Efek Dakwah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ILMU DAKWAH

EFEK DAKWAH
Dosen Pengampu :
Dr. H. Sunarto AS, M.EI

Disusun Oleh:
Andra Fabian 04040122080
Dewi Nur Aini 04030122100
Latifatul Qolbi 04040122100

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirohim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada kehadirat Allah SWt karena
karunia-Nya lah kita bisa menyelesaikan makalah ini, tak lupa juga shalwat serta salam kita
haturkan kepada nabi kita Muhammad SAW, karena berkat beliau kita masih bisa menikmati
manisnya iman dan indahnya islam. Makalah ini kita buat tidak lain hanya untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan kepada kita. Kami sadar kami bukanlah manusia yang sempurna dan ini
merupakan Langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. oleh karna itu,kritik dan saran
yang membangun senatiasa kami harapkan untuk memperbaiki kesalahan kesalahan yang ada di
makalah ini dan sehingga dapat berguna bagi banyak orang.
Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. H. Sunarto AS, M. EI yang telah
membantu kami baik secara moral maupun secara materi,dan mkepada teman-teman kelas A3
yang saya sayangi karna atas dukungan kalian sehingga kami bisa menyelesaikan Makala ini.
Dan tak lupa juga bagi kedua orang tua kami yang telah memberikan fasilitas berupa apapun itu
yang bisa menunjang keberhasilannya makalah ini. Dengan terselesaikannya makalah ini kami
harapkan banyak orang yang dapat mengambil hikmah,  ilmu dari yang kecil yang besar
sekalipun, Semoga Makalah ini dapat menambah wawasan masyarakat umum tentang efek
dakwah

Wassalamualaikum Wr.Wb

Surabaya, 16 September 2022

Penyusun
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan.......................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
A. Persuasi Dakwah.............................................................................................................................6
B. Tahap-Tahap Perubahan Mad’u.....................................................................................................8
C. Perubahan kognitif, Afektif, Psikomotorif......................................................................................9
D. Evaluasi Dakwah...........................................................................................................................10
E. Standar dan Langkah Langkah Evaluasi........................................................................................12
BAB III........................................................................................................................................................13
PENUTUPAN..............................................................................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan, ajakan baik dalam
bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dsb yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun secara kelompok agar timbul
dalam dunia suatu pengertian kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman
terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur
paksaan (ahmad, 2002:68)

Dakwah islam merupakan sebuah aktivitas komunikasi, sehingga keberhasilan


dakwah tergantung pada beberapa komponen yang mempengaruhinya, yakni DA’I
sebagai orang yang menyampaikan pesan(komunikator), mad’u sebagai orang yang
menerima pesan (komunikan), materi dakwah sebagai pesan yang akan disampaikan,
media dakwah sebagai sarana yang akan dijadikan saluran dakwah, metode dakwah
sebagai cara yang digunakan untuk berdakwah. Proses dakwah islamyiah akan
menghadapi permasalahan-permasalahan sejalan dengan perkembangan peradaban
manusia itu sendiri yang menyakut politik, ekonomil seosial, budaya, dan ilmu
pengetahuan yang selalu berubah. Sebab didalamnya terkait pula perubahan nilai
terhadap pandangan manusia terhhadap perubahan-perubahan yang terjadi (amin,
2008:49)

Masyarakat yang terdiri dari berbagai latar belakang social keagamaan dan
budaya yang kompleks terkadang sulit untuk menerima pesan dakwah. Salah satu
penyebabnya adalah karena para pencermah sering menganggap obk=jek dakwah
sebagai masyarakat yang vakum padahal sekarang ini mereka berhadapan dengan
setting masyarakat yang memiliki ragam corak keadaan dengan berbagai persoalannya,
masyarakat yang ragam nilai serta majemuk dalam tata kehidupan, masyarakat yang
sering mengalami perubahan secara cepat, yang mengarah kepada masyarakat
fungsional, masyarakat global dan masyaralat terbuka (anas, 2006:13)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemahaman dari dakwah?
2. Apa saja landasan dari dakwah islam?
3. Bagaimana pnegaruh dakwah islam kepada individu maupun penduduk?
4. Apa itu persuasi dakwah?
5. Apa saja tahap tahap mad'u?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan


1. Guna mengenali pengertian dakwah
2. Guna mengetahui apa saja efwk dari dakwah
3. Guna mengajak umat manusia yang telah memluk agama islam untuk senantiasa
meningkatkan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Persuasi Dakwah
Pengertian persuasi dakwah secara istilah adalah proses mempengaruhi mad’u
dengan pendekatan psikologis, sehingga mad’u mengikuti ajakan da’I tetapi merasa
melakukan sesuatu atas kehendak sendiri. Dkawah persuasuif juga dapat
didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk menyebarkan agama islam dengan
menggunakan data dan fakta psikologis dari mad’u, sehingga mereka menemukan
kebenaran dan kesadaran yang menjadikan sikap dan tingkah lakunya terpengaruh
dan terarah untuk menerima serta melaksanakan jaran ajran islam.
Persuasif dakwah adalah proses mempengaruhi mad’u dengan pendekatan
psikologis, sehingga mad’u mengikuti ajakan da’itetapi merasa melakukan sesuatu
atas kehendak sendiri. Persuasive dakwah juga dapat didefinisikan sebagaisuatu
kegiatan untuk menyebarkan ajaran islam dengan menggunakan data dan fakta
psikologisdari mad’u, sehingga mereka menemukan kebenaran dan kesadaran yang
menjadikan sikapdan tingkah lakunya terpengaruh dan terarah untuk menerima serta
melaksanakan ajaran ajaran islam.
Lebih lanjut persuasif dakwah dapat dipahami sebagai dakwah yang menekankan
dan berbasis kepada kekuatan moral atau akhlak mulia. Persuasif dakwah yaitu
dakwah yang menekankan pada keteladanan dan keluhuran budi pekerti.
Materi persuasif dakwah secara psikologis, Bahasa yang mempunyai peranan
sangat besar dalam mengendalikan perilaku manusia. Cara berkata seseorang,isyarat
tertentu, struktur bahasa yang digunakan dapat memberikan maksud dapat
memberikan maksud tertentu kepada lawan bicara. Dengan memperhatikan psikologi
pesan,Bahasa dapat digunakan da’i untuk mengatur, menggerakkan dan
mengendalikan perilaku masyarakat.
Demikian persuasif dakwah menekankan bahwa aktivitas yang dilakukan dalam
bentuk meyakinkan dan menyadarkan mad’u untuk menerima serta melaksanakan
pesan pesan dakwah, bukan memaksa mad’u untuk melaksanakan pesan dakwah.
Persuasif dakwah merupakan penyampaian informasi agama melalui proses
komunikasi,yang didalam nya ada proses memotifasi mempersuasi mad’u suapaya
menerima pesan dakwah. Dakwah yang dilakukan di harapkan dapat mengarahkan
dan membentuk perilakau tertentu.
Oleh karena itu dalam persuasif dakwah, pesan yang disampaikan mengandung
usaha mendorong dan mempengaruhi mad’u agar pendapat,sikap dan perilakaunya
berubah sesuai dengan pesan pesan yang disampaikan oleh da’i dengan kesadaran
sendiri tanpa paksaan.pada masa sekarang ini, masyarakat membutuhkan dakwah
yang lebih sejati, persuasif dakwah,yaitu dakwah yang menekankan pada keteladanan
dan keluhuran budi pekerti.
A. Pentingnya interpersonal skill dalam persuasif dakwah
Dakwah pada dasarnya merupakan kegiatan interaksi social. Dalam proses
interaksi itu terdapaat Tindakan saling mempengaruhi antara da’i dan mad’u.
Demikian juga dalam pelaksanaan persuasif dakwah,menghendaki adanya perubahan
keyakinan,sikap dan perilaku mad’u. Persuasif dakawah dilakukan agar dapat
memperkuat atau mengubah sikap dan keyakinan penerima pesan, agar mad’u mau
melakukan sesuatu sesuai dengan tuntutan agama. Untuk mencapai tujuan persuasive
dakwah tersebut, maka perlu memperhatikan factor factor yang dapat mempengrauhi
persuasif dakwah yaitu karakteristik da’i dan mad’u, isi pesan, media yang
digunakan.
Terkait dengan konteks keterampilan interpersonal,karasteristik da’i menjadi
bagian penting dalam pelaksanaan persuasif dakwah. Dalam persuasif dakwah,
seorang da’i tidak sekedar berperan sebagai komunikator, melainkan juga sebagai
motivator dan contoh teladan dalaam kehidupan sehari hari. Dalam proses dakwah,
keberhasilan seorang da’i adalah Ketika dia berhasil mengarahkan dan mengajak
mad’u untuk melaksanakan ajaran agama islam, karenanya keberadaan da’i sangat
menentukan dalam proses kegiatan dakwah.
Persuasif dakwah membutuhkan skill yang mampu menyentuh perhatian
mad’u, salah satunya adalah dengan menguasai keterampilan interpersonal, agar da’i
percaya diri berbicara di depan umum, terampil dalam berkomunikasi dan
menentukan materi yang sesuai dengan kebutuhan mad’u.
Menurut ilyas ismail, persuasive dakwah sekurang kurang memiliki empat
kritera. Pertama,mengedepankan keteladanan dan contoh atau model yang baik.
Kedua, mengedepankan kebaikan bukan keburukan. Ketiga, menjaga dan memelihara
diri dari akhlak tercela. Keempat menimbulkan pengaruh yang baik. Tanpa pengaruh
aktivitas dakwah ibarat raga tanpa nyawa,yakni ramai, bahkan gebyar gebyar, tetapi
nyaris tanpa berkas.
Dalam persuasive dakwah, kemampuan keterampilan interpersonal
merupakan keterampilan praktis da’i dalam menyampaikan pesan dakwah untuk
meyakinkan atau mempengruhi orang lain. Hal ini berkaitan dengan kompetensi
metologis da’i, yaitu bagaimana ia menggunakan pendekatan dalam menyampaikan
pesan pesan dakwah kepada mad’u.
Unsur penting interpersonal skill bagi seorang da’i dalam melaksanakan
persuasive dakwah adalah; 1) menghargai mad’u atau komunikan, 2) perhatian
terhadap mad’u baik secara verbal atau non verbal, 3) menjadi personal yang selalu
bersedia hadir untuk mad’u, 4) menyadari pentingnya menjalin hubungan dengan
mad’u, 5) bersungguh sungguh dalam melaksnakan dakwah.
Selanjtnya bebrapa bagian interpersonal skill yang dapat dikembangkan dalam
menjalin hubungan yang baik antara da’i dan mad’u dalam melaksanakan persuasive
dakwah, diantaranya adalah dengan; 1) menghargai orang lain. Buatlah mad’u merasa
nyaman Ketika mendengarkan ceramah. Hargailah meraka, jika orang lain merasa di
hargai, meraka akan memberikan yang terbaik untuk mu. 2) memberikan perhatian.
Ungkapan ekspresi perrhatian dan simpati untuk berbagai situasi. Buat kontak mata
tanyakan pada mereka sebagai bentuk perhatian. 3) menjadi pendengar aktif. Ketika
mad’u bertanya, jadilah pendengar aktif, karena meraka merasa diperhatikan Ketika
kita benar benar mendenegarkan apa yang mereka katakana. 4) ciptakan lingkungan
yang mendorong kerja sama dengan mad’u, dengan mengembangkan sikap sopan
santun dan saling menghormati. 5) terampil dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi mad’u. belajar untuk menjadi mediator yang efektif. 6) senyum dan humor.
Dengan senyum memancarkan energi yang positif kepada orang lain, humor dapat
menciptakan suasana yang ceria dan gembira. 7) empati artinya menempatkan diri
pada posisi orang lain dan mengerti perasan orang lain.
Dengan interpersonal skill, da’i dapat menyampaikan pesan lebih terarah dan
bermakna karena terampil dalam komunikasi verbal dan noverbal sehingga
menimbulkan rasa percaya diri dan tentram (bagi diri sendiri atau pendengar),
memperjelas Bahasa ujaran dan sekaligus akan menghasilkan dampak positif dalam
berinteraksi dengan mad’u.(

B. Tahap-Tahap Perubahan Mad’u


Dakwah juga memiliki capaian/tujuan yang mana bisa dikatakan bahwa
dakwah tersebut berhasil. Dakwah dapat dikatakan berhasil jika ada perubahan
perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh para mad’u. ada beberapa tahapan
yang ditunjukan bahwa dakwah tersebut berhasil mengubah perilaku para
mad’u.(Tinggi et al., 2017)
1. Akal
Manusia bertindak bersumber pada perasaan mereka masing masing yang
terpusat di hati mereka, jadi yang menggerakkan itu semua adalah pikiran.
Pikiran merupakan langkah pertama untuk bertindak. Jika semakin jauh
pikiran seseorang percaya terhadap sesuatu, maka semakin jauh pula
seseorang itu akan mempengaruhi perasaannya. Perlu kalian ketahui,
kebanyakan orang saat ini bertindak tanpa melalui proses pemikiran. Artinya,
banyak orang yang bertindak tanpa berpikir apa yang akan dia hadapi
selanjutnya.

2. Hati
Yang kedua ada hati, Diketahui bahwa proses pemikiran adalah inti dari
sebuah tindakan/perbuatan, ia selalu diperoleh dari hati dengan rasa senang
untuk melakukannya dan reaksi positifnya. Artinya, perbuatan akan
dilakukan pada saat akal setuju dengan suatu pemikiran, lalu diproses oleh
(Tempatpenampung1)

3. Nafsu
Yang terkahir ada nafsu, Allah menciptakan manusia memiliki hawa nafsu
pada diri manusia untuk memiliki kecenderungan pada kesenagan-
kesenangan. Jika seseorang manusia berupaya untuk melawan hawa
nafsunya sendiri agar menuju jalan kebenaran, maka dia baru dapat
melakukan perubahan pada dirinya ke jalan yang benar juga. Oleh karena itu,
islam dalam alquran QS Surat Al-Araf ayat 200 menerangkan bahwa
setiap umat muslim untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT
untuk dijauhakan dari hawa nafsu yang dapat menjerumuskan kepada
keburukan. Sebab inilah perjuangan dengan hati suci yang menyinari iman
dalam hati untuk senantiasa berusaha istiqomah di jalan kebenaram.

C. Perubahan kognitif, Afektif, Psikomotorif


Dakwah selalu diarahkan menuju 3 aspek pada diri mitra dakwah yag
pertama efek kognitif efek afektif dan efek psikomotorif. Perubahan sendiri pun
harus berdasarkan keinginan dan kemauan diri sendiri.

1. Efek Kognitif
Adalah efek yang muncul pada mitra dakwah setelah mendapat pesan
pesan dakwah secara informatif. Disini mitra dakwah akan mencoba memahami
secara logika tentang lebenaran pesan dakwah dan disampaikan oleh
pendakwah. Diharapkan setelah mendengarpesan yang disampaikan mitra
dakwah dapat merubah pola pikirnya mengenai suatu hal yang berhubungan
dengan hal tersebut menuju pemikiran yang lebih benar dan terbuka.

2. Efek Afektif
adalah efek yang ditimbulkan melalui sikap seorang mitra dakwah akan
menunjukkan reaksinya Ketika mendapat pesan dakwah dengan ccara menolak
atau menrima sebagai contoh Ketika suatu media informasi memberi kabar
bahwa seorang arti papan atas terjerat kasus narkoba, berbagai tanggapan
muncul dari para masyarakat, ada yang marah, mencaci, bahkan ada yang
mendukung. Beberpa sikap diatas lah yang dinamakan efek afektif, menunjukkan
melalui perbuatan.

3. Efek Psikomotorif
adalah efek yang timbuk setelah timbulnya 2 efek sebelumnya, bisa
m=berupa Tindakan atau tingkah laku yang merealisasikan pesan yang
disampaikan sang pendakwah. Seseorang akana bertindak dan bertindak laku
setekha ia mlewati proses pemahaman tentang apa yang ia ketahui kemudian
merasakan apakah hal itu suatu yang benar atau yang salah, baru melakukan
sebuah Tindakan yang seharusnya ia lakukan. Jika dakwah telah menyentuh efek
psikomotorif maka dakwah daoat dikatan berhasil dengan baik, dan inilah tujuan
final dakwah.

D. Evaluasi Dakwah
Agar dakwah yang dilakukan bisa berjalan dengan baik, lancar dan sukses maka
diperlukan manajemen yang baik. Manajemen yang baik biasanya selalu
mengaplikasikan fungsi manajemen. Termasuk diantara fungsi manajemen adalah
monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur suatu program atau kegiatan dakwah , apakah dakwah yang di
lakukan berhasil atau tidak?, sesuai dengan rencana atau tidak?, sesuai dengan
target atau tidak? Dari sini peran monitoring dan evaluasi dakwah sangat
menentukan terhadap keberhasilan dakwah. Tanpa ada keduanya maka kita tidak
akan mengetahui dan tidak akan bisa mengukur program itu berhasil atau gagal,
bahkan bisa dipastikan bahwa aktifitas dakwah akan kacau, tumpang tindih dan
gagal total.

Evaluasi dakwah. Merupakan bagian dari system manajemen yaitu


perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring, dan evalusia. Tanpa evaluasi
maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek. Evaluasi tersebut dalam
rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosakata
dalam Bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adlah kata serapan dari Bahasa inggris
yaitu”evaluation” yang berarti penilaian atau penafsuaran(echols dan shadily,
2000:220).

Untuk mengkaji lebih jauh tentang monitoring dan evaluasi dakwah maka akan
diawali dengan mengkaji manajemen dakwah, sebab monitoring dan evaluasi
dakwah adalah bagian dari manajemen dakwah. Manajemen dakwah adalah alat
untuk meraih keberhasilan dan kesuksesan dakwah. Manakala dakwah dijalankan
dengan manajemen yang baik maka dakwah akan berjalan dengan baik dan sukses.
Sebaliknya, jika dakwah yang dijalankan tanpa adanya manajemen yang baik maka
dakwah akan berjalan tanpa arah dan akhirnya akan mengalami kegagalan.

Manajemen dakwah sebagaimana menurut A. Rosyad Shaleh (1977: 34) adalah


proses perencanaan tugas, mengelompokkan tugas, menghimpun dan
menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompokkelompok tugas dan
kemudian menggerakkan kearah pencapaian tujuan dakwah. Samsul Munir (2009:
227) mendefinisikan manajemen dakwah sebagai proses tentang bagaimana
mengadakan kerjasama, dengan sesama muslim untuk menyebar luaskan ajaran
Islam ke dalam tata kehidupan umat manusia dengan cara yang efektif dan efisisan.
Lebih lanjut Samsul (2009: 227) menjelaskan bahwa manajemen dakwah dapat
diartikan pula sebagai suatu proses memimpin, membimbing, dan memberikan
fasilitasfasilitas tertentu dari usaha dakwah orang yang terorganisir secara formal
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk memastikan bahwa pelaksanaan suatu progam atau proyek mencapai


sasaran dan tujuan yang direncanakan, maka perlu diadakan evaluasi dalam rangka
peningkatan kinerja progam atau proyek tersebut. Jadi,menurut kamus besar bahasa
indonesia evaluasi adalah penilaian; hasil (2007: 310) Evaluasi juga dimaknai sebagai
penilaian berkala terhadap relevansi, penampilan, efisiensi dan dampak proyek
tentang waktu, daerah atau populasi (http://www.progriptek.ristek.go.id/
webrut/download%20 panduan/monev/Laporan%20Panduan%20M)

Definisi lainnya menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu teknik penilaian


kualitas program yang dilakukan secara berkala melalui metode yang tepat
(http://www.progriptek.ristek.go.id/webrut/download%20
panduan/monev/Laporan%20Panduan%20M) Dengan demikian evaluasi dakwah
adalah tehnik penilaian terhadap kualitas program dakwah yang dilakukan secara
berkala melalui metode yang tepat.

Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa evaluasi adalah suatu teknik


penilaian kualitas program yang dilakukan secara berkala melalui metode yang tepat
(http://www.progriptek.ristek.go.id/webrut/download%20panduan/monev/Laporan
%20Panduan%20M) Dengan demikian bahwa evaluasi dakwah adalah teknik
penilaian kualitas program 165 Monitoring dan Evaluasi Dakwah AT-TABSYIR, Jurnal
Komunikasi Penyiaran Islam dakwah yang dilakukan secara berkala melalui metode
yang tepat. Dalam hal ini evaluasi diarahkan pada perencanaan program.
Evaluasi bagi banyak organisasi adalah istilah umum yang digunakan bersama-
sama dengan kaji ulang. Organisasi lain menggunakannya dalam pengertian yang
lebih ketat sebagai penilaian yang komperhensif terhadap keluaran dan dampak
proyek; apa sumbangannya terhadap pencapaian tujuan sasaran.

Evaluasi dapat dilakukan : (1) terhadap perencanaan (ex-ante evaluation), (2)


program / kegiatan yang sedang berjalan (on going evaluation), (3) program /
kegiatan selesai dibangun (Terminal evaluation), (4) program / kegiatan sudah
berfungsi (Ex post Evaluation) Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa evaluasi
dapat dilakukan dengan dua cara yakni evaluasi terhadap perencanaan dan evaluasi
terhadap program. Evaluasi terhadap perencanaan dilakukan dalam rangka untuk
mengetahui apakah program yang dilakukan sesuai dengan visi dan misi serta tujuan
atau tidak . Sedangkan evaluasi terhadap program dilakukan dalam rangka untuk
mengetahui apakah program yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan umat atau
tidak.

Evaluasi dakwah dilakukan untuk memberikan penilaian kepada orang yang


dinilai dan orang yang menilai atau pimpinan dakwah tentang informasi mengenai
hasil karya untuk mencapai konklusi dakwah yang evaluative dan memberi
pertimbangan mengenai hasil karya serta untuk mengembangkan karya dalam
sebuah progam. Hasil evaluasi diperoleh dari motivasi, promosi, mutase, hubungan
finansial, pemindahan.

E. Standar dan Langkah Langkah Evaluasi


1. Menetapkan Standar dan tolak Ukur
Langkah pertama dalam proses evaluasi dakwah adalah menetapkan
standaratau alat ukur, dengan alat pengukur itu barulah dapat dikatan apakah
tugas dakwah yang tela ditentukan dapat berjalan dengan baik atau dapat
berjalan tetapi kurang berhasil, atau sama sekali mengalami kegagaln total, dan
sebagainya.
2. Rencana Evaluasi
Setelah menentukan standar atau alat bukur Langkah selanjutnya yang harus
diambil dalam proses evaluasi adalah menentukan rencan evaluasi yang akan
dijalankan tersebut. Dalam melakukan evaluasi biasanya dikaitkan dengan model
model evaluasi yang akan digunkan dan didalam makalah ini kami mengambil 3
model evaluasi. Evaluasi input, evaluasi proses, evaluasi akhir
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari makalah yang telah kami buat, dan dari
beberapa ahli yang berpendapat kami menyimpulkan bahwa dakwah adalah
kegiatan atau tingkah laku yang disengaj yang bertujuan untuk
mempengaruhi mad’u hingga mereka sadar dan mengamalkan kebaikan
kebaikan yang disampaikan dalam dakwah tersebut. Ada perubahan pada
mad’u yang menuju pada 3 aspek, yaitu aspek kognitif dimana para mad’u
akan mencoba memhahami secara logika dan akal sehat pesan yang
disampaikan pada dakwah tersebut, lalu efek afektif dimana para mad’u
mencoba menunjukkan reaksinya terhadap dakwah yang disampaikan
apakah para mad’u menolak atau menerima, dan yang terakhir ada efek
psikomotorif dimana efek ini terjadi setelah 2 efek sebelumnya dialamai oleh
par mad’u para mad’u akan menunjukkan tingkah laku entah itu menolak
atau menerima setelah ia berpikir apakah benar pesan yang disampaikan
dalam dakwah tersebut.

B. Saran

Secara pengalaman memang kami belum kaya, tetapi kami mempunyai


saran agar efek dari berdakwah lebih optimal dan banyak manfaat manfaat yang
didapatkan oleh mad’u. yaitu berdakwah menggunakan teknologi yang ada saat
ini. Contohnya menggunakan sosial media sebagai alat dakwah, atau
menggunakan animasi digital sebagai sarana dakwah.
DAFTAR PUSTAKA
Sakdiyah, H., & Sakdiah, H. (2015). Urgensi Interpersonal Skill dalam Dakwah Persuasif (Vol. 35, Issue 1).

Tinggi, S., Islam, A., & Kudus, N. (2017). Strategi Dakwah Persuasif dalam Mengubah Perilaku Masyarakat
Mubasyaroh *. Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 11, 311–324.
https://doi.org/10.15575/idajhs.v12i.2398

Sakdiyah, H., & Sakdiah, H. (2015). Urgensi Interpersonal Skill dalam Dakwah Persuasif (Vol. 35, Issue 1).

Tinggi, S., Islam, A., & Kudus, N. (2017). Strategi Dakwah Persuasif dalam Mengubah Perilaku Masyarakat
Mubasyaroh *. Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 11, 311–324.
https://doi.org/10.15575/idajhs.v12i.2398

Anda mungkin juga menyukai