Tugas 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN

TUGAS 1
I. Ilmu pemerintahan pada awalnya belum diakui sebagai ilmu mandiri, sehingga secara
keilmuan seringkali dipertanyakan kebenarannya.

1. Bagaimana pendapat anda terhadap pernyataan di atas?


2. Bagaimana anda membuktikan bahwa ilmu pemerintahan tersebut merupakan ilmu
yang benar (buatlah analisis tentang kebenaran ilmu pemerintahan ditinjau dari
filsafat ilmu dan teori kebenaran yaitu teori korespondensi, koherensi dan pragmatis)!

II. Ilmu yang benar adalah ilmu yang diperoleh melalui penelitian dengan menggunakan
metode ilmiah. Terdapat dua pandangan tentang metode ilmiah yaitu pandangan rasionalisme
dan pandangan empirisisme.

1. Jelaskan bagaimana caranya memperoleh ilmu pengetahuan yang benar berdasarkan


dua pandangan tersebut!
2. Menurut anda, dari kedua pandangan tersebut, pandangan yang mana yang dapat
digunakan agar memperoleh ilmu pengetahuan yang benar? Jelaskan!
NAMA : NOVEGA NANCY KODJA
NIM. : 043169123
MATA KULIAH : IPEM 4407 / Metodologi Ilmu Pemerintahan

JAWABAN :
Nomor I
1. Menurut saya, hal tersebut sudah menjadi filsafat yang dalam artinya filsafat dianggap
sebagaisesuatu yang bermula dari pertanyaan dan berakhir dengan pertanyaan (Keraf dan
Mikhael,2001:6-7). Dalam sudut panfang filsafat ilmu, hakikat sebuah ilmu dapat dilihat
dari tiga hal yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologiilmu bersangkutan.
a. Ontologi ilmu pemrintahan berbicara mengenai hakikat ilmu pemerintahan yang
dikaji.
b. Epistemologi ilmu pemerintahan berbicara mengenai bagimana caranya memperoleh
pengetahuan yang benar dari ilmu pengetahuan.
c. Aksiologi ilmu pemerintahan berbicara mengenai mengapa ilmu itu ada serta
nilaikegunaannya bagi kehidupan manusia.

2. Menurut teori koherensi mengatakan bahwa sesuatu dianggap benar apabila ia


berkoherensi atau merujuk pada sesuatu yang telah dianggap benar sebelumnya. Teori ini
banyak digunaan pada ilmu pasti dan alam, yang kemudian juga dianut di kalangan-
kalangan ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Menurut teori korespondesi mengatakan bahwa
sesuatu dianggap benar apabila berkorespondesi dengan fakta, data dan informasi. Artinya
bahwa kebenaran tersebutharus ditunjang oleh keadaan empiric. Kebenaran korespondesi
juga memiliki kedalaman dilihat dari orang yang mengamati fakta, mengumpulkan data
dan memberikan informasi yang benar. Menurut teori pragmatis mengatakan bahwa
sesuatu dianggap benar apabila memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Artinya
benar atau tidaknya suatu pernyataan akan diukur dari kemanfaatannya bagi kehidupan
masyarakat.

Nomor II
1. Rasionalisme
Secara etimologis Rasionalisme berasal dari kata bahasa Inggris rationalism. Kata ini
berakar dari kata bahasa Latin ratio yang berarti “akal”. Menurut A.R. Lacey bahwa
berdasarkan akar katanya Rasionalisme adalah sebuah pandangan yang berpegangan
bahwa akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran. Rasionalisme
merupakan faham atau aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal.
Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki. Rasionalisme adalah paham yang
menekankan pemikiran sebagai sumber utama pengetahuan dan pemegang otoritas
terakhir bagi penentuan kebenaran . Menurut para penganut aliran Rasionalisme, manusia
dengan akalnya memiliki kemampuan untuk mengetahui struktur dasar alam semesta
secara apriori. Maksudnya bahwa pengetahuan diperoleh tanpa melalui pengalaman
inderawi atau dengan kata lain Rasionalisme menyatakan bahwa sumber pengetahuan
manusia adalah akal atau ide . Akal bahkan dianggap dapat menemukan kebenaran
sekalipun belum didukung oleh fakta empiris. Aliran Rasionalisme ini menyatakan bahwa
akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur
dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek .
Rasionalisme mengidealkan cara kerja deduktif dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
Pengetahuan manusia tentang dunia merupakan hasil deduksi dari kebenaran-kebenaran
apriori yang diketahui secara jernih dan gamblang oleh akal. Tokoh utama yang
memperkenalkan faham Rasionalisme adalah filsuf Perancis yang kemudian dikenal
sebagai “bapak filsafat modern” yaitu Rene Descartes (1596-1650). Orisinalitas pemikiran
Descartes terletak pada idenya tentang kesangsian (dubium methodicum), untuk
memperoleh kebenaran yang tak tergoyahkan. Descartes mengklaim dirinya telah
menemukan filsafat yang sangat tajam dan kritis, yaitu metode yang dimulai dengan
menyangsikan segala-galanya. Akhir dari kesangsian metodis tersebut adalah kebenaran
yang tak dapat disangsikan lagi oleh Descartes, yaitu “aku yang berfikir.” Dari proses
kesangsian Descartes yang konon memerlukan waktu seminggu penuh berdiam diri di
kamar, muncullah diktumnya yang terkenal “cogito ergo sum: aku perfikir maka aku ada.”

Empirisme
Istilah “empirisme” berasal dari bahasa Yunani “empeira” yang berarti pengalaman.
Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan
berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah
membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Kaum empirisme menolak
gagasan kaum Rasionalisme yang dipelopori oleh Descartes. Bagi penganut aliran
Empirisme, pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber dan penjamin kepastian
kebenaran pengetahuan manusia. Karena sumber pengetahuan adalah pengalaman, maka
metode yang diajukan adalah kaum empiris adalah metode pengamatan induktif.

2. Pandangan yang mana yang dapat digunakan agar memperoleh ilmu pengetahuan yang
benar diuji keakuratannya dengan memenuhi tiga aspek dasar ilmu yaitu ontologi (objek
pengetahuan), epistemologi (cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologi (nilai guna
ilmu pengetahuan). Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara epistemologis terdapat dua
paham mengenai sumber ilmu pengetahuan yaitu, rasionalisme dan empirisme.
Rasionalisme meyakini bahwa rasio adalah sumber utama pengetahuan dan emepirisme
meyakini hanya pengalaman inderawi yang membawa pengetahuan yang benar. Keduanya
memiliki peran yang besar dalam pemkembangan ilmu hingga mencapai peradaban
manusia yang kritis serta mampu bertahan sebagai identitas unggul di alam semesta ini.

SUMBER:
BMP IPEM 4407 / Metodologi Ilmu Pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai