Konsep Kalor
Konsep Kalor
Konsep Kalor
Pengertian Kalor
Kalor sebenarnya sama dengan energi panas yang kita temui sehari-hari. Sehingga energi kalor
ini sebenarnya selalu kita manfaatkan di dalam aktivitas sehari-hari, misalnya untuk memasak
dan memanaskan suatu benda. Pengertian dari kalor itu sendiri adalah suatu energi yang
dimiliki oleh benda atau zat yang bisa dideteksi dengan alat pengukur yang dinamakan
termometer.
Kalor ini merupakan energi yang memiliki karakteristik bisa berpindah dari suatu benda yang
memiliki suhu tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika dua benda itu saling
bersinggungan. Misalnya adalah ketika merebus air, dimana air dingin yang dipanaskan
kemudian lama kelamaan akan berubah menjadi panas.
Besaran kalor yang terkandung di dalam suatu benda atau zat dapat ditentukan dari tiga faktor,
yaitu massa zat, kalor jenis, serta perubahan suhu. Satuan resmi dari kalor adalah Joule (J).
Keterangan:
Q = kalor (J)
m = massa zat atau benda (kg)
L = kalor lebur (J/kg)
U = kalor uap (J/kg)
Jenis-jenis Kalor
Berdasarkan proses kerjanya, kalor terdiri dari beberapa jenis yaitu:
Kalor Pembentukan
Kalor pembentukan merupakan kalor yang bisa membentuk 1 mol senyawa di dalam unsurnya.
Contoh: C12, Br2, H2, dan O2
Kalor Penguraian
Kalor penguraian merupakan kalor yang bisa mengurai 1 mol senyawa dengan unsur lain.
Kalor Pembakaran
Kalor pembakaran adalah kalor yang berasal dari suatu pembakaran 1 unsurnya.
Kalor Netralisasi
Kalor netralisasi dibutuhkan supaya bisa membentuk 1 mol dari H2O dari suatu reaksi asam
basa.
Kalor Pelarutan
Kalor pelarutan merupakan kalor yang dibutuhkan untuk proses pelarutan 1 mol zat.
Konveksi adalah perpindahan panas atau kalor yang disertai dengan perpindahan dari medium
atau zat perantaranya. Konveksi ini terbagi menjadi dua, yaitu konveksi alami dan konveksi
paksa.
Konveksi alamiah terjadi karena perpindahan dari molekul terjadi secara alamiah sesuai dengan
massa jenis dari suatu zat. Contoh adalah ketika memanaskan air. Massa kecil air l yang lebih
kecil akhirnya akan mengalir ke atas. Proses tersebut akan berlangsung hingga air mencapai
suhu yang sama. Itulah yang menjelaskan mengapa ketika air dipanaskan dalam waktu yang
lama akan menggelembung.
Sedangkan konveksi paksa terjadi karena adanya pengaruh eksternal atau dari luar, seperti
misalnya tekanan. Contoh konveksi paksa adalah radiator mobil yang berfungsi untuk
mendinginkan mesin.
Sementara itu, contoh lain dari peristiwa konveksi adalah terjadinya angin darat dan laut, asap
cerobong asap bisa naik ke atas, serta ketika memasak kacang hijau, kacang akan ikut naik ke
atas dengan air ketika dipanaskan.
Laju Kalor = Q/t = hA (T2 – T1)
Radiasi
Radiasi adalah suatu perpindahan kalor yang terjadi tanpa melibatkan zat atau medium
perantara apapun. Radiasi ini memiliki ciri khas dimana kalor yang dipindahkan tidak perlu
bersentuhan. Dengan kata lain, kalor yang terpancar akan tetap mengalir ke arah yang dituju
tanpa adanya medium.
Contoh terjadinya radiasi adalah ketika seseorang menyalakan api unggun. Secara tidak sadar,
ketika api unggun sudah berkobar dan menghasilkan panas, badan kita juga akan terasa
hangat.
Selain itu adalah paparan sinar matahari yang bisa membuat baju menjadi kering.
Laju Kalor = Q/t = σeAT4
2. Suatu zat cair memiliki berat atau massa sebesar 5 kg. Kemudian zat cair itu memerlukan
kalor sebesar 200.000 J dipanaskan dari suhu 20⁰C hingga menjadi 70⁰C. Berapakah kalor
jenis dari zat tersebut?
Diketahui:
m = 5 kg
Q = 200.000 J
ΔT = 70⁰C – 20⁰C = 50⁰C
c=?
Jawab:
c = Q/m.ΔT
c = 200.000/5 x 50
c = 800 J/kg ⁰C
Maka, kalor jenis dari zat tersebut adalah 800 J/kg ⁰C.
3. Suatu aluminium memiliki massa 4 kg, aluminium itu memiliki suhu awal sebesar 25 ⁰C. Jika
aluminium itu menerima kalor sebesar 180.000 J, Jika kalor jenis dari aluminium adalah 900
J/kg ⁰C, berapakah suhu air dari aluminium tersebut?