Makalah Keterampilan Memberi Variasi
Makalah Keterampilan Memberi Variasi
Makalah Keterampilan Memberi Variasi
Disusun oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya makalah ini telah dapat terselesaikan. Makalah ini disusun guna melengkapi
tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran, dengan harapan agar penulis mengerti dan
memahami tentang materi “Keterampilan Memberi Penguatan”. Makalah ini
diharapkan dapat dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa di dalam maupun diluar
kegiatan. Tujuannya agar pendidik dapat mengadakan refleksi sejauh mana mereka
merasa tuntas.
Bab 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Bertanya
B. Teknik Keterampilan Bertanya
C. Cara Penggunaan
D. Prinsip Pengunaan
Bab 3 KESIMPULAN
Kesimpulan
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di dalam keterampilan mengajar yang beraneka ragam begitu banyak variasi yang bisa
digunakan agar pemahaman siswa bisa terfokus pada pembelajaran. Ada banyak cara yang dapat
dilakukan untuk membuat variasi dalam pembelajaran diantaranya Variasi Gaya Mengajar.
Variasi dalam Menggunakan Media, Variasi dalam Interaksi antara Guru dengan Siswa. Hal ini
diperlukan agar pembelajaran bisa dilaksanakan secara maksimal karena kebutuhan dalam setiap
memahami materi pembelajaran tidak sama.
Dalam pelaksanaannya variasi harus dimiliki oleh setiap orang yang sedang mengajar
karena hal ini bertujuan agar anak didik bisa lebih memahami apa yang disampaikan dalam
pembelajaran agar sesuaidengan harapan. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan
mencoba membahas tentang Keterampilan Mengadakan Variasi. Strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran (Sadiki, A., Hakim, N. 2017) .
Guru yang baik adalah guru yang mampu menguasai komponen trilogi profesi, yaitu komponen
subtansi profesi, komponen dasar keilmuan , dan praktis profesi ( Sadikin & Hakim, 2019).
B. Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan memberi penguatan?
2. Apa saja komponen dalam keterampilan pemberian penguatan?
3. Bagaimana cara penggunaan pemberian penguatan?
4. Bagaimana prinsip keterampilan memberi penguatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu keterampilan memberi pengetahuan
2. Untuk mengetahui komponen dalam keterampilan memberi penguatan
3. Untuk mengetahui cara penggunaan pemberian penguatan
4. Untuk mengetahui prinsip keterampilan memberi penguatan
BAB II
PEMBAHASAN
2. Penguatan Non-verbal
Penguatan non-verbal berbeda dengan penguatan verbal, penguatan non-verbal dapat
berupa pendekatan, gerak isyarat, sentuhan dan sebagainya. Berikut macam-macam
penguatan non-verbal:
a. Penguatan gestural
Penguatan ini sangat erat kaitannya dengan pemberian penguatan verbal. Ucapan yang
diberikan guru terhadap respon perilaku siswa dapat dilakukan dengan mimik wajah
yang cerah, mengangguk, acungan, tepuk tangan, acungan jempol, dan sebagainya.
Semua gerakan ini merupakan bentuk pemberian penguatan gestural. Tenaga pendidik
dapat mengembangkan sendiri, sesuai dengan kebiasaan yang berlaku sehingga dapat
menimbulkan interaksi guru dan siswa yang baik, dan saling menguntungkan.
b. Penguatan mendekati
Mendekati merupakan bentuk respon tertarik terhadap suatu objek. Perhatian guru
kepada siswa, meunjukkan bahwa guru tertarik. Guru dapat menghampiri siswa dengan
berdiri samping, maupun berjalan dekat siswa. Peserta didik yang didekati guru akan
menimbulkan kesan diperhatikan. Penguatan ini sangat menunjang untuk memperkuat
penguatan verbal.
c. Penguatan sentuhan
Penguatan ini sangat erat kaitannya dengan penguatan mendekati. Penguatan sentuhan
dapat dilakukan bila guru secara fisik menyentuh siswa. Penguatan ini dapat dilakukan
dengan cara mengusap kepalanya, berjabat tangan, menepuk bahu, dan sebagainya.
Bentuk respon ini ditunjukkan untuk penghargaan penampilan, atau kerja peserta didik.
Namun perlu diperhatikan umur, kenis kelamin, latar belangan dan budaya untuk
pemberian penguatan sentuhan.
d. Penguatan tanda
Simbol atau tanda merupakan bagian dari realitas yang berfungsi sebagai bentuk
komunikasi yang memiliki makna. Penguatan dalam bentuk simbol atau tanda dapat
ditujukan kepada siswa sebagai bentuk penghargaan, dapat berupa komentar tertulis,
sertifikat, mendali, stiker, gambar, prangko, dan sebagainya.
e. Penguatan dengan kegiatan menyenangkan
Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi oleh siswa
sebagai penguatan. Misalnya seorang siswa yang menunjukkan kemajuan dalam
pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin paduan suara di sekolahnya.
f. Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru hendaknya tidak
langsung menyalahkan siswa.
Dalam keadaan seperti ini guru sebaiknya menggunakan atau memberikan penguatan
tak penuh (partial). Misalnya, bila seorang siswa hanya memberikan jawaban sebagian
benar, sebaiknya guru mengatakan “Ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu
disempurnakan,” sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak
seluruhnya salah, dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakan.
C. Cara Penggunaan
Respon positif berupa penghargaan yang diberikan tenaga pendidik kepada peserta didik, pada
umumnya merupakan bentuk pemberian penguatan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
dalam melakukan pemberian penguatan, yaitu:
D. Prinsip Pengunaan
Dalam pemberian penguatan perlu diperhatikan beberapa prinsip penggunaannya:
1. Kehangatan
Cara bersikap tenaga pendidik yang baik dapat mengubah suasana menjadi hangat, baik
dengan senyuman, suara, maupun mimik. Kehangatan akan menumbuhkan hubungan yang
saling mempercayai antara guru dan siswa sehingga pemberian penguatan yang dilakukan
guru dapat diterima dengan positif oleh peserta didik. Seperti halnya dalam pemberian
semangat, semangat tentu saja tidak mampu diberikan oleh orang yang kurang atau tidak
semangat. Aktivitas ini akan mengakibatkan pemberian semangat kurang tepat sasaran dan
pemberian semangat tidak ada kesan kehangatannya. Karena kehangatan yang ditampilkan
oleh guru akan berdampak positif secara psikologis terhadap siswa. Kehangatan tersebut
dapat mencairkan suasana yang kaku, dan tegang menjadi kondusif.
2. Antusiasme
Antusiasme merupakan suatu bentuk minat yang besar terhadap sesuatu. Penguatan yang
antusias akan menimbulkan kesan sungguhsungguh di hadapan peserta didik sehingga
dapat meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik.
3. Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan tenaga pendidik akan sangat bermakna bagi peserta didik.
Peserta didik akan lebih percaya diri, merasa dihargai, diperhatikan, merasa terpuji atau
tersanjung. Perasaan-perasaan ini akan berdampak pada mental peserta didik. Mereka akan
jauh lebih berani mengemukakan pendapat, meningkatkan rasa ingin tahu, dan lebih
percaya diri.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Keterampilan mengajar sangat penting untuk calon guru ketika melaksanakan tugasnya dikelas.
Keterampilan memberi penguatan merupakan bentuk respon positif guru dalam proses
pembelajaran terhadap perilaku peserta didik dengan tujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan perilaku positif peserta didik tersebut. Komponen dalam pemberian penguatan
terdiri dari penguatan verbal dan non-verbal, komponen penggunaan non-verbal terdiri dari
penguatan gestural, penguatan mendekati, penguatan sentuhan, dan penguatan tanda. Cara
penggunaan penguatan bisa dilakukan secara segera, personal, kelompok, dan dapat dilakukan
variasi dalam penggunaannya. Dalam pemberian penguatan perlu diperhatikan beberapa
prinsip yaitu kehangatan, antuasiasme, kebermaknaan, dan hindari penggunaan respon negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, H., Suandi, N., & Nurjaya, G. 2017. Pemberian penguatan (reinforcement ) verbal dan
nonverbal guru dalam pembelajaran bahasa indonesia di kelas viii mtsn seririt. e - Journal
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 7 (2). DOI: 10.23887/jjpbs.v7i2.12410
Barnawi., & Mohammad, Arifin. 2012. Etika dan Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Hakim, N., Yudiyanto, Hakiki, P.R.L., & Soleha, S. (2020). Analisis keterampilan dasar mengajar
mahasiswa tadris biologi. JPBIO (Jurnal Pendidikan Biologi), 5 (1), 56-63. DOI:
10.31932/jpbio.v5i1.576
Hasibuan, J.J, Dip. Ed, dan Moedjiono. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sadikin, A., & Hakim, N. (2019). Buku Ajar Berbantuan Model Pembelajaran Everyone is A
Teacher Here: Upaya Meningkatkan Keterampilan Dasar
Mengajar Calon Guru Biologi. Assimilation: Indonesian Journal of Biology Education, 2(2), 47-51.
https://doi.org/10.17509/aijbe.v2i2.19249
Sadikin, A., & Hakim, N. 2017. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Biologi.
Jambi: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi.