Dongeng Pangeran Kodok

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Dongeng Anak: Pangeran Kodok dan Putri Kerajaan

Kisah pangeran kodok mengajarkan anak untuk tidak menilai sesuatu dari
tampilannya saja
30 Juli 2022 Anak Anak Bahasa Indonesia

1. Putri kerajaan yang bertemu seekor kodok


Pada zaman dahulu di suatu kerajaan,
hiduplah seorang putri cantik yang tinggal
bersama kedua orangtuanya, yakni raja dan
ratu. Putri itu hidup bahagia dengan segala
kemudahan yang selalu ia dapatkan.
Suatu ketika, putri sedang menikmati waktu
sorenya dengan bermain bola karet di area
belakang kerajaan. Ia terus melemparkan bola
dengan nuansa emas itu ke sana dan ke mari.
Sampai tiba-tiba bola yang dimainkan putri
terlempar dan masuk ke dalam kolom besar.
"Bolaku! Ah, kenapa aku begitu ceroboh," ujar putri sembari menghampiri area pinggir
kolam.
Dengan raut wajah sedih, Putri terus menatap ke arah kolam dan memikirkan
bagaimana caranya bola miliknya bisa diambil dari dasar kolom. Namun, tiba-tiba
munculah seekor kodok yang membuat putri sedikit terkejut.
"Hai putri cantik, mengapa kamu terlihat bersedih?" tanya kodok yang ternyata bisa
berbicara.
Putri yang sudah dibuat terkejut karena kehadiran kodok dari dalam kolam, kini semakin
terkejut karena kodok itu bisa berbicara kepadanya.
"Bagaimana bisa seekor kodok bisa bicara?" tanya putri kebingungan.

2. Kodok menolong putri


Kodok tak menjawab pertanyaan putri, ia
justru kembali bertanya mengapa putri
cantik di hadapannya ini nampak begitu
murung. Putri pun menjelaskan bahwa ia
baru saja menjatuhkan bola emas miliknya
ke dasar kolam tersebut.
"Masalahnya, bola emas itu adalah
pemberian dari Papaku (sang raja). Aku
sedih karena kecerobohanku itu, bolanya
jadi masuk ke dalam dan tidak bisa ku
ambil," sambung putri menceritakan.
Kodok pun menawarkan sebuah ide kepada putri untuk bisa mengambilkan bola
emasnya di dasar kolam. Kodok itu berkata, "Akan aku ambilkan bola emas itu, namun
kamu harus mengabulkan satu syarat padaku.
Karena tahu betapa berharganya bola emas itu, sang putri pun langsung
menyetujuinya. Ia bertanya, "Apa syaratnya? Kamu bisa memberitahuku."
"Aku ingin masuk ke dalam istana kerajaan, izinkan aku untuk bisa masuk ke dalam
sana," pinta kodok.
"Baiklah kalau hanya itu. Sekarang cepat kamu ambilkan bola milikku," jawab Putri
yang langsung dilaksanakan oleh kodok.
Si kodok pun langsung masuk ke dalam kolam dan mengambilkan bola emas itu yang
ada di dasar kolam. Tak lama, ia benar-benar kembali membawakan bola milik sang
putri.

3. Putri yang tak menepati janji


Setelah bola emas milik putri sudah
dikembalikan, putri langsung berlari
meninggalkan kodok dan masuk ke dalam
istananya. Kodok pun langsung dibuat
kebingungan dengan tingkah putri yang tiba-
tiba meninggalkannya.
"Putri, kenapa kamu meninggalkanku?
Bukankah kamu berjanji akan membawaku
masuk ke dalam istana?" teriak kodok
kepada putri.
Putri kembali menolehkan kepalanya
sembari tertawa, "Tentu saja itu hanya omongan semata, kodok. Mana mungkin kodok
jelek sepertimu aku izinkan masuk ke dalam istana ini."
Kodok pun hanya terdiam mendengar jawaban putri, ia tak menyangka karena putri
tega membohonginya demi kepentingannya semata. Sampai malam tiba, kodok
rupanya mengejutkan keluarga kerajaan dengan kehadirannya.
"Maaf raja, di depan ada seekor kodok yang mengaku mendapat undangan makan
malam dari sang putri," ujar salah seorang pelayan kepada raja.
Meras bingung sekaligus terkejut karena kodok yang datang, akhirnya raja pun
meminta pelayan tadi membawa kodok ke hadapannya. Setelah dipertemukan, raja
meminta putrinya untuk menceritakan kejadian apa yang sebenarnya terjadi.
Putri dengan ekspresi sedikit takut pun mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi
di area belakang kerajaan mereka. Papanya sempat kecewa dengan putri yang
memiliki sifat pembohong itu.
Kemudian sang raja berkata “Jika kamu telah berjanji pada kodok untuk mengizinkan
masuk, maka tepatilah. Jangan jadi orang yang hanya mau kepentingannya dituruti,
namun kamu enggan menuruti kemauan orang lain."
"Baik, Pa. Maafkan aku. Maafkan aku juga, kodok," ucap putri meminta maaf pada sang
raja, yang kemudian meminta maaf pula pada kodok.

4. Kodok bergabung makan malam dengan keluarga kerajaan


Setelah meminta maaf, raja pun mengizinkan
kodok untuk ikut makan malam bersama
keluarganya. Ia memerintahkan salah
seorang pelayan untuk menyediakan piring
tambahan untuknya.
"Sebelumnya, terima kasih untuk raja dan
ratu yang telah mengizinkan saya masuk,
bahkan makan malam bersama dengan
keluarga kerajaan," ujar kodok sebelum sesi
makan mereka dimulai.
Setelah pelayan tadi datang dan ingin
meletakan piring yang sebelumnya
diperintahkan raja, kodok tadi pun berkata bahwa ia tidak membutuhkan piring
tambahan.
"Aku bisa makan dari piring yang sama dengan putri," ujar kodok yang tentu saja
membuat putri hampir marah.
Putri memasang ekspresi tak percaya dengan apa yang diucapkan kodok. Ia merasa
jijik karena kodok memintanya menggunakan satu piring yang sama. Namun, ia tak bisa
mengelak lagi karena takut sang Papa akan marah lagi padanya.
"Selamat makan semua," ujar raja ketika semuanya sudah siap untuk menyantap menu
makan malam mereka.

5. kejadian tak terduga dengan si kodok


Setelah sesi makan malam, putri kembali ke
kamarnya dengan diikuti kodok tadi. Di
dalam kamar, kodok meminta untuk tidur di
tempat tidur milik putri. Meski sempat
menolak, namun ia tidak menolak tawaran
kodok karena tidak mau raja marah padanya.
"Baiklah, kamu bisa tidur di sebelahku tetapi
tidak boleh mengganggu," ujar putri yang
langsung disetujui oleh kodok. Keduanya pun
langsung tertidur hingga pagi tiba. 
Keesokan harinya kodok membangunkan putri, "Hai putri cantik, bangunlah ini sudah
pagi."
Setelah benar-benar bangun dari tidurnya, kodok kembali menyapa putri dan membuat
sebuah permintaan lainnya.
"Jika kamu mengabulkan satu permintaan lagi untukku, maka aku akan segera pergi
dari istana ini," ujar kodok kepada putri.
Mengetahui fakta bahwa kodok akan segera pergi dari sini, putri pun langsung
menyetujui dan bertanya apa permintaan terakhir kodok padanya.
Kemudian sang putri bertanya “Coba sebutkan permintaanmu itu, wahai kodok.”
Sang kodok kembali bekrta, “Aku ingin putri mengelus kepala sampai punggung ku
dengan sarung tangan sutra milikmu."
Mendengar permintaannya yang semakin aneh, putri pun marah kepada kodok. Ia
berkata, "Berani sekali kamu. Tidak mungkin permintaan konyol itu akan aku kabulkan."
Dengan ekspresi sedihnya, kodok memohon kepada putri untuk yang terakhir kalinya.
Putri kemudian berpikir sejenak, "Mengelus sekali saja tidak masalah sepertinya. Justru
setelah ini ia akan terbebas dari kodok itu,kan?" pikr putri.
Putri pun mengambil kain sutra miliknya dan meminta kodok menghampirinya, "Baiklah,
ke mari dan akan ku kabulkan permintaan terakhirmu itu."
Putri mulai mengelus kodok seperti pintanya, dari mulai kepala hingga punggungnya.
Setelah selesai dengan pekerjaannya, putri dikejutkan dengan sebuah sinar terang
yang ada di hadapannya. 
Rupanya, kodok tadi kini sudah berubah menjadi seorang pemuda tampan lengkap
dengan pakaian seorang pangeran kerajaan seperti dirinya.

6. Akhir cerita pangeran kodok


Kembali dibuat terkejut dengan perbuatan
kodok, kali ini putri tak percaya dengan apa
yang dilihatnya. Ia pun mulai bertanya, "Siapa
kamu dan bagaimana dengan kodok yang
tadi ada di hadapanku?"
Pangeran tadi kemudian duduk menghampiri
putri dan mulai menceritakan kepadanya. Ia
berkata bahwa dirinya adalah seorang
pangeran dari negeri yang cukup jauh. Suatu
ketika, terdapat seorang penyihir yang
menyihirnya menjadi seekor kodok. 
"Hanya ada satu cara untuk melepas sihiran tersebut, yakni mendapat usapan dari
sarung tangan sutra seorang putri," ujar pangeran kodok menyambungkan ceritanya.
Usapan putri tadi rupanya berhasil menyelamatkan pangeran dari sihir yang
menimpanya selama ini. Keduanya pun langsung menghadap ke raja dan ratu, serta
menceritakan semua yang terjadi.
Raja turut senang mendengar cerita dari pangeran kodok. Ia kemudian kembali
menasihati putrinya, "Wahai putriku,kejadian ini bisa menjadi pelajaran bahwa jangan
pernah kita menilai orang hanya dari penampilan luarnya saja."
"Dan pastinya jangan sampai kita menghakimi orang tersebut sebelum kita mengetahui
kebenaran yang terjadi," ujar ratu menyambung ucapan raja.
Kemudian, raja pun menjamu sang pangeran sebelum pangeran itu kembali ke
kerajaannya pada keesokan harinya. Setelah melakukan sarapan pagi bersama,
pangeran kodok mengajak putri ke area belakang istana.
"Tempat ini menjadi tempat kali pertama kita bertemu. Di sini juga aku ingin
mengatakan sesuatu padamu, putri," ujar pangeran yang membuat putri tersenyum
malu.
Pangeran melanjutkan ucapannya dengan mengajar putri menikah. Ia berkata, "Maukah
kamu menikah denganku dan tinggal bersamaku di kerajaanku?”
Penuh haru, sang putri pun menerima tawaran pernikahan dari pangeran dan keduanya
saling melempar senyum satu sama lain. Setelah putri menerima tawaran pernikahan
dari pangeran, tiba-tiba muncul seekor kodok dari tepi kolam.
Keduanya mulai mendekat dan memerhatikan apakah kodok di hadapan mereka
adalah jelmaan seperti pangeran sebelumnya? Namun, setelah menunggu beberapa
lama, kodok itu tak kunjung berbicara.
Putri dan pangeran pun tertawa karena ternyata kodok di hadapan mereka bukan kodok
kutukan, melainkan kodok sungguhan. Pernikahan mereka pun digelar secara
sederhana dan mereka hidup bahagia selamanya.
Seperti yang disebutkan raja dan ratu kepada putrinya, pesan moral dari cerita ini
adalah untuk tidak menilai orang lain hanya dari tampilan luarnya saja. Serta tidak
menghakimi orang sebelum mengetahui kejadian sebenarnya yang menimpa orang
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai