Bab II Tinjauan Pustaka Sulham
Bab II Tinjauan Pustaka Sulham
Bab II Tinjauan Pustaka Sulham
TINJAUAN PUSTAKA
Terong ungu (Solanum melongena L.) merupakan salah satu produk tanaman hortikultura
yang sudah banyak tersebar di Indonesia. Komoditas hortikultura yang setiap hari selalu
dibutuhkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh. Potensi pasar terong
juga dapat dilihat dari segi harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga
membuka peluang yang lebih besar terhadap serapan pasar dan petani. Terong merupakan salah
satu sumber makanan yang sangat dikenal oleh semua lapisan masyarakat dan menjadi salah satu
menu yang paling diminati berbagai kalangan (Pelia, L. 2021)
Divisi : Spermatophytae
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dikotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Akar Tanaman terung mempunyai akar tunggang. Pertumbuhan akar serabut bisa mencapai
diameter 30 cm kearah samping dan akar tunggang berdiameter 35 cm ke arah bawah. Tanaman
terung yang diperbanyak dengan cara generatif pada awal pertumbuhannya sudah mempunyai
akar tunggang yang berukuran pendek dan disertai dengan akar serabut yang mengelilingi akar
tunggang, banyak perkembangan akar dipengaruhi oleh faktor struktur tanah, air tanah dan
drainase didalam tanah, pada akar tunggang akan tumbuh akar-akar serabut dan cabang-cabang
Batang Terung merupakan tanaman jenis perdu, batangnya pendek berkayu dan
bercabang. Tinggi pohon terung berkisar 40-150 cm dengan batang berbentuk silindris, arah
tumbuh batang tegak lurus, sedangkan arah tumbuh cabang condong ke atas, batangnya tumbuh
tegak dan cabang-cabangnya tersusun rapat berbentuk bulat, batang tanaman terung dapat di
bedakan menjadi dua macam yaitu batang primer dan percabangan primer (Daud, 2017).
Daun terung berbentuk bulat telur, elips atau memanjang, memiliki permukaan yang cukup
luas (3-15 cm × 2-9 cm), bentuk helai menyerupai telinga, letak helai daun-daun tesebar pada
cabang batang, umumnya berlekuk dengan tepi daun berombak, kedua sisi daun umumnya
ditutupi rambut tipis masing-masing berbentuk bintang berwarna kelabu, tulang daun tersusun
menyirip, pada tulang daun yang besar sering terdapat duri yang menempel (Wijayanti, 2019).
Bunga tanaman terung memiliki bunga dengan kelamin ganda karena dalam satu bunga
terdapat benangsari. Penyerbukan bunga dapat berlangsung secara silang maupun menyerbuk
sendiri. Bunga terung berbentuk bintang, berwarna biru atau lembayung cerah. Pada saat mekar,
diameter bunga rata-rata 2,5-3 cm letaknya menggantung. Mahkota bunga berjumlah 5-8 buah
dan akan gugur ketika buah berkembang. Benangsari berjumlah 5-6 buah. Kedudukan putik sari
umumnya lebih tinggi dari pada benangsari, walaupun ada kedudukannya yang sama, bunga
terung muncul pertama kali sekitar 28 HST (Tim Mitra Agro Sejati, 2017).
Buah terung sangat beragam, baik dalam bentuk, ukuran atau warna kulitnya. Buah terung
bisa berbentuk bulat, jika dilihat dari ukurannya, ada terung kecil, sedang, hingga besar, warna
kulit buah umumnya ungu, hijau keputih-putihan, putih, putih keungu-unguan, hitam atau ungu
tua. Buah terung yang beraneka ragam disebabkan terung memiliki banyak jenis dan varietasnya.
Dipasaran, bentuk buah terung yang sering kita jumpai adalah bentuk panjang, lonjong, bulat,
lebar dan setengah bulat. Warna kulit terung yang umum terdapat di pasaran adalah warna ungu,
hijau keputih-putihan, putih, ungu keputih-putihan dan ungu tua (Nugraheni, 2016).
Biji tanaman terung memiliki ukurannya kecil-kecil berbentuk pipih dan berwarna cokelat
muda, sedangkan bijinya terdapat dalam daging buah, agak keras dan permukaannya licin
mengkilap. Biji ini merupakan alat reproduksi atau perbanyakan tanaman secara generatif (Tim
Terung dapat tumbuh sampai ketinggian sekitar 1000 meter diatas permukaan laut (mdpl),
tetapi di dataran rendah tumbuhnya lebih cepat. Untuk pertumbuhan optimum pH tanah harus
berkisar 5-6. Suhu yang paling cocok untuk tanaman terung adalah 250 – 300 C dengan
perbedaan sedikit antara suhu siang dan malam. Tanaman ini tumbuh baik pada tanah-tanah
lempung berpasir dengan drainase yang baik. Sekalipun terung memerlukan suhu tinggi selama
pertumbuhannya dengan curah hujan yang diharapkan yakni 800 – 1.200 mm/tahun, akan tetapi
juga tahan terhadap hujan yang tinggi asalkan tanahnya tidak menjadi becek. Terung termasuk
tanaman yang agak tahan terhadap kadar garam yang tinggi (Nugrahandi dkk., 2016). Tanaman
terung ungu dapat tumbuh hampir di semua jenis tanah. Keadaan tanah yang paling baik untuk
tanaman terung ungu adalah jenis lempung berpasir, subur, kaya akan bahan organik, aerasi dan
drainasenya baik serta pH 8 antara 6,8-7,3. Pada tanah yang bereaksi asam (pH kurang dari 5)
perlu dulakukan pengapuran. Bahan kapur untuk pertanian pada umumnya berupa kalsit
(CaCO3), dolomit atau kapur pH tanah, tergantung pada jenis dan derajat keasaman. Pengapuran
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau. manusia
seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik berbentuk cair maupun bentuk padat.
adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari
tanaman dan hewan yang telah mengalami proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang
digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah(Ekawandani, 2019).
Kotoran sapi merupakan salah satu bahan potensial untuk membuat pupuk organik. Pupuk
organik mempunyai berbagai manfaat yang besar bagi tanah memperbaiki struktur tanah,
memperbesar kemampuan zat hara tanah, memperbesar kemampuan tanah dalam menahan dan
menyerap air. Manfaat bagi petani mampu mengurangi biaya produksi dalam mengolah lahan
Pupuk kandang sapi memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan
unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron,
kobalt dan molibdenium), selain itu pupuk kandang sapi berfungsi untuk meningkatkan daya
tahan terhadap air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki
struktur tanah. Pengaruh pemberian pupuk kandang secara tidak langsung memudahkan tanah
untuk 9 menyerap air. Pemakaian pupuk kandang sapi dapat meningkatkan permeabilitas dan
kandungan bahan organik dalam tanah dan dapat mengecilkan nilai erodobilitas tanah yang pada
akhirnya meningkatkan ketahanan tanah terhadap erosi. Pupuk kandang sapi dapat memberikan
kontribusi hara yang mampu mencukupi pertumbuhan tanaman, karena pupuk kandang sapi
mengandung hara yang lebih tinggi dari pupuk kandang lainnya (Yuliana dkk., 2015)
Selain pupuk kandang sapi salah satu bahan lainya adalah kulit buah kakao untuk
membuat pupuk organic. 75% dari buah kakao adalah kulit buahnya yang merupakan limbah dan
berpotensi menjadi pupuk jika dikomposkan.(Munar dkk, 2018) . Sebagai bahan organik, kulit
buah kakao mempunyai komposisi hara dan senyawa sangat potensial sebagai medium tumbuh
tanaman. Kadar air untuk kakao lindak sekitar 86 %, dan kadar bahan organiknya sekitar 55,7%.
kompos kulit buah kakao mempunyai pH 5,4, N total 1,30%, C organik 33,71%, P2O5 0,186%,
Limbah nilam Pembuatan kompos dari limbah nilam dapat dilakukan dengan proses
fermentasi dan mempunyai beberapa keuntungan seperti meningkatkan nilai ekonomis limbah
nilam tersedianya pupuk organik bagi petani nilam maupun petani lainnya pengurangan biaya
pembelian pupuk yang semakin mahal harganya kerusakan tanah akibat pemakaian pupuk
kimia yang berlebihan serta perbaikan estetika lingkungan di lokasi tempat penanaman
nilam.Hasil dari uji kandungan nutrisi yang ada pada kompos nilam yaitu pH 9; kadar air
52,73%; C-organik 20,08%; nitrogen (N) 1,64%; C/N rasio 12 dan fosfor 0,62%.
E. Tanah ultisol
Ultisol termasuk lahan marginal dengan produktivitas rendah karena sifat fisik dan kimianya
kurang mendukung bagi pertumbuhan tanaman, antara lain pH masam, kelarutan Al dan Fe, Mn
relatif tinggi yang dapat mengikat unsur P menjadi tidak larut dan tidak tersedia bagi tanaman.
Makin tinggi kandungan Oksida besi dan Oksida Al maka makin besar daya tambat P tanah
tersebut. Begitu pula dengan kandungan Al-nya yang semakin tinggi dapat menambat P semakin
besar. Oleh karena itu ultisol sangat masam dan umumnya mempunyai daya tambat P yang
tinggi. Dari data analisis tanah Ultisol dari berbagai wilayah di Indonesia, menunjukkan bahwa
tanah tersebut memiliki ciri reaksi tanah sangat masam (pH 4.1 – 4.8). Kandungan bahan organik
lapisan atas tipis (8 - 12 cm), umumnya rendah sampai sedang. Rasio C/N tergolong rendah (5 -
10). Selain kandungan P, kandungan N juga relatif rendah (Syahputra et al., 2015)
mempengaruhi bobot basah, bobot kering, tinggi tanaman, serta serapan K, nilai K-dd
2. Hasil yang sama dilaporkan oleh Chairunas et al., (2017) bahwa pemberian biochar
mampu meningkatkan hasil tanaman jagung, dimana semakin tinggi dosis tinggi dosis
3. Hasil penelitian Sandiwantoro et al., (2017) bahwa pemberian biochar sebanyak 10 ton
4. Herman, Welly, et al., (2022). Hasil penelitian yang ditemukan yaitu pemberian biochar
diameter tongkol, dan bobot tongkol tanaman jagung manis. Terdapat kecenderungan
semakin tinggi dosis biochar yang diberikan maka semakin tinggi hasil jagung manis,
walaupun demikian pada parameter panjang dan diameter tongkol berkelobot antar
5. Berdasarkan hasil penelitian Ubpa, Aprilia Fahlefi (2022), yang telah dilakukan dapat
Biochar
Pupuk Organik Cair
DAFTAR PUSTAKA