3468-Article Text-7407-1-10-20170923
3468-Article Text-7407-1-10-20170923
3468-Article Text-7407-1-10-20170923
Suarga
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
I. PENDAHULUAN
S
alah satu konsep kunci Islam sebagai sebuah agama berbasis sosial dalah konsep
tentang komunitas. Tidak ada keraguan bahwa Islam bertujuan menciptakan
suatu komunitas social yang berkeadilan, yaitu suatu komunitas yang di
dalamnya dimungkinkan melaksanakan hukum kemanusia dan hokum ketuhanan, tidak
hanya hukum-hukum yang mengatur perilaku individu tetapi juga hukum-hukum sosial.
Dalam perdebatan antara pihak yang menekankan keutamaan masyarakat atas individu
dan pihak yang menekankan kepentingan individu di atas masyarakat, maka pendidikan,
dalam hal ini, mengambil jalan tengah dan menganggap bahwa pertengahan itu timbul
disebabkan oleh dikotomi yang tidak benar. Tidak ada masyarakat tanpa individu dan
tidak ada individu yang dapat hidup tanpa masyarakat.
Sifat sosial manusia adalah bagian dari hikmah ciptaan Tuhan, sebagaimana
ditegaskan dalam QS. al-Mujadilah (58): 7
ِ ِ
َ َما يَ ُكو ُن ِم ْن ََْن َوى ثَََلثٍَة إِاَّل ُه َو َرابِعُ ُه ْم َوََّل َخَْ َس ٍة إِاَّل ُه َو َساد ُس ُه ْم َوََّل أ َْد ََن ِم ْن َذل
ك َوََّل أَ ْكثََر إِاَّل ُه َو
َم َع ُه ْم أَيْ َن َما َكانُوا ُثُا يُنَبِّئُ ُه ْم ِِبَا َع ِملُوا يَ ْوَم الْ ِقيَ َام ِة إِ ان اللا َه بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِيم
Terjemahnya
"Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang
keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang
keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu
atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka
142 Islam dan Lingkungan Sosial
berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa
yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu."1
Maksudnya adalah, Tiada satu pun rahasia yang dapat disembunyikan oleh
sekelompok orang yang ingin menyembunyikan rahasia, kecuali Allah pasti akan
mengetahui-Nya, dan ketika ada lima orang yang ingin menutup rapat-rapat sesuatu,
pasti Allah menjadi orang ke-enam yang Mengetahui rahasia tersebut. Dan tiada pula
pembicaraan antara jumlah yang kurang itu atau lebih banyak lagi, melainkan Allah
pasti akan selalu bersama mereka kemana pun mereka pergi dan dimana pun mereka
bersembunyi.
Pernyataan tersebut tidak hanya mengacu pada Kemahatahuan Tuhan, tetapi juga
pada kenyataan yang sangat jelas tentang Kehadiran Tuhan di seluruh kelompok dan
perkumpulan manusia. Tuhan hadir di tengah-tengah umat manusia sebagaimana Dia
selalu ada di hati atau di titik sentral tiap-tiap diri manusia.
Namun, peran Islam adalah menyelamatkan jiwa manusia, dan pada hari kiamat,
menurut Islam, manusia akan diadili secara individu dan tidak secara kolektif. Menurut
Al-Quran, umat manusia akan diadili dalam hal sejauh mana komunitas tersebut
mengizinkan anggotanya menjalankan kehidupan yang baik, yang berdasarkan prinsip-
prinsip moral, dalam pengertian yang religius. Tuhan akan menilai apakah suatu
komunitas baik dari segi tingkatan bagaimana mereka merefleksikan kehadiran konstan
Dimensi Transeden dalam kehidupan manusia dan mendasarkan diri pada nilai-nilai
agama dan spiritual.2 Di sinilah dituntut peran dan aktualisasi pendidikan yang berbasis
sosial.
II. PEMBAHASAN
A. Islam dan Lingkungan Sosial
Benar bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, yang artinya Islam
merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam
semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesame manusia. Islam melarang
manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah, lihat saja sabda Rasulullah
sebagaimana yang terdapat dalam Hadis riwayat al-Imam al-Hakim, “Siapa yang
dengansewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang lebih kecil darinya,
maka Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya”. Burung tersebut
mempunyai hak untuk disembelih dan dimakan, bukan dibunuh dan dilempar. Sungguh
begitu indahnya Islam itu bukan?Dengan hewan saja tidak boleh sewenang-wenang,
apalagi dengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-
ajaran islam, maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini.
1
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, (Semarang: CV Toha Putra, 1989), h. 910
2
Seyyed Hossein Nasr, The Heart of Islam, diterjemahkan oleh Nurasia Faqih Sutan Harahap
dengan judul, Pesan-pesan Universal Islam untuk Kemanusiaan, (Bandung; Mizan, 2003), h. 192
Volume V, Nomor 1, Januari - Juni 2016 143
3
Lihat Claiton, The Functions of Social conflict (New York: The Fee Pes, 1987). H. 67
Volume V, Nomor 1, Januari - Juni 2016 145
cenderung diangap lebih penting dari pada ikatan dengan orang tua.4
Secara Etimologi, menurut Ki Hajar Dewantara keluarga adalah rangkaian
perkataan “kawula” dan “warga”. Kawula tidak lain artinya dari pada ‘Abdi’ yakni
‘hamba’ sedangkan warga berarti ‘anggota’. Sebagai abdi di dalam keluarga wajiblah
seseorang menyerahkan segala kepentingannya kepada keluarganya. Sebaliknya,
sebagai warga atau anggota ia berhak sepenuhnya pula untuk ikut mengurus segala
kepentingan di dalam keluarganya. 5
Sedangkan secara operasional, keluarga adalah suatu struktur yang bersifat
khusus, antara satu sama lain dalam keluarga itu mempunyai ikatan apakah melalui
nasab atau perkawinan. Inti keluarga adalah ayah, ibu, dan anak. Sedangkan menurut M.
Quraish Sihab bahwa keluarga adalah unit terkecil yang menjadi pendukung dan
pembangkit lahirnya bangsa dan negara. Keluarga adalah jiwa masyarakat dan tulang
punggungnya. Kesejahteraan lahir dan batin yang dinikmati oleh suatu bangsa adalah
cerminan dari keadaan keluarga yang hidup pada masyarakat tersebut. Begitupun
sebaliknya, kebodohan dan keterbelakangan suatu bangsa juga merupakan cerminan
keluarga yang ada di dalamnya.6
Pembedaan tipe keluarga yang dikenal pula ialah antara keluarga orientasi
(family of orientation) dan keluarga prokreasi (Familiy of Procreation). Keluarga
orientasi ialah keluarga yang di dalamnya seseorang di lahirkan, sedangkan keluarga
prokreasi adalah keluarga yang dibentuk seseorang dengan jalan menuka dan
mempunyai keturunan.7
Pembagian tipe keluarga yang lain lagi ialah keluarga batih (nuclear family) dan
keluarga luas (extended familiy) keluarga batih merupakan satuan keluarga terkecil
yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Menurut Willian goode keluarga batih tidak
mengandung hubungan fungsional dengan kerabat dari keluarga orientasi salah satu
pihak. Apabila suatu pasangan beserta anak mempunyai hubungan dengan kerabat dari
keluarga orientasi salah satu atau kedua belah pihak maka keluarga demikian
menurutnya lebih tepat dinamakan keluarga conjugal.8
Adapun fungsi keluarga menurut ilmuan sosiologi mengindikasikan berbagai
fungsi menurut Horton fungsi keluarga yaitu pengaturan seks, reproduksi, sosialisasi,
4
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Cet. I; Jakarta: Fak. Ekonomi UI, 1993), h. 159
5
Lihat Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati¸ Ilmu Pendidikan (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1991),h.
176.
6
Muhammad ‘Abd al-’Aliy, the Family Structure in Islam (Maryland: International Grafic Printing
Service, t.th), h. 9. Lihat pula M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an (Cet. XV; Bandung: Mizan,
1997), h. 255.
7
Lihat Herber Blumer, Symbolic Interaktionisem: Persfektif and Metod (Engliwood: Clips New
Jersey), h. 17
8
Lihat Danand jaja, Clas and Clas conflict industrial Society (Londong: Hendli, 1991), h. 19
146 Islam dan Lingkungan Sosial
9
Herber Blumer,, op. cit, h. 18
10
Lihat Kamanto Sunarto, op. cit. h. 161
11
Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas sebagai Lembaga Pendidikan
(Jakarta: Gunung Agung, 1985), h. 25.
12
Lihat Hasan Shadily, Ensiklopedi Indonesia, Jilid V (Jakarta: Ikhtisar Baru Van Hoeva, t.th.), h.
3000.
Volume V, Nomor 1, Januari - Juni 2016 147
Sosiolog pendidikan membagi wilayah pendidikan yaitu; makro, meso dan mikro.
Sosiologi pendidikan makro mempelajari hubungan antara pendidikan dan institusi
lain dalam masyarakat; sosiologi pendidikan meso mempelajari hubungan-hubungan
dalam suatu organisasi pendidikan; dan sosiologi pendidikan mikro membahas
interaksi social yang berlangsung dalam institusi pendidikan. 13 Menurut penulis
mempelajari saling keterkaitan antara pendidikan dengan institusi lain misalnya
hubungan antara pendidikan dan politik.
3. Institusi Bidang Agama
Agama merupakan suatu institusi penting yang mengatur kehidupan manusia.
Istilah agama yang digunakan di sini merupakan terjemahan dari kata religion yaitu
suatu istilah yang ruang lingkupnya lebih luas deripada istilah agama yang digunakan
oleh pemerintah RI. Menurut Durkhein agama ialah suatu system terpadu yang terdiri
Atas kepercayaan dan praktek yang berhubungan dengan hal-hal yang suci, dan bahwa
kepercayaan dan prktek tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam
suatu komunitas moral yang dinamakan umat.14
Menurut sosiolog mengasumsikan bahwa fungsi agama yaitu merupakan sesuatu
yang berkaitan dengan segi-segi doktrin, ritual, dan aturan prilaku dalam agama.
Namun yang juga penting adalah interaksi masyarakat baik pada tingkat mikro
maupun makro. Dari segi makro agama pun menjelaskan fungsi positif karena
memenuhi kebutuhan masyarakat untuk secara berkala menegakkan dan memperkuat
perasaan dan ide kolektif yang menjadi ciri dan inti persatuan masyarakat tersebut.
Di sisi lain menurut penulis agama juga memiliki disfungsi seperti pertentangan
yang membahayakan keutuhan masyarakat seperti konflik anatara umat Islam dan
Kristen yang menjadi arisan yang dipergilirkan di negeri kita mulai dari kasus poso, ace
dan timur lasted an masi banyak kasus-kasus local lainnya yang mana agama menjadi
simbol.
4. Institusi Ekonomi
Institusi ekonomi dalam pandangan evolusioner Spencer masyarakat secara sili
berganti mengalami proses integrasi dan diferensiasi sehingga lambat laun tumbuh
dari masyarakat homogen menjadi heterogen. Melalui proses evolusi ini pula
masyarakat berkembang menjadi tipe militer yang diintegrasikan secara paksa menjadi
tipe masyarakat industri yang diintegrasikan oleh hubungan kerjasama secara suka
rela yang didasarkan pada kontrak. Perhatian para ahli sosiologi pada kegiatan
ekonomi telah melahirkan beberapa spesialisasi dalam sosiologi yang menunjang
sosiologi perekonomian .15 antara lain perkembangan sosiologi industri dan sosiologi
profesi.
13
LihatKamanto Sunarto, op. cit. h. 163
14
Lihat Durkhen, Thevasions of labor in Society (New York: The Fre Pres. T.tp), h. 578
15
Lihat Smelser, op. cit, h. 23
148 Islam dan Lingkungan Sosial
III. PENUTUP
Islam adalah suatu aqidah atau keyakinan. Mulai daripada Islam itu sendiri secara
totalitas adalah suatu keyakinan, bahwa nilai-nilai yang diajarkan kebenarannya mutlak
karena bersumber dari yang Maha Mutlak. Maka segala yang diperintahkannya dan
diizinkannya adalah suatu yang haq.
Islam melahirkan Institusi utama dalam pendidikan yaitu institusi dibidang
ekonomi, politik, kelauarga, pendidikan dan agama. Institusi tersebut telah melahirkan
cabang-cabang khusus dalam sosiologi, yaitu sosiologi perekonomian, sosiologi
politik, sosiologi keluarga, sosiologi pendidikan dan sosiologi agama.
16
Lihat Ibid
17
Lihat Kamanto Sunarto, op. cit, h. 165
Volume V, Nomor 1, Januari - Juni 2016 149
DAFTAR PUSTAKA
Aliy, Muhammad ‘Abd al-the Family Structure in Islam (Maryland: International Grafic
Printing Service, t.th
Abdul Fattah Jalal, Asas-asas Pendidikan Islam. Bandung: CV. Diponegoro 1988
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati¸ Ilmu Pendidikan. Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Attas, Syed Muhammad Naquib al Konsep Pendidikan dalam Islam : Suatu Rangka
Pikir Pembimbing Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : Mizan, 1988
Buti, Tajribah al-Tarbiyah al Islamiyah Fi Miyan al-Amal. Damsyik: Maktabah al-
Umayyah, 1961
Claiton, The Functions of Social conflict. New York: The Fee Pes, 1987
Danand jaja, Clas and Clas conflict industrial Society. Londong: Hendli, 1991.
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya. Semarang: CV Toha Putra, 1989
Dr. Yusuf al-Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasyah/Hasanal-Banna, terj. Bustani
A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad. Jakarta : Bulan Bintang, 1980
Herber Blumer, Symbolic Interaktionisem: Persfektif and Metod (Engliwood: Clips
New Jersey
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi. Cet. I; Jakarta: Fak. Ekonomi UI, 1993
Langgulung, Hasan Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke 21Jakarta: Pustaka al-
Husnah, 1988
Nahlawi, Abdur Rahman. U¡ul al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibiha. Damsyik : Dar
al-Fikr, 1979
Nasr, Seyyed Hossein The Heart of Islam, diterjemahkan oleh Nurasia Faqih Sutan
Harahap dengan judul, Pesan-pesan Universal Islam untuk Kemanusiaan,
(Bandung; Mizan, 2003
Nawawi, Hadari Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas sebagai Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung, 1985
Shadily, Hasan Ensiklopedi Indonesia, Jilid V. Jakarta: Ikhtisar Baru Van Hoeva, t.th