Makalah Geografi Desa-Kota - Kel 7

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Makalah Geografi Desa-Kota

“Tata Guna Lahan Desa dan Pola Pemukiman Desa Serta


Permasalahannya”

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh Kelompok : 7

1. Geby Ayu Nadia Turnip (3183331017)


2. Ester Tania Sianturi ()
3. Indri Oktavia (3181131008)
4. Nurhidayati (3182131017)

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang maha esa. Sehingga makalah ini
dapat berhasil untuk disusun.

Adapun pembahasan makalah ini berisi tentang Tata Guna Lahan Desa dan Pola
Pemukiman Desa Serta Permasalahannya. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas
rutin mata kuliah Geografi Desa-Kota. Penulis berharap makalah ini menjadi bahan referensi
dan juga bermanfaat bagi teman-teman yang ingin membahas mengenai topik yang sama
dengan penulis bahas berikut.

Semoga makalah yang sederhana ini ada manfaatnya dan saya tahu banyak kelemahan
dari pembuatan makalah ini, sehingga penulis mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan
makalah ini selanjutnya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca atas
perhatiannya.

Medan, Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan.......................................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN
A. Tata Guna Lahan Desa…………………..................................................5
B. Pola Permukiman Desa……………………………………….…………7
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................12
B. Saran…………..………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar para pembaca :
1. Untuk mengetahui cara penggunaan tata lahan di desa
2. Untuk mengetahui pola permukiman apa saja yang ada di desa

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. TATA GUNA LAHAN DI WILAYAH PEDESAAN

a. Tata Aturan Penggunaan Lahan

Indonesia adalah Negara yang memiliki wilayah yang cukup luas. Pengembangan
sistem informasi dan pemantauan sumberdaya sangat diperlukan dalam pembangunan.
Pengelolaan sumberdaya harus dilakukan secara efektif dan efisien. Berkaitan dengan
pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, pemerintah telah menentukan
arah kebijakannya (UU RI No. 25 Tahun 2000 tentang program pembangunan nasional
tahun 2000-2004), sebagai berikut:
a) Mengelola sumberdaya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi.
b) Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi
dengan membangun keunggulan komparatif sebagai Negara maritime dan agraris sesuai
kompetisi dan produk unggulan di setiap daerah, terutama pertanian dalam arti luas,
kehutanan, kelautan, pertambangan, pariwisata serta industri kecil dan kerajinan rakyat.

Salah satu unsur sumberdaya dan lingkungan yang penting untuk diperhatikan
adalah lahan dengan berbagai penggunaannya. Lahan adalah ruang dengan berbagai
unsurnya seperti iklim, topografi, tanah, vegetasi, air, dan lain-lain. Lahan dengan
berbagai unsur tersebut dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lahan dengan berbagai sumberdaya yang ada dieksploitasi dan dikelola untuk tujuan-
tujuan tertentu (Sitorus, 1985).
Pengelolaan lahan perlu dilakukan secara berhati-hati. Kesalahan dalam
pengelolaan lahan akan mengakibatkan dampak yang merugikan pada waktu dekat atau
masa yang akan datang. Kesalahan pengelolaan dapat diakibatkan oleh kurangnya
informasi mengenai berbagai perkembangan yang terjadi atas suatu perubahan.
Kurangnya informasi dapat mengakibatkan munculnya kesalahan penafsiran yang
mengakibatkan kesalahan dalam melakukan analisis serta pengambilan keputusan.

4
Perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi terus menerus perlu dikelola sebaik-
baiknya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari berbagai dampak yang mungkin
muncul dalam pemanfaatan lahan tersebut di masa yang akan datang. Pemantauan dan
analisis penggunaan lahan merupakan bagian dari pengelolaan lahan itu sendiri. Dengan
adanya perubahan yang terus menerus tersebut berarti pemantauan dan analisis
penggunaan lahan juga harus dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan. Hal ini
berarti membutuhkan sebuah sistem yang dapat melakukan tugas ini secara terus
menerus. Dengan demikian peril dikembangkan sebuah sistem pemantauan dan analisis
penggunaan lahan yang hemat, sederhana dan efisien.
b. Penggunaan Lahan dalam Satuan Persil

Penggunaan lahan terjadi pada berbagai skala pemetaan. Pemanfaatan lahan

dengan melihat hak perorangan dilakukan pada lahan dalam satuan persil. Menurut RUU

tentang pokok-pokok bina kota (1) tahun 1970, persil merupakan sebidang tanah yang

dibebani sesuatu hak perorangan atau badan hukum (Soedjono, 1978). Dalam hal ini

lahan dipandang berdasar pada hak pemilikan seseorang atas lahan. Atribut pokok yang

melekat pada lahan tersebut adalah siapa yang berhak atas lahan tersebut.

Pada lahan-lahan dalam satuan persil, pengunaan lahan oleh masyarakat terkait

dengn adanya hak atas lahan tersebut. Dalam Undang-Undang Pokok Agraria disebutkan

beberapa jenis hak yang berlaku atas suatu lahan. Hak-hak atas lahan yang dimaksud

adalah sebagai berikut:

1. Hak milik

2. Hak guna usaha

3. Hak guna bangunan

4. Hak pakai

5. Hak sewa

6. Hak membuka tanah

5
7. Hak memungut hasil hutan. (pasal 16 UUPA tahun 1960 dalam Boedi Harsono, 1981)

Masing-masing bidang lahan memiliki status hak yang dipegang oleh individu,

keluarga, atau sekelompok masyarakat. Suatu lahan tidak memiliki status hak ganda.

Masing-masing lahan hanya memiliki satu jenis status.

Dinamika pengunaan lahan sesuai dengan nilai kegiatan ekonomi pada suatu saat,

seperti dari hutan ke perladangan, dari perladangan ke perkebunan, dari perkebunan ke

persawahan, dari persawahan ke perumahan dan seterusnya (brahmana, 2002). Lahan

memiliki nilai ekonomis yang dipengaruhi oleh lingkungan pada lokasi lahan tersebut.

Pada daerah perkotaan nilai ekonomis lahan dikaitkan dengan kemudahan aksesibilitas

mencapai lahan tersebut. Dengan demikian lahan-lahan yang berada pada tepi jalan akan

memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan lahan-lahan yang berada jauh

dari jalan. Faktor lain adalah jauh dekatnya lahan dengan pusat-pusat kegiatan seperti

pusat pemerintahan, pasar, sekolah, dan sarana kesehatan. Pada daerah pedesaan, factor

utama penentu nilai ekonomis lahan adalah tingkat kesuburan tanah pada lahan tersebut.

Dengan demikian nilai lahan dapat bernilai rendah bila kesuburannya rendah, tetapi dapat

pula menjadi tinggi apabila letaknya strategis untuk maksud-maksud ekonomi non

pertanian (hadi sabari yunus, 2001).

Pemilihan penggunaan lahan oleh pemilik lahan sering dipengaruhi oleh nilai

ekonomis lahan tersebut. Lahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi cenderung akan

digunakan untuk berbagai penggunaan yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis seperti

perdagangan dan jasa. Sedangkan lahan yang memiliki nilai ekonomis rendah cenderung

akan digunakan sebagai lahan permukiman.

c. Pemanfaatan lahan di desa dibedakan atas dua fungsi, yaitu:

6
1. Fungsi sosial adalah untuk perkampungan desa.

2. Fungsi ekonomi adalah dimanfaatkan untuk aktivitas ekonomi seperti , sawah,

perkebunan, pertanian dan peternakan

Dalam penataan ruang desa maupun kota diperlukan empat komponen, yaitu :

1. Sumberdaya alam,

2. Sumberdaya manusia,

3. IPTEK dan

4. Spatial (keruangan)

B. POLA PERMUKIMAN DESA

Pola tata ruang desa pada umumnya sangat sederhana, letak rumah di kelilingi

pekarangan cukup luas, jarak antara rumah satu dengan lain cukup longgar, setiap rumah

mempunyai halaman, sawah dan ladang di luar perkampungan.

Pada desa yang sudah berkembang pola tata guna lahan lebih teratur, yaitu adanya

perusahaan yang biasa mengolah sumberdaya desa, terdapat pasar tradisional, tempat

ibadah rapi, sarana dan prasarana pendidikan serta balai kesehatan. Semakin maju daerah

pedesaan, bentuk penataan ruang semakin teratur dan tertata dengan baik.

Pola persebaran dan pemukiman desa menurut R Bintarto (1977) dan N. Daldjoeni

(1987) sebagai berikut:

Menurut R Bintarto (1977)

1. Memanjang jalan : Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai.

2. Memanjang sungai : Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai.

3. Radial : Pola desa ini berbentuk radial terhadap gunung dan memanjang sepanjang sungai

dilereng gunung

7
4. Tersebar : Pola desa didaerah gunung kidul – yogyakarta merupakan nucleus yang berdiri

sendiri.

5. Memanjang pantai : Didaerah pantai susunan desa nelayan berbentuk memanjang

sepanjang pantai.

6. Sejajar jalan kereta api.

Menurut N. Daldjoeni (1987)

1. Bentuk desa linear atau memanjang mengikuti jalur jalan raya atau alur sungai. Pola

semacam ini dapat dijumpai di daerah dataran, terutama dataran rendah. Tujuan utama

bentuk desa yang linear atau memanjang adalah mendekati prasarana transportasi (jalan

atau alur sungai) sehingga memudahkan mobilitas manusia, barang, dan jasa.

2. Bentuk desa yang memanjang mengikuti garis pantai.

3. Bentuk desa terpusat. Bentuk desa semacam ini banyak dijumpai di wilayah pegunungan.

Wilayah pegunungan biasanya dihuni oleh penduduk yang berasal dari keturunan yang

sama sehingga antara sesama warga masih merupakan saudara atau kerabat.

4. Bentuk desa yang mengelilingi fasilitas tertentu. Bentuk semacam ini banyak dijumpai di

wilayah dataran rendah dan memiliki fasilitas umum yang banyak dimanfaatkan oleh

penduduk setempat, seperti mata air, danau, waduk, dan fasilitas-fasilitas lainnya.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang sarana dan prasarana
serata faktor yang mempengaruhi sarana dan prasarana transportasi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Krishnamoorthy, 2015 . Perencanaan Tata ruang Kabupaten tanggamur 2014. : Universitas


Lampung.

Ashyar. 2014. “prinsip penggunaan lahan perencanaan Ekonomi”: [Online]


http://jokowarino.id/prinsip-penggunaan-lahan-perencanaan/l (Diakses Pada 29 Desember 2016)

Nurul, Shranghei. 2015. “Proses perencanaan Penggunaan lahan”: [Online]


http://nurulshranghei.blogspot.co.id/2015/05/proses-perencanaan-tata-guna-lahan.html (Diakses
Pada 29 Desember 2016)

10

Anda mungkin juga menyukai