Metoda Tabulasi - Zulfikri

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

METODA TABULASI

Penyederhanaan dengan menggunakan peta cukup memudah-kan selama banyaknya variabel


tidak melebihi lima. Jika banyak-nya variabel meningkat, banyaknya segiempat menjadi berlebihan
sehingga menyulitkan pemilihan segiempat-segiempat yang berse-belahan. Kekurangan yang jelas pada
metoda peta Karnaugh itu adalah karena metoda tersebut adalah cara coba-coba yang tergantung
kepada kemampuan pemakai untuk mengenali pola-pola tertentu. Untuk fungsi dengan enam variabel
atau lebih akan menjadi sukar untuk menetapkan pilihan yang terbaik.

Metoda tabulasi mengatasi kesulitan tersebut. Metoda itu merupakan prosedur


langkah-demi-langkah yang menjamin untuk mendapatkan pernyataan fungsi bentuk baku yang
sederhana. Cara itu dapat diterapkan untuk persoalan-persoalan dengan banyak variabel dan dapat
dikerjakan dengan mesin. Tetapi cara itu cukup menjemukan untuk manusia dan cenderung terdapat
kesalahan karena prosesnya yang rutin dan membosankan. Metoda tabulasi ini dirumuskan pertama
kalinya oleh Quine dan selanjutnya diperbaiki oleh McCluskey, sehingga dikenal sebagai metoda Quine-
McCluskey.

Metoda penyederhanaan dengan tabulasi ini terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah
mencari sampai tuntas semua suku yang merupakan calon untuk dicantumkan dalam fungsi yang
disederhanakan itu. Suku-suku tersebut dinamai Prime-implicant Operasi yang kedua adalah memilih di
antara semua prime-implicant yang tersedia yang memberikan pernyataan dengan banyaknya literal
sesedikit mungkin.

Penentuan Prime-Implicant.

Tahapan awal metoda tabulasi adalah penulisan semua sukumin yang menunjukkan fungsi itu.
Operasi tabulasi yang pertama adalah mencari prime-implicant dengan menggunakan proses
pembandingan. Proses ini membandingkan setiap sukumin dengan sukumin yang lain. Jika ada dua
sukumin yang hanya satu variabel bedanya dengan sukumin yang lain, variabel yang berbeda itu
dihilangkan dan didapatkan suatu suku dengan literal yang kurang satu. Proses tersebut diulangi untuk
setiap sukumin sehingga semua sukumin itu telah diperiksa dengan tuntas. Proses pembandingan itu
diulangi kembali untuk suku-suku yang baru didapatkan tersebut. Suku terbaru yang diperoleh
dibandingkan lagi dan demikian seterusnya sehingga tidak mungkin lagi untuk menghilangkan literal
lebih lanjut. Suku-suku yang tinggal dan semua suku yang tidak mempunyai pasangan selama proses itu
merupakan prime-impli-cant yang dicari.Metoda tabulasi itu dijelaskan dengan contoh berikut.

CONTOH 3.9

Sederhanakan fungsi Boolé berikut dengan menggunakan me-toda tabulasi:

F(w,x,y,z)=2(0,1,2,8,10,11,14,15)
JAWAB

LANGKAH PERTAMA:

Pewakilan sukumin-sukumin fungsi itu dikelompokkan dalam bentuk bilangan biner


sesuai dengan banyaknya 1 yang terkandung di dalamnya, seperti yang ditunjukkan dalam Daftar 3.3
kolom (a). Hal itu dilakukan dengan mengelom-pokkan sukumin-sukumin tersebut dalam lima kelompok

yangdipisahkan oleh garis mendatar. Bagian pertama me-ngandung bilangan-bilangan tanpa angka 1,
bagian kedua me-ngandung bilangan-bilangan dengan sebuah 1, yang ketiga, ke-empat dan kelima
berturut-turut dua, tiga dan empat 1. Seta-ra desimalnya diberikan di sebelahnya untuk menandai.

LANGKAH KEDUA:

Setiap sukumin yang berbeda antara yang satu dengan yang lain sebanyak satu variabel
dapat digabungkan dan varia-bel yang berbeda itu dihilangkan. Dua bilangan sukumin yang memenuhi
kategori itu adalah yang mempunyai nilai bit yang sama dalam semua kedudukannya kecuali sebuah.
Sukumin-sukumin dalam salah satu bagian dibandingkan dengan suku-min-sukumin dalam bagian tepat
di bawahnya karena dalam kedua kelompak itu masing-masing sukunya hanya berbeda satu bit saja.
Sukumin pada bagian pertama dibandingkan de-ngan masing-masing sukumin pada bagian kedua. Jika
ada dua bilangan yang mempunyai bit sama dalam setiap kedudukan-nya kecuali satu, diperi tanda ✓ di
kanan kedua sukumin itu untuk menunjukkan bahwa kedua sukumin tersebut telah ter-pakai. Suku-suku
hasilnya, bersama-sama dengan setara desi. malnya, dituliskan di kolom (b) dalam daftar itu. Variabel
yang dihilangkan dalam proses tersebut diingat dengan memberikan tanda - pada kedudukan aslinya.
Dalam hal ini, mo (0000) digabungkan dengan mi (0001) menjadi (000-). Kombinasi itu setara dengan
operasi aljabar.

mo+m1 wxyz +wxyz = wxy


Sukumin mo juga digabungkan dengan m2 untuk membentuk (00-0) dan dengan mg
membentuk (-000). Hasil pembanding-an itu diberikan dalam bagian pertama kolom (b). Sukumin-
sukumin pada bagian dua dan tiga pada kolom (a) selanjutnya dibandingkan untuk mendapatkan suku-
suku yang dituliskan pada bagian kedua kolom (b). Semua bagian yang lain pada (a) dengan cara yang
sama dibandingkan dan bagian-bagian berikutnya dibentuk di (b). Proses pembandingan itu dilaku-kan
secara tuntas sehingga menghasilkan empat bagian di (b).

LANGKAH KETIGA:

Suku-suku pada kolom (b) hanya mengandung tiga lite-ral. Sebuah 1 di bawah variabel
menunjukkan bentuk normal-nya. Sebuah 0 menunjukkan variabel itu dalam komplemennya.
Suatumenyatakan bahwa variabel itu tidak termasuk dalam suku tersebut. Proses pencarian dan
pembandingan itu diulang untuk suku-suku dalam kolom (b) guna membentuk suku-suku dengan dua
variabel di (c). Kembali suku-suku da-lam setiap bagiannya perlu dibandingkan hanya bila mempu-nyai
tanda - di tempat yang sama. Nampak bahwa suku (000-) tidak mempunyai pasangan dengan suku-suku
mana-pun. Oleh karena itu tidak mempunyai tanda v di kanannya. Setara desimalnya ditulis di sisi kiri
setiap suku dan diperlu-kan sebagai tanda pengenal.Proses pembandingan itu harus diteruskan lagi
dalam kolom (c) dan kolom-kolom berikutnya sepanjang pembandingan itu masih mungkin untuk
dilakukan.Dalam contoh ini operasi tersebut berakhir pada kolom ke. tiga.

LANGKAH KEEMPAT:

Suku-suku tanpa tanda ✓ dalam daftar itu adalah prime-implicant yang dicari. Dalam
contoh ini adalah suku wxy (000-) di kolom (b) dan suku xz (-0-0) serta wy (1-1-) di kolom (c). Nampak
bahwa setiap suku dalam kolom (c) muncul dua kali dalam daftar tersebut dan sepanjang suku itu
merupakan prime-implicant, tidak perlu untuk menggunakan suku yang sama itu dua kali. Banyaknya
prime-implicant itu memberikan pernyataan sederhana untuk fungsi tersebut. Hal itu adalah karena
setiap suku yang bertanda ✓ dalam daftar itu telah diperhitungkan dalam suku yang lebih sederhana pa-
dalam kolom berikutnya. Oleh karena itu suku tanpa tanda (prime-implicant) merupakan suku-suku yang
tersisa untuk merumuskan fungsinya. Untuk contoh ini jumlah prime-im-plicant itu memberikan fungsi
yang telah disederhanakan da-lam bentuk jumlah hasilkali

F=wxy+xz+wy

Ada baiknya untuk membandingkan jawaban yang telah diperoleh itu dengan metoda
peta. Gambar 3.18 menunjuk-kan penyederhanaan fungsi itu pada peta Karnaugh.
Gambar. 3.18 Peta Karnaugh untuk contoh Gambar 3.9.

Kombinasi segiempat-segiempat yang bersebelahan pada peta itu memberikan tiga prime-
implicant fungsi tersebut. Jumlah ke-tiga suku itu merupakan pernyataan yang disederhanakan da-lam
jumlah hasilkali.

Perlu diperhatikan bahwa Contoh 3.9 itu sengaja dipilih untuk memberikan fungsi yang
disederhanakan dalam bentuk jum-lah prime-implicant. Dalam hal-hal yang lain umumnya jumlah
prime-implicant tidak selalu memberikan bentuk dengan banyaknya suku minimum. Hal itu akan
ditunjukkan pada Contoh 3.10.

Manipulasi menjemukan yang harus dilakukan bila digunakan metoda tabulasi dapat dikurangi
jika pembandingan itu dilakukan dengan bilangan desimal sebagai ganti bilangan biner. Cara itu
menggunakan pengurangan bilangan desimal sebagai ganti pembandingan dan pemasangan bilangan
biner,Nampak bahwa setiap 1 dalam bilangan biner mewakili suatu koefisien yang dikalikan dengan dua
berpangkat. Bila dua sukumin sama variabelnya untuk se-mua kedudukan kecuali satu, sukumin dengan
kelebihan 1 harus lebih besar daripada bilangan pada sukumin yang lain dengan suatu faktor dua
berpangkat. Dua sukumin dapat digabungkan jika bi-langan pada sukumin yang satu berbeda dengan
faktor dua berpangkat dari bilangan kedua yang lebih besar pada kelompok di bawahnya pada daftar itu.
Prosedur tersebut akan dijelaskan de-ngan mengulangi Contoh 3.9.

Seperti yang ditunjukkan pada kolom (a) Daftar 3.4, suku-min-sukumin itu diatur dalam
kelompok-kelompok seperti sebe-lumnya tetapi sekarang hanya setara desimal sukumin-sukumin itu
saja yang dituliskan. Proses pembandingan sukumin-sukumin terse-but adalah sebagai berikut: Periksa
setiap dua bilangan desimal dalam bagian yang bersebelahan pada daftar itu. Jika bilangan yang di
bawah lebih besar daripada bilangan dalam kelompok di atasnya dengan suatu dua berpangkat (yaitu 1,
2, 4, 8,16 dan seterusnya), berilah tanda ✓ pada kedua bilangan itu untuk menunjukkan bahwa
keduanya telah terpakai dan tuliskan kedua bilangan tersebut
pada kolom (b). Sepasang bilangan yang dipindahkan ke kolom (b) itu termasuk suatu bilangan dalam
tanda kurung yang menunjuk-kan dua-berpangkat selisih kedua bilangan tersebut. Bilangan dalam tanda
kurung itu menunjukkan kedudukan tanda garis (-) da-lam notasi binernya. Hasil semua pembandingan
dalam kolom(a) dituliskan dalam kolom (b).

Pembandingan antara kelompok-kelompok yang bersebelahan dalam kolom (b) dilakukan


dengan cara yang sama tetapi hanya suku-suku dengan bilangan dalam kurungnya yang sama yang
dibandingkan. Pasangan bilangan dalam suatu kelompok harus berbeda menurut dua berpangkat dari
pasangan bilangan pada kelom-berikutnya. Dan bilangan-bilangan dalam kelompok berikutnya yang
terletak di bawahnya harus lebih besar agar kombinasi itu da-pat terjadi. Dalam kolom (c) dituliskan
keempat bilangan desimal itu dengan dua bilangan dalam kurung yang menunjukkan kedudukan tanda
garis dalam bilangan binernya. Dengan membanding-kang daftar 3.3 dan 3.4 nampak dengan jelas
penurunan yang dila-kukan pada Daftar 3.4 tersebut.

Prime-implicant adalah suku-suku yang tidak bertanda ✓.Prime-implicant itu sama seperti
sebelumnya tetapi sekarang diberi-kan dalam bentuk desimal. Untuk mengubah desimal itu ke bilangan
binernya, ubah semua bilangan disimal dalam suku itu ke bilangan binernya dan sisipkan tanda-dalam
kedudukan yang di tunjukkan oleh bilangan (bilangan-bilangan) dalam tanda kurung. Jadi 01 (1) diubah
menjadi bilangan biner sebagai 0000,0001; tanda pada salah satu bilangan itu terletak pada tempat
pertama dari kanan yang memberikan 000: Demikian pula 0,2,8,10(2,8) diubah menjadi bilangan biner
sebagai 0000, 0010, Q100, 1010 de-ngan tanda garis yang disisipkan pada kedudukan 2' dan 23 yang
menghasilkan-0-0.

CONTOH 3.10

Tentukan prime-implicant fungsi

F(w,x,y,z)=Σ(1,4,6,7,8,9,10,11,15)y,z)=Σ(1

JAWAB

Bilangan-bilangan sukumin itu dikelompokkan dalam bagian-bagian seperti yang ditunjukkan pada
Daftar 3.5 kolom (a). Setara biner sukuminnya diberikan untuk menghitung ba-nyaknya 1. Bilangan biner
dalam bagian pertama hanya mem-punyai sebuah 1; bagian kedua dua buah 1 dan seterusnya. Bilangan-
bilangan sukumin itu dibandingkan menurut metoda desimal dan pasangan akan diperoleh jika bilangan
dalam bagian yang di bawah lebih besar daripada yang di atasnya. Jika bilangan yang di bawah itu lebih
kecil daripada yang di atasnya, pasangan itu tidak dicatat meskipun kedua bilangan itu berselisih dengan
dua berpangkat. Pembandingan secara tuntas dalam kolom (a) menghasilkan suku-suku dalam ko. lom
(b), dengan semua suku yang telah dipakai dalam kolom (a) ditandai dengan y. Hanya ada dua pasangan
suku dalam kolom (o). Masing-masing pasangan suku itu memberikan dua literal yang sama yang dicatat
pada kolom (c).Pri-me-implicant yang diperoleh itu adalah semua suku yang ti-dak bertanda ✓. dalam
daftar tersebut. Perubahan dari desimal ke bilangan binernya ditunjukkan pada bagian bawah
Banyaknya prime-implicant yang diperoleh dalam Contoh 3.10 itu memberikan pernyataan
aljabar yang sah untuk fungsinya. Tetapi pernyataan itu tidak selalu merupakan pernyataan dengan
banyaknya suku yang minimum. Hal itu dapat dibuktikan dengan mengamati peta untuk fungsi tersebut
pada Gambar 3.19. Pada gambar itu nampak bahwa fungsi yang paling sederhana diberikan oleh

F=x'y'z+w'xz'+xyz+wx'

yang terdiri dari empat suku dari enam prime-implicant yang telah diperoleh dari Contoh 3.10. Prosedur
pemilihan prime-implicant yang menghasilkan fungsi yang paling sederhana akan dibahas berikut ini.
PEMILIHAN PRIME-IMPLICANT.

Pemilihan prime-implicant yang membentuk fungsi yang paling sederhana dilakukan dengan
daftar prime-implicant. Dalam daftar itu setiap prime-implicant diberikan dalam baris dan setiap
sukumin diberikan dalam kolom. Tanda silang diletakkan di setiap baris untuk menunjukkan susunan
sukumin yang membentuk pri. me-implicant itu. Suatu himpunan prime-implicant minimum dipilih yang
meliputi semua sukumin dalam fungsi itu. Prosedur itu akan lebih diperjelas dengan contoh berikut.

CONTOH 3.11

Sederhanakan fungsi yang diperoleh pada Contoh 3.10.

JAWAB

Daftar prime-implicant untuk contoh ini ditunjukkan pada Daftar 3.6. Di situ terdapat enam
baris, satu untuk setiap prime-implicant yang telah didapatkan dalam Contoh 3.10, dan
sembilan kolom, masing-masing mewakili sebuah sukumin da-lam fungsinya. Tanda-tanda silang
diletakkan pada setiap baris untuk menunjukkan sukumin yang terkandung dalam prime-
implicant pada baris itu. Misalnya dua tanda silang pada baris pertama menunjukkan bahwa
sukumin 1 dan 9 terkandung dalam prime-implicant x'y'z. Dianjurkan untuk menulis
setara desimal prime-implicant itu di setiap barisnya karena akan langsung menunjukkan sukumin-
sukumin yang terkandung di dalamnya. Setelah semua tanda silang itu ditetapkan, dilanjutkan
dengan pemilihan banyaknya prime-implicant yang minimum.

Daftar prime-implicant itu selanjutnya diperiksa kolom-kolomnya yang hanya mengandung


sebuah tanda silang. Da-lam hal ini terdapat empat sukumin yang kolom-kolomnya memiliki sebuah
tanda silang: 1, 4, 8 dan 10. Sukumin 1 dili-puti oleh prime-implicant x'y'z : Jadi pemilihan prime-
implicant x'y'z akan menjamin bahwa sukumin 1 termasuk dalam fungsi itu. Demikian pula sukumin 4
diliputi oleh prime-implicant w'xz', dan sukumin 8 dan 10 oleh prime-implicant wx'. Prime-implicant
yang meliputi sukumin-sukumin dengan sebuah tanda silang pada kolomnya disebut prime-implicant
penting. Agar pernyataan sederhana akhirnya itu mengan-dung semua sukumin, tidak ada pilihan lain
kecuali harus melibatkan semua prime-implicant penting tersebut, Tanda ✓ diberikan di samping setiap
prime-implicant penting itu untuk menunjukkan bahwa prime-implicant itu telah terpilih.

Selanjutnya diperiksa setiap kolom yang sukuminnya di-liputi oleh prime-implicant penting yang
terpilih itu. Misalnya prime-implicant terpilih x'y'z meliputi sukumin 1 dan 9. Tan-da ✓ diletakkan di
bawah kolomnya. Demikian pula prime-implicant w'xz' meliputi sukumin 4 dan 6, serta wx' meliputi
sukumin 8, 9, 10 dan 11. Dari hasil pengamatan pada daftar prime-implicant itu nampak bahwa
pemilihan prime-implicant penting itu telah meliputi semua sukumin pada fungsi tersebut kecuali
sukumin 7 dan 15. Kedua sukumin itu harus dimasukkan dengan memilih satu atau lebih prime-implicant
yang meliputinya. Dalam contoh ini jelas bahwa prime-implicant xyz meliputi kedua sukumin tersebut
dan oleh karena itu dipilih. Jadi telah diperoleh suatu himpunan prime-implicant minimum yang
jumlahnya memberikan fungsi yang ha-rus disederhanakan itu:

F=x'y'z+w'xz++w'xz'+wx'+xyz

Pernyataan-pernyataan sederhana yang diperoleh dari contoh-contoh itu semuanya berbentuk


jumlah hasilkali. Metoda tabulasi ini dapat diterapkan untuk memberikan pernyataan sederhana dalam
bentuk hasilkali jumlah. Seperti halnya dengan cara peta Karnaugh, dimulai dengan komplemen fungsi
dengan mengambil 0 sebagai daftar awal sukuminnya. Daftar itu mengandung sukumin-su-kumin yang
tidak tercantum dalam fungsi aslinya yang menurut bilangan samadengan suku max fungsi itu. Proses
tabulasi ini dite. ruskan dengan 0 pada fungsi itu dan berakhir dengan pernyataan sederhana
komplemen fungsi tersebut dalam bentuk jumlah hasil. kali. Dengan mengambil komplemennya sekali
lagi dapat diperoleh pernyataan sederhana fungsi itu dalam bentuk hasilkali jumlah.

Fungsi dengan keadaan tak-acuh dapat disederhanakan de-ngan metoda tabulasi setelah
diberikan sedikit penyesuaian. Suku-suku tak-acuh dimasukkan ke daftar sukumin pada waktu
penentuan prime-implicant. Hal itu memungkinkan penurunan prime-implicant dengan literal yang
sesedikit mungkin. Selanjutnya suku-suku tak acuh itu tidak dimasukkan ke dalam daftar sukumin pada
saat menyusun daftar prime-implicant, karena suku-suku tak-acuh itu tidak perlu diliputi oleh prime-
implicant yang terpilih.

Terbukti dari contoh 3.9 dan 3.10, metoda tabulasi itu mem-punyai kekurangan karena adanya
kemungkinan kesalahan yang ti-dak dapat dihindari pada waktu membandingkan bilangan-bilangan yang
banyak pada suatu daftar yang panjang. Tetapi metoda ini mempunyai prosedur langkah-demi-langkah
khas yang menjamin ketepatan jawabannya, juga metoda ini sesuai untuk diterapkan dengan
menggunakan komputer.

Telah dinyatakan bahwa metoda tabulasi ini selalu berawal dengan daftar sukumin fungsi yang
akan disederhanakan. Jika fungsi yang diberikan itu tidak dalam bentuk daftar sukuminnya, fungsi
tersebut harus diubah bentuknya terlebih dahulu. Pada umumnya dalam praktek fungsi yang harus
disederhanakan itu berasal dari suatu daftar kebenaran di mana di situ telah tertulis daftar sukuminnya.
Kalau tidak, perubahan untuk menjadikannya dalam bentuk daftar sukumin itu juga merupakan
pekerjaan tam-bahan yang lumayan.

Anda mungkin juga menyukai