Dasar Teori Kooperasi Dan Kompetisi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DASAR TEORI KOOPERASI DAN KOMPETISI SERTA CARA


MANAJEMEN KONFLIK MENYEMIMBANGKANNYA

Diajukan untuk memenuhi Tugas Semester II Mata Kuliah :


MANAJEMEN KONFLIK
Dosen Pembimbing : Dr. Siti Julaiha, M.Pd

Disusun Oleh :
Yuni Aprilianti, S.Pd
NIM. 2220200018
Kukuh Ichsanulkarim, S.Pd
NIM. 2220200011
Sumarmi, S.Pd.AUD
NIM. 2220200021

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
KALIMANTAN TIMUR
2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nafas
kehidupan dan segala nikmat kepada kami, begitupun shalawat beserta salam tiada
yang berhak menjadi hilir kecuali baginda Rasulullah SAW, semoga rahmat dan
hidayah selalu tercurah limpahkan kepada beliau, kepada keluarganya, sahabat-
sahabatnya, para tabi’in serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Tanpa
nikmat, hidayah dan inayah serta iradah-Nya, mustahil penulis mampu
menyelesaikan tugas makalah mengenai “Dasar Teori Kooperasi dan Kompetisi
Serta Cara Manajemen Konflik Menyeimbangkannya” ini dengan baik.
Beberapa kalimat yang penulis sumbangkan dari daya pikir yang lemah ini,
terkumpullah kini menjadi satu makalah.
Dalam aspek manapun, makalah ini belum memenuhi kebenaran yang
sempurna. Namun, dari segala kekurangan sudah penulis saring menjadi
seminimal mungkin, kami pun menaruh harapan besar dalam penyusunan
makalah ini. Setidaknya, dalam penyusunan makalah ini penulis tidak
mendasarkan pada pemikiran penulis sendiri, ada banyak rujukan buku dan
referensi yang penulis gunakan. Dalam makalah ini, dengan ringkas akan
menjelaskan tentang pengaruh peran kepala sekolah terhadap pemanfaatan aset
sekolah.
Pada akhirnya, makalah yang penulis susun ini, dipersembahkan kepada
khususnya Dr. Siti Julaiha, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Konflik yang memberi penulis bimbingan dan kesempatan untuk menyusun
makalah ini, dan kepada teman-teman mahasiswa seperjuangan dalam
mewujudkan cita-cita bangsa dan agama. Tak ada gading yang tak retak, begitulah
adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang
konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Samarinda, 5 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman depan ……………………………………………………………... i

Kata Pengantar ……………………………………………………………... ii

Daftar Isi ………………………………………………………………….... iii

Bab I Pendahuluan ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang …………………………………………………….......... 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………............. 2

C. Tujuan ………………………………………………………………....... 3

Bab II. Pembahasan ....................................................................................... 4

A. Dasar Teori Kooperasi…………. ……………………………………..... 4

B. Dasar Teori Kompetisi............................................................................... 5

C. Cara Manajemen Konflik Menyeimbangkan Kooperasi dan Kompetisi... 6

Bab III Penutup…………………………………………………………….. 10

A. Kesimpulan ............................................................................................... 10

B. Rekomendasi ............................................................................................. 10

Daftar Pustaka

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori kooperasi dan kompetisi adalah dua konsep yang penting dalam
bidang psikologi sosial dan ekologi.
Teori kooperasi mengacu pada kemampuan individu atau kelompok untuk
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks sosial, teori
kooperasi seringkali digunakan untuk menjelaskan bagaimana orang-orang bisa
bekerja sama dan mengatasi konflik yang muncul dalam interaksi sosial.
Sementara itu, teori kompetisi mengacu pada situasi di mana individu atau
kelompok bersaing untuk sumber daya yang terbatas, seperti makanan, air, dan
ruang. Teori kompetisi dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana orang
bereaksi dalam situasi di mana mereka harus bersaing untuk memperoleh sumber
daya yang penting.
Kedua teori ini seringkali dipelajari bersamaan karena mereka memiliki
kaitan yang erat dalam konteks kehidupan sosial manusia dan interaksi dengan
lingkungan alaminya. Dalam banyak kasus, kooperasi dan kompetisi saling
bergantung satu sama lain, tergantung pada situasi dan tujuan yang ingin dicapai.
Teori kooperasi dan kompetisi didahului oleh konsep kompetisi dan
kooperasi yang terpisah bahkan bertolak belakang1. Teori kooperasi dan kompetisi
didahului oleh konsep kompetisi dan kooperasi yang terpisah dan bertolak
belakang. Teori koopetisi menyatakan bahwa perusahaan yang sukses adalah
perusahaan yang menerapkan manfaat agresif dan koopearasi2. Teori ini
didasarkan pada dua ide, yaitu tipe keadaan saling tergantung di antara tujuan 3 dan
jenis saling ketergantungan dalam kepentingan dan tujuan yang lebih tinggi4.

1
Njoo, Conny Elysia Lazaroni and Sentot Suciarto Athanasius, ‘Pengaruh Kompetisi Dan Kooperasi
Melalui Koopetisi Terhadap’, Jemap, 2.1 (2019), 154
<https://doi.org/10.24167/jemap.v2i1.2103>.
2
Lazaroni and Athanasius.
3
Nidya Dudija, ‘Cooperative vs Competitive: Filosofi Keseimbangan “Yin-Yang” Dalam Hubungan
Interdependency’, Buletin Psikologi, 23.2 (2015), 65 <https://doi.org/10.22146/bpsi.10563>.
4
Dedi Wahyudi and Novita Kurniasih, ‘Dedi Wahyudi’, RAUDHAH :Proud To Be Professional
JurnalTarbiyah Islamiyah, 5 (2020), 35–48.

1
Teori kooperasi dan kompetisi memiliki perbedaan dalam konsep
dasarnya. Teori kompetisi menekankan pada persingan antara perusahaan untuk
mencapai tujuan mereka sendiri, sedangkan teori kooperasi menekankan pada
Kerjasama antar perusahaan untuk mencapai tujuan bersama. Namun, teori
koopetisi menyatakan bahwa perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang
menerapkan manfaat kompetisi agresif dan kooperasi stimulant. Dalam teori
koopetisi, perusahaan yang bersaing dapat melakukan Kerjasama untuk
meningkatkan kinerja perusahaan itu sendiri dan perusahaan lainnya. Dalam hal
ini, koopetisi mengkombinasikan unsur kompetisi dan kooperasi untuk mencapai
tujuan bersama dan meningkatkan kinerja perusahaan5.
Dalam beberapa disiplin ilmu, kooperasi dan kompetisi dipandang sebagai
konsep yang bertentangan satu sama lain. Namun, dalam disiplin ilmu lainnya,
seperti biologi evolusioner, kooperasi dan kompetisi dianggap sebagai konsep
yang saling melengkapi. Sebagai contoh, dalam evolusi, terdapat strategi
kooperatif di mana individu atau kelompok bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama, yang dapat memberikan keuntungan evolusioner. Di sisi lain, terdapat
juga strategi kompetitif di mana individu atau kelompok bersaing satu sama lain
untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
Namum dalam praktiknya, baik kooperasi maupun kompetisi sering kali
muncul bersama-sama dalam situasi kehidupan nyata. Kedua konsep ini dapat
saling mempengaruhi dan kadang-kadang dapat diintegrasikan untuk mencapai
hasil yang lebih baik. Sebagai contoh, dalam konteks bisnis, perusahaan-
perusahaan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, sementara pada
saat yang sama bersaing untuk memperoleh pangsa pasar dan menghasilkan
keuntungan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas, dasar teori kooperasi dan kompetisi serta
cara menyeimbangkannya, maka peneliti akan memusatkan penelitian ke dalam
beberapa fokus penelitian antara lain:

5
Wahyudi and Kurniasih.

2
1. Apa saja dasar teori kooperasi?
2. Apa saja dasar teori kompetisi?
3. Bagiamana manajemen konflik dapat menyeimbangkan kooperasi
dan kompetisi?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dasar teori kooperasi dan kompetisi adalah untuk
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konsep dasar dan prinsip-
prinsip yang terkait dengan kedua istilah tersebut.
Dalam teori kooperasi, tujuan utamanya adalah untuk mengoptimalkan
keuntungan melalui kerjasama antara anggota kelompok. Konsep ini biasanya
digunakan dalam konteks organisasi dan bisnis, di mana keuntungan kelompok
dapat lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang akan diperoleh jika
setiap individu beroperasi secara independen. Dalam penulisan dasar teori
kooperasi, akan dijelaskan tentang bagaimana prinsip-prinsip kooperatif, seperti
keterbukaan, partisipasi, demokrasi, dan keadilan, dapat membantu menciptakan
lingkungan kerja yang efektif dan efisien.
Sementara itu, teori kompetisi bertujuan untuk mengoptimalkan
keuntungan melalui persaingan antara individu atau kelompok. Dalam
lingkungan bisnis, persaingan dapat mendorong perusahaan untuk meningkatkan
inovasi dan kualitas produk mereka, tetapi juga dapat menghasilkan kenaikan
harga dan pengurangan kualitas jika persaingan menjadi tidak sehat. Dalam
penulisan dasar teori kompetisi, akan dijelaskan tentang bagaimana persaingan
dapat mempengaruhi pasar dan bagaimana persaingan sehat dapat membantu
mencapai tujuan bisnis yang lebih baik.
Secara keseluruhan, penulisan dasar teori kooperasi dan kompetisi dapat
membantu individu dan organisasi untuk memahami bagaimana kedua konsep
tersebut dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan lingkungan, serta bagaimana
mereka dapat mempengaruhi keuntungan dan keberhasilan suatu organisasi atau
perusahaan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Teori Kooperasi


Kooperasi atau kerjasama merujuk pada bentuk organisasi yang dibentuk
oleh sekelompok orang atau organisasi yang saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama. Kooperasi biasanya didirikan untuk memenuhi kebutuhan atau
memecahkan masalah bersama, dan beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip yang
demokratis dan partisipatif.
Kooperasi dapat berbentuk berbagai macam, seperti kooperasi konsumen,
kooperasi produsen, kooperasi kredit, kooperasi serba usaha, dan lain-lain.
Namun, pada intinya, tujuan utama kooperasi adalah memperkuat posisi dan
meningkatkan kesejahteraan anggota melalui pemberdayaan ekonomi dan sosial.
Sebagai organisasi yang berbasis pada prinsip-prinsip kebersamaan,
kooperasi juga mengutamakan partisipasi anggota dan kerjasama dalam
pengambilan keputusan. Dengan cara ini, kooperasi dapat menjadi alat yang
efektif untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan bersama.
Kooperasi dan kerjasama adalah dua konsep yang sering kali digunakan
secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan yang jelas.
Kooperasi adalah suatu kegiatan dimana individu dapat bekerja sama
dalam suatu hal untuk mencapai tujuan tertentu. Secara etimologi, kooperasi
berasal dari Bahasa latin cooperarl yang berarti “bekerja sama”6. Kooperasi
adalah suatu bentuk organisasi yang dibentuk oleh sekelompok orang untuk
memenuhi kebutuhan dan kepentingan bersama, seperti kesejahteraan sosial,
ekonomi, dan budaya. Kooperasi biasanya didirikan oleh sekelompok orang
dengan tujuan memperoleh manfaat yang sama dan saling membantu satu sama
lain, seperti keuntungan finansial, akses ke sumber daya, dan meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan. Kooperasi biasanya terdiri dari anggota yang
sama-sama memiliki kepemilikan dan pengendalian atas organisasi tersebut, serta
secara demokratis memilih pimpinan atau pengurusnya.
6
Ayu Rifka Sitoresmi, ‘Kooperatif Adalah Sikap Yang Menunjukkan Kerjasama, Ketahui
Tujuannya’, Liputan6.Com, 2021 <https://www.liputan6.com/hot/read/4830022/kooperatif-
adalah-sikap-yang-menunjukkan-kerjasama-ketahui-tujuannya>.

4
Sementara itu, kerjasama adalah sebuah sikap melakukan suatu pekerjaan
secara bersama-sama tanpa melihat latar belakang orang yang diajak bekerjasama
untuk mencapai suatu tujuan7. Kerjasama adalah sebuah proses dimana dua atau
lebih pihak bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dengan membagi tugas,
sumber daya, dan pengetahuan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Kerjasama
dapat terjadi di antara organisasi, perusahaan, atau individu, dan dapat
menghasilkan manfaat yang besar seperti efisiensi, peningkatan kualitas, dan
peningkatan produktivitas. Namun, dalam kerjasama, tidak ada kepemilikan dan
pengendalian bersama, dan keputusan biasanya diambil oleh pihak yang memiliki
otoritas atau kekuasaan tertentu.
Dengan demikian, perbedaan utama antara kooperasi dan kerjasama adalah
pada struktur kepemilikan dan pengendalian organisasi, serta tujuan dan fokus
kerja sama. Kooperasi memiliki struktur kepemilikan dan pengendalian bersama,
dan bertujuan memenuhi kebutuhan dan kepentingan bersama. Sementara itu,
kerjasama lebih mengarah pada pencapaian tujuan bersama tanpa memiliki
struktur kepemilikan dan pengendalian bersama.

B. Dasar Teori Kompetisi


Kompetisi adalah proses sosial antara dua atau lebih pihak yang saling
berlomba berbuat sesuatu demi mencapai kemenangan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kompetsisi dapat diartikan sebagai persaingan atau
pertandingan untuk merebut kejuaraan dalam gabungan perkumpulan olahraga,
dan juga dapat diartikan sebagai sistem pertandingan olahraga yang
mengharuskan semua pihak saling bertanding atau berhadapan8. Menurut Chaplin
(1999), kompetisi adalah saling mengatasi dan berjuang antara dua individu, atau
antara beberapa kelompok untuk memperebutkan objek yang sama9. Kompetisi
dalam istilah biologi berarti persaingan dua organisme atau lebih untuk

7
Engel, ‘Kerja Sama’, Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 2018, 6–28.
8
Kumparan.com, ‘Pengertian Kompetisi Menurut Para Ahli’, Kumparan.Com, 2022
<https://kumparan.com/berita-update/pengertian-kompetisi-menurut-para-ahli-1xHO3bcer0l/
full>.
9
wikipedia, ‘Kompetisi’, Wikipedia Pengetahuan Bebas, 2023
<https://id.wikipedia.org/wiki/Kompetisi>.

5
mendapatkan kebutuhan hidup mereka10. Contoh dari kompetisi antara makhluk
hidup dalam ekosistem atau lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Persaingan antara hewan pemakan tumbuhan untuk mendapatkan makanan
yang terbatas di suatu habitat.
2. Persaingan antara hewan predator untuk mendapatkan mangsa yang
terbatas di suatu habitat.
3. Persaingan antara tumbuhan untuk mendapatkan sinar matahari dan nutrisi
yang terbatas di suatu habitat.
Kompetisi adalah suatu bentuk interaksi sosial antara individu atau
kelompok yang saling bersaing untuk mencapai tujuan yang sama atau
bertentangan. Dalam konteks bisnis, kompetisi adalah persaingan antara
perusahaan dalam menghasilkan produk atau layanan yang lebih baik, lebih
murah, dan lebih efisien daripada pesaing mereka. Dalam konteks olahraga,
kompetisi adalah pertandingan antara tim atau individu yang bertujuan untuk
memenangkan medali atau gelar juara. Kompetisi seringkali dianggap sebagai
dorongan yang mendorong individu atau kelompok untuk berprestasi dan
berkembang. Namun, kompetisi juga dapat menimbulkan konflik dan
ketidakadilan jika tidak diatur dengan baik.

C. Cara Manajemen Konflik Menyeimbangkan antara Kooperasi dan


Kompetisi
Kooperasi atau kerjasama dan kompetisi adalah dua hal yang saling
melengkapi dalam kehidupan kita. Di satu sisi, kooperasi memungkinkan kita
untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan yang sama,
sementara di sisi lain, kompetisi memungkinkan kita untuk meningkatkan
keterampilan dan kinerja kita dalam mencapai tujuan yang sama.
Untuk menyeimbangkan antara kooperasi dan kompetisi, ada beberapa hal
yang dapat dilakukan:
1. Mengenali keuntungan dari masing-masing hal: dapat mengenali bahwa
kooperasi memungkinkan untuk mencapai tujuan bersama dengan orang

10
wikipedia.

6
lain, sementara kompetisi dapat memotivasi untuk meningkatkan kinerja
dalam mencapai tujuan.
2. Fokus pada hasil yang diinginkan: dapat mengambil pendekatan yang
seimbang dengan fokus pada hasil yang diinginkan daripada hanya
berfokus pada kooperasi atau kompetisi. Dalam hal ini, dapat
mengoptimalkan keuntungan dari masing-masing hal.
3. Mengembangkan keterampilan interpersonal: dapat mengembangkan
keterampilan interpersonal yang diperlukan untuk bekerja sama dengan
orang lain dalam kerjasama dan untuk bersaing dengan orang lain dalam
kompetisi. Dalam hal ini, dapat membangun hubungan yang baik dengan
orang lain sambil meningkatkan keterampilan dalam menghadapi
persaingan.
4. Mempertimbangkan konteks: dapat mempertimbangkan konteks dalam
situasi tertentu untuk menentukan apakah harus fokus pada kooperasi atau
kompetisi. Misalnya, jika berada dalam lingkungan kerja yang sangat
kompetitif, mungkin perlu bersaing dengan orang lain untuk mencapai
tujuan. Namun, jika bekerja dalam tim, mungkin perlu bekerja sama
dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Ada beberapa cara untuk menyeimbangkan kerjasama dan kompetisi
dalam manajemen konflik. Salah satunya adalah dengan menerapkan strategi
konfrontasi dan kolaborasi, di mana sumber konflik dicari, didiskusikan , dan bisa
ditemukan , sehingga dapat membangun kerjasama dan kooperasi11. Selain itu,
manajemen konflik dapat dilakukan dengan gaya manajemen konflik kompetisi,
kolaborasi, atau kompromi12. Dalam manajemen konflik, penting untuk
menemukan cara untuk menyeimbangkan antara konflik dan kerja sama. Tujuan
utama menerapkan manajemen konflik dalam organisasi sekolah adalah untuk

11
M.Kes Bambang Supiansyah,S.IP., ‘CARA SEDERHANA MENGELOLA POLA KEPEMIMPINAN DAN
KONFLIK DALAM ORGANISASI’, Https://Bkpsdm.Muaraenimkab.Go.Id/
<https://bkpsdm.muaraenimkab.go.id/web/detail/176/cara_sederhana_mengelola_pola_kepemi
mpinan__dan_konflik_dalam_organisasi>.
12
Zaedun Na’im, Manajemen Konflik, Leadership:Jurnal Mahasiswa Manajemen Pendidikan
Islam, 2021, II <https://doi.org/10.32478/leadership.v2i2.720>.

7
membangun dan mempertahankan kerja sama yang kooperatif dengan pihak-pihak
yang terlibat.
Manajemen konflik dapat membantu menyeimbangkan antara kerjasama
dan persaingan dengan cara menemukan cara untuk meyeimbangkan konflik dan
kooperasi13. Manajemen konflik juga berguna dalam mencapai tujuan yang
diperjuangan dan menjaga hubungan-hubungan pihak-pihak yang terlibat konflik
tetap baik.
Untuk menyeimbangkan kooperasi dan kompetisi dalam manajemen
konflik, dapat dilakukan dengan strategi kompetisi atau competing yaitu dengan
membiarkan kedua belah pihak yang berkonflik untuk saling bersaing secara
sehat14. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan koopetisi, yaitu menggabungkan
elemen kompetisi dan kooperasi untuk mencapai tujuan bersama15. Dalam
manajemen konflik, karakteristik yang berpengaruh adalah kecenderungan agresif,
kebutuhan untuk mengontrol dan menguasai, orientasi kooperatif atau kompetitif,
kemampuan berempati. Oleh karena itu, manajer harus berusaha menemukan cara
untuk menyeimbangkan konflik dan kooperasi16.
Untuk mengelola konflik dalam kooperasi, manajer dapat melakukan
beberapa upaya. Pertama, manajer harus merepakan komunikasi yang efektif
dalam kegiatan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
Kedua, manajer harus mendengarkan secara aktif untuk mengelola konflik.
Ketiga, manajer harus menyeimbangkan konflik dan kooperasi dengan
menemukan cara untuk menyelesaikan konflik dan mempromosikan kerjasama17.
Keempat, manajer harus menangani konflik dengan mengelola koperasi sehingga
kinerja koperasi dapat meningkat18. Kelima, manajer dapat memadamkan konflik
13
Anzizhan, ‘Konflik Dalam Organisasi’, Konflik Organisasi, 22.1 (2015), 114–31.
14
deepublishstore.com, ‘Manajemen Konflik: Pengertian, Strategi Dan Contoh’,
Deepublishstore.Com <https://deepublishstore.com/blog/materi/manajemen-konflik/>.
15
Lazaroni and Athanasius.
16
Anzizhan.
17
Anzizhan.
18
MOCHAMAD MUCHSON, ‘SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN
KINERJA KOPERASIPADA KKT “ SARI REJEKI ” DESA PULOSARI KECAMATAN
KEBAKKRAMATKABUPATEN KARANGANYAR’, Scribd, 2009
<https://id.scribd.com/doc/164429720/SOLUSI-KONFLIK-DI-INTERNAL-KOPERASI-UNTUK-
MENINGKATKAN-KINERJA-KOPERASI-PADA-KKT-SARI-REJEKI-DESA-PULOSARI-KECAMATAN-
KEBAKKRAMAT-KABUPATEN-KARANGA#>.

8
dengan bertindak baik sebagai leader/manager/pemimpin 19. Dalam mengelola
konflik, manajer harus memahami bahwa konflik dan kooperasi dapat terjadi
bersamaan dan harus menemukan cara untuk menyeimbangkan keduanya20.

19
Bambang Supiansyah,S.IP.
20
Lazaroni and Athanasius.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kooperasi dan kompetisi adalah dua konsep yang berbeda dalam dunia
bisnis dan kehidupan sosial. Kooperasi melibatkan kerjasama antara individu atau
kelompok untuk mencapai tujuan bersama, sementara kompetisi melibatkan
persaingan antara individu atau kelompok untuk mencapai tujuan pribadi.
Keduanya dapat memiliki manfaat dan kelemahan masing-masing dalam konteks
yang berbeda.
Manajemen konflik adalah cara untuk menyeimbangkan kooperasi dan
kompetisi, dan memungkinkan individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
bersama sambil mempertahankan kepentingan pribadi mereka. Manajemen
konflik melibatkan identifikasi masalah, pemahaman perspektif yang berbeda, dan
pencarian solusi yang saling menguntungkan untuk semua pihak yang terlibat.
Dalam manajemen konflik, penting untuk menggunakan komunikasi yang
efektif, berbicara secara terbuka dan jujur, mendengarkan dengan cermat, dan
mencari pemahaman yang mendalam tentang perspektif dan kepentingan yang
berbeda. Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan kepentingan bersama
dan mengevaluasi potensi risiko dan manfaat dari setiap solusi yang diusulkan.
Dalam mengelola konflik, strategi seperti kolaborasi, akomodasi,
kompromi, menghindari, dan dominasi dapat digunakan, tergantung pada situasi
yang dihadapi. Dengan memilih strategi yang tepat dan menggunakan manajemen
konflik yang efektif, individu atau kelompok dapat mencapai tujuan bersama dan
mempertahankan kepentingan pribadi mereka secara seimbang.

B. Rekomendasi
Untuk mengelola konflik, ada beberapa strategi yang bisa digunakan, di
antaranya:
1. Komunikasi yang efektif: Salah satu cara untuk mengurangi konflik adalah
dengan menggunakan komunikasi yang efektif. Hal ini dapat dilakukan
dengan saling mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain. Dengan

10
cara ini, semua pihak dapat mencari solusi yang terbaik untuk masalah
yang sedang dihadapi.
2. Kompromi: Kompromi adalah solusi yang bisa diambil untuk
menyelesaikan konflik. Dalam hal ini, semua pihak harus mengorbankan
sesuatu untuk mencapai kesepakatan. Kompromi dapat membutuhkan
waktu dan usaha, tetapi ini bisa menjadi cara yang efektif untuk
menyelesaikan konflik.
3. Kolaborasi: Kolaborasi adalah cara yang lebih efektif dalam menyelesaikan
konflik. Dalam hal ini, semua pihak bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang sama. Dengan cara ini, semua pihak dapat memahami kepentingan
masing-masing dan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak.
4. Mediasi: Mediasi adalah cara lain untuk menyelesaikan konflik. Dalam hal
ini, pihak ketiga membantu menyelesaikan konflik dengan cara yang adil
bagi semua pihak. Mediator harus netral dan tidak memihak kepada salah
satu pihak.
Dalam mengelola konflik, penting untuk menghindari perilaku yang dapat
memperburuk situasi, seperti mengkritik, menuduh atau menyerang pihak lain.
Hal ini dapat meningkatkan ketegangan dan memperbesar konflik. Sebagai
gantinya, gunakan pendekatan yang positif dan fokus pada solusi.
Penting juga untuk menyeimbangkan antara kooperasi dan konflik dalam
situasi yang berbeda. Terkadang, kooperasi dapat membantu menghindari konflik,
sementara dalam situasi lain, konflik mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan
yang lebih besar. Oleh karena itu, manajemen konflik harus dilakukan secara
bijak, dengan mengambil pendekatan yang tepat untuk situasi yang dihadapi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anzizhan, ‘Konflik Dalam Organisasi’, Konflik Organisasi, 22.1 (2015), 114–31


Bambang Supiansyah,S.IP., M.Kes, ‘CARA SEDERHANA MENGELOLA
POLA KEPEMIMPINAN DAN KONFLIK DALAM ORGANISASI’,
Https://Bkpsdm.Muaraenimkab.Go.Id/
<https://bkpsdm.muaraenimkab.go.id/web/detail/176/cara_sederhana_menge
lola_pola_kepemimpinan__dan_konflik_dalam_organisasi>
deepublishstore.com, ‘Manajemen Konflik: Pengertian, Strategi Dan Contoh’,
Deepublishstore.Com <https://deepublishstore.com/blog/materi/manajemen-
konflik/>
Dudija, Nidya, ‘Cooperative vs Competitive: Filosofi Keseimbangan “Yin-Yang”
Dalam Hubungan Interdependency’, Buletin Psikologi, 23.2 (2015), 65
<https://doi.org/10.22146/bpsi.10563>
Engel, ‘Kerja Sama’, Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents,
2018, 6–28
Kumparan.com, ‘Pengertian Kompetisi Menurut Para Ahli’, Kumparan.Com,
2022 <https://kumparan.com/berita-update/pengertian-kompetisi-menurut-
para-ahli-1xHO3bcer0l/full>
Lazaroni, Njoo, Conny Elysia, and Sentot Suciarto Athanasius, ‘Pengaruh
Kompetisi Dan Kooperasi Melalui Koopetisi Terhadap’, Jemap, 2.1 (2019),
154 <https://doi.org/10.24167/jemap.v2i1.2103>
MOCHAMAD MUCHSON, ‘SOLUSI KONFLIK DI INTERNAL KOPERASI
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASIPADA KKT “ SARI
REJEKI ” DESA PULOSARI KECAMATAN
KEBAKKRAMATKABUPATEN KARANGANYAR’, Scribd, 2009
<https://id.scribd.com/doc/164429720/SOLUSI-KONFLIK-DI-INTERNAL-
KOPERASI-UNTUK-MENINGKATKAN-KINERJA-KOPERASI-PADA-
KKT-SARI-REJEKI-DESA-PULOSARI-KECAMATAN-
KEBAKKRAMAT-KABUPATEN-KARANGA#>
Na’im, Zaedun, Manajemen Konflik, Leadership:Jurnal Mahasiswa Manajemen
Pendidikan Islam, 2021, II <https://doi.org/10.32478/leadership.v2i2.720>
Sitoresmi, Ayu Rifka, ‘Kooperatif Adalah Sikap Yang Menunjukkan Kerjasama,
Ketahui Tujuannya’, Liputan6.Com, 2021
<https://www.liputan6.com/hot/read/4830022/kooperatif-adalah-sikap-yang-
menunjukkan-kerjasama-ketahui-tujuannya>
Wahyudi, Dedi, and Novita Kurniasih, ‘Dedi Wahyudi’, RAUDHAH :Proud To
Be Professional JurnalTarbiyah Islamiyah, 5 (2020), 35–48
wikipedia, ‘Kompetisi’, Wikipedia Pengetahuan Bebas, 2023
<https://id.wikipedia.org/wiki/Kompetisi>

12

Anda mungkin juga menyukai