Kel 5 - Modul 2 Revisi 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Yudistara (2019), Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri
dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul- molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme
menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.

Menurut Rahmawati (2021), Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan media


yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroorganisme. Media
pertumbuhan adalah media nutrisi yang disiapkan untuk menumbuhkan bakteri. Beberapa bakteri
dapat tumbuh dengan baik pada setiap media dan beberapa bakteri membutuhkan media khusus.
Media harus dapat menyediakan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Pertumbuhan
bakteri pada media dapat digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi,
dan perhitungan jumlah mikroba.

Upaya pembiakan mikroorganisme memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai agar bakteri dapat
berkembang dengan baik. Dalam pertumbuhannya, mikroorganisme memerlukan bahan-bahan
organik dan ion-ion pendukung sebagai sumber energi dan katalis. Faktor-faktor yang penting bagi
proses pembiakan mikroorganisme yaitu nutrisi, oksigen dan gas lain, kelembaban, pH media,
suhu, serta kontaminan. Media yang baik untuk pembiakan mikroorganisme harus mengandung
unsur-unsur seperti karbon, nitrogen, fosfat anorganik, sulfur, logam, air, dan mineral (Zimbro
dkk, 2009).

Menurut Cappucino (2014), nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya


meliputi sumber karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti
Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi .Media merupakan salah satu bahan
yang digunakan untuk membiakkan mikroba dengan menggunakan nutrien yang tercampur dari
bahan-bahan zat hara. Setiap mikroorganisme memerlukan bahan organik serta ion dalam
perkembangan dan pertumbuhannya. Berdasarkan hal di atas, maka dilakukan praktikum ini untuk
mengetahui dan mempelajari mengenai fungsi media dan prinsip dasar preparasi media.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam praktikum mikrobiologi modul preparasi media adalah sebagai
berikut:
1. Apa fungsi dari media?
2. Apa saja pembagian dalam media?
3. Apa saja kriteria penggunaan media?
4. Bagaimana prinsip dasar preparasi media?
5. Apa perbedaan dari agar komersil dengan agar teknik?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum dari pelaksanaan praktikum mikrobiologi modul preparasi media adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui fungsi media
2. Untuk mengetahui pembagian media
3. Untuk mengetahui kriteria penggunaan media
4. Untuk mengetahui prinsip dasar preparasi
5. Untuk mengetahui perbedaan agar komersil dengan agar teknis

1.4 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat dilakukannya praktikum ini adalah untuk:
1. Bidang ilmu pendidikan, dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran laboratorium, terutama
pembelajaran mikrobiologi.
2. Praktikan, dapat digunakan sebagai latihan dalam menyusun laporan dan pembelajaran
mengenai proses preparasi media.

1.5 Ruang Lingkup Praktikum


Adapun ruang lingkup pada pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Praktikum di rumah masing-masing praktikan dikarenakan adanya pandemi Covid-19,
sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan praktikum di laboratorium.
2. Praktikum menggunakan media Nutrient Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar (PDA).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Media


Menurut Yusmaniar (2017), media adalah campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan. Media selain untuk menumbuhkan mikroba juga
dibutuhkan untuk isolasi dan inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba.
Media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah yang sesuai dengan lingkungan pertumbuhan
mikroba tersebut, yaitu susunan makanannya dimana media harus mengandung air untuk menjaga
kelembaban dan untuk pertukaran zat atau metabolisme, juga mengandung sumber karbon,
mineral, vitamin dan gas, tekanan osmosis yaitu harus isotonik. Derajat keasaman/pH umumnya
netral tapi ada juga yang alkali, temperatur harus sesuai dan steril.

Media adalah substansi dengan kadar tertentu dalam bentuk cair, setengah padat atau padat yang
mengandung bahan alami dan/atau buatan untuk mendukung perkembangbiakan mikroorganisme.
Media yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme harus
sesuai susunannya dengan kebutuhan mikroorganime yang bersangkutan. Pada media itulah
mikroorganisme akan melakukan aktivitas pertumbuhannya. Untuk pertumbuhan mikroorganisme,
diperlukan campuran beberapa bahan yang mengandung nutrien. Nutrien tersebut dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba. Nutrien tersebut berupa molekul karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan beberapa mineral serta vitamin untuk pertumbuhan,
reproduksi dan memproduksi hasil metabolisme (Luklukyah dkk, 2019).

2.2 Preparasi Media


Pembuatan media memerlukan bahan-bahan yang dapat disediakan dari bahan alami atau yang
sudah dibuat secara teknis. Pada dasarnya, bahan-bahan untuk pembuatan media dikelompokkan
menjadi 3 macam, yaitu bahan dasar (air dan agar atau bahan sejenisnya), unsur-unsur makanan
(sumber karbon, sumber nitrogen, garam/mineral serta vitamin) dan bahan tambahan (indikator
serta antibiotik) (Luklukyah dkk, 2019).

Media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah yang sesuai dengan lingkungan pertumbuhan
mikroba tersebut, yaitu susunan makanannya dimana media harus mengandung air untuk menjaga
kelembaban dan untuk pertukaran zat atau metabolisme, juga mengandung sumber karbon,
mineral, vitamin dan gas, tekanan osmosis yaitu harus isotonik (Yusmaniar, 2017).
2.3 Pembagian Media
Adapun macam-macam media dapat dibagi berdasarkan komposisi, sifat fisik dan, tujuannya yaitu
sebagai berikut:

A. Media Berdasarkan Susunan Kimia (Komposisi)


Berdasarkan komposisinya, media dapat dibagi menjadi media sintesis, semi sintesis, dan non
sintesis.
1. Media Sintetis
Menurut Pradhika (2018), media sintesis adalah media yang seluruh komposisinya diketahui.
Media sintetik digunakan dalam uji metabolisme suatu mikroorganisme.

2. Media Semi Sintetis


Menurut Pradhika (2018), media semi sintetis atau media kompleks adalah media yang sebagian
komposisinya tidak diketahui dengan pasti. Media kompleks seringkali dibutuhkan karena
kebutuhan nutrisi dari beberapa bakteri yang tidak diketahui sehingga media sintesis tidak dapat
dibuat untuk keperluan ini. Seringkali satu jenis media kompleks dapat cukup kaya untuk
kebutuhan banyak jenis bakteri. Media ini dapat mengandung bahan yang tidak diketahui pasti
komposisinya seperti peptone, meat extract dan yeast extract.

3. Media Non Sintetis


Menurut Harumayanti (2019), media non sintetis atau media alami yaitu media yang disusun oleh
bahan-bahan alami seperti kentang, telur, dan daging. Pada saat ini media alami yang banyak
digunakan adalah dalam bentuk kultur jaringan tanaman atau hewan. Contoh penggunaan media
alami adalah telur yang digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan virus.

B. Media Berdasarkan Sifat Fisik


Berdasarkan sifat fisiknya media dibagi menjadi media cair, media semi padat, dan media
padat.
1. Media Cair
Menurut Yusmaniar (2017), media cair digunakan untuk pembenihan diperkaya sebelum
disebarkan ke media padat, tidak cocok untuk isolasi mikroba dan tidak dapat dipakai untuk
mempelajari koloni kuman. Contoh media cair Nutrient Broth (NB), Pepton Dilution Fluid (PDF),
Lactose Broth (LB), Mac Conkey Broth (MCB), dan lain-lain. Pepton merupakan protein yang
diperoleh dari peruraian enzim hidrolitik seperti pepsin, tripsin, pepton. Pepton mengandung
Nitrogen dan bersifat sebagai larutan penyangga, beberapa kuman dapat tumbuh dalam larutan
pepton 4%.

2. Media semi padat


Menurut Harumayanti (2019), media setengah padat dibuat dengan bahan sama dengan media
padat, akan tetapi yang berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat
gerak kuman secara mikroskopik.

3. Media padat
Menurut Yusmaniar (2017), media padat mengandung komposisi agar sebesar 15 %. Media padat
digunakan untuk mempelajari koloni kuman, untuk isolasi dan untuk memperoleh biakan murni.
Contoh media padat Nutrient Agar (NA), Potato Detrose Agar (PDA), Plate
Count Agar (PCA), dan lain-lain.

C. Media Berdasarkan Tujuan/Kegunaannya


Berdasarkan tujuan/kegunaannya, media dapat dibagi menjadi 5, yaitu: media untuk isolasi, media
selektif, media diperkaya, media untuk karakterisasi bakteri, dan media diferensial.
1. Media untuk Isolasi
Menurut Rachmawaty (2020), media yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan satu atau lebih kelompok mikroba secara umum. Misalnya agar kaldu nutrisi
untuk bakteri, dan agar kentang dekstrosa untuk jamur.

2. Media Selektif/Penghambat
Menurut Rachmawaty (2020), media pembiakan selektif mendukung pertumbuhan
mikroorganisme jenis tertentu dan menghambat pertumbuhan flora campuran lain. Selektifitas ini
diperoleh dengan menambahkan bahan kimia, pewarna, atau antibiotik pada media. Contoh media
ini adalah Selective Strep Agar dengan 5% darah domba, media Thiosulfate Citrate Bile Salt
Sucrose (TCBS) merupakan media selektif untuk bakteri Vibrio colera, Media Salmonella &
Shigella Agar (SSA), media ini digunakan untuk menyeleksi bakteri Salmonella dan Shigella.

3. Media Diperkaya (Enrichment)


Menurut Rachmawaty (2020), media diperkaya/media kaya adalah media yang ditambahkan zat-
zat organik yang diperoleh dari makhluk hidup misalnya darah, telur dan lain-lain. Media ini
dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri yang tidak dapat tumbuh pada media sederhana misalnya
Gonococcus, Streptococcus dan Pneumococcus.
4. Media untuk Karakterisasi Bakteri
Menurut Rachmawaty (2020), media yang digunakan untuk pengujian senyawa tertentu dengan
bantuan mikroba. Misalnya media penguji vitamin, antibiotik, residu pestisida.

5. Media Diferensial
Menurut Zimbro dkk (2009), media diferensial adalah media yang mengandung unsur yang
memungkinkan untukmengidentifikasi mikroorganisme jenis tertentu dari kultur murni atau
campuran. Identifikasi ini biasanya berdasarkan penampakan dari mikroorganisme, seperti warna
koloni atau adanya presipitat. Contoh media ini adalah sebagai berikut:
a. Media Mac Conkey: pada media ini dapat dibedakan bakteri yang memfermentasikan laktosa
dan yang tidak memfermentasikan laktosa.
b. Media Klinger Iron Agar (KIA): pada media ini dapat diketahui bakteri yang
memfermentasikan laktosa dan glukosa serta pembentukan H₂S.
c. Triple Sugar Iron Agar (Agar TSI): media ini digunakan untuk mengidentifikasi organisme
intestinal gram negatif berdasarkan kemampuannya untuk memfermentasikan dektrosa,
laktosa, dan sukrosa, serta menghasilkan sulfida.

2.4 Prinsip Dasar Preparasi


Preparasi media merupakan proses persiapan yang dilakukan untuk membuat lingkungan buatan
sebagai tempat berkembang biaknya bakteri. Pembuatan media dalam praktikum mikrobiologi
perlu memerhatikan bahan atau nutrisi yang digunakan agar dapat menunjang kehidupan bakteri
yang ingin dikembangbiakkan. Media yang dibuat perlu memerhatikan beberapa hal, seperti:
mengandung air untuk menjaga kelembaban dan untuk pertukaran zat atau metabolisme, sumber
karbon, mineral, vitamin dan gas, tekanan osmosis (isotonik), derajat keasaman/pH (umumnya
netral ataupun alkali), temperatur harus sesuai dan steril (Suanda, 2018).

2.5 Fungsi Media


Fungsi dari suatu media yaitu secara kualitatif digunakan untuk isolasi dan identifikasi
mikroorganisme, sedangkan secara kuantitatif digunakan untuk perbanyakan dan perhitungan
jumlah mikroorganisme. Fungsi dari media dibedakan berdasarkan sifat fisiknya, seperti medium
cair berfungsi untuk mengetahui karakter suatu mikroba berdasarkan kebutuhan oksigen, medium
setengah padat berfungsi agar mikroba dapat menyebar ke seluruh media tanpa mengalami
pencampuran sempurna jika dilakukan agitasi atau penggoyangan, dan medium padat berfungsi
untuk memudahkan penghitungan koloni mikroba (Luklukyah dkk, 2019).
Media adalah campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan. Media selain untuk menumbuhkan mikroba juga dibutuhkan untuk isolasi &
inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba. Media yang baik untuk
pertumbuhan mikroba adalah yang sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut,
yaitu susunan makanannya di mana media harus mengandung air untuk menjaga kelembaban dan
untuk pertukaran zat atau metabolisme, juga mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan
gas, tekanan osmosis yaitu harus isotonik, derajat keasaman/pH umumnya netral tapi ada juga
yang alkali, temperatur harus sesuai dan steril. Media harus mengandung semua kebutuhan untuk
pertumbuhan mikroba, yaitu: sumber energi misalnya gula, sumber nitrogen, juga ion anorganik
essensial dan kebutuhan yang khusus, seperti vitamin serta unsur makro dan unsur mikro
(Yusmaniar, 2017).

2.6 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Preparasi Media


Menurut Juariah (2018), Faktor-faktor yang mempengaruhi preparasi media adalah sebagai
berikut:
a. Susunan Makanan
Unsur-unsur yang diperlukan dalam media meliputi air, sumber karbon, sumber nitrogen, vitamin,
mineral dan gas. Bakteri peka terhadap kekeringan sehingga perlu air yang cukup sehingga kondisi
tetap selalu lembab. Untuk sumber karbon dapat digunakan senyawa karbon sederhana seperti
CO2, CH4 atau senyawa karbon kompleks seperti gula (glukosa, laktosa, sukrosa dan lain
sebagainya). Senyawa nitrogen dapat berasal dari senyawa nitrogen sederhana seperti NH 3 atau
nitrogen yang lebih kompleks seperti pepton dan asam amino. Mineral yang sering dibutuhkan
dalam media adalah K, Mg, Na, Zn, P, S dan Cl. Beberapa bakteri membutuhkan vitamin K
(misal: Bacteriodes melanogenicus) dan juga gas (misal: Gonococcus membutuhkan CO2), namun
ada juga bakteri tertentu justru mati jika ada oksigen (bakteri anaerob).

b. Temperatur
Bakteri agar dapat tumbuh optimal membutuhkan suhu tertentu. Umumnya bakteri patogen
membutuhkan suhu sekitar 37oC sesuai dengan suhu tubuh manusia walaupun ada juga bakteri
yang membutuhkan suhu tinggi seperti Camphylobacter (42oC).

c. Tekanan Osmosis
Secara umum untuk pertumbuhannya, bakteri membutuhkan media isotonik. Apabila media
bersifat hipotonik maka bakteri akan mengalami plasmoptysis dan apabila bersifat hipertonik,
bakteri akan mengalami plasmolysis.
d. Derajat Keasaman (pH)
Sebagian besar bakteri membutuhkan pH sekitar netral. Namun beberapa bakteri butuh perlakuan
khusus sebagai contoh bakteri vibrio yang membutuhkan pH alkali sekitar 8-10 untuk dapat
tumbuh optimal.

e. Sterilitas
Sterilitas merupakan hal yang mutlak dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan mikrobiologi,
karena bakteri yang diharapkan tumbuh adalah bakteri penyebab. Jika media yang digunakan tidak
steril maka tidak dapat dibedakan apakah yang tumbuh merupakan bakteri yang dibutuhkan atau
hanya sekedar bakteri kontaminan.
kok jauh kali ni

BAB III
METODOLOGI LINGKUNGAN

3.1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada kegiatan praktikum mikrobiologi lingkungan modul
preparasi media ini adalah sebagai berikut:
1. Alat-alat yang digunakan pada modul 1 sterilisasi
Adapun alat-alat yang digunakan pada modul sterilisasi sebelumnya diantaranya, mangkuk plastik,
kawat, dandang, gelas ukur, spatula/sendok, batang pengaduk dan gelas keramik.

2. Aluminium Foil
Fungsi: untuk menutup bagian atas gelas keramik ketika dikukus agar media yang dibuat tetap
steril.

Gambar 3.1. Aluminium Foil


Sumber: detikFood, 2020

3. Timbangan
Fungsi: sebagai alat untuk mengukur takaran bahan-bahan praktikum.

Gambar 3.2. Timbangan


Sumber: Mega Plastik, 2020

rapikan untuk bahan dan alatnya yaa


4. Panci
Fungsi: digunakan untuk merebus kentang dan agar-agar.

Gambar 3.3. Panci


Sumber:Ikea.co.id, 2021

5. Dandang
Fungsi: sebagai alat untuk mengukus alat dan bahan pada praktkum.

Gambar 3.4. Dandang


Sumber: Logamjawa, 2021

Di samping itu, untuk mendukung proses pelaksanaan praktikum prepasi media sesuai dengan
prosedur, beberapa alat tambahan yang digunakan sebagai pelengkap berupa :
1. Tissue
2. Serbet
3. Alat pelindung diri (APD)

3.2. Bahan
A. Nutrien Agar (NA)
Berikut ini adalah bahan-bahan yang digunakan untuk media Nutrient Agar (NA):
1. Aqua
Pada praktikum ini aqua berfungsi sebagai bahan cair untuk melarutkan agar-agar. Media nutrient
agar menggunakan aqua sebanyak 400 ml.

Gambar 3.5 Aqua


Sumber: Shopee.com, 2021
2. Tepung Agar-Agar
Agar-agar adalah zat berupa gel yang diolah dari rumput laut atau alga dan bisa dimakan, dalam
bidang medis digunakan sebagai pembiak bakteri di laboratorium.

Gambar 3.6 Tepung Agar-Agar


Sumber: Blibi.com, 2020

B. Potato Dextrose Agar (PDA)


Berikut ini adalah bahan-bahan yang digunakan untuk media Potato Dextrose Agar (PDA):
1. Aqua
Pada praktikum ini aqua berfungsi sebagai bahan cair untuk melarutkan agar-agar. Media nutrient
agar menggunakan aqua sebanyak 400 ml.

Gambar 3.7 Aqua


Sumber: Shopee.com, 2021

2. Tepung Agar-Agar
Agar-agar adalah zat berupa gel yang diolah dari rumput laut atau alga dan bisa dimakan, dalam
bidang medis digunakan sebagai pembiak bakteri di laboratorium.

Gambar 3.8 Tepung Agar-Agar


Sumber: Blibi.com, 2020
3. Kentang
Kentang adalah tanaman berumbi yang tinggi karbohidrat.

Gambar 3.9. Kentang


Sumber: detikFood, 2020

4. Gula
Gula yang digunakan pada pembuatan media ini sebanyak 5 gram, berfungsi sebagai pengganti
dextrose.

Gambar 3.10. Gula


Sumber: Kompas.com, 2021
3.3 Prosedur Praktikum
A. Prosedur Pembuatan Nutrien Agar

Mulai

d pake garis panah yang ramping aja yaa


Masukkan tepung agar-agar ke dalam panci lalu
tambahkan aqua

Aduk menggunakan sendok

d
Masak agar-agar sampai mendidih sambil terus
diaduk

d
Setelah mendidih, masukkan kedalam gelas
keramik
d

Tutup bagian atas gelas dengan aluminium foil

d
Kukus NA dengan menggunakan dandang selama
10 menit

Setelah 10 menit, angkat NA lalu tuang kedalam 3


buah wadah

Tutup wadah dan tunggu sampai NA mengeras

d
Berikan label di setiap tutup wadah (NA1, NA2,
NA3)

d
Selesai

Gambar 3.11. Diagram Alir Prosedur Pembuatan Nutrient Agar


Sumber: Modul Praktikum Mikrobiologi
B. Prosedur Pembuatan Potato Dextrose Agar

Mulai

d
Kupas kentang dan potong kecil-kecil berbentuk
dadu

Rebus kentang sampai mendidih lalu saring


kentang dam ambil air rebusan kentang

Masukkan ekstrak kentang keddalam gelas keramik lalu


tambahkan gula dan tepung agar-agar

d
Aduk menggunakan sendok dan tambahkan air
panas sampai gelas penuh

Tutup bagian atas gelas dengan aluminium foil

d
Kukus PDA dengan menggunakan dandang selama
10 menit

d
Setelah 10 menit, angkat PDA lalu tuang kedalam 3
buah wadah

Tutup wadah dan tunggu sampai PDA mengeras

d
Berikan label disetiap tutup wadah (PDA1, PDA2,
PDA3)

d
Selesai

Gambar 3.12. Diagram Alir Prosedur Pembuatan Potato Dextrose Agar


Sumber: Modul Praktikum Mikrobiologi

Anda mungkin juga menyukai