16 PMK.07 2023
16 PMK.07 2023
16 PMK.07 2023
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
jdih.kemenkeu.go.id
-2 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN
ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR
15/PMK.07/2020 TENTANG PENGELOLAAN DANA
KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 15/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Dana
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 205), diubah sebagai
berikut:
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah Istimewa Yogyakarta yang selanjutnya
disingkat DIY adalah daerah provinsi yang mempunyai
keistimewaan dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta yang
selanjutnya disebut Perdais adalah Peraturan Daerah
jdih.kemenkeu.go.id
- 3 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 4 -
2. Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) Pasal 2 diubah dan setelah
ayat (2) Pasal 2 ditambahkan 7 (tujuh) ayat, yakni ayat (3)
sampai dengan ayat (9), sehingga Pasal 2 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 2
(1) Dalam rangka pengelolaan Dana Keistimewaan,
Menteri selaku Pengguna Anggaran BUN Pengelolaan
TKD menetapkan:
a. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan sebagai
pemimpin PPA BUN Pengelolaan TKD;
b. Direktur Dana Desa, Insentif, Otonomi Khusus,
dan Keistimewaan sebagai KPA BUN Pengelolaan
Dana Desa, Insentif, Otonomi Khusus, dan
Keistimewaan;
c. Kepala KPPN sebagai KPA BUN Penyaluran Dana
Desa, Insentif, Otonomi Khusus, dan
Keistimewaan; dan
d. Direktur Pelaksanaan Anggaran sebagai
koordinator KPA BUN Penyaluran TKD.
(2) Kepala KPPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c merupakan Kepala KPPN yang wilayah
kerjanya meliputi Provinsi DIY.
(3) Dalam hal pejabat yang ditetapkan sebagai KPA BUN
Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b berhalangan, Menteri menunjuk Direktur
Dana Transfer Umum sebagai pelaksana tugas KPA
BUN Pengelolaan Dana Desa, Insentif, Otonomi
Khusus, dan Keistimewaan.
(4) Dalam hal pejabat yang ditetapkan sebagai KPA BUN
Penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c berhalangan, Menteri menunjuk pejabat
pelaksana tugas / pelaksana harian Kepala KPPN
sebagai pelaksana tugas KPA BUN Penyaluran Dana
Desa, Insentif, Otonomi Khusus, dan Keistimewaan.
(5) Keadaan berhalangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (4) merupakan suatu keadaan yang
menyebabkan pejabat definitifyang ditetapkan sebagai
KPA BUN Pengelolaan Dana Desa, Insentif, Otonomi
Khusus, dan Keistimewaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dan/ atau KPA BUN Penyaluran
Dana Desa, Insentif, Otonomi Khusus,
dan Keistimewaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c:
a. tidak terisi dan menimbulkan lowongan jabatan;
atau
jdih.kemenkeu.go.id
- 5 -
3. Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) Pasal 3 diubah, dan setelah
ayat (2) Pasal 3 ditambahkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (3),
sehingga Pasal 3 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 3
(1) KPA BUN Pengelolaan Dana Desa, Insentif, Otonomi
Khusus, dan Keistimewaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b mempunyai tugas dan
fungsi sebagai berikut:
a. mengajukan usulan indikasi kebutuhan dana TKD
untuk Dana Keistimewaan kepada pemimpin PPA
BUN Pengelolaan TKD yang dilengkapi dengan
dokumen pendukung;
b. menyusun RKA BUN TKD untuk Dana
Keistimewaan beserta dokumen pendukung yang
berasal dari pihak terkait;
c. menyampaikan RKA BUN TKD untuk Dana
Keistimewaan beserta dokumen pendukung
sebagaimana dimaksud dalam huruf b kepada
jdih.kemenkeu.go.id
- 6 -
jdih.kemenkeu.go.id
-7 -
Pasal 4
Pemimpin PPA BUN Pengelolaan TKD, KPA BUN
Pengelolaan Dana Desa, Insentif, Otonomi Khusus, dan
Keistimewaan, KPA BUN Penyaluran Dana Desa, Insentif,
Otonomi Khusus, dan Keistimewaan, dan koordinator KPA
BUN Penyaluran TKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (1) tidak bertanggung jawab atas penggunaan Dana
Keistimewaan oleh Pemerintah Daerah.
5. Di antara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 1 (satu) ayat, yakni
ayat (la), ayat (2) diubah, serta di antara ayat (2) dan ayat
(3) disisipkan 2 (dua) ayat, yakni ayat (2a) dan ayat (2b),
sehingga Pasal 5 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 5
(1) Gubernur DIY mengajukan usulan rencana kebutuhan
Dana Keistimewaan kepada Menteri c.q. Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan dengan tembusan
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional,
Kementerian Dalam Negeri, dan kementerian/lembaga
terkait paling lambat minggu pertama bulan Februari
tahun anggaran sebelumnya.
(la) Usulan rencana kebutuhan Dana Keistimewaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
dalam dokumen rencana program dan kegiatan atas
penggunaan Dana Keistimewaan dan telah mendapat
reviu oleh Inspektorat Pemerintah Daerah DIY.
(2) Usulan rencana kebutuhan Dana Keistimewaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman
pada rencana induk Dana Keistimewaan, Perdais,
rencana pembangunan jangka menengah daerah, dan
rencana kerja pembangunan daerah.
jdih.kemenkeu.go.id
- 8 -
Pasal SA
Reviu terhadap program dan kegiatan atas usulan rencana
kebutuhan Dana Keistimewaan yang dilakukan oleh
Inspektorat Pemerintah Daerah DIY sebagaimana
dimaksud dalam Pasal S ayat (1a), dilakukan berdasarkan:
a. kesesuaian usulan program dan kegiatan dengan
Perdais dan peraturan perundangan lainnya terkait
dengan Dana Keistimewaan;
b. kesesuaian usulan program dan kegiatan dengan
prioritas nasional;
c. kesesuaian usulan program dan kegiatan dengan
sasaran pembangunan pemerintah daerah yang
tercantum di dalam rencana pembangunan jangka
menengah daerah;
d. kesesuaian rencana anggaran biaya usulan program
dan kegiatan dengan ketentuan satuan biaya;
e. sinergi dengan pendanaan lainnya dalam APBD; dan
f. program dan kegiatan yang tidak dapat dibiayai oleh
Dana Keistiinewaan.
7. Di antara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 2 (dua) ayat, yakni
ayat (la) dan ayat (1 b), di antara ayat (2) dan ayat (3)
disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (2a), serta ayat (2), ayat
jdih.kemenkeu.go.id
-9 -
7. Di antara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 2 (dua) ayat, yakni
ayat (la) dan ayat (lb), di antara ayat (2) dan ayat (3)
disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (2a), serta ayat (2), ayat
(3) dan ayat (4) diubah, sehingga Pasal 6 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal6
(1) Kernenterian Keuangan bersama dengan Kernenterian
Perencanaan Pembangunan Nasional, Kernenterian
Dalam Negeri, kementerian/lembaga terkait
melakukan evaluasi penilaian usulan program dan
kegiatan Dana Keistimewaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5.
(la) Evaluasi penilaian usulan program dan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
bersama Pemerintah Daerah DIY.
(lb) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional,
Kementerian Dalam Negeri, kementerian/lembaga
terkait terlebih dahulu dapat melakukan penilaian
mandiri sebelum dilakukan evaluasi penilaian usulan
program dan kegiatan Dana Keistimewaan bersama
dengan daerah.
(2) Evaluasi penilaian usulan program dan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan:
a. kesesuaian usulan rencana program dan kegiatan
dengan prioritas nasional;
b. kesesuaian usulan rencana program dan kegiatan
dengan dokumen rencana tata ruang nasional;
c. kesesuaian usulan rencana program dan kegiatan
dengan Rencana Induk Dana Keistimewaan;
d. sinkronisasi usulan rencana program dan kegiatan
dengan rencana kerja kementerian/lembaga;
e. kesesuaian output dengan pencapaian
kemanfaatan output; dan
f. hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Dana
Keistimewaan.
(2a) Menteri dapat melibatkan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan dalam evaluasi penilaian
usulan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(3) Hasil evaluasi penilaian usulan program dan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan
dalam berita acara evaluasi penilaian.
(4) Berita acara evaluasi penilaian sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) diterbitkan paling lambat minggu ketiga
bulan Februari.
Pasal 7
(1) KPA BUN Pengelolaan Dana Desa, Insentif, Otonomi
Khusus, dan Keistimewaan mengajukan usulan
indikasi kebutuhan dana TKD untuk Dana
jdih.kemenkeu.go.id
- 10 -
9. Pasal 8 dihapus.
Pasal 9
(1) Indikasi kebutuhan dana TKD untuk Dana
Keistimewaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
disampaikan dalam pembahasan Nota Keuangan dan
Rancangan Undang-Undang mengenai APBN antara
Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
(2) Berdasarkan pagu Dana Keistimewaan dalam
Rancangan Undang-Undang mengenai APBN dan hasil
pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan alokasi Dana Keistimewaan.
(3) Berdasarkan alokasi Dana Keistimewaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Kementerian Keuangan c.q.
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
jdih.kemenkeu.go.id
- 11 -
11. Ketentuan ayat (1) dan ayat (4) Pasal 11 diubah, dan setelah
ayat (4) Pasal 11 ditambahkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (5)
sehingga Pasal 11 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 11
(1) Dalam rangka optimalisasi penggunaan Dana
Keistimewaan, Gubernur DIY dapat mengajukan
usulan perubahan atas program dan kegiatan Dana
Keistimewaan kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal
Perimbangan Keuangan paling cepat bulan Maret dan
paling lambat bulan Oktober tahun anggaran berjalan.
(2) Mekanisme pengaJuan dan penilaian usulan
perubahan atas program dan kegiatan Dana
Keistimewaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) sampai dengan ayat
(3).
(3) Usulan perubahan program dan kegiatan Dana
Keistimewaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah pagu
alokasi Dana Keistimewaan yang telah ditetapkan
dalam Undang-Undang mengenai APBN.
(4) Menteri c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
menyampaikan hasil penilaian atas usulan perubahan
program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada Gubernur DIY paling lama 1 (satu)
bulan terhitung sejak diterimanya usulan perubahan
program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
(5) Usulan perubahan program dan kegiatan Dana
Keistimewaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan paling banyak 2 (dua) kali.
Pasal 1 lA
(1) Dana Keistimewaan digunakan untuk mendanai
kewenangan dalam urusan Keistimewaan yang
meliputi:
a. tata cara pengisianjabatan, kedudukan, tugas, dan
wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur;
b. kelembagaan Pemerintah Daerah DIY;
c. kebudayaan;
d. pertanahan; dan
e. tata ruang.
jdih.kemenkeu.go.id
- 12 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 13 -
Pasal 12
(1) KPA BUN Pengelolaan Dana Desa, Insentif, Otonomi
Khusus, dan Keistimewaan menyusun Rencana Kerja
Anggaran BUN Dana Keistimewaan berdasarkan
penetapan alokasi anggaran BUN sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) KPA BUN Pengelolaan Dana Desa, Insentif, Otonomi
Khusus, dan Keistimewaan menyampaikan Rencana
Kerja Anggaran BUN Dana Keistimewaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Inspektorat Jenderal
Kementerian Keuangan untuk direviu.
(3) Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan
menyampaikan hasil reviu atas Rencana Kerja
Anggaran BUN Dana Keistimewaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada KPA BUN Pengelolaan
Dana Desa, Insentif, Otonomi Khusus, dan
Keistimewaan, paling lama 14 (empat belas) hari kerja
setelah menerima Rencana Kerja Anggaran BUN Dana
Keistimewaan dengan lengkap dan benar.
(4) Hasil reviu atas Rencana Kerja Anggaran BUN Dana
Keistimewaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
digunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Dana
Pengeluaran BUN TKD.
(5) Pemimpin PPA BUN Pengelolaan TKD menetapkan
Rencana Dana Pengeluaran BUN TKD sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan menyampaikannya
kepada Direktur Jenderal Anggaran untuk dilakukan
penelaahan.
(6) Hasil penelaahan atas Rencana Dana Pengeluaran
BUN TKD sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berupa
Daftar Hasil Penelaahan Rencana Dana Pengeluaran
BUN TKD.
(7) Daftar Hasil Penelaahan Rencana Dana Pengeluaran
BUN TKD sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
digunakan sebagai dasar penyusunan DIPA BUN TKD.
(8) Pemimpin PPA BUN Pengelolaan TKD menetapkan
DIPA BUN TKD sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
dan menyampaikannya kepada Direktur Jenderal
Anggaran untuk dilakukan pengesahan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(9) Direktur Jenderal Anggaran atas nama Menteri
mengesahkan DIPA BUN TKD sebagaimana dimaksud
pada ayat (8) dan menyampaikannya kepada
Pemimpin PPA BUN Pengelolaan TKD.
(10) DIPA BUN TKD sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
digunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan satuan
jdih.kemenkeu.go.id
- 14 -
Pasal 13
(1) KPA BUN Pengelolaan Dana Desa, Insentif, Otonomi
Khusus, dan Keistimewaan dapat menyusun
perubahan DIPA BUN TKD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (10).
(2) Penyusunan perubahan DIPA BUN TKD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
Peraturan Menteri mengenai tata cara revisi anggaran.
Pasal 14
(1) Dalam rangka penyaluran Dana Keistimewaan, KPA
BUN Pengelolaan Dana Desa, Insentif, Otonomi
Khusus, dan Keistimewaan menyusun dan
menyampaikan rekomendasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) huruf f kepada KPA BUN
Penyaluran Dana Desa, Insentif, Otonomi Khusus, dan
Keistimewaan melalui koordinator KPA BUN
Penyaluran TKD.
(2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan dengan mempertimbangkan waktu
proses penerbitan surat permintaan pembayaran,
surat perintah membayar, dan surat perintah
pencairan dana BUN serta ketentuan rencana
penarikan dana.
(3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan dasar bagi pejabat pembuat komitmen dan
pejabat penandatangan surat perintah membayar
untuk melakukan penerbitan surat permintaan
pembayaran atau surat perintah membayar BUN
penyaluran Dana Keistimewaan.
(4) Penerbitan surat permintaan pembayaran, surat
perintah membayar, dan surat perintah pencairan
dana dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri
mengenai tata cara pencairan APBN bagian atas beban
anggaran BUN pada KPPN.
16. Ketentuan ayat (1) sampai dengan ayat (3) Pasal 16 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 16
(1) Penyaluran Dana Keistimewaan tahap I sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf a
dilaksanakan setelah Gubernur DIY atau pejabat yang
diberi kuasa menyampaikan surat permintaan
penyaluran tahap I dilampiri dengan:
jdih.kemenkeu.go.id
- 15 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 16 -
17. Ketentuan ayat (3) Pasal 17 diubah dan setelah ayat (4)
Pasal 17 ditambahkan 3 (tiga) ayat, yakni ayat (5) sampai
dengan ayat (7) sehingga Pasal 17 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 17
(1) Laporan realisasi penyerapan Dana Keistimewaan
tahap akhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat (1) huruf a diverifikasi oleh Inspektorat
Pemerintah Daerah DIY berdasarkan Surat Perintah
Pencairan Dana yang diterbitkan oleh Pemerintah
Daerah DIY dan sisa Dana Keistimewaan di Rekening
Kas Umum Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Laporan realisasi penyerapan Dana Keistimewaan
tahap I dan tahap II sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (2) huruf a dan ayat (3) huruf a
diverifikasi oleh Inspektorat Pemerintah Daerah DIY
berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana yang
diterbitkan oleh Pemerintah Daerah DIY sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Laporan pencapaian kinerja Dana Keistimewaan tahap
akhir, tahap I, dan tahap II sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b, ayat (2) huruf b, dan
ayat (3) huruf b diverifikasi oleh Inspektorat
Pemerintah Daerah DIY.
(4) Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sampai dengan ayat (3) dituangkan dalam berita acara
hasil verifikasi.
(5) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 ayat (1) huruf c paling sedikit memuat uraian:
a. rencana program dan kegiatan;
b. sumber daya manusia;
c. realisasi anggaran dan capaian keluaran;
d. kendala pelaksanaan dan tindak lanjut
penyelesaian;
e. foto dan lokus kegiatan fisik strategis dan
prioritas; dan
f. usulan perbaikan tata kelola.
(6) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
ditandatangani oleh Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah/ Sekretaris Daerah.
(7) Dalam hal muatan uraian laporan tahunan tidak
sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5), laporan tahunan belum dapat memenuhi
syarat salur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat (1) huruf c.
jdih.kemenkeu.go.id
- 17 -
18. Ketentuan ayat (1) dan ayat (3) Pasal 19 diubah sehingga
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 19
(1) Dana Keistimewaan yang tidak disalurkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (8) sampai
dengan akhir tahun anggaran berjalan tidak dapat
dijadikan penambah pagu anggaran Dana
Keistimewaan tahun anggaran berikutnya.
(2) Dalam hal terdapat sisa Dana Keistimewaan di
Rekening Kas Umum Daerah pada akhir tahun
anggaran, s1sa Dana Keistimewaan tersebut
diperhitungkan dengan penyaluran Dana
Keistimewaan pada tahun anggaran berikutnya.
(3) Gubernur DIY dapat menggunakan sebagian sisa Dana
Keistimewaan di Rekening Kas Umum Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk tahun
anggaran berikutnya dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Gubernur DIY atau pejabat yang diberi kuasa
menyampaikan pemberitahuan kepada Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan dilampiri dengan:
1. laporan realisasi penyerapan Dana
Keistimewaan tahap akhir tahun anggaran
sebelumnya yang telah diverifikasi oleh
Inspektorat Pemerintah Daerah DIY; dan
2. laporan pencapaian kinerja Dana
Keistimewaan tahap akhir tahun anggaran
sebelumnya yang belum diverifikasi oleh
Inspektorat Pemerintah Daerah DIY; dan
b. digunakan untuk melaksanakan program dan
kegiatan yang bersifat mendesak serta merupakan
kewenangan keistimewaan yang telah
direncanakan untuk dibiayai pada tahun anggaran
berikutnya dari Dana Keistimewaan.
(4) Penyampaian pemberitahuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a paling lambat sebelum
penyampaian surat permintaan penyaluran tahap I
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1).
19. Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) diubah dan setelah ayat (2)
Pasal 20 ditambahkan 8 (delapan) ayat, yakni ayat (3)
sampai dengan ayat (10) sehingga Pasal 20 berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 20
(1) Kementerian Keuangan dan kementerian/lembaga
terkait melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja
pengelolaan Dana Keistimewaan sesua1 dengan
kewenangan masing-masing.
(2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. capaian realisasi anggaran;
b. capaian kinerja output;
jdih.kemenkeu.go.id
- 18 -
BAB IVA
PENGAWASAN
Pasal 20A
(1) Menteri selaku Bendahara Umum Negara melakukan
pengawasan atas pengelolaan Dana Keistimewaan.
jdih.kemenkeu.go.id
- 19 -
Pasal 21
(1) Dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan BA
BUN TKD, pemimpin PPA Pengelolaan BUN menyusun
laporan keuangan TKD sesuai dengan Peraturan
Menteri mengenai sistem akuntansi dan pelaporan
keuangan TKD.
(2) Laporan keuangan TKD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mencakup pertanggungjawaban pengelolaan
Dana Keistimewaan.
(3) Laporan keuangan TKD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun oleh unit eselon II Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan yang ditunjuk selaku Unit
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan PPA BUN
Pengelolaan TKD menggunakan sistem aplikasi
terintegrasi.
(4) Untuk penatausahaan, akuntansi, dan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran, KPA
BUN Penyaluran Dana Desa, Insentif, Otonomi
Khusus, dan Keistimewaan menyusun laporan
keuangan tingkat KPA dan menyampaikan kepada
pemimpin PPA BUN Pengelolaan TKD melalui
koordinator KPA BUN Penyaluran TKD, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. laporan keuangan tingkat KPA BUN Penyaluran
Dana Desa, Insentif, Otonomi Khusus, dan
Keistimewaan disusun setelah dilakukan
rekonsiliasi data realisasi anggaran transfer
dengan KPPN selaku Kuasa BUN dengan
berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pedoman
rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan
keuangan;dan
b. laporan keuangan tingkat KPA BUN Penyaluran
Dana Desa, Insentif, Otonomi Khusus, dan
Keistimewaan disampaikan secara berjenjang
kepada PPA BUN Pengelolaan TKD melalui
koordinator KPA BUN Penyaluran TKD sesuai
dengan jadwal penyampaian laporan keuangan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
mengenai tata cara penyusunan dan penyampaian
laporan keuangan BUN.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan dan
penyampaian laporan keuangan tingkat KPA BUN
Penyaluran Dana Desa, Insentif, Otonomi Khusus, dan
Keistimewaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.
(6) Dalam rangka penyusunan laporan keuangan TKD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), koordinator KPA
jdih.kemenkeu.go.id
- 20 -
Pasal 21A
(1) Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas,
efektivitas, efisiensi, dan transparansi, pengelolaan
Dana Keistimewaan dilakukan melalui sistem
informasi terintegrasi.
(2) Sistem informasi terintegrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mengintegrasikan informasi pengelolaan
Dana Keistimewaan yang paling sedikit meliputi:
a. perencanaan dan penganggaran;
b. penyaluran; dan
c. pelaporan dan pertanggung jawaban.
(3) Sistem informasi terintegrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diselenggarakan oleh Kementerian
Keuangan dan terhubung dengan berbagai sistem
yang terdapat di kementerian/lembaga dan
Pemerintah Daerah dengan prinsip interoperabilitas.
(4) Sistem informasi terintegrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan secara bertahap dengan
mengoptimalkan terlebih dahulu sistem informasi
yang telah tersedia.
(5) Pelaksanaan sistem informasi terintegrasi secara
bertahap sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dimulai
paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan Menteri
ini diundangkan.
jdih.kemenkeu.go.id
- 21 -
Pasal22
Ketentuan mengenai:
a. format laporan realisasi penyerapan Dana
Keistimewaan dan laporan pencapaian kinerja Dana
Keistimewaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3);
b. format surat kuasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 ayat (4);
c. format lembar konfirmasi transfer Dana Keistimewaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18,
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal II
1. Penilaian program dan kegiatan atas usulan rencana
kebutuhan Dana Keistimewaan yang dilakukan oleh
Kementerian Keuangan bersama dengan Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian
Dalam Negeri, kementerian/lembaga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6, untuk pelaksanaan penilaian
pada Tahun 2023 berdasarkan:
a) kesesuaian antara usulan dengan program prioritas
nasional;
b) kesesuaian antara usulan dengan Perdais;
c) kewajaran nilai program dan kegiatan;
d) asas efisiensi dan efektivitas; dan
e) hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Dana
Keistimewaan.
2. Pengajuan dan penyusunan indikasi kebutuhan dana
TKD untuk Dana Keistimewaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (3) untuk Tahun 2024, dengan
memperhatikan:
a) perkembangan Dana Keistimewaan dalam 3 (tiga)
tahun terakhir;
b) arah kebijakan Dana Keistimewaan;
c) berita acara penilaian kelayakan program dan
kegiatan; dan/ atau
d) kemampuan keuangan negara.
3. Penyaluran Dana Keistimewaan Tahap I sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf a Tahun
Anggaran 2023 dilaksanakan setelah Gubernur DIY
1
jdih.kemenkeu.go.id
- 22 -
jdih.kemenkeu.go.id
- 23 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Februari 2023
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 Maret 2023
jdih.kemenkeu.go.id
- 24 -
LAMPIRAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16/PMK.07/2023
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR
15/PMK.07/2020 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
....
I I
---- Nomenklatur
;:l § § Urusan
No I§ rJ) Sub Lokasi OPD
§ ~
----
§
2
:::>
bl)
6l0 J i
"6h
"6h
V
~
Kegiatan
Keistimewaan
Volume Satuan Volume Satuan % I Pagu I Realisasi s.d. I %
rJ)
§ p:: V
~ ,0
Tahap ... ( 1l
~
;:l
:g rJ)
O'.l
1 I ... 3J .•• 3) ••• 3) ••• 3) ... 3) .•• (4) •• JS) .. J6) •• .(7) •• J8) ••• (9) ••• (10) ••• (12) •• J13) .. _(14) ••• 16) .. .18) ••• 20)
2 I ... 3J •.• 3) ••• 3) ••• 3) •.• 3) ••• (4) •• JS) ••• (6) .. J7) .•. (8) ••• (9) ••• (10) ••• (12) ••. (13) •• J14) ••• 16) •• .18) .•• 20)
dst. I ... 3) ... 3) •.• 3) ••• 3) ••• 3) ••• (4) .• JS) .,.(6) ... (7) .•. (8) ••• (9) •.. (10) .• J12) ••. (13) ••• (14) •. _16) ••• 18) .•• 20)
l
jdih.kemenkeu.go.id
- 25 -
Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan dalam laporan kinerja capaian keluaran ini telah
sesuai dengan rencana anggaran dan program penggunaan Dana Keistimewaan Tahun Anggaran .... (2l
• • • • • • •• , • •••••••••••••••••••••• (21)
•••••••••••••••••••••••••••• (22)
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• (23)
\
jdih.kemenkeu.go.id
- 26 -
PETUNJUK PENGISIAN
No. Uraian
Diisi dengan tahapan terakhir dana terkait diterima di tahun anggaran
1
berjalan.
2 Diisi sesuai dengan tahun anggaran bersangkutan.
Diisi sesuai dengan kode urusan/unsur, bidang urusan/bidang unsur,
3
program, kegiatan dan sub kegiatan.
4 Diisi sesuai dengan nomenklatur sub kegiatan.
Diisi dengan urusan sesuai dengan kewenangan keistimewaan yang
5
diatur dalam peraturan perundang-undangan.
jdih.kemenkeu.go.id
- 27 -
KOPSURAT
1
2
3
dst.
Jumlah 17)
•.............•.••.•••..•.•......••••••.. 19)
Nama 21 )
jdih.kemenkeu.go.id
- 28 -
PETUNJUK PENGISIAN
No. Uraian
1. Diisi sesuai dengan tahap yang dilaporkan, yakni:
a. Tahap I;
b. Tahap II; atau
c. Tahap III.
2. Diisi sesua1 dengan tahun anggaran Dana Keistimewaan yang
dilaporkan.
3. Diisi sesuai dengan jumlah dana yang diterima rekening kas umum
daerah dari rekening kas umum negara pada tahap I.
4. Diisi sesuai dengan jumlah dana yang diterima rekening kas umum
daerah dari rekening kas umum negara pada tahap II.
5. Diisi sesuai dengan jumlah dana yang diterima rekening kas umum
daerah dari rekening kas umum negara pada tahap III.
6. Diisi sesuai dengan jumlah keseluruhan dana yang diterima rekening
kas umum daerah dari rekening kas umum negara sampai dengan tahap
laporan.
7. Diisi sesuai dengan jumlah realisasi penggunaan dari rekening kas
umum daerah melalui SP2D daerah pada tahap laporan.
8. Diisi sesuai dengan jumlah kumulatif realisasi penggunaan dari
rekening kas umum daerah melalui SP2D daerah sampai dengan tahap
laporan.
9. Diisi sesuai dengan jumlah sisa Dana Keistimewaan di rekening kas
umum daerah sampai dengan tahap laporan.
10. Diisi sesuai dengan persentase sisa Dana Keistimewaan di rekening kas
umum daerah terhadap jumlah keseluruhan dana yang diterima
rekening kas umum daerah dari rekening kas umum negara sampai
dengan tahap laporan.
11. Kolom diisi sesuai dengan rincian urusan Dana Keistimewaan dan
Organisasi Perangkat Daerah bersangkutan.
12. Kolom diisi sesuai dengan jumlah pagu masing-masing rincian urusan
Dana Keistimewaan dan Organisasi Perangkat Daerah bersangkutan.
13. Kolom diisi sesuai dengan jumlah realisasi penggunaan dari rekening
kas umum daerah melalui SP2D daerah pada Tahap I untuk rincian
urusan Dana Keistimewaan dan Organisasi Perangkat Daerah
bersangkutan.
14. Kolom diisi sesuai dengan jumlah realisasi penggunaan dari rekening
kas umum daerah melalui SP2D daerah sampai Tahap II untuk rincian
urusan Dana Keistimewaan dan Organisasi Perangkat Daerah
bersangkutan.
15. Kolom diisi sesuai dengan jumlah realisasi penggunaan dari rekening
kas umum daerah melalui SP2D daerah sampai Tahap III untuk rincian
urusan Dana Keistimewaan dan Organisasi Perangkat Daerah
bersangkutan.
16. Kolom diisi sesuai dengan jumlah sisa pagu Dana Keistimewaan di
rekening kas umum daerah sampai dengan tahap laporan untuk rincian
urusan Dana Keistimewaan dan Organisasi Perangkat Daerah
bersangkutan.
jdih.kemenkeu.go.id
- 29 -
*'-~ ~ -7
MASSOEH
NIP 1969092
jdih.kemenkeu.go.id