Kerangka Acuan Kerja KAK
Kerangka Acuan Kerja KAK
Kerangka Acuan Kerja KAK
SPESIFIKASI TEKNIS
Program :
Program Pengelolaan Pendidikan
Kegiatan :
Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Pekerjaan :
Pembangunan Ruang Laboratorium Komputer
SMA Bulungan (DAK FISIK)
Lokasi :
Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara
Sumber Dana :
DAK FISIK
Tahun Anggaran 2023
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN RUANG LABORATORIUM KOMPUTER SMA BULUNGAN (DAK FISIK)
1. LATAR BELAKANG
Secara Geograpis Sekolah SMA Bulungan Terletak di Kabupaten Bulungan. sebagai prasarana
penyelenggaraan pendidikan dalam menunjang penyelenggaraan pendidikan dapat terwujud dalam satu
kesatuan yang andal dan berkemampuan tinggi, maka dalam proses pembangunan gedung sekolah
harus tetap perlu memperhatikan tata ruang, pertumbuhan ekonomi, kelestarian lingkungan, keamanan
dan kenyamanan penggunanya.
Dalam upaya mewujudkan pelajar dan masyarakat Indonesia yang maju, mandiri dan sejahtera lahir dan
batin sebagai landasan menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, peranan
pendidikan sekolah menegah kejuruan amat penting dan strategis. Pembangunan Ruang Laboratorium
Komputer SMA Bulungan (DAK FISIK) melalui sarana ini dapat menghasilkan putra dan putri untuk
memajukan harkat dan martabat manusia serta budaya bangsa melalui proses kegiatan belajar
mengajar yang nyaman.
Dalam usaha menumbuh kembangkan peningkatan sumber daya manusia untuk menyiapkan tenaga-
tenaga terampil dalam bidang-bidang tertentu dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai
disamping fasilitas materi pendidikan ketrampilan. Termasuk sarana dan prasarana pendidikan yang
lebih representatif diharapkan dapat membantu meningkatkan proses belajar mengajar dalam
menghasilkan output yang dapat bersaing dalam dunia pendidikan.
Bangunan gedung negara harus diwujudkan dan dilengkapi dengan peningkatan kualitas, sehingga
mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya dan dapat menjadi teladan bagi lingkungan
sekitarnya, serta memberi kontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia. Bangunan
gedung negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi
kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria administrasi bagi bangunan
gedung negara. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung negara dan prasarana
lingkungannya perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya
perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku
profesional.
Pembangunan Ruang Laboratorium Komputer SMA Bulungan (DAK FISIK) yang diusulkan tersebut
didasarkan pada tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara
yang salah satu tugasnya adalah melakukan urusan pengadaan sarana dan prasarana gedung serta
fasilitas Bangunan Sekolah SMA di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara. Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara berkomitmen untuk mendukung terwujudnya jasa konstruksi
yang handal yang tentunya perlu didukung oleh tersedianya sarana dan parasarana gedung Ruang
Laboratorium Komputer SMA Bulungan yang memadai.
TUJUAN
Terwujudnya sarana dan prasana sekolah dalam menunjang kegiatan belajar mengajar yang
representatif dalam mendukung dan menjalankan tugas pemerintah dalam memberikan pelayanan
dibidang pendidikan yang memadai.
3. STANDAR TEKNIS
➢ Standar SNI yang berlaku
➢ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
➢ Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui
Penyedia.
5. SUMBER PENDANAAN
Sumber Dana dari kegiatan ini adalah DAK FISIK Provinsi Kalimantan Utara dengan
a. pagu anggaran sebesar Rp 487.000.000,- (Empat Ratus Delapan Puluh Tujuh Juta Rupiah)
termasuk PPN 11 %.
b. HPS : Rp 486.994.544,96 (Empat Ratus Delapan Puluh Enam Juta Sembilan Ratus Sembilan
Puluh Empat Ribu Lima Ratus Empat Puluh empat koma sembilan puluh enam sen)
c. HPS 80 % : Rp 389.600.000 (Tiga Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta Enam Ratus Ribu Rupiah)
d. TKDN 82,42
e. Mata pembayaran utama
NO URAIAN
1 Pasang lantai keramik 40/40 cm
2 Kap Kuda - kuda, Rangka Atap baja ringan lengkap
3 Kusen jendela dan pintu alumunium
4 Plesteran dinding 1 : 4 + acian
5 Pasangan dinding batu bata 1Pc : 4Ps
6 Rangka Langit-Langit (100 x 100 ) kayu meranti
7 Penutup Atap Spandek
8 Timbunan Tanah Untuk Pematangan lahan
9 Cat dinding tembok
10 Daun Jendela + Aksesoris (J1)
11 e. Pasang Begisting
12 Pancang kayu ulin 10x10 - 2 m
13 Pasangan pondasi batu gunung 1 : 4
14 b. Pembesian 6 Ø 16 mm
15 Penutup Plafond gypsum board 9 mm
16 a. Cor beton 1 : 2 : 3
17 Pengecatan plafond
18 Kaca Bening T. 5 mm
19 c. Pasang Begisting
20 Urugan tanah dalam bangunan
21 d. Pasang Begisting
Dalam Hal melaksanakan pekerjaan, daftar referensi seperti tersebut dibawah ini ditetapkan dan
dipakai sebagai dasar pelaksanaan, namun tidak terbatas pada referensi berikut :
1. Referensi peraturan atau buku-buku yang sesuai dengan bidang pelaksanaan konstruksi;
2. Referensi dan Juknis Ruang Laboratorium Komputer SMA.
3. Gambar Kerja, Perincian Penawaran, Rencana Kerja dan Syarat-syarat yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan kontrak pemborongan jasa konstruksi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud, penyedia Jasa :
1. Diwajibkan melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai spesifikasi teknis dalam kontrak;
2. Melaporkan secara berkala kepada PPK dan PPTK yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
3. Mengambil Langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik didalam maupun
diluar tempat kerja.
4. Seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan harus didokumentasikan dengan
foto-foto asli yang dilampirkan dalam laporan hasil pekerjaan.
b) Lokasi Kegiatan
Kegiatan ini berlokasi di SMA Bulungan, Jalan H. Maskur Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan
8. PERSONEL MANAJERIAL
Personel Manajerial yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :
Sendiri
2. Concreate Mixer 1 Unit 0.5-0.7 80 % Sewa/Milik
M3 Sendiri
3. Generator set 1 unit 3 KVA 100 % Sewa/Milik
Sendiri
10. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah Terealisasinya pekerjaan
Pembangunan Ruang Laboratorium Komputer SMA Bulungan (DAK FISIK) Tahun Anggaran 2023.
11. PELAPORAN
Pelaksana harus menyusun dan menyerahkan dokumen atau laporan kegiatan pekerjaan kepada
PPTK/PPK, sesuai dengan dokumen kontrak antara lain : Laporan Harian, Laporan Mingguan, Laporan
Bulanan, As Built Drawing dan Dokumentasi kegiatan.
NILAI
NO. JENIS/TYPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA
RESIKO
2 Terpeleset, Jatuh 2
2 Terpeleset, Jatuh 4
3 Tertimpa Pintu/Kusen 4
KEPARAHAN
KEKERAPAN 1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5 Keterangan :
1-4 : Tingkat risiko kecil
2 2 4 6 8 10
5-12 : Tingkat risiko sedang
3 3 6 9 12 15 15-25 : Tingkat risiko besar
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25
Tingkat Skala
No Uraian Pekerjaan Identitas Bahaya resiko priorotas
1 PEKERJAAN PENUTUP ATAP Terjatuh dari Ketinggian 4 1
DAN DINDING
Merek/Type/Jenis
No Komponen Material Utama
Spesifikasi Kriteria
6. Beton Sloof ▪ Beton dengan kuat tekan (f’c) 14,5 MPa ▪ Ready mix ▪ Besi ulir U35/TS35 SNI
▪ Tulangan Besi Ulir S13 (ukuran dan jumlah ▪ Beton mutu f’ = 14,5 MPa (K-175) ▪ Mutu Beton SNI
sesuai gambar) ▪ Besi beton : SNI 2052:2017 2847:2019
▪ Tulangan Besi Ulir S16 (ukuran dan jumlah
sesuai gambar)
▪ Tulangan sengkang Besi Ø10 mm (ukuran dan
jarak sesuai gambar)
▪ Selimut beton 40 mm
7. Beton Kolom Utama ▪ Beton dengan kuat tekan (f’c) 14,5 MPa ▪ Ready mix ▪ Besi ulir U35/TS35 SNI
▪ Tulangan Besi Ulir S16 (ukuran dan jumlah ▪ Beton mutu f’ = 14,5 MPa (K-175) ▪ Mutu Beton SNI
sesuai gambar) ▪ Besi beton : SNI 2052:2017 2847:2019
▪ Tulangan sengkang Besi Ø10 mm (ukuran dan
jarak sesuai gambar)
▪ Selimut beton 40 mm
8. Beton Kolom Selasar ▪ Beton dengan kuat tekan (f’c) 14,5 MPa ▪ Ready mix ▪ Besi ulir U35/TS35 SNI
▪ Tulangan Besi Ulir S13 (ukuran dan jumlah ▪ Beton mutu f’ = 14,5 MPa (K-175) ▪ Mutu Beton SNI
sesuai gambar) ▪ Besi beton : SNI 2052:2017 2847:2019
▪ Tulangan sengkang Besi Ø10 mm (ukuran dan
jarak sesuai gambar)
▪ Selimut beton 40 mm
9. Beton Balok ▪ Beton dengan kuat tekan (f’c) 14,5 MPa ▪ Ready mix ▪ Besi ulir U35/TS35 SNI
▪ Tulangan Besi Ulir S13 (ukuran dan jumlah ▪ Beton mutu f’ = 14,5 MPa (K-175) ▪ Mutu Beton SNI
sesuai gambar) ▪ Besi beton : SNI 2052:2017 2847:2019
▪ Tulangan Besi Ulir S16 (ukuran dan jumlah
sesuai gambar)
▪ Tulangan sengkang Besi Ø10 mm (ukuran dan
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Merek/Type/Jenis
No Komponen Material Utama
Spesifikasi Kriteria
jarak sesuai gambar)
▪ Selimut beton 40 mm
10. Beton Lantai ▪ Beton dengan kuat tekan (f’c) 14,5 MPa ▪ Ready mix ▪ Besi ulir U35/TS35 SNI
▪ Tulangan Besi Ulir S13 (ukuran dan jumlah ▪ Beton mutu f’ = 14,5 MPa (K-175) ▪ Mutu Beton SNI
sesuai gambar) ▪ Besi beton : SNI 2052:2017 2847:2019
▪ Selimut beton 20 mm
11. Bekesting Kolom ▪ Kayu bekesting kelas III ▪ Bekesting kayu papan 2/20-2/30 / ▪ ACI 347R-14
multiplek 9mm
▪ Bekesting untuk dua kali pemakaian
12. Bekesting Balok ▪ Kayu bekesting kelas III ▪ Bekesting kayu papan 2/20-2/30 / ▪ ACI 347R-14
multiplek 9mm
▪ Bekesting untuk dua kali pemakaian
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Merek/Type/Jenis
No Komponen Material Utama
Spesifikasi Kriteria
yang berkualitas, dengan syarat keras, pori-
pori padat, tertutup rapat tidak berongga,
permukaan rata dan halus, serta ujungnya
lancip dan tajam;
3. Plesteran ▪ Plesteran 1pc : 4ps (dinding) ▪ Pasir pasang lokal tidak mengandung ▪ SNI 6882:2014
▪ Plesteran 1pc : 2ps (area basah) lumpur ▪ Perekat ubin keramik dan
▪ Tebal plesteran 20 mm batu alam SNI 8837-
1:2019
4. Kusen pintu dan ▪ Kusen UPVC 2,5” ▪ Merk Conch ▪ SNI 8454:2017
jendela ▪ Rangka Daun Jendela UPVC 2,5” ▪ Warna putih
5. Daun Pintu dan ▪ Daun pintu Bahan aluminium ▪ Profil Kusen Alumunium 4" ▪ Type/Series : sesuai
Jendela ▪ Jendela bahan aluminium ▪ HPL TACO gambar
▪ Pintu Bahan Plywood Lapis HPL
6. Penggantung dan ▪ Engsel pintu minimal 3 dan diletakkan diposisi ▪ Merk : setara Dekson Solid /Vintage ▪ Type/Series : sesuai
pengunci rata luar dinding gambar
▪ Grendel dipasang dipintu bagian bawah
▪ Grendel Jendela Di Pasang 2 Bh
▪ Hak Angin Jendela di Pasang 2 Buah
▪ Handel Jendela Dipasang 1 Bh di Tengah
7. Pasangan Kaca ▪ Kaca bening dan polos ▪ Kaca bening dan polos dengan tebal 5 ▪ SNI 47:2018
mm
8. Rangka Plafond ▪ Rangka utama kayu meranti 4/6 ▪ Kayu kelas II ▪ SNI 4096-2007
▪ Rangka pembantu kayu meranti 4/4
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Merek/Type/Jenis
No Komponen Material Utama
Spesifikasi Kriteria
9. Penutup plafond ▪ Penutup plafond dengan gypsum tebal 9 mm ▪ Merk : Lokal SNI setara Aplus, ▪ SNI 2839:2008
▪ GRC tebal 6 mm Elephant, Knauf
▪ Merk : Alpus Board/GRC, board, Merk
Standar Lainya tersedia di daerah
▪ Warna putih
10. List Plafond ▪ List plafond gypsum profil ▪ Merk : Lokal SNI setara Aplus, ▪ SNI 2839:2008
Elephant, Knauf
▪ Warna putih
11. Dinding dalam ▪ Cat interior Jotun Jotaplash, Majestig ▪ Merk : Dulux/Sanlex/Jotun/ Mowilex ▪ SNI 3564:2009
▪ Warna putih atau putih tulang ▪ SNI 03-2410-2002
12. Dinding luar ▪ Cat luar (weather shield) Jotun Jotashield ▪ Merk : Dulux/Sanlex/Jotun/Mowilex ▪ SNI 3564:2009
▪ Cat selasar separuh bawah : oil based/easy ▪ Sekolah Dasar : warna putih kombinasi ▪ SNI 03-2410-2002
clean warna merah tua
▪ Sekolah Menengah Pertama : warna
putih kombinasi warna biru tua
13. Besi dan Kayu ▪ Cat kayu dan besi ▪ Merk : Avian/Seiv/nippon Paint ▪ SNI 2407:2008
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
4) SITUASI
Pekerjaan Pembangunan Ruang Laboratorium Komputer SMA Bulungan (DAK FISIK) seperti
pada pasal 1.1 lokasinya berada di Komplek SMA Bulungan yang terletak di Jalan H. Maskur
Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan.
5) KETENTUAN UMUM
a. Air yang digunakan untuk adukan dan pekerjaan beton haruslah air yang bersih, bebas
dari bahan yang merusak atau campuran yang mempengaruhi daya lekat semen. Apabila
mutu air yang digunakan diragukan, maka Direksi dapat meminta pemeriksaan
laboratorium atas beban biaya pemborong.
b. Pasir yang dipakai harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik organis
maupun lumpur, tanah, karang, garam dan lain-lainnya sesuai dengan ketentuan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971. Pasir laut sama sekali tidak boleh
dipergunakan, kecuali bila dicuci dengan air tawar sampai bersih dari garam. Bahan
pengisi harus disimpan ditempat yang bersih permukaannya keras agar tidak terjadi
percampuran satu sama lain/pengotoran.
c. Semen yang digunakan harus disetujui dan disyahkan oleh yang berwenang dan
memenuhi ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971. Pengangkutan
harus terhindar dari air/hujan bebas dari kelembaban. Semen harus diletakkan pada
ketinggian 30 cm dari permukaan tanah/lantai, penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter.
Dalam pengirimannya yang baru harus dipisahkan dengan yang lama, sehingga
pemakaian semen sesuai dengan urutan pengiriman.
d. Batu belah, batu gunung atau batu kali yang dibelah mempunyai permukaan tajam kasar
dan keras. Permukaan kasar adalah dengan ukuran 5 - 7 cm, 15 - 20 cm.
e. Semua tanah urugan/timbunan yang digunakan harus disetujui oleh direksi/pemberi tugas
dengan perhitungan bahwa dengan tanah urugan diperoleh suatu kepadatan timbunan
yang direncanakan.
f. Kayu ulin untuk tiang pancang harus dari kualitas baik, kering udara, tidak cacat/celah,
mata kayu besar yang lepas, sudut pinggirnya bebas dimakan bubuk, dan cacat lain yang
parah. Kayu dikeringkan minimal tiga bulan. Andaikata dalam ketentuan yang dicantumkan
masih ada kekurangan, maka syarat dalam Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (PKKI.NI-
5/1971) yang dipakai/berlaku.
7) PERSIAPAN DILAPANGAN
a. Pemborong diwajibkan menyediakan ruang/tempat kerja untuk para staf Direksi yang
bertugas sehubungan dengan pekerjaan di lapangan dan biaya pembangunan menjadi
tanggungan pemborong.
9) UKURAN / PEIL
a. Pemborong diwajibkan mempelajari seluruh gambar dan uraian syarat teknis. Bila dalam
rencana tersebut ada sesuatu perbedaan ukuran diantara gambar, maka pemborong wajib
melaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan keputusan. Pemborong tidak dibenarkan
memperbaiki sendiri perbedaan ukuran yang terdapat dalam perencanaan tersebut. Akibat
kelalaian pemborong yang mengakibatkan kesalahan pelaksanaan maka akan menjadi
tanggung jawab pemborong.
b. Pemborong bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaaan menurut ketentuan
peil-peil dan ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-
syarat Teknis.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pemborong terlebih dahulu mengukur kembali
ketepatan peil-peil yang tercantum dalam gambar dan syarat-syarat teknis.
d. Ketepatan dalam ukuran peil mutlak diperhatikan dan jika terjadi kesalahan yang dilakukan
oleh pemborong dan tidak dapat ditolelir maka Direksi berhak memerintahkan untuk
dilakukan pembongkaran dan akibat dari hal tersebut tetap menjadi tanggung jawab
pemborong.
c. Urugan Tanah
Urugan tanah harus dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 20 cm dan
dipadatkan dengan alat pemadat (Beby Roller atau Vibrating Stumper Plate). Tanah yang
digunakan untuk urugan harus bersih dari kotoran organik dan kotoran lainnya yang dapat
merusak kestabilan tanah konstruksi. Urugan yang dilaksanakan dengan sembrono akan
berakibat terjadinya penurunan, harus segera diurug ulang setelah perintah pertama dari
Direksi dan diurug sesuai petunjuk Direksi. Urugan tanah dilakukan pula pada semua
bagian yang harus ditinggikan dengan cara penimbunan dan pemadatan tanah sesuai
dengan Spesifikasi Teknis. Sisa-sisa tanah bekas galian setelah pengurugan selesai harus
diangkut dan dibuang jauh dari lokasi pekerjaan sehingga terlihat bersih dan rapi. Semua
pekerjaan tanah yang diperlukan dalam pelaksanaan walaupun tidak disebutkan dalam
uraian dan syarat-syarat ini harus dilaksanakan oleh pemborong dengan baik sesuai
petunjuk yang diberikan oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.
d. Urugan Pasir
Urugan pasir harus disiram dengan air sehingga mencapai yang dikehendaki/padat Pasir
laut tidak boleh digunakan untuk urugan dibawah pondasi, bawah lantai dan urugan pasir
lainnya. Pasir pasang dari jenis yang kasar dapat dipakai sebagai pasir urug.
Persyaratan Bahan :
a. Batu belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang dibelah-
belah menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I. (NI-3-1970).
b. Semen portland harus memenuhi NI – 18.
c. Pasir harus memenuhi NI - 3 pasal 14 ayat 2.
d. Air harus memenuhi PBVI - 1982 pasal 9.
Syarat-syarat pelaksanaan :
a. Pondasi tersebut harus dipasang dengan campuran 1 pc : 4 pasir.
b. Pasangan batu belah tersebut harus di kerjakan dengan cara yang terbaik yang dikenal
disini, batu kali harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak.
c. Setelah pasangan batu belah/batu kali tersebut mencapai 24 jam baru diperbolehkan
melakukan pekerjaan lanjutan.
d. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk -bentuk
yang di tunjukan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan
sehingga semua hubungan batu melekat satu dengan yang lainnya dengan sempurna,
semua batu harus di pasang diatas lapisan adukan dan di cetak di tempatnya sehingga
tegak.adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan
masa yang kuat dan integral.
Material.
a) Semen :
o Semen yang digunakan adalah jenis portland yang harus memenuhi syarat-syarat
dalam PBI 1971. Semen harus diperoleh dari satu pabrik yang telah disetujui oleh
Direksi dan dikirim ketempat pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh, bila
karena sesuatu dan lain hal terpaksa harus menggunakan semen dari pabrik lain
harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi.
o Bila Direksi menganggap perlu pemborong harus mengirimkan surat pernyataan dari
pabrik yang menyatakan type dan kualitas dari semen beseta Manufactures Test
Certificate yang menyatakan memenuhi semua syarat yang ditentukan. Semen yang
menggumpal, sweeping atau kantong robek/rusak ditolak untuk tidak digunakan.
o Gudang tempat penyimpanan semen harus cukup baik, tidak bocor dan bersih
sehigga penimbunan semen dapat diatur dengan baik, semen didalam kantong tidak
boleh disusun lebih dari 2 meter tingginya dan bagian bawah berada 30 cm diatas
lantai. Penempatan harus sedemikian rupa sehingga semen lama dapat
dipergunakan terlebih dahulu.
b) Agregat :
o Agregat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat percobaan yang tercamtun
dalam PBI-1971 Bab 3 Ayat 3,3.3.4 dan 3.5. (Koral eks Palu)
o Agregat halus harus pasir alam yang bersih (Pasir eks Palu), bebas dari lumpur, zat
organik, garam alkali dan butir-butir yang lunak. Disamping itu pasir harus
tajam/kasar, keras dan tidak mengandung bahan-bahan yang merugikan beton
sampai batas maksimal 5%, berat kadar lumpur dari pasir tidak boleh melebihi 6% (
terhadap berat kering ) dan jika melebihi agregat harus dicuci terlebi dahulu sebelum
digunakan.
o Agregat kasar dapat berupa kerikil alam yang bersih atau stones cruisher yang
mempuyai gradasi yang terbaik, keras, padat dan tidak berpori dan bersifat kekal,
tidak pecah/hancur karena pengaruh cuaca, kadar lumpur harus dicuci terlebih
dahulu sebelum digunakan, dimensi maxsimum dari agregat kasar tidak lebih dari 2.5
cm dan tidak lebih dari bagian kontruksi yang bersangkutan.
o 5 (lima) minggu sebelum pengecoran dimulai sample yang telah diambil dengan
ukuran tertentu, type tertentu ditest sesuai dengan pengecoran yang tercantum dalam
PBI 1971. Dari hasil- hasil ini pemborong mengambil contoh yang representatif untuk
diambil gradasi analisanya. Bila agregat yang disetujui oleh Direksi telah dipilih
pemborong harus menjaga agar semua pengiriman material selanjutnya mempunyai
kualitas dan gradasi yang sama selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
dan hari pembuatannya, bersama-sama dengan satu tanda hari bagian pekerjaan
nama sampelnya diambil, system dari pengukuran dan pemetaan dari kubus akan
ditentukan oleh Direksi.
j. Baja Tulangan.
- Baja tulangan harus bebas dari debu, minyak, gemuk, serpihan-serpihan kayu dan
kotoran lain yang dapat mengurangi perekatan dengan beton, bila dianggap perlu oleh
Direksi, tulangan harus disikat atau dibersikan dengan cara lain sebelum dilaksanakan,
pengecoran tidak boleh dilaksanakan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh
Direksi, bila mana terjadi kelambatan/penundaan dalam pengecoran, maka pembesian
dibersikan/diperbaiki lagi oleh pelaksana lapangan.
- Baja tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama berlangsung
pengecoran tidak akan berubah tempat. Semua persyaratan seperti yang tercantum
dalam PBI 1971 bab 5 harus dipenuhi, pengikatan penulangan dilaksanakan dengan
kawat ikat/kawat beton yang berkualitas, besi lunak dengan ukuran diameter lebih
kurang 1mm, tulangan harus betul-betul bebas dari acuan atau lantai kerja dengan
cara menempatkan pengikatan pada tulangan baja.
- Sambungan batang tulangan dengan pengelasan tidak di izinkan. Sambungan-
sambungan tulangan harus mengikat syarat-syarat yang terdapat dalam PBI 1971 bab
8 dan ketentuan-ketentuan dalam bestek ( gambar).
- Mutu dari baja tulangan harus mengikuti syarat-syarat dalam PBI 1971 bab 3.7. Jenis
besi U.32 ini mempuyai tengangan leleh karakteristik 3200 kg/cm2 dan pada
percobaan lengkung 180 derajat tidak memperlihatkan tanda-tanda getas atau
kelemahan lainnya. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang
dipergunakan, maka disamping adanya sertifikat dari supliyer juga harus dimintakan
sertifikat dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara periodic
minimum dua sampel.
- Pemborong harus mengusahakan agar ukuran besi yang dipasang adalah sesuai
dengan bestek, dalam hal tersebut kesulitan untuk mendapatkan besi dengan ukuran
tertentu dalam bestek, maka akan dilakukan penukaran ukuran diameter besi yang
terdekat atau dengan kombinasi dengan catatan tersebut :
o Besi pengganti bermutu sama
o Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah ditempatkan tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam bestek dalam hal ini yang dimaksudkan adalah
jumlah luas penampang.
o Panjang overlapping sambungan harus disesuaikan kembali berdasarkan
diameter besi yang dipilih sesuai dengan bestek atau arahan olek pihak Direksi.
- Acuan (Bekisting) dan Plastik Cor.
- Bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencengah pengeseran.
Permukaan bekisting harus halus dan rata, tidak boleh melendut, sambungan pada
bekisting harus diusahakan agar lurus dan rata dalam arah horizontal dan vertical.
- Sebelum dipergunakan kembali semua bekisting harus dibersihkan dahulu untuk
menghindari kemungkinan terjadi keropos atau cacat pada beton. Sebelum
pengecoran bagian dalam bekisting dibersikan dari semua material lain termasuk air.
- Setiap bagian dari bekisting harus diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi sebelum
dilaksanakan pengecoran.
- Pembongkaran bekisting atau acuan bisa dilaksanakan setelah beton mencapai umur
yang cukup ( minimum 14 hari ) atau mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan.
- Sebelum dilakukan pemasangan tulangan harus segera dipasang plastik cor.
- Plastik Cor dipasang diatas semua bagian yang akan dilakukan pengecoran.
- Pemasangan Plastik Cor harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
kebocoran pada saat dilakukan pengecoran.
k. Pembuatan Beton dan Peralatannya.
- Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas pembuatan campuran beton yang
baik, uniform dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Untuk memenuhi syarat-
syarat ini, pemborong harus menyediakan dan menggunakan mesin pencampur
beton (Concrete Mixer ) yang baik dan volumetric sistem.
- Pengaturan untuk pengangkutan, penimbunan dan pencampuran material harus
dengan persetujuan Direksi. Pencampuran material harus dengan perbandingan
volume berat.
- Sebelum mengaduk beton, bagian dalam gentong pengaduk harus bersih dari sisa
beton dan kotoran-kotoran lainnya. Pengadukan dilakukan terus-menerus selama
minimum 5 menit setelah semua material termasuk air dimasukkan ke dalam gentong
pengaduk.
- Mesin pengaduk harus berputar pada kecepatan tetap yaitu 70 putaran per menit,
mesin pengaduk tidak boleh melebihi kemampuannya, seluruh adukan harus
dikeluarkan sebelum material untuk adukan berikutnya dimasukkan.
- Pencampuran kembali beton yang sebagian sudah terjatuh/ mengeras tidak diijinkan,
demikian juga penambahan air pada adukan beton yang sudah jadi dengan tujuan
untuk memudahkan pekerjaan tidak diperkenankan sama sekali.
- Pengadukan dengan tangan atau manual hanya diperkenankan pada keadaan
darurat dan segera harus dilaporkan kepada Direksi atau Konsultan Pengawas untuk
diketahui dan mendapat persetujuan. Pengadukan dengan tangan terbatas sampai
0,20 m3 dan diperkenankan pada tempat pengadukan yang betul-betul rapat air.
l. Pengangkutan dan Pengecoran Beton.
- Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum Direksi Teknis dan Konsultan
Pengawas memeriksa dan menyetujui bekisting (Form Work), tulangan dowel dan
wire mesh dimana beton akan dicor. Tempat dimana beton akan dituang harus bebas
dari segala macam kotoran, serpihan kayu dan genangan air.
- Isi dari mixer dikeluarkan pada satu operasi yang continuos harus diangkut tanpa
menimbulkan degrasi, beton harus diangkut dengan alat pengangkut yang bersih dan
kedap air dan cara pengangkutannya tersebut telah mendapat persetujuan Direksi
dan Konsultan Pengawas.
- Alat-alat dan tempat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus dibersihkan
dan dicuci bila pekerjaan terhenti lebih lama dari 30 menit dari akhir pekerjaan.
- Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus sudah dicor dan dipadatkan pada
tempatnya dalam waktu 40 menit setelah penuangan air ke dalam mixer.
- Pengecoran dari satu/bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan dengan satu operasi
yang continous atau sampai Construction Joint ter capai.
- Beton, bekisting dan penulangan tidak boleh diganggu selama lebih kurang 24 jam
setelah pengecoran, semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari kecuali
dengan ijin Direksi, ijin ini tidak diberikan bila sistem lampu kerja yang digunakan
pemborong belum disetujui oleh Direksi.
m. Pemadatan Beton.
- Beton harus dipadatkan secara manual atau secara mekanik/ vibrator. Apabila
pemadatan beton dilakukan secara manual maka yang harus diperhatikan adalah
beton harus padat secara merata yaitu tidak lagi terlihat lubang-lubang atau
gelembung udara serta tidak terjadi keropos (honey comping ).
- Apabila pemadatan dilaksanakan secara mekanic maka vibrator yang digunakan
harus dari type rotari out of balance dengan frekuensi tidak kurang dari 6000
cycels/menit. Hindarkan penggeteran yang berlebihan (over vibrating). Penggetaran
tidak boleh dikenakan pada tulangan terutama tulangan yang telah masuk dalam
beton yang sudah mengeras.
- Pemborong harus menyediakan paling sedikit satu vibrator cadangan untuk
mengganti yang rusak pada waktu sedang dipakai.
n. Perlindungan Terhadap Cuaca.
- Pada waktu panas bagian yang telah dicor harus dilindungai dari penutup-penutup
yang basah dan berwarna mudah atau dengan penyiraman air secukupnya.
- Tidak diperkenankan melakukan pengecoran selama turun hujan dan beton yang
baru dicor harus dilindungi dari curahan hujan.
- Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan, seluruh beton yang terkena hujan harus
diperiksa,diperbaiki dan dibersihkan terlebih dahulu dari beton yang
tercampur/terkikis air hujan. Pengecoran selanjutnya harus mendapat ijin dari Direksi
dan Konsultan Pengawas.
o. Perawatan.
- Perawatan pendahuluan dari bidang permukaan beton yang kelihatan harus segera
dilakukan setelah bidang permukaan beton tersebut cukup keras untuk menghindari
dari kerusakan-kerusakan dan dilanjutkan terus-menerus tidak kurang dari 12 jam.
Bidang permukaan beton harus terus-menerus dibuat basah dengan cara
menggenangi atau menutup dengan karung yang dibasahi.
- Perawatan harus terus-menerus dilakukan sampai sekurang- kurangnya 14 hari atau
sesuai petunjuk Direksi atau Konsultan Pengawas.
- Bidang-bidang cetakan harus dibasahi selama perawatan. Bila cetakan dibuka dalam
masa perawatan, maka bidang permukaan beton yang kelihatan harus dirawat
seperti di atas.
p. Penyelesaian Bidang-bidang Beton.
- Bagian-bagian yang kurang sempurna keropos atau berlubang harus ditambal
dengan campuran spesi yang sama segera setelah bekisting dilepas/dibongkar.
Bagian yang akan dirapikan harus dibersihkan dan disiram dengan air semen kental
baru penambalan dimulai.
- Semua bidang permukaan beton yang kelihatan harus diplester dengan campuran
spesi yang sama. Bidang-bidang yang akan diplester harus dibuat kasar telebih
dahulu dan dibersihkan dari sisa kayu bekisting dan bagian-bagian yang lepas harus
dibuang sebelum diplester.
- Meskipun dalam spesifikasi tidak dicantumkan bahwa suatu bidang beton harus
diplester, tetapi bila ternyata hasil pekerjaan kurang memuaskan Direksi, maka
bidang tersebut harus diplester sesuai dengan ketentuan di atas dan semua biaya
tambahan yang diakibatkannya menjadi tanggungan kontraktor.
q. Penolakan Pekerjaan Beton.
- Direksi berhak menolak pekerjaan beton yang tidak memenuhi syarat, maka
pemborong harus membongkar atau mengganti atau memperbaiki pekerjaan beton
yang tidak memenuhi syarat atas biaya sendiri sesuai dengan instruksi yang
diberikan oleh Direksi.
- Pengujian Compression Strenght dari pengujian kubus harus memenuhi syarat-syarat
yangtelah ditetapkan dalam PBI 1971.
- Bila Compresive Test dari kelompok kubus gagal memenuhi syarat di atas, maka
Direksi akan menolak semua pekerjaan-pekerjaan beton dari mana kubus-kubus
beton diambil.
Pasir Pasang
Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala macam kotoran, baik dari bahan
organis dan alkalis maupun lumpur, tanah karang, garam./basa dan sebagainya sesuai
dengan syarat-syarat dalam PBI 1971.
Jenis Adukan
- Adukan untuk pasangan kedap air adalah 1 bagian semen pc dan 2 bagian pasir
pasang (trasram)
- Adukan untuk pasangan dinding biasa (di atas trasram) adalah 1 bagian semen pc
dan 4 bagian pasir pasang.
c. Pelaksanaan Pembuatan Adukan
- Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk (molen) sesuai kapasitas
yang dibutuhkan, semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan kering, yang
kernudian diberi air sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang baik.
- Adukan vang sudah mongering/kering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.
d. Pelaksanaan
Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur penaikannya diukur tepat
dengan tiang lot, setiap pemasangan tidak boleh lebih dari 1,00 m baru boleh dilanjutkan
setelah betul-betul mengeras. Sebelum dipasang batu bata harus direndam dalam
air/direndam terlebih dahuiu. Pada proses pemasangan dinding bata agar sudah
diperhitungkan adanya fasilitas conduit/sparing yang harus tertanam didalam pasangan batu
bata. Rangka penguat berupa, kolom praktis dan ringbalk dari beton dipasang untuk setiap
luas dinding maksimun 6 m2 dan sesuai persyaratan pabrik pembuat batu bata atau yang
disetujul Direksi.
e. Perlindungan
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutup
(dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh Direksl.
Untuk dinding-dinding yang sudah kering (berumur 6 jam keatas) harus disiram dengan air
bersih setiap pagi, atau sesuai dengan persyaratan.
- Sebelum pekerjaan plesteran dimulal terlebih dahulu permukaan pasangan batu bata
dan beton dibasahl atau disiram air terlebih dahulu.
- Semua siar permukaan dinding batu bata hendaknya dikerok sedalam kira-kira 1 cm
agar plesteran dapat lebih merata.
e. Adukan Plesteran
- Semua jenis bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan jenis campuran yang
disetujul Direksi.
- Plesteran harus rata vertikal dan horizontal.
- Ketebalan plesteran merupakan lapisan dengan permukaan kasar untuk mencapai
bidang rata dan lebih teliti setelah itu baru pengacian.
- Sebelum Pemborong melanjutkan pekerjaan plesteran, maka Pemborong diwajibkan
membuat contoh bidang plesteran.
- Setelah diplester selanjutnya permukaan plesteran tersebut diacl (semen dan air)
hingga halus.
f. Perbaikan Bidang Plesteran.
- Bilamana Direksi mendapatkan bidang plesteran yang tidak memenuhi syarat misalnya
tidak rata, tidak siku dan lain-lain maka Pemborong harus, memperbaiki pekerjaan
tersebut.
- Bagian-bagian yang diperbalki harus dibobok secara teratur dan plesteran hasil
perbalkan barus rata dengan sekitamya.
c. Pemasangan
Umum
- Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama lokasi
pemasangan kramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan kondisi pekerjaan
setelah studi diatas dilaksanakan, tentukan metoda persiapan permukaan,
pemasangan ubin, joints dan curing, untuk diusulkan kepada Direksi Lapangan.
- Pemborong harus menyiapkan ‘tiling menual’, yang berisi uraian tentang bahan, cara
instalasi, sistim pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, testing dan lain-lain
untuk diperiksa dan disetujui Direksi Lapangan.
- Sebelum instalasi dimulai, siapkan lay out naad-naad, hubungan dengan finishing lain
dan dimensi-dimensi joint, guna persetujuan Direksi/Perencana. Naad pansangan
interior l = 2 mm, naad pasangan eksterior l = 5 mm.
- Tile yang masuk ke tapak harus diselekssi, agar berkesesuaian dengan ukuran, bentuk
dan warna yang telah ditentukan.
- Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu.
Level
- Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang tercantum
pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar harus diatur hingga
memungkinkan pada files dengan ketebalan yang berbeda permukaan finishnya
terpasang rata.
- Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun yang
ditentukan mempunyaai kemiringan.
- Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, kemiringan tidak boleh kurang dari 25
mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang
dari 12 mm pada jarak 10 m. Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir semua
tanpa meninggalkan genangan.
- Jika ketebalan screed tidak memungkinkaan untuk mendapatkan kemiringan yang
ditentukan, kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan
jalan keluarnya.
d. Persiapan Permukaan
- Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang diperlukan,
sebelum memasang ubin.
- Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Direksi Lapangan tiap
kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk pada pelaksanaan
pekerjaan.
- Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin, harus dikasarkan dan
dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya. Sebelum dilaksanakan
plesteran, permukaan ini harus dibebaskan.
- Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm untuk jarak 2
mm, pada semua arah. Tonjolan harus dibuang (chip off) tekukan kedalaman diisi
dengan mortar (1 : 2), sehingga plesteran dasar (setting bed) mempunyai ketebalan
yang sama.
Cara Pelaksanaan
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar kerja dan melakukan
pengukuran lapangan. Tipe jendela yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe yang
tertera dalam gambar kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran, bentuk profil, material, detail
arah bukaan dan lain-lain. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat “shop
drawing” dan membuat contoh jadi (mock- up) detail hubungan bagian tertentu yang dimintakan
oleh Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui dengan petunjuk sebagai berikut :
Gambar : Uraian/Informasi.
Denah : Lokasi, jenis bukaan, engsel-engsel.
- Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan 'Backed Enamel Finish'
yang dilengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor
pengenalnya.
- Lemari berukuran lebar x tinggi adalah 40 x 50 cm, dengan tebal 15 cm
berdaun pintu tunggal memakai engsel piano dan handel aluminium.
d. Bahan/Produk
Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.
- Semua pintu menggunakan peralatan kunci sbb. : (lihat tabel gambar).
- Untuk pintu-pintu aluminium dan pintu-pintu besi yang dipakai adalah kunci "mortise
cylinder dead lock" merk ISEO, dua kali putar.
- Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk Dekkson.
- Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk Dekkson Handle.
- Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan Konsultan Management
Konstruksi.
Pekerjaan Engsel
- Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu merk Dekkson,
warna S/S 4”x3”x3 mm, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun
dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna
engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat
daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
- Untuk pintu2 aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor hinge)
double action, merk Dekkson dipasang dengan baik pada lantai sehingga terjamin
kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu
- Untuk jendela digunakan engsel merk Dekkson.
- Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel merk Dekkson disertai pada posisi
single action.
- Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan masing-
masing pintu.
Pekerjaan Door Closer, Door Stopper dan Door Holder
- Untuk seluruh daun pintu panel-panel dan daun pintu formica, menggunakan Door
Closer merk Dekkson warna akan ditentukan oleh Perencana. Door Closer harus
terpasang dengan baik dan merekat dengan kuat pada batang kosen dan daun pintu,
dan disetel sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat kusen pintu.
- Untuk seluruh pintu kecuali yang berengsel lantai diberi door stoper merk Dekkson
atau setara. Door stopper dipasang dengan baik pada lantai dengan sekrup pintu
kecuali pintu-pintu toilet, pintu masuk utama dan pintu-pintu besi. Door holder dengan
injakan karet dan spring pen release atau yang setara.
e. Pelaksanaan
- Engsel atas dipasang +/- 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
- Engsel bawah dipasang +/- 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
- Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
- Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang +/- 28 cm dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
- Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
- Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Management
Konstruksi. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
- Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat pintu terbuka.
- Door holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu. Pemasangan
harus baik sehingga pada saat ditekan ke bawah, karet holder akan menekan
lantai pada posisi yang dikehendaki. Door holder dipasang hanya pada pintu yang
tidak menggunakan door closer.
- Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
- Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
- Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan.
- Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus
yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai
dengan Standar Spesifikasi pabrik.
- Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan
Management Konstruksi/Perencana
- Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat mungkin lalu dilapisi
dengan base bond dan paper tape dari produk yang sama dengan papan penutup
langit-langit .
- Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan antara dinding dan
plafond dengan cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup.
Saklar Dinding
Saklar seri merk Broker/setara
Kabel Instalasi
Kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus sesuai dengan standar PLN,
kabel inti dari tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA/NYM).
Kode warna insulasi kabel harus menglkuti ketentuan PUIL sebagai berikut :
• Fasa 1 merah
• Fasa 2 kuning
• Fasa. 3 hitam
• Netral biru
• Tanah (ground) hijau kuning
• Merek kabel Kabelindo, Kabel metal, Supreme / standar PLN
Pipa Instalasi Pelindung Kabel
Adalah pipa PVC kelas AW, elbow, socket, Junction box, clamp dan accessories lainnya
harus sesual yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari ¾”. Pipa fleksible harus
dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (Junction box) dan amature lampu.
Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan. stop kontak menggunakan pipa PVC.
d. Pengetesan
- Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh
instalasi telah dapat berfungsi dengan balk dan memenuhl semua persyaratan.
- Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong. Termasuk peralatan khusus yang perlu untuk
testing dari seluruh sistim ini, seperti dianjurkan oleb pabrik, harus disediakan
Pemborong.
- Semua pengetesan dan atau. pengukuran tersebut harus disaksikan oleh team
pelaksana pembangunan.
24) PENUTUP
a. Semua sisa-sisa bahan bangunan dan sampah lainnya serta alat-alat bantu harus
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan, segera setelah pekerjaan selesai atas biaya Kontraktor.
Untuk itu Kontraktor harus memperhitungkannya dalam penawaran khusus mengenai
mobilisasi/demobilisasi peralatan serta pembersihan seluruh lokasi sebelum dan setelah
pekerjaan selesai.
b. Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam spesifikasi teknis ini dan memerlukan
penyelesaian di lapangan, maka akan diatur/dibicarakan kemudian dalam rapat-rapat
koordinasi lapangan oleh Direksi, Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana, Konsultan
Perencana dan atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen atau pihak Penyedia Jasa.
Ditetapkan Oleh:
Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Kalimantan Utara
ttd