1950 4278 1 SM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Serambi Akademica Vol. 8, No.

1, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 2020 eISSN 2657- 0998

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA–1 Materi


Memahami Pemetaan Drama Pelajaran Bahasa Indonesia melalui Model
Pembelajaran Role Playing pada SMA Negeri 1 Bandar Dua
Kabupaten Pidie Jaya
Maryani Abdurrahim

Guru SMA Negeri 1 Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya


Email: [email protected]

ABSTRAK

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas XI IPA-1 Materi Mamahami


Pemetaan Drama Pelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Role
Playing Pada SMA Negeri 1 Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya”.Salah satu cara
untuk mudah dipahami siswa suatu proses pembelajaran dengan model
pembelajaran Role Playing.Hal ini menggugah penulis untuk mengadakan suatu
penelitian di SMA Negeri 1 Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya selama 3 bulan
dari bulan Oktober-Desember 2018 yang bertujuan untuk meningkatkan Hasil
Belajar siswa kelas XI.IPA-I materi Mamahami Pemetaan Drama dengan model
pembelajaran Role Playing pada SMA Negeri 1 Bandar Dua Kabupaten Pidie
Jaya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI.IPA--I SMA Negeri 1 Bandar
Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun Ajaran 2018/2019 yang berjumlah 20 orang
siswa, untuk memperoleh data penulis menggunakan teknik tes dan non tes.
Setelah data terkumpul penulis mengolah dan menganalisis data dengan cara
membandingkan hasil observasi dan tes pada siklus I dan siklus II.
Kata Kunci: Hasil Belajar siswa, Mamahami Pemetaan Drama

PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas sumber daya menusia melalui pendidikan yang bermutu dan
berkualitas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mutu adalah baik buruk suatu benda;
kadar; taraf atau derajat misalnya kepandaian, kecerdasan dan sebagainya (Depdiknas,
2001:768). Secara umum kualitas atau mutu adalah gambaran dan karakteristik
menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan atau tersirat (Depdiknas, 2002:7). Dalam hal ini, pemerintah
telah melaksanakan berbagai program dan menetapkan berbagai kebijakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Namun dalam kenyataannya kemampuan siswa masih
rendah, hal ini terbukti masih banyak siswa yang nilai di ujian sekolah kurang dan belum
mencapai standar yang telah dietapkan terutama ditingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA).
Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya, dengan jumlah
gurunya sudah memadai, penulis salah seorang guru di sekolah tersebut mengajar di XI
IPA-1, Menurut pengamatan penulis dari semua kelas hanya kelas XI IPA-1 yang
kemampuan siswa masing rendah hanya 7 orang siswa yang tuntas atau hasil belajarnya

157
Maryani Abdurrahim

baik, sedangkan lainnya masih rendah hasil belajarnya terutama pelajaran Bahasa
Indonesia materi macam-macam norma dalam kehidupan manusia. Hal ini terbukti masih
banyak siswa yang harus diremedialkan.
Hal ini disebab oleh berbagai sebab diantaranya kami mengajar masih menggunakan
metode, model, dan alat peraga yang belum relevan. Sehingga membuat siswa pasif, maka
hasil belajarnya rendah. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.
Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan
hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari
sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Sedangkan
harapan penulis semua siswa bernilai baik dan tercapai KKM yang telah di tetapkan 70.
Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar siswa guru harus mererapkan model
pembelajaran yang tepat. Joyce & Weil (dalam Rusman, 2012: 133) berpendapat bahwa
model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Menurut Adi
(dalam Suprihatiningrum, 2013: 142) memberikan definisi model pembelajaran
merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur dalam
mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah
satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
adalah model pembelajaran role playing. Pembelajaran berdasarkan pengalaman yang
menyenangkan di antaranya adalah role playing (bermain peran), yakni suatu cara
penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan
siswa. Metode bermain peran atau role playing adalah salah satu proses belajar yang
tergolong dalam metode simulasi (Mulyono, 2012:44).
Metode role playing (bermain peran) juga dapat diartikan suatu cara penguasaan
bahan-bahan melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan oleh anak didik dengan memerankannya sebagai
tokoh hidup atau benda mati. Dengan kegiatan memerankan ini akan membuat anak didik
lebih meresapi perolehannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
metode bermain peran ini adalah penentuan topik, penentuan anggota pemeran, pembuatan
lembar kerja (kalau perlu), latihan singkat dialog (kalau perlu) dan pelaksanaan permainan
peran. (Djamarah, 2005:237).
Berdasarkan uraian di atas maka judul penelitian tindakan kelas ini adalah “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas XI IPA-1 Materi Mamahami Pemetaan Drama
Pelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Role Playing Pada SMA Negeri
1 Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bandar Dua yaitu pada kelas XI IPA-1
Semester I. Sekolah ini terletak kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya,
dilaksanakan selama tiga bulan pada Semester I dimulai bulan Februari dan diakhiri pada
bulan April tahun pelajaran 2018/2019. Subjek yang dimaksud tindakan dalam penelitian
ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA-1 SMA Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya

158
Serambi Akademica Vol. 8, No.1 , pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 20120 eISSN 2657- 0998

yang berjumlah 20 siswa tersebut adalah siswa-siswi kelas XI IPA-1 Semester I Tahun
Pelajaran 2018/2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas atau PTK. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tes
formatif siklus I dan siklus II serta catatan pengamatan lapangan pada kondisi awal, siklus
I dan siklus II serta hasil pengamatan kelas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik catatan lapangan, lembar kerja siswa, tes
perbuatan dan dokumen.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan hasil pengamatan sebagai data awal menunjukkan bahwa proses
kegiatan belajar mengajar di kelas XI IPA-1 SMA 1 Bandar Dua, belum efektif
dikarenakan pembelajaran masih berpusat pada guru artinya guru masih banyak berperan.
Dan peserta didik kurang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Banyak peserta didik
yang mengobrol, tidak memperhatikan pelajaran, bercanda dengan teman, dan guru tidak
dapat mengkondisikan kelas dengan baik. Ini telah menyebabkan kurang efektifnya proses
belajar mengajar dikelas tersebut. Sehingga menurunkan hasil belajar siswa setiap akhir
satu proses pembelajaran. Bahkan masih banyak siswa yang belum memahami dan
mengerti sistem pernapasan pada manusia, bagaimana hukumnya, apalagi melakukannya
dengan baik dan benar. Maka karena rata-rata mendapatkan nilai di bawah ini KKM yang
sudah ditentukan sekolah yaitu 70, dan ini sangat membuat peneliti tidak puas.

Deskripsi Tindakan dan Hasil Penelitian Siklus I


Tahap Perencanaan
a. Melihat kurikulum, buku paket dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing.
b. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti: buku siswa tentang sistem
pernapasan pada manusia.
c. Menyiapkan lembar kerja yang akan diisi oleh siswa.
d. Menyusun tugas/instruksi yang harus dikerjakan oleh siswa
e. Menyusun lembar instrument penggunaan model pembelajaran kolaborasi yang akan
digunakan oleh observer sebagai acuan penilaian dan pengamatan tindakan para siswa.
Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dalam rencana
pembelajaran. Peneliti menyambiologikan materi berdasarkan urutan langkah-langkah
pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Awal
- Guru-siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah
dan kemudian berdo’a bersama sebelum memulai pelajaran
- Siswa menyiapkan buku pelajaran Bahasa Indonesia

159
Maryani Abdurrahim

Kegiatan Inti
Elaborasi
- Guru mengawali dengan mengajukan beberapa pertanyaan, contohnya :
Pernahkah kalian mendengar tentang Materi Mamahami Pemetaan Drama
- Pernahkah kalian membaca tentang Materi Mamahami Pemetaan Drama
- Guru meminta beberapa siswa untuk menjelaskan pandangannya tentang Materi
Mamahami Pemetaan Drama
Eksplorasi
- Membaca buku tentang Materi Mamahami Pemetaan Drama
- Mendiskusikan tentang Materi Mamahami Pemetaan Drama
- Mempresentasikan hasil diskusi tentang tentang Materi Mamahami Pemetaan Drama
Konfirmasi
- Dalam Materi Mamahami Pemetaan Drama
Kegiatan Akhir (Penutup)
- Guru meminta agar para siswa sekali lagi membaca kesimpulan tentang Materi
Mamahami Pemetaan Drama

Pertemuan II
Kegiatan Awal
- Guru-siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah
dan kemudian berdo’a bersama sebelum memulai pelajaran
- Siswa menyiapkan buku pelajaran Bahasa indonesia
Kegiatan Inti
Elaborasi
- Guru mengawali dengan mengajukan beberapa pertanyaan, contohnya :
Pernahkah kalian mendengar tentang Materi Mamahami Pemetaan Drama
Pernahkah kalian membaca tentang Materi Mamahami Pemetaan Drama
- Guru meminta beberapa siswa untuk menjelaskan pandangannya tentang Materi
Mamahami Pemetaan Drama
Eksplorasi
- Membaca buku tentang Materi Mamahami Pemetaan Drama
- Mendiskusikan Materi Mamahami Pemetaan Drama
- Mempresentasikan hasil diskusi tentang Materi Mamahami Pemetaan Drama
Konfirmasi
- Dalam Materi Mamahami Pemetaan Drama
Kegiatan Akhir (Penutup)
- Guru meminta agar para siswa sekali lagi membaca kesimpulan tentang Materi
Mamahami Pemetaan Drama

Tahap Observasi dan Monitoring


Disini peneliti bersama observer yang juga teman sejawat menganalisis proses
kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Analisis ini dilakukan untuk mengukur
sejauh mana pemahaman siswa tentang materi, tingkat keaktifan, kerja sama dan
kreatifitas dalam kegiatan pembelajaran.
Pada tahap ini juga menganalisis kekurangan-kekurangan dan kelebihan peneliti
dalam mengajar. Hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran

160
Serambi Akademica Vol. 8, No.1 , pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 20120 eISSN 2657- 0998

sudah menunjukkan hasil yang lebih baik, artinya terjadi perubahan dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran dibandingkan dalam kegiatan belajar sebelumnya.

Tahap Refleksi
Setelah guru (peneliti) melaksanakan kegiatan pembelajaran dan telah diamati oleh
observer. Kegiatan akhir yang akan dilakukan berikutnya adalah refleksi. Peneliti dan
observer melakukan diskusi tentang data-data yang telah diperoleh baik dalam proses
pembelajaran berlangsung melalui hasil observasi dan hasil belajar peserta didik. Hal ini
dilakukan untuk membahasa kekurangan dan kelebihan proses kegiatan belajar mengajar
pada siklus I ini.
Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi yang dilakukan observer dan guru,
ditemukan beberapa kekurangan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan kelas pada
siklus I. Ini terbukti dari tingkat pemahaman siswa yang masih rendah hanya 8 orang
siswa dan yamg tuntas 12 siswa dengan baik dan benar. Dan setelah peneliti mendapat
nilai pengolahan data tersebut hanya mendapatkan nilai rata-rata 75 sementara Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran biologi yaitu 70 berikut hasil belajar pada
tindakan siklus I.
Tabel 1. Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I
No Hasil Tes Akhir Jumlah Presentase
1. Siswa yang tuntas 8 32%
2. Siswa yang tidak tuntas 17 68%

Tabel 2. Rata-Rata Hasil Tes Siklus I


No Keterangan Nilai
1.. Nilai tertinggi 70
2. Nilai terendah 50
3. Jumlah nilai 1515
4. Nilai rata-rata 60.6

Dari data laporan pada tabel di atas, ternyata hasil belajar Bahasa Indonesia Materi
Mamahami Pemetaan Drama belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
telah ditetapkan yaitu 70 Maka Peneliti dan observer menyimpulkan perlu adanya tindak
lanjut atau dilanjutkan pada siklus II dengan perbaikan-perbaikan ke arah yang lebih
sempurna.

Deskripsi Tindakan dan Hasil Penelitian Siklus II


Tahap Perencanaan
Beberapa langkah yang dilakukan guru/peneliti dalam membuat perencanaan
tindakan di siklus II ini, yaitu :

161
Maryani Abdurrahim

a. Melihat kurikulum, buku paket dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP) Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Roli Playing
b. Menyusun tugas/instruksi yang harus dikerjakan oleh siswa
c. Membuat lembar kerja yang akan diisi oleh siswa
d. Menyusun beberapa soal akhir yang relevan dengan materi pembelajaran
e. Menyusun lembar instrumen dan penggunaan model Role Playing yang akan digunakan
oleh observer sebagai acuan penilaian dan pengamatan tindakan para peserta didik
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran juga sesuai dengan
rencana pembelajaran. Peneliti Bahasa Indonesia materi berdasarkan urutan langkah-
langkah pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.
Dimana kalau pada siklus I hanya guru yang melakukan diskusi tapi pada siklus II
ini siswa ikut terlibat langsung dalam melakukan diskusi sistem pernapasan pada manusia
dengan menggunakan perlengkapan yang dibawanya sendiri.
Kegiatan Akhir (Penutup)
- Guru meminta agar para siswa sekali lagi membaca kesimpulan tentang Materi
Mamahami Pemetaan Drama
Tahap Observasi/Monitoring
Ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung, peneliti sendiri dan juga
observer yang merupakan teman sejawat juga melakukan observasi, untuk mendapatkan
bahan-bahan masukan untuk di analisis pada tahap refleksi. Yang berguna untuk
mengetahui sejauh mana sudah ketercapaian tujuan yang sudah ditentukan, dan pada tahap
ini peneliti bersama observer yang juga teman sejawat menganalisis proses kegiatan
pembelajaran dan hasil belajar siswa. Analisis ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana
tingkat pemahaman, keaktifan, kerja sama dan kreatifitas dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu juga menganalisis kekurangan-kekurangan dan kelebihan peneliti dalam
mengajar. Hal pengamatan terhadap kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran sudah
menunjukkan hasil yang lebih baik, artinya terjadi perubahan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dibandingkan kegiatan belajar sebelumnya.
Pengamatan ini dilaksanakan pada saat guru menjelaskan materi dan memberikan
contoh secara langsung dengan mendemontrasikan cara membaca do’a setelah sistem
pernapasan pada manusia yang baik dan benar sesuai dengan rukun dan syaratnya, dan
diikuti oleh semua siswa sebagai makmumnya. Disini peserta siswa juga melakukannya
secara berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing yang telah dibagikan
sebelumnya, dimana salah satu diantara mereka menjadi imam dan yang lainnya menjadi
makmum.
Pada siklus ini para peserta didik terlihat lebih aktif hal ini dikarenakan para peserta
didik dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran, dibandingkan pada siklus I,
pada siklus II ini para peserta didik terlihat lebih aktif dan memperhatikan dan mencoba
melakukannya sendiri sistem pernapasan pada manusia tersebut.
Tahap Refleksi
Setelah guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dan telah diamati oleh observer,
kegiatan akhir yang akan dilakukan pada tahap berikutnya adalah refleksi. Guru dan
observer melakukan diskusi data-data yang telah diperoleh baik dalam proses
pembelajaran berlangsung melalui lembar observasi dan hasil belajar peserta didik pada
saat berlangsungnya proses pembelajaran. Pada siklus II ini hasil refleksi menunjukkan

162
Serambi Akademica Vol. 8, No.1 , pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 20120 eISSN 2657- 0998

adanya peningkatan baik dalam proses pembelajaran dan keaktifan para peserta didik
menunjukkan kearah yang lebih baik. Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi yang
dilakukan observer dan guru, ditemukan beberapa kemajuan yang terjadi pada siklus II ini,
diantaranya :
a. Proses pembelajaran yang dilakukan lebih efektif dan efesien karena siswa sangat aktif
dan ikut serta melakukan praktek waqaf bersama guru dengan menggunaan perelatan
yang dibawanya sendiri
b. Dibandingkan siklus I, sudah ada kemajuan pada siklus II ini, ini karena siswa sudah
menunjukkan respon yang positif pada saat proses pembelajaran. Siswa sudah mulai
aktif, mau memperhatikan pelajaran dan mau melakukan praktek sendiri waqaf
bersamaan teman-teman di kelompoknya, tidak banyak yang mengobrol dan bercanda,
serta mau bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dari 25 siswa
janya 1 orang yang tidak aktif dan tidak memperhatikan guru.
c. Dan lembar pengamatan yang disikan oleh observer pada saat guru melakukan proses
belajar mengajar pada siklus II ini sudah da kemajuan dan perbaikan yang dilakukan
oleh guru. Presentasi kualitas pembelajaran sudah sangat baik dan memperoleh nilai
rata-rata 85.
Berdasarkan hasil refleksi yang dilaksanakan pada siklus II ini, melalui hasil
pengamatan yang dilakukan oleh observer, sudah menunjukkan kemajuan pada hasil
belajar para peserta didik di siklus II ini. Yang dinilai dari hasil evaluasi yang telah
dilakukan, rata-rata kelas dari hasil evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya
menunjukkan peningkatan nilai dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata
pelajaran biologi yang ditentukan oleh sekolah tersebut yaitu 70. Para siswa mendapatkan
nilai rata-rata dari hasil evaluasi yang telah dilakukan mendapatkan 78,hal ini
menunjukkan bahwa ada peningkatan dibandingkan dengan siklus I yang hanya
mendapatkan nilai rata-rata 60.6 dengan perolehan data sebagai berikut :
Tabel 3. Ketuntasan belajar siswa pada siklus II
No Hasil Tes Akhir Jumlah Presentase
1. Siswa yang tuntas 24 96%
2. Siswa yang tidak tuntas 1 4%

Tabel 4. Rata-Rata Hasil Tes Siklus II


No Keterangan Nilai
1.. Nilai tertinggi 90
2. Nilai terendah 60
3. Jumlah nilai 1955
4. Nilai rata-rata 78.2

Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus


Perkembangan pemahaman konsep pada siswa SMA masih dalam katagori kongkrit,
artinya mereka masih sulit memahami konsep-konsep yang sifatnya abstrak, oleh karena
163
Maryani Abdurrahim

itu proses pembelajaran suatu bidang studi pun sudah seyogyanya dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik akan lebih mudah memahami suatu konsep tersebut, seperti halnya
dalam pembelajaranbiologi khususnya materi sistem pernapasan pada manusia.
Dengan model pembelajaran kolaborasi sistem pernapasan pada manusia akan
sangatlah mudah dipahami oleh para siswa dan bahkan mereka mampu melakukannya
sendiri karena mereka dapat terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
Berdasarkan paparan hasil penelitian tindakan yang sudah dilakukan selama dua
siklus dengan nilai yang di dapat pada rata-rata hasil evaluasi yang telah dilakukan pada
setiap siklus, ternyata terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada pelaksanaan
tindakan siklus II yang mana nilainnya mencapai 78 sedangkan pada siklus I hanya
mendapat 70.
Adanya peningkatan yang cukup signifikan ini disebabkan penerapan model
pembelajaran kolaborasi yang digunakan oleh guru untuk memperagakan atau
menunjukkan suatu prosedur yang harus dilakukan oleh seorang guru yang tidak dapat
dijelaskan dengan kata-kata saja tetapi juga melalui diskusi.
Melalui model pembelajaran kolaborasi yang diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran biologi pada materi sistem pernapasan pada manusia siswa lebih antusias
dalam mengikuti proses pembelajaran dan berdampak pada meningkatnya perolehan nilai
rata-rata hasil belajar serta ketuntasan belajar siswa terutama terjadi pada pelaksanaan
tindakan siklus II. Oleh karena itu peneliti merasa tidak perlu melanjutkan tindakan untuk
siklus selanjutnya karena hasil yang dicabiologi sudah melebihi nilai KKM yang telah
ditentukan.

Tabel 5. Rangkuman Ketuntasan Belajar Selama Dua Siklus


Jumlah Presentase
No Hasil Tes Akhir
Siklus I % Siklus II %
1. Siswa yang tuntas 12 32% 24 96%
2. Siswa yang tidak tuntas 8 68% 1 4%

Tabel 6. Rangkuman Nilai Rata-Rata Selama Dua Siklus


Nilai
No Keterangan
Siklus I Siklus II
1. Nilai tertinggi 70 90
2. Nilai terendah 50 60
3. Jumlah nilai 1515 1955
4. Nilai rata-rata 75,4 78.2

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia Materi Mamahami Pemetaan Drama pada siswa kelas XI
IPA-1 SMA 1 Bandar Dua dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi, terjadi
peningkatan terhadap hasil belajar pelajaran biologi yang memuaskan, dengan kesimpulan
sebagai berikut :

164
Serambi Akademica Vol. 8, No.1 , pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 20120 eISSN 2657- 0998

1. Penggunaan model pembelajaran Roli Playingi sangat tepat diberikan pada para
peserta didik khususnya untuk siswa kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Bandar Dua
Kabupaten Pidie Jaya yang cara berfikirnya masih bisa dikatagorikan bersifat kongkret
2. Penggunaan model pembelajaran kolaborasi dapat meningkatkan pemahaman dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi khususnya materi pengelola waqaf,
karena penggunaan metode tersebut menuntut para peserta didik harus melakukannya
sendiri kegiatan sistem pernapasan pada manusia tersebut baik sendiri maupun secara
berkelompok, dan itu akan membuat materi pelajaran tersebut masuk dalam ingatan
jangka panjang peserta didik.
3. Dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik pada siklus I masih rendah
dimana sebagian mereka belum memahami bagaimana sebenarnya pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi, namun pada siklus II terjadi
perubahan yang cukup signifikan, kita bisa melihat dari peningkatan hasil belajarnya
yang naik begitu tinggi yaitu dari nilai rata-rata 60.6 pada siklus I menjadi 78,2 pada
siklus II. Ini sudah melebihi nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah untuk pelajaran
Biologi yang hanya 70. Demikian juga tingkat keaktifan siswa sangat meningkat
dengan baik yaitu kalau pada siklus I hanya keaktifannya 32% namun pada siklus II
meningkat menjadi 96% ini artinya mereka sangat senang belajar dengan
menggunakan model pembelajaran kolaborasi karena mereka terlibat secara langsung
dalam kegiatan pembelajaran.
.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesi. Jakarta: Balai
Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
Konsep Dasar. Jakarta : Ditjend Pendidikan Dasar dan Menengah, Ditjen SLTP.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Eduatif. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Mulyono. 2012. Strategi Pembelajaran. Malang: UIN Maliki Press.
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
ARRuzz Media.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

165

Anda mungkin juga menyukai