2 Anak, Diare

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA ANAK Y USIA 9 BULAN DENGAN GASTRO ENTRITIS


DI PUSKESMAS GROGOL

OLEH
WIWIN WERDI R
NIM 07.051

AKADEMI KEBIDANAN
MEDIKA WIYATA KEDIRI
2008-2009
DIARE

I. Pengertian
Diare adalah buang air yang tidak normal, bentuk tinja yang encer dengan
frekwensi yang lebih banya dari biasanya
Neonatus dinyatakan diare bila frekwensi buang air besar sudah lebih dari 1x.
sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak bila frekwensinya lebih
dari 3x sehari
(Ilmu Kesehatan Anak, FKUI)

II. Etiologi
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa factor, yaitu ;
1. Factor infeksi
 Infeksi bakteri : Vibrio, E-Coli, Salmonella, Shigela, Aeromonas, dll
 Infeksi virus : Enterovirus (virus Echo, Coxacio, Poliomyelitis,
Edemovirus, Astrovirus)
 Infeksi Parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris), Protozoz
(Entamoebahistoyeica, Giardia, Lambia,
Tricomonas homonis), Jamur (Candida, Albicans)
2. Faktor malabsorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat
Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa), Monosakarida
(intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa)
 Malabsorbsi lemak
 Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas, walaupun jarang dapat menyebabkan diare, terutama
pada anak yang lebih besar

III. Patogenesis
 Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit dalam rongga usus, isi rongga usus

1
yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan terutama (misalnya oleh toxin) pada dinding usus
untuk meningkatkan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga ususdan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus
3. Gangguan Motilasi Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akaan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan
yang selanjutnya dapat menimbulkan diare juga
 Cara penularan dan faktor resiko
Agen infeksius yang menyebabkan penyakit diare biasanya ditularkan melalui
jalur fecal oral, terutama karena :
- Menelan makanan yang terkontaminasi
- Kontak dengan tangan yang terkontaminasi
 Beberapa faktor yang dikaitkan dengan bertambahnya penularan kuman
enteropatogen perut termasuk :
- Tidak memadainya penyediaan air bersih
- Air tercemar oleh tinja
- Kekurangan sarana kebersihan
- Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya
- Tindakan penyapihan yang jelek ( penghentian ASI yang terlalu dini, susu
botol, pemberian ASI yang selang seling dengan susu botol pada usia 4-6
bulan pertama.
 Sebagai akibat diare, terjadi :
1. Kehilangan air dan elektrolit, dengan akibat terjadinya :
a. Dehidrasi
Tergantung dari presentase cairan tubuh yang hilang dapat terjadi
dehidrasi
b. Asidosis metabolik
Terjadi akibat hilangnya bikarbonat melalui tinja
c. Defisiensi kalium
Defisiensi kalium dapat mencapai 10mEg/kg BB
2. Gangguan gizi
Terjadi akibat intake yang kurang dan output yang berlebihan. Hal ini
akan bertambah berat bila pemberian makanan dihentikan, serta bila
sebelumnya sudah kekurangan gizi

2
3. Hipoglikemia
Lebih sering terjadi pada vanak yang sebelumnya mengalami malnutrisi
(hanya pada 2-3% kasus), sebab yang pasti belum diketahui
4. Gangguan sirkulasi darah
Pada diare akut, kehilangan cairan dapa terjadi dalam waktu yang singkat.
Bila kehilangan cairan ini lebih dari 10% dari berat badan penderita dapat
jatuh dalam keadaan syok/pre syok yang disebabkan oleh berkurangnya
cairan ekstraselular

IV. Penatalaksanaan
1. Resusitasi cairan dan elekrolit sesuai derajat dehdrasi dan kehilangan
elektrolitnya
2. Diet etik
Makanan tetap di berikan, ASI diteruskan, formula di encerkan dalam
waktu singkat. Makanan tambahan sesuai umur dengan konsistensi yang
mudah dicerna
3. Pada umumnya tidak diperlukan antimikrobial
4. Pengobatan problem penyerta
5. Obat-obat diare tidak dianjurkan oleh karena dapat memperpanjang transit
time sehingga kuman-kuman/ toksin lebih lama berada di usus dan juga
mengakibatkan terapi cairan

3
Diagnosa, Masalah, Kebuuhan
Dx : An......Usia....dengan GE
Ds : Ibu mengatakan.....
Do : KU sedang
Kesadaran Composmentis
TTV : N 100-120x/menit
S 36,5-37,5°C
Rr 40-60x/menit
Pemeriksaan anus : warna kemerahan
Abdomen : kembung
Turgor : baik-jelek
Tujuan : diare berhenti, dan pasien tidak dehidrasi serta kebutuhan nutrisi pasien
terpenuhi
Kriteria Hasil :
- KU baik
- Kesadaran Composmentis
- BAB kurang dari 3x sehari, konsistensi lunak tidak cair
- Abdomen tidak kembung
- Anus warna kemerahan
Intervensi
1. Cuci tangan
R: mencegah infeksi silang antara pasien dengan petugas kesehatan
2. Periksa TTV
R: mengetahui keadaan pasien secara umum
3. Berikan oralit sebagai pertolongan pertama
R: mengganti cairan tubuh yang hilang dan mencegah dehidrasi
4. Berikan pengobatan problem penyerta
R: mencegah komplikasi yang lebih serius
5. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan peralatan makan dan minum serta
personal hygiene pada dirinya dan anaknya terutama setelah BAK dan BAB
R: mencegah kontaminasi bakteri yang masuk kedalam tubuh lewat makanan.
Serta mengurangi pertumbuhan organisme sehingga dapata terhindar dari
diare

4
Pohon Masalah

Faktor infeksi : bakteri, virus, parasit


Faktor malabsrobsi : karbohidrat, lemak, protein
Faktor makanan : basi, beracun, pencetus alergi
Faktor psikologis

Gangguan osmotic gangguan sekresi gangguan motilitas


usus

Makanan tidak rangsangan toxin Hiper peristaltic


dapat diserap pada usus

Rongga usus meningkatkan Penyerapan


penuh sekresi air dan makanan
elektrolit menururn

DIARE

Dehidrasi Gangguan Gizi Gangguan


Asidosis metabolic Hipoglikemi sirkulasi darah
Defisiensi kalium

penatalaksanaan

Resusitasi cairan dan elektrolit


Diet Etik
Antimikrobal (pada kasusu resiko tinggi)
Pengobatan problem penyerta

5
DAFTAR PUSTAKA

FKUI.2000. Kapita Selekta kedokteran Jilid II. Jakarta : Media Aesculapius

FKUI. 2006. Ilmu Kesehatan Anak Jilid II. Jakarta : FKUI

Ngastiah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC

6
FORMAT ASUHAN ANAK

Tanggal masuk : 28-06-2009


Jam : 20.00 WIB
Tanggal pengkajian : 28-06-2009
Jam : 20.00 WIB
Nomor register pasien : -
Diagnosa masuk : An. Usia 9 bulan

I. Pengkajian
Data Subyektif
A. Identitas (Biodata)
a. Anak
Nama Anak : An. Yogi
Umur : 9 bulan
Jenis Kelamin : laki-laki
Anak ke : 1
Pendidikan : -

b. Ibu
Nama : Ny. Binti Mariam
Umur : 23 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT
Alamat Rumah : Sonorejo

c. Ayah
Nama : Tn. Panut
Umur : 35 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : -
Alamat rumah : Sonorejo

7
B. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit dahulu
- Penyakit watu bayi : Ibu mengatakan anaknya tidak
pernah menderita penyakit kronis,
hanya demam sewaktu habis
imunisasi
- Pernah masuk RS : Tidak pernah
- Alergi : Tidak ada
b. Riwayat penyakit sekarang
- Keluhan utama : Ibu mengatakan anaknya panas,
batuk dan BAB sudah 3x pagi hari
ini (24-06-2009). Bentuknya cair
dan ampas sedikit.
- Tindakan pertama : Di bawa kerumah Bidan
c. Riwayat penyakit keluarga
- Penyakit keturunan : Ibu mengatkan dalam keluarganya
tidak ada riwayat penyakit
keturunan seperti DM, Hipertensi
- Penyakit menular : Ibu mengatakan tidak mempunyai
penyakit menular
d. Riwayat antenatal
- Keluhan selama hamil : Mual dan muntah
- ANC : 5x
- TT : Status TT3
e. Riwayat natal
- Umur kehamilan : 9 bulan
- Jenis persalinan : Spontan
- Ditolong oleh : Bidan
- Keadaan bayi : Sehat
- Penyakit saat persalinan : Tidak ada
f. Riwayat neonatal
- Kondisi bayi : Sehat
- BB waktu lahir : 2400 gram
- PB waktu lahir : 46 cm
g. Riwayat gizi
- Pemberian ASI : Ya, ASI esklusif 6 bulan
- Pemberian makana pendamping : Ya
- Makanan sehari-hari : Nas tim, sayur bening, telur

8
h. Riwayat psikososial
- Yang mengasuh : Ibu
- Hubungan dengan keluarga : Baik, sering bermain
bersama ibu dan ayah
- Hubungan dengan lingkungan sekitar : Baik, anak tidak takut
bila dekat dengan orang
lain
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : sedang
- Kesadaran : composmentis
- Tanda-tanda Vital : N 100x/menit, S 37,8°C, Rr 39x/menit
- BB sekarang : 9,7 kg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : kulit kepala bersih, rambut hitam
b. Muka : tidak ada oedema, dan tidak pucat
c. Mata : bentuk simetris, sklera tidak ikterus,
konjungtiva merah muda, kelopak mata tidak
oedem atau cekung
d. Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip, dan tidak ada
sekret
e. Mulut dan Gigi : bentuk simetris, lidah bersih, tidak ada
stomatitis, gigi tumbuh 2 biji dan tidak caries
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
g. Dada : bentuk simetris, tidak ada wheezing, tidak ada
ronchi
h. Perut : bentuk simetris, kembung positif, dan terdapat
nyeri tekan
i. Genetalia : tidak ada kelainan, anus berwarna kemerahan
j. Ekstrimitas : bentuk : atas dan bawah simetris, tidak ada
kelainan, tidak ada oedema
k. Kulit : turgor baik, tidak ada kelainan, akral dingin
3. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
- Motorik kasar : anak mampu duduk sendiri di sangga oleh
ibunya
- Motorik halus : anak mampu memegang benda dengan kedua
tangan

9
- Bahasa : anak mampu menengok atau menoleh ke
sumber suara
4. Data Psikologis : selama diare anak mnjadi rewel
5. Pemeriksaan Penunjang
- Lab : tidak dilakukan
- RO : tidak dilakukan

10
II. Diagnosa, Masalah Kebutuhan
Dx : An. Yogi, usia 9 bulan
Ds : Ibu mengatakan anaknya panas, batuk dan BAB sudah 3x hari ini (24-06-
2009). Bentuknya cair dan ampas.
DO : KU sedang
Kesadaran Composmentis
TTV : N 100x/menit, S 37,8°, Rr 39x/menit
Abdomen kembung
Turgor baik
Anus warna kemerahan

III. Intervensi
Dx : An Yogi, usia 9 bulan dengan GE
Tujuan : diare berhenti, dan pasien tidak dehidrasi serta kebutuhan nutrisi pasien
terpenuhi
Kriteria Hasil :
- KU baik
- Kesadaran Composmentis
- BAB kurang dari 3x sehari, konsistensi lunak tidak cair
- Abdomen tidak kembung
- Anus warna kemerahan
Intervensi
1. Berikan oralit sebagai pertolongan pertama
R : mengganti cairan tubuh yang hilang dan mencegah dehidrasi
2. Berikan pengobatan problem penyerta
R : mencegah komplikasi yang lebih serius
3. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan peralatan makan dan minum serta
personal hygiene pada dirinya dan anaknya terutama setelah BAK dan BAB
R : mencegah kontaminasi bakteri yang masuk kedalam tubuh lewat makanan.
Serta mengurangi pertumbuhan organisme sehingga dapata terhindar dari
diare

11
IV. Implementasi
Rabu : 28-06-2009, jam 20.00 WIB
Dx : An Yogi, usia 9 bulan dengan GE

1. Memberikan oralit sebagai pertolongan pertama (3x1/hari)


2. Memberikan obat problem penyerta : Pamol, B1 dosis 3x1/5 per hari, Cotrin
Pediatri 2x1
3. Menganjurkan pada ibu untuk memberi asupan cairan dan nutrisi yang
adekuat, dengan terus memberikan ASI dan memberikan makanan yang sesuai
dengan usia
4. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan anaknya (keluarga
dan lingkungan) terutama setelah BAK/BAB yaitu mandi teratur minimal 2x
sehari, membersihakan kemaluan dan anus setiap kali habis BAK/BAB,
membersihakan jamban/WC 1 minggu sekali, serta membersihkan peralatan
makan dengan sabun dan air mengalir

V. Evaluasi
Rabu 28-06-2009, jam 20.15 WIB

S : Ibu mengatakan telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan

O : Ibu mengerti dan bisa memperagakan cara membuat oralit

A : Anak, usia 9 bulan dengan GE telah mendapat pengobatan

P : Anjurkan ibu untuk menbawa anaknya ke Puskesmas atau RS bila dalam 3


hari keadaan anaknya belum membaik

12

Anda mungkin juga menyukai