Analisis Kesalahan Morfologi Pada Tuturan Siswasmp

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Volume : 9 Nomor: 2, Agustus 2019

P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGI PADA TUTURAN


SISWA SMP N 3 BANJAR

Mila Sintia, I Nyoman Sudiana, I Gede Nurjaya

Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail : {[email protected], [email protected],


[email protected]}@undiksha.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan afiksasi, bentuk
kesalahan reduplikasi, dan bentuk kesalahan pemajemukan pada tuturan siswa kelas VII
SMP Negeri 3 Banjar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif
kualitatif dengan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Banjar sebagai subyek penelitian. Objek
penelitian ini adalah kesalahan morfologi pada tuturan siswa. Data dikumpulkan dengan
metode perekaman. Analisis data dilakukan dengan cara pentranskripan data,
pengartuan data, pereduksian data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terjadi bentuk kesalahan afiksasi sebanyak 62, kesalahan
reduplikasi sebanyak 46, dan tidak terjadi kesalahan pemajemukan kata.

Kata-kata kunci : kesalahan, morfologi, tuturan.

ABSTRACT

The aims of this study are to describe the form of affixation error, the form of reduplication
error, and the form of compounding error in the speech of seventh grade students in SMP
Negeri 3 Banjar. This study used a descriptive qualitative research design. Meanwhile,
the subject of the study is seventh-grade students in SMP Negeri 3 Banjar. The object of
this research is morphological errors in students’ speech. Data was collected through the
recording method. Data analysis was done by transcribing data, decoding data, reducing
data, presenting data, and drawing conclusions. The results of this study showed that
there were 62 from of affixation errors, 46 of reduplication errors, and there is no
compounding error.

Key Words: error, morphology, speech.

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 204


Volume : 9 Nomor: 2, Agustus 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

PENDAHULUAN Peneliti memilih menggunakan SMP


Morfologi menjadi penting dalam Negeri 3 Banjar sebagai tempat penelitian
pembelajaran bahasa Indonesia karena karena beberapa pertimbangan. Yang
memiliki peran penting dalam pembentukan pertama adalah siswa di sekolah tersebut
morfem dan kata sebagai dasar dominan berasal dari Desa Bali Aga.
pembentukan frase, klausa, kalimat, Seperti yang diketahui, Desa Bali Aga
paragraf, serta wacana. Dalam arti luas adalah Desa Adat. Bahasa daerah
morfologi merupakan satu sistem dari suatu masyarakatnya sangat terkenal kental.
bahasa, sehingga struktur kata yang Kemungkinan besar, siswa masih
senantiasa membentuk kalimat-kalimat terpengaruh dengan bahasa -bahasa adat
tentu mengalami perubahan- perubahan yang mereka gunakan di rumah. Kedua,
sesuai dengan jenis kata atau makna yang dipilihnya kelas VII sebagai subyek
dikehendaki oleh penutur atau penelitian karena siswa kelas VII
penulisnya. Dengan demikian morfologi merupakan siswa baru yang
mempunyai keleluasaaan dalam proses memungkinkan masih sangat terpengaruh
pembentukan morfem dan kata, baik oleh bahasa ibu yang digunakan ketika
dalam morfem bebas maupun morfem berinteraksi dengan keluarga dan teman-
terikat (Rohmadi, 2009: 3). temannya di sekolah. Ketiga, jumlah siswa
di SMP Negeri 3 Banjar sangat banyak
Analisis kesalahan berbahasa dalam sehingga peneliti akan mudah untuk
bidang morfologi dimaksudkan untuk memeroleh data.
mengidentifikasi kesalahan. Khususnya
kesalahan dalam bidang pembentukan kata Adapun tujuan penelitian ini adalah
menjadi sebuah kalimat yang baik. Kalimat untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan
yang baik dapat memunculkan pemikiran afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan
yang baik pula oleh si pendengar dan si kata pada tuturan siswa di SMP Negeri 3
penyampai pun tidak perlu menjelaskan Banjar.
apa yang disampaikannya.
METODE PENELITIAN
Penelitian dalam bentuk kesalahan
berbahasa memang sudah banyak Tercapai tidaknya tujuan penelitian,
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. sangat bergantung pada metode yang
Ada yang meneliti tuturan dalam bentuk digunakan. Metode penelitian yang
lisan, namun tidak sedikit pula yang meneliti digunakan dalam penelitian ini mencakup
kesalahan tuturan dalam bentuk tulis. (1) rancangan penelitian, (2) lokasi
Namun yang meneliti khusus pada tataran penelitian, (3) subyek dan objek penelitian,
morfologi sangatlah sedikit. Oleh karena itu, (4) metode dan instrumen pengumpulan
pada kesempatan ini peneliti akan meneliti data, dan (5) teknik analisis data.
kesalahan tuturan siswa dalam bentuk lisan Rancangan penelitian yang digunakan
yang dianalisis menggunakan kajian dalam penelitian ini adalah rancangan
morfologi. Morfologi menurut Badudu deskriptif kualitatif. Rancangan penelitian
(1976:15) adalah “ilmu bahasa yang deskriptif ini dipilih karena mampu
membicarakan morfem dan bagaimana menggambarkan secara keseluruhan
morfem itu dibentuk menjadi sebuah kata”. deskripsi kesalahan morfologi pada tuturan
Kaitannya dengan keperluan analisis siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah
kesalahan berbahasa dalam bidang siswa kelas VII SMP Negeri 3 Banjar.
morfologi, menurut Badudu (1982) dan Objek dalam penelitian ini analisis
Tarigan& Sulistyaningsih (dalam Slamet, kesalahan morfologi pada tuturan siswa.
2014:2) mengemukakan bahwa kesalahan
berbahasa di bidang morfem terbagi atas Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri
tiga kelompok yaitu kesalahan afiksasi, 3 Banjar. Dalam pengumpulan data
kesalahan reduplikasi, dan kesalahan penelitian, peneliti menggunakan metode
pemajemukan. perekamandengan strategi bola salju

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 205


Volume : 9 Nomor: 2, Agustus 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

(snowball). Metode perekaman ini Bentuk Kesalahan Afiksasi pada


digunakan untuk memudahkan peneliti Tuturan Siswa Kelas VII SMP Negeri 3
dalam mengumpulkan data yang berupa Banjar dan Pembahasannya
kesalahan tuturan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung. Dalam Berdasarkan hasil pengamatan,
sampling snowball, identifikasi awal dimulai peneliti menemukan 62 kesalahan tuturan
dari seseorang atau kasus yang masuk siswa di SMP Negeri 3 Banjar dari belas
dalam kriteria penelitian. Kemudian bentuk kesalahan afiksasi. Bentuk
mengumpulkan data secara berulang-ulang kesalahan afiksasi tersebut yaitu, (1)
sampai dirasa data yang dicarisudah cukup. penghilangan prefiks me-, (2) kesalahan
simulfiks, (3) penghilangan prefiks ter-, (4) )
Instrumen yang digunakan penghilangan prefiks ber-, (5)
dalampenelitian ini adalah alat bantu penghilangan prefiks se-, (6) penambahan
berupa handphon dan mencatat hasil prefiks se-, (7) penghilangan prefiks per-,
temuan selama mencari data di dalam (8) penghilangan prefiks di-, (9)
kelas. Hasil temuan data yang berupa ketidaktepatan penggunaan prefiks di- ,
kesalahan tuturan siswa tersebut kemudian (10) kesalahan penggunaan sufiks (11)
dianalisis menggunakan teknik analisis data kesalahan penggunaan konfiks, dan (12)
sebagai berikut. Pertama, data yang berupa kesalahan penggunaan imbuhan gabung.
hasil rekaman kesalahan tuturan siswa Adapun kesalahan-kesalahan tersebut
ditranskripsikan melalui pencatatan. bervariasi. Berikut merupakan kutipan
Selanjutnya, data tersebut dimasukan ke tuturan siswa yang mengandung kesalahan
dalam kartu data. Setelah itu, data-data afiksasi.
tersebut dipilah-pilah kembali untuk
menyaring data yang hanya diperlukan Penghilangan Prefiks me-. Kesalahan
dalam penelitian. Langkah berikutnya afiksasi yang ditemukan dalam tuturan
adalah penyajian data. Pada tahap ini, data siswa adalah penghilangan prefiks me-.
mengenai kesalahan tuturan siswa kelas VII Berikut tuturannya. (1) Kemarin Komang
di SMP Negeri 3 Banjar dalam konteks tidak jadi bawa buku kerumah saya. (01
pembelajaran akan dipaparkan sesuai (VII-1)). Kata yang bercetak tebal pada
dengan metode pengumpulan data yang tuturan di atas merupakan kesalahan
telah dilakukan yakni metode perekaman. pembentukan afiksasi, yaitu penghilangan
Setelah semua data sudah selesai prefiks me-. Kata bawa seharusnya
dianalisis, langkah terakhir adalah mendapat prefiks me- sehingga menjadi
penarikan simpulan. Pada tahap ini kata membawa. Hal ini dikarenakan kata
haruslah menjawab permasalahn mengenai bawa merupakan golongan kata kerja.
bentuk kesalahan tuturan pada afiksasi, Adapun seharusnya tuturan tersebut
reduplikasi, dan pemajemukan kata. diperbaiki sebagai berikut. (1a) Kemarin
Komang tidak jadi membawa buku ke
rumah saya. Selain tuturan diatas,
HASIL PENELITIAN DAN penghilangan prefiks me- ditemukan pada
PEMABAHASAN delapan tuturan lainnya. (2) Kamu jadi
Dalam penelitian ini, data keseluruhan siapa? (3) Wih, Senja bapaknya bangun
yang didapat sebanyak 108 kesalahan dari rumah, rumah baru dia buk. (4) Kelompok
70 siswa yang melakukan kesalahan dua yang mulai. (5) Bapakku juga ikut
tuturan. Secara rinci, jumlah kesalahan nabung di koperasi. (6) Saya juga sempat
afiksasi sebanyak 62 data kesalahan rasakan itu buk. (7) Si Arnita ke sekolah
reduplikasi sebanyak 46 data,dan hanya pamerkan sepatu baru. Huuuu (8)
kesalahan pemajemukan kata (komposisi) Bukankah kelinci-kelinci itu make’ bando?
0. Penyajian pembahasan dirangkaikan
dengan hasil peneltian. Kedelapan tuturan di atas juga
mengalami kesalahan afiksasi yaitu
penghilangan prefiks me- sama seperti

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 206


Volume : 9 Nomor: 2, Agustus 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

kesalahan yang terdapat pada data (01). Penghilangan Prefiks ter-. Kesalahan
Adapun perbaikan dari kalimat-kalimat afiksasi selanjutnya adalah penghilangan
tersebut adalah sebagai berikut. (2a) Kamu prefiks ter-. Fungsi dari awalan ini adalah
menjadi siapa?. (3a) Wih, Senja bapaknya untuk membentuk kata sifat atau kata kerja
membangun rumah baru dia Buk. (4a) pasif. Terdapat enam kesalahan
Kelompok dua yang memulai. (5a) penghilangan prefiks ter- pada tuturan
Bapakku juga ikut menabung di koperasi. siswa kelas VII SMP Negeri 3 Banjar.
(6a) Saya juga sempat merasakan itu, Buk. Berikut adalah tuturan tersebut. (1) Ketawa
(7a) Si Arnita ke sekolah hanya saja kamu, Dek. (2) Buk, baju Nyoman
memamerkan sepatu baru. Huuuu… (8a) kena tinta. (3) Kalau aku biasa datang
Bukankah kelinci-kelinci itu memakai pagi. (4) Ada sih artis yang lahir dengan
bando? gagap seperti Ajis. Siapa itu namanya? (5)
Serigala merasa haru melihat
Kesalahan Simulfiks. Terdapat sebelas kedekatan Cici dan sahabatnya. (6)
kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Bukunya sudah kebakar dan aku tidak
Berikut tuturan-tuturan yang mengandung tahu.
kesalahan. (1) Bu, Komang nyontek. (2)
Sekarang baru ngerti saya, Buk. (3) Tuturan-tuturan di atas mengandung
Sewaktu Gunung Agung meletus, keluarga kesalahan afiksasi dalam penghilangan
saya sampai ngungsi ke Denpasar, Buk. prefiks ter-. Pada kalimat 1 misalnya. Kata
(4) Iya Buk, tadi kami sudah nyapu tapi ketawa seharusnya diucapkan tertawa.
masih kotor. (5) Ih bajunya dipakai ngelap. Sehinggan perbaikannya adalah sebagai
(6) Jangan ngintip PR saya. (7) Eh coba berikut. (1a) Tertawa saja kamu, Dek.
perhatikan orang sedang marah pasti Begitupun dengan tuturan-tuturan lainnya
ngelus dada. (8) Baru dipukul sedikit saja yang memiliki kesalahan yang sama seperti
sudah nangis. Cengeng! (9) Saya suka data nomor (1). (2a) Buk, baju Nyoman
ngambar hewan soalnya , Yan. (10) Saat terkena tinta. (3a) Kalau aku terbiasa
itu tupai sedang nyisir bulunya, Buk. (11) datang pagi. (4a) Ada sih artis yang terlahir
Permisi Buk, mau nyari Yuni. Pada kalimat dengan gagap seperti Ajis. Siapa itu
(1), kata nyontek berasal dari kata sontek namanya? (5a) Serigala merasa terharu
yang diberi afiks berupa prefiks me-. Kata melihat kedekatan Cici dan sahabatnya.
sontek apabila diberi prefiks me- menjadi (6a) bukunya sudah terbakar dan aku tidak
menyontek. Perbaikan tuturan tersebut tahu.
adalah: (1a) Bu, Komang menyontek.
Penghilangan Prefiks ber-. Kesalahan
Kesalahan serupa juga terjadi pada tuturan lainnya yaitu penghilangan prefiks
sepuluh tuturan lainnya. Oleh karena itu, ber. Terdapat sepuluh kesalahan pada
adapun perbaikan tuturan-tuturan tersebut tuturan siswa. Berikut adalah tuturan-
adalah sebagai berikut. (2a) Sekarang baru tuturan yang salah. (1) Saya sudah pernah
mengerti saya, Buk. (3a) Sewaktu Gunung keliling lapangan 3 kali Buk, masak lagi?
Agung meletus, keluarga saya sampai (2) Buk Suryani jualan obat Tiens juga ya?
mengungsi ke Denpasar, Buk. (4a) Iya (3) Saya sih niat untuk bertanya Bu, tapi
Bu, tadi kami sudah menyapu tapi masih tidak tahu ingin bertanya apa. (4) Dasar!
kotor. (5a) Ih bajunya dipakai mengelap. Kamu sekolah tidak modal. (5) Dia tadi
(6a) Jangan mengintip PR saya. (7a) Eh masuk BK karena kelahi dengan kelas
coba perhatikan orang sedang marah pasti VII8. (6) Pokoknya Dhani yang bakat di
mengelus dada. (8a) Baru dipukul sedikit bidang menggombal. (7) Kalau kamu
saja sudah menangis. Cengeng! (9a) mendapat kalimat langsung, berarti kita
Saya suka menggambar hewan soalnya, beda pembahasan. (8) Jangan
Yan. (10a) Saat itu tupai sedang menyisir mengganggu Eka! Dia sedang konsentrasi
bulunya, buk. (11a) Permisi Buk, mau nyari untuk lomba. (9) Katanya tadi mau renang
Yuni. di Mumbul, jadi? (10) Saya harap teman-
teman bisa memakluminya.
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 207
Volume : 9 Nomor: 2, Agustus 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

Pembentukan kata-kata seperti “saya dan keluarga sudah pernah ke sana,


keliling, jualan, niat, modal, kelahi, bakat, Buk.”
beda, konsentrasi, renang, dan harap
merupakan kesalahan yang ada pada Penghilangan prefiks per-. Kesalahan
tuturan siswa. Adapun perbaikan tuturan- afiksasi berikutnya adalah penghilangan
tuturan tersebut adalah sebagai berikut. (1) prefiks per-. Terdapat dua tuturan yang
Saya sudah pernah berkeliling lapangan 3 mengandung kesalahan tersebut. Berikut
kali buk, masak lagi? (2) Buk Suryani tuturannya.(1) Sekarang sekolah sudah
berjualan obat Tiens juga ya? (3) Saya sih diketatkan, Buk. Tidak boleh
berniat untuk bertanya bu, tapi tidak tahu menggunakan kaos kaki pendek. (2) Cepat
ingin bertanya apa (4) Dasar! Kamu mencatat! Sudah mau istirahat nih. Pada
sekolah tidak bermodal. (5) Dia tadi tuturan data (1) kata diketatkan
masuk BK karena berkelahi dengan kelas seharusnya diubah menjadi “diperketat”
VII8. (6) Pokoknya Dhani yang berbakat di begitupun halnya dengan data (2). Kata
bidang menggombal. (7) Kalau kamu cepat seharusnya diubah menjadi
mendapat kalimat langsung, berarti kita percepat. Prefiks per - berfungsi untuk
berbeda pembahasan. (8) Jangan membentuk kata kerja. Makna yang
mengganggu Eka! Dia sedang diperoleh dari prefiks per- tersebut adalah
berkonsentrasi untuk lomba. (9) Katanya membuat sesuatu lebih. Oleh karena itu,
tadi mau berenang di Mumbul, jadi? (10) perbaikan dari kalimat tersebut adalah: (1a)
Saya berharap teman-teman bisa Sekarang sekolah sudah diperketat, Buk.
memakluminya. Tidak boleh menggunakan kaos kaki
pendek. (2a) Percepat mencatat! Sudah
Penghilangan Prefiks se-. dan mau istirahat nih.
Penambahan Prefiks se-. Penghilangan
prefix se- dan penambahan prefiks se- juga Penghilangan Prefiks di- dan
terdapat pada kesalahan tuturan siswa Ketidaktepatan Penggunaan Prefiks di-.
kelas VII tersebut. Adapun kesalahan Terdapat kesalahan afiksasi yang berupa
penghilangan prefiks se- hanya satu tuturan penghilangan prefix di- dan ketidaktepatan
yang berbunyi “Waktu Senja ke kamar penggunaan prefiks di pada tuturan siswa.
mandi, saya juga keluar kelas, Buk ” Terjadi Terdapat dua kesalahan saja dalam tuturan
penghilangan prefiks se-. Prefiks se- perlu tersebut. Dua tuturan tersebut yaitu: (1)
ditambahkan pada kata waktu agar kata “Kapan kumpulin tugasnya, Buk?” Akar
tersebut berfungsi sebagai adverbia dari kata kumpulin adalah kumpul.
sehingga kata tersebut menjadi sewaktu. Seharusnya ditambahkan prefiks di pada
Oleh sebab itu, maka perbaikan tuturan kata kumpul. Hal ini dikarenakan prefiks di-
tersebut adalah “sewaktu Senja ke kamar berfungsi untuk menyatakan tindakan.
mandi saya juga keluar kelas, Buk.” Oleh karena itu, perbaikan tuturn data 1
adalah sebagai berikut. (1a) “Kapan
Kesalahan penambahan prefiks se dikumpul tugasnya, Buk?.”
juga dijumpai oleh peneliti pada tuturan
siswa kelas VII SMP Negeri 3 Banjar. Kesalahan berikutnya dalah
Kesalahan tersebut terdapat dalam tuturan ketidaktepatan penggunaan prefiks di-.
yang berbunyi “Saya dan sekeluarga Adapun kesalahan tuturan yang dimaksud
sudah pernah ke sana, buk. Terjadi ialah (2) “Di bawah pohon mangga saya
penambahan prefiks se- pada kata melihat motor Pak Agus parkir.” Kata
sekeluarga. Pemakaian prefiks se- pada parkir seharusnya mendapat prefiks di-
kata sekeluarga dalam kalimat tersebut karena kata tersebut merupakan kata kerja
menyebabkan kalimat tidak berterima pasif. Untuk membentuk kata kerja pasif,
dalam bahasa Indonesia. Cukup kata parkir pada kalimat membutuhkan
menggunaan kata keluarga. Oleh karena prefiks di- sehingga kata tersebut menjadi
itu, adapun perbaikan tuturan tersebut diparkir. Dengan demikian, maka
perbaikan tuturan tersebut adalah sebagai

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 208


Volume : 9 Nomor: 2, Agustus 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

berikut: (2a) “Di bawah pohon mangga saya penambahan sufiks –i karena tanpa
melihat motor Pak Agus diparkir.” dibubuhi sufiks, kata tersebut sudah
berterima dan dapat dipahami maksudnya.
Kesalahan Penggunaan Sufiks.
Kesalahan afiksasi berikutnya adalah Adapun kesalahan lainnya adalah
Penambahan dan ketidaktepatan ketidaktepatan penggunaan sufiks –i.
penggunaan sufiks. Kesalahan tuturan yang mengandung kesalahan
penggunaaan sufiks yang ditemukan pada tersebut adalah (1) “Eh tolong isii spidol
data tuturan siswa berupa (1) kesalahan Buk Guru.” Kata isii merupakan
penambahan sufiks –an (2) penghilangan penggunaan sufiks –i yang tidak tepat.
(3) kesalahan penambahan sufiks -i (4) Seharusnya kata isii diubah menjadi isi.
ketidaktepatan penggunaan sufiks -i. Oleh karena itu, perbaikannya adalah
sebagai berikut “Eh tolong isi spidol Buk
Terdapat satu kesalahan bentuk Guru.” Tuturan yang mengandung
penambahan sufiks –an pada tuturan kesalahan sufiks –i adalah “Minggu depan
siswa. Kesalahan tersebut terdapat pada sekolah mengadai bersih-bersih. Berarti
tuturan berikut “Kalau aku pada hari liburan libur belajar ya, Buk? Kata mengadai
bermain hp saja.” Pada kata liburan, adalah bentukan kata bersufiks –i yang
seharusnya sufiks –an tidak dibubuhi. Hal salah. Kata tersebut memiliki bentuk dasar
ini dikarenakan tanpa sufiks –an pada kata mengada sehingga sufiks yang tepat
libur, sudah dapat diketahui makna atau adalah sufiks –kan. Sehingga perbaikan
maksud tuturan yaitu yang bersangkutan tuturan tersebut adalah “Minggu depan
saat itu sedang berada pada masa libur. sekolah mengadakan bersih-bersih. Berarti
Jadi, perbaikannya adalah sebagai berikut. libur belajar ya, Buk?”
“Kalau aku pada hari libur bermain hp
saja.” Kesalahan tuturan selanjutnya adalah Kesalahan Penghilangan Konfiks.
penghilangan sufiks –an. Adapun tuturan Kesalahan berikutnya yang terdapat pada
yang mengandung kesalahan tersebut tuturan siswa adalah kesalahan
adalah sebagai berikut. “Di Mek Joli penghilangan konfiks. Dari data yang ada,
bertamu hanya diberi minum.” Kata dasar ditemukan penghilangan konfiks ber –an,
minum seharusnya mendapat sufiks -an. ke –an, dan per –an. Berikut data yang
Arti kata ‘minum’ cenderung pada bentuk mengandung kesalahan tersebut. (1) Di
kata kerja dan setelah diberi sufiks -an hutan itulah awal mula mereka mekenalan.
menjadi kata benda. Berikut perbaikan (2) Tanah di dekat setra itu punya
tuturan tersebut. “Di Mek Joli bertamu pamanku tau. (3) Kapan pentas fabelnya
hanya diberi minuman.” buk? Agar tuturan dapat dimaksudkan
untuk membentuk kata kerja, maka perlu
Kesalahan penghilangn sufiks juga ditambahkan konfiks ber-an. Kata kenal
terjadi pada sufiks –kan. Berikut adalah yang merupakan bentuk dasar kata
tuturan siswa yang mengandung kesalahan mekenalan yang terdapat pada data (1)
sufiks –kan. “Aku ditertawain oleh sehingga menjadi berkenalan. Pada data
Komang” kata tertawain merupakan tuturan (2) kata punya menjadi
kesalahan dalam penggunaan sufiks -in. kepunyaan. Kemudian pada data (3)
Seharusnya akhiran yang digunakan adalah terdapat kesalahan dalam pembentukan
sufiks –kan. Sehingga perbaikannya kata pentas. Kata pentas seharusnya
adalah, “aku ditertawakan oleh diubah menjadi “pementasan”. Adapun
Komang.Selain sufiks –an, terdapat juga perbaikan dari data tuturan (1) - (3) adalah
kesalahan afiksasi berupa kesalahan sebagai berikut. (1a) Di hutan itulah awal
penambahan sufiks –i. Berikut kesalahan mula mereka berkenalan. (2a) Tanah di
tuturannya. (1) “Benar dah di rumah Buk dekat setra itu kepunyaan pamanku tau.
Mila tidur, aku ditiupi angin sepoi-sepoi” (3a) Kapan pementasan fabelnya buk?
Kata ditiupi memiliki bentuk dasar tiup.
Seharusnya tidak perlu adanya

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 209


Volume : 9 Nomor: 2, Agustus 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

Bunyi yang Luluh tidak diluluhkan. me -i. “Kemarin aku ke Singaraja menaiki
Kesalahan berikutnya yaitu kesalahan pada Bus”. Penambahan imbuhan gabung me -i
peluluhan bunyi. Bunyi yang Luluh tidak pada nomina naik justru membuat kalimat
diluluhkan. Hanya terdapat satu kesalahan menjadi tidak berterima. Perbaikannya
pada tuturan siswa mengenai peluluhan adalah “Kemarin aku ke Singaraja naik
bunyi yaitu pada kalimat “buk, mengkecam Bus. Selanjutnya terdapat kesalahan
itu apa?” Kata mengkecam berasal dari penggunaan afiks pada tuturan siswa kelas
kata dasar kecam. Fonem awal dari kata VII SMP Negeri 3 Banjar berupa
kecam yaitu /k/. Ketika kata dasar berfonem ketidaktepatan penggunaan imbuhan
awal /k/ mendapatkan awalan meN-, maka gabung di -kan. Berikut adalah data tuturan
fonem /k/ pada kata dasar seharusnya luluh yang mengandung kesalahan imbuhan
dan digantikan nasal /ng/. Sehingga kata gabung di-kan. (1) Oh tugas yang dikerjain
yang benar yaitu mengecam. Adapun di rumah Ayu itu ya? (2) Kan tadi sudah
perbaikan tuturannya yaitu “buk, dikenalin oleh Bu Suryani.
mengecam itu apa?”
Bentukan kata dikerjain dan
Kesalahan Penggunaan Imbuhan dikenalin pada tuturan di atas tidak
Gabung. Selain kesalahan penggunaan dibentuk secara benar karena kata dikerjain
konfiks, terdapat juga kesalahan imbuhan dan dikenalin tidak tergolong kata baku.
gabung pada tuturan siswa. Berikut adalah Oleh Karena itu, kata kerja dan kenal
tuturan yang mengandung kesalahan seharusnya dirangkai dengan imbuhan di-
imbuhan gabung. (1) Cici si tupai pun ...-kan sehingga menghasilkan kata
menangis ketika tahu bahwa makanannya bentukan yang tepat yaitu dikerjakan dan
hilang. (2) Kalau tidak butuh, bilang saja. dikenalkan.
(3) Gede sudah ngebayangin jadi tupai,
buk. Hahaha. (4) Ini suka sekali ngucapin Berdasarkan hasil penelitian, terdapat
kata-kata kasar! Agar sesuai dengan tata 304 kata yang mengalami proses morfologi.
bahasa Indonesia yang benar, imbuhan Dari jumlah tersebut, ditemukan 62 kata
gabung me-i seharusnya digunakan pada yang mengalami kesalahan afiksasi. Oleh
kata tahu yang terdapat dalam tuturan data karena itu, presentase kesalahan afiksasi
(1) sehingga kata tersebut menjadi dari tuturan siswa sebanyak 20,3%.
mengatahui. Selanjutnya kata pada data
(2) butuh. Kata butuh di atas merupakan Dari uraian di atas, bentuk kesalahan
bentuk kata kerja aktif. Dalam sebuah afiksasi tersebut yaitu, (1) penghilangan
kalimat, kata kerja aktif tidak bisa berdiri prefiks me-, (2) kesalahan simulfiks, (3)
sendiri, melainkan harus mendapatkan penghilangan prefiks ter-, (4) )
imbuhan. Imbuhan yang tepat untuk penghilangan prefiks ber-, (5)
melengkapai kata butuh adalah imbuhan penghilangan prefiks se-, (6) penambahan
gabungan me-kan sehingga menjadi prefiks se-, (7) penghilangan prefiks per-,
membutuhkan. Data (3) dan (4) yaitu pada (8) penghilangan prefiks di-, (9)
kata ngebayangin dan ngucapin ketidaktepatan penggunaan prefiks di- ,
seharusnnya menggunakan imbuhan (10) kesalahan penggunaan sufiks (11)
gabung me-kan juga. Sama halnya dengan kesalahan penggunaan konfiks, dan (12)
kata tahu dan butuh yang seharusnya kesalahan penggunaan imbuhan gabung.
menggunakan imbuhan gabung me-kan Kesalahan tuturan tersebut
agar menjadi kata yang baku sehingga merupakan hal wajar bagi siswa yang
menjadi membayangkan dan sedang mempelajari bahasa kedua. Mereka
mengucapkan. melakukan banyak kesalahan afiksasi. Hal
Ketidaktepatan penggunaan imbuhan ini dapat dilihat dari kecenderungan siswa
gabung me –i juga terdapat pada tuturan yang sering melakukan kesalahan
siswa. Berikut tuturan yang mengandung penghilangan prefiks. Kurangnya
kesalahan penambahan imbuhan gabung pemahaman kaidah morfologi menjadi

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 210


Volume : 9 Nomor: 2, Agustus 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

faktor utama yang melandasi terjadinya (1) sesekali-kali, (2) laki-laki, dan (3)
kesalahan-kesalahan tuturan siswa. pohon-pepohonan adalah bentuk kata
ulang yang salah. Ketiga data tersebut
Bentuk Kesalahan Reduplikasi pada seharusnya mengalami pengulangan
Tuturan Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 sebagian. Data (1) seharusnya menjadi
Banjar dan Pembahasannya sesekali, data (2) menjadi lelaki, dan data
(3) seharusnya pepohonan.
Terdapat lima (5) jenis kesalahan
reduplikasi pada tuturan siswa yaitu, (1) Kesalahan Pengulangan dengan
pengulangan seluruh, (2) pengulangan Perubahan Bunyi. Kesalahan
sebagian, (3) pengulangan akar dengan pengulangan dengan perubahan bunyi juga
perubahan bunyi, (4) pengulangan dasar terdapat dalam kesalahan tuturan siswa.
berafiks, dan (5) reduplikasi dasar nomina. Terdapat enam tuturang yang mengandung
Berikut akan dipaparkan data tuturan- kesalahan tersebut. Masing-masing
tuturan yang mengandung kesalahan kesalahan akan dianalisis sebagai berikut.
tersebut. (1) Kamu bisa diam di kursimu? Aku
perhatikan kamu balik-balik saja dari tadi.
Kesalahan Pengulangan Seluruh. (2) Siswa-siswa di sini memang sedikit
Terdapat empat tuturan siswa yang nakal, Buk. Hehe…. (3) Di rumah Cici si
mengandung kesalahan pengulangan tupai banyak dijumpai sayur-sayur, buah-
seluruh yaitu: (1) dia bersembunyi di balik buahan, dan ikan segar. (4) Menurut saya
semak saat serigala menghampiri. (2) lenggok-lenggok badan penarinya kurang
kamu kok malam meminjam buku? (3) luwes. (5) Sudah banyak kasus baju
Subuh sudah di sekolah saya, Buk. Kata dicoret-coret ya, Buk. (6) Kedip-kedip
semak pada data (1) Penggunaan kata matanya si Dani. Hahaha… Ada dua jenis
semak pada tuturan tersebut tidak tepat, perubahan bunyi yang terdapat pada
sebab kata semak membuat kalimat tuturan tersebut. Pertama yaitu perubahan
tersebut tidak berterima dan merupakan bunyi vocal dan kedua, perubahan bunyi
kata ulang semu. Oleh sebab itu konsonan (1). Kata balik-balik merupakan
seharusnya diubah menjadi semak-semak perulangan dengan variasi fonem tetapi
karena memiliki satu kesatuan makna. pengulangan fonemnya kurang tepat.
Selanjutnya pada data (2) dan (3) yaitu Tuturan balik-balik seharusnya bolak-
pada kata malam dan subuh. Bentuk kata balik karena termasuk perulangan dengan
malam dan subuh pada tuturan di atas variasi vokal. Begitu pula halnya dengan
kurang tepat. Dasar nomina, khususnya dengan data data (2) siswa-siswa
dalam bentuk akar, apabila direduplikasikan seharusnya menjadi siswa-siswi, data (4)
akan memiliki makna gramatikal ‘saat’ atau lenggok-lenggok seharusnya menjadi
‘waktu’. Dalam hal ini perulangan itu lenggak-lenggok, (5) dicoret-coret
dilakukan dengan perulangan utuh. Oleh seharusnya menjadi dicorat-coret dan data
karena itu seharusnya dituturkan malam- (6) kedip-kedip seharusnya menjadi
malam dan subuh-subuh. kedap-kedip. Berbeda dengan data di
Kesalahan Pengulangan Sebagian. atas, data (3) mengalami kesalahan pada
Kesalahan pengulangan sebagian juga bentuk bunyi konsonannya. Berikut
terdapat pada tuturan siswa SMP Negeri tuturannya. “Di rumah Cici si tupai banyak
Banjar. Terdapat tiga kesalahan tuturan dijumpai sayur-sayur, buah-buahan, dan
dalam pengulangan sebagian. Berikut akan ikan segar.’ Kata sayur-sayur di atas
ditunjukkan kesalahan-kesalahan tersebut. salah. Seharusnya kata tersebut diubah
(1) Dia hanya sesekali-kali bolos ke kantin, bunyi konsonanya. Yang diubah yaitu kata
Buk. (2) Yang laki-laki saja suruh Buk, kan keduanya. Sehingga menjadi sayur-mayur.
banyak. (3) Serigala pun melewati pohon- Adapun perbaikan kalimat tuturannya
pepohonan yang ada di dalam hutan tanpa adalah: (3a) di rumah Cici si tupai banyak
memerhatikan di sekelilingnya. Kata ulang dijumpai sayur-mayur, buah-buahan, dan
ikan segar.
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 211
Volume : 9 Nomor: 2, Agustus 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

Kesalahan Pengulangan Dasar Berafiks. Sudah bulan-bulanan belum juga mengerti


Kesalahan pengulangan berafiks kalimat langsung. (3) Saya tidak pandai
merupakan kesalahan paling banyak yang kalau berkata Buk, suruh yang lain saja.
dijumpai pada tuturan siswa. Terdapat 24 (4) Kilau-kilau gelangnya Komang seperti
kesalahan. Kesalahan-kesalahan afiks yang artis. (5) Sudah minggu-mingguan belum
digunakan beragam seperti prefiks me-, juga selesai membuat kalimat tidak
prefiks ber-, prefiks ter-, imbuhan gabung langsung. (6) Saya mekemas-kemas dulu
me-kan, konfiks ber-an, dan imbuhan Buk dari jam 5 pagi. (7) Mefoto-foto
gabung me -i. Berikut akan dianalisis bersama keluarga kan lebih baik. Prefiks
kesalahan – kesalahan tersebut. ber- memilik dua macam pengulangan akar.
Pertama, pada akar mula-mula diimbuhkan
1. Akar berprefiks me- Terdapat kesalahan prefiks ber-, lalu dilakukan sebagian dan
pengulangan akar berpefiks me- pada yang diulang hanya akarnya saja. Hal ini
tuturan siswa sebanyak tujuh tuturan. tedapat pada data (1) kata ulang siap-siap
Kalimat tuturannya adalah : (1) Dhani suka mendapat prefiks ber- menjadi bersiap-
minta-minta uang dia, Buk. (2) Cici dan siap, (3) berkata seharusnya menjadi
kawan-kawannya lompat-lompat berkata-kata (6) kemas-kemas menjadi
kegirangan karena menemukan sebungkus berkemas-kemas, dan (7) mefoto-foto
roti. (3) Jangan suka ulang-ulang. Lama seharusnya menjadi berfoto-foto karena
jadinya! (4) Serigala sangat pandai dalam bentuk akarnya adalah foto.
hal tipu-tipu. (5) Buk, Tu Agus
menendang-menendang saya, Buk (6) Selanjutnya, tuturan yang
Kamu sudah besar masih saja hisap-hisap menggunakan cara kedua dalam
pensil. (7) Jangan suka nunjuk-nunjuk perbaikannya terdapat dalam kalimat (2)
orang dah! Akar berprefiks me seperti pada kata ulang bulan-bulanan, (4) kata
tuturan di atas, pereduplikasiannya ada 2 ulang kilau-kilau, dan (5) pada kata
cara. Menurut Chaer (2015:184) cara minggu-mingguan. Kata-kata tersebut
pertama, yang bersifat progresif artinya , seharusnya diperbaiki dengan melakukan
pengulangan ke arah depan atau ke arah pengulangan serentak dengan
kanan; dan kedua bersifat regresif, artinya pengimbuhan prefiks ber- sehingga (1)
pengulangan kearah belakang atau ke kiri. bulan-bulanan menjadi berbulan-bulan
Kesalahan tuturan di atas, menggunakan karena bentuk bulan-bulanan tidak
seharusnya cara pertama yaitu bersifat berterima, (4) kilau-kilau menjadi berkilau-
progresif yang artinya pengulangannya kilau, dan (5) minggu-mingguan menjadi
keaarah depan atau kearah kanan. berminggu-minggu.
Sehingga data (1) kata ulang minta-minta
menjadi meminta-minta, (2) kata lompat- 3. Pengulangan Akar Berprefiks ter-
lompat menjadi melompat-lompat, (3) .Kesalahan akar berprefiks ter- juga terjadi
kata ulang-ulang menjadi mengulang- pada saat siswa bertutur namun hanya
ulang, data (4) kata tipu-tipu menjadi terdapat satu kesalahan. Tuturannya
menipu-nipu, (5) kata menendang- berbunyi “saking paniknya sampai sendat-
menendang menjadi menendang- sendat si Dinda berbicara.” Pada tuturan
nendang, (6) kata ulang hisap-hisap tersebut, kata ulang sendat-sendat tidak
seharusnya menjadi menghisap-hisap, tepat digunakan. Seharusnya mendapat
dan data ke (7) kata ulang nunjuk-nunjuk prefiks ter- agar membentuk kata kerja lebih
menjadi menunjuk-nunjuk. berterima. Sehingga perbaikannya “saking
paniknya sampai tersendat-sendat si
2. Akar Berprefiks ber-. Kesalahan Dinda berbicara”
penggunaan akar berprefiks ber- juga
terdapat pada tuturan siswa. Terdapat tujuh 4. Pengulangan Akar berimbuhan gabung
kesalahan. Berikut adalah kesalahan me –kan. Kesalahan akar berimbuhan
tuturan tersebut. (1) Cepat rapikan gabung me -kan pada tuturan siswa kelas
semuanya! Kita siap-siap pulang. (2) VII di SMP Negeri 3 Banjar cukup banyak.

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 212


Volume : 9 Nomor: 2, Agustus 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

Terdapat enam kesalahan. Berikut adalah 6. Pengulangan Akar imbuhan gabung me-
kalimat tuturan siswa yang mengandung i. Kesalahan pengulangan dasar berafiks
kesalahan akar berkonfiks me-kan. (1) yang terakhir adalah pengulangan akar
Jangan suka beda-bedain orang gitu! Nanti berimbuhan gabung me -i. Hanya terdapat
dia sedih. (2) Jangan suka ngelempar- satu kesalahan. Kesalahan tersebut
lempar buku. Tidak baik, De. (3) Kalau di terdapat dalam kalimat “Buk, Made suka
rumah, ibu saya suka sama-samakan saya ngalang-ngalangi jalan.” Pada tuturan di
dengan si Sainah, Buk. (4) Kau terlalu atas kata ngalang-ngalangi kurang tepat.
suka gembar-gembor berita tidak benar. Kata tersebut tidaklah baku digunakan.
(5) Kamu suka sekali jelek-jelekkin teman. Sebenarnya kata ngalang-ngalangi
(6) Kok Gede suka angguk-anggukin meemiliki bentuk dasar halang. Jika
kepala dari tadi ya?. Pada data-data dilakukan proses reduplikasi, seharusnya
tersebut, imbuhan gabung me -kan tidak ditambah dengan imbuhan gabung me -i
ditambahkan. Hal inilah yang membuat sehingga menjadi menghalang-halangi.
kata-kata tersebut menjadi tidak baku. Oleh
karena itu seharusnya ditambahkan Kesalahan Reduplikasi Dasar Nomina.
imbuhan gabung me -kan sehingga Kesalahan reduplikasi berikutnya yaitu
membentuk kata kerja. Pada data (1) kesalahan reduplikasi dasar nomina..
bentuk dasar beda-bedain adalah beda. Berikut adalah tuturan-tuturan yang
Sehingga jika dibubuhi imbuhan gabung me mengandung kesalahan reduplikasi dasar
-kan menjadi membeda-bedakan. Begitu nomina. (1) Banyak gerakan- gerakan
pula halnnya dengan data (2) kata ulang kelompok satu yang kurang luwes, Bu. (2)
ngelempar -lempar menjadi melempar- Banyak pegawai-pegawai TU sudah
lemparkan, (3) sama-samakan menjadi pulang. (3) Banyak orang-orang yang
menyama-nyamakan, (4) gembar-gembor melihat kecelakaan itu. (4) Kemarin aku ke
menjadi menggembar-gemborkan, (5) Pantai Lovina, banyak dagang-dagang
jelek-jelekin menjadi menjelek-jelekkan, yang berbahasa inggris. (5) Ini pekerjaan
dan (6) angguk-anggukin. kalimat langsung milik Sainah banyak
salah-salahnya, buk. (6) Sewaktu pawai
5. Pengulangan Akar Berkonfiks ber –an. pembangunan,saya melihat banyak
Kesalahan akar berprefiks selanjutnya kesenian-kesenian daerah ditampilkan.
adalah akar berkonfiks ber-an. Terdapat (7) Semua peraturan-peraturan yang ada
tiga kesalahan pada hasil penelitian. harus dipatuhi oleh semua penduduk hutan.
Berikut adalah data kesalahan tuturan (8) Saya sudah mengikuti banyak pelatihan-
tersebut. (1) Saya sampai lari-lari pelatihan di sanggar tari.
sewaktu gempa itu, Buk. (2) Sudah diberi
tahu, jangan malas-malas. (3) Kemudian Pada data (1) Penggunaan bentuk
serigala dan kelinci mesalam-salaman. kata ulang gerakan- gerakan pada tuturan
Pada kalimat-kalimat tersebut, terdapat tersebut tidak tepat, sebab bentuk kata
persamaan pada kesalahan kata ulang lari- ulang gerakan- gerakan mengandung arti
lari dan malas-malas. Kata ulang tersebut jamak yang didahului oleh kata bilangan
terkesan tidak baku. Oleh karena itu banyak. Akibatnya terjadilah pemakaian
seharusnya dalam proses reduplikasinya bentuk kata ulang yang berlebihan.
yang diulang hanya akarnya saja kemudian Seharusnya cukup dituturkan gerakan saja.
ditambahkan konfiks ber-an agar lebih Begitu halnya dengan data (2) sampai
berterima sehingga menjadi berlarian dan dengan data ke (8). Data ke (2) kata ulang
bermalasan. Sedangkan pada data (3) Banyak pegawai-pegawai seharusnya
kata mesalam-salaman merupakan menjadi Banyak pegawai, (3) Banyak
kekeliruan penggunaan imbuhan gabung orang-orang menjadi banyak orang, (4)
me -an. Seharusnya kata ulang mesalam- banyak dagang-dagang menjadi banyak
salaman diubah menjadi bersalaman. dagang, (5) banyak salah-salahnya
menjadi banyak salahnya, (6) banyak
kesenian-kesenian menjadi banyak
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 213
Volume : 9 Nomor: 2, Agustus 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

kesenian, (7) Semua peraturan-peraturan Jika menjadi kata majemuk maka makna
menjadi semua peraturan, dan (8) banyak keduanya saat digabung hanya berubah
pelatihan-pelatihan menjadi banyak sedikit atau bergeser.
pelatihan.
Pada umumnya, sisipan hanya
Berdasarkan hasil penelitian yang berupa preposisi atau kata depan. Jika
ditemukan, terdapat lima jenis kesalahan gabungan kata tersebut dapat disisipi,
reduplikasi yaitu, (1) pengulangan seluruh, maka hanya disebut sebagai Frasa,
(2) pengulangan sebagian, (3) pengulangan sedangkan jika ketika disisipi maknanya
akar dengan perubahan bunyi, (4) berubah, maka dikategorikan sebagai kata
pengulangan dasar berafiks, dan (5) majemuk. Hal ini terdapat pada kata
reduplikasi dasar nomina. Secara umum kacamata dan bertanggung jawab. Kata
kesalahan reduplikasi yang dilakukan siswa “Kacamata” tidak bisa disisipi menjadi
tidaklah sesignifikan kesalahan afiksasi dan “kaca dari mata atau kaca oleh mata”
jika dilihat dari pemerolehan data pun lebih begitu juga dengan kata “Tanggung jawab”
sedikit. Kesalahan paling banyak adalah tidak bisa disisipi menjadi “tanggung dan
dari segi pengulangan bentuk dasar jawab atau tanggung oleh jawab”. Jika
berafiks. Terdapat 35 kesalahan pada disisipi maka akan memiliki arti yang
bidang tersebut. Kesalahan ini diakibatkan berbeda. Selanjutnya yaitu kata majemuk
oleh kurangnya pengetahuan siswa dalam yang posisinya tidak dapat ditukar. Kata-
mempelajari reduplikasi. kata yang membentuk sebuah kata
majemuk bersifat tetap. Jadi, tidak dapat
Bentuk Kesalahan Pemajemukan Kata ditukarkan posisi antarkatanya, sebab jika
pada Tuturan Siswa Kelas VII SMP dipertukarkan, maknanya akan hilang atau
Negeri 3 Banjar dan Pembahasannya berubah total. Hal ini terdapat pada kata
‘angkat kaki’ data nomor (4). Kata angkat
Berdasarkan hasil penelitian, tidak kaki memiliki makna ‘pergi’. Namun jika
ditemukan kesalahan tuturan dari segi posisi kata-kata dasar yang membentuknya
pemajemukan kata. Kesalahan hanya di balik, menjadi kaki angkat, maknanya
didominasi oleh afiksasi dan reduplikasi. menjadi hilang dan tidak jelas. Berdasarkan
Hal ini dibuktikan saat siswa mengeluarkan tuturan di atas, penggunaan kata majemuk
tuturan yang merupakan pemajemukan yang di dapat dari tuturan siswa kelas VII
kata. Semua kata yang dituturkan benar. SMP Negeri 3 Banjar sudah benar. Tidak
Berikut adalah tuturan siswa yang ditemukan adanya kesalahan kata-kata
mengandung kata majemuk. (1) Rumah majemuk. Hal ini dikarenakan siswa sudah
sakit setiap hari penuh. Ada saja orang mampu dan mengerti dengan kaidah
sakit, ya? (2) Tidak bertanggung jawab
pemajemukan kata. Selain itu, dalam
sekali kamu! (3) Buk, coba memakai penelitian yang dilakukan oleh Samsul
kacamata agar lebih manis. (4) Wahai Anam dan Awalludin, dijelaskan bahwa
Serigala, cepat angkat kaki dari rumah kesalahan pemajemukan kata adalah jenis
kami. Kata rumah sakit termasuk kata kesalahan yang kurang dapat terdeteksi
majemuk yang memiliki makna semi idiom. secara fisik. Hal ini disebabkan dalam
Kata majemuk yang memiliki makna semi bahasa Indonesia dikenal beberapa jenis
idiom berarti masih bisa ditemukan makna komposisi atau penggabungan seperti kata
asli dari salah satu kata dasar pembentuk majemuk, idiom, frasa, aneksi, dan lain-lain.
gabungan katanya. Hanya saja, makna Dalam bahasa Indonesia perbedaan di
yang dihasilkan sedikit berubah atau antara jenis-jenis komposisi juga sangat
bergeser. Kata rumah sakit terdiri atas dua tipis. Oleh karena itu, di kalangan tata
kata yaitu rumah dan sakit. Rumah bahasawan pun banyak dijumpai kerancuan
memilik makna tempat dan sakit memiliki dan ketidakseragaman pemahaman antara
makna yang merujuk pada kondisi, referensi yang satu dengan referensi yang
sedangkan rumah sakit adalah tempat lain dalam memberikan konsep dan contoh
untuk orang yang kondisinya tidak sehat. pemajemukan.
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 214
Volume : 9 Nomor: 2, Agustus 2019
P-ISSN : 2614-4743 (cetak) dan e-ISSN : 2614-2007 (online)

SIMPULAN DAN SARAN Masnur Muslich. 2010. Tata Bentuk Bahasa


Indonesia. Jakarta Timur : PT. Bumi
Berdasarkan hasil analisis data, Aksara
dapat disimpulkan sebagai berikut.
Terdapat 62 kesalahan tuturan dari sebelas Parera. 1994. Morfologi Bahasa. Jakarta:
bentuk kesalahan afiksasi. Adapun Gramedia Pustaka Utama.
kesalahan-kesalahan tersebut bervariasi.
Bentuk kesalahan afiksasi tersebut yaitu: Purtayasa, Ida Bagus. 2010. Kajian
(1) penghilangan prefiks me-, (2) Morfologi. Bandung: PT Refika
penyingkatan morf, (3) penghilangan prefiks Aditama.
ter-, (4) ) penghilangan prefiks ber-, (5)
penghilangan dan penambahan prefiks se-, Ramlan. 1985. Ilmu bahasa Indonesia :
(6) penghilangan prefiks per-, (7) morfologi: suatu tinjauan diskriptif.
penghilangan dan ketidaktepatan Yogyakarta: CV Karyono.
penggunaan prefiks di- , (8) kesalahan
penggunaan ksufiks (9) kesalahan Slamet. 2014. Problematika Berbahasa
penggunaan konfiks, (10) bunyi yang luluh Indonesia dan Pembelajarannya Edisis
tidak diluluhkan, dan (11) kesalahan 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
penggunaan imbuhan gabung. Berdasarkan
data yang diperoleh peneliti selama Suandi, I Nengah. 2018. Buku Ajar
melakukan penelitian, terdapat lima lima Penelitian Pendidikan Bahasa dan
jenis kesalahan reduplikasi yaitu, (1) Sastra Indonesia. Singaraja: Undiksha.
pengulangan seluruh, (2) pengulangan
sebagian, (3) pengulangan akar dengan
perubahan bunyi, (4) pengulangan dasar
berafiks, dan (5) reduplikasi dasar nomina.
Penelitian ini tidak menemukan adanya
kesalahan pemajemukan kata pada tuturan
siswa sehingga tidak ada data yang
dianalisis. Peneliti hanya menemukan data
tuturan siswa yang menggunakan kata
majemuk dengan benar. Hal ini disebabkan
karena siswa sudah mampu untuk
menggunakan kata majemuk dengan tepat.
Adapun saran yang dapat penulis
sampaikan adalah: bagi guru dan peserta
didik diharapkan penelitian ini mampu
dijadikan pedoman dan bahan evaluasi
dalam bertutur, kepada pihak sekolah agar
mengadakan sosialisasi tentang
penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar, serta untuk peneliti lain,
penelitian ini diharapkan menjadi referensi
dan dapat disempurnakan kembali melalui
penelitian sejenis.

DAFTAR RUJUKAN

Chaer. 2015. Morfologi Bahasa Indonesia


Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka
Cipta.

JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNDIKSHA 215

Anda mungkin juga menyukai