Determinan Sosial Kesehatan
Determinan Sosial Kesehatan
Determinan Sosial Kesehatan
OF HEALTH
WHO
Status Pelayanan
Lingkungan
Kesehatan Kesehatan
Perilaku
Kesehatan
1. LINGKUNGAN (Environment)
Lingkungan meliputi lingkungan fisik (baik natural atau buatan
manusia) misalnya sampah, air, udara dan perumahan, dan
sosiokultur (ekonomi, pendidikan, pekerjaan, dll).
Contoh :
a) Perilaku perokok sejak dini akan meningkatkan risiko kanker pada
paru-paru
b) Perilaku mengkonsumsi makanan cepat saji (junk food) akan
meningkatkan risiko obesitas yang berisiko pada penyakit jantung
c) Kebiasaan melakukan konsep 3 M (menguras, mengubur dan
menutup) pada pencegahan DBD akan menurunkan prevalensi
penyakit DBD.
3. PELAYANAN KESEHATAN (Health Care Services)
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat, karena keberadaan fasilitas kesehatan
sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan,
pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta
kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan.
Contoh :
a) Adanya upaya promotif terhadap penularan HIV/AIDS akan
menurunkan prevalensi HIV/AIDS
b) Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang baik akan
memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan berkualitas
c) Adanya asuransi kesehatan akan memudahkan individu/masyarakat
untuk mengakses pelayanan kesehatan.
4. KETURUNAN (Heredity)
Contoh :
a) Perkawinan anak golongan darah tertentu akan
mengakibatkan leukimia
b) Adanya kretinisme yang diakibatkan mutase genetic
EPIDEMIOLOGI SOSIAL
Dari penyakit yang bersifat akut dan infeksi (influensa dan tuberkulosis) ke yang
2) Stres (Stress)
Stres merupakan keadaan psikologis/ jiwa
yang labil. Kegagalan menanggulangi
stress baik dalam kehidupan sehari-hari di
rumah dan di lingkungan kerja akan
mempengaruhi kesehatan seseorang.
3) Pengucilan social (Social Exclusion)
Kehidupan di pengasingan atau perasaan
terkucil akan menghasilkan perasaan tidak
nyaman, tidak berharga, kehilangan harga
diri, akan mempengaruhi kesehatan fisik
maupun mental.
4) Kehidupan dini (Early Life)
Kesehatan masa dewasa ditentukan oleh
kondisi kesehatan di awal kehidupan.
Pertumbuhan fisik yang lambat, serta
dukungan emosi yang kurang baik pada
awal kehidupan akan memberikan dampak
pada kesehatan fisik, mental, dan
kemampuan intelektual masa dewasa.
5) Pekerjaan (Work)
Stres di tempat kerja meningkatkan resiko
terhadap penyakit dan kematian. Syarat-
syarat kesehatan di tempat kerja akan
membantu meningkatkan derajat
kesehatan.
6) Pengangguran (Unemployment)
Pekerjaan merupakan penopang biaya
kehidupan. Jaminan pekerjaan yang mantap
akan meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan bagi diri dan keluarganya.
7) Dukungan social (Social Support)
Hubungan sosial termasuk diantaranya adalah
persahabatan serta kekerabatan yang baik
dalam keluarga dan juga di tempat kerja.
8) Penyalahgunaan napza (Addiction)
Pemakaian napza merupakan faktor
memperburuk kondisi kesehatan, keselamatan
dan kesejahteraan. Napza atau pemakaian
narkoba, alkohol, dan merokok akan
memberikan dampak buruk terhadap
kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
9) Pangan (Food)
Ketersediaan pangan, pendayagunaan
penghasilan keluarga untuk pangan, serta
cara makan berpengaruh terhadap
kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat. Kekurangan gizi maupun
kelebihan gizi berdampak terhadap
kesehatan dan penyakit.
10)Transportasi (Transport)
Transportasi yang sehat, mengurangi waktu
berkendara, meningkatkan aktivitas fisik
yang memadai akan baik bagi kebugaran
dan kesehatan. Selain itu, mengurangi
waktu berkendara dan jumlah kendaraan
akan mengurangi polusi pada manusia.
PERSPEKTIF DETERMINAN SOSIAL DALAM
MENANGGULANGI MASALAH KESEHATAN
A. Masalah Perilaku
❖ Terbentuknya perilaku diawali respon terhadap obyek tersebut,
selanjutnya menimbulkan respon batin (afektif) yaitu sikap terhadap
obyek tersebut. Respon Tindakan (perilaku) dapat timbul setelah
respon pengetahuan dan sikap yang searah (sinkron) atau langsung
tanpa didasari kedua respon di atas.
❖ Secara teori perubahan perilaku atau seseorang menerima atau
mengadopsi perilaku dalam kehidupannya melalui tiga tahap,
yaitu:
1. Pengetahuan Kesehatan (Health Knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
penginderaan mata (melihat) dan telinga (mendengar).
2. Sikap terhadap Kesehatan (Health Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Adapun ciri-ciri sikap, yaitu :
➢ Pemikiran dan perasaan (Thoughts and feeling)
➢ Adanya orang lain yang menjadi acuan (Personal reference)
➢ Sumber daya (Resources) yang tersedia
➢ Sosial budaya (Culture)
3. Tindakan Kesehatan (Health Practice)
Praktik kesehatan ataupun tindakan untuk hidup sehat adalah semua
kegiatan atau aktivitas seseorang dalam rangka memelihara kesehatan.
Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan (over behavior),
untuk mewujudkannya diperlukan faktor pendukung seperti fasilitas
(sarana dan prasarana) dan juga dukungan (support) dari pihak lain.
Lanjutan…
Predisposing
Factors
Enabling Health
Health Promotion
Factors Behavior
Reinforcing
Factors
TEORI PERILAKU
1) Faktor Predisposisi (Predisposing factor)
Yaitu faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku
seseorang, antara lain : pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai,
tradisi, dsb.
Contoh : seorang ibu mau membawa anaknya ke posyandu untuk dilakukan
penimbangan agar mengetahui pertumbuhannya. Tanpa adanya pengetahuan,
ibu tersebut mungkin tidak akan membawa anaknya ke posyandu.
2) Faktor Pemungkin (Enabling factor)
Yaitu faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan,
antara lain : prasarana, sarana, ketersediaan SDM.
Contoh : ketersediaan puskesmas, ketersediaan, tong sampah, adanya tempat
olah raga, dsb.
3) Faktor Penguat (Reinforcing factor)
Yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku, antara lain :
sikap petugas kesehatan, sikap tokoh masyarakat, dukungan suami, dukungan
keluarga, tokoh adat, dsb.
MODEL DETERMINAN EKO-SOSIAL KESEHATAN
The Rainbow model - The main determinants of health
Strengthen Develop
Community Personal
Action Skills
Enable Create
Mediate Supportive
Reorient Environments
Advocate
Health
Services