Landasan Pendidikan - Materi - Pertemuan 13 - Sejarah Pendidikan Dunia
Landasan Pendidikan - Materi - Pertemuan 13 - Sejarah Pendidikan Dunia
Landasan Pendidikan - Materi - Pertemuan 13 - Sejarah Pendidikan Dunia
Situs: Online Learning Universitas Negeri Jakarta Dicetak Oleh: Vivi Fathiyaturrahmah
Kursus: Landasan Pendidikan (Neti Karnati PG PAUD) Tanggal: Selasa, 24 November 2020, 09:10
Buku: Pertemuan 13- Sejarah Pendidikan Dunia
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37813 1/8
11/24/2020 Pertemuan 13- Sejarah Pendidikan Dunia
Keterangan
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37813 2/8
11/24/2020 Pertemuan 13- Sejarah Pendidikan Dunia
Daftar Isi
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37813 3/8
11/24/2020 Pertemuan 13- Sejarah Pendidikan Dunia
Sebelum membicarakan tentang bagaimana sejarah pendidikan dunia dari berbagai zaman, marilah kita lihat dulu film pada link ini A History
of Education Part 1,
. Dari video tersebut maka mari kita bahas bagaimana sejarah pendidikan di dunia dari zaman Realisme sampai dengan zaman Sosialisme.
Sejarah pendidikan dunia telah berlangsung lama sekitar 150 tahun sebelum Masehi. Menurut Pidarta, (2007) dalam Vina Serevina dan Sri
Martini Meilanie, (2019), Realisme menghendaki pemikiran yang praktis. Pendidikan diarahkan pada kehidupan dunia dan bersumber dari
keadaan di dunia pula. Tokoh pendidikan pada zaman Realisme (abad ke-17) yang pertama mengembangkan metode induktif adalah Francis
Bacon. Prinsip pendidikan yang dirumuskan oleh Bacon yaitu antara lain:
a. Pendidikan lebih dihargai daripada pengajaran sebab mengembangkan semua kemampuan manusia.
g. Semua anak harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar.
Tokoh ini terkenal karena bukunya Didactica Magna atau Buku Didaktik yang Besar, Tahun 1632. Ketika Comenius memegang keyakinan bahwa
pansophy diperlukan untuk keselamatan spiritual umat manusia, ia beralasan bahwa seorang pria yang baik (makhluk rasional yang
memahami Tuhan melalui alam), dan pada akhirnya masyarakat yang baik, hanya bisa diciptakan jika semua orang memperoleh
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37813 4/8
11/24/2020 Pertemuan 13- Sejarah Pendidikan Dunia
pengetahuan ensiklopedis. Untuk menjamin hal ini akan terjadi, Comenius melukiskan metode pengajaran universal atau seperangkat postulat
pedagogis standar yang akan memfasilitasi komunikasi pengetahuan yang efektif antara guru dan siswa. Menggambarkan empat tingkat
sekolah yang masing-masing berlangsung enam tahun. Buku yang lain adalah Janua Linguarum Reserata atau Pintu Terbuka bagi Bahasa,
Tahun 1631, Orbis Pictus atau Gambar Dunia, Tahun 1651.
Comenius adalah salah satu pendidik pertama yang merekomendasikan sistem pengajaran yang koheren dan standar. Ia menyarankan
bahwa universalitas alam menentukan bahwa semua orang berbagi tahap perkembangan intelektual yang sama. Akibatnya, guru perlu
mengidentifikasi tahap perkembangan siswa mereka dan sesuai dengan tingkat instruksi yang sesuai. Pelajaran harus dilanjutkan dari yang
mudah ke rumit dengan langkah lambat dan disengaja. Lebih lanjut, Comenius berpendapat bahwa perolehan materi baru dimulai melalui
indera - sebuah ide yang mencerminkan kebangkitan empirisme pada abad ketujuh belas. (Education Encyclopedia,)
Aliran ini mulai muncul disaat masyarakat mampu menumbangkan kekuasaan absolute Raja Perancis dengan menggunakan kekuatan akan
pikirannya. Tokoh pendidikan pada masa ini adalah John Locke. John Locke lahir pada tahun 1632 di Wrington Inggris dan wafat pada tahun
1704 adalah seorang ahli filsafat dan politik Inggeris.
Pandangan pendidikan John Locke yang terkenal adalah konsep TABULA RASA atau lembaran kosong, yaitu antara lain:
a. Anak adalah sebuah penerima pasif yang memperoleh pengetahuan dari pengalaman dan menyerapnya melalui panca indera
berbagai gagasan sederhana dan kemudian digabungkan atau dihubungkan untuk membentuk suatu pemikiran yang berkaitan.
b. Mendidik seperti menulis di atas kertas putih dengan kebebasan dan kekuatan akal yang dimilikinya manusia digunakan untuk
membentuk pengetahuannya sendiri.
c. Sasaran pendidikan itu sendiri adalah membentuk akan sehat dalam tubuh yang sehat dan otak yang sehat dalam pikiran. Orang tua
dan pembimbing harus menjadi contoh, memperlihatkan sifat-sifat kepribadiannya yang prima.
d. Pendidikan harus praktis, berguna, berarti, menyenangkan, anak harus dihormati, “diperlakukan seperti orang dewasa”, dibiarkan untuk
mengeluarkan pendapatnya, belajar dari pengalaman, dan memperoleh berbagai kemampuan yang akan berguna baginya.
e. Pendidikan harus praktis, berguna, berarti, menyenangkan, anak harus dihormati, “diperlakukan seperti orang dewasa”, dibiarkan untuk
mengeluarkan pendapatnya, belajar dari pengalaman, dan memperoleh berbagai kemampuan yang akan berguna baginya.
f. Lebih baik murid-murid itu dibiarkan mencari sendiri apa yang diinginkannya sehingga berbagai pengalaman dapat dia dapatkan
sendiri dan dapat dipahami.
Untuk jelasnya dapat di lihat pada link ini John Locke - a 5-minute summary of his philosophy, https://www.history.com/topics/british-
history/john-locke,
Rousseau mereaksi terhadap prinsip dari John Locke. Aliran Naturalisme menginginkan keseimbangan antara kekuatan rasio dengan hati dan
alamlah yang menjadi guru, sehingga pendidikan dilaksanakan secara alamiah. Menurutnya dalam “keadaan primitif” (etat naturel) manusia
adalah otonom dan bahagia.
Menurut Mudyaharjo, (2008: 118), dalam Vina Serevina dan Sri Martini Meilanie, (2019), terdapat tiga asas mengajar, yaitu :
a. Asas pertumbuhan, pengajaran harus memberi kesempatan untuk anak-anak bertumbuh secara wajar dengan cara mempekerjakan
mereka, sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya.
b. Asas aktivitas, melalui bekerja anak-anak akan menjadi aktif, yang akan memberikan pengalaman, yang kemudian akan menjadi
pengetahuan mereka.
c. Asas individualitas, dengan cara menyiapkan pendidikan sesuai dengan individualitas masing-masing anak, sehingga mereka
berkembang menurut alamnya sendiri.
Rousseau menjelaskan tentang metode untuk anak usia dini dengan harapan meminimalkan hambatan peradaba dan membawa manusia
sedekat mungkin ke alam. Metode pendidikan bagi anak-anak yang dianjurkan Rousseau adalah metode pendidikan negatif, di mana untuk
menjadi manusia berbahagia, anak harus dijauhkan dari kebudayaan. Rousseau menekankan suatu bentuk pendidikan yang berkelanjutan,
yang melalui tahap-tahapnya secara alamiah, di mana setiap proses dalam tahapan pendidikan perlu disesuaikan secara hati-hati dengan
kebutuhan perkembangan setiap individu.
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37813 5/8
11/24/2020 Pertemuan 13- Sejarah Pendidikan Dunia
Zaman Developmentalisme berkembang pada abad ke-19. Tokoh-tokoh aliran ini adalah: Pestalozzi, Johan Fredrich Herbart, Friedrich Wilhelm
Frobel, dan Stanley Hall.
Aliran ini memandang pendidikan sebagai suatu proses perkembangan jiwa sehingga aliran ini sering disebut gerakan psikologis dalam
pendidikan. Friederich Wilhelm August Fröbel salah satu tokohnya Lahir pada tanggal 21 April tahun 1782, di Oberweißbach, Jerman,
menyampaikan ada beberapa hal terkait aliran pendidikan developmentalisme, yaitu: teori nilai, pengetahuan, pembelajaran, sosial, alamiah
manusia, kesempatan, dan dan transmisi. Tujuan pendidikan yaitu pencapaian keselarasan melalui kegiatan sendiri. Tujuan pendidikan Frobel
adalah mengembangkan semua potensi pada anak itu agar menjadi aktual dan agar berhasil baik dibutuhkan kreativitas anak untuk
mengembangkan dirinya.
Tujuan pendidikan Stanly Hall adalah mengembangkan semua kekuatan yang ada sehingga memperoleh kepribadian yang harmonis.
Menurut Stanly kehidupan fisik dan mental berjalan paralel, tingkat perkembangan mental anak mengikuti tingkat perkembangan jenis
manusia. Menurut Pestalozzi tujuan pendidikan adalah meningkatkan derajat sosial seluruh umat manusia, untuk itu dikembangkan semua
aspek individualnya yaitu otak, tangan dan hati mereka. Sedangkan menurut Herbart, tujuan pendidikan adalah membentuk watak susila,
melalui pengembangan minat seluas-luasnya. Minat anak dikembangkan lewat pengajaran agar memperoleh pengetahuan, sehingga anak
mau melakukan sesuatu.
a. Mengaktualisasikan semua potensi anak yang masih laten membentuk watak susila dan kepribadian yang harmonis serta meningkatkan
derajat social manusia
b. Pengembangan ini sejalan dengan tingkat- tingkat perkembangan anak yang melalui observasi dan eksperimen.
c. Pendidikan adalah pengembangkan pembawaan (nature) yang disertai asuhan yang baik (Martune)
d. Pengembangan pendidikan mengutamakan perbaikan pendidikan dasar dan pendidikan universal
Untuk jelasnya mari lihat salah satu tokoh nya pada link ini Pestalozzi's philosophy, https://www.youtube.com/watch?v=WdOc53Z8OUA
Aliran ini muncul pada abad ke 19 dan merupakan upaya dalam membentuk patriot- patriot bangsa dan mempertahankan kaum imperalis
Tokohnya adalah La Chatolais (perancis), Johann Gottlieb Fichte (Jerman) dan Jefferson (Amerika Serikat).
La Chotalais (Perancis)
Menurut ilmu pengetahuan awal Fichte, manusia adalah makhluk yang bebas dan mandiri yang menjadi seseorang bukan melalui kekuatan
alam, dengan mengembangkan keterampilan dan kemampuan bawaannya, atau melalui pengaruh luar, tetapi dengan kekuatannya sendiri.
Peran pendidik dapat ditangkap dari dasar-dasar ilmu pengetahuan. Jadi, untuk dapat menempatkan diri kita sebagai makhluk bebas, kita
membutuhkan makhluk lain yang memanggil kita. Panggilan untuk melakukan aktivitas mandiri gratis adalah apa yang kita sebut pendidikan.
(Tamás Hankovszky, 2017, halm.1). Sementara itu, La Chatolais pada tahun 1763 menerbitkan "Esai tentang Pendidikan Nasional" yang luar biasa,
di mana ia mengusulkan program studi ilmiah sebagai pengganti bagi mereka yang diajar oleh jesuits.
Materi pelajarannya meliputi bahasa dan kesusastraan nasional, pendidikan kewarganegaraan, lagu-lagu kebangsaan, sejarah dan geografi
negara dan pendidikan jasmani. Dampak negative dari pendidikan ini adalah munculnya chaufiisme di Jerman yaitu kegilaan atau kecintaan
terhadap tanah air yang berlebihan di beberapa negara seperti: Jerman sehingga timbul perang dunia ke I (Pidarta, 2007, dalam Vina Serevina
dan Sri Martini Meilanie, 2019)
Untuk jelasnya dapat dilihat pada link ini tentang salah satu tokoh tersebut , Thomas Jefferson: A 3 Minute History on American Education,
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37813 6/8
11/24/2020 Pertemuan 13- Sejarah Pendidikan Dunia
Liberalisme berpendapat bahwa pendidikan adalah alat untuk memperkuat kedudukan penguasa/pemerintahan yang dipelopori dalam
bidang ekonomi oleh Adam Smith.
Menurutnya siapa yang banyak berpengetahuan dialah yang berkuasa yang kemudian mengarah pada individualisme. Adam Smith berpikir
bahwa setiap orang harus menerima pendidikan, dan bahwa dana harus dibentuk untuk memenuhi keadilan dan untuk memberikan insentif
produk yang berkualitas tinggi. (Paul Mueller, 2015). Selanjutnya menurut Mueller (2015), Smith berpikir tentang pendidikan dasar. Perhatian
pertamanya adalah bagaimana mendanai itu: “Lembaga-lembaga untuk pendidikan pemuda dapat, dengan cara yang sama, memberikan
pendapatan yang cukup untuk membiayai pengeluaran mereka sendiri. Biaya atau kehormatan yang dibayarkan oleh sarjana kepada master
secara alami merupakan pendapatan dari jenis ini. "Pada tahun 1700-an siswa tidak membayar" sekolah "untuk pendidikan mereka. Sebaliknya,
mereka membayar guru mereka secara langsung — sama seperti yang dilakukan orang untuk les privat atau pelajaran musik hari ini. Smith
memuji pengaturan ini karena adil dan bermanfaat.(halm.1)
$edangkan positivisme dengan tokohnya August Comte percaya kebenaran yang dapat diamati/oleh panca indera sehingga kepercayaan
terhadap agama semakin lemah. Itu sebabnya, Comte mendefinisikan kemanusiaan, ia menjelaskan bahwa 'semua manusia' tidak dapat
berarti 'semua manusia makhluk, tetapi hanya mereka yang mampu, sampai batas tertentu, untuk mengambil bagian dari esensi
kemanusiaan oleh kebajikan dari kontribusi mereka, apa pun sifatnya, untuk tugas bersama. Manusia tidak bisa direduksi menjadi hewan,
tetapi dasar organiknya memberi mereka temperamen yang tidak bisa dihancurkan, meskipun lebih sering daripada tidak sempurna. Oleh
karena itu seorang individu jauh dari menjadi hasil sederhana dari lingkungan. (Jacques Muglioni, 1999)
Aliran ini muncul pada abad ke 20, sebagai reaksi terhadap dampak aliran liberalisme, positivisme dan individualsme. Tokoh- tokohnya adalah
Paul Natrop, George Kerchensteiner dan John Dewey. Menurut Pidarta, 2007 dalam Akhmad Sugianto (2013) aliran ini, masyarakat memiliki arti
yang lebih penting daripada individu. Ibarat atom, individu tidak ada artinya bila tidak berwujud benda. Oleh karena itu, pendidikan harus
diabdikan untuk tujuan-tujuan sosial.
Dalam ilmu pendidikan, John Dewey menganjurkan adanya teori dan metode learning by doing (belajar sambil melakukan). Selain itu, John
Dewey juga dikenal karena konsep pemikirannya tentang pragmatisme, relativisme, dan active learner. John Dewey menganggap bahwa
pendidikan bisa berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan keberanian dan pembentukan kemampuan inteligensi siswa. Konsep
pendidikan yang John Dewey ini dikenal dengan pendidikan progresifisme yaitu pendidikan yang dijalankan secara demokratis. Pada tataran
praktisnya, dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, peserta didik harus berperan aktif dalam proses belajar ataupun dalam
menentukan materi pelajaran..
John Dewey, pendidik perintis abad ke-20, membahas pemikiran pendidikannya, dan tulisan-tulisannya, yang memberi arah baru pada
pendidikan pada pergantian abad. Kontribusi Dewey sangat besar dan luar biasa di bidang pendidikan, politik, humanisme, logika, dan
estetika. Teori-teori Dewey memadukan perhatian pada anak sebagai individu dengan hak dan klaimnya sendiri dengan pengakuan jurang
pemisah antara pengaturan pendidikan yang ketinggalan zaman dan terdistorsi kelas yang diwarisi dari masa lalu dan persyaratan mendesak
dari era baru. Sistem pendidikan harus dirombak secara menyeluruh, katanya, karena perubahan mendalam dalam peradaban Amerika. Di
bawah kehidupan kolonial, agraris, kota kecil, anak itu mengambil bagian dalam kegiatan rumah tangga, komunitas, dan produktif yang
secara spontan memupuk kapasitas untuk pengarahan diri sendiri, disiplin, kepemimpinan, dan penilaian independen. Kualitas-kualitas
bermanfaat seperti itu tidak dianjurkan dan terhambat oleh kondisi industri baru, urbanisasi, yang dikabutkan yang telah menghancurkan
keluarga dan melemahkan pengaruh agama. (W. F. Warde (George Novack), 1960)
Untuk jelasnya kita lihat pada link ini John Dewey Theory on Education,
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37813 7/8
11/24/2020 Pertemuan 13- Sejarah Pendidikan Dunia
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37813 8/8