Pengembangan LKPD Digital Interaktif Berbasis Etnosains Masyarakat Bengkulu Pada Pembelajaran IPA

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270


https://bima.kemdikbud.go.id

PROTEKSI ISI PROPOSAL


Dilarang menyalin, menyimpan, memperbanyak sebagian atau seluruh isi proposal ini dalam bentuk apapun
kecuali oleh pengusul dan pengelola administrasi pengabdian kepada masyarakat
PROPOSAL PENELITIAN 2023
Rencana Pelaksanaan Penelitian: tahun 2023 s.d. tahun 2023

1. JUDUL PENELITIAN
Pengembangan LKPD Digital Interaktif Berbasis Etnosains Masyarakat Bengkulu Pada Pembelajaran IPA

Bidang Fokus RIRN / Tema Topik (jika ada) Rumpun Bidang


Bidang Unggulan Ilmu
Perguruan Tinggi
Sosial Humaniora, Pendidikan Teknologi pendidikan Pendidikan Biologi
Seni Budaya, dan pembelajaran
Pendidikan Penelitian
Lapangan Dalam
Negeri (Kecil)

Kategori Skema Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Target Akhir Lama


(Kompetitif Penelitian Terapan/ Terapan, TKT Penelitian
Nasional/ Pengembangan) Pengembangan) (Tahun)
Desentralisasi/
Penugasan)
Penelitian Penelitian Riset Dasar SBK Riset Dasar 3 1
Kompetitif Tesis Magister
Nasional

2. IDENTITAS PENGUSUL
Nama, Peran Perguruan Tinggi/ Program Studi/ Bidang Tugas ID Sinta
Institusi Bagian
JAYANTI SYAHFITRI Universitas Pendidikan Biologi 1) Melakukan 6674997
Muhammadiyah koordinasi dengan
Ketua Pengusul Bengkulu pihak sekolah, 2)
menganalisis
etnosains
masyarakat Bengkulu
yang akan
diintergrasikan dalam
LKPD Interaktif, 3)
bersama-sama
dengan tim penelitian
dalam mendesain
produk penelitian, 4)
mengkoordinir,
mendampingi dan
membimbing dalam
pengambilan data, 5)
berkoordinasi dengan
tim dalam
pembuatan luaran
penelitian dengan
mengarahkan jurnal
yang dituju ,
menyusun luaran dan
laporan-laporan
penelitian serta hal-
hal yang diperlukan
dalam pelaksanaan
penelitian secara
bersama-sama
dengan tim
ARMELIZA RATIH Universitas Pendidikan Biologi 1) Membantu -
WIDYA ARMA Muhammadiyah mempersiapkan
Nama, Peran Perguruan Tinggi/ Program Studi/ Bidang Tugas ID Sinta
Institusi Bagian
Bengkulu pengambilan data di
Mahasiswa lapangan mulai dari
Bimbingan koordinasi dengan
pihak sekolah dan uji
coba produk, 2)
membantu
menganalisis
etnosains
masyarakat Bengkulu
di lapangan, 3)
menuangkan ide
dalam penyusunan
dan mendesain
storyboard LKPD
berbasis digital, 4)
membantu menyusun
pelaporan dan luaran
penelitian.

3. MITRA KERJASAMA PENELITIAN (JIKA ADA)


Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan mitra kerjasama yaitu mitra kerjasama dalam melaksanakan
penelitian, mitra sebagai calon pengguna hasil penelitian, atau mitra investor
Mitra Nama Mitra Dana

4. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

Luaran Wajib
Tahun Jenis Luaran Status target capaian Keterangan
Luaran
1 Artikel di Jurnal accepted/published -

5. ANGGARAN
Rencana Anggaran Biaya penelitian mengacu pada PMK dan buku Panduan Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat yang berlaku.

Total RAB 1 Tahun Rp. 30.000.000,00

Tahun 1 Total Rp. 30.000.000,00


Jenis Komponen Item Satuan Vol. Biaya Total
Pembelanjaan Satuan
Bahan Bahan Penyusunan Desain Unit 1 750.000 750.000
Penelitian Story Board LKPD
(Habis Pakai) Digital Interaktif
Bahan Bahan Paket Cidera Mata Unit 150 18.500 2.775.000
Penelitian Responden
(Habis Pakai)
Bahan Bahan Paket Instrumen Unit 150 12.500 1.875.000
Penelitian Developmental Testing
(Habis Pakai)
Bahan Bahan Paket Instrumen Expert Unit 7 35.000 245.000
Penelitian Appraisal
(Habis Pakai)
Bahan ATK Cetak Poster Paket 1 300.000 300.000
Bahan ATK Pembuatan proposal, Paket 3 600.000 1.800.000
laporan kemajuan dan
laporan akhir
Bahan ATK ATK 1 (Map, Loogbook, Paket 2 1.227.50 2.455.000
pena, kertas, isolasi, 0
lem, dan ATK Jenis
Lain)
Pengumpulan Biaya Biaya Konsumsi Rapat OH 2 300.000 600.000
Data konsumsi Tim
Pengumpulan Biaya Konsumsi Uji Coba OH 120 15.000 1.800.000
Jenis Komponen Item Satuan Vol. Biaya Total
Pembelanjaan Satuan
Data konsumsi Produk (Uji Luas)
Pengumpulan Biaya Konsumsi Uji Coba OH 30 15.000 450.000
Data konsumsi Produk ( Uji Terbatas)
Pengumpulan Transport Transpot Pengumpulan OK (kali) 5 125.000 625.000
Data Data/Pelaksanaan
Penelitian
Pengumpulan HR Pembantu HR Pembantu Peneliti 2 OJ 60 25.000 1.500.000
Data Peneliti
Pengumpulan HR Pembantu HR Pembantu Peneliti 1 OJ 60 25.000 1.500.000
Data Peneliti
Pengumpulan FGD Analisis Kebutuhan Di Paket 1 600.000 600.000
Data persiapan Sekolah & Integrasi
penelitian Etnosains masyarakat
Bengkulu (Observasi
Awal)
Analisis Data Biaya Biaya Konsumsi Rapat OH 2 350.000 700.000
konsumsi Selama Kegiatan
rapat Analisis Data
Dilakukan Sampai
Dengan Selesai
Analisis Data Transport Transport Lokal OK (kali) 5 125.000 625.000
Lokal
Analisis Data Biaya analisis HR Validator Media Unit 2 500.000 1.000.000
sampel
Analisis Data Biaya analisis HR Validator Ahli Unit 5 500.000 2.500.000
sampel Konten
Analisis Data HR Pengolah Biaya Pengimput dan P 1 700.000 700.000
Data Pengolah Data untuk (penelitia
metode CVR dan n)
Kuantitatif
Pelaporan, Luaran Biaya Biaya Publikasi Artikel Paket 1 1.500.00 1.500.000
Wajib, dan Luaran Publikasi pada Jurnal Nasional 0
Tambahan artikel di Terindek SINTA 3
Jurnal sebagai Luaran
Nasional Tambahan
Pelaporan, Luaran Publikasi Biaya Proofreading dan Paket 1 5.000.00 5.000.000
Wajib, dan Luaran artikel di Publikasi Artikel pada 0
Tambahan Jurnal Jurnal Internasional
Internasional sebagai Luaran Wajib
Pelaporan, Luaran Biaya Biaya Konsumsi Rapat OH 2 350.000 700.000
Wajib, dan Luaran konsumsi Selama Penyusunan
Tambahan rapat Laporan dan Luaran
Isian Substansi Proposal
SKEMA PENELITIAN DASAR
Petunjuk:Pengusul hanya diperkenankan mengisi di tempat yang telah disediakan sesuai dengan petunjuk
pengisian dan tidak diperkenankan melakukan modifikasi template atau penghapusan di setiap bagian.

JUDUL
Tuliskan Judul Usulan
Pengembangan LKPD Digital Interaktif Berbasis Etnosains Masyarakat Bengkulu pada
Pembelajaran IPA

RINGKASAN
Ringkasan penelitian tidak lebih dari 300 kata yang berisi urgensi, tujuan, dan luaran yang
ditargetkan.
Urgensi Penelitian: etnosains merupakan suatu pengetahuan atau gagasan yang dimiliki oleh
kelompok masyarakat tertentu. Etnosains yang terdapat dimasyarakat mau tidak mau pasti akan
mempengaruhi asumsi dan cara pandang siswa. Terlebih masyarakat Bengkulu berasal dari
berbagai suku dan budaya yang memiliki kearifan lokal tinggi, sehingga salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk mentransformasikan pengetahuan asli masyarakat (indigeneous
science) yang diterima siswa menjadi pengetahuan ilmiah (scientific kwowledge) adalah
menginterasikannya dalam bahan pembelajaran, seperti Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
Memuat etnosains dalam LKPD juga mampu melestarikan nilai - nilai budaya lokal yang mulai
pudar akibat pengaruh budaya asing. LKPD merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan
untuk membantu mempercepat penyampaian materi kepada siswa. LKPD terintegrasi etnosains
bertujuan untuk membantu menggali dan memperbaiki asumsi yang diterima siswa dalam
lingkungan masyarakat. LKPD berbasis etnosains akan lebih bermakna jika menerapkan
teknologi, karena relevan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa saat ini. Mengemas LKPD
berbasis etnosains dalam bentuk digital interaktif diharapkan mampu memfasilitasi siswa
dalam proses belajar secara mandiri, dimana siswa dapat dengan mudah mengakses dan
berinteraksi secara efektif dengan guru. Selain itu, LKPD berbasis digital yang memiliki
tampilan lebih menarik dan interaktif dapat mengkonstruk pengetahuan dan menumbuhkan
motivasi siswa dalam menggunakannya. Sejauh ini bahan ajar berbasis etnosains Bengkulu
yang telah dikembangkan hanya berupa modul IPA dan Biologi, tetapi belum ditemukan
LKPD digital yang terintegrasi etnosains khususnya etnosains masyarakat Bengkulu. Tujuan
penelitian ini adalah mengembangkan LKPD Digital Interaktif berbasis Etnosains Masyarakat
Bengkulu yang layak dan valid. LKPD yang dihasilkan diharapkan mampu menjadi
pendamping atau penunjang modul ajar berbasis kearifan lokal yang sudah dikembangkan
sebelumnya. Luaran wajib yang akan dicapai pada penelitian adalah publikasi artikel di jurnal
internasional yaitu pada International Journal of STEM Education for Sustainability.
Selanjutnya Luaran Tambahan yang akan dicapai adalah publikasi artikel di jurnal nasional
terindeks SINTA 3 yaitu pada QUAGGA: Jurnal Pendidikan dan Biologi.

KATA KUNCI
Kata kunci maksimal 5 kata
LKPD Digital Interaktif; Etnosains; Pembelajaran IPA

PENDAHULUAN
Penelitian Dasar merupakan riset yang memuat temuan baru atau pengembangan ilmu
pengetahuan dari kegiatan riset yang terdiri dari tahapan penentuan asumsi dan dasar hukum
yang akan digunakan, formulasi konsep dan/ atau aplikasi formulasi dan pembuktian konsep
fungsi dan/ atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental.

Pendahuluan penelitian tidak lebih dari 1000 kata yang terdiri dari:
A. Latar belakang dan rumusan permasalahan yang akan diteliti
B. Pendekatan pemecahan masalah
C. State of the art dan kebaruan
D. Peta jalan (road map) penelitian 5 tahun kedepan (jika dalam bentuk konsorsium harus
dilengkapi dengan roadmap penelitian konsorsium)
E. Sitasi disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan,
mengikuti format Vancouver
Etnosains merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh suatu suku bangsa atau kelompok
masyarakat tertentu. Etnosains merupakan kegiatan mentransformasikan antara sains asli yang
terdiri atas seluruh pengetahuan tentang fakta masyarakat yang berasal dari kepercayaan turun-
temurun dan masih mengandung mitos. Etnosains yang berkembang di masyarakat pada umumnya
dapat mencakup baik bidang sains, pertanian, ekologi, obat-obatan, maupun flora dan fauna (1),
(2). Transformasi pengetahuan sains asli masyarakat menjadi sains asli ilmiah diperlukan untuk
mengubah citra dan persepsi masyarakat terhadap sains asli yang terkesan sebagai pengetahuan
mitos, takhayul, dan berbagai persepsi negatif menjadi pengetahuan yang dapat
dipertanggungjawabkan (3). Penggalian dan pemahaman potensi sains yang menghasilkan
pemahaman yang logis diperlukan untuk menghindari kesalahan penafsiran dari kearifan lokal
budaya yang berkembang di daerahnya. Dalam hal ini perlu adaya upaya penggalian etnosains
yang terkandung dalam budaya tersebut (4). Rekonstruksi dari pengetahuan masyarakat ke
pengetahuan ilmiah memberikan makna secara ilmiah dari kepercayaan yang dimiliki masyarakat
setempat, sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar terutama dalam pembelajaran IPA dan
biologi. Siswa diharapkan dapat merekonstruksi pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan
sekitar menjadi pengetahuan ilmiah sehingga pembelajaran di kelas lebih bermakna (5).
Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan pembelajaran di kelas cenderung masih berfokus pada
aspek intelektualitas yaitu melalui penggunaan buku teks sebagai sumber utama. Kenyataan lain
menunjukkan bahwa sumber belajar lain yang sudah digunakan adalah Lembar Kerjas Siswa
(LKS) yang diperoleh dari penerbit, dimana memiliki tampilan dan isi yang kurang relevan dengan
karakteristik siswa saat ini. Hal ini tentu bertentangan dengan pernyataan (6) bahwa untuk
memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa maka pembelajaran perlu dikemas sesuai
dengan karakteristik siswa. (7) menyebutkan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan mengemas etnosains dalam pembelajaran. Pembelajaran seperti ini akan
mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna dan konstekstual bagi siswa serta menjadikan
lingkungan sebagai sumber belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA. (8), (9)
menjelaskan pembelajaran berbasis etnosains dapat dijadikan strategi pendekatan untuk
menciptakan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan
budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Selain itu (10), (11) menyatakan pembelajaran
yang memuat etnosains merupakan upaya yang dilakukan untuk melestarikan nilai-nilai budaya
lokal yang mulai hilang akibat pengaruh budaya asing.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya ditemukan beberapa contoh
etnosains yang berkembang di masyarakat Bengkulu diantaranya: 1) bidang pangan/makanan:
pendap, tempoyak, lemeah, lemang tapai yang merupakan makanan khas Bengkulu, 2) bidang
flora: bunga raflesia sebagai icon provinsi Bengkulu dan daun tanaman keladi dan pakis sebagai
icon Bengkulu Selatan yang tercermin dalam motif batik, 3) bidang teknologi: masang bubu,
ngaghah, Baosilo, mengeges, nangguk, ngelapun, serta etnosains lainnya yang berupa larangan
atau perintah dalam bidang pertanian dan sains. Data ini mempertegas bahwa masyarakat
Bengkulu terdiri atas berbagai macam suku dan budaya, sehingga kaya akan kearifan lokal baik
dari semua aspek etnosains. Dengan demikian adanya pembelajaran yang memuat etnosains dapat
membantu mengenalkan hal tersebut dengan siswa.
Kebudayaan dan kearifan lokal merupakan hal yang sangat dekat dengan siswa, dimana jika
diintegrasikan dalam pembelajaran mampu meningkatkan minat siswa terhadap sains dan
meningkatkan keterampilan siswa dalam menerapkan atau mengaplikasikan pengetahuan sains,
sehingga menciptakan pembelajaran yang aktif (12). Pembelajaran yang memuat etnosains dapat
mengenalkan siswa tentang fakta yang telah berkembang di masyarakat, sehingga siswa mampu
menghubungkannya dengan materi pembelajaran dan mampu memberikan pengalaman konkrit
(13), (14). Etnosains dapat diterapkan ke dalam pembelajaran melalui integrasi ke dalam bahan
ajar, salah satunya berupa LKPD. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat menerapkan dan
menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya seperti pengetahuan asli masyarakat atau budaya
dengan pengetahuan sains ilmiah (15). Untuk mendukung pembelajaran yang efektif, maka LKPD
harus dirancang sesuai dengan kebutuhan peserta didik (16). Hal ini relevan dengan penelitian
yang dilakukan (17) yang menyatakan bahwa LKPD sebaiknya dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan siswa baik itu dari aspek model maupun basis lainnya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pengembangan LKPD yang memuat etnosains dengan sentuhan teknologi
merupakan salah satu jawaban kebutuhan peserta didik. Seperti yang kita ketahui bahwa
siswa saat ini sangat dekat dengan teknologi, sehingga LKPD berbasis digital dengan tampilan
yang menarik akan mempermudah penyampaian materi. Hal ini didukung dengan pernyataan (18)
bahwa sebagai bentuk inovasi terhadap perkembangan zaman, maka bahan ajar yang digunakan
harus mulai menerapkan teknologi agar dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, menarik dan
menyenangkan. (19) menambahkan bahwa memasuki era serba digital menuntut pembelajaran
untuk lebih inovatif dengan menggunakan berbagai macam media dan mengurangi metode
ceramah dengan tujuan mengkonkritkan yang abstrak. (20) menyatakan bahwa untuk menunjang
keberhasilan belajar khususnya pembelajaran IPA diperlukannya bahan ajar berbasis digital.
Integrasi etnosains Bengkulu dalam pembelajaran sudah mulai dilakukan oleh beberapa
peneliti sebelumnya, diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh (21) yang
mengembangkan modul pembelajaran IPA berbasis etnosains materi zat aditif dan adiktif untuk
melatih literasi sains siswa SMP. Penelitian serupa juga dilakukan oleh (22) yang
mengembangkan modul berbasis etnosains dalam pembelajaran IPA SD materi ekosistem
buatan di suku Serawai Kabupaten Seluma. Selanjutnya (23) dalam penelitiannya juga mulai
mengembangan modul digital interaktif berbasis kearifan lokal Bengkulu pada pembelajaran
biologi. Tidak hanya itu (24) juga mengembangkan E-modul terintergrasi informasi COVID-
19 untuk meningkatkan hasil belajar biologi. Peneliti menemukan satu penelitian yang sudah
mulai mengembangkan LKPD berbasis etnosains khusus masyarakat Bengkulu Utara oleh
(25). Hasil kajian literatur ini menjelaskan bahwa integrasi etnosains Bengkulu dalam
pembelajaran baru-baru ini sudah mulai dilakukan baik berupa modul IPA, E-modul biologi
maupun LKPD, tetapi belum ada pengembangan LKPD berbasis etnosains masyarakat
Bengkulu dengan memanfaatkan teknologi. LKPD berbasis etnosains masyarakat Bengkulu
yang dikembangkan dengan sentuhan teknologi digital interaktif menjadi point keterbaruan
dalam penelitian ini. Selain itu LKPD digital yang akan dikembangkan direncanakan
merangkum dan menyajikan beberapa etnosains yang ada di masyarakat Bengkulu bukan
hanya mengangkat dan mengintegrasikan 1 (satu) etnosains masyarakat Bengkulu.
Kegiatan Penelitian Dasar ini, diusulkan sebagai upaya untuk mengembangkan dan
menyediakan LKPD digital interaktif berbasis etnosains yang valid dan layak. Pentingnya
mengembangkan LKPD berbasis etnosains dengan sentuhan teknologi akan menjadi bahan ajar
pendamping dari modul-modul yang sudah dikembangkan sebelumnya. Penulis meyakini
bahwa dengan adanya LKPD digital berbasis etnosains akan mempermudah penyampaian
materi khususnya pada penggunaan modul berbasis kearifan lokal. Terlebih LKPD dengan
sentuhan teknologi akan memiliki tampilan yang lebih menarik dan interaktif, sehingga mampu
meningkatkan minat, motivasi dan aktifitas belajar siswa.

Gambar 1. Roadmap Penelitian

METODA
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 1000 kata.
Bagian ini dapat dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang
sudah dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram
alir dapat berupa file JPG/PNG. Metode penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan
yang jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang
ditargetkan yang tercermin dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Jenis Penelitian dan pengembangan diterapkan dalam penelitian ini merujuk pada model 4D
yaitu Define, Design, Develop, and Disseminate (26), dimana produk yang dihasilkan adalah
berupa LKPD Digital Interaktif Berbasis Etnosains Masyarakat Bengkulu dengan
memanfaatkan teknologi software liveworksheet. Adapun tahapan penelitian yang merujuk
model pengembangan 4D adalah sebagai berikut:
1. Define
Tahap ini dikenal dengan tahap syarat awal sebelum mengembangkan produk dan dimulai
dengan melakukan analisis kebutuhan siswa dan guru terhadap LKPD digital interaktif
berbasis etnosains masyarakat Bengkulu. Selain itu, peneliti juga menganalisis kurikulum,
tujuan pembelajaran dan materi ajar. Kegiatan ini dilakukan dengan cara: 1) observasi
pembelajaran di kelas, 2) observasi bahan ajar yang digunakan pada proses pembelajaran,
3) wawancara guru terkait permasalah yang ditemukan, 4) penyebaran angket untuk melihat
respon siswa terhadap kebutuhan pengembangan LKPD digital berbasis etnosains
masyarakat Bengkulu, 5) kajian literatur yang meliputi kajian kompetensi dasar dan kajian
materi IPA. Selain itu, peneliti juga menganalisis etnosains yang ada di masyarakat
Bengkulu yang relevan dengan materi ajar, sehingga akan mempermudah
pengintegrasiannya ke dalam LKPD. Data yang diperoleh pada tahap ini menjadi acuan
dalam mengembangkan konten LKPD.
2. Design
Pada tahap ini peneliti merancang LKPD digital yang akan dikembangkan dan disesuaikan
dengan hasil analisis kurikulum (kompetensi dasar, materi ajar dan tujuan pembelajaran),
serta etnosains masyarakat Bengkulu yang akan dimuat dalam LKPD. Dalam arti kata
tahapan ini sudah menghasilkan (mengembangkan) produk awal (prototype). Rancangan
LKPD digital yang sudah dibuat dilanjutkan dengan mendesain storyboard LKPD digital
berbasis etnosains sebagai pedoman dalam mengembangkan LKPD digital. Merancang
desain storyboard LKPD digital dapat dimulai dengan menentukan tema, naskah, video,
frame, gambar, animasi dan menentukan aplikasi (software) yang digunakan dalam
pembuatan produk.
3. Develop
Tahapan develop meliputi 2 langkah yaitu expert appraisal dan developmental testing.
Expert appraisal dilakukan untuk memvalidasi atau menguji kelayakan LKPD digital
berbasis etnosains dengan melibatkan pakar (ahli) sesuai bidangnya. Expert atau ahli yang
dilibatkan pada penelitian ini yaitu ahli konten dan ahli media sebanyak 7 orang yaitu 5
orang ahli konten dan 2 orang ahli media. Ahli konten akan menilai kelayakan dan
kesesuaian konten materi pembelajaran IPA yang diintegrasikan dengan etnosains
masyarakat Bengkulu. Selain itu, ahli konten juga akan menilai kesesuaian materi dan
etnosains dengan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran. Sedangkan ahli media akan
menilai beberapa aspek seperti tampilan, warna, kelengkapan media, pemograman dan
aspek lainnya yang berkaitan dengan media digital. Penentuan jumlah ahli merujuk pada
syarat minimum jumlah pakar menurut (27) yaitu 5 sampai dengan 7 ahli yang bertujuan
untuk meminimalisir hasil yang kebetulan. Setelah LKPD digital dinyatakan valid secara
konten dan media, maka LKPD dapat dilakukan uji coba produk (developmental testing).
Uji coba produk dilakukan di 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan jumlah
responden sebanyak 150 siswa. Uji coba produk diawali dengan uji coba 1 (terbatas) dengan
30 responden, dan dilanjutkan uji coba 2 (luas) dengan jumlah responden sebanyak 120
siswa. Uji coba produk ke responden diikuti dengan penyebaran angket untuk melihat
respon siswa terhadap produk yang dikembangkan. Baik tahapan expert appraisal maupun
developmental testing mencakup kegiatan revisi produk berdasarkan masukan ahli dan
respon siswa. Pada saat produk selesai dilakukan revisi, maka produk tersebut siap diujicoba
kembali ke sejumlah responden sampai memperoleh hasil yang benar-benar valid dan layak.
4. Disseminate
Disseminate merupakan tahapan lanjutan setelah LKPD digital berbasis etnosains
dinyatakan valid dan layak. Tahapan ini bertujuan untuk melihat keefektifan produk yang
dilakukan dengan mengimplementasikan LKPD digital ke sasaran sebenarnya. Tahapan ini
direncanakan peneliti sebagai penelitian lanjutan dimana LKPD yang dikembangkan dapat
langsung dimanfaatkan oleh pengguna dengan melakukan 3 tahapan yaitu packaging
(pengemasan), diffusion and adoption. LKPD digital berbasis etnosains yang sudah valid
dan layak dicetak dan siap disebarluaskan (didistribusikan) kepada pengguna untuk diadopsi
(digunakan). Kegiatan distribusi diawali dengan sosialisasi produk melalui penyebaran
dalam jumlah terbatas terlebih dahulu untuk mengetahui respon pengguna.
Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi 2 (dua) yaitu 1) tahap
persiapan dan 2) tahap pelaksanaan pengembangan. Pada tahap persiapan pengumpulan data
dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan pemberian angket respon. Sedangkan pada
tahap pelaksanaan pengembangan dilakukan dengan cara teknik validasi produk dan teknik
penyebaran angket responden. Lembar observasi, lembar wawancara dan lembar angket respon
digunakan sebagai instrumen pada saat melakukan analisis kebutuhan, sedangkan instrumen
yang digunakan selama proses pengembangan produk adalah lembar validasi konten, lembar
validasi media dan angket respon siswa terhadap LKPD yang dikembangkan.
Analisis data: data yang diperoleh dari tahap persiapan (analisis kebutuhan) akan
dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif sebagai dasar pengembangan produk.
Selanjutnya data yang diperoleh dari tahap proses pengembangan dianalisis secara kuantitatif
melalui Content Validity Ratio (CVR) berdasarkan hasil validasi ahli dan secara kualitatif
dengan mendeskripsikan nilai akumulasi angket sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Angket yang digunakan merupakan angket dengan skala Likert dengan penilaian skor sangat
setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). Pencapaian akumulasi skor
skala Likert menjadi pedoman pengkategorian respon, sedangkan kategori validitas ditentukan
dari rumus CVR yaitu:
CVR= (ne- N/2) / (N/2)
Keterangan:
Ne = jumlah ahli yang menyetujui
N = jumlah total ahli
Nilai CVR yang diperoleh akan menginterpretasikan kevalidan produk yang dikembangkan,
dimana suatu produk akan dikatakan valid jika nilai CVR menunjukan kriteri minimum yang
merujuk pada masing-masing kriteria CVR sesuai dengan jumlah ahli yang dilibatkan. Lawse
[29] memaparkan bahwa nilai CVR minimum untuk 5 orang pakar adalah 0.73, nilai CVR
minimum untuk 6 orang pakar adalah 0.64, CVR minimum untuk 7 orang pakar adalah 0.58,
nilai CVR minimum untuk 8 orang pakar adalah 0.53, nilai CVR minimum untuk 9 orang pakar
adalah 0.52, nilai CVR minimum untuk 10 orang pakar adalah 0.50, nilai CVR minimum untuk
11 orang pakar adalah 0.48, nilai CVR minimum untuk 12 orang pakar adalah 0.46. Dengan
demikian dapat dilihat bahwa nilai CVR minimum yang digunakan dalam penelitian ini adalah
0.58 (28).
1.

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian


Pelaksanaan penelitian ini menargetkan publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional
sebagai bentuk luaran wajib dan publikasi artikel ilmiah pada jurnal nasional terindeks SINTA
3 sebagai luaran tambahan. Dalam mencapai tujuan penelitian, ketua peneliti bertugas
mengkoordinir pelaksanaan setiap tahapan penelitian dan secara bersama-sama dengan anggota
penelitian untuk merancang desain LKPD digital berbasis etnosains, menganalisis etnosains
masyarakat Bengkulu melalui diskusi terbimbing.

JADWAL PENELITIAN
Jadwal penelitian disusun berdasarkan pelaksanaan penelitian, harap disesuaikan berdasarkan
lama tahun pelaksanaan penelitian

Tahun ke-1
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembuatan proposal X X
2 Analisis kebutuhan siswa X X
3 FGD Persiapan penelitian X
Pembuatan desain LKPD Digital
4 Interaktif dengan bantuan
Liveworksheet X X
Expert Appraisal yang meliputi
5 validasi ahli (konten dan media) oleh 6
orang pakar X
Analisis data kuantitatif menggunakan
6
CVR X
Developmental Testing yang meliputi
uji coba konstruk ke sejumlah
7
responden (Uji coba terbatas & luas)
dan menyebarkan angket X X
8 Analisis data kualitatif X X
Publikasi jurnal internasional sebagai
luaran wajib dan jurnal nasional
9
terindeks SINTA 2 dan SINTA 3
sebagai luaran tambahan X X
10 Kekayaan Intelektual (KI) X
11 Penulisan Laporan Penelitian X
12 Seminar Hasil X

Tahun ke-2
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
2
dst.

Tahun ke-3
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
2
dst.

DAFTAR PUSTAKA
Sitasi disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan,
mengikuti format Vancouver. Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang
dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
[1] Sarini P, Selamet K. Pengembangan bahan ajar etnosains Bali bagi calon guru IPA. Wahana
Matematika dan Sains : Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya. 2019; 13 (1): 27-
39. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPM/article/view/17146
[2] Rahayu WE, Sudarmin. Pengembangan modul IPA terpadu berbasis etnosains tema energi
dalam kehidupan untuk menanamkan jiwa konservasi siswa. Unnes Science Education
Journal. 2015; 4 (2): 919-926.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej/article/view/7943
[3] Sudarmin. Pendidikan Karakter, Etnosains, dan Kearifan Lokal. 2014. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang; Semarang: CV.
Swadaya Manunggal
[4] Novitasari L, Agustina PA, Sukesti R, Nazri MF, Handhika J. Fisika, Etnosains, dan
Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Sains. Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan
Fisika III 2017) "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa"
Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas PGRI Madiun. 2017: 81-88. http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/snpf/article/view/1617
[5] Ilhami A, Syahvira R, Maisarah U, Diniah. Kajian Etnosains Tradisi Maauwo di Danau
Bakuok Sebagai Sumber Pembelajaran Biologi. Bioeduca: Jurnal Pendidikan Biologi.
2020; 2 (2): 79-86.
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/BIOEDUCA/article/view/6326
[6] Atmojo SE, Kurniawati W, Muhtarom, T. Science Learning Integrated Ethnoscience to
Increase Scientific Literacy and Scientific Character. Journal of Physics: Conference
Series. 2018: 1-6. https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-
6596/1254/1/012033/meta
[7] Fahrozy FPN, Irianto DM, Kurniawan DT. Etnosains sebagai Upaya Belajar secara
Kontekstual dan Lingkungan pada Peserta Didik di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan. 2022; 4 (3): 4337 – 4345.
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/2843
[8] Wahyu Y. Pembelajaran berbasis etnosains di Sekolah Dasar. Jurnal Inovasi Pendidikan
Dasar. 2017; 1 (2): 140-147.
https://unikastpaulus.ac.id/jurnal/index.php/jipd/article/view/264
[9] Lidi MW, Wae VPSM, Kaleka M. Implementasi etnosains dalam pembelajaran ipa untuk
mewujudkan merdeka belajar di Kabupaten Ende. OPTIKA: Jurnal Pendidikan Fisika.
2022; 6 (2): 206-216. https://e-
journal.uniflor.ac.id/index.php/optika/article/view/2218/1582
[10] Parmin. Potensi Kearifan Lokal dalam Pembelajaran IPA di SMP. Prosiding KPSDA.
2015; 1 (1): 278-282. https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kpsda/article/view/5387
[11] Daniah. Kearifan Lokal (Local Wisdom) Sebagai Basis Pendidikan Karakter. Pionir:
Jurnal Pendidikan. 2016; 5 (2): 1-14. https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/Pionir/article/view/3356
[12] Shidiq AS. Pembelajaran sains kimia berbasis etnosains untuk meningkatkan minat dan
prestasi belajar siswa. Prosiding SNKPK VIII. 2016:227-236.
[13] Ahmad LS, Sakti I, Setiawan I. Pengembangan lembar kerja peserta didik (lkpd) fisika
berbasis etnosains menggunakan model discovery learning untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa SMA. Jurnal Kumparan Fisika. 2020; 3 (2): 121-130.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/kumparan_fisika/article/view/11837
[14] Syahfitri J, Muntahanah. Needs Analysis of the Biology Interactive Module Based on
Bengkulu Local Wisdom. International Journal of STEM Education for Sustainability.
2023; 3 (1): 139-155. https://journal.gmpionline.com/index.php/ijses/article/view/142/117
[15] Pertiwi WJ, Solfaria, Langitasi, I. Pengembangan lembar kerja peserta didik (lkpd)
berbasis etnosains pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia. 2021; 15 (1): 2717 – 2730.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/view/23228
[16] Fitriyeni. Pengembangan LKPD Digital Berbasis Etnosains Melayu Riau pada Muatan
IPA Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu. 2023; 7 (1): 441 – 451.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/4399
[17] Muslimin S, Rafiqah, Ikbal MS. Pengembangan lembar kerja peserta didik berbasis
etnosains dengan model penalaran kausal untuk memecahkan masalah. Jurnal Pendidikan
Fisika. 2018; 6 (1): 8-16. https://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/PendidikanFisika/article/view/3240
[18] Hariyati DP, Rachmadyanti P. Pengembangan bahan ajar berbasis liveworksheet untuk
siswa sekolah dasar kelas V. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 2022; 10
(7): 1473-1483. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-
pgsd/article/view/47566
[19] Nurseto T. Membuat media pembelajaran yang menarik. Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan. 2011; 8(1): 19-35. https://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/view/706
[20] Utami N, Atmojo IRW. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Digital dalam Pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar. Jurnal basicedu; 5 (6): 6300–6306.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1716
[21] Afliansyah EP. Pengembangan modul pembelajaran ipa berbasis etnosains materi zat
aditif dan adiktif untuk melatih literasi sains siswa SMP. Thesis, 2022. UIN Fatmawati
Sukarno Bengkulu.
[22] Dewi LA. Pengembangan modul berbasis etnosains dalam pembelajaran IPA SD
materi ekosistem buatan (kolam) di Suku Serawai Kabupaten Seluma. Skripsi, 2022. UIN
Fatmawati Sukarno Bengkulu.
[23] Syahfitri J, Muntahanah. Modul digital interaktif berbasis kearifan lokal Bengkulu
pada pembelajaran biologi. Laporan Penelitian Dasar Kompetitif Nasional. 2022.
[24] Zukmadini AY, Murniati N, Karyadi B, Ansori I, Rochman S. Pengembangan E-Modul
Terintegrasi Informasi COVID-19 Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Jurnal
Pendagogi Hayati. 2022; 6 (1): 20-31.
https://ojs.umrah.ac.id/index.php/pedagogihayati/article/view/4289
[25] Sari MW, Sunarta A, Walid A. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis
Etnosains Pada Mata Pelajaran IPAUntuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Siswa di
SMP Negeri 15 Bengkulu Utara. Jurnal llmiah Wahana Pendidikan. 2021; 8 (1): 127-135.
https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP/article/view/1262/967
[26] Thiagarajan S, Sammel DS, Samel MI. Instructional Development for Training
Teachers of Expectional Chidren. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training
Institute/Special Education. 1974. University of Minnesota.
[27] Lawshe, C., H. (1975). A quantitative approach to content validity. Personnel
Psychology, 28, 563-575. https://psycnet.apa.org/doi/10.1111/j.1744-6570.1975.tb01393.x
[28] Ayre C, Scally, AJ. Critical values for Lawshe’s content validity rasio: revisiting the
original methods of calculating. Measurement and Evaluation in Counseling and
Development. 2014; 47 (1): 79 –86. DOI: 10.1177/0748175613513808
[29]
PERSETUJUAN PENGUSUL
Tanggal Pengiriman Tanggal Persetujuan Nama Pimpinan Sebutan Jabatan Unit Nama Unit Lembaga
Pemberi Persetujuan Pengusul
- - - - -

Komentar : -

Anda mungkin juga menyukai