Makalah Keterampilan Memberi Variasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Makalah Keterampilan Memberi Validasi

Makalah ini disusun Untuk Mememnuhi Tugas Mata Kuliah

“Keterampilan Mengadakan Variasi“

Dosen pengampu : Andi Aslindah M.P.d

Disusun oleh :

BERLINDA FELLYSIA (2086207009)

UNIVERSITAS WIDYA GAMA SAMARINDA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya makalah ini telah dapat terselesaikan. Makalah ini disusun guna melengkapi
tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran, dengan harapan agar penulis mengerti dan
memahami tentang materi “Keterampilan Memberi Penguatan”. Makalah ini
diharapkan dapat dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa di dalam maupun diluar
kegiatan. Tujuannya agar pendidik dapat mengadakan refleksi sejauh mana mereka
merasa tuntas.

Proses penyusunan makalah ini, penulis sampaikan penghargaan dan ucapan


terimakasih. Kepada para pembaca, penulis berharap makalah ini dapat dimanfaatkan
dengan baik dan demi perbaikan, penulis mengharapkan adanya masukan untuk
penyempurnaan makalah ini di masa mendatang.
Daftar Isi
Kata Pengantar
Bab 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan

Bab 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Bertanya
B. Teknik Keterampilan Bertanya
C. Cara Penggunaan
D. Prinsip Pengunaan

Bab 3 KESIMPULAN
Kesimpulan

Daftar pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di dalam keterampilan mengajar yang beraneka ragam begitu banyak variasi yang bisa
digunakan agar pemahaman siswa bisa terfokus pada pembelajaran. Ada banyak cara yang dapat
dilakukan untuk membuat variasi dalam pembelajaran diantaranya Variasi Gaya Mengajar.
Variasi dalam Menggunakan Media, Variasi dalam Interaksi antara Guru dengan Siswa. Hal ini
diperlukan agar pembelajaran bisa dilaksanakan secara maksimal karena kebutuhan dalam setiap
memahami materi pembelajaran tidak sama.
Dalam pelaksanaannya variasi harus dimiliki oleh setiap orang yang sedang mengajar
karena hal ini bertujuan agar anak didik bisa lebih memahami apa yang disampaikan dalam
pembelajaran agar sesuaidengan harapan. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan
mencoba membahas tentang Keterampilan Mengadakan Variasi. Strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran (Sadiki, A., Hakim, N. 2017) .
Guru yang baik adalah guru yang mampu menguasai komponen trilogi profesi, yaitu komponen
subtansi profesi, komponen dasar keilmuan , dan praktis profesi ( Sadikin & Hakim, 2019).

B. Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan memberi penguatan?
2. Apa saja komponen dalam keterampilan pemberian penguatan?
3. Bagaimana cara penggunaan pemberian penguatan?
4. Bagaimana prinsip keterampilan memberi penguatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu keterampilan memberi pengetahuan
2. Untuk mengetahui komponen dalam keterampilan memberi penguatan
3. Untuk mengetahui cara penggunaan pemberian penguatan
4. Untuk mengetahui prinsip keterampilan memberi penguatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterampilan Memberi Pengutan


Keterampilan mengajar sangat penting untuk calon guru ketika melaksanakan tugasnya
dikelas (Rahayu et al., 2018). Pendidik harus menguasai dan memenuhi ketiga komponen trilogi
profesi, yaitu komponen dasar keilmuan, substansi profesi, dan komponen praktik profesi.
Pengelolaan pendidikan diharapkan mampu memberdayakan para pendidik untuk
menyelenggarakan tugas keprofesionalan sesuai trilogi profesi (Nasrun, 2017). Komponen dasar
keilmuan memberikan landasan bagi calon tenaga pendidik sehingga memiliki wawasan,
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap berkenaan dengan profesi pendidik. Pendidik
diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja profesionalnya.
Komponen substansi profesi membekali calon pendidik berkaitan dengan apa yang menjadi
fokus, serta objek praktis spesifik pekerjaan profesionalnya. Komponen ini berintikan proses
pembelajaran materi yang merupakan bagian kurikulum. Komponen praktik mengarahkan
calon tenaga pendidik untuk menyelenggarakan praktik profesinya kepada sasaran pelayanan
secara tepat dan berdaya guna.
Keterampilan memberi penguatan merupakan salah satu keterampilan mengajar yang
harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik. Dalam proses pembelajaran, keterampilan maupun
tingkah laku peserta didik yang baik dapat kita beri penghargaan baik berupa senyuman,
kalimat pujian, maupun hadiah. Pemberian hadiah merupakan salah satu bentuk penghargaan
yang sangat berpengaruh dalam kehidupan peserta didik yang dapat mendorongnya dalam
meningkatkan semangat belajar dan memperbaiki tingkah laku peserta didik. Bentuk respon ini
merupakan salah satu bentuk pemberian penguatan kepada peserta didik dalam proses
pembelajaran. Pujian atau respons positif guru terhadap kegiatan peserta didik yang positif
akan membuat peserta didik merasa merasa senang karena dianggap mempunyai kemampuan.
Tujuan memberi penguatan ini adalah untuk meningkatkan perhatian dan membangkitkan
semangat belajar siswa, memudahkan siswa memahami pembelajaran, mengontrol dan
memodifikasi tingkah laku siswa serta merangsang munculnya perilaku yang positif,
menumbuhkan percaya diri pada diri siswa, serta memelihara iklim kelas yang kondusif.
Menurut Barnawi dan Muhammad Arifin (2012: 208) penguatan adalah respon positif dalam
pembelajaran yang diberikan guru terhadap perilaku peserta didik yang positif dengan tujuan
mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut. Penguatan merupakan respon terhadap
suatu tingkah laku yang sengaja diberikan agar tingkah laku tersebut dapat terulang kembali.
Penguatan yang diberikan oleh guru merupakan hal yang sangat peting bagi peserta didik.
Hasibuan (2008:58) menyatakan bahwa siswa membutuhkan penguatan dalam belajar karena
penguatan merupakan penghargaan yang dapat menimbulkan dorongan dan semangat dalam
belajar. Jika dijabarkan fungsi penguatan ialah untuk memberikan ganjaran kepada siswa
sehingga siswa akan berbesar hati dan meningkatkan partisipasinya dalam setiap proses
pembelajaran. Dengan demikian penguatan atau reinforcement merupakan salah satu bentuk
respon positif tenaga pendidik dalam proses pembelajaran terhadap perilaku peserta didik
dengan tujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan perilaku positif peserta didik
tersebut.

B. Komponen Keterampilan Memberi Keuntungan


Dalam proses belajar-mengajar perlu komponen yang tepat dalam pemberian penguatan. Hal
ini harus disesuakan dengan jenjang pendidikan, usia, kemampuan per individu, dan latar
belakang peserta didik. Terdapat beberapa komponen dalam pemberian penguatan yaitu:
1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal merupakan penguatan yang diungkapkan atau diutarakan dengan
menggunakan kata-kata pujian. Kata-kata pujian yang disampaikan tenaga pendidik kepada
peserta didik dapat membangkitkan semangat peserta didik, sedikit apapun kata yang
disampaikan. Kata-kata pujian biasanya dapat berupa benar, bagus, tepat, dan lain-lain.
Tidak hanya berupa kata, pujian juga dapat berupa kalimat, misalnya kamu mengerjakan
dengan sangat baik.

2. Penguatan Non-verbal
Penguatan non-verbal berbeda dengan penguatan verbal, penguatan non-verbal dapat
berupa pendekatan, gerak isyarat, sentuhan dan sebagainya. Berikut macam-macam
penguatan non-verbal:
a. Penguatan gestural
Penguatan ini sangat erat kaitannya dengan pemberian penguatan verbal. Ucapan yang
diberikan guru terhadap respon perilaku siswa dapat dilakukan dengan mimik wajah
yang cerah, mengangguk, acungan, tepuk tangan, acungan jempol, dan sebagainya.
Semua gerakan ini merupakan bentuk pemberian penguatan gestural. Tenaga pendidik
dapat mengembangkan sendiri, sesuai dengan kebiasaan yang berlaku sehingga dapat
menimbulkan interaksi guru dan siswa yang baik, dan saling menguntungkan.
b. Penguatan mendekati
Mendekati merupakan bentuk respon tertarik terhadap suatu objek. Perhatian guru
kepada siswa, meunjukkan bahwa guru tertarik. Guru dapat menghampiri siswa dengan
berdiri samping, maupun berjalan dekat siswa. Peserta didik yang didekati guru akan
menimbulkan kesan diperhatikan. Penguatan ini sangat menunjang untuk memperkuat
penguatan verbal.
c. Penguatan sentuhan
Penguatan ini sangat erat kaitannya dengan penguatan mendekati. Penguatan sentuhan
dapat dilakukan bila guru secara fisik menyentuh siswa. Penguatan ini dapat dilakukan
dengan cara mengusap kepalanya, berjabat tangan, menepuk bahu, dan sebagainya.
Bentuk respon ini ditunjukkan untuk penghargaan penampilan, atau kerja peserta didik.
Namun perlu diperhatikan umur, kenis kelamin, latar belangan dan budaya untuk
pemberian penguatan sentuhan.
d. Penguatan tanda
Simbol atau tanda merupakan bagian dari realitas yang berfungsi sebagai bentuk
komunikasi yang memiliki makna. Penguatan dalam bentuk simbol atau tanda dapat
ditujukan kepada siswa sebagai bentuk penghargaan, dapat berupa komentar tertulis,
sertifikat, mendali, stiker, gambar, prangko, dan sebagainya.
e. Penguatan dengan kegiatan menyenangkan
Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi oleh siswa
sebagai penguatan. Misalnya seorang siswa yang menunjukkan kemajuan dalam
pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin paduan suara di sekolahnya.
f. Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru hendaknya tidak
langsung menyalahkan siswa.
Dalam keadaan seperti ini guru sebaiknya menggunakan atau memberikan penguatan
tak penuh (partial). Misalnya, bila seorang siswa hanya memberikan jawaban sebagian
benar, sebaiknya guru mengatakan “Ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu
disempurnakan,” sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak
seluruhnya salah, dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakan.

C. Cara Penggunaan
Respon positif berupa penghargaan yang diberikan tenaga pendidik kepada peserta didik, pada
umumnya merupakan bentuk pemberian penguatan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
dalam melakukan pemberian penguatan, yaitu:

1. Penguatan kepada pribadi tertentu


Penguatan kepada pribadi tertentu jelas diberikan kepada salah satu peserta didik, dengan cara
menyebutkan namanya ataupun ditunjuk secara langsung dan spesifik.

2. Penguatan kepada kelompok belajar


Tugas-tugas yang diberikan kepada kelompok belajar tentu akan dilaksanakan. Kelompok
belajar yang telah menyelesaikan tugas dengan baik harus diberi penguatan atau apresiasi
untuk meningkatkan semangat belajar dan meningkatkan kemampuannya. Penguatan tidak
hanya diberikan karena hasil belajar saja, tetapi perlu juga diberikan karena kerjasama tim yang
baik, semangat belajar, keakraban, komunikasi satu sama lain dan sebagainya.

3. Pemberian penguatan dengan cara segera


Penguatan dengan cara segera merupakan pemberian penguatan yang dilakukan dengan cara
sesegera mungkin, setelah muncul respon peserta didik yang di harapkan. Sebaiknya pemberian
penguatan ini jangan ditunda, karena akan menimbulkan kesan kepada peserta didik bahwa
guru kurang peduli, dan cenderung akan kurang efektif.

4. Variasi dalam penggunaannya


Dalam melakukan proses pembelajaran , guru hendaknya memberikan variasi dalam pemberian
penguatan, tidak terbatas pada satu jenis saja. Kurangnya variasi dlam pemberian penguatan
akan menimbulkan kebosanan dan tidak akan efektif lagi.

D. Prinsip Pengunaan
Dalam pemberian penguatan perlu diperhatikan beberapa prinsip penggunaannya:
1. Kehangatan
Cara bersikap tenaga pendidik yang baik dapat mengubah suasana menjadi hangat, baik
dengan senyuman, suara, maupun mimik. Kehangatan akan menumbuhkan hubungan yang
saling mempercayai antara guru dan siswa sehingga pemberian penguatan yang dilakukan
guru dapat diterima dengan positif oleh peserta didik. Seperti halnya dalam pemberian
semangat, semangat tentu saja tidak mampu diberikan oleh orang yang kurang atau tidak
semangat. Aktivitas ini akan mengakibatkan pemberian semangat kurang tepat sasaran dan
pemberian semangat tidak ada kesan kehangatannya. Karena kehangatan yang ditampilkan
oleh guru akan berdampak positif secara psikologis terhadap siswa. Kehangatan tersebut
dapat mencairkan suasana yang kaku, dan tegang menjadi kondusif.

2. Antusiasme
Antusiasme merupakan suatu bentuk minat yang besar terhadap sesuatu. Penguatan yang
antusias akan menimbulkan kesan sungguhsungguh di hadapan peserta didik sehingga
dapat meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik.

3. Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan tenaga pendidik akan sangat bermakna bagi peserta didik.
Peserta didik akan lebih percaya diri, merasa dihargai, diperhatikan, merasa terpuji atau
tersanjung. Perasaan-perasaan ini akan berdampak pada mental peserta didik. Mereka akan
jauh lebih berani mengemukakan pendapat, meningkatkan rasa ingin tahu, dan lebih
percaya diri.

4. Menghindari penggunaan respon yang negatif


Respon negatif baik berupa teguran dan hukuman harus dihindari oleh tenaga pendidik.
Kadangkala saat siswa belum tepat dalam menyampaikan pendapatnya, seorang guru harus
berusaha memberi tanggapan yang positif terhadap siswa tersebut, tidak langsung
menyalahkan atau menghakimi siswa tersebut dihadapan temantemannya. Respon negatif
ini akan menimbulkan suasana yang tidak kondusif di dalam kelas. Dan dapat berdampak
pada siswa-siswa lainnya, perasaan yang semula tenang akan menjadi tertekan, takut,
cemas yang menghantui mereka. Siswa yang menerima perlakuan tersebut akan semakin
mundur, malu dengan guru dan temantemannya, dinilai tidak mampu, dan berbagai
perasaan lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya guru harus menghindari pemberian respon
negatif terhadap siswa.

BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Keterampilan mengajar sangat penting untuk calon guru ketika melaksanakan tugasnya dikelas.
Keterampilan memberi penguatan merupakan bentuk respon positif guru dalam proses
pembelajaran terhadap perilaku peserta didik dengan tujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan perilaku positif peserta didik tersebut. Komponen dalam pemberian penguatan
terdiri dari penguatan verbal dan non-verbal, komponen penggunaan non-verbal terdiri dari
penguatan gestural, penguatan mendekati, penguatan sentuhan, dan penguatan tanda. Cara
penggunaan penguatan bisa dilakukan secara segera, personal, kelompok, dan dapat dilakukan
variasi dalam penggunaannya. Dalam pemberian penguatan perlu diperhatikan beberapa
prinsip yaitu kehangatan, antuasiasme, kebermaknaan, dan hindari penggunaan respon negatif.
DAFTAR PUSTAKA

Aini, H., Suandi, N., & Nurjaya, G. 2017. Pemberian penguatan (reinforcement ) verbal dan
nonverbal guru dalam pembelajaran bahasa indonesia di kelas viii mtsn seririt. e - Journal
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 7 (2). DOI: 10.23887/jjpbs.v7i2.12410
Barnawi., & Mohammad, Arifin. 2012. Etika dan Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Hakim, N., Yudiyanto, Hakiki, P.R.L., & Soleha, S. (2020). Analisis keterampilan dasar mengajar
mahasiswa tadris biologi. JPBIO (Jurnal Pendidikan Biologi), 5 (1), 56-63. DOI:
10.31932/jpbio.v5i1.576
Hasibuan, J.J, Dip. Ed, dan Moedjiono. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sadikin, A., & Hakim, N. (2019). Buku Ajar Berbantuan Model Pembelajaran Everyone is A
Teacher Here: Upaya Meningkatkan Keterampilan Dasar
Mengajar Calon Guru Biologi. Assimilation: Indonesian Journal of Biology Education, 2(2), 47-51.
https://doi.org/10.17509/aijbe.v2i2.19249
Sadikin, A., & Hakim, N. 2017. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Biologi.
Jambi: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi.

Anda mungkin juga menyukai