Sosialisasi Triase-Bhd

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP DARMARAJA
Jl. Rd Umar Wirahadikusumah Km 27 No. 203 A Telp. (0262) 429920 Sumedang 45372
E-mail : [email protected]

NOTULEN KEGIATAN

RAPAT : Pelatihan bantuan hidup dasar


HARI/TANGGAL : Kamis, 10 Agustus 2017
TEMPAT : Ruang Pertemuan Puskesmas
WAKTU RAPAT : 10.00 – 14.15 WIB

PIMPINAN RAPAT
1. Ketua : dr Hj Herni Wiwik H
2. Sekretaris : Deri Gartika, AmKeb

KEGIATAN RAPAT

1. Pembukaan
Acara pertemuan pelatihan triase dan bantuan hidup dasar dibuka dengan doa bersama,
dilanjutkan dengan sambutan dan pengarahan dari ketua rapat mengenai tujuan
diadakannya pertemuan.

2. Pembahasan
Pertemuan mensosialisasikan tentang triase dan bantuan hidup dasar. Pemberi materi
adalah dr Eka Damayanti.
Materi yang dibahas :
a. Triase
b. Bantuan Hidup Dasar/Resusitasi Jantung Paru
Kegiatan dilanjutkan dengan praktek bantuan hidup dasar.

3. Penutup
Pertemuan pelatihan triase dan bantuan hidup dasar menghasilkan kesepakatan sebagai
berikut :
 Penatalaksanaan triase di UGD
Pertemuan ditutup dengan doa bersama

Ketua Rapat Darmaraja 10 Agustus 2017


Notulen

Dr Hj Herni Wiwik H Deri Gartika, AmKeb


NIP 19710301 200212 2 002 NRPTT 1040484060
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP DARMARAJA
Jl. Rd Umar Wirahadikusumah Km 27 No. 203 A Telp. (0262) 429920 Sumedang 45372
E-mail : [email protected]

Nomor : 800/ /VIII/PKM/2017 Darmaraja, 8 Agustus2017


Lampiran :-
Hal : Undangan Lokakarya Bulanan

Kepada Yth.
Seluruh Karyawan dan Karyawati
Puskesmas Darmaraja
Di
TEMPAT

Dengan hormat,
Sehubungan akan dilaksanakannya lokakarya bulanan, maka dengan ini kami
mengharapkan agar seluruh karyawan dan karyawati Puskesmas Darmaraja untuk hadir
dalam acara Lokbul ini.
Adapun waktu pelaksanaan Lokbul adalah :

Hari/Tanggal : Kamis, 10 Agustus 2017


Tempat : Ruang pertemuan puskesmas
Waktu : Pukukl 10.00 WIB s/d Selesai

Demikian undangan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.

Agenda : Pelatihan triase dan bantuan hidup dasar

Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap


Darmaraja

dr Hj Herni Wiwik H
NIP 19710301 200212 2 002
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP DARMARAJA
Jl. Rd Umar Wirahadikusumah Km 27 No. 203 A Telp. (0262) 429920 Sumedang 45372
E-mail : [email protected]

SUSUNAN ACARA
PELATIHAN TRIASE DAN BANTUAN HIDUP DASAR
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP DARMARAJA

10.00 – 10.05 WIB : Pembukaan

10.05 – 10.15 WIB : Sambutan Kepala Puskesmas


dr Hj Herni Wiwik H

10.15 – 10.45 WIB : Pemaparan materi triase


10.45 – 12.00 WIB : Pemaparan materi bantuan hidup dasar

12.00 – 13.50 WIB : Praktek Bantuan Hidup Dasar

13.50 – 14.00 WIB : Penutup


MATERI PELATIHAN TRIASE DAN BANTUAN HIDUP DASAR

A. TRIASE

Triase adalah tindakan melakukan seleksi/memilah-milah korban sesuai dengan


tingkat kegawatdaruratannya untuk memberikan prioritas pelayanan/tindakan.
Pemilahan korban dibagi ke dalam empat tingkat kegawatdaruratan.
1. Merah/gawat darurat
 P1 = prioritas pelayanan ke 1
 Pasien dengan ancaman kematian karena adanya gangguan airway, breathing,
circulation dan hemodinamik
2. Kuning/ darurat tidak gawat
 P2 = prioritas pelayanan ke 2
 Pasien tidak ada ancaman kematian segera tapi ada ancaman kecacatan karena
adanya gangguan hemodinamik
3. Hijau/ tidak gawat, tidak darurat
 P3 = prioritas pelayanan ke 3
4. Hitam/ meninggal
 P4 = prioritas pelayanan ke 4
Definisi mati :
a. Mati klinis
 Otak kekurangan oksigen dalam waktu 6-8 menit
 Terjadi gangguan fungsi sel
 Sifat reversible
b. Mati biologis
 Otak kekurangan oksigen lebih dari 8-10 menit
 Terjadi kerusakan sel otak
 Sifat irreversible
Mati klinis dengan mati biologis dibedakan dengan refleks cahaya. Pada mati klinis,
refleks cahaya positif, sedangkan pada mati biologis refleks cahaya negatif karena
sudah terjadi kerusakan otak permanen.

B. BANTUAN HIDUP DASAR


Pelayanan gawat darurat, khususnya bantuan hidup dasar merupakan pelayanan yang
dapat memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada seseorang agar dapat meminimalkan
angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan di tempat kejadian, selama
perjalanan ke fasilitas pelayanan kesehatan maupun di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pelatihan bantuan hidup dasar merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan
petugas dalam pelayanan gawat darurat.
Rantai kelangsungan hidup bantuan hidup dasar terdiri atas :
1. Pengenalan kejadian henti jantung dan aktivasi sistem gawat darurat segera
2. Resusitasi jantung paru segera
3. Defibrilasi segera
4. Perawatan kardiovaskular lanjutan yang efektif
5. Penanganan pasca henti jantung yang terintegrasi

1. Pengenalan kejadian henti jantung dan aktivasi sistem gawat darurat segera
a. Identifikasi kondisi pasen, kontak ke sistem gawat darurat
- Menilai respon penderita
- Meminta pertolongan/mengaktifkan sistem gawat darurat
b. Informasikan kondisi penderita sebelum RJP (dewasa) atau 1 menit setelah RJP (bayi
dan anak)
c. Penilaian cepat tanda2 potensial henti jantung
d. Identifikasi tanda henti jantung atau henti napas : memeriksa napas dan nadi

2. Resusitasi jantung paru segera


a. RJP tidak dilakukan bila :
- Permintaan dari keluarga inti (ditandatangani keluarga)
- Penyakit stadium akhir yg telah mendapatkan pengobatan optimal
- Neonatus/bayi dgn kelainan yg punya angka mortalitas tinggi (sangat prematur,
anensefali, kelainan kromosom)
- Tanda2 klinis kematian irreversible (kaku mayat, lebam mayat, dekapitasi,
pembusukan)
- Membahayakan penolong
- Trauma yg tidak bisa diselamatkan (hangus terbakar, dekapitasi,
hemikorporektomi)

b. Kapan menghentikan RJP


- Penolong sudah melakukan BHD/BHL secara optimal, penderita tidak respon
setelah BHD minimal 20 menit
- Penderita terpapar bahan beracun/mengalami over dosis obat yg akan
menghambat susunan SSP
- Kejadian henti jantung tidak disaksikan oleh penolong
- Asistol menetap selama 10 menit atau lebih

c. Kompresi dada
- Berikan kompresi dada dgn kedalaman 5-6 cm pada dewasa/ sepertiga diameter
dinding anteroposterior pada bayi dan anak (bayi 4 cm, anak 5 cm)
- Kompresi 100-120x/menit tanpa interupsi
- Berikan kesempatan dada mengembang kembali dgn sempurna (complete chest
recoil)
- Seminimal mungkin melakukan interupsi pada kompresi

d. Airway
Head tilt chin lift /angkat kepala-angkat dagu
- Posisi telapak tangan pada dahi sambil mendorong dahi ke belakang
- Pada waktu bersamaan, ujung jari tangan yg lain mengangkat dagu

Jaw thrust/menarik rahang tanpa melakukan ekstensi kepala


- Posisikan setiap tangan pada sisi kanan dan kiri kepala korban dgn siku bersandar
pada permukaan tempat korban telentang
- Pegang sudut rahang bawah
- Angkat dengan kedua tangan
e. Breathing/Pemberian napas bantuan
- Utk mempertahankan oksigenasi yg adekuat
- Tidak perlu melakukan observasi look,listen and feel
- Beri napas bantuan dalam waktu 1 detik
- Sesuai volume tidal yg cukup utk mengangkat dinding dada
- Pernapasan buatan :

1. mulut ke mulut
2. mulut ke hidung
3. mulut ke sungkup
4. dgn kantung napas buatan (bag mask device)
- Berikan 2 kali napas (1 detik setiap kali tiupan) dan biarkan ekshalasi sempurna
diantara napas/tiupan
- Jika penolong pertama memberi napas buatan, penolong kedua yg baru datang
mengambil posisi kompresi dada yg benar. Kompresi dada setelah selesai 2
napas buatan
- Penolong kompresi dada melakukannya dgn hitungan 30 x suara yg keras
- Jika ingin berganti tempat, penolong kompresi memberi aba2. pindah tempat
dilakukan akhir kompresi dada ke30, segera pindah ke posisi napas buatan dan
memberi 2 napas buatan

3. Defibrilasi segera
- Menggunakan defibrilator manual atau automated external defibrillator (AED)
- Tidak diindikasikan pada penderita dgn asistol atau pulseless electrical activity (PEA)
- Defibrilasi segera tidak dapat dilakukan di puskesmas karena tidak ada fasilitas
defibrilator

4.Penanganan setelah terdapat tanda sirkulasi


- Letakkan korban pada posisi mantap
- Terus awasi pernapasan, kesadaran, nadi
- Periksa ulang pernapasan dan tanda sirkulasi (tanda vital)
- Rujuk/ bawa ke RS terdekat yg punya fasilitas lengkap, AED masih terpasang selama
perjalanan
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELATIHAN
TRIASE DAN BANTUAN HIDUP DASAR
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP DARMARAJA

A. PENDAHULUAN
Pelayanan gawat darurat, khususnya bantuan hidup dasar merupakan pelayanan yang
dapat memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada seseorang agar dapat
meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu.

B. LATAR BELAKANG
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan di tempat kejadian,
selama perjalanan ke fasilitas pelayanan kesehatan maupun di fasilitas pelayanan
kesehatan. Peningkatan keterampilan petugas dalam penanganan kegawatdaruratan
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan gawat darurat. Untuk itu
UPT Puskesmas Rawat Inap Darmaraja merasa perlu untuk melaksanakan kegiatan
pelatihan bantuan hidup dasar dalam rangka meningkatkan keterampilan karyawan
UPT Puskesmas Rawat Inap Darmaraja.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

Tujuan Umum
a. Menciptakan rasa aman dan kenyamanan bagi pasien
b. Meningkatkan pelayanan kegawatdaruratan bagi masyarakat

Tujuan Khusus
Menciptakan karyawan puskesmas yang tanggap serta mampu melakukan pertolongan
gawat darurat, khususnya bantuan hidup dasar
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penang Volume Jadwal Rincian pelak
Sasara gung Kegiata
n jawab n
Pelatihan Agar dapat Pimpinan 100 % Kepala 1kali x Agustu Persiapan :
triase melakukan dan staf puskes kegiatan s2017  Undan
dan penanganan puskesmas mas 
bantuan secara tepat pada Darmaraja mater
hidup kasus gawat pelati
dasar darurat  Memp
n sar
prasar
pelati
(bone
panto
ambu

Pelaksanaan :
 Penya
mater
 prakt
 Notul
si,dok
.
Laporan
kegiatan
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan sosialisasi edukasi dilaksanakan dengan metode ceramah tanya jawab dan
simulasi/praktek.

F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan
undangan,
materi
pelatihan,
sarana dan
prasarana
2 Pelaksanaan
pelatihan :
penyampaian
materi
pelatihan,
praktek,
notulen,
absensi,
dokumentasi
3 Laporan
hasil
kegiatan

G. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaporkan kepada kepala puskesmas.

H. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan dilakukan bila ada kasus yang
membutuhkan pertolongan bantuan hidup dasar.

Anda mungkin juga menyukai