SOP Pelayanan TB Saat Pandemi COVID-19 (Fix-Revisi)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

PELAYANAN TB SAAT PANDEMI COVID-19

No. Dokumen : .C/SOP/PKM.KB/IV.2020

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit : 29 April 2020
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. ANWAR PAARIBU


KOTA BARAT Nip. 19760729 200701 1 016

1. Pengertian Pelayanan TB saat Pandemi COVID-19 adalah  adalah pemeliharaan atau


peningkatan status kesehatan melalui usaha-usaha pencegahan, diagnosis, terapi,
pemulihan, atau penyembuhan penyakit, cedera, serta gangguan fisik dan mental
lainnya dengan memperhatikan pencegahan dan pengendalian infeksi selama
pandemic COVID-19 di lingkungan Puskesmas Kota Barat.
2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk
Penanganan Covid 19 di Puskesmas Kota Barat.
3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Kota Barat No. /2020 , tentang
Pelayanan TB saat Pandemi COVID-19
4. Referensi 1. Permenkes Nomor 27 Tahun 2017, tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. SE Dirjen P2P Kementerian Kesehatan RI Nomor : PM.01.02/1/840/2020, tentang
Keberlangsungan Pelayanan Tuberkulosis/TBC Selama Masa Pandemi COVID-
19, 23 Maret 2020
3. Pedoman Standar Penggunaan APD untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia,
Gugus Tugas Percepatan COVID-19, Maret 2020
5. Prosedur DOTS :
1. Petugas kesehatan menghimbau semua pasien TB untuk tetap tinggal di rumah,
menjaga social distancing dan menghindari tempat tempat yang dikunjungi
banyak orang.
2. Petugas farmasi memberikan OAT ke pasien TB SO (Sensitif Obat) pada fase
intensif (awal) dengan interval 14 – 28 hari.
3. Petugas farmasi memberikan OAT ke pasien TB SO (Sensitif Obat) pada fase
lanjutan dengan interval 28 – 56 hari.
4. Petugas farmasi memberikan OAT ke pasien TB RO (Resisten Obat) pada fase
intensif (awal) dengan interval tiap 7 hari.
5. Petugas farmasi memberikan OAT ke pasien TB RO (Resisten Obat) pada fase
lanjutan dengan frekuensi tiap 14 – 28 hari dengan memperkuat PMO dan
menggunakan modalitas teknologi digital dalam memantau pengobatan.
6. Petugas farmasi memberikan informasi terkait efek samping dan tanda-tanda
bahaya yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan jika kondisi tersebut
muncul kepada pasien dan keluarganya.
7. Petugas kesehatan memberikan saran kepada pasien TB yang masih batuk agar
tetap memakai masker baik di rumah maupun saat keluar rumah, dan disarankan
untuk memiliki ruang tidur yang terpisah dengan anggota keluarga lainnya
STANDAR PENGGUNAAN APD
No. Dokumen : .C/SOP/PKM.KB/IV.2020
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 29 April 2020
Halaman : 2/2

PUSKESMAS dr. ANWAR PAARIBU


KOTA BARAT Nip. 19760729 200701 1 016

8. Petugas farmasi memastikan setiap pasien TB harus mempunyai 2 nomor telepon


yang bisa dihubungi yaitu nomor pasien dan nomer Pengawas Minum Obat
(PMO).
9. Petugas farmasi memberikan nomor telepon kepada pasien dan keluarganya untuk
memberikan akses apabila terjadi kejadian efek samping obat atau kondisi lain
yang memerlukan bantuan medis dan penyesuaian pengobatan (pindah / pergi
jarak jauh).
TPT :
1. Petugas farmasi memberikan Terapi Pencegahan TB (TPT) 2 bulan sekali kepada
anggota keluarga kontak serumah penderita BTA+ dengan kewajiban lapor
perkembangan ke petugas farmasi melalui telefon atau sarana komunikasi lain
minimal setiap bulan sekali.
2. Petugas farmasi menyampaikan kepada pasien atau keluarga untuk proaktif
menghubungi petugas farmasi jika ada keluhan atau efek samping obat.
6. Bagan Alir -
7. Hal yang Perlu - (DOTS) Interval pemberian OAT bisa diperpendek dengan melihat kondisi pasien.
Diperhatikan - (TPT) Interval pemberian bisa diperpendek dengan melihat paduan TPT yang
diberikan.
8. Distribusi -
9. Unit Terkait 1. Unit Layanan RUKO ‘SAHABAT SUDIRMAN”
2.
10. Dokumen Terkait -

11. Rekaman Historis

No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.


.

Anda mungkin juga menyukai