Resume Membuat Instrumen Kognitif
Resume Membuat Instrumen Kognitif
Resume Membuat Instrumen Kognitif
A. Landasan Penilaian
1. UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP No 32 Tahun 2013 tentang Perubahan SNP, PP
3. Permendikbud No 54 Tahun 2014 Kurikulum 2013
4. Permendikbud No 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
1
Sri Setianingrum and Naniek Sulistya Wardani, “UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK
MELALUI DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR,” Jurnal Pendidikan Dasar 9, no. 2
(December 31, 2018): 149–158, accessed December 6, 2022,
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpd/article/view/9519.
3. Mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.
2
Siti Nurhayati, “PENGELOLAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS
Mts PADA ASPEK PENGETAHUAN,” Tatar Pasundan : Jurnal Diklat Keagamaan 13, no. 02 (2019).
ialah untuk Memfasilitasi penguasaan pengetahuan atau mengetahui
penguasaan pengetahuan siswa.
4) Portofolio
Pada teknik bentuk portofolio, bentuk instrument penilaian yang
bisa digunakan adalah sampel pekerjaan siswa terbaik yang diperoleh
dari penugasan dan tes tertulis. Adapun tujuan dari penilaian kognitif
berbasis portofolio ini Sebagai (sebagian) bahan guru mendeskripsikan
capaian pengetahuan di akhir semester.
b. Penilaian Afektif
Penilaian afektif (sikap) adalah kegiatan untuk mengetahui kecenderungan
perilaku spiritual dan sosial siswa dalam kehidupan sehari-hari di dalam dan di
luar kelas sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui
capaian/perkembangansikap siswa dan memfasilitasi tumbuhnya perilaku siswa
sesuai butir nilai sikap dalam KD dari KI-1 dan KI-2.
Teknik dan Instrimen Asesment ranah Afektif
Penilaian ranah afektif tidak cocok jika diukur dengan teknik tes karena
aspek yang diukur terkait dengan sikap dan nilai-nilai. Teknik penilaian yang
cocok adalah dengan non tes. Ada beberapa bentuk teknik penilaian non tes yang
dapat digunakan untuk melakukan penilaian ranah afektif, antara lain teknik
observasi, penilaian diri, panilaian antar teman, jurnal.3
3
“Teknik Dan Instrumen Assesment Ranah Afektif Halaman All - Kompasiana.Com,” accessed December 6, 2022,
https://www.kompasiana.com/luqman_abdullah/5a2b5352caf7db08194ee903/teknik-dan-instrumen-assesment-
ranah-afektif?page=all&page_images=1#_ftn3.
1) Observasi
Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang
dapat diamti, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasi dan proses belajar
misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu
mengajar, kegiatan diskusi kelas, partisipasi siswa dalam simulasi, dan
penggunaan alat peraga pada waktu mengajar.
Lembar observasi yang digunakan untuk mengamati sikap dapat berupa
lembar observasi tertutup dan lomber observasi terbuka. Lembar observasi
tertutup, pendidik menentukan secara sistematis butir-butir perilaku yang akan
diobservasi berserta indikator-indikatornya.4
2) Jurnal
Pengamatan dengan jurnal mencatat perilaku peserta didik yang muncul
secara alami selama satu semester. Perilaku peserta didik yang dicatat di dalam
jurnal pada dasarnya adalah perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik yang
berkaitan dengan butir sikap yang terdapat dalam aspek sikap spiritual dan sikap
sosial. Setiap catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi denganwaktu
teramatinya perilaku tersebut, serta perlu dicantumkan tanda tangan peserta
didik.5
Apabila seorang peserta didik pernah memiliki catatan sikap yang kurang
baik, jika pada kesempatan lain peserta didik tersebut telah menunjukkan
perkembangan sikap (menuju atau konsisten) baik pada aspek atau indikator
sikap yang dimaksud, maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap peserta
didik tersebut telah (menuju atau konsisten) baik atau bahkan sangat baik.
Dengan demikian, yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap kurang
baik dan sangat baik, tapi juga setiap perkembangan menuju sikap yang
diharapkan. Berdasarkan jurnal tersebutpendidik membuat deskripsi penilaian
sikap peserta didik dalam kurun waktu satu semester.6
4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009).
5
Ibid.
6
Ibid.
3) Penilaian Antar Teman
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh
seorang peserta didik (penilai) terhadap peserta didik yang lain terkait dengan
sikap/perilaku peserta didik yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil
penilaian antar teman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu
penilaian antar teman juga dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai
seperti kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai.
Instrumen penilaian antarteman dapat berupa lembar penilaian diri yang
berisi butir-butir pernyataan sikap positif yang diharapkan dengan kolom YA
dan TIDAK atau dengan Likert Scale. Satu lembar penilaian diri dapat
digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus.
4) Penilaian Diri
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian, di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu didasarkan atas
kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Oleh karena itu, penilaian diri
merupakan sustu teknik penilaian di mana seseorang belajar lebih tentang
dirinya.7
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri
menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.
Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala
semantic differential. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
mengenai suatu gejala atau fenomena.[9] Sedangkan data yang diperoleh
melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval.
7
A Muri Yusuf, Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan : Pilar Penyedia Informasi Dan Kegiatan Pengendalian Mutu
Pendidikan (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015).
Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik
tertentu yang dimiliki seseorang.8
8
Supardi, Penilaian Autentik: Pembelajaran Afektif, Kognitif, Dan Psikomotorik (Jakarta: Rajawali Pers, 2015).
Metode rating yang dijumlahkan popular dengan nama penskalaan
model likert (Gable, 1986)- merupakan metode penskalaan pernyataan
sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai
skalanya. Dalam pendekatan ini tidak diperlukan adanya kelompok panel
penilai (judging group) dikarenakan nilai skala setiap pernyataan tidak
akan di tentukan oleh derajat favorablenya masing-masing akan tetapi
ditentukan oleh distribusi respons setuju atau tidak tidak setuju dari
sekelompok responden yang bertindak sebagai kelompok uji-coba (pilot
study).
Kelompok uji coba ini hendaknya memiliki karakteristik yang
semirip mungkin dengan karakteristik individu yang hendak diungkap
sikapnya oleh skala yang sedang disusun. Disamping itu agar hasil
analisis dalam penskalaannya lebih cermat dan stabil responden yang
digunakan sebagai kelompok uji-coba harus berjumlah banyak sehingga
distribusi skor mereka lebih bervariasi. Bnyaknya responden dalam uji-
coba ini, menurut saran Gable (1986), adalah sekitar 6 sampai 10 kali
lipat banyaknya pernyataan yang akan dianalisis.9
b) Skala Thurstone
Metode interval tampak-setara, yang sering pula dikenal sebagai
metode penskalaan Thurstone, merupakan salah satu model penskalaan
pernyataan sikap dengan pendekatan stimulus. Artinya penskalaan
penskalaan dalam pendekatan ini ditujukan untuk meletakkan stimulus
atau pernyataan sikap pada suatu kontinum psikologis yang akan
menunjukkan derajat favorable dan tak favorablenya pernyataan yang
bersangkutan. Dengan metode ini, setelah pernyataan dibuat dengan
sesuai kaidah penulisan aitem maka kita perlu menetapkan sekelompok
orang yang akan bertindak sebagai tim penilai (judging group).
Tugas dari tim penilai ini meletakkan derajat favorable atau tak
favorable pada garis kontinum yang terdiri dari 1 sampai 11 interval
9
“Perbedaan Skala Likert Dan Skala Thurstone,” accessed December 6, 2022,
http://astriardiyantisaid.blogspot.com/2018/08/fakultas-psikologi-universitasmerdeka_8.html.
yang artinya angka 1 sampai 5 merupakan interval dari tak favorable dan
7 sampai 11 merupakan interval dari favorable dan 6 merupakan interval
netral. Jadi semakin ke kanan menunjukan semakin favorable aitem
tersebut dan semakain ke kiri menunjukan semakin tak favorable begitu
pun pada interval 6 menunjukan aitem tersebut netral. Disini tim penilai
akan meletakkan tiap aitem ke interval derajat favorable dan tak
favorable.10
c. Penilaian Psikomotorik
Penilaian psikomotorik (keterampilan) adalah penilaian yang dilakukan
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan untuk
melakukan tugas tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai dengan
indikator pencapaian kompetensi.
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara
lain penilaian kinerja, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian
keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4.
Bentuk-bentuk instrument penilaian Psikomotorik antara lain :
Mengukur Capaian
Kinerja Pembelajaran Berupa
Keterampilan Proses Dan
Hasil (Produk)
10
Ibid.
Unjuk kerja/ Perintah dan daftar cek,
Praktik menggunakan mikroskop
Kinerja/ Praktik skala penilaian/rubrik
Aspek-aspek yang perlu dinilai dalam sebuah penilian psikomotorik berikut ini:
1) Kemampuan menggunakan alat
2) Kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan pekerjaan
3) Kecepatan mengerjakan tugas
4) Keserasian bentuk dengann yang diharapkan
Daftar Pustaka
Muri Yusuf, A. Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan : Pilar Penyedia Informasi Dan Kegiatan
Pengendalian Mutu Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.
Setianingrum, Sri, and Naniek Sulistya Wardani. “UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR
TEMATIK MELALUI DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS 1 SEKOLAH
DASAR.” Jurnal Pendidikan Dasar 9, no. 2 (December 31, 2018): 149–158. Accessed
December 6, 2022. http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpd/article/view/9519.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009.
“Teknik Dan Instrumen Assesment Ranah Afektif Halaman All - Kompasiana.Com.” Accessed
December 6, 2022.
https://www.kompasiana.com/luqman_abdullah/5a2b5352caf7db08194ee903/teknik-dan-
instrumen-assesment-ranah-afektif?page=all&page_images=1#_ftn3.