Pupil, New York : Hapers and Brother

Iklan

Bagikan ini:

 Twitter
 Facebook
 Google

Navigasi pos
Puisi Tentang Guru
Upaya Meningkatkan Mutu dan Kualitas Guru SD

Tinggalkan Balasan

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Anda mungkin juga menyukai