Topik 1 - Topik 7
Topik 1 - Topik 7
Topik 1 - Topik 7
Definisi Manajemen
· Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian
kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta
sumber daya organisasi lainnya. (Nickels, McHugh and McHugh, 1997)
· Seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian
tujuan. (Ernie&Kurniawan, 2005)
Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang
berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama
untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.
Manajemen dikatakan sebagai ilmu karena memiliki karakteristik pokok seperti ilmu. Dalam
manajemen diaplikasikan langkah-langkah metode ilmiah tertentu. Metode Ilmiah dalam
manajemen meliputi:
· observasi
· rumusan permasalahan
· generalisasi
· rumusan hipotesis
Manajemen merupakan ilmu juga dalam artian bahwa manajemen memerlukan disiplin ilmu-
ilmu pengetahuan lain dalam penerapannya; misal, ilmu ekonomi, statistik, akuntansi dan
sebagainya.
Manajemen sebagai seni yaitu manajemen dipandang sebagai keahlian, kemahiran, kemampuan,
serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber
daya manusia dan sumber daya alam secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Manajemen bukan hanya merupakan ilmu atau hanya merupakan seni, tetapi kombinasi dari
keduanya. Kombinasi ini tidak dalam proporsi yang tetap tetapi dalam proporsi yang bermacam-
macam. Pada umumnya para manajer efektif mempergunakan pendekatan ilmiah dalam
pembuatan keputusan, apalagi dengan berkembangnya peralatan komputer. Di lain pihak dalam
banyak aspek perencanaan, kepemimpinan, komunikasi, dan segala sesuatu yang menyangkut
unsur manusia, bagaimanapun manajer harus juga menggunakan pendekatan artistik (seni).
a. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan
pribadi.
c. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak
cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektivitas.
Dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja (performance) manajemen adalah efisiensi
dan efektifitas. Menurut ahli manajemen Peter Drucker, efektivitas adalah melakukan pekerjaan
yang benar (doing the right things), sedangkan efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan
benar (doing things right).
Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Seorang
manajer efisien adalah seseorang yang dapat mencapai keluaran yang lebih tinggi (hasil,
produktivitas, performance) dibanding masukan (tenaga kerja, bahan, uang , mesin dan waktu)
yang digunakan. Dengan kata lain, manajer yang dapat meminimumkan biaya penggunaan
sumber daya-sumber daya untuk mencapai keluaran yang yang ditentukan disebut manajer yang
efisien.
Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, seorang manajer efektif dapat
memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode yang tepat untuk mencapai tujuan.
E. Fungsi Utama Manajemen
· Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
· Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan
· Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
· Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian
tujuan dan target bisnis.
F. Sarana Manajemen
· Man (SDM) : Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia
yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa
ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh
karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai
tujuan.
· Money (uang) : Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Uang merupakan alat (tools) yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan
berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja,
alatalat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
· Materials (bahan) : Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam
bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab
materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang
dikehendaki.
· Market (pasar) : Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang
yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja
tidak akan berlangsung.
Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus
sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-
prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
· Disiplin (discipline)
· Pemusatan (centralisation)
· Hierarki (hierarchy)
· Keadilan (equity)
1. Tingkat Manajemen
Secara umum “manajer” berarti setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan
sumber daya-sumber daya organisasi lainnya. Seperti halnya manajemen, manajer ada dalam
setiap tipe organisasi. Ada banyak tipe manajer dengan tugas-tugas dan tanggung jawab yang
berbeda-beda. Pada kesempatan ini akan kita bahas bermacam-macam tipe manajer yang ada,
fungsi-fungsi yang dilaksanakan, kegiatan-kegiatan manajer dan berbagai ketrampilan yang
dibutuhkan oleh para manajer. Manajer dapat diklasifikasikan dengan dua cara yaitu :
1) Menurut tingkatan dalam organisasi; rendah, menengah, dan tinggi.
2) Cakupan kegiatan organisasi dimana mereka bertanggung jawab; manajer umum dan
fungsional.
1. Functional manager : A manager responsible for just one organization activity, such as
financial or human resources management.
Manajer fungsional, mempunyai tanggung jawab hanya atas satu kegiatan organisasi misalnya ;
produksi, pemasaran, keuangan, kepegawaian atau akuntansi. Kegiatan-kegiatan fungsi-fungsi
lainnya menjadi tanggung jawab manajer fungsional lainnya, sebagai contoh ; manajer
pemasaran bertanggung jawab atas seluruh kegiatan distribusi tetapi meminta bantuan kepada
manajer personalia untuk masalah-masalah tenaga penjualannya.
2. General manager : The Individu responsible for all functional activities, such as
production, sales, marketing, and finance, for an organization such as company or a subsidiary.
Pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, manajer umum ; mengatur, mengawasi, dan
bertanggung jawab atas satuan kerja keseluruhan atau divisi operasi yang mencakup semua atau
beberapa kegiatan-kegitan fungsional satuan kerja.
Selanjutnya beberapa pendapat para ahli manajemen tentang fungsi-fungsi manjemen dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Luther Gullick ; planning, organizing, staffing, directing,
coordinating, reporting, and controlling.
2) George Terry ; planning, organizing,actuating, and controlling.
3) Ernest Dale ; planning, organizing, staffing, directing, inovating,
representing, and controlling.
4) Koonts & O’Donnel ; planning, organizing, staffing, directing, and
controlling.
5) Oey Liang Lee ; planning, organizing, directing, and coordinating.
6) William Newman ; planning, organizing, assembling of resources,
directing, and controlling.
7) James Stoner ; planning, organizing, leading, and controlling.
Semua fungsi lainnya tergantung pada fungsi ini, dimana fungsi lain tidak akan berhasil tanpa
perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat, cermat dan kontinu. Sebaliknya perencanaan
yang baik sangat tergantung pelaksanaan efektif fungsi-fungsi lain.
Pengorganisasian (organizing), adalah ;
Organisasi perlu dirancang dan dikembangkan, agar dapat melaksanakan berbagai program
secara sukses, dalam rangka mencapai tujuan dan rencana yang telah ditetapkan. Manajer perlu
mempunyai kemampuan untuk mengembangkan dan kemudian memimpin tipe organisasi yang
sesuai dengan tujuan, rencana dan program yang telah ditetapkan.
Semua fungsi-fungsi manajemen harus dilaksanakan oleh manajer kapan saja dan dimana saja
kelompok-kelompok diorganisasi, walaupun ada perbedaan tekanan untuk tipe organisasi,
jabatan fungsional, dan tingkatan manajemen yang berbeda.
3. Kegiatan-Kegiatan Manajer
Manajer melaksanakan fungsi-fungsi organisasi yaitu ; membuat rencana, mengorganisasikan,
mengarahkan, dan mengawasi kegiatan-kegiatan organisasi, yang dilakukan, dalam bentuk
kegiatan-kegiatan yang saling tergantung, saling berinteraksi dan saling berhubungan, dari
penetapan tujuan sampai pengawasan.
Manajer adalah perencana, pengorganisasi, pemimpin atau pengarah dan pengawas. Dalam
kenyataannya, setiap manajer mengambil peranan yang lebih luas untuk menggerakkan
organisasi menuju sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Tugas-tugas penting yang dilaksanakan
oleh manajer adalah ;
1) Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain. Mencakup bawahan, atasan, manajer-
manajer lainnya dalam organisasi dan individu-individu dari luar organisasi ; pelanggan
(konsumen), pemasok(supplier), serikat karyawan, pejabat dan karyawan-karyawan kantor
pemerintahan dan sebagainya.
2) Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan
menetapkan prioritas-prioritas. Karena berbagai sumberdaya yang dibutuhkan dalam rangka
pencapaian tujuan selalu terbatas, manajer harus menjaga keseimbangan diantara berbagai tujuan
dan kebutuhan organisasi.
3) Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Para manajer ditugaskan
untuk mengelola pekerjaan-pekerjaan tertentu secara sukses, dan biasanya dievaluasi,
selanjutnya manajer juga bertanggung jawab atas kesuksesan atau kegagalan kegiatan-kegiatan
para bawahan.
4) Manajer harus berfikir secara analitis dan konseptual. Manajer harus mampu memandang
keseluruhan tugas dan mengaitkan suatu tugas dengan tugas-tugas lain.
5) Manajer adalah seorang mediator. Organisasi terdiri dari orang-orang dan kadang-kadang
mereka saling bertentangan, untuk itu dituntut peranan manajer sebagai mediator (penengah)
6) Manajer adalah seorang politisi. Manajer harus mengembangkan hubungan-hubungan baik
untuk mendapatkan dukungan atas kegiatan-kegiatan, usulan-usulan dan keputusan-
keputusannya. Setiap manajer efektif, memainkan “politik” dengan mengembangkan jaringan
kerjasama timbal balik dengan para manajer lain dalam organisasi.
7) Manajer adalah seorang diplomat. Manajer harus berperan sebagai wakil (representatif)
resmi kelompok kerjanya pada pertemuan-pertemuan organisasional, dan mewakili organisasi
dalam berurusan dengan kontraktor, langganan, pejabat pemerintah, atau personalia organisasi
lain.
8) Manajer mengambil keputusan-keputusan sulit. Organisasi selalu menghadapi banyak
masalah, misalnya kesulitan finansial, masalah personalia dan sebagainya, untuk itu manajer
diharapkan dapat menemukan pemecahan berbagai masalah sulit dan mengambil keputusan
yang akurat.
Kegiatan-kegiatan ini berhubungan dengan dan dapat dipelajari dalam fungsi-fungsi manajerial
dan paduan kegiatan-kegiatan ini dengan fungsi-fungsinya, akan didapatkan pandangan yang
menyeluruh tentang kegiatan manajer.
4. Peranan-peranan Manajer
Henry Minzberg dalam bukunya, The Nature of Managerial Work, telah melakukan penelitian
tentang berbagai macam pekerjaan dan peranan manajerial, dan kemudian membuat sintesa hasil
studi empirisnya mengenai peranan-peranan manajerial. Dia menemukan bahwa tidak ada
pertentangan antara pendekatan fungsional dan pendekatan kegiatan, keduanya saling
melengkapi. Sebagai hasil studinya, Mintzberg mengelompokkan perilaku para manajer menjadi
tiga bidang peran yaitu :
1) antara pribadi
2) informasional
3) pembuatan keputusan.
Manajer kemudian menggunakan ketrampilan pribadi dan manajerial serta kemampuan untuk
melaksanakan secara efektif. Konsepsi Mintzber ini memberikan pemikiran baru dan cakrawala
yang lebih luas tentang fungsi-fungsi dan kegiatan-kegiatan manajerial yan dilakukan manajer.
Hampir semua manajer mempergunakan usaha, waktu dan energi untuk melakukan interaksi
dengan orang lain. TY.A. Mahoney, T.H. Jerdee dan S.J. Carroll dalam bukunya, The Job (s) of
Management, Industrial Relations, telah melakukan penelitian terhadap 452 manajer dari seluruh
tingkatan manjemen yang bekerja pada 13 perusahaan berbagai tipe industri yang besarnya
bervariasi dari 100 sampai 4.000 karyawan. Mereka mengukur waktu yang dicurahkan oleh
manajer dalam berbagai kegiatannya. Dari para manajer yang diteliti, dapat dicermati waktu
yang digunakan untuk melaksanakan tugasnya sebagai berikut:
Tabel % hari kerja yang dipergunakan manajer pada berbagai macam tugas :
Fungsi % dari hari kerja
-------------- ----------------------
1) pengawasan 28,4
2) perencanaan 19,5
3) pengkordinasian 15,0
4) penilaian 12,7
5) penyelidikan 12,6
6) perundingan 6,0
7) penyusunan kepegawaian 4,1
8) perwakilan 1,8
6. Ketrampilan-Ketrampilan Manajerial
Proses Manajemen
1. Perencanaan
Perencanaan diperlukan untuk menetapkan apa yang harus dilakukan perusahaan dan bagaimana
sebaiknya perusahaan melakukannya. Perencanaan memiliki tiga komponen yaitu menetapkan
sasaran perusahaan, mengembangkan strategi untuk mencapai sasaran, dan merancang rencana-
rencana taktis dan operasional untuk menjalankan strategi yang telah dikembangkan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian dibutuhkan untuk menetapkan cara terbaik dalam mengatur sumber daya dan
aktivitas perusahaan menjadi struktur yang logis. Tanpa pegorganisasian yang baik maka
perusahaan terancam tidak beroperasi secara maksimal atau akan kalah dari pesaing.
3. Pengarahan
Para manajer atau pimpinan perusahaan mempunyai wewenang untuk memberikan perintah dan
meminta hasilnya. Dalam memberikan pengarahan, seorang manajer bertugas untuk memandu
dan memotivasi para karyawan untuk mencapai sasaran perusahaan.
4. Pengawasan
Jenis-Jenis Manajemen
Ilmu manajemen itu sendiri dibedakan menjadi 4 jenis yang umunya banyak dipakai di berbagai
perusahaan. Jenis jenis manajemen itu sendiri bisa dijabarkan sebagai berikut:
Manajemen Sumber Daya Manusia ini sendiri mempunyai fungsi untuk mendapatkan
sumber daya manusia (SDM) terbaik untuk menjalankan perusahaan ataupun bisnis yang
sedang dijalankan serta bagaimana mengatur serta memelihara SDM terbaik yang telah
terpilih tersebut untuk bekerja bersama –sama dan memastikan SDM tersebut tetap
bekerja dengan keyakinan penuh terhadap hasil serta menjaga kualitas hasil
pekerjaannya, memastikan hasilnya tetap atau bahkan mungkin bertambah dimasa yang
akan datang.
2. Manajemen Operasional
4. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan mempunyai fungsi untuk memastikan jika kegiatan bisnis yang
dilakukan benar benar dapat memaksimalkan pencapaian tujuan perusahaan secara
ekonomi , dimana profit itu sendiri yang menjadi tolak ukurnya. Fungsi terpenting dari
manajemen keuangan ini sendiri adalah memastikan bahwa perencanaan modal
perusahaan benar benar bisa diperoleh untuk membiayai bisnis serta mengatur bagaimana
modal yang telah didapatkan agar dialokasikan dengan tepat sehingga tujuan perusahaan
dapat tergapai secara maksimal.
JENJANG MANAJEMEN
Didalam ilmu manajemen ini sendiri mempunyai beberapa tingkatan. Tapi Organisasi ataupun
perusahaaan umumnya mempunyai paling sedikit, 3 tingkatan manajemen, yaitu:
Top management atau manajemen puncak adalah tingkatan manajemen yang tertinggi.
Manajemen puncak umumnya terdiri dari direktur utama atau dewan direksi. Dewan
direksi mempunyai tugas melaksanakan serta memutuskan berbagai hal yang sifatnya
penting untuk kelangsungan suatu perusahaan. Manajemen puncak mempunyai tugas
diantaranya menetapkan standar operasional serta kebijaksanaan untuk mengatur
interaksi semua orang didalam suatu organisasi ataupun lingkungannya.
1. Keterampilan Konseptual
Manajer puncak wajib memiiki keterampilan dalam membuat suatu gagasan, ide, dan
konsep untuk kemajuan organisasinya tersebut. Gagasan atau konsep tersebut kemudian
dijabarkan menjadi rencana kegiatan yang berguna untuk mewujudkan gagasan, konsep,
atau ide tersebut. Proses penjabaran ide pada umumnya bisa dibilang sebagai suatu proses
perencanaan. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional ini merupakan salah satu
keterampilan guna untuk membuat rencana kerja.
Seorang manajer juga wajib memiliki keterampilan dalam melakukan komunikasi atau
sering disebut dengan keterampilan kemanusiaan. Terjadinya komunikasi persuasif
merupakan diciptakan oleh seorang manajer terhadap anak buahnya atau bawahannya.
Dengan terjadinya komunikasi yang persuasif dan bersahabat dapat membuat hati
karyawan-karyawan lebih merasa dihargai serta mereka bisa bersikap lebih terbuka
kepada pimpinannya. Keterampilan yang digunakan dalam berkomunikasi sangatlah
diperlukan sekali.
3. Keterampilan Teknis
Keterampilan teknik biasanya merupakan keterampilan atau bekal untuk para manajer
yang ada pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan ini merupakan kemampuan atau
kelebihan dalam menjalankan pekerjaan tertentu, seperti menjalankan program pada
komputer, akuntansi, memperbaiki mesin-mesin yang rusak, dan lain sebagainya.
Selain 3 keterampilan yang dasar di atas, Ricky W. Griffin juga menambahkan 2 keterampilan
dasar yang harus dimiliki oleh para manajer, antara lain :
Keterampilan ini berguna untuk memehami masalah serta menentukan cara terbaik dalam
memecahkan masalahnya. Keterampilan ini sangat penting bagi manajer, khususnya bagi
kelompok manajer puncak. Ricky W. Griffin mengajukan 3 langkah dalam membuat
keputusan yang baik dan benar.
o Manajer harus bisa menjelaskan masalah dan juga harus bisa mencari alternatiff
yang diambil untuk menyelesaikan masalah yang sedang dialami tersebut.
o Manajer harus mampu untuk mengevaluasi tiap alternatif-alternatif yang tersedia
serta mampu memilih alternatif yang paling baik dibanding alternatif yang lain.
o Manajer harus dapat mengimplementasikan alternatif yang telah dipilih serta
mengevaluasi dan mengawasi supaya tetap berada pada jalur yang benar.
Jika dilihat dari sisi kemampuan dalam manajerial dan berfikir, maka semakin tinggi pula
tingkat kedudukannya pada seseorang dalam suatu organisasi maka akan lebih dituntut
juga kemampuan dimilikinya dalam hal sebagai berikut : mampu membuat konsep
mengenai arah, menentukan strategi yang tepat unutk digunakan, mampu memahami, dan
mampu menguasai konsep secara Makro. Adapun sebaliknya, semakin rendah kedudukan
seorang manajer pada pada sebuah organisasi maka akan lebih dituntut juga
kemampuannya dalam hal : kemampuan secara mikro dan secara teknis operasional.
Dengan Demikian Telah selesai pembahasan kita mengenai pengertian manajemen, fungsi
manajemen, jenis manajemen dan jenjang manajemen. Jangan lupa kunjungi artikel yang lain
pada blog ini seperti artikel Pengertian Pasar, pengertian Agama, dan lain sebagainya.
Peranan Manajerial
Sebagaimana halnya kita telah sering mendengar kata manajemen, maka kita pun tidak asing lagi
dengan kata "manajer". Manajer pada dasarnya adalah subjek dari kegiatan manajemen. Artinya,
manajer adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen. Lebih lengkap lagi manajer adalah
individu yang bertanggung jawab secara langsung untuk memastikan kegiatan dalam sebuah
organisasi dijalankan bersama para anggota dari organisasi.
Dalam setiap organisasi bisnis, para manajer ini bertugas untuk memastikan bahwa keseluruhan
tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi dapat diwujudkan melalui rangkaian kegiatan
manajemen, baik yang bersifat fungsional maupun bersifat operasional, sebagaimana telah
diterangkan pada bab sebelumnya.
Tugas manajer-atau istilah apa pun sebagai padanannya-adalah untuk memastikan
mewujudkan agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien melalui serangkaian
kegiatan manajemen secara fungsional maupun operasional.
Keahlian-keahlian Manajemen
Tingkatan-tingkatan Manajemen
Pada praktiknya, sangat jarang seseorang dapat menguasai secara sekaligus berbagai keahlian
manajemen tersebut. Pada praktiknya berbagai keahlian tersebut diperlukan dalam kegiatan
bisnis berdasarkar peran dan tugas masing-masing orang dalam sebuah organisasi bisnis. Tugas
dan peran dari setiap orang tersebut secara organisasional dibagi menjadi beberapa
tingkatan yang dinamakan sebagai tingkatan-tingkatan manajemen atau hierarki manajemen.
Ada beberapa tingkatan manajemen sebagaimana dikemukakan oleh Nickels McHugh and
McHugh (1997).
Tingkatan-tingkatan manajemen tersebut meliputi:
· Manajemen Tingkat Puncak atau Top Management, yang biasanya terdiri dari direktur,
utama, presiden direktur, atau wakil direktur. Untuk manajemen tingkat ini,
keahlian yang terutama diperlukan adalah keahlian dalam hal konseptual, komunikasi,
pengambilan keputusan, manajemen global, dan manajemen waktu.
· Manajemen Tingkat Menengah atau Middle Management, yang biasanya terdiri dari para
manajer, kepala divisi atau departemen, atau kepala cabang. Untuk manajemen tingkat menengah
ini, keahlian yang diperlukan di antaranya adalah keahlian konseptual, komunikasi, pengambilan
keputusan, manajemen waktu, dan juga teknikal.
· Manajemen Supervisi atau Tingkat Pertama atau Supervisory or First-
Lme Management, yang biasanya terdiri dari para supervisi, ketua kelompok,
dan lain sebagainya. Di antara keahlian yang terutama perlu dimiliki adalah keahlian
komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen waktu, dan teknikal.
· Manajemen Nonsupervisi atau Non-Supervisory Management, yang biasanya terdiri dari
para tenaga kerja tingkat bawah pada umumnya seperti buruh, pekerja bangunan, dan lain-lain.
Keahlian yang terutama perlu dimiliki dalam level ini adalah keahlian teknikal, komunikasi, dan
manajemen waktu.
TOPIK 2 : SEJARAH MANAJEMEN
Sejarah Perkembangan Manajemen
A. Pengantar
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun diketahui bahwa ilmu
manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan
adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20
tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa memedulikan
apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan,
mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan
menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai
rencana.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal,
era manajemen sains, era manusia sosial, dan era modern.
B. Pemikiran Awal
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama
terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The
Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan
diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam
tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai
contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan
khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan
tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat
hebat bila mereka mampu menghasilkan dua puluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa
pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan
kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3)
menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Era ini ditandai dengan berkembangnya perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur
—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington
Emerson. Manajemen ilmiah dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam
bukunya, Principles of Scientific Management, pada tahun 1911. Taylor mendeskripsikan
manajemen ilmiah sebagai "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun
terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.
Perkembangan manajemen ilmiah juga didorong oleh munculnya pemikiran baru dari Henry
Gantt dan keluarga Gilberth. Henry Gantt. yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel
Company, menggagas ide bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi pendidikan
kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah
grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk
merancang dan mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan suami-istri Frank dan Lillian
Gilbreth berhasil menciptakan micromotion, sebuah alat yang dapat mencatat setiap gerakan
yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap
gerakan tersebut. Alat ini digunakan untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efisien.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang
seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen
yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry
Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi,
memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan
sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus
berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip
manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah
manajemen.
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam
pemikiran manajemen di akhir era manajemen sains. Mahzab perilaku tidak mendapatkan
pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah
serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthorne.
Eksperimen Hawthorne dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthorne
milik Western Electric Company Works di Cicero, Illinois. Kajian ini awalnya bertujuan
mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja.
Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode
istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan
tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti
menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama
perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follet (1868–1933) yang mendapatkan
pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku
berjudul Creative Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang
mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi.
Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi
dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia
berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme.
Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra,
bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the
Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang
lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi,
Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien". Menurut Barnard, efektivitas berkaitan
dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat
terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu yang menjadikan kerja
sama, tujuan bersama, dan komunikasi sebagai elemen universal, sementara itu pada organisasi
informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan.
Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" yang didasarkan pada gagasan bahwa
atasan hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya.
E. Era Modern
Era modern ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality
management—TQM) pada abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang
paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan
karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Dari teorinya, ia
mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan
kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol
kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi dan
diimplementasikan.
F. Tokoh-tokoh Manajemen
· Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4. Henry L. Grant (1861-1919). Sumbangan Henry L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus
harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Beliau menekankan pentingnya mengembangkan
minat hubungan timbal balik antara manajer dan para karyawan, yaitu kerja sama yang harmonis.
Metodenya yang terkenal adalah metode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan
memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan
pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan mengendalikan pekerjaan.
7. Mary Parker Folett (1868-1933). Mary percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis
antara karyawan dan manajemen berdasarkan persamaan tujuan namun tidak sepenuhnya benar
untuk memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima perintah.
Beliau menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi bukan hanya karena
kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formal tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan
dan keahliannya sebagai manajer.
8. Oliver Sheldon (1894-1951). Filsafat manajemen yang pertama kali ditulis dalam bukunya
pada tahun 1923 yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia usaha
sehingga etika sama pentingnya dengan ekonomi dalam manajemen. Beliau menggabungkan
nilai-nilai efisiensi manajemen ilmiah dengan etika pelayanan kepada masyarakat. Ada 3 prinsip
dari Oliver, yaitu :
· Kebijakan keadaan dan metode industri haruslah sejalan dengan kesejahteraan masyarakat.
· Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika yang umum dan
konsep keadilan sosial.
Manajemen dan Organisasi adalah prodk sejarah, keadaan sosial, dari tempat kejadian. Jadi kita
dapat memahami evolusi teori manajemen dalam arti bagaimana manusia berkecimpung dengan
masalah hubungan pada kurun waktu tertentu dalam sejarah. Salah satu pelajaran sentral dengan
belajar evolusi teori manajemen ini adalah kita dapat belajar dari percobaan dan kesalahan dari
mereka yang telah mendahului dalam mengendalikan nasib organisasi
Teori Manajemen Ilmiah muncul sebagaian dari kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas.
Di awal abad keduapuluh, terutama Amerika Serikat, tenaga kerja trampil amat terasa kuirang,
satu satunya cara untuk meningkatkan produktivitas adalah menaikkan efisiensi pekerja.
Menurut Taylor:
1. Meninggalkan sistem tarif berbeda karena dianggap terlalu kecil memberikan dampak
motivasional.
2. Gant membuat ide baru, setiap pekerja yang dalam sehari berhasil menyelesaikan tugas
yang dibebankan kepadanya akan menerima bonus sebesar 50 sen.
3. Kemudian ia menambahkan motivasi kedua, supervisor akan mendapat bonus tambahan
bila semua pekerja mencapai standar tersebut.
4. Gant memelopori sistem pencatatan dengan bagan untuk jadwal produksi (Gant Chart)
Frank & Lilian Gilberth (1868-1924 & 1878-1972)
1. Lilian dan Frank bekerjasama mempelajari kelelahan dan gerakan serta memfokuskan
pada berbagai cara untuk mendorong kesejahteraan pekerja individual
2. Dalam konsep mereka, gerakan dan kelelahan saling berkaitan-setiap gerakan yang
dihilangkan akan mengurangi kelelahan
3. Mereka berusaha mencoba mencari gerakan ekonomis untuk setiap tugas dengan tujuan
meningkatkan prestasi dan mengurangi kelelahan
Mempelajari kelelahan dan gerakan dalam bekerja serta memfokuskan pada berbagai cara
untuk mendorong kesejahteraan pekerja individual
Gerakan dan kelelahan saling berkaitan –setiap gerakan yang dihilangkan akan
mengurangi kelelahan
“Cara terbaik pengerjaan suatu tugas”
Henry Fayol (1841-1925)
Fayol berpendapat bahwa praktek manajemen yang mantap mempunyai pola tertentu
yang dapat diidentifikasi dan dianalisa
14 prinsip manajemen : …
1. Pembagian Tugas
2. Wewenang Manajer
3. Disiplin
4. Kesatuan Komando
5. Kesatuan dalam pengarahan
6. Kepentingan individual dibawah kepentingan umum
7. Imbalan
8. Sentralisasi
9. Hirarki
10. Susunan
11. Keadilan
12. Stabilitas Staf
13. Inisiatif
14. Semangat Korps
Max Weber (1864-1920)
Weber mengemukakan tentang manajemen birokrasi yang menekankan pada kebutuhan akan
hirarki yang ditetapkan dengan ketat untuk mengatur peraturan dan wewenang dengan jelas
Mary Parket Follet (1868-1933)
Chester I.Barnard (1886-1861)
Perusahaan dapat beroperasi efisien dan tetap bertahan hanya kalau sasaran organisasi dibuat
seimbang dengan tujuan dan keperluan individu yang bekerja untuk perusahaan tersebut.
Elton Mayo
Karyawan akan bekerja lebih keras bila mereka percaya manajemen memperhatikan
kesejahteraan mereka dan supervisor memberikan perhatian khusus pada mereka
Abraham Maslow
Pendekatan masalah manajemen dengan penggunaan teknik matematik untuk membuat model,
menganalisis dan menyelesaikannya
Pendekatan Sistem
Manajemen memandang organisasi sebagai satu kesatuan, sistem dengan tujuan yang terdiri dari
bagian-bagian yang saling berkaitan
Pendekatan Kontingensi
Cara berpikir manusia antara lain 1) deduktif atau analitikal, 2) induktif atau empirikal, 3)
kausatif (the shaping of future), 4) kreatif, 5) bantuan silogisme, 6) abstrak, 7) konkret, dan 8)
sistem. Deduktif dari umum ke khusus. Induktif dari khusus ke umum.Sistem berasal dari bahasa
Yunani, system. Sistem menurut Shore & Voich (1974) ialah suatu keseluruhan yang terdiri dari
sejumlah bagian-bagian. Gerald, et al. (1981) mendefinisikan sistem ialah tata cara kerja yang
saling berkaitan, dan bekerja sama membentuk suatu aktivitas atau mencapai suatu tujuan
tertentu.
Sistem menurut Banghart (1990) ialah sekelompok elemen-elemen yang saling berkaitan yang
secara bersama-sama diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Murdick & Ross (1982)
mendefinisikan sistem sebagai seperangkat unsur yang melakukan suatu kegiatan atau membuat
skema dalam rangka mencapai tujuan dengan mengolah data dan atau energi serta barang-barang
dalam waktu tertentu untuk menghasilkan informasi dan atau energi dan atau benda. Koontz &
O’Donnel (1976) mendefinisikan sistem sebagai keseluruhan bukan hanya bagian-bagian karena
sistem yang bersangkutan perlu dipandang sebagai suatu totalitas. Sistem dapat dipandang
sebagai suatu hal yang tertutup atau terbuka. Sistem tertutup ialah sistem yang tidak dipengaruhi
dan memengaruhi lingkungannya, sedangkan sistem terbuka ialah sistem yang dipengaruhi dan
mempengaruhi lingkungannya.
1) sains sistem, yaitu eksplorasi ilmiah tentang sistem dalam berbagai bidang ilmu misalnya ilmu
lingkungan hidup;
2) sistem teknologi, yaitu problem yang muncul dalam teknologi modern dan masyarakat,
misalnya hardware, software, dan brainware;
3) filsafat sistem, yaitu reorientasi pemikiran dan pandangan dunia ilmiah, misalnya paradigma
baru yang dikembangkan Kuhn.
Winardi (1986) menyatakan bahwa dalam dunia nyata, sejumlah pembuat keputusan yang hebat
menggunakan intuisi mereka. Akan tetapi, ada juga pengambil keputusan pemula yang tentu
belum berpengalaman tidak dapat mengambil keputusan yang hebat berdasarkan intuisi. Oleh
sebab itu, diperlukan berpikir dengan menggunakan sistem. Manfaat berpikir sistem adalah tidak
membuat orang berpikir terkotak-kotak atau parsial, tetapi menyeluruh dengan menggunakan
subsistem-subsistem secara sinergi. Hasil keputusannya akan lebih baik dibandingkan berpikir
tanpa sistem.
6) rasio input, proses, dan output diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dinamis dan
mempertahankan kehidupannya;
(11) menyeluruh (wholistic), yaitu dipahami sebagai kesatuan total bukan atomistic;
(12) sinergi, yaitu bekerja bersama-sama, hasilnya lebih besar daripada bekerja sendirisendiri.
Pareto (1896-1917) dijuluki sebagai Bapak Pendekatan Sistem Sosial dalam organisasi dan
manajemen. Pendekatan sistem menjadikan subsistem-subsistem sebagai sinergistik, yaitu
kekuatan sistem menjadi lebih besar dibandingkan dengan jumlah subsistem masing-masing.
Pendekatan Kontingensi
Teori-teori yang ada dalam manajemen merupakan panduan bagi pelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan organisasi atau perusahaan. Tentunya tidak mudah
mengimplementasikan teori-teori tersebut dalam praktek pengelolaan kegiatan organisasi atau
perusahaan. Harus ada suatu pendekatan yang dapat menyatukan berbagai pikiran dan berbagai
variabel yang dapat berpengaruh dalam suatu perusahaan, sehingga tujuan dari perusahaan dapat
tercapai dengan baik. Salah satu pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan kontingensi.
1. Lingkungan.
2. Konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen.
3. Hubungan kontingensi antara keduanya.
TOPIK 3 : LINGKUNGAN ORGANISASI
Organisasi dan Lingkungan Organisasi
Pengertian Organisasi. Organisasi dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang bekerja
sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan dan target
tertentu. Organisasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
organisasi profit, yaitu suatu organisasi yang didirikan dengan tujuan untuk
mendapatkan laba (profit).
organisasi non profit, yaitu suatu organisasi yang didirikan dengan tujuan untuk tidak
mendapatkan laba (profit).
Hubungan Antara Organisasi Dengan Lingkungan Organisasi. Terdapat hubungan yang erat
antara organisasi dengan lingkungan organisasi. Lingkungan organisasi sangat berpengaruh
terhadap keberlangsungan hidup suatu organisasi. Kesuksesan suatu organisasi tergantung pada
kemampuan organisasi tersebut dalam menginterpretasikan dan merespon kondisi (perubahan
yang terjadi) lingkungan organisasi. Adanya hubungan antara organisasi dengan lingkungan
organisasi akan menghasilkan organisasi sebagai sebuah sistem. Di mana sistem organisasi
dipegaruhi oleh sub-sub sistem yang terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal,
yang keduanya akan sangat berhubungan. Sistem organisasi yang terbentuk dapat berupa :
organisasi sistem tertutup, yaitu suatu organisasi yang membatasi diri dari interaksi
dengan lingkungan di luar organisasi, yang berarti cenderung mengambil peran yang
menjauh dari lingkungan luar. Penggunaan sistem tertutup dewasa ini banyak dihindari
oleh organisasi, selain tidak sehat, keputusan yang diambil adalah dari atasan atau
pimpinan biasanya cenderung merugikan bawahan atau karyawannya.
organisasi sistem terbuka, yaitu suatu organisasi yang memiliki tingkat interaksi yang
tinggi terhadap lingkungan di luar organisasi. Sistem terbuka ini membuat suatu
organisasi lebih aktif dan dinamis dalam menyikapi setiap perubahan yang terjadi. Sistem
terbuka lebih mengedepankan keuntungan bersama antara lingkungan internal dan
lingkungan eksternal.
Sebuah organisasi yang efektif pada suatu lingkungan organisasi tertentu belum tentu efektif
pada lingkungan organisasi lain yang berbeda. Perubahan-perubahan yang terjadi pada
lingkungan organisasi sangat dinamis dan kadang-kadang pengaruhnya terhadap organisasi tidak
dapat diperkirakan terlebih dahulu. Karenanya suatu organisasi dituntut untuk bersikap tanggap
dan adaptif serta selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang terjadi
pada lingkungan organisasi.
Dalam suatu perusahaan, seorang manajer mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
pengelolaan perusahaan. Untuk itulah sangat dibutuhkan seorang manajer yang
mempunyai kemampuan mengobservasi, menganalisa serta mengambil keputusan dengan
cepat dan tepat. Di samping juga dibutuhkan seorang manajer yang visioner dan
mempunyai kemampuan mengkoordinasi yang baik antara sesama manajer dalam
tingkatan yang sama, maupun dengan manajer tingkat bawah.
Tanggung jawab sosial atau social responsibility adalah kerangka kerja etis di mana
individu atau perusahaan bertanggung jawab untuk memenuhi tugas sipil mereka dan
mengambil tindakan yang akan menguntungkan masyarakat secara keseluruhan.
Jika sebuah perusahaan atau orang sedang mempertimbangkan untuk mengambil
tindakan yang dapat membahayakan lingkungan atau masyarakat, maka tindakan tersebut
dianggap tidak bertanggung jawab secara sosial.
Salah satu tanggung jawab yang diemban oleh seorang manajer adalah tanggung jawab
sosial. Tanggung jawab sosial berarti bahwa dalam setiap kegiatan perusahaan,
manajemen harus selalu mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi, khususnya di
dalam setiap pembuatan keputusannya. Tanggung jawab sosial perusahaan ini merupakan
salah satu tugas yang harus dilakukan oleh para manajer suatu perusahaan. Aspek ini
merupakan syarat utama bagi berhasil atau tidaknya suatu perusahaan, terutama untuk
jangka panjang. Manajer akan selalu dituntut untuk dapat mengimplementasikan etika
berusaha (the ethics of managers), terutama dalam hubungannya dengan
konsumen/langganan, karyawan, penemu teknologi, lembaga-lembaga pendidikan,
perusahaan-perusahaan lain, para penyedia, kreditur, pemegang saham, pemerintah dan
masyarakat pada umumnya.
Etika berusaha seorang manajer dalam suatu perusahaan, lebih khusus berkaitan dengan
kewajiban moral pada masyarakat, yaitu berkenaan dengan pendapat tentang benar dan
salah, Penentuan etika benar dan salah adalah sulit, karena dalam kenyataannya standar-
standar moral berubah setiap waktu. Kelompok-kelompok yang berbeda dalam
masyarakat yang sama, mungkin mempunyai gagasan-gagasan tentang benar dan salah
yang saling bertentangan.
Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Manajer. Ada lima faktor yang mempengaruhi
keputusan-keputusan pada masalah etika manajer, yaitu :
1. Hukum.
2. Peraturan-peraturan pemerintah.
3. Kode etik industri dan perusahaan.
4. Tekanan-tekanan sosial.
5. Tegangan antara standar perorangan dan kebutuhan perusahaan.
Faktor-faktor tersebut berpengaruh pada tingkatan dan pada bidang-bidang fungsi yang berbeda-
beda dalam suatu perusahaan.
Para manajer dituntut untuk dapat mengikuti atau mentaati hukum dan standar-standar
etika masyarakat. Selain itu, manajer juga harus memperhatikan dan memusatkan dirinya
pada pemberian tanggapan-tanggapan perusahaan terhadap masalah-masalah sosial.
Dengan begitu :
Lingkungan Ekternal:
adalah semua stakeholder yang berada di luar perusahaan yang mempengaruhi
operasi perusahaan baik secara langsung maupun tak langsung. Lingkungan ini sebagian besar
tak dapat dikendalikan oleh manajer dan berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat oleh
manajer.
• Pemasok,adalah pihak yang terkait langsung dalam kegiatan bisnis dari sebuah organisasi,
khususnya organisasi bisnis yang melakukan kegiatan produksi barang jadi dari berbagai jenis
bahan baku.
• Regulator, adalah pihak-pihak yang berkepentingan dalam menciptakan keadaan dan kegiatan
bisnis yang fair dan aman bagi semua pihak yang ingin menjalankan bisnis
• Partner Strategis adalah perusahaan lain yang menjalankan bisnis berbeda dengan perusahaan
kita, akan tetapi dapat secara bersama-sama menjadi mitra kita dalam menjalankan bisnis yang
saling menguntungkan kedua belah pihak
• Pemerintah,adalah pihak yang atas legitimasi politik tertentu di suatu negara, diangkat dan
bertugas untuk mewujudkan masyarakat ke arah yang lebih baik dalam pembangunan di segala
bidang
Lingkungan eksternal :
a. Lingkungan eksternal mikro
b. Lingkungan eksternal makro.
LINGKUNGAN EKSTERNAL MIKRO
adalah unsur-unsuryang berpengaruh langsung terhadap organisasi, yang terdiri dari
pesaing(competitors) penyedia(suppliers) langganan (customers) lembaga keuangan (financial
institutions), pasar tenaga kerja (labour supply) dan perwakilan-perwakilan pemerintah.
Para Pesaing
Pemahaman terhadap lingkungan persaingan yang dihadapi akan membantu
organisasi mengetahui posisi persaingannya sehingga organisasi mampu mengoptimalkan
operasionalnya sehingga organisasi dapat memahami arena, sifat persaingan serta kekuatan dan
kelemahan para pesaing.
Para Langganan
Situasi pasar dan langganan sangat mempegaruhi perusahaan dalam menyusun
strategi, kebijaksanaan dan taktik pemasaran. Untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan pemasaran,
perusahaan harus menganalisis profil langganan pada masa sekarang dan masa yang akan datang
serta kondisi pasar.
Perusahaan akan dapat menjaga kelangsungan hidupnya dan berkembang bila ia
dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Pasar Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan mitra strategis perusahaan karena dengan memiliki tenaga kerja
yang trampil perusahaan dapat melaksanakan aktifitas perusahaan dengan efisien dan
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan perusahan lain. Oleh karena itu perusahaan harus
mampu merekrut dan mempertahankan tanaga kerja yang terampil.
Lembaga Keuangan
Untuk memperluas usahanya perusahaan memerlikan adanya tambahan modal dari pihak
lain yaitu lembaga-lembaga keuangan seperti perbangkan, perusahaan investasi, asuransi dan
pasar modal.
Para Supplier
Untuk memproduksi barang dan jasa perusahaan sangat memerlukan peran suplier yaitu
untuk menyadiakan behan baku, bahan penolong, energi, peralatan dan input lain yang
mendukung proses produksi.
Instansi Pemerintah
Kebijakakan instansi pemerintah sangat berpengaruh terhadap aktifitas perusahaan dalam banyak
hal, seperti peraturan-peraturan, syarat-syarat berdirinya perusahaan, perizinan,
perpajakan,pemberian pinjaman dari bank-bank pemerintah dan pembatasan-pembatasan
terhadap perusahaanuntuk melindungimasyarakat dan lingkungan.
TOPIK 4 : FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengertian Perencanaan
Proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan adalah proses penentuan apa
yang harus dilakukan oleh perusahaan dan bagaimana cara terbaik untuk melakukan hal tersebut
dan Pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan,
kapan, bagaimana dan oleh siapa.
Perencanaan adalah proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan
fungsi-fungsi lain; pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama
anggota suatu organisasi.
John Douglas
Douglas mengatakan bahwa pengertian perencanaan adalah suatu proses yang terus-menerus
dalam hal pengkajian, membuat tujuan dan saran, serta mengimplementasikan dan mengevaluasi
ataupun memantaunya.
George Steiner
Pada umumnya, perencanaan terbagi menjadi tiga, yakni berdasarkan tingkatannya, berdasarkan
jangka waktunya, dan juga berdasarkan ruang lingkupnya, yaitu :
Master Plan atau Rencana Induk, adalah suatu perencanaan yang lebih menekankan
pada kebijakan perusahaan yang mana didalamnya tercantum tujuan dalam kurun waktu
dan ruang lingkup yang lebih luas.
Operational Planning atau Rencana Operasional, adalah suatu perencanaan yang lebih
menekankan pada pedoman ataupun petunjuk dalam hal melaksanakan berbagai program
perusahaan.
Day to Day Planning atau Rencana harian, adalah perencanaan yang di dalamnya
terdapat berbagai kegiatan yang lebih bersifat rutin.
2. Perencanaan Berdasarkan Jangka Waktu
Rencana Jangka Panjang atau long term Planning, adalah suatu perencanaan yang
dibuat dan akan tetap berlaku dalam kurun waktu 10 hingga 25 tahun.
Rencana Jangka Menengah atau Medium Range Planning, adalah suatu perencanaan
yang dibuat dan akan tetap berlaku dalam kurun waktu 5 hingga 7 tahun
Rencana jangka pendek atau short range planning, adalah suatu perencanaan yang
dibuat dan akan tetap berlaku dalam kurun waktu 1 tahun
Rencana strategis atau strategic planning, adalah suatu perencanaan yang didalamnya
memiliki penjelasan terkait kebijakan dalam kurun waktu yang lama dan waktu
pelaksanaannya pun juga lama. Biasanya, jenis perencanaan ini sangat sulit untuk
dimodifikasi.
Rencana taktis atau tactical planning, adalah suatu bentuk perencanaan yang
didalamnya memiliki penjelasan yang lebih bersifat pendek, serta lebih mudah untuk
disesuaikan kegiatannya selama tujuannya masih sama.
Rencana terintegrasi atau integrated planning, adalah suatu bentuk perencanaan yang
didalamnya memiliki penjelasan secara menyeluruh dan lebih terpadu.
Tujuan Perencanaan
Setiap perusahaan tentunya mempunyai tujuannya masing-masing, dan pastinya perencanaan
yang disusun pun akan berbeda-beda. Tapi pada dasarnya, tujuan perusahaan dalam melakukan
perencanaan adalah sebagai berikut ini:
Demi mengantisipasi dan juga beradaptasi dengan berbagai perubahan yang mungkin
terjadi.
Demi memberikan arahan kepada para administrator ataupun non administrator agar bisa
melakukan tugasnya sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
Menghindari atau meminimalisir berbagai potensi terkait adanya tumpang tindih dan
pemborosan dalam hal pelaksanaan pekerjaan.
Menetapkan suatu standar tertentu yang nantinya harus bisa digunakan dalam bekerja,
sehingga akan memudahkan proses pengawasan ataupun pemantauan.
Tahap 1
Merumuskan keadaan saat ini Pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan yang
hendak di capai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan adalah
sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya setelah
keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana
kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan informasi-terutama keuangan dan data
statistik yang didapat melalui komunikasi dalam organisasi.
Tahap 3
Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan Segala kekuatan dan kelemahan serta
kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam
mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern
yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah.
Walau pun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang
mungkin terjadi di waktu mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
Tahap 4
Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan Tahap terakhir
dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian
tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling
memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
Unsur-Unsur Perencanaan
Pada dasarnya perencanaan adalah kebutuhan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan apa (what) siapa (Who) kapan (When) di mana (Where) mengapa (why) dan
bagaimana (How). Dalam kaitannya dengan planning atau perencanaan, berbagai pertanyaan
tersebut disebut sebagai unsur-unsur perencanaan. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing
unsur perencanaan.
1. What : tindakan apa yang harus dikerjakan? Dalam hal ini haruslah dijelaskan dan
diperinci aktivitas yang diperlukan, faktor-faktor yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan tersebut agar tujuan yang dimaksud dapat tercapai.
2. Why : apa sebabnya tindakan itu dikerjakan? Di sini perlu diperlukan penjelasan dan
ketegasan mengapa kegiatan itu harus dikerjakan dan mengapa tujuan itu harus dicapai.
3. Where : di mana tindakan itu harus dilaksanakan? Dalam planning harus memuat di
mana lokasi kegiatan tersebut akan diselesaikan. Hal ini diperlukan untuk menyediakan
sarana dan fasilitas untuk mengerjakan kegiatan tersebut.
4. When : kapan tindakan itu harus dilaksanakan? Hal ini diperlukan adanya jadwal waktu
dan kapan dimulainya kegiatan hingga berakhirnya kegiatan tersebut.
5. Who : siapa yang harus melakukan tindakan itu? Dalam planning harus memuat tentang
para pekerja yang mengerjakan kegiatan tersebut. Di samping itu juga diperlukan
kejelasan wewenang dan tanggung jawab para pekerja.
6. How : bagaimana cara melaksanakan tindakan itu? Dalam planning harus dijelaskan
teknik, metode, dan sistem mengerjakan pekerjaan yang dimaksud (Sadikin dkk, 2020,
hlm. 26).
1. Keputusan Strategis
Keputusan strategis berkaitan dengan gambaran besar bisnis Anda. Keputusan tersebut
juga lebih fokus ke lingkungan eksternal perusahaan dan biasanya berorientasi ke masa
depan. Orientasi tersebut memberikan arahan ke mana bisnis Anda harus melangkah
maju.
2. Keputusan Operasional
Jika Anda membuat keputusan yang melibatkan proses atau prosedur seperti menentukan
bagaimana kegiatan operasional perusahaan dilakukan dengan sumber daya yang
tersedia, maka hal itu adalah keputusan operasional. Keputusan operasional yang diambil
memastikan bahwa suatu pekerjaan akan dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
3. Keputusan Taktis
Keputusan taktis meliputi instruksi kerja yang diterapkan berdasarkan proses atau
prosedur perusahaan. Instruksi kerja tersebut menjelaskan bagaimana suatu pekerjaan
dilaksanakan, siapa yang harus melakukan hal apa, kapan harus dilakukan, dan
bagaimana caranya.
Keputusan yang harus diambil seorang manajer meliputi penetapan tujuan atau sasaran
perusahaan yang bersifat jangka panjang dan juga keputusan kegiatan operasional sehari-hari.
Berdasarkan sudut pandang tersebut, keputusan manajerial dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kategori, yaitu keputusan strategis, taktis dan operasional.
Menerapkan strategi pengambilan keputusan yang melibatkan keputusan strategis, taktis, dan
operasional akan meningkatkan keseluruhan kinerja bisnis Anda. Anda akan melihat peningkatan
dalam kualitas pekerjaan karyawan, layanan konsumen, profitabilitas, dan seterusnya.
Peningkatan faktor-faktor tersebut merupakan kunci meraih kesuksesan suatu bisnis.
Suatu bentuk perencanaan dapat membuat pelaksanaan tugas menjadi tepat dan kegiatan
tiap unit akan terorganisir dengan baik menuju arah yang sama.
Suatu perencanaan yang disusun dari penelitian yang akurat akan menghindarkan
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
Suatu perencanaan memuat standar atau batasan tindakan dan biaya akan memudahkan
pelaksanaan pengawasan.
Perencanaan bisa dipakai sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan sehingga aparat
pelaksana mempunyai irama atau gerak dan pandangan yang sama untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan pada dasarnya ialah suatu proses pengambilan keputusan sehubungan
dengan hasil yang diinginkan, dengan penggunaan sumber daya dan pembentukan suatu sistem
komunikasi yang memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil akhir serta perbandingan
hasil-hasil tersebut dengan rencana yang dibuat.
Banyak kegunaan dari pembuatan perencanaan yakni terciptanya efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan kegiatan perusahaan dapat melakukan koreksi atas penyimpangan sendini mungkin,
mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul menghindari kegiatan, pertumbuhan dan
perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.
Manajer (decision maker) dalam pengambilan keputusan (decision making) nya didasarkan atas
keyakinan bahwa “keputusan” (decision) inilah yang terbaik setelah diperhitungkan dan
dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal serta dampak positif dan negatif dari keputusan
tersebut.
2. Intuisi
Manjer dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi) nya, bersifat ilham dan
perasaan-perasaan (good feeling) nya, sasaran-sasaran, pengaruh, preferensi-preferensi, dan
pisikologis individu pengambil keputusan memegang peranan penting.
3. Fakta-Fakta
Pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data, informasi, dan fakta-fakta, serta
didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat, dan daya pikir untuk
mengimplementasikan situasi dan dan kondisi masa depan.
4. Pengalaman
Manajer dalam pengambilan keputusan nya didasarkan kepada pengalaman nya dan pengalaman
pihak-pihak lain. Pengalaman sangat berharga memberikan petunjuk-petunjuk dan memberikan
jawaban atas pertanyaan “apa yang harus dilakukan dalam situasi dan kondisi.
5. Kekuasaan
Decision maker dalam pengambilan keputusan (decision making) harus berpedoman atas
kekuasaan (authority) yang dimiliki nya, supaya keputusan (decision) itu sah dan legal untuk
diberlakukan. hal ini disebabkan authority merupakan dasar hukum untuk bertindak dan berbuat
sesuatu.
2. Linear Programming
yaitu dengan menggunakan rumus-rumus matematik yang disebut juga vector analysis.
Yaitu dengan teori yang biasa nya digunakan untuk menentukan strategi.
4. Probability
Yaitu dengan teori kemungkinan yang dapat diterapkan pada kalkulasi rasionalitas hal-hal yang
tidak normal, mengenai sebuah keputusan yang dipertimbangkan dan diperhitungkan.
5. Rangking and statistical weighting
Yaitu dengan cara: 1. Melokalisasi berbagai faktor yang akan mempengaruhi keputusan terakhir,
2. menimbang faktor-faktor yang dapat dibandingkan dan yang tercakup didalam setiap
alternatif.
Berikut saya rangkumkan persoalan pendekatan rasional dalam pengambilan keputusan dan alat
bantu pengambilan keputusan.
Meneliti situasi
Tahap pertama adalah meneliti atau mendefenisikan problem. apabila manajer telah
mengenali problem yang sesuangguhnya, manajer dapat meneliti lebih lanjut untuk
memperoleh pemahaman yang lebih solidmengenai problem tersebut.
Mengembangkan alternatif Pemecahan
Setelah problem teridentifikasi, manajer dapat mengembangkan alternatif - alternatif
pemecahan yang praktis dan kreatif serta mempertimbangkan segala keterbatasan dalam
setiap alternatif.
Mengevaluasi alternatif dan memilih alternatif yang terbaik
Dari alternatif - alternatif yang telah diperoleh, manajer harus mampu mengevaluasi
sejauh mana alternatif yang ada mampu memberikan kontribusi yang paling baik
terhadap perusahaan dan memiliki resiko yang paling rendah.
Implementasi
Selanjutnya setelah mendapatkan alternatif terbaik, manajer tinggal melaksanakan
alternatif tersebut. proses pelaksanaan alternatif tersebut tentu dengan tetap
memperhatikan segala resiko yang ditimbulkan.
Follow Up dan Evaluasi
Langkah terakhir adalah monitoring dan evaluasi, tahap ini dilakukan untuk memastikan
bahwa pelaksanaan keputusan yang diambil telah mengenai sasaran dan tujuan yang
ingin dicapai. apabila dirasa keputusan yang diambil belum mencapai sasaran dan tujuan
yang ingin dicapai, maka seorang manajer haarus cepat tanggap dalam menyelesaikan
problem dari keputusan yang diambil.
1. Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan
kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2007:284).
2. Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana
organisasi dikelolah (Handoko, 2003:169).
3. Struktur organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang dan pekerjaan (Gibson
dkk, 2002:9).
4. Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi,
kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan Universitas Sumatera
Utara pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan
organisasi (Hasibuan, 2004:128).
Dengan struktur organisasi dapat memberikan gambaran yang jelas tentang pertanggung jawaban
kepada atasan yang telah memberikan wewenang karena pelaksanaan dari wewenang tersebut
harus dipertanggung jawaban.
Inilah pentingnya fungsi struktur organisasi untuk memperjelas tanggung jawab seluruh anggota
organisasi.
2. Kejelasan kedudukan
Dengan adanya struktur organisasi akan membuat kejelasan kedudukan seseorang sehingga dapat
mempermudah untuk melakukan koordinasi atau hubungan karena terdapat keterkaitan
penyelesaian fungsi yang didelagasikan kepada seseorang.
Tentunya hal ini dapat membuat proses penyelesaian pekerjaan dapat lebih efektif dan saling
memberikan keuntungan.
Dengan adanya kejelasan uraian tugas ini juga akan membuat bawahan lebih fokus terhadap
tugas dan pekerjaan karena terdapat uraian tugas yang jelas.
Anggota tim diambil dari berbagai bagian fungsional, dan melapor kepada manajer proyek, yang
bertanggungjawab atas kerja tim.
Bentuk-bentuk yang sering digunakan pada umumnya terdiri dari 3 bentuk, yaitu:
1. Struktur organisasi lini : menggambarkan secara jelas wewenang dari atasan secara vertikal
kepada bawahan
Kelebihan :
Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan
bawahan dan terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan.
Proses pengambilan keputusan cepat.
Rasa solidaritas tinggi.
Kelemahan :
Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu
melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
2. Struktur organisasi fungsional : pimpinan tidak mempunyai bawahan secara jelas dan setiap
atasan mempunyai wewenang dalam memberikan perintah kepada setiap bawahan, sepanjang
masih ada hubungan terhadap fungsinya. Jadi, satu bawahan bisa mempunyai atasan lebih dari
satu dan berbeda.
Kelebihan :
Kelemahannya :
Ciri-ciri : tugasnya beragam, karyawan banyak sehingga pimpinan tidak bisa bekerja sendiri,
staf adalah orang yang benar-benar ahli.
Kelebihannya :
Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun tujuan
perusahaan.
Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat adaya
staf ahli.
Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula.
Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci.
Kelemahannya :
Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling mengenal.
Atasan dengan staf dapat terjadi adanya perintah sendiri-sendiri padahal kewenangannya
berbeda.
Kesatuan komando berkurang.
Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya hambatan
pelaksanaan tugas.
Pengertian dan Prinsip Pengorganisasian
Pengorganisasian juga didefinisikan sebagai proses yang memulai implementasi rencana dengan
mengklarifikasi pekerjaan, hubungan kerja dan secara efektif menyebarkan sumber daya untuk
pencapaian hasil (tujuan) yang diidentifikasi dan diinginkan.
Oleh karena itu, ini adalah proses yang mengkoordinasikan upaya manusia, mengumpulkan
sumber daya, dan mengintegrasikan keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh untuk digunakan
untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Tujuan Pengorganisasian
Tujuan Pengorganisasian adalah agar pembagian kerja dapat dilakukan dengan penuh tanggung
jawab. Pembagian tugas diharapkan dapat meningkatkan keterampilan masing-masing anggota
organisasi (spesialisasi) dalam mengelola tugas yang ditugaskan. Jika organisasi dijalankan
dengan kejam dan tidak sesuai dengan bidang keahliannya, bukan tidak mungkin akan
menyebabkan kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan.
1. Membantu Koordinasi
Tetapkan unit kerja secara terkoordinasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan mudah
dan efektif. Diperlukan koordinasi ketika memisahkan unit kerja yang terpisah dan bukan dari
jenis yang sama tetapi merupakan bagian dari suatu organisasi.
2. Memperlancar Pengawasan
Dukung pengawasan dengan menunjuk anggota manajer yang kompeten di setiap unit organisasi.
Oleh karena itu, sebuah unit dapat ditempatkan di seluruh organisasi sedemikian rupa sehingga
tujuan kerjanya tercapai bahkan di posisi yang berbeda. Unit kontrol yang identik dapat
diintegrasikan dalam sistem pemantauan terintegrasi yang identik.
Untuk dapat melakukan fungsi pengorganisasian secara efektif, seorang manajer sebaiknya
memiliki pedoman tertentu sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan bertindak sesuai
dengan keputusan yang diambil tersebut. Berikut ini adalah prinsip-prinsip pengorganisasian
yang dapat digunakan supaya fungsi pengorganisasian dalam manajemen dapat dilaksanakan
dengan efektif.
Keuntungan dari Spesialisasi pekerjaan atau Pembagian kerja ini adalah meningkatkannya
produktivitas dan dapat melakukan pekerjaan dengan efisien karena setiap karyawan melakukan
tugas yang sama setiap harinya sehingga kecepatan kerja dan kualitas kerja dapat terjaga dengan
baik. Namun di sisi lain, ketergantungan organisasi terhadap karyawan tersebut akan menjadi
sangat tinggi dan juga menimbulkan kebosanan karyawan akan rutinitas pekerjaan yang sama
dan berulang-ulang. Kebosanan karyawan tersebut lama kelamaan akan dapat menyebabkan
tingginya tingkat ketidakhadiran (absen) dan tingkat pergantian tenaga kerja (employee turnover)
yang tinggi juga. Oleh karena itu, banyak perusahaan/organisasi yang melakukan rotasi
pekerjaan untuk mengurangi ketergantungan pada orang-orang tertentu dan untuk menghindari
kebosanan akan rutinitas yang sama dan berulang-ulang.
Tanggung jawab dan garis kewenangan tanpa putus ini berdasarkan dua prinsip penting yaitu
Unity of Command (Kesatuan Komando) dan Scalar Chain (Jenjang berangkai). Berdasarkan
Prinsip Kesatuan Komando, Karyawan seharusnya hanya menerima perintah dari seorang atasan
saja dan juga bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Jika terlalu banyak Atasan yang
memberikan perintah, karyawan yang bersangkutan akan sulit untuk membedakan prioritasnya.
Hal ini juga akan menimbulkan kebingungan dan tidak fokus pada tugas yang diberikannya.
Sedangkan Scalar Chain adalah garis vertikal wewenang dari atas sampai ke bawah. Setiap
karyawan harus menyadari posisi mereka di dalam Hirarki Organisasi. Garis wewenang ini akan
menunjukan apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya.
Pendelegasian wewenang dapat diartikan sebagai pelimpahan wewenang dari seorang manajer
kepada bawahannya untuk melakukan sesuatu atau wewenang untuk pengambilan suatu
keputusan.
Rentang kendali ini sangat penting dalam mengetahui desain dan dinamika kelompok pada
organisasi yang bersangkutan. Rentang kendali pada suatu unit kerja (departement) dapat
berbeda dengan unit kerja lainnya meskipun dalam satu organisasi yang sama. Tidak ada angka
atau jumlah yang pasti terhadap rentang kendali ini, hal ini karena setiap organisasi memiliki
desain dan bentuk yang berbeda-beda juga. Disamping itu, pengalaman dan kepribadian manajer
serta kemampuan dan perilaku bawahan juga mempengaruhi jumlah rentang kendali ini.
Rentang kendali yang sempit akan mempermudah seorang manajer untuk melakukan supervisi
terhadap bawahannya dan memperlancar komunikasi dengan bawahannya, sedangkan rentang
kendali yang lebar dapat memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada bawahannya dan
melatih bawahannya lebih independen/mandiri.
Proses Pengorganisasian
Seperti yang kita ketahui bahwa organisasi itu penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun
tidak banyak orang yang mengetahui dengan pasti proses pengorganisasian itu seperti apa.
Dengan kata lain, proses organisasi itu kurang dipahami secara baik dan benar karena banyak
orang menganggap bahwa organisasi itu dibangun karena ada orangnya. Padahal banyak hal
yang perlu dan wajib diketahui dalam berorganisasi, termasuk pentingnya mengetahui proses
pengorganisasian.
Langsung saja saya paparkan proses pengorganisasian menurut Ernest Dale dalam Buku
Manajemen dari James A.F. Stoner sebagai berikut :
1. Memperinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
Karena organisasi itu dibentuk berdasarkan suatu tujuan, maka kita harus merinci seluruh
pekerjaan yang akan dilakukan agar dalam proses pencapaian tujuan bisa sesuai dengan apa yang
dikerjakan dalam organisasi.
2. Membagi pekerjaan ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan menyenangkan dapat
dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang. Biasanya dalam organisasi yang telah
merinci pekerjaan apa yang akan dilakukan, organisasi tersebut akan membagi pekerjaan tersebut
ke dalam bidang-bidang tertentu, dengan kata lain yaitu pekerjaan dikelompokan sesuai
kualifikasinya lalu di bagi ke dalam bidang-bidang dalam organisasi. Bidang-bidang itu yang
akan mengerjakan tugas tersebut.
3. Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam cara yang logis dan efisien. Setelah
dibagi pekerjaan, maka perlu dibagi bagian-bagian atau divisi-divisi organisasi untuk
melaksakan pembagian pekerjaan tersebut.
4. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu
kesatuan yang harmonis. Setelah berhasil membagi pekerjaan sesuai bidang organisasi, maka
perlu dilakukan koordinasi antar bidang dan pengurus organisasi agar mempermudah
pelaksanaan pekerjaan. Terkadang ada suatu bidang dalam organisasi yang akan membutuhkan
sumber daya yang sama atau data yang sama, itulah perlunya koordinasi.
5. Memonitor efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Kekuasaan dan Sumber Kekuasaan
Pengertian kekuasaan dalam organisasi serta pengertian politik dalam organisasi dalam
perbincangan seputar organisasi dan manajemen adalah perkembangan paling mutakhir dalam
studi-studi organisasi dan manajemen.
Kekuasaan sebagai : Kemampuan individu untuk mencapai tujuannya saat berhubungan dengan
orang lain, bahkan ketika dihadapkan pada penolakan mereka.
Kekuasaan adalah gagasan politik yang berkisar pada sejumlah karakteristik. Karakteristik
tersebut mengelaborasi kekuasaan selaku alat yang digunakan seseorang, yaitu pemimpin (juga
pengikut) gunakan dalam hubungan interpersonalnya. Karakter kekuasaan, menurut Fairholm
adalah:
1. Kekuasaan bersifat sengaja, karena meliputi kehendak, bukan sekadar tindakan acak;
2. Kekuasaan adalah alat (instrumen), ia adalah alat guna mencapai tujuan;
3. Kekuasaan bersifat terbatas, ia diukur dan diperbandingkan di aneka situasi atau dideteksi
kemunculannya;
4. Kekuasaan melibatkan kebergantungan, terdapat kebebasan atau faktor kebergantungan-
ketidakbergantungan yang melekat pada penggunaan kekuasaan.
5. Kekuasaan adalah gagasan bertindak, ia bersifat samar dan tidak selalu dimiliki;
6. Kekuasaan ditentukan dalam istilah hasil, hasil menentukan kekuasaan yang kita miliki;
7. Kekuasaan bersifat situasional, taktik kekuasaan tertentu efektif di suatu hubungan tertentu,
bukan seluruh hubungan; dan
8. Kekuasaan didasarkan pada oposisi atau perbedaan, partai harus berbeda sebelum mereka bisa
menggunakan kekuasaan-nya.
Sumber dan Jenis Kekuasaan
Sumber kekuasaan dalam organisasi :
1. Otoritas formal;
2. Kendali sumber daya langka;
3. Penggunaan struktur, aturan, dan kebijakan organisasi;
4. Kendali proses pembuatan keputusan;
5. Kendali pengetahuan dan informasi’
6. Kendali batasan (boundary) organisasi;
7. Kendali teknologi;
8. Aliansi interpersonal, jaringan, dan kendali atas “organisasi informal”;
9. Simbolisme dan manajemen makna (filosofi organisasi);
10. Gender dan manajemen hubungan berbasis gender;
11. Faktor-faktor struktural yang menentukan tahap-tahap tindakan; dan
12. Kekuasaan yang telah seorang miliki.
TOPIK 6 : DINAMIKA KONFLIK DALAM ORGANISASI
Pengertian Konflik
Konflik organisasi adalah suatu perbedaan pendapat diantara dua atau lebih anggota atau
kelompok dalam suatu organisasi yang muncul dari kenyataan bahwa mereka harus membagi
sumber daya yang langka atau aktivitas kerja atau dari kenyataan bahwa mereka mempunyai
status, tujuan, nilai, atau pandangan yang berbeda.
Para anggota organisasi atau sub unit yang berbeda pendapat berupaya untuk memenangkan
kepentingan atau pandangannya masing-masing.
Konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi
konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok
dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik.
Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain: Pandangan tradisional (The Traditional
View). Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif,
merugikan, dan harus dihindari.
Konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan irrationality. Konflik ini
merupakan suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan,
keterbukaan di antara orang – orang, dan kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan
dan aspirasi karyawan.
Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View). Pandangan ini menyatakan bahwa
konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di 6 dalam kelompok atau organisasi.
Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di dalam kelompok atau
organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota.
Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong
peningkatan kinerja organisasi. Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi untuk
melakukan inovasi atau perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi.
Pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini cenderung mendorong suatu
kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang
kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak
inovatif.
Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum
secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis –
diri, dan kreatif.
Pandangan tradisional. Pandangan tradisional menganggap bahwa konflik dapat dihindari. Hal
ini disebabkan konflik dapat mengacaukan organisasi dan mencegah pencapaian tujuan yang
optimal. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang optimal, konflik harus dihilangkan.
Konflik biasanya disebabkan oleh kesalahan manajer dalam merancang dan memimpin
organisasi. Dikarenakan 7 kesalahan ini, manajer sebagai pihak manajemen bertugas
meminimalisasikan konflik. Pandangan modern. Konflik tidak dapat dihindari.
Hal ini disebabkan banyak faktor, antara lain struktur organisasi, perbedaan tujuan, persepsi,
nilai – nilai, dan sebagainya. Konflik dapat mengurangi kinerja organisasi dalam berbagai
tingkatan. Jika terjadi konflik, manajer sebagai pihak manajemen bertugas mengelola konflik
sehingga tercipta kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan bersama
Jenis-Jenis Konflik
1. Konflik dalam diri individu, konflik ini sering terjadi dan di hadapi oleh individu dalam
memenuhi suatu pekerjaan mereka, seperti tuntutan pekerjaan yang menjadi prioritas dan
kebimbangan diri dalam menentukan pilihan tugas ataupun trejadi karena proses internal
dalam dirinya yang saling bertentangan. Konflik ini juga terjadi apabila pekerjaan yang
dilakukan seseorang tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
2. Konflik antar individu, konflik ini sering muncul diantara para anggota dalam organisasi,
seperti adanya adanya perbedaan pendapat dan adanya perbedaan dalam menghadapi isu
tertentu. Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan, seperti atasan dengan
bawahan.
3. Konflik antar individu dan kelompok, konflik ini berhubungan dengan cara individu
menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.
Seperti, seorang individu yang diasingkan karena melanggar norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok, konflik ini terjadi saat setiap kelompok ingin mengejar
kepentingan atau tujuan kelompoknya masing-masing. Konflik antar kelompok ini dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu konflik afektif dan substantif. Konflik afektif adalah konflik yang
terjadi karena adanya tanggapan emosional kelompok pada suatu situasi tertentu.
Sedangkan konflik substantif terjadi karena latar belakang keahlian setiap kelompom
berbeda.
5. Konflik antar organisasi, konflik ini terjadi karena adanya hubungan organisasi dengan
pihak luar, dan adanya persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara.
Konflik ini mengarah ke timbulnya pengembangan produk baru, teknologi atau jasa.
Konflik dalam organisasi tidak dapat kita hindari, namun dapat kita kelola agar
keberadaannya tidak merugikan organisasi, yaitu dengan cara berkompetisi, menghindari
konflik, akomodasi, kompromi, dan berkolaborasi.
1. Berkompetisi
Tindakan ini dapat dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri atas
kepentingan yang lain. pilihan untuk melakukan tindakan ini dapat sukses dilakukan jika situasi
saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan
pilihan kita sangat penting. Situasi menang-kalah akan terjadi, pihak yang kalah akan merasa
dirugikan. Tindakan ini dapat dilakukan dalam hubungan antara atasan dan bawahan, dimana
atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahannya.
2. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindar dari situasi konflikk tersebut
secara fisik maupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi.
Menghindari konflik dapat dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan
suasana dan membekukan konflik untuk sementara.
3. Mengalah
Hal ini dilakukan jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan kita
sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik tersebut. Hal ini juga dilakukan
jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga
hubungan baik dengan pihak tersebut.
4. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika kedua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut
sama-sama penting dan hubungan baik menjadi hal yang utama. Masing-masing pihak akan
mengorbankan sebagaimana kepentingannya untuk mendapat win-win solution.
5. Berkolaborasi
1. Stimulasi konflik dalam satuan-satuan organisasi di mana pelaksanaan kegiatan lambat karena
tingkat konflik terlalu rendah.
Seperti telah disebut di muka, konflik dapat menimbulkan dinamika dan pencapaian cara-cara
yang lebih baik dalam pelaksanaan kegiatan kerja suatu kelompo. Situasi dimana konflik terlalu
rendah akan menyebabkan karyawan takut berinisiatif dan menjadi pasif.kejadian-
kejadian,perilaku dan informasi yang dapat mengarahkan orang-orang bekerja lebih baik
diabaikan; para anggota kelompok saling bertoleransi terhadap kelemahan dan kejelekan
pelaksaanaan kerja. Manajer dari kelompok seperti ini perlu merangsang timbulnya persaingan
konflik yang dapat mempunyai efek penggemblengan.
Manajer biasanya lebih terlibat dengan pengurangan konflik daripada stimulasi konflik. Metoda
pengurangan konflik menekan terjadinya antogoisme yang ditimulkan oleh konflik. Jadi, metoda
ini mengelola tingkat konflik melalui “ Pendinginan Suasana” tetapi tidak menangani masalah-
masalah yang semula menimbulkan konflik.
Dan metoda dapat digunakan untuk mengurangi konflik. Pendekatan efektif pertama adalah
mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang lebih bisa diterima kedua
kelompok. Metodaefektif kedua adalah mempersatukan kedua kelompok yang bertentangan
untukmenghadapi “ancaman” atau “musuh” yang sama.
Metoda penyelesaian konflik yang akan di bahas berikut berkenaan dengan kegiatan-kegiatan
para manajer yang dapat secara langsung mempengaruhi pihak-pihak yang bertentangan.
Metoda-metoda penyelesaian konflik lainnya yang dapat digunakan mencakup perubahan dalam
struktur organisasi,mekanismekoordinasi dan sebagainya.
Ada tiga metoda penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu dominasi atau
penekanan,komprom, dan pemecahan masalah integratif.
Metoda-metoda ini berbeda dalam hal efektifitas dan kreatifitas penyelesaian konflik serta
pencegahan situasi konflik di masa mendatang.
Dominasi dan Penekanan. dominasi dan penekanan dapat di lakukan dengan beberapa cara,
yaitu
3. Penghindaran ( avoidance) dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas
4. Aturan mayoritas ( majority rule ) mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok
dengan melakukan pemungutan suara (voting) melalui prosedur yang adil.
Suatu perusahaan atau organisasi yang baik dan bertanggungjawab serta ingin memelihara
kesinambungan bisnis dalam jangka panjang, harus sudah memikirkan kepeduliannya pada saat
awal pendirian perusahaan, yaitu dengan cara menetapkan visi, misi dan tujuan perusahaan.
Dalam perkembangannya, budaya organisasi dan perubahan global akan mempengaruhi tiga hal
tersebut Visi merupakan suatu pernyataan ringkas tentang cita-cita organisasi yang berisikan
arahan yang jelas dan apa yang akan diperbuat oleh perusahaan di masa yang akan datang. Untuk
mengujudkan visi tersebut maka perusahaan melakukan pengembangan misi yang akan dijalani
dalam tiap aktivitas; Misi merupakan penetapan tujuan dan sasaran perusahaan yang mencakup
kegiatan jangka panjang tertentu dan jangka pendek yang akan dilakukan, dalam upaya mencapai
visi yang telah ditetapkan; Tujuan perusahan adalah mencapai keuntungan maksimum.
Pernyataan tentang visi dan misi yang jelas harus sesuai dengan budaya dan kebutuhan
perusahaan dan kebutuhan pasar sehingga dapat menumbuhkan komitmen karyawan terhadap
pekerjaan dan memupuk semangat kerja karyawan, menumbuhkan rasa keharmonisan di dalam
kehidupan kerja karyawan, dan menumbuhkan standar kerja yang prima. Rumusan visi yang
jelas akan mengantarkan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Namun, semua hal
tersebut belum dapat berfungsi dengan baik, jika tidak diimbangi dengan strategi yang tepat
dalam penerapannya. Dengan demikian, rumusan visi, misi dan tujuan perusahaan perlu
ditetapkan dalam suatu strategi yang tertuang dalam kebijakan perusahaan.
Salah satu kunci keberhasilan suatu perusahaan adalah bergantung pada kinerja
sumberdaya manusia yang secara langsung atau tidak langsung memberi kontribusi pada
perusahaan, yang meliputi pemangku kepentingan eksternal (stake holders) dan kepentingan
internal (karyawan) yang dimiliki oleh perusahan. Untuk memperoleh kinerja optimal dari
keberadaan karyawan dalam perusahaan maka perusahaan perlu menetapkan strategi yang tepat,
yaitu dengan memikirkan bagaimana mengelola karyawan agar mau mencapai tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan.
Manfaan Perencanaan SDM
· Mengoptimalkan SDM yg sudah ada
· SDM yang sudah ada akan dapat dimanfaatkan dengan baik apabila organisasi telah
melakukan inventarisasi SDM. Inventarisasi tersebut mencakup :
jumlah tenaga kerja, kualifikasi tenaga kerja, masa kerja, pengetahuan /ketrampilan yang
dimiliki, bakat/minat yang perlu dikembangkan. Hasil inventarisasi tersebut dapat digunakan
untuk promosi, mutasi ,peningkatan kemampuan karyawan.
Penarikan dan Seleksi Karyawan
Seleksi karayawa adalah suatu proses untuk menentukan orang yang di ramal akan menempati
suatu posisi jabatan yang di tawarkan suatu perusahaan.
Secara umum ada 3 tujuan seleksi:
1. Untuk mengetahui kecakapan seorang pegawai.
2. Berusaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang cocok dengan pekerjaan yang dipangkunya.
3. Berusaha untuk mendapatkan tenaga kerja tidak hanya yang cock pada saat sekarang tetapi
tenaga kerja yang memiliki potensi untuk di kembangan di kemudian hari.
Proses Seleksi
Proses seleksi di mulai salah semua lamaran memenuhi syarat dan di terima. Proses ini
melibatkan serangkaian tahap yang menambah komplektivitas sebelum pegawai di ambil. Jadi
proses seleksi adalah Serangkaian kegiatan yang di gunakan untuk memutuskan apakah pelamar
di terima atau tidak. Langkah-langkah ini mencakup pemanduan kebutuhan pelamar dan
organisasi. Dalam banyaknya personalia penarikan dari seleksi di gabungkan dan disebut dengan
istilah Employedment pansel.
Proses seleksi adalah pusat manajemen kepegawaian dan requitment dilakukan untuk membantu
proses seleksi ini. Bila seleksi diadakan tidak tepat maka daya upaya sebelumnya akan sia-sia
saja oleh karena itu tidaklah berlebihan bila di nyatajkan bahwa seleksi adalah kunci sukses
manajeme kepegawaian.
PROSEDUR SELEKSI
Prosedur seleksi karyawan
1. Wawancara pendahuluan
2. Pengumpulan data-data pribadi (biografis)
3. Pengujian (testing)
4. Wawancara yang lebih mendalam
5. Pemeriksaan referensi-referensi (prestasi, orang yang mereferensi, pekerjaan terdahulu, dll)
6. Pemeriksaan kesehatan
7. Keputusan pribadi
8. Orientasi jabatan
Latihan dan Pengembangan Karyawan
Para karyawan lama yang telah berpengalaman mungkin memerlukan latihan untuk mengurangi
atau menghilangkan kebiasaan-kebiasaan kerja yang jelek atau untuk memperlajari ketrampilan-
ketrampilan baru yang akan meningkatkan prestasi kerja mereka.
Program-program latihan tidak hanya penting bagi individu, tetapi juga organisasi dan hubungan
manusiawi kelompok kerja, dan bahkan bagi Negara.
Penilaian dan Identifikasi Kebutuhan
Untuk memutuskan pendekatan yang akan digunakan organisasi mengidentifikasi kebutuhan-
kebutuhan latihan dan pengembangan.
Sasaran-sasaran Latihan dan Pengembangan
Sasaran ini mencerminkan perilaku dan kondisi yang diinginkan, dan berfungsi sebagai standar-
standar dengan mana prestasi kkerja individual daan efektivitas program dapat diukur.
Isi Program
Ada beberapa prinsip kerja (learning principles) yang bisa digunakan sebagai pedoman tentang
cara-cara belajar yang paling efektif bagi para karyawan. Prinsip-prinsip ini adalah program
bersifat partisipatif,relevan, pengulangan dan pemindahan, serta memberikan umpan balik
mengenai kemajuan para peserta latihan.
On-the-job Training
Teknik ini merupakan suatu peralatan yang memungkinkan para karyawan (peserta latihan)
untuk memainkan berbagai peran yang berbeda. Digambarkan dalam suatu episode dan diminta
untuk menanggapi para peserta lain yang berbeda perannya. Teknik role playing dapat mengubah
sikap peserta, seperti menjadi lebih toleransi terhadap perbedaan individual dan mengembangkan
ketrampilan antar pribadi.
3. Business Games
Business management (game) adalah suatu simulasi pengambilan keputusan skala kecil yang
dibuat sesuai dengan situasi kehidupan bisnis nyata.
4. Vestibule Training
Bentuk latihan ini dilaksanakan bukan oleh atasan tetapi oleh pelatih-pelatih khusus. Area-area
terpisah dibangun dengan berbagai jenis peralatan sama seperti yang akan digunakan paada
pekerjaan sebenarnya.
5. Latihan Laboratorium
Tekhnik ini adalah suatu bentuk latihan kelompok yang terutama digunakan untuk
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.
6. Program-program Pengembangan Eksekutif
1. Meningkatkan produktivitas
Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas perusahaan adalah dengan memanfaatkan
teknologi. Kita tahu, teknologi berkembang dengan amat pesat, sehingga pelatihan dan
pengembangan karyawan dalam hal penguasaan teknologi terbaru dapat membantu mereka
mengejar perkembangan yang cepat itu.
Peningkatan produktivitas juga terjadi ketika karyawan menjadi semakin ahli dalam
pekerjaannya. Mereka dapat mengembangkan cara atau metode baru yang membuat mereka
mampu menyelesaikan pekerjaan yang sama atau berulang dengan lebih efektif dan efisien.
2. Memperbaiki kualitas
Pelatihan dan pengembangan karyawan tidak hanya akan meningkatkan produktivitas karyawan,
melainkan juga membantu mereka memberikan layanan atau menghasilkan produk yang lebih
baik. Kualitas yang lebih baik ini pada akhirnya akan mempertahankan klien/pelanggan dan
menggaet klien/pelanggan baru.
3. Mengurangi waktu belajar karyawan
Ketika karyawan mengikuti program pelatihan dan pengembangan secara rutin, kemampuan
mereka bertambah secara bertahap. Karyawan dengan kemampuan yang mumpuni dan terus
terasah akan lebih cepat dalam mempelajari dan mempraktikkan hal-hal baru. Semakin lemah
kemampuan ini, semakin sulit pula bagi mereka untuk belajar.
Semakin cepat karyawan menguasai hal-hal baru, artinya semakin besar pula kesempatan bagi
perusahaan untuk menjadi yang terdepan dalam persaingan bisnis.
Meski sama-sama mengeluarkan biaya, akan lebih hemat dan menguntungkan bagi perusahaan
untuk melatih dan mengembangkan karyawan yang sudah ada daripada melatih dan
mengembangkan karyawan baru.
Pelatihan dan pengembangan karyawan juga membantu karyawan untuk lebih percaya diri.
Mereka akan lebih betah bekerja di perusahaan pula karena mengangap perusahaan peduli akan
kebutuhan mereka, terutama kebutuhan akan keterampilan yang mereka perlukan dalam
menjalankan pekerjaan mereka,
Untuk transfer keahlian ini dapat juga dilakukan Training for Trainers di mana perusahaan
melatih karyawan terbaik untuk menjad trainer handal buat teman-temannya yang lain.
Pemberian Kompensasi
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima baik berupa fisik maupun nonfisik.
Bisa juga berarti seluruh imbalan yang diterima oleh seorang pekerja/karyawan atas jasa atau
hasil dari pekerjaannya dalam sebuah perusahaan.
Kompensasi yang diterima dapat berupa uang, barang, secara langsung maupun tidak langsung.
Kompensasi biasanya diberikan oleh atasan kepada karyawannya sebagai tanda bahwa karyawan
tersebut telah bekerja dengan keras.
Tentu saja hal tersebut bisa menjadi motivasi yang baik untuk para karyawan agar mau bekerja
lebih keras lagi untuk kemajuan perusahaan.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan kompensasi? Kompensasi merupakan semua imbalan
yang diterima oleh karyawan atas jasa atau hasil kerjanya di perusahaan. Dimana imbalan
tersebut dapat berupa uang atau barang, baik secara langsung atau tidak langsung. Kompensasi
dalam bentuk uang, artinya karyawan akan diberikan sejumlah uang kartal atas pekerjaannya.
Sedangkan kompensasi dalam bentuk barang, artinya karyawan akan diberikan barang tertentu
atas jasa atau pekerjaannya. Istilah kompensasi juga sangat berhubungan dengan imbalan-
imbalan finansial atau biasa disebut financial reward yang diberikan kepada seseorang atas dasar
hubungan kerja. Biasanya kompensasi akan diberikan dalam bentuk finansial atau uang karena
pengeluaran moneter yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.
Apa saja tujuan pemberian kompensasi karyawan? Dan apa saja manfaat dari pemberian
kompensasi tersebut? Simak penjelasan lengkap tentang kompensasi di bawah ini.
Jenis-Jenis Kompensasi
Ada 3 jenis kompensasi karyawan yang dapat diberikan oleh perusahaan. Ketiga jenis
kompensasi tersebut adalah:
1. Kompensasi finansial secara langsung, yang berupa bayaran gaji atau upah pokok, bayaran
prestasi, bayaran insentif (meliputi bonus, komisi, pembagian laba/keuntungan dan opsi saham)
dan bayaran tertangguh (seperti program tabungan dan anuitas pembelian saham).
3. Kompensasi non finansial, yaitu berupa pekerjaan (seperti tugas-tugas yang menarik,
tantangan, tanggung jawab, pengakuan dan rasa pencapaian). Lingkungan kerja (seperti
kebijakan-kebijakan yang sehat, supervisor yang kompeten, kerabat yang menyenangkan,
lingkungan kerja yang nyaman).
Untuk memenuhi tujuan dan fungsi di atas, pemberian kompensasi perlu diikuti tahapan-
tahapan manajemen kompensasi, yaitu:
Melakukan survei untuk menentukan keadilan eksternal yang didasarkan pada
pembayaran gaji di pasar kerja.
Menilai harga setiap pekerjaan untuk menentukan pembayaran gaji yang didasarkan pada
keadilan internal dan eksternal.
Mengevaluasi setiap pekerjaan dengan menggunakan informasi analisis pekerjaan.
1. Dapat memacu karyawan untuk berprestasi dan bekerja lebih giat lagi.
2. Perusahaan mendapat karyawan yang berkualitas baik.
3. Memudahkan proses administrasi dan aspek hukum dalam perusahaan.
4. Kompensasi dapat menjadi daya pikat bagi para pencari kerja yang berkualitas.
5. Perusahaan memiliki kelebihan tersendiri dibanding perusahaan lain atau kompetitor.