KAK Perencanaan Teknik Longsoran KM 38 Semoi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 35

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERENCANAAN LONGSORAN KM. 38 BPN - SEMOI SEPAKU


TAHUN ANGGARAN 2023

A. LATAR BELAKANG

Infrastruktur jalan sebagai salah satu pilar utama untuk kesejahteraan umum dan sebagai
prasarana dasar dalam pelayanan umum dan pemanfaatan sumber daya ekonomi sebagai
bagian dari sistem transportasi nasional melalui pendekatan pengembangan wilayah agar
tercapai konektivitas antarpusat kegiatan, keseimbangan dan pemerataan pembangunan
antardaerah, peningkatan perekonomian pusat dan daerah dalam kesatuan ekonomi
nasional sesuai dengan amanat pasal 33 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, serta membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk
memantapkan pertahanan dan keamanan dan membentuk struktur ruang dalam rangka
mewujudkan sasaran pembangunan nasional berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Pembangunan infrastruktur jalan di sekitar kawasan Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam
Paser Utara, Kalimantan Timur sudah mulai dilakukan untuk mendukung konektivitas
jaringan jalan wilayah pusat IKN, oleh karena itu ruas jalan KM. 38 Bpn – Semoi Sepaku di
Provinsi Kalimantan Timur sebagai ruas jalan penghubung dari dan menuju kawasan IKN
perlu dilakukan penanganan dengan melakukan penerapan teknologi sesuai
perkembangan zaman di bidang konstruksi dan tetap menjaga lingkungan untuk dapat
meningkatkan pelayanan arus lalu lintas kegiatan pergerakan manusia, barang dan jasa,
serta mewujudkan tingkat kemantapan jalan yang ingin dicapai.
Oleh karena pentingnya penanganan jalan dan longsoran pada ruas jalan KM. 38 Bpn –
Semoi Sepaku di Provinsi Kalimantan Timur tersebut, maka perencanaan yang matang,
detail, dan akurat sesuai kebutuhan lapangan berdasarkan data yang valid dan dapat
dipertanggungjawabkan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang
efektif dan efisien.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Direktorat Jenderal Bina Marga cq
Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kalimantan Timur
dalam rangka melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis penanganan jalan dan
longsoran untuk meningkatkan konektivitas jaringan jalan pada ruas jalan KM. 38 Bpn –
Semoi Sepaku di Provinsi Kalimantan Timur.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan perencanaan teknis penanganan jalan dan
longsoran yang memenuhi standar dan berwawasan lingkungan, serta dokumen
pelelangan yang menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu
pekerjaan perencanaan dan penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya
khusus sehingga tingkat pelayanan jalan yang diinginkan selama ini dapat tercapai.
Diharapkan dokumen perencanaan yang dihasilkan lebih akurat, lengkap dan dapat
dipertanggungjawabkan.

C. SASARAN
Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah :
1. Tersedianya perencanaan teknis penanganan jalan sepanjang 4 (empat) Km pada ruas
jalan Km. 38 Bpn – Semoi Sepaku di Provinsi Kalimantan Timur.
2. Tersedianya perencanaan teknis penanganan longsoran sebanyak 19 (sembilan belas)
lokasi pada ruas jalan Km. 38 Bpn – Semoi Sepaku di Provinsi Kalimantan Timur.
3. Tersedianya dokumen perencanaan teknis penanganan jalan dan longsoran yang
akurat, lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan.

D. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pengguna jasa adalah Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi
Kalimantan Timur.

E. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini tersedia anggaran dengan nilai sebesar
Rp. 3.051.347.000,- (Tiga Milyar Lima Puluh Satu Juta Tiga Ratus Empat Puluh Tujuh Ribu
Rupiah) pada Tahun Anggaran 2023.

F. RUANG LINGKUP, LOKASI KEGIATAN DAN JASA PENUNJANG

F.1. RUANG LINGKUP


Lingkup jasa konsultansi berupa konsultansi teknis. Tanggung jawab konsultan
perencanaan teknis adalah sebagai berikut :
1. Membuat rencana/jadwal survey dan perencanaan teknis penanganan jalan dan
longsoran;
2. Melaksanakan survey dan perencanaan teknis penanganan jalan dan longsoran
sesuai standar perencanaan;
3. Menyediakan perencanaan teknis detail, gambar detail, dan perhitungan volume
dan estimasi biaya pekerjaan;
4. Bertanggung jawab terhadap produk perencanaan sampai dilaksanakannya
pekerjaan konstruksi.
Konsultan juga harus berkoordinasi dengan Core Team dan mempertimbangkan
rekomendasinya serta membantu penyediaan informasi sesuai kebutuhan, dengan
sepengetahuan pengguna jasa.

F.2. LOKASI
Lokasi pekerjaan ini berada di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser
Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

Gambar 1. Peta Lokasi Pekerjaan

F.3. DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


1. Penyediaan oleh pengguna jasa.
a. Laporan dan Data.
Laporan dan data yang tersedia di Satuan Kerja P2JN Provinsi Kalimantan Timur.
b. Staf Pengawas/Pendamping.
Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pendamping, dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Koordinasi dengan instansi terkait.
Pengguna jasa akan memfasilitasi koordinasi dengan instansi terkait apabila
dibutuhkan.
2. Alih Pengetahuan.
Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa (tenaga ahli) harus
mengadakan presentasi/diskusi terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan
dalam rangka alih pengetahuan kepada staf satuan kerja.

G. METODOLOGI

G.1. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN DESAIN

G.1.1. Tujuan
Konsultan Perencana berkewajiban untuk mendapatkan informasi umum mengenai
kondisi ruas jalan yang akan didesain dan titik longsoran yang akan ditangani, sehingga
dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan survey pada setiap
ruas jalan dan titik longsoran yang bersangkutan.

G.1.2. Lingkup Pekerjaan


Kegiatan pekerjaan ini meliputi:
a. Pemahaman terhadap ruang lingkup pekerjaan;
b. Menyusun Program Mutu;
c. Mengumpulkan data primer dan data sekunder;
d. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait;
e. Menyusun rencana/jadwal kegiatan survey;
f. Melakukan survey pendahuluan lokasi pekerjaan;
g. Menyusun dan mempresentasikan Laporan Pendahuluan;
h. Menyusun rencana/jadwal kegiatan survey detail;
i. Melakukan survey perkerasan jalan eksisting;
j. Melakukan survey detail topografi yang terdiri dari:
- Memasang patok-patok BM (Bench Mark) yang sudah terintegrasi dengan patok
milik BIG (Badan Informasi Geospasial)
- Pengukuran titik kontrol horizontal
- Pengukuran situasi
- Pengukuran penampang melintang
k. Melakukan survey detail geologi dan geoteknik yang terdiri dari:
- Melakukan penyelidikan tanah dengan bor mesin;
- Melakukan penyelidikan tanah dengan sondir;
- Pengambilan contoh tanah tak terganggu/ UDS dan terganggu/ DS;
- Survey test pit dan pengujian CBR rendaman;
- Penyelidikan dengan DCP;
- Pengujian mineral batuan;
- Pengujian propertis dan mekanis tanah.
l. Melakukan pengujian laboratorium;
m. Melakukan identifikasi kebutuhan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang
terdiri dari:
- Merumuskan upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan;
- Melakukan koordinasi dengan instansi lain terkait masalah lingkungan.
n. Menyusun dan mempresentasikan Laporan Antara;
o. Melakukan perhitungan dan analisis data survey lapangan;
p. Melakukan identifikasi upaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi;
q. Menyusun konsep Laporan Akhir;
r. Menyusun dan mempresentasikan Laporan Akhir;
s. Menyusun gambar desain;
t. Menyusun estimasi kebutuhan biaya dan Rancanagan Konseptual SMKK.

G.2. SURVEY DAN INVESTIGASI


Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data di lapangan
sampai dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor,
seperti kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran penanganan yang hendak dicapai.
Konsultan Perencana dengan persetujuan Pengguna Jasa harus menghindarkan suatu
kondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau terlalu minimal.
Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada
jenis pekerjaan penanganan yang akan dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana Konstruksi
kelak. Sebagai acuan dasar, apabila tidak ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat
review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan investigasi yang harus
dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagaimana di bawah ini.
G.2.1. Survey Pendahuluan

1. Tujuan
Sasaran Survey Pendahuluan atau Reconnaissance Survey atau Preliminary Survey
adalah :
i) Pengumpulan informasi menyangkut fungsi jalan, termasuk data sekunder dari
berbagai sumber yang relevan, untuk menetapkan survey detail berikutnya yang
diperlukan;
ii) Inventarisasi lokasi jembatan, gorong – gorong dan bangunan pelengkap lainnya;
iii) Inventarisasi kondisi geologi batuan.

2. Ruang Lingkup
Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu tim survey harus
menyiapkan dan mempelajari data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas
pada antara lain:
i) Informasi terkait fungsi jalan yang akan dibangun;
ii) Peta kontur dasar;
iii) Peta geologi, untuk keperluan identifikasi kondisi batuan;
iv) Peta fungsi kawasan hutan;
v) dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi
lingkungan;
vi) as built drawing di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan
sebelumnya (jika ada);
Survey pendahuluan dilaksanakan dengan melakukan tracing terhadap rencana garis
tengah jalan untuk memperoleh data atau informasi yang ditargetkan sebagaimana
ditentukan di dalam sasaran tersebut di atas. Pengambilan data lapangan untuk
maksud survey pendahuluan harus dilaksanakan sepanjang ruas jalan (dari titik station
awal ruas sampai dengan titik station akhir ruas).

3. Keluaran
Laporan mengenai jenis survey detail berikutnya yang harus dilaksanakan, yang
mengutarakan antara lain lokasi survey dan cakupan yang diperlukan.
Stripmap dan sketsa, mulai dari titik awal ruas sampai dengan titik akhir ruas, yang
memuat gambaran :
i) Kondisi eksisting jalan dan longsoran;
ii) Inventaris jembatan, gorong – gorong dan bangunan pelengkap jalan;
iii) Identifikasi awal penyebab kerusakan jalan dan longsoran.
G.2.2. Survey Pengukuran Topografi

1. Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data
koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan di dalam
koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 1000
yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan, serta 1 : 500 untuk
penanggulangan longsoran.
1. Ruang Lingkup
2.1 Pemasangan patok-patok
- Pemasangan Patok BM Geodetic harus mengikat pada patok BIG (Badan
Informasi Geospasial)
- Patok-patok BM Geodetic harus dibuat dari beton dengan ukuran 20 x 20
x 100 cm dan di atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada
tempat yang aman dan mudah terlihat
-

Gambar 2. Pemasangan Patok


- Patok BM Geodetic yang sudah terpasang, kemudian difoto sebagai
dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi
- Patok BM Geodetic dipasang minimal pada setiap awal ruas sebagai acuan
patok BM selanjutnya
- Patok BM selanjutnya dipasang setiap kilometer sepanjang ruas jalan yang
didesain yang mengikat pada patok BM Geodetic yang dipasang pada awal
ruas
- Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10 x 10 x 75 cm
atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan di
atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman
dan mudah terlihat
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang
cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-
kurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan
diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi
nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan
patok bantu
- Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok
diberi tanda-tanda khusus
- Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya
di atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-
titik poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat
kuning dan diberi nomor.

2.2. Pengukuran titik kontrol horizontal


- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dan
semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur
dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian
baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau
yang setingkat.
- Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran
dan untuk setiap interval + 5 km di sepanjang trase yang diukur. Apabila
pengamatan matahari tidak bisa dilakukan, disarankan menggunakan alat
GPS Portable (Global Positioning System). Setiap pengamatan matahari
harus dilakukan dalam 2 seri (4 biasa dan 4 luar biasa).

2.3. Pengukuran titik kontrol vertikal


- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/ pembacaan
pergi- pulang.
- Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon,
sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM.
- Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala
benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga
benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang
Bawah (BB), dalam satuan milimiter. Pada setiap pembacaan harus
dipenuhi: 2 BT = BA + BB.
- Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag
(pengamatan) yang genap.

2.4. Pengukuran situasi


- Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup
semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran, seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah,
gedung dan sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan
kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar.
Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya : sungai, persimpangan dengan jalan
yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan
yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.

3. Keluaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk jalan dan
1 : 500 untuk jembatan dan longsoran.
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan
ordinat (y)-nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1 meter panjang gambar harus
dicantumkan petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak
boleh dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.

Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang


melintang harus digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk
gambar situasi dengan interval garis ketinggian (contour) 1 meter.
G.2.3. Survey Dynamic Cone Penetrometer (DCP)

1. Tujuan
Survey DCP bertujuan untuk mengetahui nilai CBR daya dukung tanah asli dengan
menggunakan alat penetrasi.

2. Ruang Lingkup
Survey DCP meliputi kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
2.1. Penentuan Titik Uji
Titik uji survey DCP diambil pada kondisi jalan tanah, jalan rusak atau kondisi
jalan dengan lebar belum standar dengan interval tiap jarak 200 meter zig-zag
sepanjang desain jalan.

2.2. Pelaksanaan Survey

Langkah – langkah pelaksanaan survey adalah sebagai berikut :


- Titik uji yang berupa perkerasan harus digali terlebih dulu sehingga didapat
lapisan tanah dasar
- Letakkan alat DCP pada titik uji di atas lapisan yang akan diuji
- Pegang alat yang sudah terpasang pada posisi tegak lurus di atas dasar
yang rata dan stabil, kemudian catat pembacaan awal pada mistar pengukur
kedalaman
- Mencatat jumlah tumbukan ;
a. Angkat penumbuk pada tangkai bagian atas dengan hati-hati
sehingga menyentuh batas pegangan
b. Lepaskan penumbuk sehingga jatuh bebas dan tertahan pada
landasan
c. Lakukan langkah-langkah pada poin (a) dan (b) di atas, catat jumlah
tumbukan dan kedalaman pada formulir standar survey DCP, sesuai
ketentuan sebagai berikut :

1). Untuk lapis fondasi bawah atau tanah dasar yang terdiri dari bahan
yang tidak keras maka pembacaan kedalaman sudah cukup
untuk setiap 1 tumbukan atau 2 tumbukan
2). Untuk lapis fondasi yang terbuat dari bahan berbutir yang cukup
keras, maka harus dilakukan pembacaan kedalaman pada setiap
5 tumbukan sampai dengan 10 tumbukan

Contoh Formulir Survey DCP


3. Keluaran

Keluaran yang dihasilkan dari survey DCP berupa laporan yang di dalamnya
memuat:
(a) Nilai CBR tanah asli
(b) Formulir Isian
(c) Foto Dokumentasi

G.2.4. Survey Test Pit (Sumur Uji)

1. Tujuan
Survey Test Pit bertujuan untuk mengetahui tebal masing – masing lapisan
perkerasan eksisting.
2. Ruang Lingkup
Survey Test Pit meliputi kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
2.1. Penentuan Titik Uji

Titik uji survey Test Pit diambil pada kondisi jalan yang memerlukan
penanganan lapis tambah atau overlay, pada kondisi jalan dengan lebar belum
standar, serta pada kondisi jalan yang rusak dengan indikasi permasalahan
daya dukung rendah pada saat jenuh air. Pengambilan titik uji Test Pit untuk
mengetahui tebal masing – masing lapisan perkerasan dilakukan dengan
interval setiap 500 meter.
2.2. Pelaksanaan Survey
Langkah – langkah pelaksanaan survey adalah sebagai berikut :
- Lakukan penggalian pada titik uji yang telah ditentukan hingga terlihat
masing – masing lapis perkerasan eksisting
- Setelah selesai pengambilan sampel tanah, harus dilakukan pengembalian
kondisi lubang tersebut dengan mengisi kembali dengan material tanah lalu
dipadatkan per lapis hingga padat sempurna

3. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari survey Test Pit berupa laporan yang di dalamnya
memuat :
(a) Tebal masing-masing lapis perkerasan
(b) Foto Dokumentasi

G.2.5. Pengujian Nilai CBR Soaked/ Rendaman


1. Tujuan
Pengujian CBR rendaman bertujuan untuk mengetahui nilai CBR setelah dilakukan
perendaman selama 4 hari. CBR rendaman lebih menggambarkan daya dukung
tanah asli atau quarry pada saat tanah tersebut dalam kondisi jenuh air.
2. Keluaran
- Nilai CBR rendaman tanah dasar.

G.2.6. Survey Benkelman Beam (BB)


1. Tujuan
Survey Benkelman Beam bertujuan untuk mengetahui nilai lendutan balik
maksimum pada perkerasan aspal eksisting sehingga dapat direncanakan lapis
tambah (overlay) pada penanganan rehabilitasi jalan.
2. Ruang Lingkup
Survey Benkelman Beam meliputi kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
2.1. Penentuan Titik Uji
Titik uji survey Benkelman Beam diambil pada kondisi jalan yang memerlukan
penanganan lapis tambah atau overlay. Pengambilan titik uji Benkelman Beam
dilakukan setiap interval 200 meter zig-zag lajur sepanjang desain jalan.
2.2. Pelaksanaan Survey
Langkah – langkah pelaksanaan survey adalah sebagai berikut :
- Tentukan titik pengujian jalan tanpa median atau dengan median atau
disesuaikan dengan kebutuhan
- Tentukan titik pada permukaan jalan yang akan diuji dan diberi tanda
dengan kapur tulis
- Pusatkan salah satu ban ganda pada titik yang telah ditentukan tersebut
- Tumit batang Benkelman Beam diselipkan di tengah – tengah ban ganda
tersebut, sehingga tepat di bawah pusat muatan sumbu gandar, dan batang
Benkelman Beam masih dalam keadaan terkunci.
- Atur ketiga kaki sehingga Benkelman Beam dalam keadaan datar
(waterpass)
- Lepaskan kunci Benkelman Beam, sehingga batang Benkelman Beam dapat
digerakkan turun naik
- Jalankan truk perlahan – lahan maju ke depan dengan kecepatan maksimum
5 Km/jam sejauh 6 m, setelah truk berhenti kemudian setiap menit dibaca
arloji pengukur
- Catat temperatur permukaan jalan dan temperatur udara pada tiap titik
pengujian
Contoh Formulir Survey Benkelman Beam

3. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari survey Benkelman Beam berupa laporan yang di
dalamnya memuat :
(a) Formulir isian survey Benkelman Beam
(b) Data lendutan
(c) Foto Dokumentasi

G.2.7. Survey Penyelidikan Tanah dengan Pengeboran Mesin


1. Tujuan
Tujuan pengeboran mesin ini adalah untuk mengetahui stratifikasi (lapisan) tanah
berdasarkan komposisi butiran dan nilai SPT nya.
2. Ruang Lingkup
Survey pengeboran mesin meliputi kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
2.1. Penentuan Titik Bor
Titik bor mesin ditentukan setelah selesai dilakukan survey pendahuluan,
dengan kedalaman bor disesuaikan dengan rencana kedalaman. Untuk daerah
longsoran diperlukan minimum 3 (tiga) titik bor, dimana 1 (satu) titik bor
berada pada sisi atas lereng yang longsor. galian badan jalan. Untuk daerah
rencana timbunan badan jalan, diambil 2 (dua) titik bor jika kondisi eksisting
yang akan ditimbun berupa lereng dengan kemiringan, dan cukup 1 (satu) titik
bor jika kondisi eksistingnya datar.
2.2. Pelaksanaan Survey
Ketentuan-ketentuan dalam pengeboran mesin :
- Pengeboran mesin tidak boleh menggunakan bor basah/wash boring
- Uji N-SPT diambil tiap kedalaman 2 meter
- Undisturb Sample (UDS) diambil 2 tabung yaitu pada kedalaman 2 meter
dan 4 meter
- Disturb Sample (DS) diambil 2 tabung yaitu pada kedalaman 7 meter dan 10
meter
- Sampel UDS dilakukan uji laboratorium sebagai berikut:
a. Uji properties tanah
- Kadar air
- Berat isi
- Berat jenis
- Atterberg limits
- Analisa saringan ukuran butir tanah
b. Uji mekanis tanah
- Kuat geser langsung (direct shear)
- Triaxial test (Consolidated Undrained/CU)
- Sampel DS dilakukan uji laboratorium sebagai berikut:
a. Uji properties tanah
- Kadar air
- Berat isi
- Berat jenis
- Atterberg limits
- Analisa saringan ukuran butir tanah
- Pengujian mineral batuan:
a. X-Ray Diffraction (XRD), yang terdiri dari:
- Qualitative analysis of bulk mineral, bertujuan menganalisis secara
kualitatif kandungan keseluruhan mineral penyusun batuan
- Semi quantitative analysis of bulk mineral, bertujuan menganalisis
secara kuantitatif banyaknya komposisi masing-masing mineral
penyusun batuan.
b. Scanning Electron Microscopy (SEM), yang terdiri dari:
- Rapid SEM analysis of cores, bertujuan mengetahui informasi secara
umum dari kualitas reservoir (pola sistem pori, semen, atau lempung
pengisi pori) serta perkembangan dari tahapan mineral diagenesa.
c. Swelling & Shrinkage Test, bertujuan untuk mengetahui nilai kembang-
susut dari material batuan yang diuji.
d. Kedalaman pengujian bor mesin ditentukan berdasarkan rencana galian
badan jalan dan pada daerah rencana timbunan badan jalan kedalaman
bor dihentikan setelah diperoleh minimum 3 (tiga) kali N-SPT 60.

3. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari survey pengeboran mesin berupa laporan yang di
dalamnya memuat:
(a) Grafik bor log
(b) Foto core box
(c) Hasil pengujian laboratorium
- Pengujian Properties tanah
- Pengujian mekanis tanah
(d) Hasil pengujian mineral batuan
(e) Stratigrafi tanah
(f) Foto Dokumentasi

G.2.8 Survey Penyelidikan Tanah dengan Geolistrik


1. Tujuan
Tujuan penyelidikan tanah dengan geolistrik dalam pekerjaan ini adalah untuk
menduga perlapisan tanah bawah permukaan berdasarkan harga tahanan jenis
listrik (resistivity). Salah satu faktor yang mempegaruhi harga tahanan jenis suatu
batuan adalah porositas batuan dan kandungan air pada batuan tersebut.
2. Ruang Lingkup
Kegiatan penyelidikan tanah dengn Geolistrik meliputi :
2.1. Pengujian Tanah dengan Geolistrik
a. Metode penyelidikan Geolistrik
Penyelidikan yang dilakukan dengan metoda Vertical Electrical Sounding.
Ketentuan yang diterapkan dalam penyelidikan Geolistrik bahwa nilai
tahanan jenis tertentu menunjukkan batuan atau lapisan batuan tertentu
pula, balk dipermukaan maupun di bawah permukaan.
Bidang gelincir (batas antara daerah yang stabil dan daerah yang bergerak)
ditandai oleh berbagai produk yang dijumpai disekitar lokasi, misainya
sliken slide, milonite dan kadangkadang rembesan air.
Untuk mencari produk di atas akan lebih mudah dibandingkan
menentukan kedalaman bidang gelincir, hal ini disebabkan besaran yang
terjadi pada bidang tersebut sangat kecil (tipis) sehingga diperlukan
interval deteksi yang teliti pada setiap titik duga.
Interval deteksi dapat dilakukan antara 20 cm, 50 cm, sampai maksimum
100 cm, secara menerus tergantung kondisi penyebaran tanah dan
batuannya.
b. Metode Penempatan Elektroda
Penempatan elektroda - bebas dilakukan, dapat menggunakan metode
Wenner, Slumberger dan sebagainya.
Penyelidikan yang dilakukan di lapangan dengan menggunakan cara
Wenner yaitu dengan penempatan elektroda sebagai berikut.
Letakkan posisi elektroda Potensial (P) pada jarak setengah kedalaman
deteksi yang direncanakan, kemudian letakkan elektroda arus (C) pada
jarak 3 x 0,5 kedalaman deteksi, semua dihitung dan pusat (0) titik duga
(R).
Untuk lebih jelasnya elektroda dipasang di atas tanah dengan jarak d (lihat
gambar di bawah). Pasangan yang kedua ditempatkan pada garis yang
sama clan juga berjarak d clarl pasangan elektroda yang pertama.
Penurunan voltase diukur bersama dengan arus (i) yang dibangkitkan oleh
catu daya.
Asumsi yang dibuat adalah bahwa penurunan voltase berada di dalam
suatu volume tanah berbentuk bola dengan jari-jari sehingga tahanannya
dapat dihitung (Graffis clan King,1965), yaitu:

V
R = 2.Π.d.
i
Dimana:
R = Resistivitas, Ω D (yaitu satuan d, misainya Ω m, Ω feet dan
sebagainya)
d = Jarak antara elektroda, m atau feet
V = Voltase dari catu daya
i = Arus, Ampere (atau blasanya miliampere)

Skema umum pengukuran resistivitas, N11al-nilal I dan V ditentukan, dan


jarak antar elektroda d diperbesar atau keempat elektroda tadi
dipindahkan ke titik kisi – kisi yang baru
Voltase baterai (atau lainnya) harus diubah menjadi arus bolak-balik,
kecuali kalau suatu cara untuk menghindarkan polarisasi (ion-ion H + yang
tertarik kepada katoda) elektroda diadakan. Dalam penentuan loklasi
lapisan vertikal, jarak antara elektroda diperpanjang dan jarak awal dengan
pertambahan panjang yang konstan (misalnya 0.5 : 1.0 atau 1.50 m) seperti
diperlihatkan gambar di atas. Untuk menentukan lokasi batuan yang
dangkal atau muka air tanah, jarak antara elektroda dipertahankan dan
keempat elektroda dipasang pada beberapa titik yang membentuk kisi-kisi
permukaan. Hasilnya dibentuk dalam peta kontur resistivitas untuk
mengindentifikasi areal yang diinginkan.
c. Peralatan yang digunakan
Untuk cara Wenner alat yang praktis pengoperasiannya adalah "Specific
Earth Resistivity Yokogawa" dengan menggunakan sumber arus batere 12
volt clan 4 (empat) elektroda baja aluminium dengan ukuran tertentu
sesuai spesifikasi Yokogawa. Ini dapat dilakukan mengingat pada
umumnya penyelidikan longsoran tidak memerlukan deteksi yang dalam
yaitu berkisar antara 20 - 30 meter dari muka tanah setempat.
d. Metode Interpretasi
Pengolahan data lapangan dilakukan berdasarkan, metode yaitu :
- Curva Matching Method
Dengan menggunakan susunan elektroda aturan Wenner maka didapat
nilai tahanan jenis berdasarkan rumus sebagai berikut :
ρa = 26 A R
Dimana :
ρa = hambatan jenis semu
2 = konstanta
R = hambatan yang terbaca pada alat
A = jarak elektroda
Data pengamatan lapangan setelah dihitung menjadi ρa dibuat
lengkung pada lembar log ganda.
Untuk selanjutnya lengkung duga lapangan tersebut ditafsirkan dengan
menggunakan "Standar Curva" dan "Auxelery Curva".
Hasil penafsiran ini mencerminkan batas-batas lapisan tanah / batuan
di bawah permukaan.
- More Cummulative Method
Sebagai pendekatan dalam melakukan penentuan batas-batas
perubahan lapisan tanah dan batuan di daerah ini digunakan suatu
grafik kumulative dari tahanan jenis semu untuk setiap interval yang
sama.
Dengan dasar ini menunjukkan bahwa setiap perubahan media di
bawah permukaan akan berubah pula nilai tahanan Jenisnya, dengan
prinsip bahwa setiap benda atau satuan batuan mempunyai nilai
tahanan jenis sendiri (Specific resistivity).
- Grafik Linier Nilai Tahanan Jenis Sebenarnya
Dalam melakukan identifikasi perilaku macam/ jenis tanah atau batuan
yang digunakan parameter pendukung dalam menelusuri letak dan
penyebaran bidang gelincir dalam titik duga dimanfaatkan graflk
linler'dari nilal tahanan jenis kelistrikan yang sebenarnya.
- Hasil Pendugaan Geolistrik
Beberapa metode interpolasi tersebut di atas ditambah
memperlihatkan keadaan geologi serta paradigma konviguran
stratigrari daerah sekitarnya maka diperoleh jenis susunan lapisan
tanah (batuan), muka air tanah dan kedalaman bidang gelincir pada
zona longsoran.
- Kuantitas Penelitian Geolistrik
Untuk setiap lokasi longsoran yang diselidiki dilakukan penelitian
geolistrik minimal lima titik atau tergantung panjang pendeknya
longsoran yang ada. Dengan uraian 3 (tiga) titik pada poros longsoran
dan dua titik sejajar jalan sekitar zona longsoran.
3. Keluaran
Keluaran dari survey tanah dengan Geolistrik berupa laporan yang di dalamnya
memuat berupa :
(a) Hasil pengujian geolistrik
(b) Stratigrafi tanah
(c) Foto Dokumentasi

B. STANDAR DAN PEDOMAN PERENCANAAN YANG DIGUNAKAN


Standar dan pedoman perencanaan jalan dan jembatan yang digunakan adalah yang
berlaku saat ini, akan tetapi tidak menutup kemungkinan terdapat penyesuaian
apabila terdapat pembaruan standar dan pedoman yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
1. Geometrik Jalan
- Permen PU No.19/PRT/M/2011, Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria
Perencanaan Teknis Jalan
- Pedoman Desain Geometrik Jalan No. 13/P/BM/2021
2. Perkerasan Jalan
- Manual Desain Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017) No. 04/SE/Db/2017
- Suplemen Manual Desain Perkerasan Jalan No. 01/S/MDP 2017
- Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan
(Pd-T-05-2005-B) Departemen Pekerjaan Umum
- Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen (Pd T-14-2003) Bina Marga
- Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur (Pd T-01-2002-B) Bina Marga
3. Jembatan
- SE Dirjen Bina Marga No. 05/SE/Db/2017 Tentang Kriteria Perencanaan
Jembatan Standar
- Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS 1992
- Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) BMS 1992
- Pembebanan untuk Jembatan (SNI 1725:2016)
- Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan (RSNI T-12-2004), sesuai Kepmen
PU No. 260/KPTS/M/2005
- Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan (RSNI T-03-2005), sesuai Kepmen
PU No. 498/KPTS/M/2005
- Perencanaan Struktur Beton Pratekan untuk Jembatan (021/BM/2011)
- SNI 03-6747-2002 Tata Cara Perencanaan Teknis Pondasi Tiang untuk
Jembatan
- SNI 03-3446-1994 Tata Cara Perencanaan Teknis Pondasi Langsung untuk
Jembatan
- Perencanaan Jembatan Terhadap Beban Gempa (SNI 2833-2016)
- Perencanaan Timbunan Jalan Pendekat Jembatan Pd-T-11-2003
4. Drainase
- Perencanaan Sistem Drainase (Pd. T-02-2006-B) Departemen Pekerjaan Umum
5. Longsoran
- SNI 8460 – 2017, Persyaratan Perancangan Geoteknik
- Pt. T 08-2002-B, Panduan Geoteknik Jilid 1 s/d Jilid 4
- Petunjuk Teknis Perencanaan dan Penanganan Longsoran, Direktorat Bina
Teknik

C. PENGGAMBARAN
Pembuatan gambar selengkapnya, dilakukan setelah konsep perencanaan (Draft
Design) mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa atau mewakilinya. Final Design
digambar di atas kertas standar sheet ukuran A3.
Gambar perencanaan akhir tersebut selengkapnya terdiri dari:
a. Sampul,
b. Lembar pengesahan,
c. Daftar isi,
d. Legenda (simbol dan singkatan),
e. Peta Lokasi proyek (diisyaratkan gambar berwarna),
f. Daftar kuantitas,
g. Daftar bangunan pelengkap,
h. Gambar center line jalan skala 1 : 5000 dolengkapi dengan detail jalur
poligon serta koordinat dari semua patok pengukuran (BM),
i. Tipikal potongan melintang skala 1 : 100 dilengkapi dengan detail konstruksi
perkerasan dan saluran samping,
j. Plan dan Profil,
- Skala horisontal 1 : 1000, skala vertikal 1 : 100
- Arah mata angin
- Koordinat (interval 100 meter)
- Kontur (interval 1 meter)
- Stationing (per 50 meter)
- Arah aliran sungai dan saluran
- Lokasi/sta.tikungan (TC-CT atau TS-SC-CS-ST)
- Data tikungan/super elevasi
- Dilengkapi dengan detail situasi yang ada, letak dan tanda patok KM dan beton
(BM), letak dan ukuran jembatan/gorong-gorong, tanda-tanda lalu-lintas dan
sebagainya.
k. Potongan Melintang (Croos Section),
- Skala horisontal 1 : 100, skala vertikal 1: 100
- Interval : 50 m jalan lurus ; 10-25 m tikungan
- Daerah yang memerlukan bangunan struktur, bangunan pelengkap penting
lainnya
- Garis permukaan asli/semula : putus-putus
- Garis rencana : solid
- % kemiringan jalan
- Dimensi lebar jalan dan bahu
- Gambar disusun dari bawah ke atas (sta kecil ke sta besar)
l. Gambar-gambar standar,
- Singkatan dan simbol
- Rambu-rambu lalu lintas
- Guard rail
- Patok kilometer
- Patok pengarah
- Bangunan kantor lapangan, laboratorium dll

D. PERHITUNGAN KUANTITAS DAN BIAYA PELAKSANAAN PEKERJAAN FISIK


1. Daftar kuantitas pekerjaan disusun menurut mata pembayaran di dalam Spesifikasi
Umum yang dipakai
2. Perhitungan kuantitas pekerjaan harus dilakukan terhadap semua pekerjaan yang
ada pada setiap kilometer panjang jalan. Tabel perhitungan harus mencakup lokasi
dan semua jenis mata pembayarannya
3. Pengumpulan harga satuan dasar upah, bahan, dan peralatan yang akan
digunakan di lokasi pekerjaan
4. Menyiapkan analisa harga satuan pekerjaan untuk semua mata pembayaran yang
mengacu pada Panduan Analisa Harga Satuan terbaru yang diterbitkan Direktorat
Jenderal Bina Marga

E. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan perencanaan ini adalah
selama 5 (lima) bulan.

F. KEBUTUHAN PERSONIL
Perkiraan kebutuhan personil adalah sebagai berikut:
1.PROFESSIONAL STAFF
Kualifikasi

Posisi Jumlah Status


Tingkat Pengala-
Jurusan Keahlian Orang Tenaga
Pendidikan man
Bulan Ahli (*)
Ahli Madya Tetap /
Teknik
Ketua Tim S1 Teknik Jalan 7 Tahun 5,0 Tidak
Sipil
& Jembatan Tetap
Tetap /
Ahli Jalan Teknik Ahli Madya
S1 5 Tahun 4,0 Tidak
Raya Sipil Teknik Jalan
Tetap

S1 Tetap /
Teknik Ahli Madya
Ahli Geodesi 5 Tahun 4,5 Tidak
Geodesi Geodesi
Tetap
Tetap /
Ahli Teknik Ahli Madya
S1 5 Tahun 4,0 Tidak
Geoteknik 1 Sipil Geoteknik
Tetap
Tetap /
Ahli Teknik Ahli Madya
S1 5 Tahun 4,0 Tidak
Geoteknik 2 Sipil Geoteknik
Tetap
Tetap /
Teknik Ahli Madya
Ahli Geologi S1 5 Tahun 4,0 Tidak
Geologi Geoteknik
Tetap
Ahli Madya Tetap /
Ahli Kuantitas Teknik
S1 Teknik Jalan 5 Tahun 3,0 Tidak
dan Harga Sipil
& Jembatan Tetap

S1 Teknik Ahli Madya Tetap /


Ahli
Lingkun Teknik 5 Tahun 2,0 Tidak
Lingkungan
gan Lingkungan Tetap
Teknik
S1 Sipil / Tetap /
Ahli K3 Ahli Madya
Teknik 5 Tahun 2,0 Tidak
Konstruksi K3 Konstruksi
Lingkun Tetap
gan

2.SUB PROFESSIONAL STAFF


Kualifikasi

Posisi
Jumlah Status
Tingkat Pengala-
Jurusan Keahlian Orang Tenaga
Pendidikan man
Bulan Ahli (*)

1 Tahun/ Tetap /
Ass. Ahli Teknik
S1/D3 - 4,0 Tidak
Jalan Raya Sipil 3 Tahun Tetap

1 Tahun/ Tetap /
Ass. Ahli Teknik
S1/D3 - 4,5 Tidak
Geodesi Geologi 3 Tahun Tetap

1 Tahun/ Tetap /
Ass. Ahli Teknik
S1/D3 - 4,0 Tidak
Geoteknik 1 Sipil 3 Tahun Tetap

1 Tahun/ Tetap /
Ass. Ahli Teknik
S1/D3 - 4,0 Tidak
Geoteknik 2 Sipil 3 Tahun Tetap

1 Tahun/ Tetap /
Ass. Ahli Teknik
S1/D3 - 4,0 Tidak
Geologi Sipil 3 Tahun Tetap

1 Tahun/ Tetap /
Drafter CAD Teknik
S1/D3 - 3,0 Tidak
1 Sipil 3 Tahun Tetap
Kualifikasi

Posisi
Jumlah Status
Tingkat Pengala-
Jurusan Keahlian Orang Tenaga
Pendidikan man
Bulan Ahli (*)

1 Tahun/ Tetap /
Drafter CAD Teknik
S1/D3 - 3,0 Tidak
2 Sipil 3 Tahun Tetap

1 Tahun/ Tetap /
Drafter CAD Teknik
S1/D3 - 3,0 Tidak
3 Sipil 3 Tahun Tetap

1 Tahun/ Tetap /
Teknik
Surveyor 1 S1/D3 - 3,5 Tidak
Sipil 3 Tahun Tetap

1 Tahun/ Tetap /
Teknik
Surveyor 2 S1/D3 - 3,5 Tidak
Sipil 3 Tahun Tetap

1 Tahun/ Tetap /
Teknik
Surveyor 3 S1/D3 - 3,5 Tidak
Sipil 3 Tahun Tetap

1 Tahun/ Tetap /
Teknik
Surveyor 4 S1/D3 - 3,5 Tidak
Sipil 3 Tahun Tetap

1 Tahun/ Tetap /
Teknik
Surveyor 5 S1/D3 - 3,5 Tidak
Sipil 3 Tahun Tetap

3.SUPPORTING STAFF
Kualifikasi

Posisi
Jumlah Status
Tingkat Pengala-
Jurusan Keahlian Orang Tenaga
Pendidikan man
Bulan Ahli (*)
Tetap /
Manajer Semua
S1 - - 5,0 Tidak
Kantor Jurusan
Tetap
Kualifikasi

Posisi
Jumlah Status
Tingkat Pengala-
Jurusan Keahlian Orang Tenaga
Pendidikan man
Bulan Ahli (*)
Tetap /
Semua
Pengemudi SMA/SMK - - 5,0 Tidak
Jurusan
Tetap
Tetap /
Pesuruh Semua
SMP - - 5,0 Tidak
Kantor Jurusan
Tetap

Tugas dan tanggung jawab masing-masing tenaga ahli professional staff yaitu sebagai
berikut :
a. Ketua Tim
Tugas utama Ketua Tim adalah:
- Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan dan
personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan,
- Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam tahap
pengumpulan data, pengolahan, dan penyajian akhir dari hasil keseluruhan
pekerjaan.

b. Ahli Jalan Raya


Tugas dan tanggung jawab Ahli Jalan Raya adalah merencanakan dan melaksanakan
semua kegiatan dalam pekerjaan perencanaan teknis jalan yang mencakup
pelaksanaan survey test pit, survey DCP, perencanaan geometrik, analisa tebal
perkerasan jalan dan bangunan pelengkap yang diperlukan, dan harus menjamin
bahwa rencana jalan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan
sesuai dengan standar teknik.
c. Ahli Geodesi
Tugas dan tanggung jawab Ahli Geodesi adalah merencanakan dan melaksanakan
semua kegiatan dalam pekerjaan pengukuran yang mencakup pelaksanaan survey
pengukuran, pengolahan data pengukuran, dan penggambaran data pengukuran,
serta harus menjamin bahwa gambar pengukuran yang dihasilkan adalah benar,
akurat, dan siap digunakan untuk tahap perencanaan teknik jalan dan jembatan.
d. Ahli Geoteknik 1 & 2
Tugas dan tanggung jawab Ahli Geoteknik adalah merencanakan dan melaksanakan
semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan
di laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah, menentukan stratigrafi tanah
pada daerah longsoran beserta bidang gelincirnya, perhitungan-perhitungan
mekanika tanah, serta harus menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan
mekanika tanah yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat
memberikan masukan yang rinci mengenai kondisi, sifat-sifat dan stabilitas badan
jalan untuk tahap perencanaan teknik longsoran.
e. Ahli Geologi
Tugas dan tanggung jawab Ahli Geologi adalah membantu Ketua Tim dalam
melakukan identifikasi lapisan batuan pada lokasi terjadinya longsoran, sehingga
penyebab terjadinya longsoran dapat diketahui serta penentuan jenis pondasi dan
kedalamannya yang perlu dipertmbangan dalam rencana penanganan.
h. Ahli Kuantitas dan Harga
Tugas dan tanggung jawab Ahli Kuantitas dan Harga adalah melaksanakan semua
kegiatan yang mencakup pengumpulan data harga satuan bahan dan upah,
menyiapkan analisa harga satuan pekerjaan, membuat perhitungan kuantitas
pekerjaan, membuat perkiraan biaya pekerjaan konstruksi, serta harus menjamin
bahwa data, perhitungan analisa harga satuan dan perhitungan kuantitas pekerjaan
yang dihasilkan adalah benar dan akurat.
i. Ahli Teknik Lingkungan
Tugas dan tanggung jawab Ahli Teknik Lingkungan adalah menerjemahkan
rekomendasi dari dokumen lingkungan yang sudah ada ke dalam desain atau
perencanaan yang akan disusun.

j. Ahli K3 Konstruksi
Tugas dan tanggung jawab Ahli K3 Konstruksi adalah menyusun program
keselamatan dan kesehatan kerja untuk kemudian ditambahkan ke dalam rencana
kerja dan termasuk konsekuensinya terhadap biaya dalam perhitungan anggaran
pekerjaan konstruksi.

Tugas dan tanggung jawab asisten/ sub professional staff dalam perencanaan teknik
adalah sebagai berikut:
a. Asisten Ahli Jalan Raya
Tugasnya adalah membantu tenaga ahli dalam merencanakan dan melaksanakan
semua kegiatan dalam pekerjaan perencanaan teknis jalan yang mencakup
pelaksanaan survey test pit, survey DCP, perencanaan geometrik, analisa tebal
perkerasan jalan dan bangunan pelengkap yang diperlukan, dan harus menjamin
bahwa rencana jalan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan
sesuai dengan standar teknik
b. Asisten Ahli Geodesi
Tugasnya adalah membantu tenaga ahli dalam merencanakan dan melaksanakan
semua kegiatan dalam pekerjaan pengukuran yang mencakup pelaksanaan survey
pengukuran, pengolahan data pengukuran dan penggambaran data pengukuran.
c. Asisten Ahli Geoteknik 1 & 2
Tugasnya adalah membantu tenaga ahli dalam merencanakan dan melaksanakan
semua kegiatan dalam pekerjaan penyelidikan tanah di lapangan dan di
laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah, menentukan stratigrafi tanah
pada daerah longsoran beserta bidang gelincirnya dan perhitungan-perhitungan
mekanika tanah.
d. Asisten Ahli Geologi
Tugasnya adalah membantu tenaga ahli dalam melakukan identifikasi lapisan
batuan pada lokasi terjadinya longsoran, sehingga penyebab terjadinya longsoran
dapat diketahui serta penentuan jenis pondasi dan kedalamannya yang perlu
dipertmbangan dalam rencana penanganan.
e. Drafter CAD 1, 2 & 3
Tugasnya adalah membantu tenaga ahli dalam menyelesaikan konsep perencanaan
yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa ke dalam bentuk gambar teknik yang secara
lengkap menjelaskan ukuran, potongan, gambar tampak dan gambar detail
sehingga dapat dipahami oleh pelaksana.
f. Surveyor 1, 2, 3, 4 & 5
Tugasnya adalah membantu tenaga ahli dalam melakukan pengukuran dan
pengumpulan data survey yang diperlukan.
Selain asisten, tenaga ahli dapat dibantu dengan tenaga pendukung/ supporting staff
sebagai berikut :
a. Manajer Kantor
Tugasnya adalah membantu penyedia jasa dalam mengatur semua urusan yang
berkaitan administrasi dan keperluan kegiatan perencanaan.
b. Pengemudi
Tugasnya adalah membantu tenaga ahli selama perjalanan dalam dan luar kota.
c. Pesuruh Kantor
Tugasnya adalah membantu tugas – tugas dikantor dan mejaga kebersihan kantor.
G. FASILITAS DAN PERALATAN KANTOR
Untuk menunjang kegiatan personil, diperlukan fasilitas dan peralatan kantor sebagai
berikut:
No Fasilitas / Peralatan kantor Jumlah Standar / Spesifikasi Minimal

1. Sewa Laptop 5 Unit - Processor Intel Core i5 / yang


setara
- RAM 4 GB
- Kapasitas penyimpanan 500 GB
2. Sewa Printer (A3) 2 unit - Printer A3 warna
3. Sewa Mobil & Operasional 2 Unit - Minibus dengan kapasitas 7
orang
- Tahun pembuatan 2012 ke atas
- Biaya sewa termasuk untuk
operasional & pemeliharaan
4. Alat Perlindungan diri 14 Orang - Helm
- Sepatu Safety
- Rompi

N. LAPORAN
Keluaran yang diperoleh dari pekerjaan ini berupa laporan setiap tahapan kegiatan,
sebagai berikut:
1. Laporan Program Mutu
Laporan Program Mutu sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 Sublampiran F. Program Mutu meliputi :
1. Cover Dokumen
2. Lembar Pengesahan
3. Bab I. Informasi Pekerjaan
4. Bab II. Organisasi Pekerjaan
- Struktur Organisasi Penyedia Jasa Konsultansi
- Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang
5. Bab III. Jadwal Pelaksanaan
- Tabel 3-1 Jadwal pelaksanaan
6. Bab IV. Metode Pelaksanaan
- Bagan Alir Pekerjaan
- Tabel 4-1 Prosedur / Instruksi Kerja / Acuan lain yang digunakan
- Tabel 4-2 Rencana kerja
7. Bab V. Pengendalian Pekerjaan
- Tabel 5-1 Jadwal Personil
- Tabel 5-2 Ceklist Kegiatan Konsultansi Konstruksi
8. Bab VI Pelaporan
- Tabel 6-1 Penjelasan Pelaporan
- Laporan Pendahuluan
- Laporan Antara
- Laporan Akhir
Laporan Program Mutu paling lambat diserahkan 14 (empat belas) hari sesudah
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 2 (dua) buku.

2. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi hasil survey awal di lapangan, sehingga didapatkan data
survey yang nantinya akan dibahas pada saat paparan dengan pihak pengguna jasa.
Laporan Pendahuluan memuat :
- Kondisi perkerasan jalan, termasuk jenis-jenis kerusakan yang terjadi
- Kondisi lokasi longsoran, termasuk jenis-jenis kerusakan yang terjadi
- Indikasi awal penyebab terjadinya kerusakan jalan dan longsoran
- Identifikasi awal geometrik eksisting
- Dokumentasi kerusakan jalan dan lokasi longsoran
- Perkiraan kebutuhan bor mesin dan sketsa rencana titik pengambilannya
- Informasi quarry material
Laporan Pendahuluan diserahkan selambat-lambatnya 40 (empat puluh) hari sejak
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 2 (dua) buku.

3. Laporan Survey Topografi


Laporan survey topografi memuat :
- Hasil survey topografi (jalan) sepanjang 4 Km;
- Hasil survey topografi (longsoran) 19 titik dengan luas total 57 Hektar;
- Pengambilan foto menggunakan drone di 19 lokasi longsoran
- Peta situasi proyek yang menunjukan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat;
- Hasil pegukuran titik kontrol horizontal;
- Hasil pegukuran titik kontrol vertikal;
- Perhitungan koordinat/level;
- Hasil pengukuran situasi;
- Hasil pengukuran penampang melintang;
- Hasil pengukuran pada perpotongan rencana trase jalan;
- Perhitungan pengambaran;
- Dokumen Foto;
- Penggambaran.
Laporan survey topografi selambat-lambatnya 110 (seratus sepuluh) hari sejak Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 2 (dua) buku.

4. Laporan Survey Perkerasan


Laporan survey perkerasan memuat :
- Hasil survey perkerasan kondisi eksisting jalan sepanjang 4 Km;
- Hasil Survey DCP 10 titik;
- Hasil Survey Test Pit 8 titik;
- Hasil Survey Benkelman Beam 20 titik;
- Kondisi perkerasan jalan, termasuk jenis-jenis kerusakannya;
- Hasil survey digambarkan dalam bentuk strimap jalan;
- Data kerusakan jalan;
- Dokumentasi.
Laporan survey perkerasan diserahkan selambat-lambatnya 110 (seratus sepuluh)
hari sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 2 (dua) buku.

5. Laporan Survey Penyelidikan Tanah


Laporan survey penyelidikan tanah memuat :
- Hasil data pengeboran titik (uji N-SPT, Akomodasi, Teknisi & labour, pengangkutan
alat) dengan volume 475 meter;
- Hasil survey geolistrik 3D sebanyak 34 lintasan;
- Hasil pemeriksaan sifat tanah secara visual;
- Hasil penyelidikan tanah;
- Sumbaer bahan konstruksi;
- Rekomendasi.
Laporan penyelidikan tanah selambat-lambatnya 110 (seratus sepuluh) hari sejak
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 2 (dua) buku.

6. Laporan Antara
Laporan Antara ini berisi hasil kegiatan survey lapangan dan analisa dari beberapa
hasil survey lapangan yang telah dilakukan, sehingga didapatkan draft konsep
desain penanganan jalan dan longsoran yang nantinya akan dibahas pada saat
paparan antara dengan pihak pengguna jasa.
Laporan Antara mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal
berikut :
- Laporan hasil analisis kegiatan survey lapangan
- Hasil pengujian laboratorium dan lapangan
- Draft konsep desain penanganan jalan dan longsoran
Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 110 (seratus sepuluh) setelah
diterbitkan SPMK dan dibuat sebanyak 2 (dua) buku.

7. Laporan Pengujian Laboratorium


Laporan pengujian laboratorium memuat :
- Hasil uji CBR Laboratorium sebanyak 2 sampel;
- Hasil uji properties tanah (analisa saringan ukuran butir tanah, atterberg limit, berat
jenis tanah, kadar air tanah asli dan berat isi) sebanyak 19 sampel;
- Hasil uji mekanis tanah (triaxial test dan kuat geser langsung (direct shear)) sebanyak
19 sampel;
- Hasil uji mineral batuan (x-ray diffraction, scanning electron microscopy, dan slake
durability) sebanyak 8 sampel;
Laporan pengujian laboratorium diserahkan selambat-lambatnya 110 (seratus
sepuluh) hari sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 2 (dua) buku.

8. Gambar Desain
Gambar Desain memuat :
- Gambar desain jalan ukuran A3 sebanyak 2 buku;
- Gambar desain longsoran ukuran A3 sebanyak 2 buku;
Gambar Desain diserahkan selambat-lambatnya 150 (seratus lima puluh) hari sejak
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 2 (dua) buku.

9. Estimasi Biaya
Estimasi Biaya memuat :
- Hasil perhitungan volume pekerjaan konstruksi;
- Hasil perhitungan kebutuhan biaya konstruksi.
Estimasi Biaya diserahkan selambat-lambatnya 150 (seratus lima puluh) hari sejak Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 2 (dua) buku.

10. Laporan Akhir


Laporan Akhir ini berisi laporan final desain penanganan jalan dan longsoran yang
sudah disepakati oleh pihak pengguna jasa.
Laporan Akhir memuat:
a. Rangkuman data survey lapangan beserta analisanya
b. Design note (catatan desain)
c. Executive Summary
d. Gambar desain
e. Engineer estimate (perkiraan biaya)
f. Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018 revisi 2 dan spesifikasi khusus apabila
ada item pekerjaan bila tidak ada di Spesifikasi umum, sesuai dengan tender
yang disyaratkan oleh pengguna jasa.
g. Rancangan Konseptual Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi sesuai
dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10
Tahun 2021 Sublampiran C.
Laporan ini akan diserahkan pada akhir masa kontrak pada hari ke 150 (seratus lima
puluh) setelah dikeluarkannya SPMK. Dan soft copy (SSD Eksternal) yang berisikan
semua laporan yang telah diserahkan kepada Pengguna Jasa.

Pejabat Pembuat Komitmen,

Esa Anugerah, S.T., MUDD.


NIP. 19820222 200912 1 001

Anda mungkin juga menyukai