Bab 2 Sistem Pertanian

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Limbah Peternakan


Agar usaha pengelolaan limbah ternak dapat dilakukan dengan benar dan
mampu memberikan kontribusi terhadap nilai tambah pendapatan, maka
masyarakat perlu memahami terlebih dahulu pengertian dasar dan batasan limbah
ternak itu sendiri. Secara khusus pengertian pokok dari limbah (waste) termasuk
limbah ternak yang ada di lingkungan saat ini, yaitu:

a. Limbah merupakan seluruh bahan/material buangan sisa dari suatu proses


atau kegiatan, artinya sebelumnya merupakan bagian dari bahan yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan.
b. Limbah merupakan seluruh hasil bahan/material dari suatu proses atau
kegiatan, artinya tidak mungkin dihasilkan limbah tanpa adanya proses
atau kegiatan tersebut.
c. Limbah merupakan seluruh bahan.material yang sudah tidak digunakan
lagi dalam proses atau kegiatan tersebut dan bila diinginkan untuk
digunakan lagi maka harus diperbaiki atau digunakan untuk
proses/kegiatan membutuhkan. jenis lain yang jenis
d. Limbah merupakan seluruh bahan/material yang tidak memiliki atau
rendah nilai ekonominya, artinya apabila bahan tersebut digunakan lagi
untuk proses/kegiatan yang serupa tidak akan memberikan keuntungan.

Limbah peternakan dan pertanian dapat digolongkan ke dalam tiga


golongan khusus yaitu: limbah padat, limbah cair dan limbah gas (dalam jumlah
kecil). Berdasarkan pemahaman tersebut maka dapat dijelaskan bahwa:

1. Limbah cair adalah bahan/material limbah yang dapat mengalir bebas


(free-flowing) melalui saluran drainase.
2. Limbah padat adalah bahan/material limbah yang tidak dikeluarkan atau
dibuang melalui cerobong atau saluran drainase atau tidak dapat mengalir
dengan sempurna.
3. Limbah gas adalah gas yang dihasilkan akibat proses pembusukan ataupun
fermentasi dari limbah ternak padat maupun cair.
4. Limbah hasil sampingan peternakan merupakan limbah yang dihasilkan
dari proses pemotongan RPH dan RPA maupun hasil proses pengolahan
produk peternakan.

Dari penjelasan di atas maka secara sfesifik, limbah ternak (animal waste)
diartikan sebagai seluruh hasil limbah ternak/hewan yang mengandung zat kimia
berupa sampah bahan padat, cair dan gas yang dapat menimbulkan polusi serta
menganggu kesehatan. Sebagian besar juga mengatakan bahwa limbah adalah
limbah yang sama sekali tidak berguna dan harus dibuang, namun jika
pembuangan dilakukan secara terus-menerus maka akan menimbulkan
penumpukan dan ganguan lingkungan. Limbah ternak juga diartikan sisa buangan
dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah
potong hewan, pengolahan produk ternak, dan sebagainya. Limbah tersebut
meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses, urin, sisa makanan, embrio,
kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dan lain-lain
(Sihombing, 2000). Semakin berkembangnya usaha peternakan, limbah yang
dihasilkan semakin meningkat.

2.2 Limbah Organik dan Limbah An-organik

Limbah dapat digolongkan menjadi dua jenis macam limbah berdasarkan


kandungannya, yaitu:

a. Limbah organik
Limbah ternak termasuk limbah organik yang mudah terurai
menjadi partikel-partikel yang bermanfaat untuk lingkungan, Limbah
ternak merupakan seluruh sisa buangan dari suatu kegiatan usaha
petemakan, seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan,
pengolahan produk ternak, dan sebagainya dapat berupa limbah padat dan
limbah cair, seperti feses, urin, sisa makanan dan sebagainya.
b. Limbah an-organik
Limbah an-organik merupakan limbah yang berasal dari limbah
pabrik dan perusahaan-perusahaan yang bergerak pada bidang
pertambangan. Sumber daya alam yang tidak mampu untuk diuraikan
menjadi partikel-partikel berguna inilah yang dikatakan limbah anorganik.
Limbah industri anorganik yang tidak dapat diuaraikan ini akan berbahaya
bagi kesehatan dan menjadi sampah yang tidak berguna bagi manusia
maupun disekitar lingkungan. Limbah an-organik dihasilkan oleh
perusahaan perumahan, kelembagaan, komersial, industri rumah tangga,
limbah cair dari toilet, usaha peternakan dan sebagainya yang dibuang
melalui saluran pembuangan. Limbah an-organik juga mencakup limbah
cair dari industri dan perdagangan. Pemisahan dan pengeringan limbah
rumah tangga menjadi grey water dan black water menjadi lebih umum di
negara maju.

2.3 Analisi
2.4
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, A., Basuki, E., Prarudiyanto, A., & Cicilia, S. 2019. Diversifikasi
produk olahan daging ayam. Jurnal Ilmiah Abdi Mas TPB Unram, 1(1),
63-69.

Anonim. Sempolan. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sempolan. Diakses pada 11


Desember 2022.

Astiti, Ni Made Ayu G.R., Rukmini, Ni K.S., & Rejeki, I Gusti Ayu D.S. 2017.
Teknologi Pengolahan dan Pengemasan Produk Hasil Peternakan.
Denpasar: Penerbit Universitas Warmadewa.

Demedia, Tim. 2010. Sajian Lezat dari Daging Ayam & Bebek. Jakarta: Demedia
Pusat.

Dewi, Imelda Alfiana Palupi. 2021. Kandungan Gizi, Sejarah, dan Cara Membuat
Sempol.
https://www.rumahmesin.com/cara-membuat-sempol/#Sejarah_Sempol.
Diakses pada 11 Desember 2022.

Firmansyah, M. Anang & Roosmawarni, Anita. 2019. KEWIRAUSAHAAN


(Dasar dan Konsep). Surabaya.

Gultom, J. A., Napitupulu, A., Silitonga, M., & Sinurat, W. 2022. STUDI
KELAYAKAN PENGOLAHAN JAGUNG MENJADI GULA-JAGUNG
DI KABUPATEN DAIRI. ATDS SAINTECH JOURNAL OF
ENGINEERING, 3(1), 50-58.

Nugroho, A. Y., & Mas' ud, A. A. 2021. Proyeksi BEP, RC Ratio dan R/l Ratio
Terhadap Kelayakan Usaha (Studi Kasus pada Usaha Taoge di Desa
Wonoagung, Tirtoyudo, Kabupaten Malang). Journal Koperasi dan
Manajemen, 2(01), 26-37.
Pamungkas, M. R., & Rahayu, Sri. 2020. Kelayakan Usaha Budidaya Ayam
Petelur (Analisis Biaya Manfaat dan BEP Pada UD KR Farm,
Cilacap). Jurnal Social Economic of Agriculture, 9(1), 40-49.

Pewarta, Redaksi. 2022. Sejarah Asal-usul Sempol Malang, Siapa yang


Menciptakan Pertama kali?. https://www.pewarta.co.id/2022/07/sejarah-
asal-usul-sempol-malang-siapa-yang-menciptakan.html. Diakses pada 11
Desember 2022.

Puspitasari, A., & Hartanto, B. W. 2018. PRODUK MAKANAN ALTERNATIF


ANAK JENIS SAMPEL DENGAN BESI SEBAGAI SUMBER
TAMBAHAN BESI BAGI ANAK. Jurnal Teknik Lingkungan , 18 (2).

Putra, A. E. P, & Murtiningsih, T. 2022.  Pengolahan dan Pemanfaatan Buah


Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) menjadi Selai di Kabupaten Muara
Enim. Jurnal Renungan Agribisnis , 8 (02), 30-35.

Simanjuntak, M. C. 2018. Analisis usaha ternak ayam broiler di peternakan ayam


selama satu kali masa produksi. Jurnal FAPERTANAK: Jurnal Pertanian
dan Peternakan, 3(1), 60-81.

Anda mungkin juga menyukai