LAPORAN Komunitas
LAPORAN Komunitas
LAPORAN Komunitas
DisusunOleh:
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
mengaruniakan kasih-Nya yang teramat besar sehingga dapat mengikuti seluruh
proses pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Program Praktik Profesi
Ners Di Dukuh II Rt 05 Rw03 Tanjung Duren Jakarta Barat.
Pelaksanaan praktek yang dapat kami laporkan, yaitu: latar belakang, tujuan
pelaksanaan, hasil kajian survey mawas diri dan penanganan masalah sesuai
dengan target Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Program Praktik Profesi Ners
Di Dukuh II Rt 05 Rw03 Tanjung Duren Jakarta Barat.
Juni 2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
UCAPAN TERIMAKASIH.....................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR TABLE...................................................................................................vi
DAFTAR BAGAN.................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang.........................................................................................1
B. TujuanPenulisan.....................................................................................4
C. Manfaat Penulisan ...............................................................................5
D. Pengumpulan Data.................................................................................5
E. Sistematikan Penulisan .........................................................................7
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................416
B. Saran.....................................................................................................417
Daftar Pustaka
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan kesehatan komunitas adalah area pelayanan keperawatan
profesional yang diberikan secara holistik (bio-psiko- sosio-spiritual) dan yang
difokuskan pada kelompok risiko tinggi yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan melalui upaya promotif, preventif, tanpa mengabaikan kuratif dan
rehabilitatif dengan melibatkan komunitas sebagai mitra dalam
menyelesaikan masalah (Hitchcock, Schubert& Thomas, 1999, Allender &
Spradley, 2001, Stanhope & Lancaster, 2016). Perawat dianggap sebagai salah
satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan baik didunia maupun di Indonesia.
ii
Jumlah puskesmas menurut provinsi di Indonesia tahun 2019 adalah 10.134
puskesmas. Jumlah puskesmas yang memiliki rawat inap di Indonesia adalah
6.086 puskesmas dan non rawat inap terdapat 4.048 puskesmas. Jumlah
puskesmas yang memiliki lima jenis tenaga kesehatan promotif dan preventif
menurut provinsi tahun 2019 adalah 4.485 puskesmas (Kepmenkes RI, 2020).
Di Jawa Barat sendiri jumlah puskesmas tahun 2019 adalah 1.072 puskesmas.
Jumlah puskesmas yang memiliki rawat inap di Jawa Barat adalah 701
puskesmas dan non rawat inap terdapat 291 puskesmas. Jumlah puskesmas
yang memiliki lima jenis tenaga kesehatan promotif dan preventif menurut
provinsi tahun 2019 adalah 406 puskesmas (Kepmenkes RI, 2020).
iii
Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan bagian integral dari proses
keperawatan yang berdasarkan pada ilmu keperawatan, yang ditujukan
langsung kepada masyarakat dengan menekankan pada kelompok resiko
tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, serta pengobatan dan
rehabilitas. Proses asuhan keperawatan komunitas adalah metode asuhan
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinyu, dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien individu, keluarga,
serta kelompok melalui tahapan pengkajian, penentuan diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan intervensi, dan evaluasi keperawatan (Stanhope &
Lancaster, 2016 dalam Riasmini 2017).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Menggambarkan hasil kegiatan di Dukuh II Rt 05 Rw03 Tanjung Duren
Jakarta Barat, dengan menerapkan konsep-konsep keperawatan guna
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam program Profesi Ners.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Survei Mawas Diri.
b. Merumuskan masalah kesehatan masyarakat.
c. Merumuskan penangan masalah.
d. Melaksanakan penanganan masalah melalui penyuluhan di tingkat RW.
e. Menjelaskan Rencana Tindak Lanjut yang akan dilakukan oleh
puskesmas, kader-kader setiap RW dan ketua RW.
C. Manfaat
iv
1. Bagi Desa
Dapat bermanfaat sebagai masukan atau informasi yang dapat membantu
dalam pembangunan kesejahteraan dan kesehatan Dukuh II Rt 05 Rw03
Tanjung Duren Jakarta Barat.
2. Bagi Puskesmas
Dapat memberikan pelayanan yang terpadu dalam meningkatkan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Bagi Institusi
Sebagai bahan referensi dalam meningkatkan ilmu pengetahuan yang
berfokus dipelayanan kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan.
4. Bagi Masyarakat
Sebagai edukasi kesehatan ataupun hal umum lainnya untuk meningkatkan
kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
5. Bagi mahasiswa
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman proses belajar dalam
Pengabdian Masyarakat serta dapat menjadi pengalaman riset sebagai
wadah edukasi bagi mahasiswa.
v
1. Wawancara
a. Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan
menggunakan cara tanya jawab.
b. Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan masyarakat melalui
informasi yang didapatkan dari Petugas Puskesmas. Observasi juga
dilakukan dengan menchecklist masalah sesuai dengan angket yang ada.
2. Survey Mawas Diri
Kegiatan pengumpulan data didapatkan dari data Puskesmas yang di dapat
di masyarakat dan pengkajian masalah kesehatan.
3. Praktek
Kegiatan dilakukan dengan mengumpulkan petugas puskesmas, tokoh
masyarakat, ketua RW dan kader-kader dari setiap RW. Kemudian
menjelaskan hasil SMD, masalah yang di dapat, mendiskusikan penanganan
masalah, menjelaskan rencana tindak lanjut (RTL).
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari :
1. BAB I Pendahuluan : Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, pengumpulan data, dan
sistematika penulisan.
2. BAB II Tinjauan Teoritis: Asuhan Keperawatan Komunitas, Asuhan
Keperawatan Keluarga, Asuhan Keperawatan Kelompok khusus di
masyarakat : Konsep dan Penerapan Germas dan Program Nusantara
Sehat, Konsep Asuhan Keperawatan pada Penyakit Keturunan, dan Konsep
Asuhan Keperawatan pada Penyakit Menular dan Tidak Menular.
3. BAB III Profil Desa : Bab ini berisi tentang hasil survei mawas diri.
vi
BAB II
TINJAUAN TEORI
vii
menyelesaikan masalah (Hitchcock, Schubert& Thomas, 1999, Allender &
Spradley, 2001, Stanhope & Lancaster, 2016).
viii
1) Memberikan pedoman sistematis dan ilmiah bagi tenaga kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhannya
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya, sehingga mendapatkan pelayanan
yang cepat dalam rangka mempercepat proses penyembuhan klien.
ix
masalah kesehatan, mulai dari masyarakat hingga sumber daya
komunitas, guna merancang strategi promosi kesehatan. Tahapan
pengkajian meliputi:
1) Kegiatan Pendahuluan
Tahap pengkajian didahului dengan sosialisasi program perawatan
kesehatan komunitas serta program yang dapat dikerjakan bersama-
sama dalam komunitas tersebut. Sasaran sosialisasi meliputi tokoh
masyarakat, serta perwakilan dari tiap elemen di masyarakat
(misalnya karang taruna, PKK dan sebagainya)
a) Survei Mawas Diri ( SMD)
Survei mawas diri (SMD) merupakan kegiatan pengenalan,
pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh
masyarakat dan kader setempat dibawah bimbingan petugas
kesehatan atau perawat komunitas. Kegiatan SMD bertujuan
untuk:
(1) Masyarakat dapat mengenal, mengumpulkan data dan
mengkajin masalah yang ada di lingkungan
(2) Menumbuhkan minat dan kesadaran untuk mengetahui
masalah kesehatan serta bagaimana cara mengatasinya.
x
b) Penentuan jenis informasi kesehatan yang
dikumpulkan
c) Penentuan jenis informasi melalui pengamatan atau
wawancara
d) Pembuatan instrumen atau alat untuk memperoleh
informasi kesehatan, misalnya daftar kuesioner atau
daftar pertanyaan wawancara
(2)Kelompok pelaksanaan
SMD dengan bimbingan perawat di desa, melakukan:
a) Mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai
rencana
b) Mengolah informasi masalah kesehatan sehingga
rumusan masalah kesehatan dan prioritas masalah
kesehatan di wilayahnya.
c) Musyawara Masyarakat RW ( MMRW)
i. Musyawara masyarakat RW (MMRW) merupakan
pertemuan seluruh warga desa untuk membahas SMD
dan merencanakan penanggulangan masalah
kesehatan yang diperoleh dari SMD. Kegiatan MMRW
bertujuan antara lain:
1) Masyarakat mengenal masalah kesehatan di
wilayah RW
2) Masyarakat sepakat untuk mengatasi masalah
kesehatan
3) Masyarakat dapat menyusun rencana kerja guna
mengatasi masalah kesehatan
xi
1) Pembukaan, dengan menguraikan maksud dan tujaun
MMRW, yang dipimpin oleh Kedus
2) Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat melalui
curah pendapat menggunakan Media elektronik yang
dipimpin oleh pihak dusun.
3) Penyajian hasil SMD oleh kelompok SMD
4) Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan
berdasarkan pengenalan masalah dan hasil SMD,
dilanjutkan rekomendasi teknis dari petugas kesehatan di
desa atau perawat komunitas
5) Penyusunan rencana penanggulangan masalah kesehatan,
yang dipimpin oleh Kedus
6) Penutup
2) Pengumpulan Data
Menurut Anderson& McFarlane (2008), metode windshield survey
dapat digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi
berbagai dimensi dari komunitas, lingkungan dan gaya hidup
masyarakat. Beberapa aspek yang dikaji dalam metode ini antara
lain:
a) Inti komunitas meliputi:
xii
(1) Sejarah, meliputi hal-hal yang diperoleh dari pengamatan
sementara di wilayah tersebut. Misalnya, mengenai sejarah
wilayah yang dapat ditanyakan pada tetua atau tokoh
masyarakat
(2) Demografi, meliputi tipe-tipe orang yang dijumpai,
termasuk data mengenai usia, jenis kelamin, dan piramida
penduduk
(3) Kelompok etnis, berupa identifikasi terhadap berbagai suku
atau etnis yang dijumpai
(4) Nilai dan keyakinan, berupa identifikasi terhadap nilai dan
keyakinan dalam masyarakat. Misalnya, melalui jenis dan
jumlah rumah ibadah.
b) Subsistem, meliputi:
(1) Lingkungan fisik, berupa keadaan lingkungan atau geografis,
misalnya batas wilayah, peta wilayah, iklim dan kondisi
perumahan
(2) Pelayanan kesehatan dan sosial, meliputi unit pelayanan
kesehatan yang tersedia baik modern maupun tradisional,
tenaga kesehatan, home care tempat pelayanan sosial, dan
kesehatan jiwa komunitas
(3) Ekonomi, meliputi status ekonomi masyarakat, industri yang
tersedia, kegiatan yang menunjang roda perekonomian, dan
jumlah pengangguran.
(4) Keamanan dan transportasi, meliputi cara masyarakat
bepergian, jenis transportasi umum atau pribadi yang
digunakan jenis pelayanan, perlindungan yang tersedia
(pemadam kebakaran, polisi atau sanitasi) monitoring
terhadap kualitas udara, jenis kejahatan pada umumnya.
xiii
(5) Pemerintahan dan politik, meliputi tanda aktivitas politik
(poster, pertemuan dan sebagainya), partai yang
mendominasi hak komunitas dalam pemerintahan
(pemilihan bupati atau anggota DPRD , keterlibatan
masyarakat dalam pembuatan keputusan pemerintah
setempat
(6) Komunikasi, berupa identifikasi berbagai jenis komunikasi
yang digunakan oleh masyarakat, termasuk komunikasi
melalui media cetak dan elektronik
(7) Pendidikan, berupa identifikasi berbagai jenis institusi
pendidikan dan ketersediaan program uks
(8) Rekreasi, meliputi tempat anak-anak bermain, bentuk
umum rekreasi, orang-orang yang berperan serta dan
fasilitas rekreasi yang ditemukan
c) Persepsi , meliputi:
(1) Penduduk, meliputi pendapat masyarakat komunitasnya,
serta identifikasi kekuatan dalam pandangan masyarakat.
Persepsi dapat diperoleh melalui analisis jawaban beberapa
orang dari kelompok berbeda (kelompok tua/muda, petani,
pekerja pabrik, professional, tokoh agama, ibu rumah tangga
dan lain-lain).
(2) Persepsi sendiri, meliputi pernyataan umum perawat
komunitas mengenai kesehatan komunitas serta masalah
aktual atau potensial yang dapat diidentifikasi
3) Jenis-Jenis Sumber Data
a) Jenis data, terbagi menjadi :
xiv
(1) Data subjektif, diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas,
melalui ungkapan langsung secara lisan
(2) Data objektif, diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran
b) Sumber data, terbagi menjadi dua:
(1) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan oleh pengkaji
(perawat komunitas) dari individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian
(2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber lain
yang dapat dipercaya, misalnya data dari kelurahan, catatan
riwayat kesehatan pasien atau medical record
4) Metode Pengumpulan Data
a) Wawancara (anamnesa)
Wawancara atau anamnesa merupakan kegiatan komunikasi
timbal balik berbentuk tanya jawab antara perawat dengan
klien terkait masalah kesehatan klien. Wawancara hendaknya
dilakukan dengan ramah, terbuka serta menggunakan bahasa
yang sederhana dan mudah dipahami klien. Selanjutnya hasil
wawancara dicatat dalam format proses keperawatan.
b) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan meliputi aspek, fisik,
psikologis, perilaku dan sikap. Pengamatan dilakukan
menggunakan panca indra hasilnya dicatat dalam format proses
keperawatan
c) Pemeriksaan fisik
xv
Pemeriksaan fisik dalam rangka menegakan diagnosa
keperawatan dilakukan melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.
5) Pengelolaan Data
Setelah data diperoleh, selanjutnya dapat diolah menggunakan
cara sebagai berikut:
a) Klasifikasi data atau kategorisasi data berdasarkan
(1) Karakteristik demografi
(2) Karakteristik geografi
(3) Karakteristik sosial ekonomi
(4) Sumber dan pelayanan kesehatan
b) Perhitungan persentase cakupan menggunakan telly
c) Tabulasi data
d) Interpretasi data
6) Analisis Data
Analisis data merupakan kemampuan untuk meningkatkan dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi
oleh masyarakat. Analisis data bertujuan untuk:
a) Menetapkan kebutuhan komunitas
b) Menetapkan kekuatan
c) Mengidentifikasi pola respon komunitas
d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan layanan
kesehatan
7) Perumusan Masalah
xvi
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, dapat diketahui masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat,
sehingga dapat dilakukan intervensi
8) Prioritas Masalah
Masalah yang dirumuskan tidak dapat diatasi sekaligus. Oleh
karena itu, diperlukan penyusunan prioritas masalah dengan
kriteria antara lain:
a) Perhatian masyarakat
b) Prevelensi kejadian
c) Berat-ringan masalah
d) Kemungkinan masalah diatasi
e) Tersedianya sumber daya masyarakat
f) Aspek politik
xvii
Melalui tiga komponen tersebut, diagnosis keperawatan dapat
dirumuskan, melalui dua cara yaitu :
a. Rumus PES
DK=P+E+S
Keterangan
DK : Diagnosis keperawatan
P : Masalah
E : Etiologi
S : Gejala
b. Rumus PE
DK=P+E
Keterangan
DK : Diagnosa keperawatan
P : Masalah
E : Etiologi
xviii
sejauh mana tindakan bisa dilaksanakan’, serta harus spesifik, dapat
diukur, dapat dicapai, rasional, dan memiliki batas waktu. Perhatikan
perbandingan kebutuhan individu dengan kebutuhan komunitas
melalui:
1) Kebutuhan individu
a) Aktualisasi diri
b) Harga diri
c) Kasih sayang rasa memiliki
d) Aman
e) Fisiologi
2) Kebutuhan komunitas
a) Aktualisasi komunitas
b) Kebanggaan komunitas
c) Pendidikan partisipasi
d) Kemampuan perlindungan
e) Aktivitas pendukung kehidupan
xix
keluarga dan komunitas, perawatan berkesinambungan, komunikasi,
serta evaluasi.
7. Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas
Implementasi atau pelaksanaan sebagai inisiatif dari rencana tindakan guna
mencapai tujuan spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditujukan pada rencana strategi untuk membantu
komunitas mencapai tujuan yang diharapkan. Rencana tindakan spesifik
dilaksanakan guna memodifikasi faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan komunitas.
xx
Perawat komunitas dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional, demi tercapainya rencana
program yang telah disusun
d. Mampu dan mandiri
Perawat komunitas diharap mempunyai kemampuan dan kemandirian
dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten di bidangnya
e. Ugem
Perawat komunitas harus yakin dan percaya pada kemampuannya, serta
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang
diberikan akan tercapai
8. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun
tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.
xxi
tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu
kebudayaan maka dimulai dari keluarga (Harnilawati. 2013).
2. Definisi keperawatan keluarga
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan
keperawatan yang dapat dilaksanakan di masyarakat. Pelayanan
keperawatan keluarga yang saat ini dikembangkan merupakan bagian dari
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat (perkesmas). (Riasmini et
al, 2017).
Keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan. Pelayanan
keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan
keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan
anggota keluarga dalam tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi tindakan keperawatan dengan memobilisasi sumber sumber
pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber sumber profesi
lain termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas
(Riasmini et al, 2017).
3. Teori Perkembangan Keluarga
Perkembangan keluarga merupakan hal penting dalam perawatan
kesehatan keluarga ketika kita memandang keluarga sebagai sebuah
sistem. Minuchin (1974) dalam Andarmoyo (2016) menyebutkan siklus
perkembangan keluarga merupakan komponen kunci dalam setiap
kerangka kerja yang memandang keluarga sebagai suatu sistem. Sistem
keluarga tumbuh dan berubah serta mempunyai tugas yang berbeda sesuai
dengan perubahan keluarga sendiri.
xxii
sudah tua sebagai interval siklus kehidupan, dengan pengecualian untuk
dua tahap terakhir kehidupan keluarga ketika anak-anak keluar dari
keluarga sehingga mengganggu keseimbangan keluarga. Penekanan teori
ini terletak pada hubungan antar anggota yang berubah sehingga keluarga
bisa bergerak dari satu tahap siklus kehidupan ke tahap berikutnya.
a. Tahap Transisi: Keluarga Antara (Dewasa muda yang belum menikah)
Tahap ini menunjukkan tahap dimana individu berumur 20 tahunan
yang telah mandiri secara finansial dan secara fisik telah terpisah dari
orang tuanya, tetapi belum berkeluarga. Tahap ini sering diabaikan
karena sering masih berkumpul dengan orang tuanya.
Tabel 2.1 Tahap Siklus Kehidupan Keluarga Antara
Tahap Siklus
Kehidupan
Tugas-tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga
Tahap Siklus
Kehidupan Keluarga
xxiii
Tugas-tugas Perkembangan Keluarga
Tahap Siklus
Kehidupan Keluarga
Tugas-tugas Perkembangan Keluarga
xxiv
besar dengan menambahkan peran orangtua
dan kakek nenek.
Tahap Siklus
Kehidupan Keluarga
Tugas-tugas Perkembangan Keluarga
xxv
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum.
Tahap Siklus
Kehidupan Keluarga
Tugas-tugas Perkembangan Keluarga
Tahap Siklus
Kehidupan Keluarga
xxvi
Tugas-tugas Perkembangan Keluarga
xxvii
c. Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-
sakitan dari suami maupun istri.
Tahap Siklus
Kehidupan
Tugas-tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga
xxviii
sampai salah satu pasangan meninggal dan berakhir ketika kedua
pasangan meninggal.
Tahap Siklus
Kehidupan
Tugas-tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga
xxix
Dalam sosiologi keluarga, berbagai bentuk keluarga digolongkan menjadi
dua bagian besar yaitu bentuk tradisional dan non tradisional atau
sebagai bentuk normatif dan non normatif serta bentuk keluarga varian.
Bentuk keluarga varian digunakan untuk menyebut bentuk keluarga yang
merupakan variasi dari bentuk normatif yaitu semua bentuk deviasi dari
keluarga inti tradisional. Berikut akan dijelaskan beberapa bentuk
keluarga yang berkaitan dengan pemberian asuhan keperawatan
keluarga.
a. Keluarga Tradisional
1) Traditional Nuclear (Keluarga Inti)
Merupakan satu bentuk keluarga tradisional yang dianggap paling
ideal.Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak tinggal dalam satu rumah dimana ayah adalah pencari
nafkah dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Berikut varian dalam
keluarga inti adalah:
a) Keluarga Pasangan Suami Istri Bekerja
Keluarga dimana pasangan suami istri keduanya bekerja di luar
rumah.Keluarga ini merupakan perkembangan varian non
tradisional dimana pengambilan keputusan dan pembagian
fungsi keluarga ditetapkan secara bersama-sama oleh kedua
orang tua.Meskipun demikian, beberapa keluarga masih tetap
menganut bahwa fungsi kerumahtanggaan tetap dipegang
oleh istri.
b) Keluarga Tanpa Anak (Dyadic Nuclear)
Keluarga dimana suami istri sudah berumur, tetapi tidak
mempunyai anak.Keluarga tanpa anak dapat diakibatkan oleh
ketidakmampuan pasangan suami istri untuk menghasilkan
keturunan ataupun ketidaksanggupan untuk mempunyai anak
xxx
akibat kesibukan dari karirnya. Biasanya keluarga ini akan
mengadopsi anak.
2) Commuter Family
Keluarga dengan pasangan suami istri berpisah tempat tinggal
secara sukarela karena tugas dan pada kesempatan tertentu
keduanya bertemu dalam satu rumah.
3) Reconstitute Nuclear
Pembentukan keluarga baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami/ istri, tinggal dalam satu rumah dengan anaknya,
baik anak bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru.Pada umumnya, bentuk keluarga ini terdiri dari
ibu dengan anaknya dan tinggal bersama ayah tiri.
4) Extended Family (Keluarga Besar)
Keluarga besar tradisional adalah satu bentuk keluarga dimana
pasangan suami istri sama-sama melakukan pengaturan dan
belanja rumah tangga dengan orang tua, sanak saudara, atau
kerabat dekat lainnya. Dengan demikian, anak dibesarkan oleh
beberapa generasi dan memiliki pilihan terhadap model-model
yang akan menjadi pola perilaku bagi anak-anak. Tipe keluarga
besar biasanya bersifat sementara dan terbentuk atas dasar
persamaan dan terdiri dari beberapa keluarga inti yang secara adil
menghargai ikatan-ikatan keluarga besar. Keluarga luas sering
terbentuk karena meningkatnya hamil diluar nikah, perceraian
maupun usia harapan hidup yang meningkat sehingga keluarga
besar menjadi pilihan mereka untuk sementara. Varian dari
keluarga besar adalah keluarga group marriage yaitu satu
perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya dalam satu
kesatuan keluarga dan keturunannya sudah menikah serta semua
telah memiliki anak.
xxxi
5) Keluarga dengan Orangtua Tunggal (Single Parent)
Keluarga dengan orangtua tunggal adalah bentuk keluarga yang
didalamnya hanya terdapat satu orang kepala rumah tangga yaitu
ayah atau ibu. Varian tradisional keluarga ini adalah bentuk
keluarga dimana kepala keluarga adalah janda karena cerai atau
ditinggal mati suaminya, sedangkan varian non-tradisional dari
keluarga ini adalah single adult yaitu kepala keluarga seorang
perempuan atau laki-laki yang belum menikah dan tinggal sendiri.
b. Keluarga Non-tradisional
Orang dalam pengaturan keluarga non tradisional sering menekankan
nilai aktualisasi diri, kemandirian, persamaan jenis kelamin, keintiman
dalam berbagai hubungan interpersonal. Bentuk-bentuk keluarga ini
meliputi:
1) Communal Family
Keluarga dimana dalam satu rumah terdiri dari dua atau lebih
pasangan yang monogami tanpa pertalian keluarga dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.Tipe
keluarga ini biasanya terjadi pada daerah perkotaan dimana
penduduknya padat.
2) Unmarried Parent and Child
Keluarga yang terdiri dari ibu-anak, tidak ada perkawinan dan
anaknya hasil adopsi.
3) Cohabiting Couple
Keluarga yang terdiri dari dua orang atau satu pasangan yang
tinggal bersama tanpa perkawinan.
4) Institusional
Keluarga yang terdiri dari anak-anak atau orang-orang dewasa
yang tinggal bersama-sama dalam panti. Sebenarnya keluarga ini
xxxii
tidak cocok untuk disebut sebagai sebuah keluarga, tetapi mereka
sering mempunyai sanak saudara yang mereka anggap sebagai
keluarga sehingga sebenarnya terjadi jaringan yang berupa
kerabat.
xxxiii
pada keluarga serta bagaimana komponen-komponen keluarga
tersebut berhubungan. Dimensi dasar struktur keluarga terdiri
dari; pola dan proses komunikasi, struktur kekuatan/kekuasaan,
struktur peran, serta struktur nilai keluarga. Keempat elemen ini
memiliki interrelast dan saling bergantung satu sama lain. Struktur
ini akan dievaluasi untuk mengetahui bagaimana keluarga mampu
melaksanakan fungsinya. Berikut ini akan diuraikan satu-persatu
dari struktur keluarga yang dimaksud (Andarmoyo, 2016).
xxxiv
3. Kekuasaan referen
4. Kekuasaan sumber
5. Kekuasaan ahli
6. Kekuasaan penghargaan
7. Kekuasaan memaksa
8. Kekuasaan afektif
9. Kekuasaan manajemen ketegangan
xxxv
mengalami kecacatan atau ketidakmampuan yang lain
(Andarmoyo, 2016).
c) Kekuasaan reference/referent power
Adalah kekuasaan yang didasarkan pada proses identifikasi
positif terhadap orang lain. Kekuasaan ini dimiliki oleh seorang
anak untuk meniru peran yang dimainkan oleh orangtuanya
(Andarmoyo, 2016).
d) Kekuasaan ahli dan sumber/expert power
Tipe kekuasaan ini didasarkan dari orang yang mempunyai
sumber/keahlian yang berharga dalam jumlah yang besar.
Orang yang berkuasa memiliki sumber yang besar,
kemampuan, keahlian, keterampilan atau pengalaman yang
lebih dari orang lain. Kekuasaan ini dapat dimiliki oleh seorang
ayah karena memiliki penghasilan yang tinggi, atau dimiliki
oleh seorang ibu karena kepandaiannya mengatur keuangan
rumah tangga atau hal lain yang dapat ditonjolkan
(Andarmoyo, 2016).
e) Kekuasaan penghargaan/reward power
Kekuasaan yang terjadi karena adanya harapan bahwa yang
berpengaruh dan dominan akan melakukan sesuatu yang
bersikap positif terhadap ketaatan seseorang. Kekuasaan ini
dimiliki oleh anak karena kepatuhannya. Tingkah laku anak
yang baik merupakan sumber kebanggaan orang tua sehingga
sering digunakan oleh anak untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkan (Andarmoyo, 2016).
f) Kekuasaan dominasi/paksaan/coercive power
Kekuasaan yang berdasar persepsi dan kepercayaan bahwa
orang yang memiliki kekuasaan mungkin akan menghukum
dengan ancaman, paksaan atau kekerasan dari individu lain
xxxvi
jika tidak taat. Kekuasaan ini dimiliki oleh orang tua terhadap
anak (Andarmoyo, 2016).
g) Kekuasaan informasional/informational power
Kekuasaan yang didasarkan pada isi pesan persuasif seseorang
dapat dipengaruhi oleh penjelasan tentang kebenaran yang
diberikan secara hati-hati. Kekuasaan ini hampir sama dengan
kekuasaan ahli dengan ruang lingkup yang lebih sempit
(Andarmoyo, 2016).
h) Kekuasaan afektif/affective power
Kekuasaan yang didasarkan pada pemberian afeksi/perasaan
dan kehangatan serta seks. Kekuasaan ini secara umum
dimiliki oleh seorang istri atau ibu (Andarmoyo, 2016).
i) Kekuasaan manajemen ketegangan
Kekuasaan yang didasarkan dari kontrol untuk mengatasi
ketegangan dan konflik keluarga. Kekuasaan ini biasanya
menggunakan perdebatan, air mata ataupun ketidaksepakatan
ketika menghadapi konflik sehingga anggota keluarga yang lain
akan mengalah.
xxxvii
ketergantungan emosi pasangan dan tanggung jawab untuk
menikah.
3) Struktur peran
a) Teori dan definisi peran
Peran menunjuk kepada beberapa set perilaku yang kurang
lebih bersifat homogen, yang didefinisikan dan
diterapkansecara normatif dari seorang akupun dalam situasi
sosial tertentu. Peran didasarkan pada preskripsi dan harapan
peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus
lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi
harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain
menyangkut peran-peran tersebut (Nye, 1976 dalam
Andarmoyo, 2016).
xxxviii
posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat
seseorang dalam suatu system social. Setiap individu
menempati posisi-posisi multiple-orang dewasa, pria, suami,
petani,dll. Yang berkaitan dengan masing-masing posisi ini
adalah sejumlah peran (Andarmoyo, 2016).
c) Okupun peran
Okupun peran (role occupant) adalah seseorang yang
memegang suatu posisi dalam struktur sosial (Andarmoyo,
2016).
d) Konflik peran
Konflik terjadi ketika akupun dari suatu posisi merasa bahwa ia
berkonflik dengan harapan-harapan yang tidak sesuai (Hardy
& Hardy, 1988). Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-
perubahan dalam harapan yang terjadi dalam diri pelaku,
orang lain, atau dalam lingkungan (Andarmoyo, 2016).
Tipe-tipe konflik peran ada tiga:
(1) Konflik antara peran
(2) Intersender role conflict (konflik peran antar pengirim)
(3) Person role conflict
e) Konflik Antara Peran
Adalah konflik yang terjadi jika pola-pola perilaku atau norma-
norma dari satu peran tidak kongruen dengan peran lain yang
dimainkan secara bersamaan oleh individu. Tipe konflik ini
disebabkan oleh ketidakseimbangan perilaku-perilaku yang
berkaitan dengan berbagai peran atau besarnya tenaga
berlebihan yang dibutuhkan oleh peran-peran ini. Misal dalam
kasus keluarga dimana peran yang dijalankan oleh seseorang
adalah sebagai siswa, penjaga rumah, memasak, perkawinan,
xxxix
dan perawatan anak yang dilaksanakan sekaligus (Andarmoyo,
2016).
f) Intersender Role Conflict (Konflik Antara Pengirim)
Merupakan tipe konflik di mana ada dua orang atau lebih
memegang harapan-harapan yang bisa memicu terjadinya
konflik, menyangkut pemeran suatu peran. Misalnya, seorang
kepala perawat boleh jadi mengharapkan efisiensi dari suatu
tindakan; sedangkan pasien (Andarmoyo, 2016).
g) Person role conflict
Tipe ini meliputi suatu suatu konflik antara nilai-nilai internal
individu dan nilai-nilai eksternal yang dikomunikasikan kepada
pelaku oleh orang lain, dan membawa pelaku ke dalam situasi
yang penuh dengan stress peran. Missal keluarga dengan anak
remaja, remaja memiliki pemikiran internal menyangkut
perannya sebagai remaja sedangkan dalam kondisi lain
kelompok sebayanya menentukan suatu peran yang berbeda
(Andarmoyo, 2016).
xl
(d) Peran sosialisasi anak
(e) Peran rekreasi
(f) Peran persaudaraan
(g) Peran terpeutik/ memenuhi kebutuhan afektif dari
pasangan
(h) Peran seksual
(2) Peran anak
Peran anak adalah melaksanakan tugas perkembangan dan
pertumbuhan fisik,psikis, sosial
(3) Peran kakek/nenek
Menurut bengston(1985) peran kakek/ nenek dalam
keluarga adalah:
(a) Semata-mata hadir dalam keluarga
(b) Pengawal
(c) Menjadi hakim
(d) Menjadi partisipan
xli
menghasilkan stabilitas keluarga, ada beberapa yang bersifat
adaptif dan ada yang merusak kesejahteraan sosial, yaitu:
- Pendorong
Pendorong memuji, setuju dengan, dan menerima
kontribusi dari orang lain. Akibatnya ia dapat merangkul
orang lain dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran
mereka penting dan bernilai untuk didengar.
- Pengharmonis
Pengharmonis menengahi perbedaan yang terdapat di
antara para anggota menghibur menyatukan kembali
perbedaan pendapat.
- Initiator-kontributor
Inisiator-kontributor mengemukakan dan mengajukan ide-
ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau
tujuan dalam kelompok.
- Pendamai
Pendamai (compromiser) merupakan salah satu bagian
dari konflik dan ketidaksepakatan. Pendamai menyatakan
polisinya dan mengakui kesalahannya, atau menawarkan
penyelesaian “setengah jalan”.
- Penghalang
Penghalang cenderung negatif terhadap semua ide yang
ditolak tanpa alasan.
- Dominator
Dominator cenderung memaksakan kekuasaan atau
superioritas dengan memanipulasi anggota kelompok
xlii
tertentu dan membanggakan kekuasaanya dan bertindak
seakan-akan ia mengetahui segala-gala nya dan tampil
sempurna.
- Penyalah
Peran ini sama seperti penghalang dan dominator.
Penyalah adalah seorang yang suka mencari tahu
kesalahan, dan bersikap diktator.
- Pengikat
Seorang pengikat terus mengikuti gerakan dari kelompok,
menerima ide-ide dari orang lain kurang lebih secara pasif,
tampil sebagai pendengar dalam diskusi kelompok dan
keputusan kelompok.
- Pencari pengakuan
Pencari pengakuan berupaya mencari cara apa saja yang
tepat untuk menarik perhatian kepada dirinya sendiri,
perbuatan, prestasi, dan/masalah-masalahnya.
- Martir
Martir tidak menginginkan apa saja untuk dirinya, ia hanya
berkorban anggota keluarga.
- Keras hati
Orang yang memainkan peran ini mengumbar terus-
menerus dan aktif tentang semua hal yang “benar”, tidak
bedanya dengan sebuah komputer.
- Sahabat
Sahabat seorang teman bermain keluarga yang mengikuti
kehendak pribadi dan memaafkan perilaku keluarga
tingkah lakunya sendiri tanpa melihat konsekuensinya.
- Kambing hitam
xliii
Kambing hitam keluarga adalah masalah anggota keluarga
yang telah didentifikasi dalam keluarga.
- Penghibur
Perawat keluarga adalah orang yang terpanggil untuk
merawat dan mengasuh anggota keluarga lain yang
membutuhkan
- Pioneer keluarga
Pioneer keluarga membawa keluarga pindah ke suatu
wilayah asing, dan dalam pengalaman baru.
- Distractor dan orang yang tidak relevan
Distractor bersifat tidak relevan, dengan menunjukan
perilaku yang menarik perhatian
- koordinator keluarga
coordinator keluarga mengorganisasi dan merencanakan
kegiatan-kegiatan keluarga
- penghubung keluarga
perantara keluarga adalah penghubung, ia mengirim dan
memonitor komunikasi dalam keluarga.
- Saksi
Peran dari sakasi sama dengan ”pengikut” kecuali dalam
beberapa hal, saksi lebih pasif. Saksi hanya mengamati,
tidak melibatkan diri.
4) Struktur nilai
Nilai-nilai keluarga adalah didefinisikan sebagai suatu sistem ide,
sikap dan kepercayaan tentang suatu keseluruhan atau konsep
yang secara sadar maupun tidak sadar mengikat bersama-sama
seluruh anggota keluarga dalam satu budaya yang lazim (parad
dan caplan, 1965). Sistem nilai keluarga dianggap sangat
xliv
mempengaruhi nilai-nilai pokok dari masyarakat, dan juga
dipengaruhi nilai-nilai subkultural keluarga serta kelompok-
kelompok referensi lain. Nilai-nilai dalam keluarga tidak bersifat
statis. Potensi keunggulan dari nilai-nilai keluarga berubah-ubah
dari waktu ke waktu, karena keluarga dan anggota terbuka
terhadap berbagi subkultur. Dalam membantu suatu keluarga,
nilai dan perilaku mereka perlu dipahami yang keluarga katakan
penting adalah mungkin adanya perbedaan luar biasa, hal ini
merujuk pada sesuatu yang nyata (perilaku keluarga yang
sebenarnya) versus sesuatu yang ideal (nilai-nilai keluarga)
(Andarmoyo, 2016).
b. Fungsi keperawatan keluarga
1) Teori fungsional keluarga
Keberadaan keluarga pada umumnya adalah untuk memenuhi
fungsi-fungsi keluarga. Fungsi keluarga, berbeda sesuai dengan
sudut pandang terhadap keluarga. Akan tetapi dari sudut
kesehatan keluarga yang sering digunakan adalah fungsi keluarga,
yang disusun oleh friedman. Berikut ini dijelaskan beberapa fungsi
keluarga, dari WHO Friedman dan Depkes RI.
xlv
hamil, perilaku konsumsi yang sehat, serta melakukan
perawatan anak.
b) Fungsi Ekonomi
Adalah fungsi untuk memenuhi sumber penghasilan,
menjamin keamanan finansial anggota keluarga dan
menentukan alokasi sumber yang diperlukan. Syarat untuk
memenuhi fungsi ini adalah keluarga mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai serta tanggung
jawab.
c) Fungsi Psikologis
Adalah fungsi menyediakan lingkungan yang dapat
meningkatkan perkembangan kepribadian secara alami, guna
memberikan perlindungan psikologis yang optimum. Syarat
yang harus dipenuhi untuk melaksanakan fungsi ini adalah
emosi stabil, perasaan antar anggota keluarga baik,
kemampuan untuk mengatasi stress dan krisis.
d) Fungsi Edukasi
Adalah fungsi mengajarkan keterampilan, sikap, dan
pengetahuan. Syarat yang harus dipenuhi dalam
melaksanakan fungsi ini adalah anggota keluarga harus
mempunyai tingkat intelegensi yang meliputi pengetahuan,
keterampilan serta pengalaman yang sesuai.
e) Fungsi Sosiokultural
Adalah fungsi untuk melaksanakan transfer nilai-nilai yang
berhubungan dengan perilaku, tradisi/adat dan bahasa. Syarat
yang harus dipenuhi adalah anggota keluarga harus
xlvi
mengetahui standar nilai yang dibutuhkan, memberi contoh
norma-norma perilaku serta mempertahankannya.
2) Fungsi Keluarga (Friedman)
Fungsi keluarga menurut Friedman dalam Andarmoyo (2016),
yaitu:
a) Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal
keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi
afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang
perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi
afektif adalah
(1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih,
kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar
anggota keluarga.
(2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling
menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap
anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
positif maka fungsi afektif akan tercapai.
(3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak
pasangan sepakat memulai hidup baru.
xlvii
misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan
orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga
dapat Membina hubungansosial pada anak, Membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c) Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu
perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan
biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah meneruskan keturunan
d) Fungsi Memenuhi kebutuhan Fisik dan Perawatan
Merupakan pemenuhan sandang, pangan dan papan serta
perawatan kesehatan.
e) Fungsi Ekonomi
Adalah fungsi untuk pengadaan sumber dana, pengalokasian
dana serta pengaturan keseimbangan.
f) Fungsi Pengontrol/ Pengatur
Adalah memberikan pendidikan dan norma-norma.
3) Fungsi Keluarga (PP N0/21 Th.1994 dan UU NO.10 Tahun 1992
dalam Andarmoyo, 2016)
a) Fungsi keagamaan
Keluarga adalah wahana utama dan pertama menciptakan
seluruh anggota keluarga menjadi insan yang taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa . Tugas dari fungsi keagamaan adalah:
(1) Membina norma/ajaran agama sebagai dasar tujuan hidup
seluruh anggota keluarga
(2) Menerjemahkan ajaran/norma agama ke dalam tingkah
laku hidup sehari-hari seluruh anggota keluarga
xlviii
(3) Memberikan contoh konkrit pengalaman ajaran agama
dalam hidup sehari-hari
(4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak
tentang keagamaan yang tidak atau krang di perolehnya di
sekolah atau masyarakat
(5) Membina rasa, sikap, dan praktik kehidupan keluarga
beragama sebagai fondasi menuju keluarga kecil bahagia
dan sejahtera
xlix
nyata/ucapan dan perilaku secara optimal dan terus
menerus
(2) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar
keluarga yang satu dengan yang lainnya secara kuantitatif
dan kualitatif.
(3) Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi
dan ikhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras dan
seimbang
(4) Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang
mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai
pola hidup ideal menuju KKBS.
d) Fungsi Perlindungan
Adalah fungsi untuk memberikan rasa aman secara lahir dan
batin kepada setiap anggota keluarga. Fungsi ini menyangkut:
(1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik
dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari
luar keluarga.
(2) Membina keamanan keluarga baik fisik, psikis maupun dari
berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari
luar.
(3) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan
keluarga sebagai modal menuju KKBS.
e) Fungsi Reproduksi
Memberikan keturunan yang berkualitas melalui : Pengaturan
dan perencanaan yang sehat dan menjadi insan pembangunan
yang handal dengan cara:
(1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan
reproduksi sehat bagi anggota keluarga maupun bagi
l
keluarga sekitarnya.
(2) Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah
pembentukan keluarga dalam usia, pendewasaan fisik
maupun mental.
(3) Mengamalkan kaidah repsoduksi sehat, bagi yang
berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak dan jumlah
ideal anak yang di inginkan dalam keluarga.
(4) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai
modal yang kondusif menuju KBS.
li
kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun
masyarakat
(4) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi
dalam keluarga sehingga tidak saja dapat bermanfaat
positif bagi anak, tetapi juga bagi orangtua dalam rangka
perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju
KKBS
g) Fungsi Ekonomi
Keluarga meningkatkan keterampilan dalam usaha ekonomis
produktif agar pendapatan keluarga meningkat dan tercapai
kesejahteraan
(1) Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun di dalam
lingkungan keluarga dalam rangka menopang
kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga.
(2) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran keluarga.
(3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orangtua diluar rumah
dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan
serasi, selaras dan seimbang.
(4) Membina kegiatan dari hasil ekonomi keluarga sebagai
model mewujudkan NKKBS.
lii
(1) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan hidup intern keluarga
(2) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan ekstern keluarga
(3) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan hidup serasi, selaras dan seimbang antara
lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat
sekitarnya.
(4) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju
KKBS.
liii
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka
apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar
perubahannya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang aman untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk melakukan tindakan keluarga maka segera
melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai
keterbatasan seyogyanya meminta bantuan orang lain di lingkungan
sekitar keluarga.
c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang
terlalu muda.
Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau ke
pelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik anatar keluarga dan
lembaga kesehatn (pemanfaatan fasilitas kesehatn yang ada) .
liv
7. Peran perawat keperawatan keluarga
Menurut Andarmoyo (2016) dalam memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh
perawat antara lain adalah :
a. Memberikan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit
b. Mengenalkan masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga, dalam hal
ini perawat membantu keluarga dalam mengenalkan penyimpangan
dari keadaan-keadaan normal tentang kesehatan dan membantu
keluarga dalam melihat masalah secara objektif akan keuntungan dan
kerugian yang ditimbulkan dari masalah tersebut
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan
keluarga, yaitu berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan
keluarga baik secara individu maupun berkelompok
d. Fasilitator, yaitu menjadikan pelayanan kesehatan mudah dijangkau
dan perawat dengan mudah dapat menampung permasalahan yang
dihadapi keluarga dan mampu membantu mencarikan jalan
pemecahannya
e. Pendidik kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk
mengubah perilaku keluarga yang tidak sehat menjadi sehat atau
menjadi lebih sehat
f. Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan dalam memberikan
petunjuk asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga di samping
menjadi penasihat dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan
keluarga.
lv
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
Dalam konteks ini keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai
fokus utama dalam pemberian asuhan keperawatan. Keperawatan
dipandang sebagai sistem yang berinteraksi dimana fokusnya adalah
dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi
keluarga serta saling ketergantungan subsistem keluarga dengan
kesehatan dan keluarga dengan lingkungan sekitarnya.
b. Dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga, sehat
sebagai tujuan utamanya dengan cara meningkatkan status kesehatan
keluarga agar keluarga dapat meningkatkan produktivitas dan
kesejahteraan keluarga.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
perawat melibatkan peran serta aktif seluruh anggota keluarga mulai
dari merumuskan masalah dan kebutuhan dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
e. Mengutamakan kegiatan yang bersifat promotif dan preventif, tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
lvi
Bermas dan Indonesia Sehat
b. Perilaku GERMAS
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan cerminan dari pola
hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga
kesehatan seluruh anggota keluarga. Semua perilaku tersebut
dilakukan atas kesadaran keluarga sendiri sehingga dapat menolong
dirinya sendiri dan aktif dalam kegiatan lain di masyarakat. PHBS
berguna agar setiap keluarga yang menjalankan PHBS akan meningkat
kesehatannya dan tidak mudah sakit. Rumah tangga yang sehat dapat
meningkatkan produktivitas kerja dan biaya yang seharusnya
digunakan untuk berobat dapat digunakan untuk keperluan lainnya
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota keluarga.
PHBS di rumah tangga memiliki sepuluh indikator.
lvii
1) Yang pertama, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan maksudnya adalah
persalinan yang ditolong oleh bidan, dokter, maupun tenaga
medis lainnya. Hal ini diharapkan untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi. Tenaga kesehatan merupakan orang yang
ahli dalam membantu persalinan karena itu keselamatan ibu dan
bayi dapat terjamin.
lviii
maka beresiko adanya kuman yang menempel. Cuci tangan
berfungsi untuk mengurangi/menghilangkan kuman yang
menempel pada tangan. Sabun dapat menghilangkan kotoran dan
membunuh kuman karena apabila tidak menggunakan sabun,
kuman masih menempel pada tangan.
6) Yang keenam, menggunakan jamban sehat, jamban merupakan
suatu ruangan yang memiliki fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok / tempat duduk dan air
untuk membersihkannya. Jamban harus dipelihara supaya tetap
sehat. Lantai jamban setidaknya harus selalu bersih dan tidak ada
genangan air. Syarat jamban yang sehat adalah tidak mencemari
sumber air minum (jarak minimal 10 meter), tidak berbau, kotoran
tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari
tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan,
dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi
yang cukup, lantai kedap air dan luas ruangan memadai, dan
tersedia air, sabun, dan alat pembersih
7) Yang ketujuh, memberantas jentik di rumah, rumah bebas jentik
adalah rumah yang dilakukan pemeriksaan berkala tidak terdapat
jentik nyamuk. Pemeriksaan jentik secara berkala adalah
pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di
dalam rumah secara teratur dalam seminggu. Agar rumah menjadi
bebas dari jentik maka perlu dilakukan pemberantasan nyamuk
dengan 3M plus, yaitu menguras, menutup, mengubur, plus
menghindari gigitan nyamuk. Rumah bebas jentik sangat
bermanfaat karena mengurangi populasi nyamuk menjadi
terkendali dan menjadikan penyakit yang ditularkan lewat nyamuk
menjadi berkurang.
lix
8) Yang kedelapan, makan buah dan sayur setiap hari. Sayur dapat
didefinisikan sebagai bagian dari sebuah tanaman yang umum
dapat dimakan untuk memenuhi kebutuhan akan zat gizi. Jenis
sayur berdasarkan definisi, yaitu sayuran daun, contoh dari
sayuran daun, yaitu sawi, kangkung, dan selada. Sayuran bunga,
contoh dari sayuran bunga, yaitu brokoli, kembang kol, dan bunga
turi. Sayuran buah, contoh dari sayuran buah, yaitu mentimun,
cabai, terong, dan tomat. Sayuran biji muda, contoh dari sayuran
biji muda, jagung muda, kacang panjang, buncis, dan kacang kapri
muda. Sayuran batang muda, contoh dari sayuran batang muda,
yaitu rebung, jamur, dan asparagus. Sayuran akar, contoh dari
sayuran akar, yaitu wortel, lobak, dan bit. Sayuran umbi, contoh
dari sayuran umbi, yaitu kentang, bawang bombay, bawang
merah, dan bawang putih.
9) Yang kesembilan, melakukan aktivitas fisik setiap hari, semua
anggota keluarga sebaiknya melakukan aktivitas fisik minimal 30
menit sehari. Aktivitas fisik adalah melakukan gerakan tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
lx
asap rokok orang lain.13 Penyediaan pangan sehat dan
percepatan perbaikan gizi. Gizi seimbang merupakan susunan
makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jumlah
maupun jenis yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman makanan, aktivitas fisik,
kebersihan, dan berat badan ideal.
c. Indikator Perilaku GERMAS
Perilaku GERMAS diambil dari fokus kegiatan GERMAS pada tahun
2016-2017 yang berkaitan erat dengan status gizi, yaitu berupa
aktivitas fisik, konsumsi buah, dan konsumsi sayur. Konsumsi sayur
dan buah dinilai dengan form yang diadopsi dari kuesioner Riskesdas
2013 tentang perilaku konsumsi sayur dan buah. Frekuensi dan porsi
asupan sayur dan buah dikumpulkan dengan cara menghitung jumlah
hari konsumsi sayur dan buah dalam waktu seminggu dan jumlah
porsi rata-rata konsumsi sayur dan buah dalam sehari. Seseorang
dikategorikan “cukup” apabila mengkonsumsi sayur dan atau buah
minimal 5 (3 porsi sayur dan 2 porsi buah) porsi per hari selama 7 hari
dalam seminggu. Seseorang dikategorikan “kurang” apabila
mengkonsumsi sayur dan atau buah kurang dari ketentuan minimal 5
(3 porsi sayur dan 2 porsi buah) porsi per hari selama 7 hari dalam
seminggu.
lxi
berat lainnya yang dilakukan minimal selama tiga hari dalam
seminggu dan memiliki total waktu beraktivitas ≥1500 MET minute.
MET minute dari aktivitas fisik berat adalah lama waktu (menit) dalam
melakukan aktivitas seminggu dikalikan bobot sebesar 8 kalori.
Aktivitas fisik sedang merupakan kegiatan seperti menyapu dan
mengepel minimal lima hari atau lebih dengan total lamanya
beraktivitas 150 menit dalam seminggu. Aktivitas fisik ringan
merupakan kegiatan selain yang termasuk dalam kegiatan aktivitas
fisik berat dan aktivitas fisik sedang.
d. Langkah-langkah GERMAS
1) Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan kegiatan yang terencana dan terstruktur
serta melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan bertujuan
untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Aktivitas fisik juga
merupakan setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran
tenaga dan energi atau pembakaran kalori (Kemenkes RI, 2015).
Aktivitas fisik disebut juga aktivitas eksternal, yaitu sesuatu yang
menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai
kegiatan fisik, seperti berjalan, berlari, dan berolahraga. Setiap
kegiatan fisik membutuhkan energi yang berbeda menurut
intensitas dan sifat kerja otot. Latihan fisik dapat meningkatkan
kemampuan fungsional dan menurunkan kebutuhan oksigen otot
jantung yang diperlukan pada seseorang. Aktivitas fisik yang aktif
dilakukan 3-5 kali dalam seminggu minimal 30 menit sehari,
aktivitas fisik yang sering dilakukan seperti lari, senam, bermain
bola dan aktivitas olahraga lainnya (Kemenkes, 2015). Aktivitas
fisik yang cukup pada orang dewasa dapat menurunkan risiko
hipertensi dan penyakit jantung koroner.
lxii
Aktivitas fisik yang kurang merupakan faktor risiko independen
untuk penyakit kronis dan secara keseluruhan diperkirakan
menyebabkan kematian secara global karena itu peran petugas
kesehatan sangat penting dalam pelaksanaan aktivitas fisik pada
masyarakat (WHO, 2010).
lxiii
setiap hari sangat penting karena mengandung vitamin dan
mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh
serta mengandung serat yang tinggi (Departemen Kesehatan,
2008).
3) Tidak merokok
Rokok merupakan olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan
dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesia
lainnya yang mengandung Nikotin dan Tar dengan atau tanpa
bahan tambahan. Berhenti merokok memang tidak mudah,
terutama bagi Anda yang sudah bertahun tahun berkebiasaan
merokok. Namun jika Anda memiliki tekad kuat, maka tidak ada
kata mustahil. Tidak perlu khawatir dengan mitos-mitos yang
beredar, seperti berhenti merokok bisa membuat anda stres,
gemuk, dan lainnya.
lxiv
merupakan suatu zat yang dapat membantu umat manusia
terutama dalam bidang kedokteran yakni dapat digunakan sebagai
pembersih kulit, Perangsang nafsu makan dalam Tonikum dan
juga dapat digunakan untuk kompres. Akan tetapi disisi lain
alkohol atau minuman keras merupakan faktor yang sangat
membahayakan kesehatan karena sekarang ini minuman keras
dikalangan masyarakat atau khalayak ramai telah menjadi sumber
kerawanan dan kesenjangan dalam masyarakat itu sendiri
(Dirdjosisworo, 1994).
Minuman keras adalah semua minuman yang mengandung
alkohol (zat psikoaktif) bersifat adiktif yang bekerja terutama pada
otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada perilaku,
emosi, dan kognitif, serta bila dikonsumsi secara berlebihan dan
terus menerus dapat merugikan dan membahayakan jasmani,
rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan kejiwaan. Perilaku
penggunaan minuman keras saat ini merupakan permasalahan
yang cukup berkembang dan menunjukkan kecenderungan yang
meningkat dari tahun ke tahun, yang akibatnya dirasakan dalam
bentuk kenakalan-kenakalan, perkelahian, perbuatan asusila, dan
maraknya premanisme (Surya, 2011). Alkohol Adalah minuman
apabila dikonsumsi secara berlebihan dan terus menerus dapat
merugikan dan membahayakan jasmani maupun rohani dan juga
perilaku serta cara berpikir kejiwaan, sehingga dapat
mempengaruhi kehidupan keluarga dan hubungan masyarakat
sekitarnya.
5) Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan kesehatan adalah suatu upaya untuk mendeteksi
adanya kelainan yang terjadi pada tubuh, walaupun belum timbul
gejala. Apalagi ada beberapa keadaan sakit yang memang hanya
lxv
dapat diketahui kalau melakukan pemeriksaan kesehatan
misalnya pemeriksaan laboratorium. Penyakit yang bisa dideteksi
dengan pemeriksaan kesehatan antara lain penyakit kencing
manis, kadar kolesterol tinggi dan Trigliserida yang tinggi, kadar
asam urat yang tinggi, hipertensi dan gangguan jantung. Selain itu
pemeriksaan skrining awal adanya kemungkinan kanker dapat
dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium serta USG abdomen
(Ari F Syam 2016).
lxvi
6) Penggunaan Jamban
Menurut Menteri Kesehatan dr. Achmad Sujudi (2014),
menjelaskan bahwa pembuatan jamban merupakan usaha
manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat
lingkungan tempat hidup sehat. Dalam pembuatan jamban
sedapat mungkin harus diusahakan agar jamban tidak
menimbulkan bau yang tidak sedap. Penduduk Indonesia yang
menggunakan jamban sehat (WC) hanya 54% saja padahal
menurut studi menunjukkan bahwa penggunaan jamban sehat
dapat mencegah penyakit diare sebesar 28% (Kamisah, S, 2009).
Perilaku menggunakan jamban merupakan cara yang paling
efektif, sederhana dan murah untuk mencegah timbulnya
penyakit. Dengan peningkatan pengetahuan tentang penggunaan
jamban merupakan pendekatan kesehatan secara preventif yang
efektif untuk menurunkan risiko timbulnya penyakit seperti diare,
kolera dan disentri.
lxvii
Timbangan injak digital adalah timbangan badan yang menggunakan
teknik elektrik dengan hasil ukuran dalam bentuk angka yang mudah
dibaca.
lxviii
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan
finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai
dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu:
1) Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak,
2) Meningkatnya pengendalian penyakit,
3) Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan terutama di daerah terpencil,tertinggal dan perbatasan,
4) Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui
Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan,
5) Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta
6) Meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
lxx
penguatan pelayanan kesehatan primer yang didasari oleh
permasalahan kesehatan yang mendesak seperti angka kematian
ibu dan bayi yang masih tinggi, angka gizi buruk, serta angka
harapan hidup yang sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan
primer. Pelayanan primer ini mencakup tiga hal yang fisik
(pembenahan infrastruktur), sarana (pembenahan fasilitas), dan
sumber daya manusia (penguatan tenaga kesehatan). Program ini
dirancang untuk mendukung pelaksanaan program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang
diutamakan oleh Pemerintah guna menciptakan masyarakat sehat
yang mandiri dan berkeadilan. Penguatan pelayanan kesehatan
primer adalah garda terdepan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dan
melakukan upaya preventif melalui pendidikan kesehatan,
konseling serta skrining (penapisan). Program nusantara sehat
melalui penempatan tenaga kesehatan berbasis tim, dilakukan
berdasarkan hasil kajian terhadap distribusi tenaga kesehatan yang
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2012. Salah
satu rekomendasi kajian menunjukkan bahwa penempatan tenaga
kesehatan untuk daerah tertentu lebih baik jika dilakukan berbasis
tim. Pendekatan yang dilakukan program nusantara sehat bersifat
komprehensif dengan melibatkan anggota tim dengan berbagai
jenis tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, dokter gigi,
perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan
lingkungan, tenaga ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi,
dan tenaga kefarmasian.
lxxi
Program nusantara sehat bertujuan untuk menguatkan pelayanan
kesehatan primer melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan dasar di DTPK dan DBK juga mempunyai tujuan menjaga
keberlangsungan pelayanan kesehatan, menggerakan
pemberdayaan masyarakat dan dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang terintegrasi serta meningkatkan retensi tenaga
kesehatan yang bertugas di DTPK. Program ini merupakan program
lintas unit utama di Kemenkes yang fokus tidak hanya pada kegiatan
kuratif tetapi juga promotif dan preventif untuk mengamankan
kesehatan masyarakat (public health) dari daerah yang paling
membutuhkan sesuai dengan Nawa Cita. khusus tenaga kesehatan
dalam mendukung program nusantara sehat bertujuan untuk:
1) Memberikan pelayanan kesehatan untuk menjangkau remote
area
2) Menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan
3) Menangani masalah kesehatan sesuai dengan kebutuhan
daerah
4) Meningkatkan retensi tenaga kesehatan yang bertugas
5) Memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan
6) Menggerakkan pemberdayaan masyarakat
7) Mewujudkan pelayanan kesehatan terintegrasi dan
8) Meningkatkan dan melakukan pemerataan pelayanan
kesehatan (Permenkes RI No 16 tahun 2017).
lxxii
2) Terwujudnya pelayanan kesehatan primer yang dapat
dijangkau oleh setiap anggota masyarakat, terutama oleh
masyarakat, terutama oleh mereka yang berada di wilayah-
wilayah terpencil di berbagai pelosok Nusantara Strategi dalam
mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan Penugasan Khusus
Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung Program Nusantara
Sehat, maka diperlukan strategi sebagai berikut:
lxxiii
Pendayagunaan tenaga kesehatan di DTPK perlu
memperoleh perhatian khusus.
c) Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan.
Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan
dilakukan melalui peningkatan komitmen dan koordinasi
semua pemangku kepentingan dalam pengembangan
tenaga kesehatan serta legalisasi yang meliputi antara lain
sertifikasi melalui uji kompetensi, registrasi, perizinan, dan
hak-hak tenaga kesehatan (Permenkes RI No.16 tahun
2017). Pemantauan dan evaluasi. Untuk memantau dan
mengevaluasi kinerja tim di lapangan, dikembangkan suatu
sistem monitoring internal dan eksternal.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk memantau
dampak dari penempatan tim terhadap manajemen
Puskesmas, perluasan jangkauan pelayanan kesehatan, dan
peningkatan cakupan program puskesmas serta manfaat
yang dirasakan oleh masyarakat terhadap keberadaan tim
nusantara sehat di puskesmas(Permenkes RI No. 16 tahun
2017).
d. Tugas Pokok dan Fungsi Setiap Tenaga Kesehatan dalam Puskesmas
1) Kepala puskesmas
Tugas adalah memimpin, mengawasi, mengkoordinasikan
pelaksanaan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada
masyarakat dalam wilayah kerjanya.
2) Dokter
Tugas pokok adalah mengusahakan agar fungsi puskesmas
dapat diselenggarakan dengan baik. Fungsinya adalah sebagai
seorang dokter dan sebagai seorang manajer. Kegiatan pokok
adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, melakukan
lxxiv
pemeriksaan dan pengobatan penderita. Dalam rangka rujukan
menerima konsultasi, mengkoordinir kegiatan penyuluhan
kesehatan masyarakat dan mengkoordinir pembinaan peran
serta masyarakat.
3) Dokter gigi
Tugas pokok adalah memberikan pelayanan sesuai dengan
profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan
medis pasien, merujuk pasien ke dokter gigi lain yang
mempunyai keahlian yang lebih baik, apabila tidak mampu
melakukan suatu pengobatan atau pemeriksaan, merahasiakan
segala sesuatu yang diketahui tentang pasien, mengkoordinir,
memonitor seluruh program kesgilut di puskesmas,
mengkoordinasi, menggerakan perawat gigi dalam medis
teknis, membimbing dan mengawasi perawat gigi dalam medis
teknis, bertanggung jawab dalam pencatatan dan pelaporan
tentang pelayanan kesehatan gigi di wilayahnya, menerbitkan
suatu keterangan dokter gigi, serta melaksanakan tugas dinas
lainnya yang diberikan oleh atasan.Fungsinya adalah
membantu kegiatan fungsi manajemen puskesmas.
4) Perawat
Tugas pokok adalah melaksanakan pelayanan pengobatan
jalan.Fungsinya adalah membantu dokter dalam melaksanakan
kegiatan puskesmas.Kegiatan pokok adalah memeriksa dan
mengobati penderita penyakit menular secara pasif,
memberikan pengobatan darurat pada penderita sakit gigi,
mengadakan surveilans penyakit menular, melakukan imunisasi
lxxv
pada bayi dan anak sekolah, penyuluhan kesehatan pada
penderita, mengadakan kunjungan follow up pada keluarga
penderita yang dipandang perlu, mengunjungi sebagian dari
sekolah yang ada di wilayah kerjanya dalam membantu
perawat lain yang mempunyai kegiatan pokok UKS (usaha
kesehatan sekolah), pengobatan sementara penderita jiwa dan
penyuluhan kesehatan jiwa, membantu melatih kader
kesehatan, membantu dokter kepala puskesmas melakukan
fungsi manajemen puskesmas dalam bidang pengobatan, ikut
serta dalam kegiatan posyandu dan posyandu USILA (usia
lanjut), memberikan pelayanan MTBS (manajemen terpadu
balita sakit) dan DDTK(deteksi dini tumbuh kembang).
5) Bidan
Tugas pokok adalah melaksanakan pelayanan KIA (kesehatan
ibu dan anak) dan KB (keluarga berencana). Fungsinya adalah
membantu dokter dalam melaksanakan kegiatan–kegiatan di
puskesmas.Kegiatan pokoknya adalah melaksanakan
pemeriksaan berkala kepada ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan
balita di puskesmas serta memberikan pelayanan kontrasepsi
pada akseptor KB, menyampaikan cara PMT (pemberian
makanan tambahan) bagi yang membutuhkan dan penyuluhan
kesehatan dalam bidang KIA, KB, Gizi, melakukan imunisasi
pada ibu hamil dan bayi, melatih dukun bayi. memberikan
pelayanan MTBS dan DDTK, dan ikut serta dalam posyandu
USILA. Kegiatan lain adalah memberikan pengobatan ringan
bagi ibu, bayi dan balita yang berkunjung ke bagian KIA di
puskesmas, diagnosa dini penyakit gigi dan mulut serta
pengobatan sementara, membantu surveilans penyakit
menular, kunjungan ke rumah-rumah penderita yang
lxxvi
dipandang perlu untuk mendapatkan perawatan kesehatan
keluarga, pencatatan dan pelaporan kegiatannya, pengamatan
perkembangan mental bayi dan balita, membantu dokter
melaksanakan fungsi manajemen puskesmas, ikut serta secara
aktif dalam pengembangan peran serta masyarakat di wilayah
kerjanya dan kerjasama lintas sektoral, ikut serta dalam
posyandu dan posyandu USILA, memberikan pelayanan MTBS
dan DDTK.
6) Kesehatan lingkungan (sanitarian).
Tugas pokok adalah merubah, mengendalikan atau
menghilangkan semua unsur fisik dan lingkungan yang
memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat.
Fungsinya adalah membantu dokter dalam melaksanakan
kegiatan di puskesmas. Kegiatan pokok adalah penyuluhan
kepada masyarakat tentang penggunaan air bersih, jamban
keluarga, kebersihan lingkungan serta penanaman pekarangan,
membantu masyarakat dalam pembuatan sumur,perlindungan
mata air, penampungan air hujan dan sebagainya serta melatih
pembuatan leher angsa untuk jamban keluarga, pengawasan
hygiene perusahaan dan tempat tempat umum.
7) Gizi.
Tugas pokok adalah melaksanakan kegiatan perbaikan gizi di
wilayah kerjanya. Fungsinya adalah membantu dokter
melaksanakan kegiatan-kegiatan puskesmas. Kegiatan
pokoknya adalah merencanakan kegiatan gizi yang
dilaksanakan di puskesmas bersama pimpinan dan staf
puskesmas lain, melaksanakan kegiatan pelatihan gizi,
melaksanakan kegiatan gizi dalam rangka memperbaiki status
gizi masyarakat, melaksanakan koordinasi kegiatan gizi,
lxxvii
melaksanakan pemantauan dan penilaian, dan melaksanakan
bimbingan teknis dan pembinaan kader.
lxxviii
b) Advocate
(1) Perawat adalah Bertanggung jawab membantu klien
dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan
informasi lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (inform concern) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya.
(2) Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus
dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah
sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan. anggota tim kesehatan yang paling lama
kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat
harus mampu membela hak-hak klien.
c) Counselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari
dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk
membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk
meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya
diberikan dukungan emosional dan intelektual. Peran perawat
:
(1) Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya.
(2) Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam
merencanakan metode untuk meningkatkan
kemampuan adaptasinya.
(3) Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan
kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan
lxxix
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
(4) Pemecahan masalah difokuskan pada masalah
keperawatan
d) Educator
Mengajar adalah merujuk kepada aktivitas dimana seorang
guru membantu murid untuk belajar. Belajar adalah
sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau
banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau
keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya.
(Redman, 1998 : 8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu
didapat dari pengetahuan baru atau keterampilan secara
teknis.
(1) Dilakukan kepada klien /keluarga, tim kes. Lain baik
secara spontan pada saat berinteraksi maupun formal.
(2) Membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam
upaya meningkatkan kesehatan.
(3) Dasar pelaksanaan adalah intervensi dalam proses
keperawatan.
e) Collaborator
Peran Sebagai Kolaborator Perawat disini dilakukan karena
perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan
termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan
lxxx
bentuk pelayanan selanjutnya dalam kaitannya membantu
mempercepat penyembuhan klien.
f) Coordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan
serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan
sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta
sesuai dengan kebutuhan klien.
Tujuan Perawat sebagaikoordinatoradalah :
(1) Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien
dan menguntungkan klien.
(2) Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan
pada klien.
(3) Menggunakan keterampilan perawat untuk
Merencanakan Mengorganisasikan, Mengarahkan,
Mengontrol
g) Change Agent
Pembawa perubahan adalah seorangyangberinisiatif
membantu orla membuat perubahan pada dirinya atau pada
system (Kemp, 1986). Mengidentifikasi masalah, mengkaji
motivasi pasien dan membantu klien untuk berubah,
menunjukan alternated, menggali kemungkinan hasil dari
alternative, mengkaji sumber daya menunjukan peran
membantu, membina dan mempertahankan hubungan
membantu, membantu selama fase dari proses perubahan
dan membimbing klien melalui fase ini (Marriner Torney)
lxxxi
dilakukan dengan meningkatkan upaya preventif dan promotif
terkait perilaku hidup tidak sehat dan sanitasi lingkungan yang
tidak baik (baik di fasyankes maupun di masyarakat langsung)
karena perawat merupakan profesi keperawatan yang terlibat
dalam setiap tahap rentang upaya kesehatan, mulai tindakan
promotif sampai dengan Rehabilitatif. Perawat dengan
kekuatan mengajak / mempunyai ide gerakan bersama yang
mengedepankan tindakan Promotif dan Preventif lewat
Germas sesuai Inpres No 1 tahun 2017.
b. Fungsi Perawat
Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat
maupun sakit dimana segala aktivitas yang dilakukan berguna
untuk pemulihan Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki, aktivitas ini dilakukan dengan berbagai cara untuk
mengembalikan kemandirian Pasien secepat mungkin dalam bentuk
Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi
masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan
Evaluasi.
b) Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya
atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai
tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya
dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau
dari perawat primer ke perawat pelaksana.
c) Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan diantara tam satu dengan lainya fungsi ini
dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan
kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam
memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang
mempunyai penyakit kompleks keadaan ini tidak dapat diatasi
dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun
lainnya, seperti dokter dalam memberikan tanda pengobatan
bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat
yang telah diberikan.
C. Konsep Asuhan Keperawatan Penyakit Keturunan
1. Pengertian
lxxxiii
Penyakit keturunan adalah penyakit yang diturunkan turun-temurun
dari generasi ke generasi berikutnya oleh faktor genetic. Penyakit
keturunan memang sudah dimiliki oleh seorang anak sejak lahir atau
dalam kandungan, namun sebagian kasus orang tua hanya membawa
penyakit kepada anaknya, ini artinya penyakit tersebut sudah ada dalam
diri seorang anak, hanya saja penyakit tersebut akan aktif apabila dipicu
oleh lingkungan dan gaya hidup anak tersebut (Fransiska dkk, 2019).
2. Etiologi
Penyakit keturunan (genetic) disebabkan oleh adanya kelainan gen yang
diturunkan saat terjadinya pembuahan sel sperma terhadap ovum.
Penyakit genetic bisa saja diturunkan dari orang tua yang sehat, namun
memiliki gen yang rusak sehingga si anak akan memiliki gen yang rusak
juga.
2) Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan
menurut (Aspiani, 2014) :
a) Hipertensi primer atau hipertensi esensial
Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi
idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang
mempengaruhiyaitu : (Aspiani, 2014).
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi, beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.
Faktor genetic ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki
riwayat keluarga yang memiliki tekanan darah tinggi.
2) Jenis kelamin dan usia
Laki -laki berusia 35-50 tahun dan wanita menopause
beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia
bertambah maka tekanan darah meningkat faktor ini tidak
dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi
dari pada perempuan.
3) Diet Konsumsi
Diet tinggi garam secara langsung berhubungan dengan
berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh
lxxxv
penderita dengan mengurangi konsumsinya, jika garam
yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk
mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari
pada yang seharusnya di dalam tubuh. Banyaknya cairan
yang tertahan menyebabkan peningkatan pada volume
darah. Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah
inilah yang menyebabkan pembuluh darah bekerja ekstra
yakni adanya peningkatan tekanan darah di dalam dinding
pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah
meningkat.
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat
badan dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25%
diatas BB ideal) dikaitkan dengan berkembangnya
peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan
pola hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu
hipertensi yaitu merokok, dengan merokok berkaitan
dengan jumlah rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan
dapat menghabiskan berapa puntung rokok dan lama
merokok berpengaruh dengan tekanan darah pasien.
Konsumsi alkohol yang sering, atau berlebihan dan terus
menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien
sebaiknya jika memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta
untuk 12 menghindari alkohol agar tekanan darah pasien
dalam batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting
agar terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.
lxxxvi
b) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas. Salah
satu contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskulerrenal,
yang terjadi akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat
bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis. Stenosis arteri
renalis menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi
pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasan renin,
dan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II secara langsung
meningkatkan tekanan darah dan secara tidak langsung
meningkatkan sintesis aldosteron dan reabsorbsi natrium.
Apabila dapat dilakukan perbaikan pada stenosis, atau apabila
ginjal yang terkena diangkat, tekanan darah akan kembali ke
normal (Aspiani, 2014).
a. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output
(curah jantung) dengan total tahanan perifer. Cardiac output (curah
jantung) diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart
rate (denyut jantung). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan
oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem
kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah
antara lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan
tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi vaskular (Udjianti,
2010).
lxxxvii
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Titik neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah (Padila, 2013).
lxxxviii
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan
volume intravaskuler. Semua faktor ini cenderungmenciptakan
keadaan hipertensi (Padila, 2013).
lxxxix
c. Klasifikasi
Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan
darah sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik
kurang dari 80 mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi bila
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik
lebih dari 90 mmHg.
Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa Sebagai Patokan dan
Diagnosis Hipertensi (mmHg)
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistolik Diastol
d. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi,
dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan arteridi dalam
tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu :
(Aspiani, 2014).
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah
tinggi di otak dan akibat emboli yang terlepas dari pembuluh
selain otak yang terpajan tekanan darah tinggi.
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang
arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke
miokardium dan apabila membentuk 12 trombus yang bisa
memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah.
Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen
miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia
jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel
dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi
ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan
resiko pembentukan bekuan.
c. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi.
Penderita hipertensi, beban kerja jantungakan meningkat, otot
jantung akan mengendur dan berkurang elastisitasnya, disebut
dekompensasi. Akibatnya jantung tidak mampu lagi memompa,
xci
banyak cairan tertahan di paru yang dapat menyebabkan sesak
nafas (edema) kondisi ini disebut gagal jantung.
d. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
Merusak sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat
membuat zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk
melalui aliran darah dan terjadi penumpukan dalam tubuh.
e. Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan non farmakologis
Penatalaksanaan non farmakologis dengan modifikasi gaya hidup
sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan mengobati
tekanan darah tinggi, berbagai macam cara memodifikasi gaya
hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu : (Aspiani, 2014).
1. Pengaturan diet
a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan
tekanan darah pada klien hipertensi. Dengan pengurangan
konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi sistem renin-
angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai
antihipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-
100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara
intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya
dimediasi oleh oksidanitat pada dinding vaskular.
c) Diet kaya buah sayur.
d) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung
koroner.
xcii
2. Penurunan berat badan Mengatasi obesitas, pada sebagian
orang dengan cara menurunkan berat badan mengurangi
tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja
jantung dan volume sekuncup. Pada beberapa studi
menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian
hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat
badan adalah hal yangs angat efektif untuk menurunkan
tekanan darah. Penurunan berat badan (1 kg/minggu) sangat
dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan
obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karena umumnya
obat penurunan penurunan berat badan yang terjual bebas
mengandung simple simpatomimetik, sehingga dapat
meningkatkan tekanan darah, memperberat angina atau gejala
gagal jantung dan terjadinya eksaserbasi aritmia.
3. Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan
memperbaiki keadaan jantung. Olahraga isotonik dapat juga
meningkatkan fungsi endotel, vasoldilatasin perifer, dan
mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30
menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan
untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan
kadar HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya
aterosklerosis akibat hipertensi.
4. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara
berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting
untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap
rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ
dan dapat meningkatkan kerja jantung.
b) Penatalaksanaan Farmakologis
xciii
1. Terapi oksigen
2. Pemantauan hemodinamik
3. Pemantauan jantung
4. Obat-obatan :
Diuretik :Chlorthalidone, Hydromax, Lasix, Aldactone,
Dyrenium Diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme untuk
mengurangi curah jantung dengan mendorong ginjal
meningkatkan ekskresi garam dan airnya. Sebagai diuretik
(tiazid) juga dapat menurunkan TPR.
Penghambat enzim pengubahangiotensin II atau inhibitor ACE
berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan
menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah
angiotensin I menjadi angiotensin II. Kondisi ini menurunkan
darah secara langsung dengan menurunkan TPR, dan secara
tidak langsung dengan menurunkan sekresi aldosterone, yang
akhirnya meningkatkan pengeluaran natrium
Analisa Data
No Data Masalah
Data Objektif:
xciv
05 Rw03 Tanjung Duren Jakarta Barat
mengalami diare.
- 20% anggota keluarga di Dukuh II Rt
05 Rw03 Tanjung Duren Jakarta Barat
tidak menggunakan air bersih
- 20% anggota keluarga di Dukuh II Rt
05 Rw03 Tanjung Duren Jakarta Barat
memiliki kondisi rumah cukup
2. Data Subjektif : Perilaku kesehatan cenderung
beresiko : PHBS
- Warga Dukuh II Rt 05 Rw03 Tanjung
Duren Jakarta Barat mengatakan
bahwa masih banyak keluarga yang
merokok di dalam rumah.
Data objekktif :
xcv
xcvi
BAB III
Penggolongan Usia
Bayi-Balita (0 bulan-5 tahun)
Lansia (>60 tahun)
13% Anak6%(6-11 tahun)
6%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa jumlah usia penduduk yang paling banyak di
dominasi olehh usia Dewasa dengan presentasi 56%.
2. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Pria Wanita
50% 50%
97
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa jumlah penduduk pria sama dengan jumlah
penduduk wanita dengan presentasi 50%.
3. Status Perkawinan
Status Perkawinan
Belum kawin
38%
Kawin
63%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa status perkawinan penduduk yang paling
banyak di dominasi oleh status kawin dengan presentasi 62%.
4. Agama
agama
Kristen
25%
Islam
75%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa jumlah agama yang di anut penduduk yang
paling banyak di dominasi oleh agama Islam dengan presentasi 75%.
98
5. Pendidikan
Pendidikan
Tamat PT Tidak pernah sekolah
13% 6%
SD
6%
SMA SMP
13% 6%
Tamat SLTA/MA
56%
Berdasarkan hasil SMD menunjukkan bahwa tingkat Pendidikan penduduk yang paling banyak
di dominasi oleh tingkat Pendidikan tamat SMA dengan presentase 56%.
6. Pekerjaan
Pekerjaan
Tidak bekerja
6%
IRT
25%
Sekolah
25%
Buruh
6%
TNI/POLRI
6%
PNS/PEG
Wiraswasta/swasta/jasa 6%
25%
Berdasarkan hasil SMD menunjukkan bahwa pekerjaan penduduk yang paling banyak di
dominasi oleh wiraswasta dengan presentase 25%.
99
7. Sarana bersih di lingkungan rumah
Ya
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukkan bahwa sebagian besar distribusi frekuensi sarana bersih di
lingkungan rumah sebanyak adalah 100%.
Berdasarkan hasil SMD menunjukkan bahwa sebagian besar distribusi frekuensi sumber air
terlindungi 60%.
9. Jamban keluaarga
100
Apakah tersedia jamban keluarga?
Berdasarkan hasil SMD menunjukkan bahwa sebagian besar distribusi jamban keluarga
yang paling banyak memiliki 100%.
Ya
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukkan bahwa sebaagian besar distribusi jamban saniter yang
paling banyak memiliki 100%.
101
Apakah ada anggota keluarga yang pernah di diagnosa
menderita gangguan jiwa berat (skizofrenia)?
Tidak
100%
Tidak
100%
102
Apakah ada anggota keluarga yang di pasung?
Tidak
100%
Tidak
38%
Ya
63%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi frekuensi yang memiliki JKN sebanyak
62% dan yang tidak memiliki sebanyak 38%.
103
Apakah saudara merokok?
Tidak, (tidak/sudah
berhenti)
75%
Berdasarkan hasil SMD menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kebiasaan merokok paling
banyak merokok dengan jumlah 25% dan yang tidak merokok 75%.
Ya
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi frekuensi buang air besar di jamban
ya 100%
104
Apakah saudara biasa menggunakan air bersih?
Ya
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi frekuensi penggunaan air bersih
terbanyak dengan jumlah 100%.
18. TB paru
Tidak
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi frekuensi TB paru yang tidak sejumlah
100%.
105
Apakah meminum obat TBC secara teratur (selama 6
bulan)?
Tidak
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi frekuensi penggunaan obat TB paru
sebagian besar tidak menggunakan obat sebanyak 100%.
Tidak
88%
106
Apakah selama ini saudara meminum obat tekanan
darah tinggi/hipertensi secara teratur?
Ya
6%
Tidak
94%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi frekuensi tidak mengkonsumsi obat
hipertensi sebanyak 6%.
22. Pengkuran TD
Ya
100%
23. Program KB
107
Apakah saudara/pasangan saudara menggunakan alat
kontrasepsi/ikut program KB?
Ya
25%
Tidak
75%
Ya
100%
108
Apakah bayi ini pada waktu usia 0-6 bulan hanya diberi
ASI Eksklusif?
Ya
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi bayi diberi asi eksklusif sebanyak
dengan presentase 100%.
26. Imunisasi
Ya
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi imunisasi dengan presentase 100%.
109
Apakah dalam satu bulan terakhir dilakukan pe-
mantauan pertumbuhan balita
Ya
100%
Kondisi rumah
Cukup
20%
Baik
80%
110
Ventilasi rumah
Cukup
100%
Pencahayaan rumah
Baik
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi pencahayaan rumah dengan kategori
baik dengan presentase 100% .
111
Saluran buang limbah
Baik
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi saluran buang limbah terbanyak
adalah dengan kategori baik sebanyak 100%
Sehat
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi sumber air bersih dengan kategori
sehat sebanyak 100%.
112
Jamban memenuhi syarat
Ya
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi jamban memenuhi syarat dengan
kategori ya sebanyak 100%.
Tempat sampah
Ada
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi tempat sampah dengan kategori baik
sebanyak 100%.
113
35. Rasio luas bangunan rumah
Ya
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi rasio luas bangunan rumah memenuhi
syarat sebanyak 100%
Ya
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi pemberian asi eksklusif sebanyak
100%.
114
Menggunakan air bersih untuk makan dan minum
Ya
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi penggunaan air bersih untuk makan
dan minum sebanyak 100%
Ya
80%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi penggunaan air bersih untuk
kebersihan diri sebanyak 80%.
115
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Ya
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun sebanyak 100%
Ya
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi memberantas jentik di rumah sekali
seminggu dengan kategori tidak sebanyak 100%
116
Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Ya
100%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi aktivitas fisik setiap hari kategori ya
sebanyak 100%
Ya
40%
Tidak
60%
Berdasarkan hasil SMD menunjukan bahwa distribusi tidak merokok didalam rumah
kategori ya sebanyak 40% dan distribusi merokok tidak didalam rumah dengan kategori tidak
sebanyak 60%
117
Penyakit yang sering di derita keluarga 6 bulan terakhir
Diare
43%
118
B. Analisa SWOT
Matrix SWOT
119
cukup baik
Eksternal
Opportunities (O) : SO Strategi : WO Strategi :
1. Sebagian masyarakat 1. Memanfaatkan sarana informasi 1. Pemerintah desa Bersama
bekerja sebagai petani dan komunikasi untuk informasi puskesmas bekerja sama dalam
2. Adanya mahasiswa PPN IKI vaksin peningkatan penyediaan JKN bagi
yang berpraktik 2. Kader Kesehatan bekerja sama warga yang belum memiliki JKN
3. Terdapat bidan desa dengan puskesmas dalam 2. Memanfaatkan sarana informasi
4. Terdapat kerjasama antara peningkatan pelayanan Kesehatan dan komunikasi untuk informasi
puskesmas 3. Masyarakat bisa mengkonsumsi
5. memiliki tempat wisata sayur dan buah setiap hari
yang dapat meningkatkan
ekonomi masyarakat
6. Terdapat sarana informasi
dan komunikasi
120
4. Sebagian masyarakat masih terkait dengan informasi
membeli obat secara bebas kesehatan
tanpa mengetahui manfaat
obat
5. Banyak masyarakat yang
belum memiliki antusias
untuk mendapatkan vaksin
covid-19
6. Banyak masyarakat yang
kurang mematuhi protokol
kesehatan dengan redaksi
menggunakan masker
7. Tidak ada posyandu lansia
di
121
A. IFE dan EFE
Tabel 3.14 IFE
STRENGTH 0.1
0.1 0.2
3
WEAKNESS
122
3) Tempat penampungan sampah terbuka 0.14 1 0.14
(dibakar)
0.14 1 0.14
4) Tidak ada posyandu lansia
5) Banyak warga yang merokok di dalam rumah 0.15 1 0.15
Total Nilai 1 7 1
Keterangan:
Rating (nilai) antara 1 - 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai:
1 = Sangat lemah
2 = Tidak begitu lemah
3 = Cukup kuat
4 = Sangat kuat
Jadi, rating mengacu pada kondisi rumah sakit, sedangkan bobot mengacu pada industri
dimana perusahaan berada.
a. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai
skornya.
b. Jumlah semua skor untuk mendapatkan skor total yang dinilai. Nilai rata-rata adalah
2,5. Jika nilainya dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal lemah. Sedangkan
nilai yang berada diatas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Seperti pada
matriks EFE, Matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya
tidak berdampak pada jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0.
Jika nilai diatas 2,5 : strength
123
Jika nilai dibawah 2,5: weakness
IFE = 4.1 dari hasil tersebut menunjukan Dukuh II Rt 05 Rw03 Tanjung Duren Jakarta
Barat memiliki kekuatan lebih besar daripada kelemahan
Tabel 3.14
OPPORTUNITY
0.18 3 0.54
1) Sebagian masyarakat bekerja sebagai petani
0.16 3
2) Adanya mahasiswa PPN yang berpraktik 0.48
0.16 3
3) Terdapat bidan desa 0.48
0.16 3
4) Terdapat kerjasama antara puskesmas
0.18 4 0.48
5) memiliki tempat wisata yang dapat
0.16 4
meningkatkan ekonomi masyarakat 0.54
6) Terdapat sarana informasi dan komunikasi
0.48
Total Nilai 1 20 3
124
THREAT
0.2 1 0.2
1) Banyak masyarakat yang menderita hipertensi
namun tidak dikontrol dan tidak mengkonsumsi
0.2 1 0.2
obat
2) Sebagian masyarakat masih membeli obat 0.2 2 0.4
secara bebas tanpa mengetahui manfaat obat 0.2 2 0.4
3) Banyak masyarakat yang belum memiliki
antusias untuk mendapatkan vaksin covid-19 0.2 2 0.4
4) Banyak masyarakat yang kurang mematuhi
protokol kesehatan dengan redaksi
menggunakan masker
5) Tidak ada posyandu lansia
Keterangan:
Rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing factor yang memiliki nilai:
1 = Sangat Lemah
2 = Tidak Begitu Lemah
3 = Cukup Kuat
4 = Sangat Kuat
Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industry
dimana perusahaan berada.
125
a. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing factor untuk menentukan nilai
skornya.
b. Jumlah semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Nilai
rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal,
perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada diatas 2,5 menunjukkan
posisi internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari
cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah bobot
karena ia selalu berjumlah 1,0.
c. Jika range nilai 3-4 : opportunity
d. Jika range kurang dari 3: threat
EFE: 4.6 hasil tersebut menunjukan Dukuh II Rt 05 Rw03 Tanjung Duren Jakarta Barat
menerima dengan baik peluang yang ada dan menghindari ancaman.
B. Diagram Cartesius
Yaksis = T + O = 4.1
XAksis= S + W = 4.6
Opportunity
Ys
Weaknesess X Strengths
126
Kuadran positif – positif ini menandakan Dukuh II Rt 05 Rw03 Tanjung Duren Jakarta
Barat sangat kuat dan berpeluang artinya Dukuh II Rt 05 Rw03 Tanjung Duren Jakarta
Barat memiliki kekuatan dalam memanfaatan sistem pendukung.
C. Matrik IE
Matriks IE, sumbu horizontal X nilai IFE yang di bagai menjadi 3 daerah, yaitu:
1. 1,0-1,99 = IFE lemah
2. 2,0-2,99 = IFE rata-rata
3. 3,0-4,0 = IFE kuat
Hasil dari matriks IFE diatas adalah 4.1
IFE Kuat Rata-rata Lemah
EFE 3,0 – 4,0 3,0 – 2,0 1,0 – 1,99
Kuat I II III
4,0 – 3,0
Rata-rata IV V VI
3,0 – 2,0
127
Matriks IE dengan sumbu vertical Y aalah nilai EFE yang dibagi menjadi 3 daerah yaitu:
128
D. Analisa Data
No Data Masalah
Data Objektif:
129
Data objekktif :
130
E. Planning Of Action
No Jenis Kegiatan Tujuan Sasaran Petugas Sumber Waktu Tempat Indikator Keberhasilan
yang dana Pelaksanaan
terlibat
131
pada anak, Jakarta Barat media lembar
remaja, orang balik, power
tua point dan
promkes.
1. Masyarakat
memahami
penyuluhan yang
diberikan
132
BAB IV
2) Pelaksanaan
a) Berdasarkan kesepakatan dengan Ketua RW penyuluhan dimulai
sesuai waktu yang telah disepakati.
b) Acara dimulai dengan materi pertama disampaikan oleh anggota
kelompok yang bertugas dengan mengajukan pertanyaan
mengenai PHBS untuk mengetahui pengetahuan masyarakat
tentang PHBS (pre test) dilanjutkan dengan menjelaskan
mengenai PHBS dan menampilkan Power point berisi materi
PHBS. Setelah penjelasan dilakukan tanya jawab, mahasiswa
mengevaluasi kepada masyarakat untuk mengetahui pemahaman
masyarakat.
220
3) Kriteria Evaluasi
a) Evaluasi Struktur
1. Alat dan media penyuluhan tentang PHBS
2. Pada saat menunjukan kegiatan, Ketua RW dan Kader
kesehatan serta masyarakat menerima dan meyetujui
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Pengumuman waktu dan tempat diberitahukan 3 hari
sebelum pelaksanaan
4. Permintaan ijin tempat 3 hari sebelum pelaksanaan
b) Evaluasi Proses
1. Persiapan dilakukan 60 menit sebelum pertemuan dimulai .
2. Peserta kooperatif dan berperan secara aktif selama
penyuluhan PHBS.
3. Penyuluhan berjalan lancar, pre test, post test, serta diskusi
tanya jawab dapat berjalan dengan baik.
4. Mahasiswa dapat berperan sesuai peran dan fungsinya
masing – masing.
c) Evaluasi hasil
1. Warga masyarakat sangat antusias mengikuti penyuluhan
PHBS.
2. Jumlah peserta 33 orang.
3. Peserta penyuluhan berperan aktif dalam penyuluhan.
4. Masyarakat dan Kader setiap RW mengatakan sangat
bermanfaat mengikuti penyuluhan ini karena selama ini
merasa kurang pengetahuan mengenai PHBS.
221
1) Persiapan
Melakukan koordinasi dengan Ketua RW dan Ketua RT, tokoh
masyarakat dan Kader.
Persiapan yang dilakukan kelompok:
b) Menyepakati hari dan tempat penyuluhan dengan Ketua RW dan
Ketua Rt, serta kader yang dilaksanakan.
2) Pelaksanaan
c) Berdasarkan kesepakatan dengan Ketua RT penyuluhan
dilaksanakan sesuai waktu yang telah di sepakati.
d) Acara dimulai dengan materi pertama disampaikan oleh anggota
kelompok dengan mengajukan pertanyaan mengenai diare untuk
mengetahui pengetahuan masyarakat tentang diare, (pre test)
dilanjutkan dengan menjelaskan mengenai diare dan
menampilkan Power point berisi materi diare. Setelah
penjelasan, dilakukan tanya jawab mahasiswa mengevaluasi
kepada masyarakat untuk mengetahui pemahaman masyarakat.
3) Kriteria Evaluasi
a) Evaluasi Struktur
1. Alat dan media penyuluhan diare tersedia
2. Pada saat menunjukan kegiatan, Ketua RW, ketua RT dan
Kader kesehatan serta masyarakat meyetujui rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan.
e) Pengumuman waktu dan tempat diberitahukan 3 hari
sebelum pelaksanaan
f) Permintaan ijin tempat 3 hari sebelum pelaksanaan
b) Evaluasi Proses
222
2. Persiapan dilakukan 60 menit sebelum pertemuan dimulai
3. Peserta kooperatif dan berperan secara aktif selama
penyuluhan diare
4. Penyuluhan berjalan lancar, pre test, post test, serta diskusi
tanya jawab dapat berjalan dengan baik
5. Mahasiswa dapat berperan sesuai peran dan fungsinya
masing – masing.
c) Evaluasi hasil
1. Warga masyarakat sangat antusias mengikuti penyuluhan
diare.
2. Peserta penyuluhan berperan serta aktif dalam penyuluhan
3. Masyarakat mengatakan sangat bermanfaat mengikuti
penyuluhan ini karena selama ini merasa kurang
pengetahuan mengenai diare.
223
A. Implementasi, Evaluasi dan RTL
260
Rencana Tindak Periode
No Masalah Implementasi Hambatan Evaluasi Hasil PJ
Lanjut Waktu
261
Rencana Tindak Periode
No Masalah Implementasi Hambatan Evaluasi Hasil PJ
Lanjut Waktu
masyarakat Waktu
Melakukan Post-test pelaksanaan
tentang PHBS kepada sesuai rencana
masyarakat Peserta
mengisi
kuisioner pre
dan post test.
c. Hasil
Sebelum
diberikan
penyuluhan 4
responden yang
mengetahui
tentang PHBS.
Setelah diberikan
262
Rencana Tindak Periode
No Masalah Implementasi Hambatan Evaluasi Hasil PJ
Lanjut Waktu
penyuluhan
kesehatan
tentang PHBS
sebanyak 29
responden yang
mengetahui
tentang PHBS.
Jadi, terdapat
peningkatan rata-
rata sebesar 75%
263
BAB V
A Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktik kegiatan mata ajar keperawatan komunitas dapat
simpulkan sebagai berikut:
1. Temuan- temuan hasil kajian yang ditemukan di RW 10 Desa LebakMuncang antara
lain:
a. PHBS
b. diare
2. Dalam pelaksananaan praktek keperawatan komunitas, mahasiswa diterima dengan
baik oleh masyarakat, ini terbukti dari pendataan sampai evaluasi berjalan dengan
lancar.
A. Saran
Untuk lebih meningkatkan kesehatan dan kemandirian masyarakat dalam menyelesaikan
masalah baik masalah kesehatan, dapat diajukan beberapa saran kepada berbagai pihak
sebagai berikut:
1. Pihak Masyarakat
Masyarakat harus lebih berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan pribadi
dan lingkungannya serta peningkatan kemandirian dalam menangani masalah umum
di masyarakatnya.
2. Pihak Puskesmas
a. Kerjasama antara Puskesmas dan Kader kesehatan terus ditingkatkan.
3. Pihak Mahasiswa
Koordinasi antara penanggung jawab kelompok dan pihak pendidikan berjalan terus
sampai akhir praktek keperawatan komunitas
264
265