Efek Dakwah
Efek Dakwah
Efek Dakwah
EFEK DAKWAH
Dosen Pengampu :
Dr. H. Sunarto AS, M.EI
Disusun Oleh:
Andra Fabian 04040122080
Dewi Nur Aini 04030122100
Latifatul Qolbi 04040122100
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penyusun
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan.......................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
A. Persuasi Dakwah.............................................................................................................................6
B. Tahap-Tahap Perubahan Mad’u.....................................................................................................8
C. Perubahan kognitif, Afektif, Psikomotorif......................................................................................9
D. Evaluasi Dakwah...........................................................................................................................10
E. Standar dan Langkah Langkah Evaluasi........................................................................................12
BAB III........................................................................................................................................................13
PENUTUPAN..............................................................................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan, ajakan baik dalam
bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dsb yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun secara kelompok agar timbul
dalam dunia suatu pengertian kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman
terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur
paksaan (ahmad, 2002:68)
Masyarakat yang terdiri dari berbagai latar belakang social keagamaan dan
budaya yang kompleks terkadang sulit untuk menerima pesan dakwah. Salah satu
penyebabnya adalah karena para pencermah sering menganggap obk=jek dakwah
sebagai masyarakat yang vakum padahal sekarang ini mereka berhadapan dengan
setting masyarakat yang memiliki ragam corak keadaan dengan berbagai persoalannya,
masyarakat yang ragam nilai serta majemuk dalam tata kehidupan, masyarakat yang
sering mengalami perubahan secara cepat, yang mengarah kepada masyarakat
fungsional, masyarakat global dan masyaralat terbuka (anas, 2006:13)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemahaman dari dakwah?
2. Apa saja landasan dari dakwah islam?
3. Bagaimana pnegaruh dakwah islam kepada individu maupun penduduk?
4. Apa itu persuasi dakwah?
5. Apa saja tahap tahap mad'u?
A. Persuasi Dakwah
Pengertian persuasi dakwah secara istilah adalah proses mempengaruhi mad’u
dengan pendekatan psikologis, sehingga mad’u mengikuti ajakan da’I tetapi merasa
melakukan sesuatu atas kehendak sendiri. Dkawah persuasuif juga dapat
didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk menyebarkan agama islam dengan
menggunakan data dan fakta psikologis dari mad’u, sehingga mereka menemukan
kebenaran dan kesadaran yang menjadikan sikap dan tingkah lakunya terpengaruh
dan terarah untuk menerima serta melaksanakan jaran ajran islam.
Persuasif dakwah adalah proses mempengaruhi mad’u dengan pendekatan
psikologis, sehingga mad’u mengikuti ajakan da’itetapi merasa melakukan sesuatu
atas kehendak sendiri. Persuasive dakwah juga dapat didefinisikan sebagaisuatu
kegiatan untuk menyebarkan ajaran islam dengan menggunakan data dan fakta
psikologisdari mad’u, sehingga mereka menemukan kebenaran dan kesadaran yang
menjadikan sikapdan tingkah lakunya terpengaruh dan terarah untuk menerima serta
melaksanakan ajaran ajaran islam.
Lebih lanjut persuasif dakwah dapat dipahami sebagai dakwah yang menekankan
dan berbasis kepada kekuatan moral atau akhlak mulia. Persuasif dakwah yaitu
dakwah yang menekankan pada keteladanan dan keluhuran budi pekerti.
Materi persuasif dakwah secara psikologis, Bahasa yang mempunyai peranan
sangat besar dalam mengendalikan perilaku manusia. Cara berkata seseorang,isyarat
tertentu, struktur bahasa yang digunakan dapat memberikan maksud dapat
memberikan maksud tertentu kepada lawan bicara. Dengan memperhatikan psikologi
pesan,Bahasa dapat digunakan da’i untuk mengatur, menggerakkan dan
mengendalikan perilaku masyarakat.
Demikian persuasif dakwah menekankan bahwa aktivitas yang dilakukan dalam
bentuk meyakinkan dan menyadarkan mad’u untuk menerima serta melaksanakan
pesan pesan dakwah, bukan memaksa mad’u untuk melaksanakan pesan dakwah.
Persuasif dakwah merupakan penyampaian informasi agama melalui proses
komunikasi,yang didalam nya ada proses memotifasi mempersuasi mad’u suapaya
menerima pesan dakwah. Dakwah yang dilakukan di harapkan dapat mengarahkan
dan membentuk perilakau tertentu.
Oleh karena itu dalam persuasif dakwah, pesan yang disampaikan mengandung
usaha mendorong dan mempengaruhi mad’u agar pendapat,sikap dan perilakaunya
berubah sesuai dengan pesan pesan yang disampaikan oleh da’i dengan kesadaran
sendiri tanpa paksaan.pada masa sekarang ini, masyarakat membutuhkan dakwah
yang lebih sejati, persuasif dakwah,yaitu dakwah yang menekankan pada keteladanan
dan keluhuran budi pekerti.
A. Pentingnya interpersonal skill dalam persuasif dakwah
Dakwah pada dasarnya merupakan kegiatan interaksi social. Dalam proses
interaksi itu terdapaat Tindakan saling mempengaruhi antara da’i dan mad’u.
Demikian juga dalam pelaksanaan persuasif dakwah,menghendaki adanya perubahan
keyakinan,sikap dan perilaku mad’u. Persuasif dakawah dilakukan agar dapat
memperkuat atau mengubah sikap dan keyakinan penerima pesan, agar mad’u mau
melakukan sesuatu sesuai dengan tuntutan agama. Untuk mencapai tujuan persuasive
dakwah tersebut, maka perlu memperhatikan factor factor yang dapat mempengrauhi
persuasif dakwah yaitu karakteristik da’i dan mad’u, isi pesan, media yang
digunakan.
Terkait dengan konteks keterampilan interpersonal,karasteristik da’i menjadi
bagian penting dalam pelaksanaan persuasif dakwah. Dalam persuasif dakwah,
seorang da’i tidak sekedar berperan sebagai komunikator, melainkan juga sebagai
motivator dan contoh teladan dalaam kehidupan sehari hari. Dalam proses dakwah,
keberhasilan seorang da’i adalah Ketika dia berhasil mengarahkan dan mengajak
mad’u untuk melaksanakan ajaran agama islam, karenanya keberadaan da’i sangat
menentukan dalam proses kegiatan dakwah.
Persuasif dakwah membutuhkan skill yang mampu menyentuh perhatian
mad’u, salah satunya adalah dengan menguasai keterampilan interpersonal, agar da’i
percaya diri berbicara di depan umum, terampil dalam berkomunikasi dan
menentukan materi yang sesuai dengan kebutuhan mad’u.
Menurut ilyas ismail, persuasive dakwah sekurang kurang memiliki empat
kritera. Pertama,mengedepankan keteladanan dan contoh atau model yang baik.
Kedua, mengedepankan kebaikan bukan keburukan. Ketiga, menjaga dan memelihara
diri dari akhlak tercela. Keempat menimbulkan pengaruh yang baik. Tanpa pengaruh
aktivitas dakwah ibarat raga tanpa nyawa,yakni ramai, bahkan gebyar gebyar, tetapi
nyaris tanpa berkas.
Dalam persuasive dakwah, kemampuan keterampilan interpersonal
merupakan keterampilan praktis da’i dalam menyampaikan pesan dakwah untuk
meyakinkan atau mempengruhi orang lain. Hal ini berkaitan dengan kompetensi
metologis da’i, yaitu bagaimana ia menggunakan pendekatan dalam menyampaikan
pesan pesan dakwah kepada mad’u.
Unsur penting interpersonal skill bagi seorang da’i dalam melaksanakan
persuasive dakwah adalah; 1) menghargai mad’u atau komunikan, 2) perhatian
terhadap mad’u baik secara verbal atau non verbal, 3) menjadi personal yang selalu
bersedia hadir untuk mad’u, 4) menyadari pentingnya menjalin hubungan dengan
mad’u, 5) bersungguh sungguh dalam melaksnakan dakwah.
Selanjtnya bebrapa bagian interpersonal skill yang dapat dikembangkan dalam
menjalin hubungan yang baik antara da’i dan mad’u dalam melaksanakan persuasive
dakwah, diantaranya adalah dengan; 1) menghargai orang lain. Buatlah mad’u merasa
nyaman Ketika mendengarkan ceramah. Hargailah meraka, jika orang lain merasa di
hargai, meraka akan memberikan yang terbaik untuk mu. 2) memberikan perhatian.
Ungkapan ekspresi perrhatian dan simpati untuk berbagai situasi. Buat kontak mata
tanyakan pada mereka sebagai bentuk perhatian. 3) menjadi pendengar aktif. Ketika
mad’u bertanya, jadilah pendengar aktif, karena meraka merasa diperhatikan Ketika
kita benar benar mendenegarkan apa yang mereka katakana. 4) ciptakan lingkungan
yang mendorong kerja sama dengan mad’u, dengan mengembangkan sikap sopan
santun dan saling menghormati. 5) terampil dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi mad’u. belajar untuk menjadi mediator yang efektif. 6) senyum dan humor.
Dengan senyum memancarkan energi yang positif kepada orang lain, humor dapat
menciptakan suasana yang ceria dan gembira. 7) empati artinya menempatkan diri
pada posisi orang lain dan mengerti perasan orang lain.
Dengan interpersonal skill, da’i dapat menyampaikan pesan lebih terarah dan
bermakna karena terampil dalam komunikasi verbal dan noverbal sehingga
menimbulkan rasa percaya diri dan tentram (bagi diri sendiri atau pendengar),
memperjelas Bahasa ujaran dan sekaligus akan menghasilkan dampak positif dalam
berinteraksi dengan mad’u.(
2. Hati
Yang kedua ada hati, Diketahui bahwa proses pemikiran adalah inti dari
sebuah tindakan/perbuatan, ia selalu diperoleh dari hati dengan rasa senang
untuk melakukannya dan reaksi positifnya. Artinya, perbuatan akan
dilakukan pada saat akal setuju dengan suatu pemikiran, lalu diproses oleh
(Tempatpenampung1)
3. Nafsu
Yang terkahir ada nafsu, Allah menciptakan manusia memiliki hawa nafsu
pada diri manusia untuk memiliki kecenderungan pada kesenagan-
kesenangan. Jika seseorang manusia berupaya untuk melawan hawa
nafsunya sendiri agar menuju jalan kebenaran, maka dia baru dapat
melakukan perubahan pada dirinya ke jalan yang benar juga. Oleh karena itu,
islam dalam alquran QS Surat Al-Araf ayat 200 menerangkan bahwa
setiap umat muslim untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT
untuk dijauhakan dari hawa nafsu yang dapat menjerumuskan kepada
keburukan. Sebab inilah perjuangan dengan hati suci yang menyinari iman
dalam hati untuk senantiasa berusaha istiqomah di jalan kebenaram.
1. Efek Kognitif
Adalah efek yang muncul pada mitra dakwah setelah mendapat pesan
pesan dakwah secara informatif. Disini mitra dakwah akan mencoba memahami
secara logika tentang lebenaran pesan dakwah dan disampaikan oleh
pendakwah. Diharapkan setelah mendengarpesan yang disampaikan mitra
dakwah dapat merubah pola pikirnya mengenai suatu hal yang berhubungan
dengan hal tersebut menuju pemikiran yang lebih benar dan terbuka.
2. Efek Afektif
adalah efek yang ditimbulkan melalui sikap seorang mitra dakwah akan
menunjukkan reaksinya Ketika mendapat pesan dakwah dengan ccara menolak
atau menrima sebagai contoh Ketika suatu media informasi memberi kabar
bahwa seorang arti papan atas terjerat kasus narkoba, berbagai tanggapan
muncul dari para masyarakat, ada yang marah, mencaci, bahkan ada yang
mendukung. Beberpa sikap diatas lah yang dinamakan efek afektif, menunjukkan
melalui perbuatan.
3. Efek Psikomotorif
adalah efek yang timbuk setelah timbulnya 2 efek sebelumnya, bisa
m=berupa Tindakan atau tingkah laku yang merealisasikan pesan yang
disampaikan sang pendakwah. Seseorang akana bertindak dan bertindak laku
setekha ia mlewati proses pemahaman tentang apa yang ia ketahui kemudian
merasakan apakah hal itu suatu yang benar atau yang salah, baru melakukan
sebuah Tindakan yang seharusnya ia lakukan. Jika dakwah telah menyentuh efek
psikomotorif maka dakwah daoat dikatan berhasil dengan baik, dan inilah tujuan
final dakwah.
D. Evaluasi Dakwah
Agar dakwah yang dilakukan bisa berjalan dengan baik, lancar dan sukses maka
diperlukan manajemen yang baik. Manajemen yang baik biasanya selalu
mengaplikasikan fungsi manajemen. Termasuk diantara fungsi manajemen adalah
monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur suatu program atau kegiatan dakwah , apakah dakwah yang di
lakukan berhasil atau tidak?, sesuai dengan rencana atau tidak?, sesuai dengan
target atau tidak? Dari sini peran monitoring dan evaluasi dakwah sangat
menentukan terhadap keberhasilan dakwah. Tanpa ada keduanya maka kita tidak
akan mengetahui dan tidak akan bisa mengukur program itu berhasil atau gagal,
bahkan bisa dipastikan bahwa aktifitas dakwah akan kacau, tumpang tindih dan
gagal total.
Untuk mengkaji lebih jauh tentang monitoring dan evaluasi dakwah maka akan
diawali dengan mengkaji manajemen dakwah, sebab monitoring dan evaluasi
dakwah adalah bagian dari manajemen dakwah. Manajemen dakwah adalah alat
untuk meraih keberhasilan dan kesuksesan dakwah. Manakala dakwah dijalankan
dengan manajemen yang baik maka dakwah akan berjalan dengan baik dan sukses.
Sebaliknya, jika dakwah yang dijalankan tanpa adanya manajemen yang baik maka
dakwah akan berjalan tanpa arah dan akhirnya akan mengalami kegagalan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari makalah yang telah kami buat, dan dari
beberapa ahli yang berpendapat kami menyimpulkan bahwa dakwah adalah
kegiatan atau tingkah laku yang disengaj yang bertujuan untuk
mempengaruhi mad’u hingga mereka sadar dan mengamalkan kebaikan
kebaikan yang disampaikan dalam dakwah tersebut. Ada perubahan pada
mad’u yang menuju pada 3 aspek, yaitu aspek kognitif dimana para mad’u
akan mencoba memhahami secara logika dan akal sehat pesan yang
disampaikan pada dakwah tersebut, lalu efek afektif dimana para mad’u
mencoba menunjukkan reaksinya terhadap dakwah yang disampaikan
apakah para mad’u menolak atau menerima, dan yang terakhir ada efek
psikomotorif dimana efek ini terjadi setelah 2 efek sebelumnya dialamai oleh
par mad’u para mad’u akan menunjukkan tingkah laku entah itu menolak
atau menerima setelah ia berpikir apakah benar pesan yang disampaikan
dalam dakwah tersebut.
B. Saran
Tinggi, S., Islam, A., & Kudus, N. (2017). Strategi Dakwah Persuasif dalam Mengubah Perilaku Masyarakat
Mubasyaroh *. Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 11, 311–324.
https://doi.org/10.15575/idajhs.v12i.2398
Sakdiyah, H., & Sakdiah, H. (2015). Urgensi Interpersonal Skill dalam Dakwah Persuasif (Vol. 35, Issue 1).
Tinggi, S., Islam, A., & Kudus, N. (2017). Strategi Dakwah Persuasif dalam Mengubah Perilaku Masyarakat
Mubasyaroh *. Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 11, 311–324.
https://doi.org/10.15575/idajhs.v12i.2398