Alat Muat Dan Alat Angkut Di PT - Muara Enim Sumatra Selatan
Alat Muat Dan Alat Angkut Di PT - Muara Enim Sumatra Selatan
Alat Muat Dan Alat Angkut Di PT - Muara Enim Sumatra Selatan
SKRIPSI
Oleh :
i
OPTIMALISASI PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK PEMINDAHAN
BATUBARA PADA OPERASI PENANGANAN BATUBARA 4 SATKER PENBARA
BLOK TIMUR DI PT. BUKIT ASAM TBK, KABUPATEN MUARA ENIM,
PROVINSI SUMATERA SELATAN
SKRIPSI
Oleh :
i
ABSTRAK
PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Indonesia yang bergerak dalam penambangan batu bara yang berlokasi di Sumatera
Selatan. Kegiatan penambangan di PT Bukit Asam Tbk terdiri dari kegiatan
pembongkaran batubara, pemuatan batubara ke alat angkut, serta pengangkutan
batubara menuju Train Loading Station/ TLS. Untuk mewujudkan kegiatan yang baik
pada tahapan penambangan diperlukan kombinasi alat muat dan alat angkut yang
sesuai
Penelitian ini dilakukan di Operasi Penanganan Batubara 4/OPB 4 Satker
Penbara Blok Timur. Analisis peralatan dilakukan pada kombinasi alat mekanis yang
digunakan saat penilitian yaitu excavator Volvo EC480DL sebagai alat muat dan dump
truck CWE QUESTER 2864R sebagai alat angkut. Target pemindahan dari temporary
stockpile 3B menuju Train Loading Station 4 yang ditetapkan oleh perusahaan Tbk
sebesar 300.000 ton/bulan. Pencapaian pemindahan aktual yang dapat dihasilkan
sebesar 142.200 ton/bulan untuk alat angkut dan 286.016 ton/bulan untuk alat muat.
Hal ini disebabkan karena rendahnya nilai keserasian kerja kombinasi alat muat dan
alat angkut saat ini, serta faktor-faktor lainnya
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis produksi alat muat dan alat
angkut, mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya produksi
alat muat dan alat angkut, serta memberikan upaya perbaikan agar target pemindahan
batubara dapat tercapai
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menganalisis efisiensi kerja alat muat dan alat angkut, menghitung match
factor, serta menghitung produksi yang dapat dicapai oleh alat muat dan alat
angkut.
Upaya yang dilakukan agar target pemindahan batubara dapat tercapai yaitu dengan
menambahkan 9 unit alat angkut berupa dump truck CWE QUESTER 2864R serta
perbaikan di faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target pemidahan.
ii
Setelah dilakukan perbaikan kemampuan pemindahan batubara meningkat dari
142.200 menjadi 309.000 ton/bulan untuk alat angkut dan dari 286.016 menjadi
321.470 ton/bulan untuk alat muat
iii
ABSTRACT
This research was carried out in Operasi Penanganan Batubara 4 / OPB 4 Satker
Penbara Blok Timur. Equipment analysis was carried out on a combination of
mechanical devices used when researching Volvo EC480DL excavators as CWE
QUESTER 2864R loading trucks and dump trucks. The target of moving from the 3B
temporary stockpile to Train Loading Station 4 is set by the Tbk company at 300,000
tons / month. Achievement of actual displacement that can be produced is 142,200
tons / month for haulers and 286,016 tons / month for loading equipment. This is due
to the low work harmony value of the current combination of loading and hauling
equipment, as well as other factors
The method used in this study is to analyze the work efficiency of loading
equipment and transport equipment, calculate match factors, and calculate the
production that can be achieved by loading and hauling equipment
Efforts are being made so that the target of coal transfer can be achieved, namely
by adding 9 units of transportation equipment in the form of CWE QUESTER 2864R
dump trucks and repairs to the factors that cause the target to not be reached. After
repairs to the ability to transfer coal increased from 142,200 to 309,000 tons / month
for transportation equipment and from 286,016 to 321,470 tons / month for loading
equipment
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Diketahui oleh :
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
v
PENGESAHAN TIM PENGUJI
3. Zulfahmi,S.T.,M.T Anggota
Diketahui oleh
Dekan Fakultas Teknik
vi
LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya-lah saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Optimalisasi Produksi Alat Muat Dan Alat Angkut Untuk Pemindahan Batubara
Pada Operasi Penanganan Batubara 4 Satker Penbara Blok Timur Di PT. Bukit Asam
Tbk, Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan ”.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan dan sebagai salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 di Program Studi Teknik
Pertambangan Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik UPRI Makassar. Selain
itu, skripsi ini juga dibuat sebagai salah satu wujud implementasi dari ilmu yang
didapatkan selama masa perkuliahan di Program Studi Teknik Pertambangan Jurusan
Teknik Pertambangan Fakultas Teknik UPRI Makassar.
Penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis berharap dapat belajar lebih banyak lagi dalam mengimplementasikan ilmu
yang didapatkan. Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bimbingan, masukan, dan arahan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bpk. M. Darwis Nur Tinri, S.Sos., M.Si., Rektor Universitas Teknik UPRI
Makassar.
2. Ibu. Ir. Hj. Hasni Kasim, MT., Dekan Fakultas Teknik Pertambangan UPRI
Makassar.
3. Ibu Ir.Ruth Bunga Ranggu,M.Si., Ketua Program Teknik Pertambangan UPRI
Makassar.
4. Bapak. Zulfahmi,ST.,MT., Dosen Pembimbing 1 UPRI Makassar.
5. Orang Tua dan Adik saya yang tercinta yang telah mendoakan, memberikan
dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini
viii
6. Semua fihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu
Saya berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa mengaruniakan Rahmat dan hidayan –
Nya kepada mereka semua. Semoga skripsi ini dapat bermamfaat bagi kita semua,
Aamiin.
ix
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
ABSTRAK ...............................................................................................................ii
ABSTRACT ............................................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI .............................................................v
LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI ............................................................................vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................2
1.4 Batasan Masalah............................................................................................2
1.5 Metode Penelitian..........................................................................................2
1.6 Mamfaat Penelitian .......................................................................................3
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah ..................................................................4
2.2 Ruang Lingkup dan Proses Produksi Perusahaan .......................................6
2.3 Wilayah Izin Usaha Pertambangan .............................................................7
2.4 Keadaan Geologi .........................................................................................7
x
2.5 Litologi ........................................................................................................8
2.6 Struktur Geologi .........................................................................................10
2.7 Iklim dan Curah Hujan ...............................................................................11
2.8 Cadangan,,Sumberdaya Batubara ..............................................................12
2.9 Kualitas Batubara .......................................................................................13
2.10 Sumber Daya Batubara ..............................................................................15
2.11 Kegiatan Penambangan ..............................................................................16
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Faktor Pengembangan Material ...................................................................18
3.2 Faktor Isian Mangkuk (Bucket Fill Factor) .................................................18
3.3 Pola Pemuatan ..............................................................................................19
3.4 Waktu Edar (Cycle Time) .............................................................................21
3.5 Efisiensi Kerja ..............................................................................................22
3.6 Produksi Alat Muat dan Alat Angkut...........................................................23
3.7 Faktor Keserasian Kerja ...............................................................................24
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Keadaan Umum Lokasi ................................................................................25
4.2 Sifat Fisik Material.......................................................................................26
4.3 Waktu Edar...................................................................................................27
4.4 Waktu Kerja Efektif .....................................................................................28
4.5 Efisiensi Kerja ..............................................................................................29
4.6 Kemampuan Produksi Alat Muat dan Alat Angkut .....................................30
4.7 Keserasian Kerja (Match Factor).................................................................32
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Kemampuan Produksi Alat Muat ................................................................33
5.2 Analisis Faktor Penyebab Belum Tercapainya Target Produksi .................34
5.3 Efesiensi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut ...............................................34
5.4 Factor Keserasian Kerja ( Match Factor ) ...................................................34
5.5 Upaya Perbaikan ..........................................................................................35
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................................39
B. Saran ............................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
2.2 Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah PT. Bukit Asam, Tbk.......................... 5
5.1 Litologi Daerah Tambang Banko Barat ........................................................ 9
6.1 Struktur Geologi Daerah Tanjung Enim ...................................................... 10
7.1 Grafik Curah Hujan Tahunan Tahun 2008-2018 ......................................... 12
3.1 Pemuatan Berdasarkan Posisi Alat-Gali Muat Terhadap Alat Angkut ........ 19
3.2 Pola Pemuatan Berdasarkan Jumlah Penempatan Alat Angkut ................... 20
3.3 Pola Pemuatan Berdasarkan Cara Manuvernya .......................................... 21
4.1 Pola Pemuatan Top Loading dikombinasikan dengan Single Back Up ...... 26
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Data Curah Hujan ................................................................................... 43
B. Spesifikasi Alat Angkut ......................................................................... 44
C. Spesifikasi Alat Muat ............................................................................. 46
D. Perhitungan Geometri Jalan Angkut ..................................................... 48
E. Waktu Edar Alat Angkut ........................................................................ 53
F. Waktu Edar Alat Muat ........................................................................... 54
G. Waktu Kerja Efektif Dan Efisiensi Kerja................................................ 56
H. Kemampuan Produksi Aktual Alat Muat Dan Alat Angkut .................. 63
I. Perhitungan Faktor Keserasian Kerja Alat (Match Factor) .................... 66
J. Kemampuan Produksi Setelah Dilakukan Penambahan
Unit Dump Truck, Perbaikan Jalan, Dan Perbaikan Cycle Time
Alat Muat Dan Alat Angkut .................................................................... 69
K. Perhitungan Faktor Kesrasian Kerja Alat (Match Factor)
Setelah Penambahan 10 Unit Dump Truck Dan Perbaikan Cycle Time
Alat Muat Dan Alat Angkut ................................................................... 72
L. Pengoptimalan Produksi Alat Angkut Yang Ada Setelah Perbaikan Jalan
Dan Cycle Time Alat Angkut .................................................................. 74
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang terjadi pada Operasi Penanganan Batubara 4 (OPB 4) yaitu:
1. Target pemindahan batubara dari temporary stockpile 3B / TS 3B ke Train
Loading Station 4 / TLS 4 menggunakan alat gali-muat dan alat angkut yang
dipakai pada OPB 4 belum terpenuhi yaitu 300.000 ton/bulan
2. Adanya faktor-faktor yang yang mempengaruhi belum tercapainya
pemindahan
1.3 Tujuan Peneliatian
Adapun tujuan dalam penelitian skripsi ini adalah :
1. Mengkaji kemampuan produksi alat gali dan alat muat di OPB 4 Satker
Penanganan Batubara Blok Timur di PT. Bukit Asam Tbk.
2. Melakukan analisis faktor penyebab belum tercapainya target produksi di OPB
4 Satker Penanganan Batubara Blok Timur di PT. Bukit Asam Tbk
1.4 Batasan Masalah
Dalam penelitian skripsi ini, penulis membatasi masalah hanya pada:
1. Optimalisasi produksi alat gali muat dan alat angkut untuk pemindahan
batubara Pada Penanganan Batubara Blok Timur di PT. Bukit Asam, Tbk.
2. Penelitian ini hanya mengkaji masalah teknis, tidak mengkaji masalah
ekonomis
1.5 Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan didalam pembuatan skripsi ini adalah :
1. Studi Literatur
Dilakukan dengan mencari studi pustaka yang dapat menunjang dalam
pembuatan laporan yang diperoleh dari instansi terkait yaitu PT. Bukit Asam,
Tbk berupa laporan-laporan sebelumnya yang menjadi arsip dari PT. Bukit
Asam, Tbk. Kemudian dari perpustakaan Teknik Pertambangan yang berupa
skripsi sebelumnya.
2
2. Pengamatan Lapangan
Dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan yaitu pada temporary
stockpile 3B Penambangan Banko Barat PT. Bukit Asam, Tbk. Pengamatan
yang dilakukan dengan cara melihat bagaimana aktivitas penambangan secara
umum dilakukan yang dimulai dari temporary stockpile 3B/ TS 3B sampai ke
stockpile TLS (Train Loading Station) 4
3. Pengambilan Data
Data-data yang diperlukan untuk menyusun laporan ini berupa :
a. Data Primer, yaitu data yang didapatkan dengan melakukan pengamatan
langsung dilapangan meliputi kondisi temporary stockpile 3B, aktivitas
pemindahan batubara, kondisi jalan, cycle time, dan lainnya.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari literatur dan referensi yang
berkaitan sebagai data pelengkap yang diperoleh dari instansi terkait,
perpustakaan, dan informasi-informasi lainnya yang berkaitan. Data-data
yang dibutuhkan seperti data curah hujan, rencana, spesifikasi peralatan
alat gali muat dan alat angkut yang digunakan, geologi daerah
penambangan, target produksi dan data pendukung lainnya.
c. Penyusunan Laporan Penulis
Pelakukan bimbingan secara berkala dan pembuatan laporan secara
sistematis sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah .
2 Mamfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian terhadap pemindahan batubara di Operasi
Penanganan Batubara adalah untuk memberikan informasi teknis terhadap kinerja
dari alat itu sendiri karena peran dari alat tersebut sangat berpengaruh dalam
kelancaran operasi penambangan
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
4
b. Perjalanan dari Palembang dilanjutkan dengan perjalanan darat dengan
kendaraan roda empat melalui jalan darat dengan kondisi jalan yang cukup
baik sejauh kurang lebih 210 Km kearah Barat Daya menuju Tanjung Enim
dengan waktu tempuh selama 6 jam. Daerah operasional penambangan
terdiri dari 3 lokasi yaitu Tambang Air Laya, Tambang Muara Tiga Besar
dan Tambang Banko Barat sekitar ± 200 Km melewati jalan raya
beraspal. Untuk bisa sampai ke lokasi penelitian jika dimulai dari kota
Palembang ditempuh dengan transportasi darat menuju ke kota Tanjung
Enim dengan waktu tempuh ± 5 jam. Kemudian perjalanan dilanjutkan
kembali menuju lokasi penelitian dengan menggunakan bus karyawan ± 1
WIUP PT
Bukit Asam
Tbk
Skala
0 55.5 111km
5
2.2 Ruang Lingkup dan Proses Produksi Perusahaan
Pada PT. Bukit Asam, Tbk, Sumatera Selatan di Unit Penambangan
Tanjung Enim (UPTE) memiliki beberapa site dalam wilayah kuasa
pertambangan, yaitu :
1) Tambang Air Laya (TAL)
Pada lokasi penambangan Air Laya (PAL) merupakan Tambang
Batubara terbesar yang dioperasikan di PT. Bukit Asam, Tbk.
Penambangan Air Laya terbagi dalam tiga wilayah yaitu diginakan pada
penambangan Air Laya menggunakan metode tambang terbuka dengan
kombinasi excavator-dump truck. Kegiatan penambangan dilakukan
dengan metode kombinasi shoveltruck dilaksanakan oleh pihak ketiga
(Kontraktor). Nilai kalori batubara yang terdapat di Tambang Air Laya
(TAL) berkisar antara 5000-7200 kkal/kg (AR).
2) Tambang Muara Tiga Besar (MTB)
Tambang Muara Tiga Besar (MTBS). Operasi penambangan di Muara
Tiga Besar ini menggunakan metode kombinasi antara shovel dan truck,
dan metode continuous mining yang merupakan suatu sistem
penambangan yang berkeseimbangan dengan menggunakan BWE Sistem.
Nilai kalori batubara yang terdapat di Muara Tiga Besar berkisar antara
4800 kkal/kg (AR).
3) Tambang Banko Barat
Tambang Banko Barat saat ini terdiri atas 3 lokasi bukaan
penambangan yaitu pit 1, pit 2, dan pit 3.Pekerjaan penambangan batubara
dilakukan oleh swakelola dan kontraktor dengan menggunakan metode
kombinasi antara shovel dan truck. Nilai kalori batubara yang terdapat di
Banko Barat berkisar antara 4000-5200 kkal/kg (AR).
6
2.3 Wilayah Izin Usaha Pertambangan
PT. Bukit Asam, Tbk. Unit Perambangan Tanjung Enim, membagi
wilayah pertambangan menjadi dua bagian yaitu Tambang Air Laya (TAL)
dan tambang Non Air Laya (NAL). Luas Wilayah Izin Usaha Penambangan
PT. Bukit Asam Unit Penambangan Tanjung Enim, dapat dilihat pada table 3
: 1:
Tabel 3.1 Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. BA UPTE
7
2) Formasi Muara Enim
Formasi ini tersingkap disebagian Banko Barat yang terendapkan
selaras di atas formasi air benakat dengan bahan penyusunannya terdiri
dari batu pasir, batu lanau dan batu lempung setebal ± 650 m. Formasi
ini terdapat batubara yang cukup tebal, sehingga sering disebut sebagai
formasi pembawa batubara dan formasi ini berumur Miosen Atas-
Pliosen Bawah
2.5 Litologi
Susunan litologi Banko Barat yaitu sebagai berikut (lihat Gambar 2.7):
1) Lapisan Tanah Penutup
Tanah penutup terdiri dari lapisan endapan sungai tua, batu lempung,
lapisan lanau dan lapisan gantung. Lapisan tanah penutup terdiri dari
tanah liat, bentonite dan campuran lumpur serta batu pasir halus.
2) Lapisan Batubara A1 Umumnya lapisan batubara ini dapat dicirikan
dengan adanya materialmaterial pengotor berupa tiga lapisan batu
lempung. Ketebalan lapisan batubara A1 adalah 6,5-9 m.
3) Lapisan Interburden A1 –A2 Umumnya lapisan batubara ini dicirikan
oleh adanya material tuffan berwarna putih abu-abu. Ketebalan
lapisan ini 2-4 m.
4) Lapisan Batubara A2 Lapisan batubara ini banyak dijumpai batubara
silika pada bagian atas.Lapisan ini memiliki ketebalan 7,5-11 m.
5) Lapisan Interburden A2-B Lapisan ini dicirikan dengan perulangan
batu pasir dan batu lanau dengan sisipan tipis batubara. Lapisan ini
mempunyai tebal 15-20 m.
6) Lapisan Batubara B1 Lapisan ini memiliki tebal 9-14,1 m dan terdapat
sisipan batu lempung. Lapisan interburden B1- B2 Lapisan ini
mengandung batu lempung dan batu lanau yang tipis. Lapisan ini
mempunyai ketebalan 2-5 m.
8
7) Lapisan Batubara B2 Lapisan ini mempunyai ketebalan 4,3-5,5 m. Lapisan
interburden B2- C Lapisan ini mengandung batu pasir dan batu lanau
dengan tebal 38-44 m. Lapisan Batubara C Lapisan ini memiliki ketebalan
11 m.
Gambar 5.1
Litologi Daerah Tambang Banko Barat
9
2.6 Struktur Geologi
Berdasarkan ciri litologinya, formasi ini dapat dibagi menjadi 4 satuan
batuan yaitu satuan batuan M1, satuan batuan M2, satuan batuan M3 dan
satuan batuan M4
Gambar 6.1
Struktur Geologi Daerah Tanjung Enim
10
a. Satuan batuan M1, dicirikan dengan adanya batu pasir abu-abu
hingga kecoklatan, lanau dan lempung dengan batu pasir.
Batubara yang terkandung dalamnya merupakan lapisan kladi dan
merapi
b. Satuan batuan M2, dicirikan dengan adanya batu lempung abu-abu
kecoklatan dan lempung lanauan
c. Satuan batuan M3, dicirikan dengan adanya batu lanau, batu pasir pada
bagian atas dan batu lempung pada bagian bawah. Lapisan batubara
yang terkandung didalam satuan ini adalah lapisan Burung dan
Benuang
d. Satuan batuan M4, mengandung lapisan gantung (Jelawatan dan Enim)
2.7 Iklim dan Curah Hujan
Lokasi Banko Barat beriklim tropis dan mempunyai dua musim setiap
tahunnya, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Curah hujan rata-
rata di Banko Barat setiap tahunnya pada tahun 2008-2018 yaitu 2879,826
mm/tahun. Penerapan metode penambangan terbuka yang mana seluruh
aktivitas pekerjaan berhubungan langsung dengan udara bebas, sehingga iklim
yang ada akan berdampak langsung pada operasional. Rekapitulasi curah
hujan dapat dilihat pada Lampiran A dan penyajian grafik dapat dilihat pada
gambar 2.4
11
Gambar 7.1
Grafik Curah Hujan Tahunan Tahun 2008-2018
12
Tabel 7.8 Cadangan Batubara PT. Bukit Asam, Tbk
Menurut penyelidikan yang dilakukan oleh Kinhill dan Otto Gold, cadangan
batubara di Banko Barat adalah sebesar 577,61 juta ton, dengan jumlah
cadangan pada lapisan A1 mencapai 63,31 juta ton dan cadangan pada lapisan
A2 103,96 juta ton. Sedangkan jumlah cadangan pada lapisan B1 adalah 152,23
juta ton dan pada lapisan B2 terdapat cadangan sejumlah 60,34 juta ton. Pada
lapisan C terdapat cadangan batubara sejumlah 197,77 juta ton (Tabel 2.2)
13
2.9 Kualitas Batubara
Pengklasifikasian ini bertujuan untuk melihat variansi dari batubara dan
kualitasnya. Perbedaan tumbuhan asal dan proses pembatubaraan
(Coalification) yang terjadi menyebabkan batubara yang terbentuk pada suatu
tempat belum tentu sama. Kualitas umum batubara lokasi Bukit Asam (Tabel
9.1) dan lokasi sekitar berdasarkan hasil analisis.
Tabel 9.1 Penggolongan Kualitas Batubara PTBA Menurut ASTM
Kelas Group Group Lokasi
1 Meta Antrasit -
Antrasit 2 Antrasit Suban
3 Semi-Antrasit Air Laya
1 Low Volatile Bituminous -
2 Medium Volatile Bituminous -
High Volatile Bituminous Coal A Air Laya dan Bukit
Bituminous 3
Kendi
4 High Volatile Bituminous Coal B -
5 High Volatile Bituminous Coal C -
1 Sub-Bituminous Coal A Air Laya
Sub-
2 Sub-Bituminous Coal B Muara Tiga Besar
Bituminous
3 Sub-Bituminous Coal C Banko Barat
Sumber : Satuan Kerja Eksplorasi Rinci PTBA, 2017
14
derajat perubahan selama proses pembatubaraan mulai dari lignit sampai
antrasit
2.10 Sumber Daya Batubara
Klasifikasi sumber daya batubara didasarkan pada tingkat keyakinan geologi
dan kajian kelayakan. Pengelompokan tersebut mengandung dua aspek, yaitu
ekonomi dan geologi. Menurut SNI 13-6011-1999, kelas sumberdaya batubara
terdiri dari empat kelas, yaitu :
1) Sumberdaya Batubara Hipotetik
Sumber daya batubara adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan
atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data
yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan
survei tinjau.
2) Sumberdaya Batubara Tereka
Sumber daya batubara tereka adalah jumlah batubara di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk
tahap penyelidikan prospeksi
3) Sumberdaya Batubara Terunjuk
Sumber daya batubara tertunjuk adalah jumlah batubara di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk
tahap eksplorasi pendahuluan
4) Sumberdaya Batubara Terukur
Sumber daya batubara terukur adalah jumlah batubara di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk
tahap eksplorasi rinci.
15
2.11 Kegiatan Penambangan
Secara umum kegiatan penambangan batubara Banko Barat dibagi dalam
beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
a Pembersihan lahan
Pembersihan lahan adalah kegiatan pembersihan front kerja atau tempat
kerja dari tumbuh tumbuhan baik itu semak belukar, pepohonan dan
tumbuhan lainnya yang dapat mengganggu proses penambangan atau
mengganggu alat–alat mekanis yang bekerja pada lokasi penambangan .
Persiapan kegiatan pembersihan lahan harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a) Lahan yang akan di bersihkan terlebih dahulu telah disurvei dan bebas
dari kemungkinan sengketa lahan.
b) Apabila terdapat pohon dengan diameter ≥ 30 cm dan kuantitas pohon
cukup banyak maka disarankan menggunakan fasilitas chain saw
terlebih dahulu.
c) Apabila telah selesai proses penebangan pohon dengan chain saw
selanjutnya digunakan bulldozer untuk tahap akhir pembersihan lahan.
d) Dalam proses pembersihan lahan, bulldozer tidak diperbolehkan
memotong tanah terlalu dalam yang akan mengakibatkan
berkurangnya lapisan top soil.
e) Material pohon dan sejenisnya sedapat mungkin harus dikumpulkan
kedalam suatu tempat untuk memudahkan proses pemindahan.
f) Luas area yang akan di bersihkan harus mematuhi batas yang telah
dikeluarkan dalam boundary design yang dikeluarkan oleh departemen
perencanaan.
b. Tahap penggalian dan pemuatan tanah penutup
Penggalian tanah penutup merupakan proses pembongkaran lapisan yang
menutupi batubara agar excavator mudah untuk melakukan kegiatan
16
pemuatan batubara. Pada proses pembongkaran pada tambang Banko
Barat dikerjakan dengan menggunakan PC 2000 Komatsu .
c. Pengangkutan tanah penutup
Kegiatan ini adalah suatu proses pemindahan tanah penutup dari loading
point menuju area penimbunan disposal dengan menggunakan alat angkut
HD 785 yang digunakan dalam proses pengangkutan overburden dan top
soil pada tambang Banko Barat.
d. Tahap pembongkaran batubara
Kegiatan pembongkaran batubara dilakukan dengan cara langsung
menggunakan backhoe PC 400 Komatsu.
e. Tahap pemuatan
Alat yang digunakan pada tahap pemuatan batubara Banko Barat adalah
alat gali-muat PC 400 Komatsu untuk batubara.
f. Tahap Pengangkutan
Kegiatan ini adalah suatu proses pemindahan batubara dari loading point
dengan menggunakan alat angkut dump truck Scania P360 menuju
temporary stockpile.
g. Tahap Penumpahan
Pada tambang Banko Barat Pit lokasi dumping batubara fleet 1 terletak 2,7
Km dari loading point batubara
17
BAB III
LANDASAN TEORI
Produksi alat mekanis dapat dilihat dari kemampuan alat tesebut dalam
penggunaannya dilapangan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi produksi alat
mekanis adalah seperti dibawah ini.
3.1 Faktor Pengembangan Material
Pengembangan material adalah perubahan volume material apabila material
tersebut diubah dari bentuk aslinya. Di alam material didapati dalam keadaan
padat sehingga hanya sedikit bagian-bagian yang kosong yang terisi udara
diantara butir-butirnya. Apabila material tersebut digali dari tempat aslinya,
maka akan terjadi pengembangan volume. Faktor pengembangan adalah
pengembangan volume suatu material setelah digali. Di alam material
dijumpai dalam keadaan padat sehingga hanya sedikit bagian kosong yang
terisi dengan udara diantara butir-butirnya. Apabila material digali maka akan
terjadi pengembangan volume yang dikenal dengan istilah faktor
pengembangan berdasarkan densitas (kerapatan). Material yang ditangani
pada kegiatan pemuatan dan pengangkutan adalah material pada kondisi loose
volume (Yanto rumus untuk menghitung swell factor berdasarkan densitas ( kerapatan
)
…………………………..1
18
…………………………2
19
2. Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan posisi alat angkut untuk
dimuati terhadap posisi alat gali-muat (Gambar 3.2).
a. Single back up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuati
pada satu tempat sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat
angkut pertama dimuati sampai penuh, setelah alat angkut pertama
berangkat alat angkut kedua memposisikan diri untuk dimuati
sedangkan truk ketiga menunggu, dan begitu seterusnya.
b. Double back up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuatu
pada dua tempat, kemudian alat gali-muat mengisi salah satu alat
angkut sampai penuh setelah itu mengisi alat angkut kedua yang sudah
memposisikan diri di sisi lain sementara alat angkut kedua diisi, alat
angkut ketiga memposisikan diri di tempat yang sama dengan alat
angkut pertama dan seterusnya
20
gali muat memuat pertama kali pada truk sebelah kanan sampai penuh
dan berangkat, setelah itu dilanjutkan pada truk sebelah kiri (Gambar
3.3)
b. Paralel Cut With Turn Drive-by Alat gali muat bergerak melintang dan
sejajar dengan front penggalian. Pada metode ini, akses untuk alat
angkut harus tersedia dari 2 (dua) akses dan berdekatan dengan lokasi
penimbunan. Maka efesiensi tinggi untuk alat gali muat dan angkutnya,
walaupun sudut putar rata-rata lebih besar daripada frontal cut, truk
tidak perlu membelakangi alat gali muat dan spotting lebih mudah
(Gambar 3.3).
21
CTm = Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4 ………………………………………..3.8
Keterangan :
CTm = Waktu edar alat muat, detik
Tm1 = Waktu menggali material, detik
Tm2 = Waktu putar dengan bucket terisi, detik
Tm3 = Waktu menumpahkan muatan, detik
Tm4 = Waktu putar dengan bucket kosong,detik
b. Waktu Edar Alat Angkut
Waktu edar alat angkut dapat dirumuskan sebagai berikut :
CTa = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 + Ta6 ………………3.9
Keterangan :
CTa = Waktu edar alat angkut, menit
Ta1 = Waktu mengambil posisi untuk dimuati, menit
Ta2 = Waktu diisi muatan, menit
Ta3 = Waktu mengangkut muatan, menit
Ta4 = Waktu mengambil posisi untuk penumpahan, menit
Ta5 = Waktu pengosongan muatan, menit
Ta6 = Waktu kembali kosong, menit
3.5 Efesiensi Kerja
Efisiensi kerja merupakan penilaian terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan
atau merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja
dengan waktu yang tersedia. Efisiensi kerja akan mempengaruhi kemampuan
produksi dari suatu alat. Faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja adalah
kondisi tempat kerja, kondisi cuaca, faktor manusia serta waktu tunda.
Adapun persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung efisiensi kerja
adalah sebagai berikut :
𝑤𝑒
Ek = 𝑤𝑡 𝑥 100% ………………………………………………………3.10
22
Keterangan :
We = Waktu kerja efektif (menit)
Wt = Waktu kerja yang tersedia (menit)
Wtd = Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari (menit)
Whd = Waktu hambatan yang dapat dihindari (menit)
Ek = Efisiensi kerja (%)
3.6 Produksi Alat Muat dan Alat Angkut
Kemampuan produksi alat dapat digunakan untuk menilai kinerja dari alat
muat dan alat angkut. Semakin baik tingkat penggunaan alat maka semakin
besar produksi yang dihasilkan alat tersebut.
a. Produksi Alat Muat Perhitungan produksi alat muat dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Q = 3600/Ctm x (C x BFF x EFF x SF) ............................................
3.13
Keterangan :
Q = Produktivitas alat muat (m³/jam).
CT = Cycle Time alat muat (detik).
C = Kapasitas mangkuk alat muat (m³).
BFF = Faktor pengisian alat muat (%).
EFF = Effisiensi kerja (%).
SF = Faktor pengembangan
b. Produksi Alat Angkut
Perhitungan produksi alat angkut dapat dinyatakan sebagai berikut;
Q = 3600/Cta x (Cam x EFF x SF)....................................................... 3.13
di mana, Cam = n x C x BFF
Keterangan :
Q = Produktivitas alat angkut (ton/jam)
Cta = Waktu edar alat angkut (detik)
Cam = Kapasitas bak alat angkut (m³).
23
n = Jumlah pengisian bucket penuh alat angkut
C = Kapasitas baku alat gali-muat
BFF = Faktor pengisian ( % ).
EFF = efektifitas kerja ( % ).
SF = Swell Factor
3.7 Factor Keserasian Kerja
Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat muat dan alat
angkut, maka produksi alat muat harus sesuai dengan produksi alat angkut.
Faktor keserasian alat muat dan alat angkut didasarkan pada produksi alat muat
dan produksi alat angkut, yang dinyatakan dalam match factor (MF). Nilai
untuk menghitung match factor (MF) dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑁𝑎(𝑛 𝑥 𝐶𝑡𝑚
MF = × 100% ……………………………………………..3.14
𝑁𝑚 𝑥 𝐶𝑡ℎ
Keterangan :
Na = Jumlah alat angkut, unit
Nm = Jumlah alat muat, unit
N = Banyaknya pengisian tiap satu alat angkut
Cta = Waktu edar alat angkut, menit
Ctm = Waktu edar alat muat, menit
a. MF < 1, artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedangkan alat angkut
bekerja 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena
menunggu alat angkut yang belum datang.
b. MF = 1, artinya alat muat dan alat angkut bekerja 100%, sehingga tidak
terjadi waktu tunggu dari kedua jenis alat tersebut.
c. MF > 1, artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja
kurang dari 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
4.1 Keadaan Umum Lokasi
Kegiatan pemindahan batubara di Operasi Penanganan Batubara (OPB) 4 PT.
Bukit Asam, Tbk dilakukan dengan cara pemuatan dengan menggunakan
excavator dan pengangkutan menggunakan dump truck. Untuk operasi
pengangkutan ini PT. Bukit Asam Tbk, menggunakan kontaktor PT. Ulima
Nitra untuk menjalankan kegiatan pemindahan tersebut. Alat mekanis yang
digunakan pada OPB 4 PT. Bukit Asam, Tbk adalah excavator Volvo
EC480DL untuk proses pemuatan sebanyak 2 unit dan dump truck CWE
QUESTER 28064 R untuk proses pengangkutan sebanyak 16 unit.
Berdasarkan pengamatan dan tinjauan terhadap kegiatan kerja dijumpai hal-
hal sebagaimana ini.
Pola Pemuatan
Pola pemuatan yang digunakan untuk kegiatan pemuatan dengan cara top
loading, yaitu alat muat melakukan pemuatan dengan penempatan lebih tinggi
atau diatas jenjang daripada posisi alat angkut (Gambar 4.1). Cara ini dapat
dilakukan karena pada pemuatannya menggunakan excavator backhoe sebagai
alat muatnya. Selain itu keuntungan yang diperoleh yaitu operator lebih
leluasa untuk melihat bak dan menempatkan material itu sendiri. Sedangkan
untuk pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan alat angkut adalah
menggunakan pola single back up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk
dimuati pada satu tempat, sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat
angkut pertama dimuati sampai penuh. Setelah penuh dengan muatan alat
25
angkut pertama berangkat, maka alat angkut kedua akan memposisikan diri
untuk selanjutnya dimuati oleh alat muat hingga penuh dan begitu seterusnya.
Gambar 4.1
Pola Pemuatan Top Loading dikombinasikan dengan Single Back Up
26
Faktor isian merupakan suatu faktor yang menunjukkan besarnya kapasitas
nyata dengan kapasitas munjung dari mangkuk alat muat. Untuk excavator
Volvo EC480DL rata-rata volume nyata yang didapatkan sebesar 1,95 m 3,
sedangkan untuk kapasitas isi bucket sesuai dengan spesifikasi alat sebesar
2,1 m3. Untuk rumus perhitungan faktor pengisisan mangkok yaitu :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
Bucket fill factor = 𝑥 100% =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎𝑘𝑢
1,95
𝑥 100 % =92,9 = 93 %
2,1
Jadi untuk besarnya faktor isian alat muat Volvo EC480DL adalah 93%.
4.3 Waktu Edar (Cycle Time)
Waktu edar alat muat adalah waktu edar rata-rata yang ditempuh oleh alat
muat mulai dari saat menggali sampai pada posisi mulai menggali kembali,
sedangkan untuk waktu edar alat angkut adalah waktu edar rata-rata yang
ditempuh oleh alat angkut mulai dari waktu mengatur posisi untuk dimuati
oleh alat muat sampai pada saat jalan kosong kembali ke tempat pemuatan.
Waktu edar alat dapat dilihat pada lampiran E dan lampiran F.
1) Waktu Edar Alat Muat
Dari hasil pengamatan penulis dilapangan waktu edar rata-rata excavator
Volvo EC480DL adalah 17,22 detik atau 0,28 menit. Data aktual waktu
dari masing-masing gerakan untuk excavator Volvo EC480DL 180 adalah
sebagai berikut :
a. Waktu menggali (digging) rata-rata ialah 7 detik atau 0,11 menit
b. Waktu swing isi rata-rata ialah 3,9 detik atau 0,065 menit
c. Waktu dumping rata-rata ialah 3,65 detik atau 0,060 menit
d. Waktu swing kosong rata-rata ialah 2,8 detik atau 0,046 menit
Data aktual waktu dari masing-masing gerakan untuk excavator Volvo
EC480DL 185 adalah sebagai berikut:
a. Waktu menggali (digging) rata-rata ialah 5 detik atau 0,89 menit
27
b. Waktu swing isi rata-rata ialah 4,2 detik atau 0,07 menit
c. Waktu dumping rata-rata ialah 3,75 detik atau 0,062 menit
d. Waktu swing kosong rata-rata ialah 3,8 detik atau 0,063 menit
2) Waktu Edar Alat Angkut
Dari hasil pengamatan penulis dilapangan waktu edar rata-rata dump truck
CWE Quester 28064 R adalah 1231,45 detik atau 20,52 menit dengan
kecepatan alat angkut berkisar 30-40 km/jam. Data aktual waktu dari
masing-masing gerakan untuk dump truck CWE Quester 28064 R adalah
sebagai berikut :
a. Waktu manuver loading rata-rata ialah 112,05 detik atau 1,86 menit.
b. Waktu loading rata-rata ialah 99,35 detik atau 1,65 menit.
c. Waktu mengangkut rata-rata ialah 481,5 detik atau 8,025 menit.
d. Waktu manuver dumping rata-rata ialah 25,65 detik atau 0,42 menit.
e. Waktu kembali kosong rata-rata ialah 477,25 detik atau 7,95 menit.
Tabel 3.1 Waktu Edar Rata-Rata Alat Mekanis
28
Tabel 4.1
Jumlah
No. Uraian Jam
Waktu (jam)
SHIFT PAGI
1 Kegiatan Loading Hauling 07.00 - 12.00 10
3 Istirahat 12.00 – 13.00
4 Kegiatan Loading Hauling 13.00 – 18.00
Uraian Jam Jumlah Waktu
No. (jam)
SHIFT MALAM
1 Kegiatan Loading Hauling 19.00 - 21.00 10
2 Istirahat 21.00 – 22.00
3 Kegiatan Loading Hauling 22.00 – 06.00
Total waktu kerja dalam sehari 20
Jadwal Waktu Kerja Karyawan PT. Ulima Nitra
29
Hambatan yang tidak dapat dihindari (menit)
Gangguan cuaca 60 60
Kerusakan dan perbaikan peralatan 30 40
Pengisian bahan bakar 15 15
Pemeriksaan dan pemanasan alat 20 20
Total (menit) 125 135
Total waktu hambatan (menit) 200 219
Waktu kerja total (menit) 1200 1200
Waktu Kerja Efektif (menit) 1000 981
Waktu Kerja Efektif (jam) 16,67 16,35
Tabel 4.3
Efisiensi Kerja
No. Jenis Alat
(%)
1 Excavator Volvo EC 480 DL 83,3
2 Dump Truck CWE QUESTER 81,7
28064R
Efisiensi Kerja Alat
30
SF = Faktor pengembangan = 0,67 Q = (3600/17,22) x 2,1 x 0,93 x 0,83
x 0,67 = 225 Bcm/jam x 1,26 ton/m3 = 283,94 ton/jam
Produksi = 283,94 ton/jam x 20 jam x 25 hari = 141.970 ton/bulan
Excavator Volvo EC 480DL – 185
Q = (3600/17,1) x 2,1 x 0,93 x 0,83 x 0,67 = 228 Bcm/jam x 1,26 ton/m3
= 288,09 ton/jam
Cta = Waktu Edar Alat Angkut (Detik) = 17,22 Detik (Lampiran E) n = Jumlah
31
Tabel 6.1
Kemampuan Produksi Exacavator dan Dump truck Saat ini
Produksi
No. Jenis Alat
(ton/bulan)
1. Excavator Volvo EC 480 DL 286.016
Dump Truck CWE QUESTER
2. 142.200
28064R
MF =
MF = 0,49
Berdasarkan dari hasil perhitungan match factor yang dilakukan sebesar 0,49
dimana nilai match factor tersebut jauh dari nilai match factor yang ideal yaitu
1. Bila dilihat dimana nilai match factor yang kurang dari 1, berarti jumlah
dump truck yang ada sekarang kurang sehingga faktor kerja untuk alat muat
tidak maksimal. Sehingga diperlukan adanya penambahan alat muat.
32
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data lapangan pada kegiatan pemuatan
dan pengangkutan batubara di OPB 4 Satker Penbara Blok Timur PT Bukit Asam Tbk
mempunyai target pemindahan batubara sebesar 300.000 ton/bulan. Pencapaian
pemindahan aktual di lapangan saat ini tidak tercapai sehingga yang hanya 142.200
ton/bulan sehingga perlu dilakukan analisis agar target pemindahan dapat tercapai.
Untuk memenuhi target pemindahan yang diinginkan perusahaan, diperlukan upaya-
upaya perbaikan dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab tidak tercapainya
target pemindahan di lapangan.
33
1.2. Kemampuan Produksi Alat Angkut
Sedangkan untuk memenuhi target pemindahan batubara saat ini, PT. Bukit
Asam, Tbk. menggunakan dump truck CWE QUESTER 28064R sebanyak 16
unit. Dimana dari 16 unit yang tersedia hanya 12 unit dump truck CWE
QUESTER 28064R dikarenakan 4 unit mengalami kerusakan/breakdown.
Dari 12 unit yang beroperasi menghasilkan produksi total 142.200 ton/bulan
yang berarti target pemindahan/pengangkutan batubara yang direncanakan
belum tercapai yaitu sebesar 300.000 ton/bulan.Sehingga perlu dilakukan
analisa dan penelitian terhadap alat-alat mekanis yang ada saat ini sudah
bekerja secara optimal atau belum, agar terget pemindahan/pengangkutan
yang direncanakan dapat tercapai.
5.2 Analisis Faktor Penyebab Belum Tercapainya Target Produksi
Setelah dilakukan perhitungan produksi untuk 2 unit excavator sebagai alat muat
didapatkan pencapaian sebesar 286.016 ton/bulan, sedangkan untuk 12 unit dump
truck CWE QUESTER 28064R didapatkan pencapaian pemindahan sebesar
142.200 ton/bulan dimana belum dapat memenuhi target pemindahan yang
ditetapkan oleh perusahaan sebesar 300.000 ton/bulan. Maka dilakukan analisis
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mengakibatkan belum tercapainya
target pemindahan tersebut.
5.3 Efesiensi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut
Hasil kerja alat saat ini diperoleh efisiensi kerja excavator Volvo EC 480 DL
sebesar 83,3% dan efisiensi kerja dump truck CWE QUESTER 28064 R sebesar
81,7% (Lampiran G). Efisiensi kerja yang didapatkan pada OPB 4 dapat
dikategorikan baik, dimana nilai efisiensi kerja masih berada di atas 80%
5.4 Faktor Keserasian Kerja (Match Factor) Hasil dari perhitungan diperoleh
keserasian kerja alat pada saat ini untuk 2 unit excavator Volvo EC 480 DL dengan
12 unit dump truck CWE QUESTER 28064 R sebesar 0,49 dengan waktu tunggu
alat muat selama 3 menit 8 detik. Nilai MF < 1 berarti keadaan ini menunjukkan
kerja alat angkut 100% sedangkan alat muat kurang Setelah dilakukan analisis,
34
diperoleh masalah penyebab tidak tercapainya target produksi yang direncanakan
yaitu berupa kurang idealnya kombinasi kerja dari alat muat dan alat angkut saat
ini. Nilai keserasian kerja saat ini adalah 0,49 yang berarti nilai ini jauh dari nilai
ideal sebesar 1. Maka diperlukan penambahan dump truck CWE QUESTER
28064 R sehingga faktor keserasian kerja meningkat dan dapat mengurangi waktu
tunggu bagi alat muat
5.5 Upaya Perbaikan
Sedangkan upaya-upaya yang dapat dilakukan agar target pemindahan sebesar
300.000 ton/bulan dapat terpenuhi ialah sebagai berikut.
a. Perbaikan Jalan angkut
Dibeberapa titik terutama tikungan lebar jalan angkut tidak dapat dilalui dua
unit dump truck sehingga saat berpapasan di tikungan salah satu dump truck
harus mengalah untuk memberikan jalan. Sehingga diperlukan perlebaran
jalan pada titik-titik yang tidak memenuhi standar minimum lebar jalan
angkut, yaitu segment 4 yang semula memiliki lebar 7,0 m diperlebar menjadi
13,36 m, segment 6 yang semula 6,5 m diperlebar menjadi 13,36 m, segment
9 yang semula 8,2 m diperlebar menjadi 13,36 m dan segment 10 yang semula
7,1 m diperlebar menjadi 8,75 m. Perubahan lebar jalan ini diharapkan dapat
mengurangi waktu edar dari dump truck
b. Pengurangan Waktu Edar Alat Muat dan Alat Angkut
Salah satu faktor yang menyebabkan target produksi tidak tercapai ialah waktu
edar excavator dan dump truck yang terlalu besar sehingga efisiensi kerja
berkurang. Dengan perbaikan jalan waktu edar dari dump truck diharapkan
dapat berkurang karena tidak adanya waktu tunggu bagi dump truck untuk
melewati tikungan secara bergantian. Sedangkan hal yang membuat excavator
memiliki waktu edar yang besar ialah sebelum pemuatan ke dump truck,
excavator mensortir terlebih dahulu batuan pack maupun bongkahan batubara
yang besar. Hal ini dikarenakan batubara yang dibawa dari front penambangan
langsung ditempatkan ke TS 3B tanpa ada penanganan terlebih dahulu di areal
35
penambangan.Setelah dilakukan perbaikan jalan diharapkan waktu edar dump
truck akan berkurang yang semula 20,52 menit menjadi 18,33 menit.
Sedangkan excavator akan berkurang waktu edarnya yang semula 17,22 detik
menjadi 15,32 detik setalah dilakukan penanganan batubara di areal
penambangan terlebih dahulu.
c. Untuk mencapai target pemindahan batubara sebesar 300.000 ton/bulan maka
perlu dilakukan upaya atau alternatif perbaikan untuk memenuhi sasaran
produksi tersebut. Upaya yang pertama kali dilakukan untuk meningkatkan
target produksi pemindahan batubara di OPB 4 adalah dengan melakukan
optimalisasi dump truck yang ada, dengan menggunakan semua dump truck
yang sejumlah 16 unit,dan dengan perbaikan cycle time dari dump truck maka
didapat produksi optimal dari ke 16 alat angkut ialah
3.600 𝐵𝑐𝑚
Q = 1180 𝑥11,71𝑥0,67𝑥0,82 = 19,62 𝑥 1,26 𝑡𝑜𝑛/𝑚3
𝑗𝑎𝑚
MF =
Setelah dilakukan pengoptimalan kinerja excavator yang sudah ada, maka didapat
kenaikan produksi alat muat dari 142,200 ton/bulan menjadi 197.845 ton/bulan. Dari
data tersebut dapat dilihat meskipun telah dilakukan pengoptimalan dump truck yang
sudah ada tetap saja target pemindahan belum dapat terpenuhi yaitu sebesar 300.000
ton/bulan
Kombinasi 2 unit excavator Volvo EC 480 DL dengan 16 unit Dump Truck CWE
QUESTER 28064 R dengan cycle time aktual, berdasarkan perhitungan didapatkan
36
match factor sebesar 0,65. Dan dengan kombinasi dua jenis alat mekanis ini
menghasilkan produktivitas sebesar 197.845 ton/bulan, sehingga target pemindahan
sebesar 300.000 belum tercapai.
Maka kombinasi dua jenis alat ini membutuhkan penambahan 9 unit dump truck. Q
9,62 Bcm/jam x 1,26 ton/m3 = 24,72 ton/jam x
25 unit = 618 Ton/Jam Produksi 1 bulan = Produksi/Jam x waktu kerja efektif/hari x
Hari Kerja/Bulan = 618 Ton/Jam x 20 jam/hari x25 hari/bulan = 309.000 Ton/bulan
Perhitungan Match Factor setelah dilakukan penambahan alat muat sebanyak 9 unit.
Jumlah dump truck CWE QUESTER 28064R (Na)= 25 unit
Jumlah excavator Volvo EC 480DL (Nm) = 2 unit
Waktu edar rata-rata alat muat (Ctm) = 0,27 menit
Waktu edar rata-rata alat angkut (Cta) = 18,33 menit
MF = = 1,15
Setelah
Sebelum Setelah
No Parameter Penambahan
Perbaikan optimalisasi
Alat angkut
1. Jumlah alat muat 2 2 2
2. Jumlah alat angkut 12 16 25
Faktor Keserasian
3. 0,49 0,71 1,15
(MF)
Produksi Yang dicapai
4. 142.200 197.845 309.000
(Ton/bulan)
37
dari semula 20,52 menit. Dengan dilakukan penambahan unit dump truck nilai
keserasian kerja telah mendekati nilai ideal yaitu 1 dan hal ini berpengaruh
dengan tercapainya target pemindahan sebesar 300.000 ton/bulan
38
BAB VI
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan perhitungan dari bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Produksi alat muat untuk pemindahan batubara di OPB 4 pada bulan
September 2018 sebesar 286.616 ton/bulan dan untuk alat angkut sebesar
142.200 ton/bulan. Hal ini mengakibatkan target pemindahan batubara di OPB
4 untuk saat ini masih belum terpenuhi, dimana target pemindahan batubara di
OPB 4 adalah sebesar 300.000 ton/bulan.
2. Faktor-faktor penyebab target pemindahan batubara sebesar 300.000 ton/bulan
tidak terpenuhi ialah :
a. Kurang lebarnya jalan pada segmen 4, segmen 6, segmen 9, dan segmen
10 yang hanya memiliki lebar 6,5-8,2 m. Dimana lebar jalan minimumnya
ialah 8,75 m dan 13,35 m. Sehingga tidak dapat dilalui oleh dua unit alat
angkut sekaligus yang menyebabkan bertambahnya waktu edar alat
angkut.
b. Tidak adanya penanganan batubara sebelum masuk ke TS 3B sehingga alat
muat memiliki pekerjaan tambahan yaitu harus menyortir terlebih dahulu
batubara yang akan dimuat ke alat angkut.
c. Kurangnya jumlah alat angkut saat ini yang berjumlah 12 unit
mengakibatkan match factor hanya menghasilkan nilai sebesar 0,49 dan
hal ini sangat jauh dari standar match factor yang baik
d. Penggunaan alat angkut tidak dapat maksimal akibat rusak/ breakdown.
Dari data bulan September rata-rata terdapat 4 unit alat angkut yang
39
mengalami kerusakan/breakdown dari total 16 unit alat angkut yang
dimiliki.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan ialah sebagai berikut :
1. Agar target produksi pemindahan batubara pada OPB 4 satker Penbara Blok
Timur dapat tercapai, maka diperlukan adanya penambahan alat angkut dump
truck CWE QUESTER 28064 R sebanyak 9 unit. Setelah dilakukan
penambahan alat angkut didapat kenaikan volume pemindahan sebesar
309.000 ton/bulan untuk alat angkut dan 321.470 ton/bulan untuk alat muat,
sehingga target pemindahan dapat tercapai.
2. Sedangkan saran yang dapat diberikan untuk mengatasi faktor-faktor yang
mengakibatkan tidak tecapainya target produksi ialah :
a. Perbaikan dan perawatan jalan pada beberapa titik yaitu segmen 4
diperlebar menjadi 13,36 m yang semula 7,0 m, segmen 6 diperlebar
menjadi 13,36 m yang semula 6,5 m, segmen 9 diperlebar menjadi 13,36
m, yang semula 8,2 m, dan segmen 10 diperlebar menjadi 8,75 m yang
semula 7,1 m.
b. Diperlukan penanganan batubara terlebih dahulu sebelum diangkut
menuju ke TS 3B agar alat muat tidak perlu menyortir material yang akan
dimuat ke alat angkut, dan diharapkan waktu edar alat muat dapat
berkurang menjadi 15,32 detik yang semula 17,22 detik.
c. Untuk mengatasi kurang serasinya kombinasi alat muat dan alat angkut
saat ini maka diperlukan penambahan alat angkut berupa 9 unit dump truck
CWE QUESTER 28064 R, sehingga nilai match factor meningkat
menjadi 1,15 dimana nilai match factor tersebut sudah mendekati 1.
d. Diperlukan adanya perbaikan dan perawatan alat angkut secara intensif
dan berkala, sehingga tidak ada alat angkut yang rusak/breakdown terlalu
lama
40
DAFTAR PUSTAKA
1. Hustrulid, W. And Kuchta M., 1998, Open Pit Mine Planning & Design, Volume 1, A.A.
Balkema, Rotterdam.
2. Kaufman, W.W and Ault, J.C, 1977, Design Of Surface Mine Haulage Roads – A Manual,
United Stated Departement of The Interior, Berau of Mines.
3. Rochmandi., 1992, Alat Alat Berat dan Penggunaannya, Penerbit YBPPU, Jakarta.
4. Rochmandi., 1986, Kapasitas dan Produksi Alat-alat Berat, Penerbit YBPPU, Jakarta..
5. SNI 13-5014-1998, 1998, Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara, Badan
Standarisasi Nasional, Bandung.
6. Tannant, Dwayne D. And Bruce Regensburg, 2001, Guidelines for Mine Haul Road
Design, School of Engineering University of British Columbia.
7. Waterman, S, 2017, Perencanaan Tambang, Program Studi Teknik Pertambangan, UPN
“ Veteran” Yogyakarta.
8. Yanto, I, 2014, Pemindahan Tanah Mekanis, Program Studi Teknik Pertambangan, UPN
“Veteran” Yogyakarta.
9. -------------2012, Volvo Equipment Handbook, North America.
10. -------------2014, UD Trucks Handbook, Jepang
41
DAFTAR LAMPIRAN
42
Lampiran B. Spesifikasi Alat Angkut
Dump Truck CWE QUESTER 28064R
43
44
Lampiran C. Spesifikasi Alat Gali Muat
Gambar C.1
Dimensi Volvo EC480DL
45
Tabel C.1
Dimensi Volvo EC480DL
Keterangan Dimensi (mm)
A 2.990
B 3.440
C 3.257
D 3.800
E 2.770
F 1.275
G 4.370
H 5.370
I 2.740
J 700
K 550
L 11.630
M 3.770
46
Lampiran D. Perhitungan Geometeri Jalan Angkut
Dalam penggunaan jalan angkut ada beberapa geometri yang perlu diperhitungkan,
diantaranya lebar jalan minimun pada jalan lurus dan pada tikungan untuk dilalui dua
alat angkut. Penentuan lebar jalan angkut sangat penting dalam kelancaran dan
keberhasilan kegiatan operasi pengangkutan.
L = (2 x 2,5) + (2+1)(1/2,5)m
L = 8,75 meter
Jadi, lebar jalan angkut minimum pada jalan lurus adalah 8,75 meter.
L = 5 meter
Jadi lebar jalan lurus minimum untuk 1 jalur alat angkut adalah 5 m.
47
2 Lembar Minimum Jalan Angkut Pada Tikungan
Penentuan lebar jalan angkut pada tikungan dapat dihitung dengan rumus (Walter
W Kaufman and James C Ault, 1977) :
W = 2 (U + Fa + Fb + Z) + C
di mana, C = Z = 2 (U + Fa + Fb)
Fa = ad. Sin ɑ Fb = ad. Sin ɑ
Keterangan :
W = lebar jalan angkut pada tikungan, m.
Fa = lebar juntai depan, m.
Fb = lebar juntai belakang, m.
Ad = jarak as roda depan dengan bagian depan truck, m.
Ab = jarak as roda belakang dengan bagian belakang truck, m.
ɑ = sudut penyimpangan (belok) roda depan.
U = jarak jejak roda kendaraan, m.
C = jarak antar truck, m.
Z = jarak sisi luar truck ketepi jalan, m.
Dimensi dump truck komatsu HD 785 adalah sebagai berikut :
Jarak antara as depan dan as belekang = 4,3 m
Jarak antara poros depan dengan bagian depan (fa) = 1,48 m
Jarak sumbu roda belakang dengan bagian belakang (fb) = 1,125 m
Jarak antara jejak roda ban = 2,1 m
Radius putar = 7,3 m
Sudut penyimpangan roda = 36º
Dari data dimensi tersebut dapat dihitung lebar jalan pada tikungan, yaitu :
Fa = 1,480 m × sin 36° = 0,86 m
Fb = 1,125 m × sin 36° = 0,66 m
di mana, C = Z = ½ (U+Fa+Fb)
= ½ ( 2,100 + 0,86 + 0,66 )
48
= 1,81 m
Jadi lebar jalan angkut minimum pada tikungan 1 jalur adalah :
Wmin = 1 ( U + Fa + Fb + Z )
= 1 ( 2,100 + 0,86 + 0,66 + 1,81 ) m
= 5,4 meter
Jadi lebar jalan angkut minimum pada tikungan 2 jalur adalah :
Wmin = 2 ( U + Fa + Fb + Z ) + C
= 2 (2,100 + 0,86 + 0,66 + 1,81) m + 2,5 m
= 13,36 meter
3 Superelevasi
Nilai superelevasi: 0,04 m/m
Lebar jalan pada tikungan : 6,5 meter
Beda tinggi = 0,04 m/m x 6,5 m = 0,26 m = 26 cm
Superelevasi yang dilalui oleh truk adalah sebesar 26 cm. Sedangkan dari hasil
pengamatan dan perhitungan dilapangan, superelevasi jalan angkut sebesar 81 cm
sehingga superelevasi jalan angkut sudah memenuhi syarat
4 Jarak Dan Kemiringan Jalan Angkut
Jarak dan kemiringan jalan angkut yang dilalui articulated dump truck dibagi
menjadi beberapa segmen. Untuk tiap segmen jalan angkut, jarak dan
kemiringannya dapat dihitung. Jika A – B adalah jarak sebenarnya, maka jarak
datar yaitu A –B’ dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Gambar D.1
49
Jarak A – B’ = √𝐴𝐵2 − 𝐵𝐵2
= √187 − 8, 822
= 186, 82 meter
Dengan cara seperti diatas, maka jarak dan kemiringan jalan pengangkutan
untuk masing-masing segmen dapat diketahui
Tabel D.1
Geometri Jalan Angkut TS 3B – Live Stock TLS 4
Beda Lebar di Lebar
Kemiringan
Segment Tinggi Lapangan Teoritis Keterangan Jarak (m)
(%)
(m) (m) (m)
1 8,2 -4,38 9,2 8,75 Memenuhi 187
2 10,2 +3,27 9,2 8,75 Memenuhi 312
3 5,62 -3,25 9,3 8,75 Memenuhi 173
4 0,8 -2,67 7,0 13,36 Tidak Memenuhi 30
5 14,8 +2,05 9,1 8,75 Memenuhi 722
6 2,1 +0,75 6,5 13,36 Tidak Memenuhi 280
7 20,6 +3,77 9,2 8,75 Memenuhi 546
8 17,7 -2,39 9,3 8,75 Memenuhi 740
9 3,2 -1,47 8,2 13,36 Tidak Memenuhi 217
10 17,5 +8,61 7,1 8,75 Tidak Memenuhi 204
Total 3411
50
Maka : cross slope = 0,5 x 8,75 x 0,02 = 0,08 m
6 Jari Jari Tikungan Jalan
𝑣2
𝑅=
127(ⅇ + 𝑓 )
Keterangan :
Jari – jari tikungan minimal yang mampu dilalui oleh truk adalah sebesar 22,81
meter. Sedangkan dari hasil pengamatan dan perhitungan dilapangan, jari-jari
tikungan jalan angkut terkecil sebesar 24,6 meter sehingga jari – jari tikungan jalan
angkut sudah memenuhi syarat
51
Lampiran E. Waktu Edar Alat Angkut
Tabel E.1
Cycle Time Dumptruck CWE QUESTER 28064R
52
Lampiran F. Waktu Edar Alat Muat
Tabel.F.1
Waktu Edar Alat Gali-Muat Excavator Volvo EC480DL (180) Untuk Pemuatan Batubara
Digging Swing isi Dumping Swing kosong Cycle time
No
( detik ) ( detik ) ( detik ) ( detik ) ( detik )
1 6 3 4 2 15
2 7 5 3 3 18
3 8 3 3 3 17
4 7 3 3 2 15
5 5 3 4 2 14
6 5 4 4 4 17
7 7 5 4 3 19
8 7 5 3 4 19
9 6 5 3 3 17
10 8 4 4 4 20
11 7 4 5 3 19
12 8 4 3 2 17
13 8 3 3 3 17
14 9 3 3 3 18
15 7 3 3 3 16
16 6 3 7 2 18
17 8 5 3 3 19
18 8 4 3 3 18
19 7 5 5 2 19
20 6 4 3 2 15
Rata Rata 17,35
53
Tabel.F.2
Waktu Edar Alat Gali-Muat Excavator Volvo EC480DL (185) Untuk Pemuatan
Batubara
54
Lampiran G. Waktu Kerja Efektif dan Efesiensi Kerja
1. Waktu Kerja
Berdasarkan pengaturan waktu kerja telah ditetapkan kegiatan pemindahan
batubara dalam satu hari dibagi menjadi 2 shift, yaitu shift pagi yang dimulai pukul
07.00 – 18.00 dan shift malam yang dimulai pukul 19.00 – 06.00 dan berlaku
selama setiap hari. Dengan pembagian 6 hari shift pagi dilanjut dengan 6 hari shift
malam dan satu hari off.
Tabel G.1
Jadwal Waktu Kerja Karyawan PT. Ulima Nitra
Dari tabel diatas diperoleh jumlah jam kerja normal rata-rata perhari adalah 20
jam perhari atau 1200 menit perhari Hari kerja efektif dalam sebulan adalah hari
efektif yang diperoleh dari :
A : Asumsi hari kerja selama sebulan = 30 hari/bulan
B : Asumsi dalam sebulan terdapat 3 kali hari off
C : Asumsi hari hujan/bulan yang menyebabkan tidak dapat beroperasi total = 2
hari/bulan
55
Sehingga hari efektif kerja dalam sebulan adalah : A – B – C = 30 hari/bulan
– 3 hari/bulan – 2 hari/bulan = 25 hari/bulan.Hasil pengamatan dilapangan
mengenai waktu hambatan yang dapat dan tidak dapat dihindari alat muat serta
alat angkut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel G.2
Hambatan yang Dapat Dihindari Alat Muat
Hambatan yang dapat dihindari (menit)
No. Berhenti
Terlambat Keperluan Terlambat
Bekerja Terlalu
Datang Operator Bekerja
Awal
1 16 18 0 12
2 0 15 15 0
3 0 20 13 0
4 15 19 0 20
5 0 18 8 0
6 17 16 0 0
7 0 12 0 0
8 19 19 0 18
9 20 17 8 0
10 10 15 0 19
11 20 0 15 0
12 0 20 0 0
13 18 0 9 0
14 0 0 0 0
15 17 15 14 19
16 0 0 0 0
17 20 0 6 14
18 16 0 0 0
19 0 18 0 0
20 18 0 7 20
21 0 0 13 0
22 20 19 0 18
23 19 0 0 0
24 0 17 8 0
25 18 0 15 0
56
Tabel G.3
Hambatan yang Dapat Dihindari Alat Muat
57
Tabel G.4
Hambatan yang Dapat Dihindari Alat Angkut
58
Tabel G.5
Hambatan Yang tidak Bisa Dihindari Alat Angkut
Hambatan yang Tidak Dapat Dihindari (menit)
No. Gangguan Kerusakan dan Pengisisan Bahan Pemeriksaan dan
Cuaca Perbaikan Alat Bakar Pemanasan Alat
1 0 0 0 18
2 0 0 15 10
3 0 28 0 0
4 0 0 0 17
5 37 25 12 0
6 0 0 0 0
7 0 18 14 18
8 0 40 0 20
9 0 37 10 0
10 48 0 0 20
11 0 0 12 0
12 0 0 0 0
13 0 0 10 0
14 60 0 0 0
15 0 35 15 9
16 0 0 0 0
17 0 0 14 14
18 0 0 0 0
19 51 0 0 0
20 0 0 12 0
21 0 0 10 0
22 0 27 0 17
23 0 0 0 0
24 0 0 15 0
25 0 0 0 0
Dari data diatas diambil lah data terbesar dari tiap-tiap kolomnya, dan didapat tabel
dibawah ini :
59
Tabel G.6
Dari data dan pengamatan tersebut, dapat ditentukan waktu kerja efektif (Wke) Wke
= Wkt – (Whd + Whtd)
60
2. Efesiensi Kerja
Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan atau
merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai bekerja (waktu kerja efektif),
dengan waktu kerja yang tersedia
𝑤𝑘𝑒
Efesiensi kerja = 𝑤𝑘𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 x 100 %
61
Lampiran H. Kemampuan Produksi Aktual Alat Muat Dan Alat
Angkut
= 141.970 ton/bulan
62
Q = (3600/17,1) x 2,1 x 0,93 x 0,83 x 0,67 = 228 Bcm/jam x 1,26
ton/m3
= 288,09 ton/jam
= 144.046 ton/bulan
= 286.016 ton/bulan
b. Produksi Alat Angkut Untuk produksi 12 ( belas) unit dump truck CWE
QUESTER 28064R dengan 6 bucket pengisian adalah :
Q
di mana, Cam = n x C x B
= 6 x 2,1 x 0,93 = 11,718
Keterangan :
Q = Produksi Alat Angkut (BCM/Jam)
Eff = Efisiensi Kerja (%) =81,7 % (Lampiran I)
Cta = Waktu Edar Alat Angkut (Menit) = 1231 (Lampiran H)
n = Jumlah Pengisian Bucket Penuh Alat Angkut =6
C = kapasitas baku alat gali-muat =2,1 m³(lampiran B)
BFF = Bucket Fill Factor = 93% (Lampiran E)
SF = Faktor Pengembangan = 0,67(LampiranF)Q
63
= 284,4 Ton/Jam x 20 jam/hari x25 hari/bulan
= 142.200 Ton/bulan
64
Lampiran I. Perhitungan Faktor Keserasian Kerjaalat (MATCH
FACTOR)
Nilai keserasian kerja (Match Factor) dari rangkaian alat gali-muat angkut dapat
diketahui dengan perhitungan sebagai berikut :
MF =
MF =
MF = 0,49
Karena nilai MF < 1, maka faktor kerja alat muat (exacavator) kurang dari 100
% yang berarti ada waktu tunggu dari alat muat tersebut.
Waktu tunggu untuk excavator
Wtm – Ctm
= 3,14 menit = 3 menit 8 detik
65
Tabel I.1.
Faktor Keserasian Kerja Alat Aktual
Rangkaian kerja alat mekanis Jumlah unit Match Factor Wtm (Meni)t
excavator Volvo EC 480DL 2
dump truck CWE QUESTER 0,49 3,14
12
28064R
MF =
MF =
MF = 0,65
Karena nilai MF < 1, maka faktor kerja alat muat (exacavator) kurang
dari 100 % yang berarti ada waktu tunggu dari alat muat tersebut.
Waktu tunggu untuk excavator
Wtm – Ctm
66
Tabel I.2.
Faktor Keserasian Kerja Setelah Dilakukan Optimalisasi
Rangkaian kerja alat mekanis Jumlah unit Match Factor Wtm (Meni)t
67
Lampiran J. Kemampuan Produksi Setelah Dilakukan Penambahan Unit
DUMP TRUCK, Perbaikan Jalan Dan Perbaikan Cycle Time Alat Muat
Dan Alat Angkut
Kombinasi 2 unit excavator Volvo EC 480DL dengan 16 unit Dump Truck CWE
QUESTER 28064R, berdasarkan perhitungan didapatkan match factor sebesar 0,65.
Karena nilai MF kurang dari 1 maka terdapat waktu tunggu bagi alat muat. Waktu
tungggu alat muat tersebut selama 2 menit 17 detik. Dan dengan kombinasi 2 jenis
alat mekanis ini menghasilkan produktivitas sebesar 142.200 Ton/bulan, sehingga
target produksi sebesar 300.000 ton/bulan tidak tercapai. Maka kombinasi 2 jenis alat
ini membutuhkan penambahan 10 unit dump truck. Sehingga dibutuhkan 26 unit
Dump truck CWE QUESTER 28064R.
68
Eff =EfisiensiKerja (%) = 81,7 % (Lampiran I)
Cta = Waktu Edar Alat Angkut (Detik) = 1180 Detik
n = Jumlah Pengisian Bucket Penuh Alat Angkut = 6
C = kapasitas baku alat gali-muat =2,1 m³ (Lampiran C)
BFF = Bucket Fill Factor = 93% (Lampiran E)
SF = Faktor Pengembangan = 0,67 (Lampiran F)
Q
= 19,62 BCM/Jam x 1,26 Ton/m³ = 24,72 Ton/Jam
= 24,72 ton/jam x 25 = 618 ton/jam
= 309.000 Ton/bulan
Tabel J.1
Produksi dump truck CWE QUESTER 28064R setelah penambahan unit
69
C = Kapasitas mangkuk alat muat (m³) = 2,1 m³ (lampiran C)
BFF = Faktorpengisian alat muat (%) = 93 % (Lampiran E)
EFF = Effisiensi kerja (%) = 83,3 % (Lampiran I)
SF =Faktor pengembangan = 0,67 (Lampiran F)
Q = (3600/15,20) x 2,1 x 0,93 x 0,83 x 0,67
= 257,22 Bcm/jam x 1,26 ton/m3 = 324,09 ton/jam
Produksi = 324,09 ton/jam x 20 jam x 25 hari = 162.045 ton/bulan
Volvo EC 480DL – 185
Q = (3600/15,45) x 2,1 x 0,93 x 0,83 x 0,67
= 253,06 Bcm/jam x 1,26 ton/m3 = 318,85 ton/jam
Produksi = 318,85 ton/jam x 20 jam x 25 hari
= 159.425 ton/bulan
Produksi total alat muat = 162.045 ton/bulan + 159.425 ton/bulan
= 321.470 ton/bulan
Tabel J.2
70
Lampiran K. Perhitungan Faktor Keserasian Kerja Alat (MATCH
FACTOR) Setelah Penambahan 10 Unit Dump Truck Dan Perbaikan
Cycle Time Alat Muat Dan Alat Angkut
Nilai keserasian kerja (Match Factor) setelah penambahan alat dan perbaikan cycle
time alat muat dan alat angkut :
Rangkaian alat mekanis di front kerja, excavator Volvo EC 480DL dengan dump truck
CWE QUESTER 28064R.Dengan 6 kali pengisian.
MF =
MF = 1,15
Tabel K.1
Perbandingan Nilai Match Factor
Setelah pengoptimalan
Sebelum dengan alat yang Sesudah
Keterangan
Perbaikan ada Perbaikan
71
Tabel K.2
Gambar K.1
72
Lampiran L. Pengoptimalan Produksi Alat Angkut Yang Ada Setelah
Perbaikan Jalan Dan Perbaikan Cycle Time Alat Angkut
Untuk produksi setelah dilakukan pengoptimalan alat angkut sejumlah 16 unit dump
truck :
Q
Dimana, Cam = n x C xBFF= 6 x 2,1 x 0,93
= 11,71
Keterangan :
Q = Produksi Alat Angkut (BCM/Jam)
Eff = Efisiensi Kerja (%) = 81,7 % (Lampiran I)
Cta = WaktuEdar Alat Angkut (Detik) =1180 Detik
N = Jumlah Pengisian Bucket Penuh AlatAngkut =6
C = kapasitas baku alat gali-muat = 2,1 m³(Lampiran C)
BFF = Bucket Fill Factor = 93% (Lampiran E)
SF = Faktor Pengembangan = 0,67 (Lampiran F)
Q Bcm/jam x 1,26 ton/m3
= 24,73 ton/jam x 16 unit = 395,7 Ton/Jam
Produksi 1 bulan =Produksi/Jam x waktu kerja efektif/hari x Hari Kerja/Bulan
= 379,2 Ton/Jam x 20 jam/hari x25 hari/bulan
= 197.845 Ton/bulan
73
Tabel L.1 Produksi dump truck CWE QUESTER
28064R setelah pengoptimalan
Tipe alat mekanis Produksi
74