Manfaat Herbal Ekstrak Kunyit Pada Penderita Gastritis Di Desa Perdagangan Kabupaten Simalungun Tahun 2023
Manfaat Herbal Ekstrak Kunyit Pada Penderita Gastritis Di Desa Perdagangan Kabupaten Simalungun Tahun 2023
Manfaat Herbal Ekstrak Kunyit Pada Penderita Gastritis Di Desa Perdagangan Kabupaten Simalungun Tahun 2023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
penyakit yang muncul di masyarakat. Gastritis yang umum dikenal oleh kalangan
masyarakat dengan sebutan maag adalah penyakit yang sering terjadi di jumpai di
klinik, penyebab paling sering dari penyakit ini adalah penggunaan Obat Anti
Inflamasi Nonsteroid (OAINS), kortikosteroid, pola hidup dengan tingkat stres tinggi,
konsumsi alkohol, kopi dan merokok (Kasron, 2018). Namun begitu penyakit ini
sering diangap remeh dan disepelekan oleh penderitanya Gastritis dapat mengalami
dipengaruhi oleh pengaturan pola makan yang tidak baik dan juga dipengaruhi oleh
faktor stres (Tussakinah dkk, 2018). Penyakit yang timbul akibat pola hidup manusia
dirasakan merupakan nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium. Nyeri adalah pengalaman
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang
aktual dan potensial. Secara umum tanda dan gejala yang sering ditemukan pada
pasien yang mengalami nyeri dapat tercermin dari perilaku pasien seperti suara
bibir), pergerakan tubuh (gelisah, otot tegang dan mondar- mandir), interaksi sosial
Selain memberikan terapi medis, juga dapat dilakukan dengan cara memberikan
terapi non farmakologis karena tidak menimbulkan efek samping dan dapat di lakukan
secara mandiri oleh klien (Marita Purwaningsih dkk, 2021). Adapun beberapa
tindakan mandiri yang dapat diberikan perawat untuk membantu pasien yaitu dengan
salah satu upaya pengobatan dan atau perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran
dan ilmu perawatan, pengobatan tradisional perlu dibina, dikembangkan dan diawasi
Menurut badan penelitian kesehatan dunia World Health Organization (WHO) 2014
mengadakan tinjauan terhadap delapan negara dan mendapatkan beberapa hasil
persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, dimulai dari negara yang angka
kejadian gastritisnya paling tinggi yaitu Amerika dengan persentase mencapai 47%
kemudian diikuti oleh India dengan persentase 43%, lalu beberapa lainnya seperti
Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis 29,5%, dan khususnya
Indonesia 40,8%. (Irianty dkk, 2020). Kejadian terjadinya gastritis di Asia Tenggara
sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Persentase dari angka kejadian
gastritis di Indonesia adalah 40,8%. Menurut data dari Departemen Kesehatan RI
angka kejadian gastritis di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi presentase
274.396 kasus dari 238.452.952 dari penelitian yang dilakukan oleh Departemen
Kesehatan RI pada tahun 2013 dan di beberapa kota Indonesia didapatkan data
sebanyak 91,6% ialah Medan dan beberapa kota lain seperti Jakarta 50%, Palembang
35,5%, Bandung 32,5%, Aceh 31,7%, Surabaya 31,2%, Pontianak 31,1% dan
Denpasar 46,0% (Depkes, 2013).
Dampak penyakit gastritis dapat mengganggu status gizi seseorang. Status gizi
dapat berupa kurang, baik, atau normal maupun lebih. Kekurangan salah satu zat gizi
mudah lelah, serta turunnya sistem imun dalam tubuh terhadap infeksi akibatnya
terapi herbal. Tanaman kunyit dalam bahasa Latin disebut Curcuma domestica atau
Curcuma longa, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut turmeric, telah lama
digunakan sebagai ramuan obat tradisional misalnya untuk radang, mencret, sakit
perut, sakit kuning, gastritis, ulkus lambung. Dari hasil penelitian ekstrak kunyit
atau juga disebut kunir adalah tanaman asli Asia Tenggara. Kunyit mempunyai akar
serabut. Selain itu, kunyit juga mempunyai rimpang warna kuning serta mpu kunyit.
Rimpang yang sering digunakan untuk bumbu memasak. Jika rimpang dipotong atau
dibelah, maka rimpang tersebut akan terlihat kuning yang bisa melekat di tangan.
Selain untuk masak, kunyit juga mempunyai khasiat untuk ramuan herbal (Nurman
dkk, 2020)
kunyit pada penderita gastritis untuk peningkatan nafsu makan dari penyakit gastritis
dengan metode yang dilakukan adalah eksprimen dan uji aktivitas katalitik secara
ekstrak dari tanaman kunyit. Uji aktivitas langsung dilakukan dengan variasi yang
sama selama jangka satu bulan, ekstrak kunyit dibuat dengan cara memarut kunyit
dengan parutan yang telah disiapkan sebanyak lima rimpang kunyit dengan berat
250mg dan menambahkan 60ml air. Ekstrak perasan air kunyit dikonsumsi setiap
pagi dan malam hari. Hasil yang diperoleh pada minggu pertama sudah berangsur
tetapi tidak terlalu signifikan. Minggu kedua dan ketiga orang tersebut sudah
menunjukan perubahan yakni yang awalnya susah makan sekarang mulai lahap. Pada
minggu keempat si penderita gastritis sudah sangat sehat, nafsu makan bertambah dan
tidak pernah terasa lagi nyeri di bagian ulu hati dan perut (lambung) serta sudah bisa
beraktivitas semula.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinta (2018)
didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh perasan air kunyit terhadap penurunan rasa
wawancara terhadap lima orang yang mengalami gastritis pada tanggal 28 Januari
2022 di Desa Sibang Gede ditemukan dari lima orang sebanyak empat orang penderita
mengalami nyeri ulu hati dan pengetahuannya kurang mengenai herbal ekstrak kunyit
untuk pereda nyeri gastritis satu orang yang mengatakan hanya mengalami mual.