Kelompok 1 Hukum Dan Ham
Kelompok 1 Hukum Dan Ham
Kelompok 1 Hukum Dan Ham
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum dan HAM
Disusun oleh :
FAKULTAS HUKUM
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Hukum dan HAM
dengan judul "Perkembangan Ham Era Reformasi" tepat pada waktunya.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia ................................................................................... 3
2.2 Penegakan Ham di era Reformasi ............................................................................... 4
2.3 Pelanggaran HAM pada Masa Reformasi ................................................................... 5
BAB III...................................................................................................................................... 8
PENUTUP................................................................................................................................. 8
3.1 Simpulan...................................................................................................................... 8
3.2 Saran ............................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arus reformasi yang bergulir di indonesia pada tahun 1998 yaitu ditandai
dengan runtuhnya rezim Orde Baru yang telah berkuasa selama kurang lebih 32
tahun, telah membuka koridor bagi penegak hukum dan hak asasi manusia. Kondisi
semacam ini berpotensi dengan adanya era globalisasi yang melanda ke berbagai
Negara di dunia salah satu ciri terjadinya globalisasi ini dapat dilihat dalam kondisi
hubungan antar negara yang disebut sebagai borderless world atau dunia tanpa batas.
Era globalisasi membawa konsekuensi adanya penghilangan sekat/batas antar Negara,
bahkan dengan menggunakan teknologi canggih seperti penggunaan satelit palapa
sebagai sarana pecakapan penting yang terkait dengan situasi politik dan keamanan
Indonesia. Dengan kata lain, segala prilaku pemerintah maupun rakyat Indonesia
dapat di pantau oleh Negara lain, termasuk penegakan hukum dan hak asasi manusia
di Indonesia.
Sebagaimana telah disinggung diawal arus reformasi yang terjadi di Indonesia
telah membawa pengaruh bagi terbentuknya koridor pembaharuan hukum dan
penegakan HAM. Terlebih lagi dalam mewujudkan civil society atau masyarakat
madani, penggunaan istilah masyarakat madani dalam ranah masyarakat yang
demokratis lebih memiliki makna dalam, terlebih lagi dalam mengangkat harkat dan
martabat manusia, selain itu, sivil society sangat penting dalam menggambarkan dan
mendeskripsikan penegakan HAM di Indonesia.
Orde reformasi yang dimulai tahun 1998 berusaha menegakan HAM dengan
jalan membuat peraturan perundang-undangan yang terkait dengan HAM sebagai
rambu-rambu. Seperti UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Ratifikasi
Terhadap instrumen Internasional tentang HAM, UU No. 26 Tahun 2000 tentang
pengadilan HAM, yang memungkinkan dibukanya kembali kasus-kasus pelanggaran
HAM berat dimasa lalu, serta pemberantasan praktik KKN.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan hak asasi manusia?
2. Bagaimana perkembangan hak asasi manusia di era reformasi?
3. Bagaimana pengegakan pelanggaran-pelanggaran ham yang terjadi di era
reformasi?
1.3 Tujuan Penelitian
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah hukum dan ham selain itu
diharapkan para pembaca mendapat wawasan berkaitan dengan Perkembangan ham era
reformasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Penegakan Ham di era Reformasi
Penyebab utama runtuhnya kekuasaan Orde Baru adalah adanya krisis moneter
tahun 1997. Sejak tahun 1997 kondisi ekonomi Indonesia terus memburuk seiring dengan
krisis keuangan yang melanda Asia. Keadaan terus memburuk. KKN semakin merajalela,
sementara kemiskinan rakyat terus meningkat. Terjadinya ketimpangan sosial yang sangat
mencolok menyebabkan munculnya kerusuhan sosial. Muncul demonstrasi yang
digerakkan oleh mahasiswa. Tuntutan utama kaum demonstran adalah perbaikan ekonomi
dan reformasi total.
Periode Reformasi diawali dengan pelengseran Soeharto dari kursi Presiden
Indonesia oleh gerakan reformasi. Pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto
mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden RI dan menyerahkan jabatannya
kepada wakil presiden B.J. Habibie. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde
Baru dan dimulainya Orde Reformasi. Orde reformasi membawa banyak perubahan ke
arah yang lebih baik. Beberapa perubahan positif yang dibawa oleh reformasi pada
periode jabatan presiden B.J. Habibie adalah:
a. Kebijakan dalam bidang politik
Reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket undang-undang
masa Orde Baru dengan tiga undang-undang politik yang lebih demokratis. Berikut
ini tiga undang-undang tersebut.
• UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik.
• UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.
• UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan DPR/MPR.
Kebijakan dalam bidang politik ini membawa pengaruh pada tata politik yang
adil. Hak warga negara untuk mendapatkan kedudukan di bidang politik dan
pemerintahan menjadi terbuka. DPR dan MPR mulai berfungsi dengan baik sebagai
aspirasi rakyat untuk memperoleh hak-hak mereka.
b. Kebijakan dalam bidang ekonomi
Untuk memperbaiki perekonomian yang terpuruk, terutama dalam sektor
perbankan, pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Selanjutnya pemerintah mengeluarkan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat, serta UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Perbankan menjadi sektor yang penting untuk menjaga
4
stabilitas ekonomi. Masalah utang negara dan inflasi menyebabkan masyarakat tidak
berdaya untuk memperoleh kehidupan yang layak. Bank Indonesia menjadi pusat
keuangan negara untuk mengatur aliran uang demi stabilitas ekonomi rakyat.
c. Kebebasan menyampaikan pendapat dan pers
Kebebasan menyampaikan pendapat dalam masyarakat mulai terangkat kembali.
Hal ini terlihat dari munculnya partai-partai politik dari berbagai golongan dan
ideologi. Masyarakat bisa menyampaikan kritik secara terbuka kepada pemerintah.
Di samping kebebasan dalam menyatakan pendapat, kebebasan juga diberikan
kepada pers. Reformasi dalam pers dilakukan dengan cara menyederhanakan
permohonan Surat Izin Usaha Penerbitan (SIUP). Dengan pers, masyarakat dapat
menyerukan aspirasi mereka. Hak masyarakat untuk mendapatkan informasi secara
jelas dan terbuka pun mulai dibuk
d. Pelaksanaan Pemilu
Pada masa pemerintahan Habibie, berhasil diselenggarakan pemilu multipartai
yang damai dan pemilihan presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48
partai politik. Keberhasilan lain masa pemerintahan Habibie adalah penyelesaian
masalah Timor Timur. Usaha Fretilin yang memisahkan diri dari Indonesia mendapat
respon. Pemerintah Habibie mengambil kebijakan untuk melakukan jajak pendapat
di Timor Timur. Referendum tersebut dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 1999 di
bawah pengawasan UNAMET. Hasil jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas rakyat Timor Timur lepas dari Indonesia. Sejak saat itu Timor Timur lepas
dari Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Timur mendapat kemerdekaan
penuh dengan nama Republik Demokratik Timor Leste dengan presidennya yang
pertama Xanana Gusmao dari Partai Fretilin.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penegakan akan Hak Asasi Manusia memiliki keterkaitan erat dengan negara
demokratis, terutama mengenai penegakan di bidang kebebasan berpendapat. Hal ini
dibuktikan dengan adanya jaminan terhadap kebebasan berpendapat dan HAM yang
menjadi dasar dari kegiatan demokrasi dalam negara. Oleh karena itu penetapan HAM
dan dalam konstitusi dianggap sebagai hal yang mendukung daripada berjalannya
praktek daripada suatu negara demokrasi dan juga sebagai dasar bagi berlakunya
suatu perlindungan HAM disuatu negara hukum.
Perkembangan HAM yang ada didalam suatu negara berkaitan erat dengan
politik yang ada disuatu negara dan diterapkan di negara tersebut, tentu hal ini
berkaitan juga dengan segala sejarah yang telah ada atau telah dilalui oleh negara
tersebut yang dimana biasanya akan tergantung pada kepentingan pihak yang
berkuasa pada waktu itu. Dengan diterapkannya nilai-nilai dari HAM pada konstitusi
negara memberikan keamanan atas terlindungi haknya serta kebebasan pada warga
negara, namun hal tersebut bukan berarti membuka peluang kebebasan yang berlaku
secara menyeluruh, yang mungkin dapat memberikan dampak negatif terhadap
masyarakat bahkan kepada negara itu sendiri. Maka perlu diberikan pembatasan yang
secukupnya, masyarakat merasa hak asasi tidak merasa terabaikan dan negara dapat
melakukan kegiatan pemerintahannya dengan baik melalui pengawasan yang
dilakukan oleh masyarakat.
8
Maka untuk dapat menegakkan HAM di Indonesia perlu:
1. Kesadaran rasa kemanusiaan yang tinggi,
2. Aparat hukum yang bersih, dan tidak sewenang-wenang,
3. Sanksi yang tegas bagi para pelanggara HAM, dan
4. Penanaman nilai-ilai keagamaan pada masyarakat.
Penegakan HAM di Indonesia tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah
tetapi juga tanggungjawab semua umat manusia. Hak Asasi Manusia merupakan hak
kodrati manusia. Melanggar dan menciderai HAM berarti juga menciderai kasih dan
kebaikan Allah bagi umat manusi
3.2 Saran
a) Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain, jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain
b) Kepedulian kita semua sebagai warga negara Indonesia terhadap penegakan
HAM merupakan amanat dari nilai-nilai Pancasila yakni kemanusiaan yang adil
dan beradab yang sama-sama kita junjung tinggi, karena akan dapat
menghantarkan sebagai bangsa yang beradab.
c) Aparat hukum harus adil dalam menangani kasus hukum antara yang terjadi
pada pejabat dan rakyat kecil (wong cilik).
9
DAFTAR PUSTAKA
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Piagam Hak Asasi Manusia Indonesia, Tap MPR
No.XVII/MPR/1998.
Saraswati, L. G. dan Rocky Gerung,2006, Hak Asasi Manusia: Teori, Hukum, Kasus,
Jakarta: Filsafat-UI Press. (diakses pada 28 Mei 2022)
10