Essay Ria Dewi Astuti
Essay Ria Dewi Astuti
Essay Ria Dewi Astuti
1.2 Apa kelebihan yang mendukung peran anda sebagai guru penggerak? Jelaskan alasannya
dan berikan contohnya!
Kelebihan yang saya miliki sehingga saya yakin ingin menjadi guru penggerak karena
saya memiliki kemauan dan semangat belajar untuk mengembangkan materi pelajaran
yang kreatif agar dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman belajar yang bermakna
bagi murid. Saya juga memanfaatkan media elektronik seperti hp dan laptop untuk
menunjang pembelajaran. Saya adalah seorang guru yang memiliki kemampuan memberi
teladan untuk siswa siswi saya karena saya mengajarkan mereka pembiasaan pembiasaan
yang baik untuk menumbuhkan karakter. Sebagai contoh dalam hal mengajar dan
mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, karena saya adalah guru Mapel
Pendidikan Agama Islam, maka banyak sekali hafalan- hafalan yang harus diajarkan dan
dapat dihafal oleh siswa. Karna siswa siswi saya banyak yang masih belum bisa
membaca al-Qur'an, jangankan menghafal untuk membaca saja masih kesulitan. Untuk
mengatasi hal ini, saya bernisiatif melakukan tindakan
misalnya materi PAI di kelas 4: Surah Al-Falaq. Saya ciptakan tepuk al-Falaq, setelah
saya ajarkan kepeserta didik secara berulang kemudian saya rekam Suara saya sendiri
yang diikuti suara anak-anak. Saya bagikan hasil rekaman itu ke grup wa kelas 4. Dan
Alhamdulillah dengan mendengarkan rekaman suara yang saya bagikan hasilnya 99%
siswa siswi kelas 4 hafal. Itulah alasan saya mendaftar sebagai calon guru penggerak
agar kemampuan saya semakin terasah dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
1.3 Berikan contoh perubahan inovasi pemberdayaan gerakan atau lainnya yg memberikan
dampak nyata pada diri sendiri?Apa yg mendorong anda melakukan hal tersebut?
contoh perubahan inovasi pemberdayaan gerakan atau lainnya yg memberikan dampak
nyata pada diri sendiri yaitu:
Gerakan memungut sampah 50 daun / sampah setiap siswa sebelum masuk ke kelas.
Yang mendorong saya untuk melakukan hal tersebut karena berawal dari pengamatan
yang saya lakukan disekolah SDN 1 Linggo Sari yang sejuk nan rindang dan indah
dipandang yang ketika malam angin sepoi-sepoi bertiup dan dedaunan berjatuhan
mengotori halaman, demi kebersihan lingkungan sekolah dalam diri saya tergerak untuk
melakukan gerakan memungut sampah 50 daun setiap siswa sebelum masuk ke kelas.
Dan hasilnya Alhamdulillah lingkungan sekolah tampak asri bersih dan juga kebersihan
adalah sebagian dari pada iman. Dalam hal ini dapat mendorong semua teman sejawat
yang mengikuti dan mendukung pembiasaan gerakan tersebut. Karna SDN 1 Linggo Sari
termasuk sekolah Adiwiyata gerakan ini pun didukung oleh bapak kepala sekolah dan
menjadi tradisi setiap pagi.
2.1 berinteraksi dengan orang lain terkadang menjadi tantangan. Ceritakan kesulitan yang
anda alami saat bersama dengan pihak lain guna menimbulkan kesadaran dan kesediaan
agar mereka berkomitmen membantu anda mencapai tujuan bersama. Kapan waktu
kejadiannya? Situasi apa yang anda hadapi saat itu pihak mana saja yang anda minta
untuk bekerja sama dan mengapa gambarkan secara jelas!
Pengalaman saya dalam menghadapi situasi yang paling menantang, kompleks atau sulit
saat menjalankan tugas yaitu ketika pada masa pandemi. Ketika itu perasaan saya benar-
benar bingung. Peralihan mengajar dari tatap muka menjadi Daring/ dari jarak jauh
dengan memanfa’atkan HP. Proses belajar mengajar jarak jauh mengalami kesulitan yang
nyata disebabkan lemahnya sinyal, ada yang tidak punya HP dan ada juga karena
gapteknya para wali siswa dan anak-anak. hal ini merupakan tantangan yang pada
akhirnya mendapatkan jalan keluar yang baik. Hasil dari musyawarah dengan teman
sejawat, saya mendatangi siswa yang tidak memiliki HP ataupun yang gaptek kemudian
memberikan pembelajaran PAI secara privat. Hal ini didukung wali siswa dan kepala
sekolah.
Pada saat pandemi covid mulai agak mereda, pemerintah memberi keringanan
diperbolehkan tatap muka namun dalam 1 kelas dibagi kelompok, yang pada saat itu
dibagi menjadi 3 kelompok dan belajar di rumah siswa secara bergantian.. Menghadapi
situasi yang seperti ini justru membuat saya lebih panik dan bingung. Jujur saya guru
mata pelajaran dengan 6 rombel kalau dibagi 3 kelompok menjadi 18 kelompok benar-
benar kesulitan. Namun walaupun demikian kegiatan belajar mengajar tercapai dengan
baik atas dukungan dari wali murid dan kepala sekolah.
Lambat laun situasi menjadi lebih baik lagi, dan diperbolehkan 1 rombel menjadi 2
kelompok. Dari dalam diri saya terbersit rasa hawatir yang berlebihan timbul lah rasa
tidak enak terhadap wali murid yang musti menyiapkan rumahnya untuk belajar
walaupun secara bergantian dan bergilir. Sepontan muncul ide baru pada saat itu saya
mengusulkan bagaimana kalau proses belajar mengajar dilakukan ditempat-tempat
ibadah, akan tetapi saya mendapatkan tantangan tidak disetujui kepala sekolah karena di
takutkan mengganggu tempat ibadah. Seiring berjalannya waktu saya mengusulkan
kembali ide belajar mengajar di Musholla/ Masjid dengan meminta izin ke bapak kepala
Sekolah dan alhamdulillah disetujui. Dengan bahagia saya sendiri langsung menemui
bapak kepala desa dan menyampaikan dengan baik. Respon positif yang saya terima.
Dengan semangat bapak kepala desa memberikan izin dan menelfon para marbot masjid
yang ada di lingkungan sekolah SDN 1 Linggo Sari untuk memberikan izin jika musholla
digunakan untuk proses belajar mengajar.
Ide belajar di Musholla ternyata sangat baik mendapatkan respon dari kepala sekolah,
teman sejawat, kepala desa dan marbot Masjid/ Musholla desa Linggo Sari. Dalam hal ini
dapat mendorong semua teman sejawat yang mengikuti proses belajar mengajar di
Masjid/ Musholla
2.1 Kesulitan apa saja yang anda hadapi saat bekerja sama adakah penolakan ataupun
kegagalan yang anda hadapi dalam situasi tersebut. Bagaimana respon anda dalam situasi
tersebut? Upaya apa yang anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang telah
direncanakan!
Dalam proses kegiatan belajar mengajar saya mengalami kesulitan dalam mencapai
tujuan pembelajaran terutama dalam hal praktek shalat, baca yasin bersama, dan kegiatan
keagamaan lainnya. Kurangnya sarana dan prasarana untuk menunjang kelancaran dalam
pembelajaran terutama dalam pembelajaran keagamaan, yang pada saat itu sampai
sekarang tujuan pembelajaran terfokus pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Namun lebih saya tekankan pada aspek psikomotor yang bertujuan siswa dapat
melaksanakan shalat 5 waktu, cakap dalam membaca surah yasin, membaca zikir dan
do’anya, dan membaca asma’ul Husna. Adapun dalam mewujudkan siswa dapat
melaksanakan shalat 5 waktu dengan baik saya menyisihkan waktu dalam pelajaran PAI
1 jam pelajaran untuk praktek shalat wajib mulai dari kelas 2, 3, 4, 5 dan 6. Praktek shalat
berlangsung didalam kelas yang sangat darurat. Untuk memantau benar salahnya bacaan,
praktek shalat dilaksanakan dengan bacaan yang bersuara bersama-sama dalam 1 kelas
yang secara tidak langsung dapat mengganggu konsentrasi belajar kelas disebelahnya.
Sama halnya dengan membaca yasin bersama, zikir dan do’a bersama, membaca do’a-
do’a sehari-hari dan membaca asma’ul husna dalam setiap hari jum’at pagi yang di mulai
dari jam 07.00 pagi sampai selesai diruang kelas yang sangat sempit dan repot. Yang
ketika sebelum acara di mulai harus mengangkat meja dan kursi untuk diletakkan
dipinggir.
Dari sini muncullah ide baru dan tergerak hati saya untuk mengusulkan pembangunan
Musholla Sekolah. Ide ini saya sampaikan langsung kepada bapak kepala Sekolah dan
mendapat respon yang baik. Dari hasil musyawarah bapak kepala Sekolah, bapak komite/
wali murid siswa dan para dewan guru pada akhirnya di tahun 2015 terbangunlah sebuah
pondasi Musholla Sekolah, namun sempat terhenti selama -+1 tahun karena pergantian
kepala Sekolah. Seiring berjalannya waktu pada tahun 2016 bermusyawarah kembali
untuk meneruskan pembangunan Musholla SDN 1 Linggo Sari.
Pembiasaan kepada siswa mengikuti kegiatan rutinitas religius setiap jum’at pagi
mendapatkan dukungan penuh dari pihak sekolah dan wali murid sehingga daam kegiatan
tersebutkan kami sisipkan kegiatan jum’at berkah / pengumpulan infak seikhlasnya untuk
kebutuhan musholla dan sumbangsih ta’ziah apabila ada kematian. Dana pembangunan
Musholla hasil dari suka relawan, komite, para dewan guru dan tokoh-tokoh masyarakat
sekitar yang ekonomi menengah. Saya sendiri mengajak siswa siswi untuk yang
didampingi para dewan guru secara bergantian menggalang dana ke rumah masyarakat
yang ekonomi menengah. Hasil yang luar biasa dan berdirilah Musholla SDN I Linggo
Sari dengan kokoh dan indah.
Adapun, kendala yang di hadapi terdapat sedikit protesan dari wali siswa mengenai
pembangunan ini ini yg datang dari salah seorang wali siswa yang musti dihadapi dan di
cari solusinya. Dengan mengumpulkan komite dan menjelaskan kegunaan Musholla yang
sebenarnya adalah untuk kepentingan religius anak didik. Alhamdulillah pembangunan
Musholla Sekolah berjalan dengan lancar dan baik dengan dukungan dari bapak kepala
Sekolah, komite/wali siswa, para dewan guru, relawan dan para tokoh-tokoh masyarakat
ekonomi menengah.
2.3 Upaya apa saja yang anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak
untuk bekerja sama?
Saya sebagai guru PAI adalah guru MAPEL yang mengajar sebanyak 6 kelas. Yang
terdiri dari kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Dalam kegiatan belajar mengajar saya merasa tidak
nyaman ketika saya memasuki kelas 1 yang jumlah siswanya 24, laki-laki 17 dan
perempuan 7. Baru memasuki kelas saja anak-anak sudah ribut ngobrol sana sini
terutama siswa laki-laki yang jumlahnya lebih banyak dari perempuan. Baru kali ini saya
temui siswa baru yang sangat hiper aktif dan membuat saya kurang nyaman dalam
mengajar. Adapun dalam mengajar saya benar-benar harus extra aktif dan lebih banyak
menggunakan metode ceramah. Kelas 1 termasuk kelas bawah yang harus hati-hati
menghadapinya. Penjelasan demi penjelasan materi saya sampaikan penuh dengan
semangat yang luar biasa dan membuat saya lelah karena diamnya saya sedikit saja sudah
membuat mereka rebut. Keluhan ini saya sampaikan kepada guru kelasnya, guru PJOK,
kepala sekolah dan teman sejawat yang berbeda Sekolah dan satu profesi/ guru MAPEL
PAI. Demikian juga tanggapan dari guru kelas dan guru PJOK ternyata memiliki keluhan
yang sama. Sebagai contoh yang saya alami:
Biasanya sebelum menjelaskan materi saya menulis terlebih dahulu materi di papan tulis,
kemudian saya baca secara berulang dan anak-anak mengikutinya. Uji coba membaca
perkelompok dan perorangan berjalan dengan baik. Kemudian saya jelaskan materi dan
tanya jawab selesai, siswa menyalin kedalam buku materi yang ada di papan tulis. Dalam
hal ini siswa kelas 1 tergolong anak-anak yang pintar dan cepat selesai dalam menulis.
Sebagian siswa sudah mengumpulkan dan mendapatkan nilai, namun apa yang terjadi
karena merasa sudah selesai di dalam kelas terjadi kegaduhan yang sudah selesai ributnya
bukan main dan mempengaruhi yang belum selesai. Inisiatif saya, yang sudah selesai
saya beri tugas menggambar masjid atau menulis huruf hijaiyyah. Cepat selesai dan ribut
padahal masih ada sebagian siswa yang belum selesai menulis.
Adapun ketika saya bertemu dengan teman sejawat yang beda sekolah saya diberi
masukan kalau hal itu terjadi dalam mengajar memang harus ektra aktif dan sabar dan
supaya anak-anak tidak bosan berilah tugas menulis nama-benda yang ada di langit
ataupun yang ada di Bumi, begitupun dengan menggambar berilah tugas menggambar
benda-benda yang ada di langit ataupun benda-benda yang ada di Bumi. Dan saya ambil
kesimpulan ternyata solusinya adalah dengan memberikan pembelajaran-pembelajaran
yang lebih menarik dan menyenangkan.
Dalam artian bahwa guru MAPEL PAI, PJOK dan guru kelas untuk bersama-sama
membuat pola mengajar yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik, sehingga
karena saling berkolaborasi maka siswa yang terlalu aktif tersebut bisa lebih baik lagi.
3.1 Kapan waktu kejadianya? Permasalahan, tantangan atau kompleksitas apa yang anda
hadapi pada saat itu? Gambarkan secara jelas!
Kejadiannya saya alami setiap bulan Ramadhan, saya benar-benar terpanggil untuk
membuat rancangan kegiatan sendiri pada bulan Ramadhan dan saya sampaikan kepada
kepala sekolah. Namun, pencapaian tujuan bersama membutuhkan komitmen bersama
melalui komunikasi yang baik. Nyatanya, menjalin komunikasi satu arah yang efektif
tidak semudah yang dibayangkan. Hal ini membutuhkan pendekatan yang sama dan
pemahaman yang sama tentang tujuan yang ingin dicapai.
Misalnya, ketika saya ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai penanggung jawab dalam
kegiatan religius pada bulan ramadhan yaitu kegiatan pesantren kilat dan keagamaan
lainnya. Namun adanya kerja sama yang kurang memuaskan dan membuat saya merasa
minder harus menyelesaikan sendiri karena tanggung jawab sebagai guru pendidikan
Agama Islam. Namun hal itu tidak mengurangi semangat saya untuk meleksanakan
kegiatan tersebut. Jujur awalnya saya mengalami kesulitan jika bergerak sendiri. Akan
tetapi saya berkomunikasi dengan teman sejawat sesama guru PAI Yang beda sekolah.
Kemudian kami bermusyawarah dan jalan keluarnya adalah membuat jadwal pesantern
kilat selama 1 minggu melibatkan semua guru kelas dan bidang stady dan sebaiknya di
rapatkan bersama kepala sekolah, dan dewan guru.
Hasil kolaborasi dengan kepala sekolah, dewan guru dan teman sejawat seprofesi
mendapatkan solusi yang baik dan dapat berjalan dengan lancar kegiatan pesantren
kilatnya.
3.2 Upaya apa saja yang anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara
komprehensif? Peluang adan kesempatan apa saja yang anda identifikasi dalam situasi
tersebut untuk membantu anda untuk menghadapinya?
Upaya saya tetap menjalankan aktivitas-aktivitas yang menjadi tanggung jawab saya
yang berperan sebagai guru Pendidikn Agama Islam, dengan optimis, semangat dan
percaya diri untuk maju aktif dan kreatif, walaupun yang sebenarnya saya terdapat
banyak kelemahan- kelemahan dan kekurangan dalam hal tersebut. Akan tetapi jangan
sia-siakan kesempatan untuk bergerak ke yang lebih baik karena kesempatan tidak datang
dua kali. Yang kita jalani adalah pengalaman dan sebagai peluang yang baik.
Fokuskan karna tanggung jawab memegang amanah sebagai guru PAI dan niatkan karna
ingin mendapatkan ridha dari Allah Swt, dengan keikhlasan apapun pekerjaannya akan
terasa ringan tanpa ada beban, insya Allah kebaikan-kebaikan yang kita petik baik di
dunia maupun diakhirat kelak.
3.3 Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang anda hadirkan dalam membuat
keputusan? Informasi apa lagi yang anda gunakan untuk memperkuat keputusan anda?
Berbagai kejadian dan peristiwa yang dialami dalam keseharian merupakan konsekuensi
logis dari pada kehidupan yang harus dihadapi. Dengan semakin kompleksnya kehidupan
yang terus berubah dari waktu kewaktu maka seorang harus siap menghadapi dan
menyikapi kejadian dan kenyataan hidup yang terjadi.
Kejadian dan peristiwa hidup yang dihadapi bukan serta merta muncul begitu saja, tetapi
karna adanya hukum alam terjadi dan tak lepas dari qadarullah. Kejadian dan peristiwa
adalah akhibat dari hasil perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya. Berbagai kejadian
dan peristiwa ini sebenarnya bersifat netral dan alami. Kebahagiaan dan penderitaan
timbul sebagai akhibat dari pikiran seseorang dalam menyikapi kejadian dan peristiwa
tersebut. Orang yang dapat berfikir positif / baik akan tetap merasa bahagia seberat
apapun kenyataan yang dihadapi. Sebaliknya orang yang berfikir negative akan tetap
merasa hidupnya menderita walau semudah apapun kenyataan yang ada.
3.4 Tindakan apa yang kemudian anda ambil dan bagaimana hasilnya?
Berfikir positif adalah sikap mental dari dalam diri kita untuk menghadapi kondisi yang
dialami sebagai akhibat nyata dari perbuatan kita sendiri. Ketika hal buruk terjadi,
hendaknya tidak hanya menerima secara pasrah tetapi hendaknya melakukan kebajikan
dalam hidupnya dengan penuh kesadaran dan kesungguhan. Dan tentunya memiliki
prinsip hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari
pada hari ini.
Berusahalah untuk selalu berfikir positif karena berfikir positif adalah cara terbaik yang
dapat mengatasi berbagai macam kondisi yang hadir dalam kehidupan kita.
4.1 Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara sefesifik anda
dapatkan? Apa yang anda rasakan saat menerima masukan atau umpan balik tersebut?
Pada zaman moren inilah banyak mengalami perubahan-perubahan. Perkembangan era
digital saat ini sangat pesat. Perkembangan tersebut berdampak pada sistem pendidikan
yang ada Indonesia, dan guru harus mampu beradaptasi mengikuti dengan perkembangan
tersebut. Hal ini memerlukan upaya jalan pintas untuk meningkatkan harga diri dan
profesionalisme. Langkah strategis pengembangan diri dapat dilakukan dengan
mengikuti pelatihan calon guru penggerak dan semangat belajar IT dan lain sebagainya.
Semangat dan semangat tidak ada kata malas untuk bergerak, apalagi sekarang belajar
dapat di lakukan dengan browsing di internet. Cukup duduk manis dan membuka link
yang ada di henpon kita sudah bertemu dengan ilmu pengetahuan yang baru.
4.2 Bagaiman acara anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk pengembangan
diri anda?
Cara menyikapi masukan dan umpan balik: harus menerima dengan terbuka.Cermati
siapa yang memberikan dan inti atau isi masukannya apa. Tentukan apa yang akan
dilakukan selanjutnya, jika kritik tersebut memang obyektif masuk akal dan membangun
dan sesuai dengan kenyataannya hal yang perlu dilakukan adalah melakukan tindakan
pengoreksian atau perubahan menjadi lebih baik, namun jika bersifat subyektif atau berisi
hal negatif saja dan tidak sesuai dengan kenyataan maka tidak perlu dihiraukan anggap
saja sebuah angin lewat atau ujian, hadapi dengan sabar dan lapang dada. Insya Allah
aman dan terkendali, tetap semangat menjadi seorang guru yang baik.
4.3 Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri anda,
hal berbeda apa yang anda lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri anda?
Adakah cara-cara diluar kebiasaan yang anda lakukan dimana hal tersebut membuat anda
kurang nyaman namun mendukung proses pembelajaran anda?
Umpan balik adalah adanya komunikasi antara atasan dengan bawahan mengenai perihal
hasil dari suatu pekerjaan. Adapun kritik dan umpan balik yang positif adalah
pengoreksian kesalahan atau pemberian masukan dengan menggunakan kata-kata yang
lebih positif dan cenderung membangun.
Saya pernah mengalami hal ini, ketika saya memberi pencerahan kepada peserta didik
yang saya sampaikan setelah pelaksanaan baca yasin bersama di hari jum’at dan setelah
penutup saya sampaikan siswa siapa saja yang mendapat hukuman. Pelaksanaan nya
menggunakan mikrofon yang dapat di dengarkan oleh masyarakat sekitar. Sayup-sayup
terdengar suara salah satu wali siswa kok ibu guru itu marah-marahya. Pada saat itu saya
benar-benar sangat terpukul, namun saya berfikir positif dan rilex. Mungkin pada sa’at
wali siswa tersebut lewat dan mendengarkan saya sedang memberi pengumuman dan
memberi hukuman bagi siswa yang tidak membawa buku yasin dan tidak memakai peci.
Sebenarnya hukumannya ringan hanya memungut sampah dilingkungan Musholla.
Dari pengalaman ini saya jadikan pengalaman dan pengalaman adalah guru yang baikdan
untuk kedepannya tidak akan saya ulangi lagi dalam artian ketika memberikan
pengumuman tentang siapa saja yang mendapatkan hukuman tidak perlu menggunakan
mikrofon yang dapat di dengarkan oleh masyarakat sekitar.
4.4 Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang anda sebutkan didalam pekerjaan
anda?
Dengan proses pembelajaran yang baik maka akan berakibat pada hasil pekerjaan yang
baik karena jika kita memiliki bekal dan kemampuan bekerja yang maksimal sehingga
akan meningkatkan kualitas pekerjaan dan akan menjadikannya bekerja mendapatkan
kualitas yang baik. Dengan begitu kita akan semakin semangat dalam melakukan
pekerjaan yang ada. Sehingga proses pembelajaran akan otomatis dilakukan pada
penerapan bekerja namun jika diterapkan maka akan sama saja tidak berakibat yang
banyak maka diperlukan suatu motivasi dalam diri sendiri juga walaupun sudah
melakukan proses belajar.
Sebaik dan sediplin apapun kita sudah menjadi hal yang biasa kalau mendapatkan kritik
dan saran dari pihak manapun. Percayalah kritik yang baik adalah berisi pengoreksian
dan menunjukkan kesalahan harus disampaikan dengan kata-kata yang mungkin kurang
baik namun haruslah di sikapi dan diterima dengan baik untuk perbaikan suatu pekerjaan.
Kenyamanan kita dalam bekerja mempengaruhi semangat kita dalam mengajar dan
kecintaan kita terhadap pekerjaan. Buatlah senyaman mungkin dalam bekerja.
5.1 Kapan waktu kejadianya? Siapa yang anda kembangkan? Apa yang memotivasi anda
melakukan pengembangan tersebut?
Dari tahun 2013 sampai dengan sekarang sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai
siswa SDN I Linggo Sari membiasakan membaca surat-surat pendek sesuai dengan target
kelas masing-masing yang dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 yaitu mulai dari Al-Ikhlas
sampai dengan surat Ad-Dhuha. Untuk kelas bawah dan kelas tinggi.
kelas 1 dan 2 saya tambahkan do’a-do’a sehari-hari
Kelas 3 saya tambahkan do’a setelah adzan
Kelas 4 saya tambahkan do’a qunut dan bacaan tasayahud akhir
Kelas 5 dan 6 saya tambahkan do’a qunut dan do’a setelah shalat dhuha
Dalam kegiatan literasi ini anak-anak saya saya wajibkan membawa juz’amma dan buku
tuntunan shalat. Bagi yang sudah hafal maupun belum hafal tetap saja saya wajibkan
untuk membaca dengan melihat teks yang ada di buku Juz-Amma ataupun buku tuntunan
shalat. Mengapa saya tekankan demikian karena bacaan yang kita baca agar sesuai
dengan teks panjang pendek dan tajwidnya.
Yang saya kembangkan adalah peserta didik dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 SDN 1
Linggo Sari.
Dan yang memotivasi saya melakukan pengembangan tersebut karena dalam
mengajarkan surat-surat pendek tidak perlu memakan waktu untuk menghafalkannya.
Cukup dengan pembiasaan membaca dan membaca dengan secara berkelanjutan setiap
paginya akan hafal dengan sendirinya.
5.2 Hal apa yang menjadi fokus pengembangan?ceritakan pula cara anda membangun
kesepakatan guna mencapai hasil pengembangan yang diharapkan.
Saya sebagai guru PAI fokus pada kebiasaan membaca secara rutin terus menerus. Baik
bacaan-bacaan shalat yang dibaca secara bersama-sama dengan suara nyaring ataupun
membaca yasin bersama, zikir dan do’a bersama, membaca asmaul husna dan surat- surat
pendek dari surah Al-Ikhlas sampai dengan surah Ad-Dhuha. Dengan pembiasaan yang
demikian akan menjadikan peserta didik hafal dengan sendirinya tanpa harus bersusah
payah menghafalkannya.
Hal ini dilaksanakan dari hasil kesepakatan musyawarah kepala sekolah dan dewan guru.
Dengan dukungan dari dari mereka kegiatan ini dapat berjalan sesuai dengan harapan.
5.3 Dukungan apa saja yang anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa yang anda
temui dan bagaimna cara anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja yang anda lakukan
untuk mempertahankan motivasi orang tersebut?
Dalam hal pembiasaan kepada siswa mengikuti kegiatan rutinitas religious setiap jum’at,
dan setiap bagi sebelum pelajaran di mulai mendapatkan dukungan penuh dari pihak
sekolah dan wali murid sehingga daam kegiatan tersebutkan kami sisipkan kegiatan
jum’at berkah/ pengumpulan infak seikhlasnya yang saya pandu sendiri, karena untuk
kebutuhan musholla dan sumbangsih ta’ziah apabila ada kematian. Infak seikhlasnya pun
berjalan dengan baik.
Terdapat hambatan kecil dari wali siswa tentang jum’at berkah/ pengumpulan infak
seikhlasnya, namun hal ini dapat saya atasi dengan menemui wali murid tersebut dan
menjelaskan dengan sejelas-jelasnya tentang manfa’at dan kegunaan infak tersebut yang
bertujuan untuk kepentingan Musholla dan anak didik.
Upaya yang saya lakukan untuk mempertahankan motivasi dan kegiatan ini muncul ide
saya untuk menggalang infak setiap harinya dengan seikhlasnya di kantin-kantin sekolah
dan diserahkan pada hari jum’at yang berkah. Saya siapkan kaleng di dikantin-kantin
sekolah yang penjualnya adalah masyarakat sekitar. Tujuan dari hasil uang tersebut di
salurkan untuk kebutuhan Musholla dan ta’ziah jika ada pihak keluarga besar SDN 1
Linggo Sari yang meninggal dunia.
Hal ini didukung oleh bapak kepala sekolah, teman sejawat dan komite sekolah.