Askep Seminar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

LANDASAN PENDAHULUAN LANSIA

A. Definisi Lansia

Lansia adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena darah,

perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama

lain dalam perannya untuk menciptakan dan mempertahankan suatu budaya

(Baslan dan Salvaelon, 1978).

Lansia adalah individu yang berusia diatas 60 tahun yang pada umumnya

memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis,

sosial dan ekonomi.

B. Pembagian Lansia

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:

1. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45-59 tahun

2. Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun

3. Usia tua (old) antara diatas 75-90 tahun

4. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

C. Klasifikasi Lansia

Berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia (Depkes RI, 2003):

1. Pralansia : Seorang yang berusia antara 45-59 tahun

2. Lansia resiko tinggi : Seorang yang berusia 76 tahun atau

lebih/seseorang yang berusia 60 tahunatau lebih dengan masalah

kesehatan

3. Lansia : Seorang yang berusia 60 tahun keatas


4. Lansia potensial : Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaandan

kegiatan yang dapat menghasilkan barang jasa (Depkes RI, 2003)

5. Lansia tidak potensial : Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah

sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

D. Karakteristik Lansia

Lansia memiliki karakteristik sebagai berikut menurut Budi Anna

Keliat,1999:

1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat 2 UU No. 13

tentang kesehatan.

2. Kebutuhan dan masalah yang berfariasi dari rentang sehat sampai sakit

dari kebutuhan bropsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi

maladaptif.

3. Lingkungan tempat tinggal bervariasi

E. Teori Penuaan

Teori penuaan dikelompokkan menjadi: teori biologis, dan teori

psikososial, teori biologis menuliskan perhatian pada indikator yang dapat dilihat

dengan jelas pada proses penuaan banyak pada tingkat, sedangkan teori psikologis

mencoba untuk menjelaskan bagaiman proses tersebut dipandang dalam kaitan

dengan kepribadian.

1. Teori Biologis

Tingkat perubahan:

a) Genetika : gen yang diwariskan dan dampak lingkungan

b) Dipakai dan dirusak (wear and teor), kerusakan oleh radikal bebas

c) Lingkingan : meningkat peran terhadap hal-hal yang berbahaya


d) Imunitas : integritas sistem tubuh untuk melakukan kembali

e) Neuroendokrin : kelebihan atau kurangnya prediksi hormon

2. Teori psikososial

Tingkat proses

a. Kepribadian : introvert lawan ekstrovert

b. Tugas perkembangan : matuarasi sepanjang rentang kehidupan

c. Disengagement (pemutusan) antosipasi menarik diri

d. Aktivitas : membantu mengembangkan usaha

e. Komunitas : pengembangan individualitas

f. Ketidakseimbangan sistem : kompensasi melalui pengorganisasian diri

sendiri

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan meliputi:

1. Hereditas : keturunan/genetik

2. Nutrisi : makanan

3. Status kesehatan

4. Pengalaman hidup

5. Lingkungan

6. Stres

Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam memberi asuhan keprawatan

pada lanjut usia, yaitu kerena:

a. Populasi lanjut usia sanagt heterogen, artinya tidak semua individu lanjt

usia memerlukan asuhan keperawatan dalam jenis yang sama. Secara

keseluruhan lanjuut usia termasuk golongan populasi yang rapuh


terhadap kesehatan tetapi dalam derajat yang berbeda-beda aspek

kesehatan, pebedaan ini dapat dilihat dari kondisi lanjut usia yang:

1) Sehat

2) Setengah sehat dan setengah sakit

3) Sakit kronis

4) Sakit gangguan mental (termasuk demensia)

5) Sakit terminal

6) Sakit tidak ada harapan untuk sembuh/hidup

b. Jenis asuhan keperawatan yang dibutuhkan sangat bervariasi harus

diingat bahwa heterogenesis populasi lanjut usia yang ada disertai

kenyataan bahwa aspek fungsional seorang lanjut usia bergantung pada

faktor:

1) Faktor fisik

2) Faktor psikis

3) Faktor sosial ekonomi

c. Asuhan keperawatan ini membutuhkan keterkaitan dengan semua bidang

antara lain:

1) Kesehatan

2) Sosial

3) Agama

4) Olahraga atau kesenian

G. Peran dan Fungsi Keperawatan Gerontik

Dalam prakteknya dalam mengenal kasus gerontik melakukan peran dan

fungsinya adalah sebagai berikut:


1. Sebagai care giver (pemberi asuhan keprawatan)

2. Sebagai pendidik klien lanut usia

3. Sebagai motivator klien lanjut usia

4. Sebagai advokasi klien lanjut usia

5. Sebagai konselor/memberi konseling pada klien lanjut usia

H. Pemberi Asuhan Keperawatan Pada Lansia

Asuhan keperawatan gerontik diberikan berupa bantuan kepada klien

lanjut usia karena adanya:

1. Kelemahan fisik mental dan sosial

2. Keterbatasan pengetahuan

3. Kurangnya kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan aktivitas

hidup sehari-hari secara mandiri

I. Tujuan Asuhan Keperawatan Lansia

1. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri

dengan:

a. Peningkatan kesehatan

b. Pencegahan penyakit

c. Pemeliharaan kesehatan

2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya

telah lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan

3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup (semangat

hidup klien lanjut usia (life support)

4. Memolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit

(kronik/akut)
5. Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan

menegakkan diagnosa yang tepat dan dini bila dijumpai siara kelainan

penyakit tertentu

6. Mencari upaya semaksimal mungkinuntuk memberikan dan memelihara

kemandirian secara mandiri

J. Fokus Asuhan Keperawatan Lanjut Usia:

1. Peningkatan kesehatan (health promotion)

2. Pencegahan penyakit (preventif)

3. Mengoptimalkan fungsi mental

4. Mengatasi ganggua kesehatan yang umum

K. Berikut ini masalah keperawatan yang sering muncul pada lansia

1. Fisik/Biologis

a. Defisit nutrisi b.d intake yang tidak adekuat

b. Gangguan persepsi sensori b.d hambatan pemeriksaan dan

pengiriman rangsangan

c. Defisit perawatn diri b.d menurunnya minat dalam merawat diri

d. Risiko cedera d.d penyesuaian terhadap penuruna funsi tubuh tidak

adekuat

e. Perubahan pola eliminasi b.d pola makan tidak efektif

f. Gangguan pola tidur b.d kecemasan atau nyeri

g. Gangguan pola napas b.d penyempitan jalan napas

h. Jalan napas tidak efektif b.d penyempitan jalan napas atau adanya

penumpukkan sekret

i. Gangguan mobilitas fisik b.d kekakuan sendi


2. Psikologis dan sosial

a. Menarik diri dari lingkungan b.d perasaan tidak mampu

b. Isolasi sosial b.d perasaan curiga

c. Depresi b.d isolasi sosial

d. Harga diri rendah b.d perasaan ditolak

e. Koping yang tidak adekuat b.d ketidakmampuan mengunggkapkan

perasaan secara tepat

f. Cemas b.d sumber keuangan yang terbatas

3. Spiritual

a. Reaksi berkabung/berduka b.d ditinggal pasangan

b. Penolakan terhadap proses penuaan b.d ketidaksiapan menghadapi

kematian

c. Marah terhadap Tuhan b.d kegagalan yang dialami

d. Perasaan tidak tenang b.d ketidakmampuan melakukan ibdah secara

tepat

Anda mungkin juga menyukai