Tugas PTK Widi Resuti
Tugas PTK Widi Resuti
Tugas PTK Widi Resuti
DISUSUN OLEH :
WIDI RESUTI
NIM : 856715085
TUTOR : FEBRIANI ROTUA MANULLANG,M.Pd
1
ABSTRAK
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-nya saya dapat menyelesaikan laporan pemantapan
kemampuan mengajar di KB MENTARI Kecamatan Muaradua kabupaten Oku
Selatan.
Adanya mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di harapkan
mahasiswa dapat memahami dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini tidak akan terselesaikan bila
tidak ada kerja sama yang baik dan di bantu oleh buku-buku karangan para ahli
yang menjadi dasar penulisan Laporan ini. Dan tidak lupa pula penulis ucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Febriani Rotua Manullang M.Pd ,selaku tutor pembimbing mata kuliah
Penelitian Tindakan Kelas(PTK)
2. Pengelola dan segenap pendidik dan anak-anak didik di PAUD KB
MENTARI
WIDI RESUTI
NIM 856715085
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
menjadi anggota suatu masyarakat, serta mengenal dan menghargai
masyarakat.
Dari pengamatan yang peneliti lakukan, ternyata selama kurun
waktu satu semester masih ada beberapa anak yang belum bisa
mandiri. Hal ini terlihat dari adanya beberapa wali murid yang
masih menunggu didalam kelas, serta sikap ketergantungan anak
kepada orang tua atau guru kelasnya. Sikap kurang mandiri ini juga
terjadi karena guru masih kurang kreatif dalam menyampaikan
pembelajaran. Metode pembelajaran berorientasi akademik yang
selalu digunakan membuat anak cepat bosan dan kurang antusias
dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
Dalam rangka meningkatkan kemandirian anak agar bisa belajar
senang dan nyaman didalam kelas tanpa harus ditunggui orang
tuanya peneliti bermaksud meneliti sejauh mana efektivitas kegiatan
bermain kelompok dalam rangka meningkatkan kemandirian anak,
sehingga dalam penelitian ini peneliti mengambil judul
”Meningkatkan Kemandirian Anak Dengan Metode Bermain
Kelompok Pada Anak KB Mentari Kecamatan Muaradua”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti paparkan
diatas, serta untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas, maka
dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah cara penerapan kegiatan bermainkelompok untuk
meningkatkankemandirian anak pada siswa KB Mentari Kecamatan
Muaradua?
2. Seberapa besar tingkat keberhasilan penerapanstrategibermain
kelompokdalammeningkatkan kemandirian anak pada siswa KB Mentari
Kecamatan Muaradua?
5
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.TujuanPenelitian
1.1 Mendiskripsikan tentang penerapan metode bermain kelompok
dalam upaya meningkatkan kemandirian anak pada siswa KB Mentari
Kecamatan Muaradua
1.2 Mendiskripsikan tentang seberapa besar pengaruh metode bermain
kelompok tersebut dalam pembelajaran sebagai upaya untuk
meningkatkan kemandirian anak pada siswa KB Mentari Kecamatan
Muaradua
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Pribadi Peneliti
1.1 Untuk meningkatkan wawasan pengetahuan tentang bagaimana
cara mengadakan sebuah penelitian
1.2 Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan bagaimana menciptakan
sebuah metode untuk mengatasi sebuah permasalahan yang timbul
dikelas
3. Untuk Lembaga
3.1 Sebagai acuan dalam mengadaka program kegiatan
yang memancing kreatifitas guru dalam pembelajaran.
3.2 Sebagai bahan kajian untuk menentukan program-
program selanjutnya.
6
4. Untuk Peneliti Lain
4.1 Sebagai bahan kajian jika akan mengadakan penelitian pada
kasusyang sama.
4.2 Sebagai bahan referensi dalam penelitian untuk kasus yang berbeda
dengan menggunakan metode yang sama
5. Untuk Guru TK
5.1 Diharapkandapat memberi kontribusi tentang manfaat metode
bermain kelompok
5.2 Diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam
memilih metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
tahap perkembangan anak.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
8
kuantitatif dan kualitatif. Penelitian eksperimen minimal menggunakan
dua kelas paralel yaitu satu kelas digunakan sebagai kelas perlakuan atau
kelas eksperimen dan satu kelas yang lain digunakan sebagai kelas kontrol
atau kelas yang tidak diberi perlakuan. Penelitian tindakan kelas cukup
menggunakan satu kelas, tetapi tindakan yang dilakukan dapat berulang-
ulang sampai menghasilkan perubahan menuju arah perbaikan
(Mulyatiningsih, 2017).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan Penelitian Tindakan
Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki
pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau
praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. PTK
dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam
kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah
tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam
situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan
tersebut. PTK merupakan salah satu publikasi ilmiah dalam konteks
pengembangan profesi guru secara berkelanjutan yang ditujukan untuk
perbaikan dan peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran atau mutu
pendidikan pada umumnya. PTK ini cocok dilakukan oleh guru karena
prosenya praktis (Sanjaya & Wina, 2020).
2. Karakteristik PTK
Terdapat sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK
dibandingkan dengan penelitian pada umumnya, antara lain sebagai
berikut:
2.1 PTK merupakan kegiatan yang berupaya memecahkan masalah
pembelajaran, dengan dukungan ilmiah
2.2 PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui
aktivitas berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk
menulis dan membuat catatan.
9
2.3 Persoalahan yang dipermasalahkan dalam PTK berasal dari adanya
permasalahan nyata dan aktual (yang terjadi saat ini) dalam pembelajaran
di kelas.
2.4 PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam
mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
2.5 Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru dan kepala sekolah)
dengan peneliti dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan,
pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tentang
tindakan (action) .
3 Tujuan PTK
10
3.4 Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau
berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada
realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan
umum atau asumsi (Widayati, 2008).
4 Manfaat PTK
11
B. Karakteristik Anak Usia Dini
1. Anak Usia Dini Bersifat Unik Setiap anak berbeda antara satu
dengan lainnya dan tidak ada dua anak yang sama persis meskipun
mereka kembar identik. Mereka memiliki bawaan, ciri, minat,
kesukaan dan latar belakang yang berbeda. Menurut Bredekamp
(1987) anak memiliki keunikan tersendiri seperti dalam gaya
belajar, minat, dan latar belakang keluarga. Keunikan dimiliki oleh
masing-masing anak sesuai dengan bawaan, minat, kemampuan
dan latar belakang budaya kehidupan yang berbeda satu sama lain.
Meskipun terdapat pola urutan umum dalam perkembangan anak
yang dapat diprediksi, namun pola perkembangan dan belajarnya
tetap memiliki perbedaan satu sama lain.
2. Anak Usia Dini Berada Dalam Masa Potensial Anak usia dini
sering dikatakan berada dalam masa “golden age” atau masa yang
paling potensial atau paling baik untuk belajar dan berkembang.
Jika masa ini terlewati dengan tidak baik maka dapat berpengaruh
pada perkembangan tahap selanjutnya.
3. Anak Usia Dini Bersifat Relatif Spontan Pada masa ini anak akan
bersikap apa adanya dan tidak pandai berpura-pura. Mereka akan
dengan leluasa menyatakan pikiran dan perasaannya tanpa
memedulikan tanggapan orang-orang di sekitarnya
4. Anak Usia Dini Cenderung Ceroboh dan Kurang Perhitungan
Anak usia dini tidak mempertimbangkan bahaya atau tidaknya
suatu tindakan. Jika mereka ingin melakukan maka akan
dilakukannya meskipun hal tersebut dapat membuatnya cedera
atau celaka.
5. Anak Usia Dini Bersifat Aktif dan Energik Anak usia dini selalu
bergerak dan tidak pernah bisa diam kecuali sedang tertidur. Maka
sering kali dikatakan bahwa anak usia dini “tidak ada matinya
6. Anak Usia Dini Bersifat Egosentris Mereka cenderung
memandang segala sesuatu dari sudut pandanganya sendiri dan
berdasar pada pamahamannya sendiri saja. Mereka juga
12
menganggap semua benda yang diinginkannya adalah miliknya.
Pada umumnya anak masih bersifat egosentris, ia melihat dunia
dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Hal itu bisa
diamati ketika anak saling berebut main, atau menangis ketika
menginginkan sesuatu namun tidak dipenuhi oleh orang tuanya.
karakteristik ini terkait dengan perkembangan kognitif anak.
Menurut Piaget, anak usia dini berada pada tahapan: 1) tahap
sensori motorik, 2) tahap praoperasional, 3) tahap operasional
konkret.
7. Anak Usia Dini Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Kuat Rasa ingin
tahu yang dimilikinya sangat tinggi sehingga mereka tak bosan
bertanya “apa ini dan apa itu” serta “mengapa begini dan mengapa
begitu”
Anak berpandangan bahwa dunia ini dipenuhi hal-hal yang
menarik dan menakjubkan. Hal ini mendorong rasa ingin tahu
yang tinggi. Rasa ingin tahu anak bervariasi, tergantung apa yang
menarik perhatiannya. Rasa ingin tahu ini sangat baik
dikembangkan untuk memberikan pengetahuan yang baru bagi
anak dalam rangka mengembangkan kognitifnya. Semakin banyak
pengetahuan yang didapat berdasar kepada rasa ingin tahu anak
yang tinggi, semakin kaya daya pikir anak.
8. Anak Usia Dini Berjiwa Petualang Karena rasa ingin tahunya yang
besar dan kuat membuat anak usia dini ingin menjelajah berbagai
tempat untuk memuaskan rasa ingin tahu tersebut dengan cara
mengeksplor benda dan lingkungan di sekitarnya.
9. Anak Usia Dini Memiliki Imajinasi dan Fantasi yang Tinggi Daya
imajinasi dan fantasi anak sangat tinggi hingga terkadang banyak
orang dewasa atau orang yang lebih tua menganggapnya sebagai
pembohong dan suka membual. Namun sesungguhnya hal ini
karena mereka suka sekali membayangkan hal-hal di luar logika.
Anak memiliki dunianya sendiri, berbeda dengan orang dewasa.
13
Mereka tertarik dengan hal-hal yang bersifat imajinatif sehingga
mereka kaya dengan fantasi
10. Anak Usia Dini Cenderung Mudah Frustrasi Anak usia dini
cenderung mudah putus asa dan bosan dengan segala hal yang
dirasa sulit baginya. Mereka akan segera meninggalkan kegiatan
atau permainan yang bahkan belum diselesaikannya.
11. Anak Usia Dini Memiliki Rentang Perhatian yang Pendek
Rentang perhatian anak usia dini tidak terlalu panjang, itulah
sebabnya mengapa mereka tidak bisa diam dan sulit diajak fokus
pada kegiatan yang membutuhkan ketenangan. Pada umumnya
anak sulit untuk berkonsentrasi. Ia selalu cepat mengalihkan
perhatian dari kegiatan yang satu kepada kegiatan lainnya, kecuali
kegiatan tersebut sangat menyenangkan dirinya. Rentang
konsentrasi anak usia dini umumnya adalah sepuluh menit untuk
dapat duduk dan memperhatikan sesuatu secara nyaman.
Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
yang bervariasi dan menyenangkan, sehingga tidak membuat anak
terpa ku di tempat dan menyimak dalam jangka waktu tertentu
(Dr. Sri Tatminingsih & Cintasih, S.Pd., M.Pd., 2017).
C. Pengertian Kemandirian
Kemandirian bertitik tolak pada paradigma yang menyatakan
bahwa setiap individu atau kelompok bertanggung jawab atas
kehidupannya sendiri. Stein dan Book menyatakan bahwa kemandirian
merupakan kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri
sendiri dalam berpikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada
orang lain secara emosional (Basri, 2017).
Kemandirian merupakan kemampuan dalam mengatur perilaku
sendiri 16 untuk memilih dan memutuskan keputusan sendiri serta mampu
mempertanggung jawabakan tingkah lakunya sendiri tanpa terlalu
tergantung pada orangtua. Steinberg juga mengungkapkan tentang
kemandirian remaja adalah kemampuan remaja untuk mencapai sesuatu
14
yang diinginkannya setelah remaja mengeksplorasi sekelilingnya. Hal ini
mendorong remaja untuk tidak tergantung kepada orangtua secara emosi
dan mengalihkannya pada teman sebaya, mampu membuat keputusan,
bertanggung jawab dan tidak mudah dipengaruhi orang lain
(Steinberg,2006).
1. Kemandirian Anak
15
nilai dan kebiasaan dalam melaksanakan tugas-tugas
kehidupan. (Nurfaadhilah, 2017).
D. Pengertian Bermain .
Bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan
yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain juga
dapat dikatakan sebagai aktivitas yang menggembirakan, menyenangkan
dan menimbulkan kenikmatan. Bermain merupakan kegiatan yang dapat
menimbulkan kesenangan bagi anak, dengan kegiatan tersebut anak
mendapatkan kebahagiaan dan kegembiraan (Hurlock,2007).
Permainan mempunyai fungsi pendidikan dan perkembangan
karena memampukan anak untuk mengendalikan perilaku mereka dan
menerima keterbatasan di dunia nyata serta melanjutkan perkembangan
ego dan pemahaman atas realitas. Bermain merupakan keseluruhan
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang individu yang sifatnya
menyenangkan, menggembirakan, dan menimbulkan kenikmatan yang
berfungsi untuk membantu individu mencapai perkembangan yang utuh,
baik fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional. Bermain merupakan
kegiatan santai, menyenangkan tanpa tuntutan (beban) bagi anak. Bermain
juga merupakan kebutuhan yang esensial bagi anak. Melalui bermain anak
dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan demensi
motorik, kognitif, kreatifitas, emosi, sosial, nilai, bahasa dan sikap hidup
(Elfiadi, 2016).
1. Manfaat Bermain
1.1 Mendapatkan kegembiraan dan hiburan
Kegembiraan atau emosi yang positif sangat bermanfaat untuk
tumbuh kembang anak dan pembentukan karakternya. Kehidupan
anak-anak yang dipenuhi kegembiraan dan kebahagiaan juga akan
menjauhkan anak dari stres. Hal ini bermanfaat untuk kesehatan
fisik dan mental, juga untuk prestasi akademis mereka.
16
1.2 Mengembangkan kecerdasan intelektual
Hal ini karena dengan bermain dan mengeksplorasi lingkungan
sekitar anak dapat belajar tentang bentuk, warna, suara, tekstur,
fenomena alam, dunia satwa, dunia flora, suhu, cahaya dan
sebagainya.
1.3 Mengembangkan kemampuan motorik halus anak
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang
berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot
kecil dan koordinasi mata-tangan, seperti menggunting, melipat,
menarik garis, mewarnai dan menggambar. Dengan kemampuan
motorik halus yang berkembang dengan baik, anak akan dapat
menulis dengan baik di samping penguasaan berbagai
keterampilan lainnya.
1.4 Mengembangkan kemampuan motorik kasar anak
Motorik kasar adalah gerakan fisik yang membutuhkan
keseimbangan dan koordinasi antara anggota tubuh, dengan
menggunakan otot-otot besar sebagian atau seluruh anggota
tubuh. Misalnya berjalan, berlari, melompat, merangkat, dan
mengayunkan tangan.
1.5 Meningkatkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi
Sejumlah permainan menuntut anak untuk berkonsentrasi penuh
ketika memainkannya. Hal ini bermanfaat untuk melatih
konsentrasi anak. Konsentrasi sangat dibutuhkan anak untuk
keberhasilan belajar dan penyelesaian berbagai tugas.
1.6 Meningkatkan kemampuan anak untuk memecahkan masalah
Banyak sekali permainan yang menuntut anak memiliki
kemampuan untuk memecahkan masalah dan berpikir logis ntuk
memenangkan atau menyelesaikan permainan tersebut.
Kemampuan memecahkan masalah dan berpikir logis sangat
diperlukan anak untuk menguasai berbagai materi pelajaran di
sekolah dan menyelesaikan berbagai problem yang anak-anak
17
hadapi dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hingga anak dewasa
kelak.
1.7 Mendorong spontanitas pada anak
Anak-anak sedemikian spontan dan dituntut untuk berpikir dan
bertindak cepat ketika bermain jenis-jenis permainan tertentu. Hal
ini terutama untuk permainan yang bersifat kompetisi.
1.8 Mengembangkan kemampuan sosial anak
Dalam permainan yang dilakukan bersamasama, anak-anak
belajar bersosialisasi dengan teman-teman sepermainan. Dari
sosialisasi dan interaksi dengan temanteman ketika bermain anak-
anak belajar mengenai kesabaran, empati, toleransi, kemandirian,
kepercayaan diri, kejujuran, cara mengembangkan komunikasi,
keberanian, kompetisi dan mengenal aturanaturan.
1.9 Sebagai media untuk mengungkapkan pikiran Melalui berbagai
permainan, anak-anak dapat mengekspresikan diri dengan lebih
leluasa. Anak dapat menjadi apa saja atau memerankan tokoh
mana pun. Anak dapat mengungkapkan pikiran-pikiran akan
citacita, pemahaman akan dunia atau imajinasiimajinasi.
1.10 Untuk kesehatan Banyak permainan yang menuntut anak
menggerakkan tubuh dengan sangat intens. Aktivitas ini berguna
untuk menguatkan otototot dan menyehatkan tubuh. Dengan
banyak beraktivitas fisik, anak-anak juga dapat terhindar dari
resiko mengalami obesitas dan berbagai dampak buruk yang
menyertainya (Achroni,2005).
E. Bermain Kelompok
Dalam teori cooperative play (bermain kelompok), sebagaimana
ditulis A. Murti, bahwa bermain bersama (kelompok) mempunyai ciri
- ciri adanya pembagian tugas dan pembagian kerja atau peran
diantara anak - anak yang terlibat dalam permainan untuk mencapai
suatu tujuan (Middred Parten,2004).
18
Dari uraian diatas sudah jelas bahwa bermain memilki nilai yang
sangat penting bagi anak. Melalui bermain anak dapat
mengembangkan kemampuan intelegensinya yang meliputi aspek
kognitif, fisik, motorik, bahasa, moral, agama, sosial emosional serta
seni dan kreatifitas. Selain itu bermain juga cocok untuk dijadikan
terapi bagi anak usia dini. Bermain kelompok memiliki makna dan arti
tersendiri bagi anak. Permainan kelompok mempunyai arti digunakan
sebagai sarana membawa anak kedalam lingkungannya. Bermain
kelompok juga dapat mengenalkan anak menjadi anggota suatu
masyarakat, serta mengenal dan menghargai masyarakat (Parten,
2004).
19
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
3. karakter anak
karateristik pada anak di KB Mentari Kecamatan Muaradua seperti
pada umumnya karakteristik anak usia dini yaitu, individual yang unik
berbeda satu dengan lainya, selain ingin tahu , ingin mencoba hal baru
dan minta diperhatikan dan sebagian besar kemampuan kognitifnya
belum mencapai kematangan.
20
B. Deskripsi Rencana Per Siklus
1. Rencana Pelaksanaan
a. Alternatif perbaikan
Berdasarkan dalam praktek pembelajaran kegiatan dalam meningkatkan
kemandirian anak pada KB MENTARI Masih mengalami ketidak
berhasilan. Dengan bermain sambil belajar dengan metode bermain
kelompok diharapkan anak dapat meningkatkan kemandirian anak.
1. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan perbaikan , Penilaian di bantu oleh bunda
SARWINDAH,S.Pd selaku Kepala Sekolah di KB MENTARI
Pengamatan
Selama proses kegiatan berlangsung penilai mencatat kekurangan dan
kelebihan melalui lembar observasi / pengamatan dalam pelaksanaan
kegiatan perbaikan pembelajaran ini
2. Pengumpulan data
Menurut samsudin, 2008: 53 , Banyak alat penilaian yang digunakan
untuk memperoleh penilaian penilaian yang dilakukan di Taman
kanak-kanak biasanya dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya
kegiatan pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran ketika anak sedang
melakukan kegiatan, pada saat itulah penilaian dilakukan sehingga
guru harus benar-benar mencermati kapan waktu yang tepat untuk
mengambil data penilaian harian di KB dilaksanaka sebagai berikut :
1. Mencatat hasil penilaian perkembangan anak pada kolom penilaian
direncanakan kegiatan harian ( RKH)
2. Anak yang belum sesuai dengan apa yang diharapkan dan belum
dapat mencapai indikator maka pada kolom tersebut ditulis tanda
lingkaran kosong
21
3. Anak yang prilakunya melebihi yang diharapkan dan dapat
menunjukan kemampuan yang diharapkan indikator maka diberi
tanda lingkaran penuh
4. Jika anak menunjukan kemampuan yang sesuai dengan yang
tertuang di RKH maka kolom penilaian ditulis nama semua anak
dengan tanda check list. Cara pencatatan hasil penilaian
berdasarkan pedoman penilaian tahun 2010 ( Kementrian Dirjen
dan Mondas menengah direktorat pembinaan TK ) adalah :
22
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Siklus
1. Sebelum siklus
Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pengembangan dikelas
kelompok A KB Mentari Kec. Muaradua dalam rangkuman penilaian
menunjukan bahwa sebagian besar kemampuan berhitung anak sangat
rendah hanya beberapa anak saja yang dapat melakukanya dengan
baik. Untuk mengertahui data sebelum perbaikan dapat dilihat dari
tabel
23
PERSENTASE DATA SEBELUM SIKLUS
NILAI JUMLAH ANAK PERSENTASE
BB 8 45%
MB 10 55%
BSH 0 0%
BSB 0 0%
JUMLAH 18 100%
Keterangan :
BB : Belum berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kemandirian anak
dari 18 anak, 8 anak 45% belum berkembang, 10 anak 55% Mulai
berkembang , 0 anak 0% berkembang sesuai harapan dan 0%
berkembang sangat baik. .
Data sebelum perbaikan menunjukan bahwa tingkat kemandirian
anak sangat rendah jika digambarkan dalam grafik maka tingkat
kemnadirianna terlihat sebagai berikut:
60%
50%
40%
BB
30% MB
BSH
20%
BSB
10%
0%
SEBELUM
SIKLUS
24
B. Pembahasan Dari Setiap Siklus
1. Deskripsi Perbaikan Siklus 1 ( satu )
1.) Kegiatan ke- 1
a. Rancangan siklus 1
Siklus : Pertama
Tema / Subtema : Buah-buahan/Jeruk
Kelompok :A
Tanggal : 07 s/d 11 NOVEMBER 2022
Indentifikasi masalah :
1. hasil belajar anak yang tidak sesuai dengan harapan guru misal
2. hal-hal yang berkaitan dengan prilaku/ strategi mengajar guru
/pendidik guru kurang memberikan reweds dan penguatan
terhadap anak-anak kurang menggunakan alat media dan sumber
belajar
3. masalah perkembangan anak / prilaku belajar anak misal anak
ribut, pasif, dan malas.
4. kurangnya tingkat kemandirian anak dalam hal ini misal :
a. anak masih ditunggui orang tuanya di luar kelas
b. anak enggan mengerjakan tugas sendiri, harus dengan
dorongan dari guru atau orang tua
Analisis Masalah :
25
kemudian hari, serta anak mampu menyelesaikan masalahnya
sendiri , tanpa harus bergantung pada guru atau orang tua.
Pertemuan Pertama
Skenario Perbaikan
Siklus :1
2. Pengolahan kelas :
*penataan ruang : Sama dengan kegiatan pembukaan, anak duduk dilantai
Membentuk lingkaran
*pengorganisasian : Anak-anak duduk melingkar dan posisi duduk guru
Lebih tinggi dari anak
Langkah-langkah perbaikan
1. Guru menyiapkan benda-benda yang akan digunakan untuk belajar
2. Guru menjelaskan aturan dalam permainan
26
3. Guru meminta anak mencari teman yang disebutkan oleh gurunya
4. Guru memberi reward dan umpan balik
.
C. Kegiatan pengembangan III ( Penutup)
1. Judul kegiatan : Mengucap syair “jeruk”
2. Pengolahan kelas
*penataan ruang : posisi duduk anak dibagi perkelompok duduk melingkar
*pengorganisasian : anak-anak duduk secara perkelompok dilantai
Langkah-langkah
1. Guru meminta anak duduk melingkar sesuai kelompok yang sudah
dibagi
2. Guru meminta anak mengucap syair “jeruk”
3. Guru memberi rewed dan umpan balik
27
No NAMA ANAK ASPEK PERKEMBANGAN ANAK
NAM Seni KOG Bahasa
1. Alesya BSH MB BSB MB
2. Athalla BSB MB BSH BSH
3. Fasya MB BSH BSB BSH
4. Danendra MB BSB MB BSB
5. Faisal BSH BSB MB MB
6. Safina BSB BSH BSH MB
7. Thariq MB BSH BSB BSH
8. Fatih MB BSB MB BSB
B9. Mikhayla BSB BSH BSH BSH
10. Devano BSB BSH BSB BSB
11. Kenzo BSH MB MB BSB
12. Atheera BSB MB BSH MB
13. Aisyah MB BSB BSH MB
14. Kenand MB MB MB BSH
15. Zidan BSH BSH BSB MB
16. Putra BSB BSB BSH BSB
17. Hafiz BSH BSH BSH BSH
18. Zaina BSH BSH MB MB
Keterangan :
BB = Belum Berkembang
MB = Mulai Berkembang
BSH = Berkembng Sesuai Harapan
BSB = Berkembang Sangat Baik
28
Rencana Kegiatan
29
SKENARIO PERBAIKAN SIKLUS II
Langkah-langkah perbaikan
1. Kegiatan pengembangan
Kegiatan bermain kelompok untuk meningkatkan kemandirian anak
2. Langkah-langkah perbaikan
a. Guru membagi anak menjadi dua kelompok
b. Guru menjelaskan kepada anak kegiatan apa yang akan di lakukan
c. Guru menjelaskan media yang akan dipakai dalam kegiatan pembelajaran
d. Guru menunjukan tata cara bermain “mencari teman”
e. Guru memotivasi anak agar semangat dalam melakukan kegiatan bermain
f. Guru mengawasi jalannya kegiatan bermain “mencari teman”
30
4.1 Pembahasan tiap siklus
a. Pembahasan Siklus 1
Hari ke 1 Senin 07 November 2022. Kegiatan pembukaan adalah bercakap-
cakap tentang buah jeruk, di harapkan dengan bercakap-cakap dapat menambah
wawasan dan pengetahuan anak dalam belajar. Kegiatan inti anak menyebutkan
bagian-bagian dari buah jeruk, jenis-jenisnya, dan juga warna, serta rasa dari buah
jeruk. Kegiatan penutup tanya jawab tentang buah jeruk.
Hari ke 2 Selasa,08 November 2022. Kegiatan pembukaan adalah bercakap-
cakap tentang buah pisang. Kegiatan inti anak menyebutkan bagian-bagian dari
buah pisang, jenis-jenisnya, dan juga warna, serta rasa dari buah pisang. Kegiatan
penutup adalah menceritakan kembali cerita tentang “buah pisang”.
Hari ke 3 Rabu,09 November 2022. Kegiatan pembukaan yaitu anak
bercakap-cakap tentang buah semangka. Kegiatan inti anak menulis kalimat
“semangka” pada hari ke-3 ini masih banyak anak yang perlu bimbingan dalam
kegiatan menulis. Kegiatan penutup yaitu tanya jawab tentang buah semangka
Hari ke 4 Kamis, 10 November 2022. Kegaiatan pembukaan adalah
bercakap-cakap tentang buah anggur. Kegiatan inti yaitu menyebutkan
nama,bentuk, jenis, dan rasa dari buah anggur. Kegiatan Penutup yaitu tanya
jawab tentang buah anggur.
Hari ke 5 Jumat, 11 November 2022. Kegiatan pembukaan adalah bercakap-
cakap tentang buah durian. kegiatan inti menebalkan garis dan berhitung pada
buah. Kegaiatan Penutup tanya jawab tentang buah durian.
b. Pembahasaan Siklus 2
Hari ke 1 Senin, 14 November 2022, kegiatan pembukaan yaitu menyanyi
bersama lagu buah-buahan, anak sangat bersemangat pada kegiatan pembukaan,
kegiatan inti mewarnai gambar buah jeruk, anak sudah mulai mampu
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kegiatan penutup yaitu mengucapkan syair
“jeruk”
Hari ke2 Selasa, 15 November 2022 , kegiatan pembukaan menyanyikan
lagu “buah pisang”. Kegiatan inti,menulis dan menebalkan angka 2 pada simbol
gambar pisang. kegiatan penutup menceritakan kembali cerita buah pisang
31
Hari ke 3 Rabu,16 November 2022, kegiatan pembukaan yaitu menyanyikan
lagu dan bergoyang “buah semangka” Kegiatan inti menulis kalimat “Semangka”,
kegiatan penutup yaitu menjawab pertanyaan seputar cerita
Hari ke 4 Kamis, 17 November 2022, kegiatan pembukaan yaitu
menyanyikan lagu “buah anggur” kegiatan inti menghubungkan garis pada warna
yang sama, kegiatan penutup menjawab pertanyaan seputar cerita.
Hari ke 5 Jumat,18 November 2022 kegiatan pembukaan yaitu menebak
judul cerita atau kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari ini, kegiatan inti
bercerita dengan imajinasi “Buah Durian”, kegaiatan penutup yaitu tanya jawab
tentang buah durian.
32
Rekapituliasi Lembar Penilaian Kemampuan Anak Siklus 1
33
Rekapituliasi Lembar Penilaian Kemampuan Anak Siklus 2
34
Presentasi Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus 1
Perkembangan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
anak
BB 10 56% 6 33% 3 17% 0 0 0 0
MB 8 44% 9 50% 8 44% 5 28% 5 28%
BSH 0 0 3 17% 7 39% 9 50% 9 50%
BSB 0 0 0 0 0 0 4 22% 4 22%
Jumlah anak 18 18 18 18 18
12
10
8
BB
6 MB
BSH
4 BSB
0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
35
Siklus 2
Perkembangan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
anak
BB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
BSH 9 50% 10 56% 13 72% 9 50% 10 56%
BSB 9 50% 8 44% 5 28% 9 50% 8 44%
Jumlah anak 18 18 18 18 18
14
12
10
BB
8
MB
6 BSH
BSB
4
0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
36
Perbandingan Hasil Siklus 1 dan Siklus 2
Hari BB MB BSH BSB
ke Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus
1 2 1 2 1 2 1 2
1 56% 0 44% 0 0 50% 0 50%
2 33% 0 50% 0 13% 56% 0 44%
3 17% 0 44% 0 79% 72% 0 28%
4 0 0 28% 0 50% 50% 22% 50%
5 0 0 28% 0 50% 56% 22% 44%
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari setiap kegiatan pengembangan yang terdiri dari 2 siklus dimana
pada siklus 1 sebagian besar anak tingkat kemandiriannya belum optimal
maka penulis melanjutkan pada siklus 2. Media yang menarik dan bervariasi
menjadi daya tarik tersendiri bagi anak, sehingga akan tumbuh minat dari
dalam diri anak untuk belajar. Pada siklus 2 tingkat kemandirian anak
berkembang dengan baik. Dikarenakan hasil kegiatan pengembangan belum
optimal maka penulis melanjutkan pada siklus 2. Media yang menarik dan
bervariasi menjadi daya tarik tersendiri bagi anak, sehingga akan tumbuh
minat dari dalam diri anak untuk belajar. Pada siklus ke 2 tingkat
kemandirian anak berkembang dengan baik, itu terlihat dari hasil akhir anak
yang semakin menunjukkann kemampuannya dari hari ke hari.
B. Saran
Dari hasil kesimpulan di atas untuk dapat mengoptimalkan kemapuan
motorik halus anak perlu memperhatikan saran-saran berikut ini :
a. Sebagai pendidik anak usia dini harus selalu membuka wawasan seluas-
luasnya tentang perkembangan dunia pendidikan, sehingga memahami
tentang tahapan perkembangan dan karakteristik anak usia dini.
37
b. Sebagai pendidik anak usia dini tidak saja berwawasan luas tantang dunia
pendidikan, tapi harus kreatif dalam menyiapkan media pembelajaran
sehingga akan tumbuh minat belajar para peserta didik, pemanfaatan
barang-barang limbah atau bekas pakai dapat menjadi alternatif bahan
yang dapat di manfaatkan sebagai media belajar sehingga dapat
menghemat pengeluaran serta mengurangi pencemaran lingkungan.
c. Sekolah hendaknya memfasilitasi bagi para staf pengajarnya untuk selalu
meningkatkan kualitas dalam mengajar melalui pelatihan-pelatihan yang
di selenggarakan secara rutin di lingkungan sekolah.
38
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Sri Tatminingsih, M., & Cintasih, S.Pd., M.Pd., i. (2017). Hakikat Anak Usia Dini.
Jakarta: pustaka ut.
Elfiadi. (2016). BERMAIN DAN PERMAINAN BAGI ANAK USIA DINI. E-Jurnal
Lain Lhokseumawe .
Sanjaya, M., & Wina, P. (2020, juni Selasa). Wikipedia. Dipetik Mei 1, 2021, dari
Wikipedia Ensiklopedia Bebas: https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas
39
LAMPIRAN-LAMPIRAN
40
Rancangan Kegiatan Harian (RKH ke 1)
Kelompok :A
Tema/Sub Tema : Buah-buahan/jeruk
Minggu/Semester :XIII/1
III. penutup
Mengucap sajak dengan
ekspresi yang bervariasi Mengucap syair
(seni 33) “jeruk”
Menceritakan pengalaman Ulasan kegiatan hari
/kejadian secara sederhana ini
dengan urut ( bahasa 7)
Berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan (moral Berdoa
1)
Mengucap salam (moral
9) Salam
41
Rancangan perbaikan Kegiatan Harian (RKH)
Kelompok :A
Tema/Sub Tema : Buah-buahan/jeruk
Minggu/Semester :XIII/1
III. penutup
42
LEMBAR REFLEKSI
3. Secara keseluruhan apa saja kelebihan saya dalam pengembangan yang saya
lakukan?
Anak mengetahui jenis-jenis buah jeruk, serta manfaatnya bagi kesehatan
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan saya
lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya?
Untuk kedepannya saya akan berusaha untuk mengembangkan kegiatan
pemberian tugas agar anak tidak mudah bosan
43
FOTO WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
44
FOTO KEGIATAN SIKLUS 1
45
Hasil Kegiatan
46
47
48
49
Rancangan Kegiatan Harian (RKH ke 1)
Kelompok :A
Tema/Sub Tema : Buah-buahan/jeruk
Minggu/Semester :XIV/1
II. Inti
Mewarnai gambar
Mewarnai bentuk gambar Anggur
sederhana (seni 5) menyebutkan jenis- Pola gambar
Menyebutkan dan jenis, dan manfaat buah Anggur
mengamati suatu benda buah Anggur Crayon, pensil
dengan kalimat sederhana Menyebutkan warna
Berinteraksi dan
bagian-bagian
bekerjasama dengan
teman buah Anggur
III. penutup
Mengucap sajak dengan
ekspresi yang bervariasi Mengucap syair
(seni 33) “Anggur”
Menceritakan pengalaman Ulasan kegiatan hari
/kejadian secara sederhana ini
dengan urut ( bahasa 7)
Berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan (moral Berdoa
1)
Mengucap salam (moral
9) Salam
50
Rancangan perbaikan Kegiatan Harian (RKH)
Kelompok :A
Tema/Sub Tema : Buah-buahan/jeruk
Minggu/Semester :XIV/1
II. Inti
Mewarnai gambar
Mewarnai bentuk gambar buah Anggur
sederhana (seni 5) menyebutkan jenis- Pola gambar
Menyebutkan dan jenis, bagian-bagian buah Anggur
mengamati suatu benda dan manfaat buah Crayon, pensil
dengan kalimat sederhana Anggur warna
Berinteraksi dan bermain “mencari
bekerjasama dengan teman”
teman
III. penutup
Mengucap sajak dengan
ekspresi yang bervariasi
(seni 33)
Mengucap syair
“jeruk”
Menceritakan pengalaman
/kejadian secara sederhana Ulasan kegiatan hari
dengan urut ( bahasa 7) ini
Berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan (moral
Berdoa
1)
Mengucap salam (moral
9)
Salam
51
Hasil Kegiatan
52
53
54
55
BIODATA PENELITI
56