Manfaat Herbal Ekstrak Kunyit Pada Penderita Gastritis Di Desa Perdagangan Kabupaten Simalungun Tahun 2023

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan era modernisasi, maka semakin banyak pula

penyakit yang muncul di masyarakat. Gastritis yang umum dikenal oleh kalangan

masyarakat dengan sebutan maag adalah penyakit yang sering terjadi di jumpai di

klinik, penyebab paling sering dari penyakit ini adalah penggunaan Obat Anti

Inflamasi Nonsteroid (OAINS), kortikosteroid, pola hidup dengan tingkat stres tinggi,

konsumsi alkohol, kopi dan merokok (Kasron, 2018). Namun begitu penyakit ini

sering diangap remeh dan disepelekan oleh penderitanya Gastritis dapat mengalami

kekambuhan dimana kekambuhan yang terjadi pada penderita gastritis dapat

dipengaruhi oleh pengaturan pola makan yang tidak baik dan juga dipengaruhi oleh

faktor stres (Tussakinah dkk, 2018). Penyakit yang timbul akibat pola hidup manusia

serta penularannya melalui bakteri, salah satunya adalah penyakit gastritis.

Gastritis adalah penyakit akibat peradangan di dinding lambung. Nyeri yang

dirasakan merupakan nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium. Nyeri adalah pengalaman

sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang

aktual dan potensial. Secara umum tanda dan gejala yang sering ditemukan pada

pasien yang mengalami nyeri dapat tercermin dari perilaku pasien seperti suara

(menangis, merintih, menghembuskan nafas), ekspresi wajah (meringis, menggigit

bibir), pergerakan tubuh (gelisah, otot tegang dan mondar- mandir), interaksi sosial

(menghindari percakapan, disorientasi waktu) (Diana dan Muhammad, 2020).

Selain memberikan terapi medis, juga dapat dilakukan dengan cara memberikan

terapi non farmakologis karena tidak menimbulkan efek samping dan dapat di lakukan

secara mandiri oleh klien (Marita Purwaningsih dkk, 2021). Adapun beberapa
tindakan mandiri yang dapat diberikan perawat untuk membantu pasien yaitu dengan

menggunakan manajemen nyeri untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri dan

meningkatkan rasa nyaman bagi penderita gastritis. Pengobatan herbal merupakan

salah satu upaya pengobatan dan atau perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran

dan ilmu perawatan, pengobatan tradisional perlu dibina, dikembangkan dan diawasi

agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.

Menurut badan penelitian kesehatan dunia World Health Organization (WHO) 2014
mengadakan tinjauan terhadap delapan negara dan mendapatkan beberapa hasil
persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, dimulai dari negara yang angka
kejadian gastritisnya paling tinggi yaitu Amerika dengan persentase mencapai 47%
kemudian diikuti oleh India dengan persentase 43%, lalu beberapa lainnya seperti
Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis 29,5%, dan khususnya
Indonesia 40,8%. (Irianty dkk, 2020). Kejadian terjadinya gastritis di Asia Tenggara
sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Persentase dari angka kejadian
gastritis di Indonesia adalah 40,8%. Menurut data dari Departemen Kesehatan RI
angka kejadian gastritis di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi presentase
274.396 kasus dari 238.452.952 dari penelitian yang dilakukan oleh Departemen
Kesehatan RI pada tahun 2013 dan di beberapa kota Indonesia didapatkan data
sebanyak 91,6% ialah Medan dan beberapa kota lain seperti Jakarta 50%, Palembang
35,5%, Bandung 32,5%, Aceh 31,7%, Surabaya 31,2%, Pontianak 31,1% dan
Denpasar 46,0% (Depkes, 2013).

Dampak penyakit gastritis dapat mengganggu status gizi seseorang. Status gizi

dapat berupa kurang, baik, atau normal maupun lebih. Kekurangan salah satu zat gizi

dapat menyebabkan timbulnya penyakit defisiensi. Kekurangan dalam batas marginal

dapat menimbulkan gangguan yang sifatnya lebih ringan atau menurunnya

kemampuan fungsional dalam tubuh. Kekurangan vitamin B1 dapat membuat badan

mudah lelah, serta turunnya sistem imun dalam tubuh terhadap infeksi akibatnya

tubuh gampang terserang suatu penyakit. (Shalahuddin, 2018).

Penatalaksanaan gastritis dapat ditangani dengan pengobatan konvensional

maupun tradisional. Dalam hal ini, penanganan pengobatan tradisional menggunakan

terapi herbal. Tanaman kunyit dalam bahasa Latin disebut Curcuma domestica atau

Curcuma longa, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut turmeric, telah lama
digunakan sebagai ramuan obat tradisional misalnya untuk radang, mencret, sakit

perut, sakit kuning, gastritis, ulkus lambung. Dari hasil penelitian ekstrak kunyit

menunjukkan efek inflamasi, antibakteri, antioksidan, antiulkus, dan gastoprotektif

(Bidayatul Hidayah, 2017).

Kunyit merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang sangat mudah

didapatkan. Kunyit biasa digunakan sebgai bahan pelengkap masakan. Kunyit

atau juga disebut kunir adalah tanaman asli Asia Tenggara. Kunyit mempunyai akar

serabut. Selain itu, kunyit juga mempunyai rimpang warna kuning serta mpu kunyit.

Rimpang yang sering digunakan untuk bumbu memasak. Jika rimpang dipotong atau

dibelah, maka rimpang tersebut akan terlihat kuning yang bisa melekat di tangan.

Selain untuk masak, kunyit juga mempunyai khasiat untuk ramuan herbal (Nurman

dkk, 2020)

Pada penelitian yang dilakukan Hikmah (2019) membuktikan bahwa Penggunaan

kunyit pada penderita gastritis untuk peningkatan nafsu makan dari penyakit gastritis

dengan metode yang dilakukan adalah eksprimen dan uji aktivitas katalitik secara

langsung terhadap tanaman kunyit. Tahapan pertama dilakukan dengan pembuatan

ekstrak dari tanaman kunyit. Uji aktivitas langsung dilakukan dengan variasi yang

sama selama jangka satu bulan, ekstrak kunyit dibuat dengan cara memarut kunyit

dengan parutan yang telah disiapkan sebanyak lima rimpang kunyit dengan berat

250mg dan menambahkan 60ml air. Ekstrak perasan air kunyit dikonsumsi setiap

pagi dan malam hari. Hasil yang diperoleh pada minggu pertama sudah berangsur

tetapi tidak terlalu signifikan. Minggu kedua dan ketiga orang tersebut sudah

menunjukan perubahan yakni yang awalnya susah makan sekarang mulai lahap. Pada

minggu keempat si penderita gastritis sudah sangat sehat, nafsu makan bertambah dan

tidak pernah terasa lagi nyeri di bagian ulu hati dan perut (lambung) serta sudah bisa
beraktivitas semula.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinta (2018)

didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh perasan air kunyit terhadap penurunan rasa

nyeri pada penderita gastritis.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti melalui

wawancara terhadap lima orang yang mengalami gastritis pada tanggal 28 Januari

2022 di Desa Sibang Gede ditemukan dari lima orang sebanyak empat orang penderita

mengalami nyeri ulu hati dan pengetahuannya kurang mengenai herbal ekstrak kunyit

untuk pereda nyeri gastritis satu orang yang mengatakan hanya mengalami mual.

Berdasarkan data-data tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Manfaat Herbal Ekstrak Kunyit Pada Penderita Gastritis Di

Desa Perdagangan Kabupaten Simalungun Tahun 2023”.

Anda mungkin juga menyukai