Makalah Geografi Desa-Kota - Kel 7
Makalah Geografi Desa-Kota - Kel 7
Makalah Geografi Desa-Kota - Kel 7
Dosen Pengampu :
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang maha esa. Sehingga makalah ini
dapat berhasil untuk disusun.
Adapun pembahasan makalah ini berisi tentang Tata Guna Lahan Desa dan Pola
Pemukiman Desa Serta Permasalahannya. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas
rutin mata kuliah Geografi Desa-Kota. Penulis berharap makalah ini menjadi bahan referensi
dan juga bermanfaat bagi teman-teman yang ingin membahas mengenai topik yang sama
dengan penulis bahas berikut.
Semoga makalah yang sederhana ini ada manfaatnya dan saya tahu banyak kelemahan
dari pembuatan makalah ini, sehingga penulis mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan
makalah ini selanjutnya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca atas
perhatiannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan.......................................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN
A. Tata Guna Lahan Desa…………………..................................................5
B. Pola Permukiman Desa……………………………………….…………7
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................12
B. Saran…………..………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar para pembaca :
1. Untuk mengetahui cara penggunaan tata lahan di desa
2. Untuk mengetahui pola permukiman apa saja yang ada di desa
3
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia adalah Negara yang memiliki wilayah yang cukup luas. Pengembangan
sistem informasi dan pemantauan sumberdaya sangat diperlukan dalam pembangunan.
Pengelolaan sumberdaya harus dilakukan secara efektif dan efisien. Berkaitan dengan
pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, pemerintah telah menentukan
arah kebijakannya (UU RI No. 25 Tahun 2000 tentang program pembangunan nasional
tahun 2000-2004), sebagai berikut:
a) Mengelola sumberdaya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi.
b) Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi
dengan membangun keunggulan komparatif sebagai Negara maritime dan agraris sesuai
kompetisi dan produk unggulan di setiap daerah, terutama pertanian dalam arti luas,
kehutanan, kelautan, pertambangan, pariwisata serta industri kecil dan kerajinan rakyat.
Salah satu unsur sumberdaya dan lingkungan yang penting untuk diperhatikan
adalah lahan dengan berbagai penggunaannya. Lahan adalah ruang dengan berbagai
unsurnya seperti iklim, topografi, tanah, vegetasi, air, dan lain-lain. Lahan dengan
berbagai unsur tersebut dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lahan dengan berbagai sumberdaya yang ada dieksploitasi dan dikelola untuk tujuan-
tujuan tertentu (Sitorus, 1985).
Pengelolaan lahan perlu dilakukan secara berhati-hati. Kesalahan dalam
pengelolaan lahan akan mengakibatkan dampak yang merugikan pada waktu dekat atau
masa yang akan datang. Kesalahan pengelolaan dapat diakibatkan oleh kurangnya
informasi mengenai berbagai perkembangan yang terjadi atas suatu perubahan.
Kurangnya informasi dapat mengakibatkan munculnya kesalahan penafsiran yang
mengakibatkan kesalahan dalam melakukan analisis serta pengambilan keputusan.
4
Perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi terus menerus perlu dikelola sebaik-
baiknya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari berbagai dampak yang mungkin
muncul dalam pemanfaatan lahan tersebut di masa yang akan datang. Pemantauan dan
analisis penggunaan lahan merupakan bagian dari pengelolaan lahan itu sendiri. Dengan
adanya perubahan yang terus menerus tersebut berarti pemantauan dan analisis
penggunaan lahan juga harus dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan. Hal ini
berarti membutuhkan sebuah sistem yang dapat melakukan tugas ini secara terus
menerus. Dengan demikian peril dikembangkan sebuah sistem pemantauan dan analisis
penggunaan lahan yang hemat, sederhana dan efisien.
b. Penggunaan Lahan dalam Satuan Persil
dengan melihat hak perorangan dilakukan pada lahan dalam satuan persil. Menurut RUU
tentang pokok-pokok bina kota (1) tahun 1970, persil merupakan sebidang tanah yang
dibebani sesuatu hak perorangan atau badan hukum (Soedjono, 1978). Dalam hal ini
lahan dipandang berdasar pada hak pemilikan seseorang atas lahan. Atribut pokok yang
melekat pada lahan tersebut adalah siapa yang berhak atas lahan tersebut.
Pada lahan-lahan dalam satuan persil, pengunaan lahan oleh masyarakat terkait
dengn adanya hak atas lahan tersebut. Dalam Undang-Undang Pokok Agraria disebutkan
beberapa jenis hak yang berlaku atas suatu lahan. Hak-hak atas lahan yang dimaksud
1. Hak milik
4. Hak pakai
5. Hak sewa
5
7. Hak memungut hasil hutan. (pasal 16 UUPA tahun 1960 dalam Boedi Harsono, 1981)
Masing-masing bidang lahan memiliki status hak yang dipegang oleh individu,
keluarga, atau sekelompok masyarakat. Suatu lahan tidak memiliki status hak ganda.
Dinamika pengunaan lahan sesuai dengan nilai kegiatan ekonomi pada suatu saat,
memiliki nilai ekonomis yang dipengaruhi oleh lingkungan pada lokasi lahan tersebut.
Pada daerah perkotaan nilai ekonomis lahan dikaitkan dengan kemudahan aksesibilitas
mencapai lahan tersebut. Dengan demikian lahan-lahan yang berada pada tepi jalan akan
memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan lahan-lahan yang berada jauh
dari jalan. Faktor lain adalah jauh dekatnya lahan dengan pusat-pusat kegiatan seperti
pusat pemerintahan, pasar, sekolah, dan sarana kesehatan. Pada daerah pedesaan, factor
utama penentu nilai ekonomis lahan adalah tingkat kesuburan tanah pada lahan tersebut.
Dengan demikian nilai lahan dapat bernilai rendah bila kesuburannya rendah, tetapi dapat
pula menjadi tinggi apabila letaknya strategis untuk maksud-maksud ekonomi non
Pemilihan penggunaan lahan oleh pemilik lahan sering dipengaruhi oleh nilai
ekonomis lahan tersebut. Lahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi cenderung akan
digunakan untuk berbagai penggunaan yang berkaitan dengan kegiatan ekonomis seperti
perdagangan dan jasa. Sedangkan lahan yang memiliki nilai ekonomis rendah cenderung
6
1. Fungsi sosial adalah untuk perkampungan desa.
Dalam penataan ruang desa maupun kota diperlukan empat komponen, yaitu :
1. Sumberdaya alam,
2. Sumberdaya manusia,
3. IPTEK dan
4. Spatial (keruangan)
Pola tata ruang desa pada umumnya sangat sederhana, letak rumah di kelilingi
pekarangan cukup luas, jarak antara rumah satu dengan lain cukup longgar, setiap rumah
Pada desa yang sudah berkembang pola tata guna lahan lebih teratur, yaitu adanya
perusahaan yang biasa mengolah sumberdaya desa, terdapat pasar tradisional, tempat
ibadah rapi, sarana dan prasarana pendidikan serta balai kesehatan. Semakin maju daerah
pedesaan, bentuk penataan ruang semakin teratur dan tertata dengan baik.
Pola persebaran dan pemukiman desa menurut R Bintarto (1977) dan N. Daldjoeni
3. Radial : Pola desa ini berbentuk radial terhadap gunung dan memanjang sepanjang sungai
dilereng gunung
7
4. Tersebar : Pola desa didaerah gunung kidul – yogyakarta merupakan nucleus yang berdiri
sendiri.
sepanjang pantai.
1. Bentuk desa linear atau memanjang mengikuti jalur jalan raya atau alur sungai. Pola
semacam ini dapat dijumpai di daerah dataran, terutama dataran rendah. Tujuan utama
bentuk desa yang linear atau memanjang adalah mendekati prasarana transportasi (jalan
atau alur sungai) sehingga memudahkan mobilitas manusia, barang, dan jasa.
3. Bentuk desa terpusat. Bentuk desa semacam ini banyak dijumpai di wilayah pegunungan.
Wilayah pegunungan biasanya dihuni oleh penduduk yang berasal dari keturunan yang
sama sehingga antara sesama warga masih merupakan saudara atau kerabat.
4. Bentuk desa yang mengelilingi fasilitas tertentu. Bentuk semacam ini banyak dijumpai di
wilayah dataran rendah dan memiliki fasilitas umum yang banyak dimanfaatkan oleh
penduduk setempat, seperti mata air, danau, waduk, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang sarana dan prasarana
serata faktor yang mempengaruhi sarana dan prasarana transportasi.
9
DAFTAR PUSTAKA
10