Z Laporan Aktualisasi Ilham Habib
Z Laporan Aktualisasi Ilham Habib
Z Laporan Aktualisasi Ilham Habib
JUDUL:
OPTIMALISASI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK OLEH PERAWAT
DALAM MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN
DIRUANG ISOLASI RSU BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Oleh :
ILHAM HABIB, AMK
NDH. 24
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh :
ILHAM HABIB, AMK
NIP: 199006212019031007
COACH, MENTOR,
II
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh :
ILHAM HABIB, AMK
NIP: 199006212019031007
Telah diterima dan diperbaiki sesuai masukan Penguji, Coach dan Mentor Pada Seminar/
Evaluasi Laporan Aktualisasi yang diselenggarakan pada tanggal 18 Juni 2021.
Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
SYAHRUDDIN NURDIN,SE
Pembina Utama Muda Gol. IV/c
NIP. 196606211990121001
III
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini dengan judul “optimalisasi pelaksanaan
komunikasi terapeutik oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan diruang isolasi rsu
bahteramas provinsi sulawesi tenggara” tepat pada waktunya. Laporan aktualisasi ini saya
buat sebagai salah satu syarat kelulusan pelatihan dasar CPNS golongan II angkatan XIX
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Saya menyadari bahwa banyak pihak yang turut membantu dan memberikan
bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan rancangan aktualisasi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Syahruddin Nurdin, SE, selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Bapak dr. H. Hasmudin,Sp. B, M.P.H., selaku Direktur RSU Bahteramas,
3. Bapak Mulyanto Nur, S.Kep, Ns., M.Kes., selaku Mentor dan Kepala Ruangan Isolasi di
RSU Bahteramas,
4. Bapak Amalul Syahid,M. Si, selaku Coach yang selalu memberikan bimbingan terbaik,
5. Seluruh Widiyaiswara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Lingkup Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara yang telah memberikan ilmunya,
6. Kedua Orang tua, Istri , Anak-anak, Teman-Teman Peserta Latsar dan Panitia Latsar
CPNS Golongan II Angkatan XIX di BPSDM yang selalu mendukung, mendoakan dan
memberikan lingkungan pelatihan yang kondusif dan menyenangkan bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan
laporan aktualisasi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan
agar dapat berkarya lebih baik lagi di masa yang akan datang. Semoga laporan aktualisasi ini
dapat bermanfaat bagi saya, satuan kerja, pasien dan banyak pihak di masa yang akan datang.
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Tujuan...................................................................................................... 3
1.3 Manfaat.................................................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup ....................................................................................... 4
1.5 Waktu dan Tempat................................................................................... 4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................. 43
4.1 Saran........................................................................................................ 43
V
DAFTAR TABEL
VI
DAFTAR GAMBAR
VII
BAB I
PENDAHULUAN
VIII
pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan
peningkatan kesehatan dan lain-lain.
Perawat adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan (UU kesehatan No. 23 tahun 1992). ASN Perawat adalah
Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan keperawatan pada
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (rumah sakit/ puskesmas) baik secara mandiri maupun
bekerjasama dengan anggota kesehatan lainnya. Pelayanan keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual
komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik
sehat maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia.
Salah satu tugas dan fungsi perawat berdasarkan PERMENPAN RB Nomor 35
Tahun 2019 adalah melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi terencanakan yang terjadi antara
perawat dan klien secara langsung atau tatap muka dengan tujuan untuk menyelesaikan
masalah dan membantu proses penyembuhan klien (Depkes RI, 1997; Indrawati, 2003).
Asuhan keperawatan yang akan dilaksanakan kepada pasien akan efektif apabila
komunikasi terapeutik terjalin dengan baik. Pada saat perawat melaksanakan asuhan
keperawatan sering sekali perawat lupa melakukan langkah-langkah komunikasi
terapeutik seperti memperkenalkan diri, menjelaskan diangnosa dan tindakan yang akan
dilakukan kepada klien serta manfaat dari tindakan yang akan dilakukan sehingga tidak
ada keterbukaan antara pasien dan perawat yang bisa menimbulkan rasa saling tidak
percaya antara perawat dan klien, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas
layanan yang dirasakan oleh klien.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto, 1994).
Di era new normal seperti sekarang ini, dimana wabah Covid-19 terus
meningkat, komunikasi terapeutik sangat penting dilakukan perawat agar terjalin
hubungan keterbukaan antara perawat dan klien terkait keluhan yang dialami klien
karena banyak kasus Covid-19 yang dialami petugas kesehatan termasuk perawat
disebabkan oleh tidak terbukanya klien terhadap keluhan yang dialaminya.
IX
Berdasarkan pengalaman penulis selama masa percobaan sebagai CPNS yang
ditempatkan di ruang Isolasi RSU Bahteramas selama kurang lebih 2 tahun, penulis
melihat langkah-langkah komunikasi terapeutik (memperkenalkan diri, menjelaskan
diagnosa dan tindakan yang akan dilakukan serta manfaat dari tindakan) dalam
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien sering dilupakan, sehingga sangat
berpengaruh terhadap efektifitas tindakan yang akan dilakukan dan berpengaruh terhadap
tingkat kepuasan klien terhadap pelayanan yang diberikan. Atas dasar inilah peserta
tertarik menyusun laporan aktualisasi “Optimalisasi pelaksanaan komunikasi terapeutik
oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan di ruang Isolasi RSU
Bahteramas”. Tentunya penulis mengharapkan setelah diadakannya aktualisasi,
komunikasi terapeutik benar-benar dapat dioptimalkan dalam setiap pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai dasar ASN, yakni Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam melakukan
kegiatan pelayanan publik sesuai dengan tugas dan fungsi perawat.
2. Tujuan Khusus
Optimalnya pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan di ruang Isolasi RSU Bahteramas guna meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan.
1.3 Manfaat
1. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, membentuk sikap dan pelilaku
sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan pelayanan publik
berdasarkan tugas dan fungsi sebagai seorang perawat.
2. Bagi Unit Kerja
Menguatkan visi dan misi rumah sakit sehingga dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang prima kepada semua lapisan masyarakat secara cepat, bermutu dengan
dilandasi etika profesi dan ketulusan hati dengan cara mengoptimalkan pelaksanaan
X
komunikasi terapeutik oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan di ruang
isolasi RSU Bahteramas.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai penerima layanan akan terintegrasi asuhan keperawatan secara
profesional oleh perawat sehingga meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat
terhadap kualitas layanan yang diperoleh.
XI
BAB II
Secara geografis, wilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas berada
pada posisi sebagai berikut :
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kantor Pengadilan Agama
b) Sebelah Timur berbatasan dengan Balai Pertanian Prov. Sultra
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan perumahan penduduk
XII
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kantor Polsek Baruga
2.1.2. Visi dan Misi RSUD Bahteramas
1. Visi
Rumah Sakit Rujukan Pilihan di Indonesia Timur Tahun 2023
2. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu yang
mengutamakan keselamatan pasien
2) Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkualitas
dan berdaya saing
3) Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit berbasis teknologi
terkini
4) Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan pegawai
5) Mewujudkan suasana rumah sakit yang asri, nyaman, komuikatif dan
informatif
2.1.3. Nilai - Nilai Organisasi
1. Empati terhadap pasien
Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi pasien. Untuk itu
setiap pegawai RSU Provinsi Sulawesi Tenggara dalam menangani pasien harus
bertekad bahwa: “keselamatan, kesembuhan dan kepuasan pasien adalah
kebahagiaan kami”.
2. Keterbukaan dan Transparansi
Dengan keterbukaan diharapkan pemberian informasi secara terbuka
serta membuka diri pula terhadap kritik. Kritik harus dilihat sebagai suatu
partisipasi untuk perbaikan. Selain itu perlu adanya transparansi yaitu
diketahuinya oleh banyak pihak (yang berkepentingan) mengenai perumusan
kebijaksanaan yang sudah ditetapkan.
3. Akuntabilitas
Dengan akuntabilitas diharapkan kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berwenang meminta pertanggung jawaban.
4. Azas Kekeluargaan
XIII
Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada bekerja sendiri-
sendiri apalagi dalam bekerjasama berdasarkan persahabatan yang saling
menghormati serta saling menghargai. Dengan azas kekeluargaan juga
diharapkan agar dalam berinteraksi senantiasa berprilaku santun, rendah hati,
serta memberikan kesejukan bagi orang lain.
5. Bermental Pemenang (Play To Win)
Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bermental pemenang. Tidak ada
hal yang tidak dapat diperbaiki, oleh karena itu hari ini harus lebih baik dari
kemarin dan hari besok harus lebih baik dari hari ini.
6. Berjiwa entrepreneur
Semua unsur-unsur pimpinan RSU Provinsi Sulawesi Tenggara harus
berjiwa entrepreneurs yaitu rela mengotori tangan, tahu memberikan
pendelegasian, tapi sering turun langsung kebawah.
2.1.4. Struktur Organisasi
Ga
mbar 2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas
XIV
penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya
peningkatatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai fungsi, yaitu:
a. Menyelenggarakan pelayanan medik
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik
c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
e. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan
f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, dan
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
XV
13) Melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik.
14) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan
pada tahap pre/ intra/ post operasi.
15) Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan paliatif.
16) Memberikan dukungan/ fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/
berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan.
17) Melakukan perawatan luka.
18) Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan
N
Unit Kerja Jumlah (Orang)
O
Staf Medik Fungsional: Dokter Spesialis +
1 67
Dokter Umum + Dokter Gigi
2 Keperawatan dan Kebidanan 457
3 Farmasi 57
4 Laboratorium 25
5 Radiologi 17
6 Gizi 51
7 Binatu 15
8 Pemulasaran Jenazah 7
9 Rehabilitasi Medik 10
10 CSSD 10
11 Rekam Medik 47
12 IPSRS 19
13 Sanitasi 7
14 Gas Medik 4
15 PA 1
16 Manajemen 165
XVI
Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya
sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap PNS
maka perlu di ketahui indikator-indikator dari kelima kata tersebut, yaitu:
2.2.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Adapun indikator dari
nilai akuntabilitas adalah:
1. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
2. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/ institusi.
3. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab
juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda maupun orang.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan
melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan
XVII
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus
disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang
dimiliki.
8. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
9. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir (LAN, 2015).
2.2.2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit (chauvinisme) adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa (LAN, 2015).
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
XVIII
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
XIX
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
XX
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
XXII
mencapai tujuan. Efisiensi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia untuk mencapai tujuan.
3. Inovasi: Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan hasil pemikiran
baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik
yang berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4. Adaptasi: dapat diartikan bagaimana pegawai mengadaptasi dari program atau
organisasi lain untuk optimalisasi mutu organisasinya.
5. Pelayanan sepenuh hati: dapat diartikan bagaimana pegawai memberikan
pelayanan sepenuh hati kepada pelanggan.
6. Perbaikan berkelanjutan: dapat diartikan bagaimana pegawai/ organisasi
melakukan suatu perbaikan setelah melihat situasi dan kondisi yang ada di unit
kerjanya.
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas diri seseorang.Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa
menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur
dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain,
sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
XXIII
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak
mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial
tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar
tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk
membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja
secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip
kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan
terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang
mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baikakan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini
maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya optimalisasi kualitas hasil kerjanya
demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan
daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan
sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan
keringat.
XXIV
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya
dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-
lebihan.Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan
utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.Ia sadar
bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani
berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak
kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untukmendapatkan lebih
dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia
juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya.
XXV
d) keterpaduan;
e) delegasi;
f) netralitas;
g) akuntabilitas;
h) efektif dan efisien;
i) keterbukaan;
j) non diskriminatif;
k) persatuan;
l) kesetaraan;
m) keadilan;
n) kesejahteraan.
XXVI
2. Union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak;
3. Merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru (LAN, 2017).
a) Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi hasilnya.
b) Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut
c) Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan
jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan
layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d) Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan
identitas warga negara.
e) Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
XXVII
ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
f) Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
g) Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau
dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h) Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada
masyarakat luas melalui media publik.
i) Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
Kondisi
NO Uraian tugas Kondisi saat ini Identifikasi isu
diharapkan
1. Memantau Timbang terima Timbang terima Belum optimalnya
perkembangan keadaan pasien keadaan pasien timbang terima
pasien sesuai dan berkas rekam dan berkas rekam keadaan pasien dan
dengan medis pasien di medis pasien di berkas rekam medis
kondisinya ruang Isolasi RSU ruang Isolasi RSU pasien di ruang
(melakukan Bahteramas masih Bahteramas Isolasi RSU
pemeriksaan rendah meningkat Bahteramas
fisik, mengamati
keadaan pasien)
pada individu
dalam rangka
upaya preventif;
2. Melakukan Perawat tidak Perawat Belum optimalnya
komunikasi melakukan melakukan komunikasi
terapeutik dalam komunikasi komunikasi terapeutik oleh
pemberian terapeutik kepada terapeutik kepada perawat dalam
asuhan pasien (perkenalan pasien (perkenalan pemberian asuhan
keperawatan; diri, jelaskan diri, jelaskan keperawatan di ruang
penyakit, tindakan penyakit, tindakan Isolasi RSU
yang akan yang akan Bahteramas
dilakukan dan dilakukan dan
manfaat tindakan) manfaat tindakan)
3 Melakukan Pencatatan Pencatatan Belum optimalnya
dokumentasi tindakan tindakan pencatatan tindakan
pelaksanaan keperawatan pada keperawatan keprawatan pada
tidakan berkas rekam pada berkas berkas rekam medis
keperawatan medis pasien rekam medis pasien di ruang
tidak lengkap pasien lengkap Isolasi RSU
Bahteramas
4 Memfasilitasi Pelepasan APD Pelepasan APD Belum optimalnya
XXIX
penggunaan alat- tidak dilakukan dilakukan sesuai pelepasan Alat
alat
sesuai SOP SOP Pelindung Diri
pengamanan/
pelindung fisik (APD) diruang
pada pasien
Isolasi RSU
untuk mencegah
resiko cedera Bahteramas
pada individu
dalam rangka
upaya preventif.
Dari kriteria yang telah dijelaskan diatas maka isu-isu tersebut dapat dianalisis
sebagai berikut:
Table 2.4 Analisis Isu Berdasarkan AKPK
1. Belum optimalnya timbang terima keadaan pasien dan berkas rekam medis
pasien diruang isolasi RSU Bahteramas.
2. Belum optimalnya komunikasi Terapeutik oleh perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien diruang isolasi RSU Bahteramas.
3. Belum optimalnya pencatatan tindakan keperawatan pada berkas rekam medis
diruang isolasi RSU Bahteramas.
Dalam proses penetapan isu yang berkualitas dan aktual, sebaiknya
menggunakan kemampuan berpikir kritis yang ditandai dengan penggunaan alat
bantu penetapan prioritas isu. Salah satu alat bantu penetapan prioritas isu adalah
menggunakan kriteria USG (Urgency, Seriousness, Growth), seperti tabel berikut:
Tabel 2.5 Analisis Isu Berdasarkan USG
Parameter
No Identifikasi isu Total Peringkat
U S G
Belum optimalnya timbang
terima keadaan pasien dan
1 4 5 5 14 II
berkas rekam medis pasien di
ruang Isolasi RSU Bahteramas
Belum optimalnya komunikasi
terapeutik oleh perawat dalam
2 pemberian asuhan keperawatan 5 5 5 15 I
kepada pasien di ruang Isolasi
RSU Bahteramas
Belum optimalnya pencatatan
tindakan keperawatan pada
3 4 4 5 13 III
berkas rekam medis pasien di
ruang Isolasi RSU Bahteramas
XXXII
Keterangan :
U (Urgency) : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindak lanjuti.
S (Seriousness) : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
G (Growth) : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Skala Likert 1-5 : 5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 =
sangat kecil
Isu-isu yang telah diidentifikasi dan dianalisis dengan metode AKPK dan USG
kemudian ditetapkan yang akan diangkat menjadi isu utama. Berdasarkan prioritas
penilaian yang ada dalam metode USG, maka diperoleh satu isu yaitu “Belum
optimalnya komunikasi terapeutik oleh perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan diruang isolasi RSU Bahteramas” dan selanjutnya akan menjadi dasar
dari kegiatan untuk menyelesaikan isu tersebut yang akan dilakukan selama
habituasi dan dihubungkan dengan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA).
XXXIV
2.4 Deskripsi/ Penjelasan Kegiatan
Tabel 2.6
Tabel Rancangan Kegiatan
KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT/ KETERKAITAN SUBTANSI
NO KEGIATAN TERHADAP VISI MISI NILAI
KEGIATAN HASIL MATA PELATIHAN
ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Mengggalan 1. Menyiapkan 1. Tersedianya a. Menyiapkan segala sesuatu Kegiatan menggalang Akuntabilitas, asas
g dukungan bahan bahan yang dibutuhkan sebelum dukungan untuk mencapai kekeluargaan,
konsultasi sebelum konsultasi dengan mentor kesepakatan bersama untuk bermental pemenang.
kepada menghadap merupakan bentuk tanggung menerapkan komunikasi
mentor mentor jawab peserta (nilai terapeutik demi
(termasuk akuntabilitas) terwujudnya pelayanan
kontrak b. Dalam berkonsultasi peserta yang berkualitas sesuai
waktu) menggunakan bahasa yang dengan visi RSU
sopan (Nilai Nasionalisme) Bahteramas sebagai
c. Saat berkonsultasi peserta Rumah Sakit rujukan
berperilaku sopan dan santun pilihan di indonesia timur
(Nilai Etika Publik) tahun 2023.
d. Menyiapkan segala sesuatu
yang dibutuhkan sebelum
Kegiatan ini mendukung
konsultasi dengan mentor
(Nilai komitmen mutu) Misi RSU Bahteramas
e. Menyiapkan segala sesuatu yaitu:
yang dibutuhkan sebelum a. Menyelenggarakan
konsultasi dengan mentor pelayanan kesehatan
adalah bentuk kemandirian paripurna dan bermutu
peserta (Nilai Anti Korupsi) yang mengutamakan
35
2. Melakukan 2. Terwujudnya a. Saat berkonsultasi dengan keselamatan pasien
konsultasi kesepakatan mentor peserta menggunakan
kepada dengan bahasa yang santun (Nilai
mentor mentor Nasionalime)
b. Saat berkonsultasi dengan
mentor, saya berperilaku
sopan (Nilai Etika Publik)
c. Melakukan sosialisasi kepada
mentor merupakan tanggung
jawab sebagai perancang
aktualisasi (Nilai
Akuntabilitas)
d. Konsultasi dengan mentor
terkait penerapan komunikasi
terapeutik demi perbaikan
kualitas layanan (nilai
komitmen mutu)
e. Konsultasi dengan mentor
harus sesuai waktu perjanjian
atau disiplin (nilai anti
korupsi)
36
c. Dalam melakukan pencatatan
peserta menunjukkan sikap
integritas (nilai
akuntabilitas)
d. Pencatatan hasil konsultasi
santun terhadap mentor (nilai
nasionalisme)
e. Disiplin waktu dalam
pencatatan dan pengumpulan
hasil konsultasi (nilai anti
korupsi)
Keterkaitan dengan kedudukan dan peran ASN
Kegiatan menggalang dukungan untuk mencapai kesepakatan bersama adalah bentuk keterpaduan dan merupakan bagian dari Manajemen ASN
Analisis dampak
Perkiraan hambatan: Mentor izin bertugas karena melaksanakan i’tikaf dimasjid pada 10 hari terakhir dibulan Ramadhan
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana: tidak adanya dukungan untuk untuk mencapai kesepakatan bersama akan menghambat inisiasi dari
pelaksanaan sosialisasi mengenai komunikasi terapeutik
Alternatif solusi: konsultasi melalui aplikasi WhatsApp atau telfon dan didokumentasikan dalam bentuk screen shoot atau rekaman suara
2. Melakukan 1. Menyiapkan 1. Tersedianya a. Mempersipakan daftar hadir, Kegiatan sosialisasi tentang Keterbukaan dan
sosialisasi bahan bahan alat dan bahan yang pentingnya komunikasi transparansi,
sosialisasi dan sosialisasi dan dibutuhkan serta ruangan terapeutik dan langkah- akuntabilitas, asas
tentang
waktu waktu, tempat untuk kegiatan merupakan langkah komunikasi kekeluargaan,
pentingnya pelaksanaan akan bentuk tanggung jawab terapeutik memberikan
berjiwa
komunikasi serta tempat dilakukannya peserta (nilai akuntabilitas) kontribusi terhadap visi
enterpreneur,
sosialisasi sosialisasi b. Mempersipakan daftar hadir, RSU Bahteramas sebagai
terapeutik bermental pemenang
alat dan bahan serta ruangan Rumah Sakit rujukan
dalam kegiatan sosialisasi ini pilihan di indonesia timur
agar kegiatan dapat tahun 2023.
berlangsung dengan efektif
Kegiatan ini mendukung
37
dan efisien (Nilai Komitmen misi RSU Bahteramas
Mutu) yaitu:
c. Semua bahan yang saya a. Menyelenggarakan
siapkan menggunakan bahasa pendidikan, pelatihan
yang santun (Nilai dan penelitian yang
Nasionalisme) berkualitas dan berdaya
d. Pada saat kontrak waktu saing
kapan dilakukannya
sosialisasi, saya menghargai
keputusan teman-teman
sejawat terkait kesiapan
mereka (nilai etika publik)
e. Kontrak waktu dan tempat
sebelum diadakan sosialisasi
agar ada kejelasan waktu dan
tempat pelaksanaan sosialisasi
(nilai anti korupsi)
38
publik)
d. Tidak menunda-nunda waktu
kegiatan sosialisasi (nilai anti
korupsi)
e. Saat sosialisasi memanfaatkan
waktu se-efisien dan se-efektif
mungkin (komitmen mutu)
3. Mentor
3. Melaporkan menerima dan a. Laporan hasil kegiatan
hasil kegiatan mengapresiasi merupakan tanggung jawab
sosialisasi kegiatan yang sebagai pelaksana kegiatan
kepada dilakukan (Nilai Akuntabilitas)
mentor b. Saat melaporkan hasil
kegiatan saya menggunakan
bahasa yang santun (Nilai
Nasionalisme)
c. Saat melaporkan hasil
kegiatan saya berperilaku
sopan dan santun (Nilai
Etika)
d. Saat melaporkan hasil
kegiatan saya menggunakan
waktu se-efisien mungkin
(komitmen mutu)
e. Laporan hasil kegiatan
merupakan hasil kerja keras
dari peserta (anti korupsi)
Keterkaitan dengan kedudukan dan peran ASN
Kegiatan sosialisasi adalah bentuk dari partisipatif kita dalam membawa perbaikan didalam unit kerja kita yang merupakan bagian dari Pelayanan
Publik
39
Analisi dampak
Perkiraan hambatan: Tidak semua rekan sejawat dapat hadir ditempat karena ada yang melaksanakan tugas
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana: Sosialisasi tidak terlaksana ke semua rekan sejawat
Alternatif solusi: Sosialisasi melalui aplikasi WhatsApp atau aplikasi Zoom
3. Menggalang 1. Melakukan 1. Mentor a. Konsultasi kepada mentor Melaksanakan komunikasi Akuntabilitas,
komitmen konsultasi menyetujui adalah bentuk tanggung jawab terapeutik dalam setiap keterbukaan dan
dengan komitmen saya dalam menyelesaikan
bersama melukukan asuhan transparansi, asas
mentor terkait bersama tugas (Nilai Akuntabilitas)
terkait komitmen b. Pada saat berkonsultasi keperawatan berkontribusi kekeluargaan,
pelaksanaan yang akan kepada mentor, saya dalam penguatan visi RSU bermental pemenang
disepakati menggunakan bahasa yang
komunikasi Bahteramas sebagai
santun (Nilai Nasionalime)
terapeutik c. Pada saat berkonsultasi Rumah Sakit rujukan
dalam kepada mentor, saya
pilihan di indonesia timur
berperikaku sopan dan santun
memberi
(Nilai Etika) tahun 2023.
asuhan d. Konsultasi kepada mentor Kegiatan ini mendukung
keperawatan untuk meningkatkan mutu
misi RSU Bahteramas
pelayanan (komitmen mutu)
yaitu:
e. Saat berkonsultasi dengan
mentor saya menunjukkan a. Sumber daya manusia
sikap peduli dengan yang berkompeten,
peningkatan pelayanan (anti
profesional dan
korupsi)
berpengalaman
40
sejawat berkomitmen b. Membuat surat edaran
komitmen bersama untuk
peningkatan mutu pelayanan
(Nilai komitmen mutu)
c. Terbuka menerima masukan
teman sejawat terkait
komitmen yang akan
dilakukan (nilai etika)
d. Hormat-menghormati diantara
rekan sejawat (nilai
nasionalisme)
e. Jujur, disiplin dan peduli
dalam membuat kesepakatan
surat pernyataan komitmen
bersama (nilai anti korupsi)
41
pernyataan komitmen bersama
(nilai anti korupsi)
42
Analisis dampak
Perkiraan hambatan: Tidak semua rekan sejawat bisa berkomitmen bersama
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana: Standar pelaksanaan komunikasi terapeutik tidak optimal
Alternatif Solusi: Melakukan diskusi terkait komunikasi terapeutik dengan kelompok dinas masing-masing untuk meyakinkan rekan sejawat agar
mau ikut berkomitmen
4. Mengimplem 1. Melakukan 1. Teman a. Melakukan asuhan Melaksanakan komunikasi Keterbukaan dan
entasikan komunikasi sejawat keperawatan merupakan terapeutik dalam setiap transparansi,
komunikasi terapeutik melakukan tanggung jawab perawat (nilai akuntabilitas,
setiap komunikasi akuntabilitas) melukukan asuhan
terapeutik bermental pemenang
dalam melakukan terapeutik b. Saat melakukakan komunikasi keperawatan berkontribusi
memberi asuhan setiap pada pasien menggunakan
dalam penguatan visi RSU
asuhan keperawatan melakukan bahasa yang santun (nilai
keperawatan
asuhan nasionalisme) Bahteramas sebagai
keperawatan c. Saat melakukan komunikasi
harus bersikap sopan (nilai
Rumah Sakit rujukan
etika publik) pilihan di indonesia timur
d. Melakukan komunikasi
terapeutikyang efektif , tahun 2023.
responsif dan efisien (nilai Kegiatan ini mendukung
komitmen mutu) misi RSU Bahteramas
e. Peduli, sederhana dan adil
yaitu:
dalam melakukan komunikasi
a. Menyelenggarakan
terapeutik (nilai anti korupsi)
pelayanan kesehatan
paripurna dan bermutu
yang mengutamakan
keselamatan pasien.
2. Memonitoring 2. Setiap a. Monitoring dan evaluasi
dan melakukan
merupakan tanggung jawab
43
mengevaluasi asuhan saya kepada mentor terkait
pelaksanaan keperawatan pelaksanaan komunikasi
komunikasi rekan sejawat terapeutik (nilai
terapeutik melakukan akuntabilitas)
dalam komunikasi b. Pelaksanaan monitoring dan
memberi terapeutik evaluasi dilakukan secara
asuhan efektif dan efisien (nilai
komitemen mutu)
c. Dalam melaksanakan
monitoring dan evaluasi
berperilaku ramah dan sopan
(nilai etika)
d. Saat memonitoring dan
mengevaluasi rekan sejawat,
saya bersikap jujur dan adil
sesuai dengan apa yang
dilakukan oleh rekan sejawat
(nilai anti korupsi)
e. Saat memonitoring dan
mengevaluasi rekan sejawat,
saya bersikap amanah , peduli,
tidak diskriminatif dan
menghargai persamaan derajat
(nilai nasionalisme)
44
b. Pada saat melaporkan hasil
evaluasi, penulis bersikap
ramah dan sopan (Etika
Publik)
c. Membuat laporan hasil
evaluasi dengan jujur dan adil
(nilai anti korupsi)
d. Pelaporan hasil evaluasi
mengedepankan nilai-nilai
integritas, mengutamakan
kepentingan umum dan
bijaksana (nilai
nasionalisme)
e. Membuat laporan hasil
evaluasi dengan dilandasi
nilai-nilai efektif, efisien,
responsif dan bermutu (nilai
komitmen mutu)
Analisis dampak
Perkiraan hambatan: Pasien tidak mengerti bahasa Indonesia
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana: Kurangnya kepercayaan pasien kepada perawat
Alternatif solusi: Melibatkan keluarga pasien untuk membantu berkomunikasi
45
2.5 Estimasi Biaya Kegiatan
Tabel 2.7 Estimasi Biaya
NO Bahan/Kegiatan Jumlah Harga
1 Alat Tulis 2 Pcs Rp. 5.000
2 Tinta Print 2 box Rp. 70.0000
3 Kertas A4 2 Rim Rp. 100.000
Total Rp. 175.000
Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi membutuhkan dana sekitar Rp. 175.000
(Seratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) yang bersumber dari peserta dan pihak lain yang
sifatnya tidak mengikat . Perlu diketahui bahwa ini hanya perkiraan awal adapun saat
dilapangan penggunaan dana melebihi/ kurang dari yang telah ditetapkan, maka akan
dilakukan pelaporan secepatnya.
46
2.6 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Tabel 2.8 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Bulan/ Minggu ke-
BuktiPelaporan
No RencanaKegiatan Mei Juni
26 27 28 29 30
26 27 28 29 30
40
Bulan/ Minggu ke-
BuktiPelaporan
No RencanaKegiatan Mei Juni
26 27 28 29 30
4 Mengimplementasikan dan 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 1. Lembar konsultasi
mengevaluasi komunikasi 2. Laporan aktualisasi
7 8 9 10 11 12
terapeutik dalam memberi 14 15 16 17 18 19 3. Foto kegiatan
asuhan keperawatan 13 14
20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
Keterangan :
: Pelaksanaan kegiatan
41
42
2.7 Indikator Keberhasilan
a. Menunda-nunda pekerjaan
b. Malas dalam bekerja
c. Terdapat kesalahan dalam melakukan kegiatan
42
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
43
2 Membuat kesepakatan
dengan rekan sejawat Tidak ada Tidak ada
3 Membuat Surat
Pernyataan komitmen Tidak ada Tidak ada
bersama
4 Penandatanganan Surat
Pernyataan Komitmen Tidak ada Tidak ada
Bersama
4 Mengimplementasikan komunikasi terapeutik dalam memberi asuhan keperawatan
1 Melakukan komunikasi
terapeutik setiap
melakukan asuhan Tidak ada Tidak ada
keperawatan
2 Memonitoring dan
mengevaluasi
pelaksanaan
komunikasi terapeutik Tidak ada Tidak ada
dalam memberikan
asuhan keperawatan
3 Melaporkan hasil
monitoring dan evaluasi
Tidak ada Tidak ada
kepada mentor
44
kegiatan
2 Melakukan sosialisasi 29 Mei - Sosialisasi Terlaksana
tentang pentingnya 2021- 4 Juni telah terlaksana sesuai rencana
komunikasi terapeutik 2021 secara
langsung
3 Menggalang 4 – 10 Juni Mentor dan rekan Terlaksana
komitmen bersama 2021 sejawat sepakat sesuai rencana
terkait pelaksanaan untuk berkomitmen
komunikasi terapeutik
dalam memberi
asuhan keperawatan
BAB IV
PENUTUP
45
4.1 Kesimpulan
Rancangan kegiatan aktualisasi ini disusun untuk diaktualisasikan dan
dihabituasi diruang Isolasi RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara dimana
kegiatan-kegiatan pada rancangan aktualisasi ini dilakukan untuk meningkatkan
kedisiplinan perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik diruang Isolasi
RSU Bahteramas yang saat ini masih tergolong belum optimal. Rancangan
aktualisasi ini merupakan salah satu cara untuk mewujudkan nilai-nilai dasar
profesi PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) yang diperoleh penulis selama kegiatan
Latsar CPNS Golongan II Angkatan XIX.
Kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilakukan selama 30 hari kerja (08
Mei 2021 sampai 14 Juni 2021), yaitu melakukan konsultasi dengan kepala
ruangan isolasi untuk menyosialisasikan dan mengimplementasikan bentuk
komunikasi terapeutik oleh perawat kepada pasien sehingga membantu pasien
dalam perawatannya diruang isolasi.
4.2 Saran
Kegiatan LATSAR untuk ASN harus tetap dipertahankan agar dapat
membentuk ASN yang memahami dan dapat menjalankan nilai-nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi)
dalam tugas keseharian yang dilaksanakan di unit kerja masing-masing.
46
DAFTAR PUSTAKA
PERMENPAN RB No. 35 Tahun 2019 Pasal 8 Tentang Uraian Tugas. Uraian Tugas
Perawat Terampil Sesuai Jenjang Jabatan
Presiden RI, 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Presiden RI
Tim Penyusun Modul Akuntabilitas. 2015. Akuntabilitas. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Etika Publik. 2015. Etika Publik. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Komisi Pemberantasan Korupsi. 2014. Mata Diklat Anti
Korupsi. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Komitmen Mutu. 2015. Komitmen Mutu. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Nasionalisme. 2015. Nasionalisme. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Pelayan Publik. 2017. Pelayan Publik. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Whole Of Goverment. 2017. Whole Of Goverment. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Manajemen Aparatur Sipil Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil
Negara. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
47