Konfigurasi Roda Pendaratan Pesawat
Konfigurasi Roda Pendaratan Pesawat
Konfigurasi Roda Pendaratan Pesawat
K ARAKTERISTIK P ESAWAT
UNTUK D ISAIN B ANDARA
Bab 3 – Karakteristik Pesawat untuk Disain Bandara 3-2
Modul Ajar [ CEC 611 – 3 sks]
Tujuan Perkuliahan
Materi – Bagian 3
Karakteristik pesawat terdiri dari berat, ukuran, konfigurasi roda, kapasitas dan
panjang runway dasar. Karakteristik tersebut sangat penting untuk diketahui karena
merupakan faktor-faktor yang akan mempengaruhi disain bandar udara. Materi ini
juga menjelaskan hubungan antara karakteristik berat pesawat terbang dengan
perhitungan payload dan jarak, yang sangat penting dilakukan sebagai
pertimbangan disain bandar udara. Aspek lain terkait dengan turbulen pesawat
(wake turbulences) dan kinerja pesawat yang mempengaruhi panjang runway yang
digunakan turut didiskusikan disini.
2. KARAKTERISTIK PESAWAT
Karakteristik pesawat yang berpengaruh pada disain bandar udara dijelaskan pada
bagian berikut ini.
Berat pesawat merupakan faktor utama untuk pengukuran tebal perkerasan tempat
pendaratan (landing area) berupa landas pacu (runway), taxiway, wilayah perputaran
Prasarana Transportasi Bagian 2 – Infrastruktur Lapangan Terbang 3 -
3
Modul Ajar [ CEC 611 – 3 sks]
pesawat (turning area) dan tempat parkir (apron). Berat pesawat memiliki
karakteristik telah ditentukan oleh perusahaan pembuat pesawat. Berat pesawat ini
selanjutnya melalui mekanisme transfer beban melalui konfigurasi roda pesawat
menjadi beban roda terhadap perkerasan landasan.
Untuk pesawat berbadan besar, bisanya memiliki konfigurasi roda/gear berupa dual
atau dual tandem. Pemilihan konfigurasi kedua jenis tersebut dipengaruhi oleh sifat
pembebanan pesawat ke perkerasan.
c. Ukuran Pesawat
Ukuran pesawat yang perlu diperhitungkan adalah lebar sayap pesawat (wingspan)
dan panjang pesawat (fuselage length) sebagaimana dijelaskan dalam Gambar 3.1.
Kedua faktor ini akan mempengaruhi :
Ukuran tempat parkir (apron) dan maneuver (pergerakan) pesawat untuk parkir.
Ukuran parkir ini juga akan berkorelasi mempengaruhi konfigurasi bangunan
terminal.
Lebar jalur pergerakan pesawat di landas pacu dan taxiway, yang juga akan
mempengaruhi jarak di antara kedua jalur pergerakan pesawat tersebut.
Tabel 3.3 menunjukkan ukuran wingspan dan fuselage length untuk beberapa jenis
pesawat udara komersial.
d. Kapasitas
Kapasitas pesawat udara terkait dengan daya angkut penumpang dan barang akan
mempengaruhi fasilitas yang harus disediakan di dalam bangunan terminal (misal :
ruang tunggu penumpang, fasilitas sirkulasi penumpang, dll.) maupun fasilitas
pendukung di seputar terminal (misal : tempat parkir kendaraan, tempat bongkar
muat barang untuk muatan kargo, dll.)
e. Kapasitas
Panjang landas pacu (runway) akan mempengaruhi sebagian besar ukuran dari
wilayah bandar udara itu sendiri. Panjang landas pacu juga dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan di sekitar bandar udara, ketinggian tempat , temparatur, angin ,
Bab 3 – Karakteristik Pesawat untuk Disain Bandara 3-4
Modul Ajar [ CEC 611 – 3 sks]
Beberapa komponen berat pesawat yang perlu diketahui adalah Operating Empty
Weight (OEW), Payload, Zero-fuel Weight, Maximum Ramp Weight, Maximum
Structural Takeoff Weight dan Maximum Structural Landing Weight. Masing-
masing komponen tersebut akan dijelaskan secara singkat berikut ini.
OEW (berat kosong operasi) merupakan berat dasar pesawat yang termasuk
didalamnya krew (pilot, teknisi, pramugari) pesawat dan semua berat pesawat yang
ada dalam kondisi yang siap terbang, kecuali (tidak termasuk) payload (berat
muatan) dan fuel (bahan bakar).
b. Payload
c. Zero-fuel Weight
Zero-fuel Weight (berat pesawat dengan bahan bakar kosong) terdiri dari berat
kosong operasi (OEW), maximum payload dan segala sesuatunya yang terkait
dengan tambahan bahan bakar pesawat dimana ketika pesawat terbang tidak
melebihi kemampuan bending momen pesawat (titik pertemuan di sayap pesawat
dan panjang badan pesawat) ketika melakukan penerbangan.
Maximum Ramp Weight adalah berat maksimum pesawat yang diijinkan untuk
pergerakan di darat atau pergerakan di antara apron menuju ke ujuang landasan
pacu yang dibatasi oleh kekuatan pesawat dan persyaratan ukuran penerbangan.
Prasarana Transportasi Bagian 2 – Infrastruktur Lapangan Terbang 3 -
7
Modul Ajar [ CEC 611 – 3 sks]
Maximum Structural Take-off Weight adalah berat maksimum struktur pesawat yang
diijinkan untuk mulai melakukan penerbangan (take-off) yang dibatasi oleh oleh
kekuatan pesawat dan persyaratan ukuran penerbangan.
Maximum Structural Landing Weight adalah berat maksimum struktur pesawat yang
diijinkan untuk mulai melakukan pendaratan (ketika menyentuh landasan) yang
dibatasi oleh oleh kekuatan pesawat dan persyaratan ukuran penerbangan.
Jarak terjauh “ar” dapat ditempuh apabila suatu pesawat terbang dengan payload
A maksimum : “Pa”. Pada kondisi ini pesawat harus terbang dengan MSTOW.
Jarak terjauh “br” dapat ditempuh apabila suatu pesawat terbang dengan bahan
B bakar penuh, meskipun demikian payload yang dibawa menjadi berkurang pada :
Pb<Pa. Pada kondisi ini pesawat harus terbang dengan MSTOW.
Bab 3 – Karakteristik Pesawat untuk Disain Bandara 3-8
Modul Ajar [ CEC 611 – 3 sks]
Jarak maksimum yang dapat ditempuh oleh pesawat pada “cr” apabila terbang tanpa
membawa payload. Pada jarak ini biasanya digunakan untuk pengiriman pesawat
C
atau dikenal sebagai ferry range. Pesawat dapat terbang dengan kondisi kurang dari
MSTOW namun diperlukan bahan bakar yang penuh.
Kondisi ini merupakan jarak dimana payload pesawat dibatasi oleh the maximum
DE structural landing weight (MSLW).
Tabel 3.2 di bawah ini menjelaskan contoh angka parameter pembentuk payload
curve untuk beberapa jenis pesawat komersial.
Jenis
Pa ar Pb br cr dr Pe Er
Pesawat
Keterangan :
Berat dalam 1000 lbs. dan jarak dalam nautical mil
Contoh Kasus :
(see Horonjeff & McKelvey, 1993, page : 110)
Example Problem : The weight characteristics (in lb) of a commercial aircraft are:
MSTOW= 220,000;
MSLW=198,000;
Zero Fuel Weight = 182,513;
Operating Empty Weight= 125,513;
Max. Structural Payload = 57,000;
Fuel Capacity = 75,400.
It is assumed that the regulations governing the use of aircraft require 1.25 hours
reserve in route service. The aircraft has an average route speed of 540 m/s and an
average fuel burn of 22.8 lb/mi. Plot the payload versus range diagram !
SOLUTION :
Find served range that aircraft carries the maximum payload (Pa – ar)
For Controlling Weight that the landing weight at destination cannot exceed the
MSLW.
The point of Pa-ar in plotted Payload vs. Range diagram is (57,000 lb.; 969 mi)
Find served range that aircraft carries the maximum fuel (Pb – br).
Aircraft fuel capacity at 75,400 lb. Therefore, the maximum route fuel is computed
from the weight of fuel capacity subtracted the reserve fuel.
Bab 3 – Karakteristik Pesawat untuk Disain Bandara 3 - 10
Modul Ajar [ CEC 611 – 3 sks]
Thus, if the aircraft flies in max. route length of 2632 mi, the payload must be
restricted by subtracting the OEW and Weight of fuel capacity from MSTOW.
MSTOW = OEW+Allow.Payload+Max.Fuel
The point of Pb-br in plotted Payload vs. Range diagram is (19,087 lb.; 2632 mi)
Find served range that aircraft flies without any payload and carries the maximum
fuel (Po – cr : Ferry Range).
The point of Po-cr in plotted Payload vs. Range diagram is (0 lb.; 3307 mi)
Radius Putar
Karakteristik radius putar digunakan untuk menentukan posisi pesawat pada apron
yang berdekatan dengan bangunan terminal dan juga guna menetapkan jalur yang
akan dilalui oleh pesawat menuju tempat lain di areal bandara (landing area).
Prasarana Transportasi Bagian 2 – Infrastruktur Lapangan Terbang 3 -
11
Modul Ajar [ CEC 611 – 3 sks]
Radius putar merupakan fungsi sudut kemudi roda depan pesawat (the nose gear
steering angle). Semakin besar sudut putar di roda kemudi, maka semakin kecil
radius putar pesawat yang terjadi. Raidus putar sendiri merupakan jarak antara
pusat rotasi ke berbagai bagian ujung pesawat seperti ujung sayap, hidung pesawat
dan ekor pesawat. Sudut maksimum yang terbentuk sangat bervariasi diantara 60˚
hingga 80˚. Dalam kenyataannya, radius minimum tidak sering digunakan karena
gerakan pesawat yang ditimbulkan dapat cepat mengauskan ban pesawat dan pada
beberapa keadaan, dapat cepat memberikan kerusakan pada permukaan perkerasan.
Biasanya sudut yang digunakan di atas 50˚. Gambar 3.3 menunjukkan radius putar
pada suatu pesawat.
oleh roda utama. Apabila terdapat dua roda utama, maka setiap rodanya dapat
mendukung 47,5 % bobot pesawat.
Kecepatan angina di dalam silinder itu dapat membahayakan pesawat lain yang
berpapasan. Pusaran angina tersebut dinamakan turbulensi gelombang (wake
turbulence) atau pusaran gelombang (wake vortey).