Khotbah Minggu 070523

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Khotbah Minggu

7 Mei 2023
1 tesalonika 1: 2-5
Pendahuluan

Selalu ada alasan dibalik sesuatu hal terjadi. Begitupun ketika kita bersukacita dan bersyukur atas
sesuatu hal. Dalam kehidupan kita sehari-hari misalnya ketika kita mengatakan bahwa hari ini kita
sedang berbahagia. Tentu saja akan banyak hal yang menjadi alasan kebahagiaan tersebut misalnya kita
mendapatkan Gaji, mendapatkan pekerjaan yang kita idam-idamkan, mendapatkan hasil dari usaha kita,
bertemu dengan orang yang kita kasihi setelah sekian lama, serta berbagai alasan lainnya. Semua terjadi
karena sebuah alasan.

Paulus pun dalam bacaan kita hari ini bersyukur karena sebuah alasan yaitu karena apa yang
dilakukan oleh jemaat di Tesalonika. Setelah meninggalkan kota itu, dalam perjalanan untuk melakukan
penginjilan di kota lain. Paulus mendapatkan laporan tentang kehidupan jemaat di Tesalonika bahwa
mereka bekerja dalam iman kepada Kristus, selalu berusaha untuk mengasihi dan tekun dalam
pengharapan kepada Kristus. Tiga hal yang bagi Paulus sungguh membuat ia bersukacita dan mengucap
syukur kepada Allah bahwa apa yang ia ajarkan bahkan doa senantiasa kepada Tuhan terjawab lewat
kehidpan jemaat di Tesalonika yang sungguh baik.

Namun demikian, sebuah hal yang menarik kita pelajari dari Paulus yaitu bagi Paulus
keberhasilan penginjilannya bagi jemaat di Tesalonika ialah karena Allah telah memilih jemaat ini. Sebab
bukan karena kata-kata yang diterima mereka dalam pemberitaan yang Paulus lakukan, melainkan karya
Roh Kudus yang bekerja dalam kehidupan jemaat di Tesalonika. Roh Kudus sebagai Roh Allah lah yang
menuntun Paulus serta para rekannya untuk sedemikian rupa menyampaikan pemberitaan yang
kemudian membawa perubahan berarti dalam kehidipan jemaat di Tesalonika. Bahkan, bukan sekadar
perubahan kalau kita membaca sampai ayat ke-7, maka jemaat di Tesalonika ini adalah teladan bagi
orang-orang disekitar wilayah mereka.

Pengharapan Menghidupi Terus tindakan Kasih

Pertanyaannya lalu bagaimana dengan setiap kita sebagai orang Kristen saat ini? ketika
mendengar kisah Paulus bersama jemaat di Tesalonika. Di tengah situasi dunia yang penuh dengan
kejahatan dan kekejaman. Apakah pilihan hidup yang kita ambil? Menjadi alasan orang lain untuk
bersukacita atau menjadi alasan bagi orang lain, ada dalam sebuah pergumulan. Hidup adalah pilihan
yang harus selalu kita ambil dan tanggung konsekuensinya.

Jemaat di Tesalonika hari mengajarkan kita untuk memilih menjadi “alasan” bagi orang lain
untuk bersukacita dan bersyukur. Maka, mari kita mengambil pilihan yang serupa dalam kehidupan ini.

Pertama, menghidupi kehidupan sebagai orang Kristen yaitu beriman. Iman adalah dasar hidup kita
sebagai orang Kristen, tanpa iman maka sia-sia segala tindakan dan pengakuan kita kepada Allah. Sebab
iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat (Ibr 11 ay. 1). Kita bukanlah orang-orang yang hadir dalam kelahiran Yesus beribu-ribu Tahun silam.
Bukan juga orang yang melihat penderitaan Yesus menuju penyaliban bahkan kita juga bukan orang-
orang yang dijumpai Yesus secara langsung ketika Ia bangkit mengalahkan maut. Namun, meskipun tidak
mengalami itu semua, kita tetap percaya pada kehadiran-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya
sebagai cara Dia menebus dan menyelamatkan kita. itulah tanda bahwa kita beriman kepada Tuhan,
bahwa kita percaya kepada Dia meski tidak melihat.

Dalam kehidupan sehari-hari, meski berat jalan hidup yang kita jalani bahkan nyaris menyerah suatu
waktu tetapi karena iman kita kepada-Nya. Kita percaya bahwa Tuhan yang menuntun dan menyertai kita
dalam perjalanan sejauh ini, Tuhan yang sama yang selalu menyertai kehidupan kita.

Kedua, menghidupi kehidupan sebagai orang Kristen yang mengasihi. Iman saja tidak cukup untuk kita
menjalani kehidupan sebagai orang yang mengaku Kristen. Tetapi, hidup dalam kasih adalah cara hidup
yang perlu kita pilih. Jika kita adalah orang Kristen, maka mengasihi menjadi hal utama yang perlu selalu
mendasari setiap tindakan kita. Baik tindakan kepada keluarga, alam sekitar, masyarakat, dan seluruh
ciptaan di bumi ini. Sebagai contoh, ketika keluarga yang mengaku Kristen kita jumpai hidup dalam
kekerasan satu dengan yang lain, saling iri bahkan menyimpan dendam, maka menjadi sebenarnya
mereka bukanlah keluarga orang Kristen tetapi hanya mengaku-ngaku menjadi Kristen. Sebab yang
utama dalam kehidupan orang Kristen ialah mengasihi.

Ketiga, menghidupi kehidupan sebagai orang Kristen ialah senantiasa berpengharapan. Setiap kita
menyadari bahwa kehidupan akan berakhir. Masa depan adalah sebuah bayangan yang tidak kita
ketahui. Tetapi hidup sebagai orang Kristen kita senantiasa punya pengharapan bahwa ada Tuhan yang
selalu menyertai kehidupan setiap kita. Ia tak pernah membiarkan pengharapan kita sia-sia sebab
bersama-Nya selalu ada harapan bahkan dalam keputusasaan sekalipun.

Sebagai contoh, ketika kita mengalami pergumulan berat dalam kehidupan dan merasa menyerah adalah
pilihan yang terbaik. Tetapi, ketika kita berdoa dan mengingat bahwa kita masih memiliki Tuhan yaitu
Yesus Kristus. Maka, ia selalu memberi kita alasan untuk tetap bertahan.

Penutup

Selamat menjalani kehidupan sebagai orang Kristen yang menghidupi iman, kasih dan pengharapan-Nya
bersama Kristus. Ingatlah untuk selalu memilih menjadi alasan orang lain untuk bersyukur dan
bersukacita karena kita. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.

Anda mungkin juga menyukai