Makalah Teknologi Konstruksi Beton
Makalah Teknologi Konstruksi Beton
Makalah Teknologi Konstruksi Beton
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari tugas “Teknologi Bahan Konstruksi
Beton”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Luwuk, 22 April
2019
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan...........................................................................................1
Bab 2 Pembahasan............................................................................................2
Bab 3 Penutup...................................................................................................22
3.1 Kesimpulan.................................................................................................22
3.2 Saran...........................................................................................................22
Daftar Pustaka...................................................................................................23
ii
iii
Bab 1
Pendahuluan
Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat
dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah
beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir),
semen dan air. Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan
air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Dalam
pengertian umum beton berarti campuran bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau
koral kemudian diikat semen bercampur air.
1
Bab 2
Pembahasan
Penggunaan beton secara masif diawali pada permulaan abad 19 dan merupakan
awal era beton bertulang. Pada tahun 1801, F.Coignet menerbitkan tulisannya mengenai
prinsip-prinsip konstruksi dengan meninjau kelembapan bahan beton terhadap taruknya.
Pada tahun 1850, J.L. Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal kecil dari bahan
semen untuk dipamerkan dalam Expo tahun 1855 di Paris. J.Moiner, seorang ahli taman
dari Prancis mematenkan rangka metal sebagai tulangan beton untuk mengatasi
taruknya yang digunakan untuk tanamannya. Pada tahun 1886, Koenen menerbitkan
tulisan mengenai teori dan perancangan struktur beton. C.A.P Turner mengembangkan
pelat slab tanpa balok tahun 1906.
Kelebihan dan Kekurangan Beton lainnya beton dalam keadaan mengeras akan
sangat keras bagaikan batu dengan kekuatan tinggi. tapi dalam keadaan segar beton
seperti bubur sehingga mudah dibentuk sesuai keinginan. beton juga sangat tahan
terhadap serangan api juga sangat tahan terhadap serangan korosi. sehingga secara
umum kelebihan dan kekurangan beton adalah :
2
1. Kelebihan beton :
2. Kekurangan beton
3
2.3 Sifat beton
Kuat Hancur
Beton dapat mencapai kuat hancur sampai 80 N/mm2 (12.000 lb/in2), atau lebih
tergantung pada perbandingan air-semen serta tingkat pemadatannya. Kuat hancur dari
beton dipengaruhi oleh sejumlah faktor, selain oleh perbandingan air-semen dan
tingkat pemadatannya. Faktor-faktor penting lainnya yaitu:
1. Jenis semen dan kualitasnya, mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas
beton.
2. Jenis dan lekak-lekuk bidang permukaan agregat.
Kenyataan menunjukan bahwa penggunaan agregat akan menghasilkan beton,
dengan kuat desak maupun tarik yang lebih besar dari penggunaan krikil halus dari
sungai.
3. Effisiensi dari perawatan (curing).
Kehilangan kekuatan sampai 40% dapat terjadi bila pengeringan diadakan sebelum
waktunya. Perawatan adalah hal yang sangat penting oada pekerjaan lapangan dan
pembuatan benda uji.
4. Suhu , Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan
bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat hancur beton akan tetap rendah untuk
waktu yang lama.
5. Umur. Pada keadaan yang normal kekuatan beton akan bertambah dengan umurnya.
Kecepatan bertambahnya kekuatan tergantung pada jenis semen.
6. Durability (Keawetan)Merupakan kemampuan beton untuk bertahan seperti kondisi
yang direncanakan tanpa terjadi korosi dalam jangka waktu yang direncanakan.
4
Dalam hal ini perlu pembatasan nialii faktor air semen maksimum maupun
pembatasan dosis semen minimum yang digunakan sesuai dengan kondisi
lingkungan.
Kuat Tarik
Kuat tarik beton berkisar seper-delapan belas kuat desak pada waktu umurnya
masih muda, dan berkisar seper-sepuluh sesudahnya.biasanya tidak diperhitungkan
di dalam perencanaan beton. Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan
retak-retak akibat perubahan kadar air dan suhu. Pengujian kuat tarik diadakan untuk
pembuatan beton konstruksi jalan raya dan lapangan terbang.
- Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas beton adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan
regangan beton biasanya ditentukan pada 25-50% dari kuat tekan beton.
- Rangkak (Creep)
Merupakan salah satu sifat beton dimana beton mengalami deformasi terus-
menerus menurut waktu dibawah beban yang dipikul.
- Susut (Shrinkage)
Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengnan pembebanan.
- Kelecakan (Workability)
Workability adalah sifat-sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh
kemudahan dalam pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan, dan
finishing. Atau workability adalah besarnya kerja yang dibutuhkan untuk
menghasilkan kompaksi penuh.
1) Semen
Semen adalah bahan organik yang mengeras pada percampuran dengan air atau
larutan garam. Jenis-jenis semen menurut BPS adalah :
a) semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-biruan,
dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi yang diolah
dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai
perekat untuk memplester. Semen ini berdasarkan prosentase kandungan
penyusunannya terdiri dari 5 (lima) tipe, yaitu tipe I sd. V.
b) semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan
digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler atau
pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni.
c) oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang digunakan
dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat maupun di lepas
pantai.
d) mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan (fly
ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari pembakaran
batubara yang mengandung amorphous silika, aluminium oksida, besi oksida dan
oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai
5
campuran untuk membuat beton, sehingga menjadi lebih keras.
Semen yang biasa digunakan pada teknik sipil adalah semen portland. Semen
portland adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan
cara menghaluskan clinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang
bersifat hidrolis) dengan batu gips sebagai tambahan.Pada umumnya semen portland
yang digunakan adalah jenis semen portland biasa (ordinary cement portland), yaitu
semen portland yang digunakan untuk tujuan umum. jenis semen portland dapat
dibagi menurut beberapa segi yaitu: Segi kebutuhan khusus dan Segi Penggunaan
1) Semen portland yang cepat mengeras (rapid hardening portland cement),semen jenis
ini umumnya memiliki kadar C3S (tricalsium silika) atau C3A yang tinggi . dalam
standar semen ASTM, semen jenis ini termasuk semen Portland type III.
2) semen Portland tahan sulfat sedang dan semen Portland tahan sulfat,semen ini
mempunyai bentuk yang lebih tahan sulfat daripada semen biasa, karena kadar
tricalsium aluminate rendah. Kadar maksimum untuk semen tahan sulfat sedang
adalah 8% dan untuk semen tahan sulfat adalah maksimum 5%. Semen ini tahan
terhadap sulfat, namun berarti tidak tahan terhadap asam sulfat. Yang dimaksud
sulfat disini adalah garam sulfat yang larut, misalnya air laut, rawa, dan sebagainya,
dimana kadar sulfatnya lebih dari 1%. Semen ini termasuk semen portland type II A
dan type V.
3) semen Portland Pozzolanic, semen ini merupakan campuran dari semen biasa (85-60
%) dengan bubuk halus trass atau pozzolan (15-40%), atau benda-benda yang
bersifat pozzolan (seperti abu volkanis, abu bahan bakar, tanah liat bakar, atau fly
ash). Penggunaan adalah pada bangunan yang mendapat gangguan garam sulfat atau
panas rendah. Bila bahan yang dicampurkan terak dapur tinggi, disebut semen
portland terak dapur tinggi.
4) semen Portland panas rendah (Low Heat Cement), Semen jenis ini memiliki kadar
C3S maksimum 35% dan kadar C3A maksimum 7 %. Semen ini memiliki derajat
pengersan yang lambat dan panas yang dihasilkannya lebih rendah dibandingkan
dengan semen lain. Penggunaannya terutama terbatas pada turap penahan tanah
gravitasi, bendungan besar, dan konstruksi beton pejal di mana suhu massa beton
naik. Semen ini dalam standar ASTM termasuk semen portland type IV.
5) masonry Cement ,Semen jenis ini adalah semen portland yang dicampur dengan
bubuk batu atau batuan kapur sampai ± 50 %. Penggunaan semen jenis ini adalah
untuk aduk pasangan.
6) Semen Portland putih, Semen ini adalah semen portland dimana bahan-bahan
dasarnya mengandung senyawa besi yang rendah. Kadar Fe203 pada semen ini
dibatasi maksimum 0,5%, karena senyawa besi tersebut menimbulkan warna tua
pada semen. Semen ini mempunyai sifat yang biasa dengan semen portland biasa.
Proses pembuatan semen ini memerlukan ketelitian tinggi dan bahan dasarnya mahal
oleh karena itu, harga semen putih lenih mahal daripada semen biasa, kira-kira satu
6
sampai empat kali smen portland biasa.
Segi Penggunaan
Ditinjau dari penggunaanya, menurut ASTM (American Society for Testing and
Material) semen portland dapat dibedakan menjadi lima.
1) Jenis I
Semen portland penggunaan umum (normal portland cement), yaitu jenis semen
portland untuk penggunaan dalam konstruksi beton yang tidak memerlukan sifat-
sifat khusus. Misalnya untuk pembuatan trotoar, pasangan bata, dan sebagainya.
Semen ini merupakan semen yang paling banyak digunakan yaitu 80-90% dari
produksi semen portland.
2) Jenis II
Semen pengeras pada panas sedang. Semen ini memiliki panas hidrasi lebih rendah
dan keluarnya panas lebih lambat daripada semen jenis I. Semen jenis ini biasanya
digunakan pada bangunan-bangunan yang berhubungan dengan rawa,
pelabuhan,jembatan besar, bendungan, bangunan-bangunan lepas pantai, saluran-
saluran air buangan dan sebagainya. Jenis ini juga dapat digunakan untuk
bangunan-bangunan drainase di tempat yang memiliki konsentrasi sulfat agak
tinggi.
3) Jenis III
Semen portland dengan kekuatan awal tinggi (high-early –strength-portland-
cement). Semen jenis ini memperoleh kekuatan besar dalam waktu singkat,
sehingga dapat digunakan untuk pembuatan beton pracetak, perbaikan bangunan-
bangunan beton yang perlu segera digunakan atau yang acuannya perlu segera
dilepas serta pembetonan di daerah cuaca dingin(salju).
4) Jenis IV
Semen portland dengan panas hidrasi yang rendah (low heat port land cement) jenis
ini merupakan jenis khusus untuk penggunaan yang memerlukan panas hidarasi
serendah-rendahnya. Untuk mengurangi panas hidrasi yang terjadi (penyebab
retak), maka pada semen jenis ini senyawa C3S dan C3A dikurangi. Selain itu,
semen jenis ini kekuatannya tumbuh lambat. Semen jenis ini biasanya digunakan
pada bangunan-bangunan sebagai berikut:
- Konstruksi DAM
- Basement
- Pembetonan pada daerah bercuaca panas.
5) Jenis V
Semen portland tahan sulfat (sulfate resisting portland cement). Jenis ini
merupakan jenis khusus yang maksudnya hanya untuk penggunaan pada bangunan-
banguan yang kena sulfat, seperti di tanah atau air yang kadar I alkalinya tinggi.
Pengerasan berjalan lebih lambat daripada semen biasa.
7
Proses pembuatan semen dapat dibedakan menurut :
a) Proses basah : semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, dihancurkan dan
diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar minyak, bakar (bunker
crude oil). Proses ini jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi BBM.
b) Proses kering : menggunakan teknik penggilingan dan blending kemudian dibakar
dengan bahan bakar batubara. Proses ini meliputi lima tahap pengelolaan yaitu :
c) proses pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan roller meal.
d) proses pencampuran (homogenizing raw meal) untuk mendapatkan campuran yang
homogen.
e) proses pembakaran raw meal untuk menghasilkan terak (clinker : bahan setengah jadi
yang dibutuhkan untuk pembuatan semen).
f) proses pendinginan terak.
g) proses penggilingan akhir di mana clinker dan gypsum digiling dengan cement mill.
Dari proses pembuatan semen di atas akan terjadi penguapan karena pembakaran
dengan suhu mencapai 900 derajat Celcius sehingga menghasilkan : residu (sisa) yang
tak larut, sulfur trioksida, silika yang larut, besi dan alumunium oksida, oksida besi,
kalsium, magnesium, alkali, fosfor, dan kapur bebas.
Dari proses pembuatan semen di atas akan terjadi penguapan karena pembakaran
dengan suhu mencapai 900 derajat Celcius sehingga menghasilkan : residu (sisa) yang
tak larut, sulfur trioksida, silika yang larut, besi dan alumunium oksida, oksida besi,
kalsium, magnesium, alkali, fosfor, dan kapur bebas.
8
2.) Agregat
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang
telah mengalami pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses pelapukan dan
aberasi yang berlangsung lama. Atau agregat dapat juga diperoleh dengan memecah
batuan induk yang lebih besar.
Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-
alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5 mm.
Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu, memiliki ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang
diizinkan tergantung pada maksud pemakaian.
1.) Kerikil dan pasir alam agregat jenis ini merupakan hasil penghancuran oleh a;lam dari
batuan induknya. Seringkali agregat ini terdapat jauh dari asalnya karena terbawa arus
air atau angin, dan mengendap di suatu tempat. Pada umumnya pasir dan kerikil yang
terbawa arus air berbentuk bulat, sehingga dianggap baik untuk agregat aduk atau
beton. Umumnya pula jenis agregat ini bentuknya berubah-ubah dan tidak homogen
sehingga dalam penggunaannya untuk beton diperlukan perhatian khusus. Karena
perubahan susunan butir agregat sangat berpengaruh terhadap sifat beton yang dibuat
agregat tersebut.
2.) Agregat batu pecah,Jenis batu yang baik untuka agregat ini adalah batuan beku yang
kompak. Di dalam pemakaiannya, batu pecah membutuhkan air lebih banyak karena
luas bidang permukaannya relatif lebih luas. Dengan demikian untuk mendapatkan
kelecakan aduk tertentu dan faktor air semen sama, beton dengan agregat batu pecah
9
akan menggunakan semen sedikit lebih banyak daripada beton dengan menggunakan
pasir atau kerikil alam. kekuatan beton dengan batu pecah biasanya juga lebih tinggi ,
karena daya lekat perekat pada permukaan batu pecah lebih baik daripada butiran yang
halus. Macam-macam batu yang cocok digunakan untuk agregat beton yaitu:
- Batu kapur adalah hasil sedimentasi yang komposisi utamanya adalah kalsium
karbonat. Semakin keras dan padat jenis batu kapur ini semakin cocok untuk pembuatan
beton.
- Batu api. Meliputi granit, basalt, dolerit, gabbros dan porphyries. Granit adalah keras
ulet dan padat sehingga merupakan agregat yang baik untuk beton. Basalt merupakan
batu api yang menyerupai granit, tetapi struktur butirnya lebih halus karena pendinginan
yang cepat pada proses pembentukannya. Dolerit mempunyai struktur butir kristal yang
halus dan mengandung felspar banyak. Beberapa dolerit bilamana digunakan untuk
beton dapat menyebabkan retak-retak dan menggangggu penggunaannya. Diketahi
bahwa batu ini mengembang dan menyusut sesuai dengan kelembaban.
- Sandstone. Sandstone bervariasi mulai dari yang paling keras dengan komposisi butiran
yang berdekatan , sampai yang lebih lunak dengan butiran yang lebih lepas, seperti batu
tulis yang berpasir, dimana adanya tanah liat menyebabkannya menjadi lunak, gampang
pecah dan daya serapnya tinggi.
-Batu tulis biasanya agregat yang tidak baik , lunak, lemah, dan berlapis dan daya
serapnya tinggi. Selain itu bentuknya yang pipih menyebabkan partikel-partikel ini sulit
dipadatkan di dalam beton.
-Batuan metamorforsa, bervariasi dalam karakternya. Marmer dan quartzites biasanya
pejal, padat, serta cukup ulet dan kuat.
3.) Agregat batu apung ,merupakan agregat alamiah yang ringan dan umum digunakan.
Penggunaan batu apung harus bebas dari debu volkanik halus dan bahan-bahan yang
bukan volkanik, misalnya lempung. Batu ini memiliki sifat isolasi panas yang baik.
B. Agregat buatan
Agregat buatan adalah suatu agregat yang dibuat dengan tujuan penggunaan khusus,
atau karena kekurangan agregat batuan-batuan alam. Berikut adalah contoh agregat
buatan:
10
2) agregat yang berasal dari bahan-bahan yang mengembang
tanah liat dan batu tulis yang terjadi secara alamiah dapat dipergunakan untuk
membuat bahan berpori yang ringan, dengan permukaan yang berbentuk sel-sel
dengan pemanasan sampai suhu sekitar 1000 0C – 2000 0C.
3) cooke breeze
cooke breeze adalah hasil tambahan dari sisa bakaran bahan bakar batu arang yang
kurang sempurna pembakarannya, biasanya terdapat pada dapur-dapur rumah tangga
di negara-negara Eropa dan Amerika. Cooke breeze mengandung banyak sekali
arang, kadang mencapai 75 %. Kandungan arang yang banyak tadi akan
menghambat pengerasan semen sehingga dalam pemakaiannya perlu mendapat
perhatian.
4) Hydite
Agregat jenis ini dibuat dari tanah liat (shale) yang dibakar dalam dapur berputar.
Tanah liat kering atau yang bergumpal – gumpal atau pecahan shale dibakar
mendadak dalam dapur berputar pada suhu tinggi. Dengan demikian bahan akan
membengkak. Hasilnya merupakan bongkahan-bongkahan tanah yang mengembang
serta hampir leleh, kemudian dihancurkan dan diayak hingga mencapai susunan butir
yang diperlukan.
5) Lelite
Lelite dibuat dari batu metamorpora atau shale yang mengandung senyawa-senyawa
karbon. Bahan dasarnya dipecah kecil-kecil, kemudian dilakukan pembakaran dalam
dapur vertikal pada suhu yang tinggi (± 1550oC). Pada suhu ini butiran-butiran akan
mengembang dan terkumpul di bawah (dasar) dapur berupa lempeng-lempeng yang
berlubang seperti rumah lebah. Dari lempeng-lempeng ini dibuat bahan tambah
dengan memecah dan mengayaknya untuk mendapatkan butiran-butiran dengan
ukuran tertentu. Lempeng itu sendiri dapat dipergunakan untuk unsur bangunan guna
menghambat suara dan panas.
1) Agregat dengan permukaan seperti gelas, mengkilat. Contoh: flint hitam, obsidian.
2) Agregat dengan permukaan kasar. Umumnya berupa pecahan batuan, permukaan
tampak kasar tampak jelas bentuk kristalnya. Contoh jenis ini: basalt, felsite, batu
kapur, dan sebagainya.
3) Agregat denga permuakaan licin. Biasa ditemukan pada batuan yang butiran-
butirannya sangat halus. Contoh: kerikil sungai, chart, batu lapis, dan sebagainya.
4) Agregat dengan permukaan berbutir. Pecahan dari batuan ini menunjukan adanya
butir-butir bulat yang merata. Misalnya batuan pasir, colite.
5) Agregat berpori dan berongga.
4.) ADMIXTURE
Bahan campuran tambahan (admixtures) adalah bahan yang bukan air, agregat
maupun semen yang ditambahkan ke dalam campuran sesaat atau selama
pencampuran. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau pasta
semen agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu, atau ekonomis untuk tujuan lain
seperti menghemat energi (Nawy,1996). Suatu bahan tambah pada umumnya
dimasukkan ke dalam campuran beton dengan jumlah sedikit, sehingga tingkat
kontrolnya harus lebih besar daripada pekerjaan beton biasa. Oleh sebab itu, kontrol
terhadap bahan tambah perlu dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa
pemberian bahan tambah pada beton tidak menimbulkan efek samping seperti kenaikan
penyusutan kering, pengurangan elastisitas (L.J. Murdock dan K.M. Brook, 1991) .
Puzolan Pozolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari
unsur-unsur silikat atau aluminat yang reaktif (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia , PUBI 1982). Pozolan sendiri tidak mempunyai sifat semen, tetapi dalam
keadaan halus (lolos ayakan 0,21 mm) bereaksi dengan air dan kapur padam pada suhu
normal (24 – 270 C) menjadi suatu massa padat yang tidak larut dalam air. Unsur silikat
dan aluminat yang reaktif akan bereaksi dengan kapur bebas yang merupakan hasil
sampingan proses hidrasi antara semen dan air menjadi
kalsium silikat hidrat (“tobermorite”). Secara sederhana proses kimianya dapat
dituis sebagai berikut:
CH + S + H → C – S – H
Dan
CH + A + H → C – A – H
13
Keterangan:
CH = kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
S = silikon dioksida (SiO2)
A = aluminium oksida (Al2O3)
C-S-H = kalsium silikat hidrat (C3S2H3)
Pozolan dapat dipakai sebagai bahan tambahan atau sebagai pengganti sebagian
semen portland. Bila dipakai sebagai pengganti sebagian semen portland, umumnya
berkisar antara 10 sampai 35 persen berat semen. Bahan tambahan ini dapat membuat
beton lebih tahan terhadap garam, sulfat, dan air asam. Laju kenaikan kekuatannya
lebih lambat daripada beton normal. Pada umur 28 hari kuat tekannya lebih rendah
daripada beton normal, namun sesudah 3 bulan (90 hari) kuat tekannya dapat sedikit
lebih tinggi.
1. Beton Non-Pasir
2. Beton Ringan
Beton ringan dibuat dengan memakai agregat yang berbobot ringan. Seringkali
ditambahkan zat aditif yang dapat menyebabkan terbentuknya gelembung-gelembung
udara di dalam adonan beton. Banyaknya gelembung udara yang terjadi menyebabkan
volume adonan juga semakin besar sementara bobotnya lebih ringan dibandingkan
beton lain dengan volume yang sama. Beton ringan biasanya digunakan untuk dinding
non-struktural.
3. Beton Hampa
4. Beton Serat
5. Beton Mortar
Beton mortar terdiri atas mortar, pasir, dan air. Ada tiga macam mortar yang sering
digunakan antara lain semen, kapur, dan lumpur.
6. Beton Massa
Beton massa adalah penuangan beton yang sangat besar di atas kebutuhan rata-rata.
Umumnya, beton massa memiliki dimensi yang berukuran lebih dari 60 cm.
Perbandingan antara volume dan luas permukaannya pun sangat tinggi. Beton ini
digunakan dalam pembuatan pilar-pilar bangunan, pondasi berukuran besar, dan juga
bendungan.
7. Beton Bertulang
Beton bertulang adalah adukan beton yang diberi tulangan dari baja. Penambahan
tulangan baja ini akan meningkatkan kekuatan terhadap gaya tarik dan juga ductility
struktur bangunan. Beton bertulang cocok digunakan dalam struktur dengan bentangan
yang lebar, seperti jalan raya, jembatan, pelat lantai dan sebagainya.
8. Beton Prategang
Beton prategang adalah beton bertulang yang tulangan bajanya diberi tegangan
lebih dulu sebelum dicor, sehingga kuat untuk menyangga struktur dengan bentangan
lebar.
9. Beton Pracetak
Beton pracetak adalah beton yang dicetak terpisah di luar area pekerjaan. Hal ini
biasanya dilakukan karena terbatasnya lahan area pekerjaan dan juga karena alasan
kepraktisan. Pengerjaan bangunan dapat dipersingkat sehingga lebih efektif dan efisien.
Beton jenis ini menggunakan bahan tambahan agregat yang berukuran besar (sekitar
15 sampai 20 cm) dalam adonan beton. Hal ini untuk meningkatkan daya tahan beton
untuk digunakan dalam pengerjaan bangunan yang bersinggungan dengan air, seperti
jembatan dan bendungan.
15
2.6 Aplikasi Beton pada Kontruksi Bangunan Gedung
Dalam konstruksi bangunan gedung penggunaan beton umumnya dilengkapi
dengan besi tulangan, sehingga beton yang memiliki kuat tekan yang baik dilengkapi
dengan besi tulangan yang memiliki kuat tarik yang baik. Beton bertulang hampir dapat
di jumpai pada semua elemen struktur bangunan, dari pondasi, tie beam/sloof, kolom,
balok, dan pelat lantai. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
A. Pondasi
Pengertian pondasi yang dimaksud disini adalah suatu jenis konstruksi yang menjadi
dasar dan pondasi ini berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya dan ini
bertujuan untuk diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun
terdapat juga pengertian pondasi yang lain yang mengatakan bahwa pondasi adalah
konstruksi yang telah diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat menjamin
keseimbangan dan kestabilan bangunan terhadap berat yang akan dibebankan pada
pondasi tersebut. Setelah mengetahui pengertian dari pondasi tersebut, selanjutnya akan
kita lihat jenis-jenis pondasi di antaranya:
- Pondasi Tapak atau Ceker Ayam (untuk Bangunan bertingkat 2-3 Lantai)
Pondasi tapak merupakan pondasi yang banyak digunakan oleh masyarakat
Indonesia ketika mendirikan sebuah bangunan. Terutama bangunan bertingkat
serta bangunan yang berdiri di atas tanah lembek. Pondasi tapak di temukan oleh
Alm Prof Ir Sediyatmo tsb, dan dikembangkan oleh Prof Ir Bambang Suhendro,
Dr harry Christady dan Ir Maryadi Darmokumoro, yang dikenal dengan Sistim
Cakar Ayam Modifikasi (CAM). Modifikasi yang dilakukan adalah : penggantian
pipa beton menjadi pipa baja tipis tebal 1.4 mm, perhitungan dalam 3 Dimensi dan
penambahan "koperan" pada tepi slab. Sistim CAM tsb telah di uji skala penuh
oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan di ruas jalan Pantura Indramyu-Pemanukan
(2007) dan digunakan di Jalan Tol seksi 4 Makasar (2008).
- Pondasi Sumuran (untuk Bangunan Bertingkat
Pondasi sumuran memiliki fungsi sama dengan pondasi footplat. Pondasi
sumuran merupakan pondasi yang berupa campuran agregat kasar yang dimasukan
kedalam lubang yang berbentuk seperti sumur dengan besi-besi di dalamnya.
Pondasi ini biasanya digunakan pada tanah yang labil dan memiliki sigma 1,50
kg/cm2. Pondasi sumuran juga dapat digunakan untuk bangunan beralantai banyak
seperti medium rise yang terdiri dari 3-4 lantai dengan syarat keadaan tanah relatif
keras.
- Pondasi Bored Pile atau Strauss pile (untuk Bangunan Bertingkat)
Pondasi Bored pile digunakan untuk banguna berlantai banyak seperti rumah
susun yang memiliki lantai 4-8 lantai. Pondasi ini berbentuk seperti paku yang
kemudian di tancapkan kedalam tanah dengan menggunakan alat berat seperti
kren.
- Pondasi Tiang Pancang atau Paku Bumi (untuk bangunan bertingkat)
Pondasi tiang pancang ini merupakan pondasi yang banyak digunakan untuk
pembangunan gedung berlantai banyak seperti Apartment, Kondominium, Rent
Office dan sebagainya. Pondasi ini hampir sama dengan pondasi bored pile.
Namun pondasi tiang pancang memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan
dengan pondasi bored pil
Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang sengaja didisain khusus
Luas Penampang dan Jumlah Pembesiannya, disesuaikan dengan kebutuhan Beban
yang akan dipikul oleh Sloof tersebut nantinya. Untuk menetukan Luas Penampang
(ukuran Sloof ini), dibutuhkan Perhitungan Teknis yang Tepat agar Sloof tersebut
nanti “benar - benar Mampu” untuk memikul Beban Dinding Bata diatasnya nanti.
Untuk itu ada baiknya kita menggunakan jasa Konsultan untuk menghitung dan
mendisain dimensi Sloof ini Sloof ini berfungsi untuk memikul Beban dinding,
sehingga dinding tersebut “BERDIRI” pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi
penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi Retak
atau Pecah.
Jadi bisa dikatakan Sloof juga merupakan salah satu Pondasi bagi rumah.
Spesifiknya adalah mendukung beban dinding rumah tersebut. Bila dikategorikan
Sloof adalah termasuk Pondasi Menerus.
C. Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi
kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga
runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian
tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Jenis-Jenis Kolom
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga, yaitu :
1. Kolom ikat (tie column).
2. Kolom spiral (spiral column).
3. Kolom komposit (composite column).
18
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo, 1994), ada tiga
jenis kolom beton bertulang yaitu :
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah
bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan
dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban
hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.
Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang
diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke
permukaan tanah di bawahnya. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton.
Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi
adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan
tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom
atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik pada bangunan .
D. Balok
Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang
untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang.
Selain itu ring balok juga berfungsi sebag pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi
pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan
posisinya semula.
Ring balok dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga hubungan
ring balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah bentuk.Pola gaya yang
tidak seragam dapat mengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang harus ditahan
oleh kekuatan internal material.
E. Pelat lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan
lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai
didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai
ketinggian yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak
kaki. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh : beban yang harus didukung, besar
lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung,
bahan konstruksi dari plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni,
perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam
waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak
diperhitungkan.
20
2.7 Jenis-Jenis Tulangan Pada Aplikasi Beton Pada Konstruksi Bangunan Gedung
Jenis-jenis tulangan dalam pekerjaan pembuatan tulangan beton yang biasa kami
jumpai di lapangan adalah sebagai berikut :
1.Tulangan Pokok. Tulangan Pokok disebut juga tulangan utama atau tulangan
memanjang. Yaitu tulangan yang memanjang searah dengan panjang balok atau
kolom.
2.Tulangan Tumpuan. Yaitu tulangan pokok atau tulangan utama yang posisinya
berada di sekitar area tumpuan. Biasanya yang menggunakan istilah ini hanya
untuk balok (dan juga pelat). Kolom tidak mengenal tulangan tumpuan. Kalau
kolom biasanya istilahnya tulangan ujung atas atau bawah.
3.Tulangan lapangan. Yaitu tulangan pokok atau tulangan utama yang posisinya
berada di tengah bentang.
4.Tulangan Geser. Tulangan geser disebut juga begel, sengkang, ties, stirrups, dan
lain-lain. Yaitu tulangan melingkar yang mengikat tulangan utama pada balok
maupun kolom. Fungsinya untuk memegang tulangan utama, dan sebagai tulangan
geser (menahan gaya dalam geser)
5.Tulangan Ekstra. Yaitu tulangan tambahan yang ditambahkan pada tulangan
tumpuan atau tulangan lapangan. Biasanya tulangan ekstra ini tidak dipasang di
sepanjang balok, tapi hanya di sekitar area yang membutuhkan saja.
21
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air,
dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Bahan
penyusun beton tersebut pun memiliki banyak banyak klasifikasi yang berdasarkan
kegunaan, bentuk, dan ukuran yang mana telah diuraikan pada bagian pembahasan.
Beton sebagai bahan bangunan juga telah lama dikenal di Indonesia. Disamping
mempunyai kelebihan dalam mendukung tegangan tekan, beton mudah dibentuk
sesuai dengan kebutuhan, dapat digunakan pada berbagai struktur teknik sipil serta
mudah di rawat. Dalam pembuatan beton pun dapat dimanfaatkan bahan-bahan lokal
oleh sebab itu beton sangat populer dipakai.
3.2 Saran
22
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Beton
https://www.klopmart.com/article-69-kenali-jenis-beton--kegunaannya.html
http://ilmu-konstruksi.blogspot.com/2012/11/pengertian-beton-jenis-beton-
kelebihan.html
https://tosimasipil.blogspot.com/2013/07/teknologi-bahan-konstruksi.html
https://www.academia.edu/35346766/MAKALAH_STRUKTUR_BETON_I_
23