Fixs MMK Kel e Revisi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PENGKAJIAN

MUSYAWARAH MASYARAKAT KOMUNITAS 1

KELOMPOK E

Nadiya Ayu Nopihartati Aisyah Mardiah Fezani

Intan Putri Andriani Yulia Mustika Sari

Yuni Mellianti Olga Mulyanes

Endriani Gusni Agesty Dwiriani Putri

Putri Mulyani Oktaghina Jennisya

Sucika Apreliza

Pembimbing Akademik
Ns. Mahathir. M.Kep.,Sp.Kep.Kom

Pembimbing Klinik
Ns.Rita Syurianti, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Kesehatan masyarakat (public health) didefinisikan sebagai "ilmu dan seni

mencegah penyakit", memperpanjang hidup, dan meningkatkan kualitas hidup dengan

melakukan upaya-upaya terorganisasi dan memberi pilihan informasi kepada

masyarakat, organisasi (publik dan swasta), komunitas, dan individu Menganalisis

determinan kesehatan pada suatu populasi dan ancaman-ancaman yang dihadapinya

merupakan hal mendasar dalam kesehatan masyarakat. Kesehatan yang dimaksud di

sini mencakup kesejahteraan fisik, psikologis, dan sosial. Sementara itu, masyarakat

yang dimaksud dapat berupa segelintir orang ataupun keseluruhan penduduk desa

atau kota (Perdiguero, E, 2017).

Kesehatan masyarakat merupakan bidang antar disiplin, yang melibatkan ilmu-

ilmu seperti epidemiologi, biostatistika, ilmu sosial, dan manajemen pelayanan

kesehatan. Subbidang lainnya yang dianggap penting di antaranya kesehatan

lingkungan, kesehatan komunitas, kesehatan jiwa, ekonomi kesehatan, kebijakan

kesehatan, penyuluhan kesehatan, politik kesehatan, kesehatan dan keselamatan kerja,

disabilitas, masalah gender dalam kesehatan, serta kesehatan seksual dan reproduksi.

Kesehatan masyarakat, bersama dengan pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan

tersier, merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan suatu negara secara

keseluruhan. Kesehatan masyarakat dilaksanakan melalui surveilans penyakit dan

indikator kesehatan, serta melalui promosi perilaku hidup sehat. Perilaku umum yang

diinisiasi kesehatan masyarakat di antaranya promosi mencuci tangan, menyusui,

vaksinasi, pencegahan bunuh diri, penghentian merokok, pemahaman tentang obesitas,


meningkatkan aksesibilitas kesehatan, dan distribusi kondom untuk mengendalikan

penyebaran penyakit menular seksual (Rosen, George, 2015).

Pengkajian yang dilakukan terhadap warga di RW 01 Kelurahan Binuang

Kampung Dalam yaitu sebanyak 217 KK dengan jumlah warga ± 711 Orang

yang terdiri dari perempuan ± 406 orang dan laki – laki ± 305 orang dengan

rentang usia 0 – 82 tahun terdiri dari 4 RT yaitu RT 01, RT 02, RT 03, RT 04,

didapatkan status kesehatan di komunitas dan keluarga yang dilakukan dengan survei

ditemukan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat sehingga berisiko

terhadap turunnya tingkat kesehatan masyarakat di wilayah RW 01 Kelurahan

Binuang Kampung Dalam.

B. Tujuan

1. Memberikan informasi terkait masalah yang tampak dari hasil survei

terhadap penanganan masalah kesehatan pada masyarakat RW 01

Kelurahan Binuang Kampung Dalam, Kecamatan Pauh.

2. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang mungkin masih ada dan

potensi masalah kesehatan pada masyarakat RW 01 Kelurahan Binuang

Kampung Dalam, Kecamatan Pauh.

3. Menjelasakan Pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa

Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Andalas terkait penangan

masalah yang ada di masyarakat RW 01 Kelurahan Binuang Kampung

Dalam, Kecamatan Pauh.


4. Menggambarkan rencana tidak lanjut yang akan dilakukan untuk

mengatasi masalah- masalah yang ada pada masyarakat RW 01 Kelurahan

Binuang Kampung Dalam, Kecamatan Pauh.


BAB II

PENGAKAJIAN KOMUNITAS

A. Data Inti Komunitas

1. Sejarah Komunitas

Sejarah Komunitas merupakan data–data yang berkaitan dengan

peristiwa sejarah atau kejadian masa lampau yang membentuk komunitas,

mempengaruhi prilaku kesehatan dan berdampak terhadap kesehatan

komunitas (Mahathir, 2020). RW 01/ RT 01/02/03/04 tentunya memiliki

sejarah sebelum keadaannya menjadi sekarang ini. RW 01/ RT

01/02/03/04 ini merupakan RW yang berada di kelurahan Binuang

Kecamatan Pauh, Kota Padang Sumatera Barat.

Wilayah RW 01/ RT 01/02/03/04 merupakan wilayah yang terletak

dikelurahan Binuang, kecamatan Pauh. Dimana Penduduk wilayah RW

01/ RT 01/02/03/04 mayoritas merupakan penduduk asli wilayah tersebut,

wilayah RW 01/ RT 01/02/03/04 merupakan wilayah yang terletak didekat

SMP Negeri 14 Padang dan RW 01/ RT 01/02/03/04 banyak bekerja

sebagai Wiraswasta.

2. Demografi Penduduk

Karakteristik demografi yang dikaji di wilayah RW. 01 kelurahan

Binuang yaitu sebanyak 217 KK dengan jumlah warga ± 711 Orang yang

terdiri dari perempuan ± 406 orang dan laki – laki ± 305 orang dengan

rentang usia 0 – 82 tahun yang memilki 6 agregat yaitu bayi, balita, anak,
remaja, dewasa, lansia, dan ibu hamil.

3. Etnik

Sebagian besar angoota komunitas di RW. 01 kelurahan Binuang

adalah berasal dari Sumatera Barat. Dimana terbagi atas 80 % masyarakat

asli wilayah RW. 01 kelurahan Binuang atau masyarakat local dan 20 %

lagi merupakan pendatang dari wilayah lain tetapi masih merupakan

masyarakat Sumatera Barat atau suku Minang.

4. Statistik Vital

Data statistik vital didapatkan bahwa angka morbiditas di RW. 01

kelurahan Binuang sebesar 0,53%, sedangkan angka mortalitas didapatkan

sebesar 0,25%.

5. Nilai dan Keyakinan

Nilai dan keyakinan yang dianut oleh anggota komunitas mayoritas

beragama islam dimana masing – masing anggota komunitas biasanya

melakukan ibadah di masjid atau di musholla terdekat di lingkungan

tempat tinggal. Masyarakat juga sering melakukan kegiatan keagamaan

seperti pengajian/ majlis ta’lim, perayaan hari besar dan kegiatan

pendidikan keagamaan di masjid.

B. Data Sub Sistem

1. Lingkungan fisik

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat RW 01 Kelurahan


Binuang Kampung Dalam didapatkan hasil bahwa hampir seluruh rumah

masyarakat atau 68.2% tidak berada di dekat jalan raya, dimana 85.3%

rumah terpapar polusi udara (seperti asap pembakaran sampah, debu dan

asap rokok) dan 14.7% tidak terpapar polusi udara. Hampir seluruh rumah

masyawakat RW 01 yaitu 88.5% berjenis permanen dan sisanya 9.7%

berjenis semi permanen. Sebanyak 94.9% rumah memiliki cahaya

matahari yang cukup dan dapat langsung masuk kedalam rumah

sedangkan 5% tidak, dengan kamar tidur 97.7%, ruang tamu 98.2%, dapur

88.9%, dan kamar mandi 77%.

Berdasarkan hasil wawancara dan survey, didapatkan hasil bahwa

sebagian besar atau 80,6% sumber air minum keluarga berasal dari sumur

gali dengan cincin, 14.3% berasal dari sumur gali tanpa cincin, 8% berasal

dari PDAM, dan 9% berasal dari galon air isi ulang. Sebagian besar atau

51,2% sumur memiliki jarak >10 m dari septi tank, 48.8% berjarak < 10

m. Seluruh keluarga atau 99,5% memiliki keadaan air minum yang tidak

berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Sebanyak 75.1% tempat

penampungan air minum keluarga tertutup dan 24.9% terbuka. Sebagian

besar keluarga atau 60.4% membersihkan bak/penampungan air setiap 1x

seminggu, 5.3% setiap 2x seminggu, 20.7% setiap 3x seminggu

membersihkan bak/penampungan air, 7.8% tidak pernah membersihkan

bak/penampungan air, dan 7.4% setiap hari membersihkan

bak/penampungan air. Hampir seluruh atau 99.1% keluarga melakukan

MCK (Mandi, Cuci, Kakus) sehari-hari di kamar mandi dan sisanya 0.9%
dilakukan di sungai/banda. Sebanyak 55.3% limbah kamar mandi/WC

dialirkan ke septi tank, 23.5% dialirkan ke sungai dan 20.7% dialirkan ke

got. Sebanyak 70.5% sampah rumah tangga dibakar, 11% dibuang ke

pembatas jalan bypass, 24.9% dikupulkan dan diangkut oleh petugas

kebersihan dan 0.9% dibuang ke sungai/banda. Sebagian besar keluarga

atau 59.4% mengatakan tidak adanya kegiatan gotong royong di

lingkungan sekitar tempat tinggal dan 40,6% mengatakan ada. 33.6%

keluarga membersihkan sarana pembuangan air limbah rumah tangga

setiap 1x seminggu, 34.6% membersihkan setiap 1x sebulan dan 30.9%

tidak pernah membersihkan sarana pembuangan air limbah rumah tangga.

2. Pelayanan kesehatan dan sosial

Berdasarkan hasil wawancara dan survey dengan masyarakat RW 01

Kelurahan Binuang Kampung Dalam didapatkan hasil bahwa 40.1%

anggota keluarga sedang tidak mengalami keluhan, 33.6% menderita

hipertensi, 2.3% menderita ISPA, 10.1% diabetes, 1.4% menderita

pneumonia, 12.9% dengan diare, 6% menderita penyakit kulit, 2.3%

dengan anemia, 0.5% menderita tb paru dan DBD, 3.7% menderita

penyakit gigi. Hampir seluruh keluarga di lingkungan RW 01 atau sekitar

88.5% mengatakan bahwa akan membawa anggota keluarga yang sakit ke

pelayanan kesehatan (puskesmas, bidan, praktek dokter dan klinik), 3%

mengatakan bahwa akan Membawa berobat ke alternatif/ dukun, 4%

membeli obat diwarung dan 4.5% membeli obat tradisional. Dimana

sebanyak 50.7% rumah masyarakat berjarak 1-2 km dari pelayanan


kesehatan dan 21.7% berjarak < 1 km.

Hampir seluruh keluarga atau 95.4% menggunakan jaminan kesehatan

berupa BPJS dan 4.6% mandiri/umum. Sebanyak 42.4% keluarga

mendapatkan informasi kesehatan dari petugas kesehatan, 34.6% dari

media seperti TV, Koran, dll, 20.3% dari masyarakat yang disampaikan

dari mulut ke mulut dan 2.7% tidak mendapat informasi kesehatan.

Masyarakat RW 01 mengatakan 100% memerlukan kader. 90.8%

masyarakat bersedia mengikuti kesehatan lingkungan. Jenis penyakit yang

diderita 3 bulan terakhir yaitu 40.1% anggota keluarga sedang tidak

mengalami keluhan, 33.6% menderita hipertensi, 2.3% menderita ISPA,

10.1% diabetes, 1.4% menderita pneumonia, 12.9% dengan diare, 6%

menderita penyakit kulit, 2.3% dengan anemia, 0.5% menderita tb paru

dan DBD, 3.7% menderita penyakit gigi. Masyarakat RW 01 mengatakan

mencuci tangan pakai air mengalir sebanyak 38.7% dan sisanya 61.3%

tidak menggunakan air mengalir. Juga masyarakat RW 03 yang mencuci

tangan menggunakan sabun sebanyak 58.1% dan tidak menggunakan

sabun sebanyak 41.9%.

3. Status ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara dan survey dengan masyarakat RW 01

Kelurahan Binuang Kampung Dalam didapatkan hasil bahwa sebagian

besar atau 65.9% pengeluaran keluarga perbulan Rp.1.000.000-Rp.

2.000.000 dan 21.2% pengeluaran keluarga perbulan < Rp 1.000.000 dan

12.9% dengan pengeluaran keluarga > Rp 2.000.000. Sebanyak 53.9%


keluarga memiliki tabungan sedangkan 46.1% tidak memiliki tabungan

dengan alasan penghasilan yang tidak mencukupi dan juga kebutuhan

keluarga yang banyak. Seluruh keluarga atau 85.3% keluarga mempunyai

kemampuan untuk menyediakan makan-makanan yang bergizi. Dimana

sebanyak 46.5% keluarga tidak memiliki tabungan untuk kesehatan.

Sebanyak 49.8% masyarakat memenuhi kebutuhan pokok di pasar

tradisional, 27.2% masyarakat memenuhi kebutuhan pokok di warung dan

20.3% masyarakat memenuhi kebutuhan pokok di pasar.

4. Keamanan dan transportasi

Berdasarkan hasil wawancara dan survey dengan masyarakat RW 01

Kelurahan Binuang Kampung Dalam didapatkan hasil bahwa sebagian

besar masyarakat atau 71.9% mengatakan tidak adanya pelayanan

keamanan dilingkungan tempat tinggal dan 28.1% mengatakan ada.

Masyarakat RW 01 mengatakan tidak pernah terdapat tindakan kejahatan

dilingkungan tempat tinggal sebanyak 63.1% dan 36.9% mengatakan

pernah terdapat tindakan kejahatan dilingkungan tempat tinggal. Sebagian

besar masyarakat atau 38.2% mengatakan tidak pernah dilakukan ronda

dilingkungan tempat tinggalnya, 54.8% mengatakan jarang dilakukan

ronda dilingkungan tempat tinggalnya. Hampir seluruh keluarga atau

98.2% mengatakan tidak adanya alat pemadam kebarakan dilingkungan

tempat tinggalnya. Sebanyak 60,4% mengatakan adanya bencana yang

mengancam diwilayah tempat tinggalnya. Hampir seluruh masyarakat RW

01 atau sebanyak 82% masyarakat menggunakan kendaraan pribadi


sebagai alat transportasi dan 18% menggunakan kendaraan umum seperti

angkot. Dimana jarak antara ruah dengan fasilitas kesehatan yaitu 84.3%

berjarak <5 km dan 15.7% berjarak >5km. Dimana 82.9% membutuhkan

waktu 5-10 menit untuk sampai ke pelayanan kesehatan terdekat, 11.5%

membutuhkan waktu <5 menit untuk sampai ke pelayanan kesehatan

terdekat , 5.5% membutuhkan waktu 11-30 menit untuk sampai ke

pelayanan kesehatan terdekat.

5. Politik dan Pemerintahan

Berdasarkan hasil wawancara dan survey dengan masyarakat RW 01

Kelurahan Binuang didapatkan hasil bahwa sebagian besar dari

masyarakat yaitu 73,3% mengikuti organisasi yang ada dan hampir

setengah dari masyarakat yaitu 26,7% tidak mengikuti organisasi yang

ada. Hampir setengah dari masyarakat yaitu 27.2% mengikuti PKK,

hampir setengah dari masyarakat yaitu 26,1% mengikuti organisasi karang

taruna, sebagian kecil dari masyarakat yaitu 15% mengikui organisasi

bundo kanduang, Sebagian kecil dari masyarakat yaitu 5% masyarakat

menjadi kader posyandu.

6. Komunikasi

Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan pola komunikasi

yang dipakai oleh warga RW 01 Kelurahan binuang adalah komunikasi

terbuka. Masyarakat RW O1 Kelurahan binuang memperoleh informasi

mengenai kegiatan dilingkungannya hampir seluruhnya masyarakat

didapatkan melalui pengumuman dari TOA masjid sebanyak 97,2%.


Selain itu, masyarakat mendapat informasi dari bertemu langsung

sebanyak 27,6%, melaui undangan sebanyak 25,8% dan melalui telepon

sebanyak 15,7%. Hampir seluruh anggota masyarakat RW 01 Kelurahan

Binuang melakukan komunikasi menggunakan bahasa daerah/bahasa

minang yaitu sebanyak 96,6. Hampir seluruh masyarakat RW 01

Kelurahan Binuang yaitu 88,9% melakukan pertemuan di Mushola/Masjid

dan sebagian kecil yaitu 10,6% masyarakat melakukan pertemuan di Balai

Pemuda/Kelurahan.

Pada warga RW 01 Kelurahan Binuang didapatkan bahwa sebagian

besar masyarakat memperoleh informasi tentang kesehatan melalui TV

sebanyak 75,6%, selain itu sebagian besar masyarakat mendapatkan

informasi tentang kesehatan melalui handphone sebanyak 68,2% dan

sebagian besar mendapatkan informasi kesehatan melalui penyuluhan di

puskesmas sebanyak 60,8%.

Pada anggota warga RW 01 Kelurahan Binuang di usia

balita/remaja/dewasa/lansia sering mendapatkan pengetahuan mengenai

masalah kesehatannya sebagian besar melalui penyuluhan kesehatan oleh

tenaga kesehatan sebanyak 52,1%, melalui media elektronik sebanyak

31,3%, dan melalui tetangga sebanyak 15,7%.

Pada warga masyarakat RW 01 Kelurahan Binuang sebagian besar

tidak melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan dalam mengatasi

masalah kesehatannya sebanyak 65% dan hampir setengah masyarakat

melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan sebanyak 35%.


Hampir seluruh masyarakat RW 01 Kelurahan Binuang memiliki

mekanisme penanggulangan masalah dalam keluarga secara bersama-sama

sebanyak 95,9% dan secara mandiri sebanyak 4,1%. Seluruh warga

masyarakat RW 01 Kelurahan Binuang memilih respon membantu

mencari jalan keluar jika terdapat salah satu anggota keluarga bermasalah.

7. Pendidikan

Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan warga RW 1

Kelurahan Binuang mengenai sarana pendidikan (sekolah) yang ada

disekitar tempat masyarakat tinggal didapatkan bahwa hampir seluruh

masyarakat yaitu 96,8% masyakarakat mengatakan ada sarana pendidikan

SD ditempat mereka tinggal, sebagian besar masyarakat mengatakan ada

sarana pendidikan SMP sebanyak 64,5%, sangat sedikit dari masyarakat

mengatakan ada sarana pendidikan SMA sebanyak 10,1% dan perguruan

tinggi sebanyak 7,8%.

8. Rekreasi

Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan warga RW 3

Kelurahan Binuang, mengenai rekreasi sebagian besar masyakarat yaitu

58,1% keluarga merencanakan rekreasi bersama anggota keluarganya dan

hampir setengah nya yaitu 41,9% keluarga tidak merencanakan rekreasi

dalam satu tahun. Hampir seluruh masyarakat yaitu 96,8% mengatakan

tidak ada taman / tempat rekreasi ditempat mereka tinggal, dan sangat

sedikit dari masyarakat yaitu 3,2% mengatakan ada taman / tempat

rekreasi ditempat mereka tinggal. Untuk kegiatan yang biasa dilakukan


keluarga pada waktu luang hampir setengah dari masyarakat yaitu 47%

keluarga berkumpul dengan keluarga atau temannya di waktu luang ,

hampir setengah dari masyarakat yaitu 39,2% menonton TV di waktu

luangnya, dan sangat sedikit dari masyarakat yaitu 12,4% masyarakat jalan

- jalan di waktu luangnya

C. Persepsi Komunitas

1. Bayi dan Balita

Sebagian besar orang tua beranggapan bahwa pemberian imunisasi

pada anaknya akan memberikan efek dan reaksi yang ditimbulkan setelah

imunisasi tersebut, Seperti demam dan anak rewel. Sebagian orang tua

yang tidak melakukan imunisasi lengkap dikarenakan orang tua

mengatakan bahwa imunisasi akan memberikan efek samping seperti

demam dan anak menjadi rewel. Orang tua juga mengatakan bahwa tidak

tahu masalah apa yang akan timbul bila tidak memberikan imunisasi

kepada anaknya, orang tua juga berpandangan bahwa orang zaman dahulu

tidak diimunisasi sampai sekarang tidak ada masalah kesehatan. Orang tua

juga mengatakan bahwa tanpa imunisasi anaknya juga akan kebal terhadap

penyakit seiring tumbuh kembang anak.

2. Anak Usia Sekolah

Berdasarkan data yang telah didapatkan hampir seluruh anak-anak

pernah menderita demam, batuk dan pilek, serta setengah dari anak-anak

pernah menderita diare dan sangat sedikit anak-anak pernah menderita


sakit gigi. Kebiasaan anak mencuci tangan sebelum/setelah makan, buang

air dan bermain didapatkan sebagian besar anak-anak sering/tiap hari

melakukannya dan hampir setengah anak-anak pernah melakukannya,

namun sekali-kali. Sebagian besar anak-anak memiliki kebiasaan sarapan

pagi sebelum berangkat sekolah, namun tidak rutin. Kebiasaan jajan

dilingkungan sekolah, rumah dan lingkungan disekitar rumah didapatkan

sebagian besar anak-anak sering atau hampir setiap hari jajan. Serta

hampir seluruh orang tua tidak pernah memeriksakan kesehatan gigi

anaknya ke pelayanan kesehatan.

3. Remaja

Data yang didapatkan dari hasil wawancara terhadap remaja,

didapatkan hampir setengah dari remaja yaitu sebanyak 46,2% remaja

tidak memiliki masalah kesehatan dan sebagian besar dari remaja yaitu

59% tidak ada perilaku remaja yang kurang sehat dan sebagian besar dari

remaja yaitu 65% remaja tidak mengetahui pentingnya menjaga kesehatan

reproduksi dan tidak pernah mendapatkan informasi tentang menjaga

kesehatan reproduksi.

4. Dewasa

Sebagaian besar orang dewasa beranggapan bahwa faktor keturunan

merupakan penyebab terbesar yang menyebabkan terjadinya hipertensi dan

penyakit kronik lainnya, selain itu makanan juga memiliki peranan penting

dalam menimbulkan sakit tersebut, faktor tersbut menyebabkan keluhan

sakit kepala, tengkuk berat, sakit kepala, dan sakit perut. Orang dewasa di
lingkungan ini beranggapan untuk keluhan yang tidak sangat mengganggu

aktivitasnya maka tidak perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara

rutin ke pelayanan kesehatan.

5. Lansia

Dari hasil pengkajian dengan survey pada agregat lansia didapatkan

bahwa kebiasaan lansia dalam keluarga yang tidak sehat adalah merokok

dan mengopi. Keluhan yang biaasanya dialami lansia adalah sakit kepala

tengkuk, sulit tidur ada marah, dengan masalah kesehatan Hipertensi.

Pasien banyak berobat kepuskesmas dan memeriksakan kesehatan secara

rutin 1 bulan sekali. Ada juga lansia yang membiarkannya saja karena

biasanya akan sembuh sendiri. Kegiatan sehari- hari lansia dirumah adalah

berkumpul bersama keluarga dan tidak ada kegiatan diluar rumah.

Makanan yang disediakan untuk lansia keluarga menyediakan makanan

yang sama dengan makanan seluruh anggota keluarga dengan makanan

secara teratur tidak rutin.Lansia tidak memiliki gangguan tidur dan tidak

mengikuti senam lansia, tidak mengunjungi posyandu lansia, tidak ada

pengontrolan diet, tidak melakukan pemeriksaan tekanan secara rutin.

Kebiasaan sehari- hari dilakukan secara mandiri dan banyak yang

melakukan terapi pengobatan sesuai instruksi dokter.

6. Ibu hamil

Dari hasil pengkajian dengan survey pada agregat ibu hamil

didapatkan bahwa permasalahan sebagian ibu hamil adalah berkurangnya

nafsu makan pada ibu hamil nyeri pada ari-ari, dan mudah merasa lelah.
Dan sebagian besar ibu hamil tidak memiliki riwayat seperti hipertensi

maupun penyakit lainnya. Sebagian besar ibu hamil melakukan

pemeriksaan kehamilan setiap bulan ke pelayanan kesehatan terdekat dan

memiliki kartu BPJS. Ibu beranggapan bahwa perlunya melakukan

pemeriksaan kehamilan secara rutin karena ibu dapat merasa

kehamilannya akan aman.

D. Data Agregat

1. Bayi dan Balita

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di RW 01 dengan

menggunakan metode wawancara dan survey didapatkan sebanyak 4 orang

bayi dan 41 balita. Penyakit yang diderita bayi dan balita dalam 3 bulan

terakhir hampir setengahnya (46,3%) mengalami demam panas, batuk dan

pilek, sebanyak 14,6% mengalami sakit kulit, sebanyak 12,2% hanya

demam saja, sebanyak 2,5% mengalami diare, dan sebanyak 19,5% tidak

ada mengalami penyakit selama 3 bulan terakhir. Hampir seluruh (97,6%)

orang tua membawa anaknya ke posyandu, sebanyak 2,4% orang tua tidak

membawa bayi/balita ke posyandu. Bayi/balita yang rutin mengikuti

pelayanan posyandu yaitu sebanyak 24,4%, sedangkan sebagian besar

(75,6%) bayi/balita tidak rutin mengikuti pelayanan posyandu tiap

bulannya. Sebagian besar (75%) bayi sudah lengkap imunisasi dan

sebanyak 25% bayi tidak lengkap imunisasi dan pada balita sebagian besar

(68,2%) telah lengkap imunisasi dan 31,7% tidak lengkap imunisasi.. Ibu
yang memberikan suplemen tambahan untuk balita hanya 2,4%,

sedangkan yang tidak memberikan suplemen tambahan yaitu 97,6%.

Sebanyak 7,3% bayi/ balita makan 2x dalam sehari dan sebagian besar

(90,2%) balita makan lebih dari 3x sehari. Hampir setengah (43,9%) balita

menghabiskan porsi makanan dalam sekali makan yaitu setengah piring

dan sebanyak 43,9% nya lagi mengahabiskan 1 piring. Sebanyak 87,5%

jenis makanan yang biasa diberikan sehari-hari kepada balita yaitu nasi,

sayur, dan lauk pauk.

2. Anak

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan dengan

menggunakan metode survei, didapatkan data 64 orang anak usia sekolah.

Untuk penyakit yang pernah diderita anak sekolah dalam keluarga,

didapatkan sebagian besar dari responden (51,6%) orang anak pernah

menderita demam, hampir seluruh dari responden menderi demam dan

batuk pilek (81,3%), setengah dari responden (50%) anak pernah

menderita diare, sangat sedikit dari responden (25%) menderita sakit gigi,

sangat sedikit dari responden menderita sakit kulit (10,9%) dan sangat

sedikit responden yang kurang gizi sebanyak (1,6%). Kebiasaan makan

pagi sebelum berangkat sekolah hampir setengah dari responden (42,2%)

rutin dan sebagian besar dari responden (54,7%) pernah tapi tidak rutin.

Kebiasaan jajan dilingkungan sekolah, rumah dan lingkungan disekitar

rumah didapatkan sangat sedikit dari responden (23,4%) yang menigis

pernah dan sekali kali dan sebagian besar dari responden (75%) anak
sering atau hampir setiap hari.

Pertanyaan seberapa banyak porsi makanan yang dihabiskan dalam

sekali makan sangat sedikit dari responden (12,5%) menjawab >1 piring

makan, juga sangat sedikit dari responden (15,6%) <1 piring makan dan

sebagian besar responden (71,9%) piring makan. Pola makan anak sehari-

hari untuk makan makanan seimbang, yaitu sebagian kecil (26,6%) anak

makan 1 kali sehari. Sebagian besar dari responden (71,9%) makan 2-3

kali sehari dan sisanya lebih dari 3 kali sehari.

Kebiasaan anak mencuci tangan sebelum/setelah makan, buang air dan

bermain, didapatkan data hampir setengah dari responden (40,6%) anak

pernah dan sesekali melakukannya dan sebagian besar dari responden

(56,3%) anak sering/tiap hari melakukannya. Lamanya waktu bermain

setiap hari hampir setengah dari responden (35,9%) bermain <2 jam dan

sebagian besar (64,1%) bermain selama 2-6 jam. Kebiasaan waktu

istirahat dalam sehari semalam didapatkan (20,3%) anak istirahat ≤ 8

jam/hari. Dan hampir seluruh dari responden (79,7%) tidur 8-12 jam.

Kebiasaan membersihkan diri (mandi, gosok gigi, cuci rambut) setiap

hari sangat sedkit dari responden (15,6%) anak melakukannya jarang, dan

hampir seluruh dari responden (81,3%) anak melakukannya setiap hari.

Kebiasaan ibu memberikan suplemen tambahan pada anak didapatkan

hampir seluruh dari responde (96,9%) anak tidak diberikan vitamin

tambahan.

Pengkajian mengenai apakah anak mengalami masalah dengan gigi


didapatkan sebagian kecil (21,9%) anak tidak mengalami masalah dengan

gigi dan hampir seluruh dari respokden (78,1%) anak tidak mengalami

masalah dengan gigi. Kebiasaan gogok gigi didapatkan sangat sedikit dari

responden (12,5%) gosok gigi 1 kali dalam sehari, sedikit dari responden

(12,5%) gosok gigi >2 kali dalam sehari, dan sebagian besar dari

responden (75%) 2 kali sehari. Pemeriksaan gigi ke pelayanan kesehatan

didapatkan sangat sedikit dari responden (9,4%) orang tua pernah

memeriksakan gigi anaknya ke pelayanan kesehatan dan hampir seluruh

responden (90,6%) orang tua tidak pernah memeriksakan gigi anaknya ke

pelayanan kesehatan. Dalam hal anak mengalami gangguan dalam belajar

hampir seluruh dari responden (96,9%) ibu menyatakan anaknya tidak

mengalami gangguan dalam hal belajar. Kegiatan yang anak diluar sekolah

9,4% anak menonton TV dan you tube. 48,4 % anak mengaji dan 40,6%

anak bermain dengan teman. Kebiasaan tidur siang anak didapatkan 14,1

% anak rutin tidur siang, 56,3 % anak jarang tidur siang dan 29,7% anak

pernah tapi tidak tidur siang. Kebiasaan jam tidur malam anak didapatkan

31,3 % anak tidur 7-8 jam dan 67,2 % anak tidur 8-9 jam

3. Remaja

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan dengan menggunakan

metode survei, didapatkan 117 orang remaja sebagian besar remaja

berjenis kelamin perempuan sebanyak 59% dan hampir setengah dari

responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 41%. Berdasarkan

kuesioner keluhan yang pernah dirakan remaja yaitu hampir setengah dari
remaja yaitu sebanyak 46,2% remaja tidak memiliki keluhan, sebagian

besar dari responden yaitu 65% remaja tidak mengetahui pentingnya

menjaga kesehatan reproduksi dan tidak pernah mendapatkan informasi

tentang menjaga kesehatan reproduksi, informasi kesehatan yang

dibutuhkan remaja saat ini hampir setengah dari remaja yaitu 41% remaja

membutuhkan informasi mengenai kesehatan reproduksi, Sebagian besar

dari remaja yaitu 64,1% apabila remaja mendapatkan suatu masalah yang

dilakukannya adalah akan bercerita dengan orangnya dan sangat sedikit

dari remaja yaitu 16,2% akan bercerita pada temannya. Kebiasaan remaja

yang kurang sehat sebagian besar dari remaja yaitu 59% tidak ada perilaku

yang kurang sehat, hampir setengah dari responden yaitu 29,9 remaja

begadang/keluyuran, dan sangat sedikit dari remaja merokok sebanyak

6,8%. Hal yang dilakukan remaja di luar jam sekolah adalah sebagian

kecil remaja yaitu 34,2% nongkrong dengan teman, sebagian kecil dari

remaja yaitu 26,5% membantu orang tua di rumah, sangat sedikit dari

remaja yaitu 23,9% remaja bermain game, dan sangat sedikit dari remaja

yaitu 9,4% melanjutkan kegiatan ekstrakulikuler. Sebagian besar dari

responden yaitu 65% remaja aktif menggunakan media sosial. Hampir

seluruh dari remaja yaitu 90,6% remaja menggunakan aplikasi chatting.

Sebagian besar dari remaja yaitu 63,2% remaja bermain game online

selama 1-2 hari sekali dan sebagian besar responden yaitu 66,7% bermain

game online sampai dengan 1 jam, dan sebagian besar dari remaja

sebanyak 59,8 remaja mengatakan pengaruh bermain game online


terhadap nilai remaja stabil.

4. Dewasa

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada 408 orang dewasa

menggunakan metode survey didapatkan data. Riwayat penyakit pada satu

tahun terakhir diusia dewasa yang didapatkan yaitu sebanyak 10,3%

menderita hipertensi, sebanyak 15% menderita maag/gastritis, sebanyak

1,2 % menderita asam urat, sebanyak 2 % menderita kencing manis (DM),

sebanyak 0,2% menderita stroke, sebanyak 2% menderita rematik dan

sebanyak 1.9% menderita penyakit lainnya seperti asma, anemia serta

amandel. Kebiasaan dalam keluarga yang tidak sehat yang sering

dilakukan yaitu sebanyak 21,1% memiliki kebiasaan merokok/mengopi,

sebanyak 21,3% memiliki kebiasaan makan tidak teratur dan sebanyak

26,7% memiliki kebiasaan kurang istirahat. Keluhan yang biasanya

dialami yaitu sebanyak 12% dewasa mengalami sakit kepala/tenguk, sulit

tidur, mudah marah, sebanyak 15,7% dewasa mengalami nyeri ulu hati,

mual dan tidak nafsu makan, sebanyak 4,9% dewasa mengalami dada

berdebar-debar, nyeri dada, sebanyak 3.9% dewasa mengalami sakit

pinggang, punggung, sendi kaki/tangan, sebanyak 2,5% dewasa

mengalami mudah lapar, sering minum dan sering buang air kecil dimalam

hari, sebanyak 8,6% dewasa mengalami mudah lelah, pusing, kurang

tenaga. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu

diantaranya dengan berobat ke rumah sakit, berobat ke praktek dokter,

berobat ke puskesmas, pengobatan alternatif, dan ada yang dibiarkan saja.


Dari seluruh warga usia dewasa yang dilakukan pengkajian di temukan

bahwa hanya 41.7% yang melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin

ke fasilitas kesehatan dan sebanyak 5,6 % lebih membiarkan saja dan tidak

melakukan pengobatan saat sakit.

Dari hasil wawancara kepada anggota komunitas dewasa dengan

gastritis, didapatkan bahwa lebih dari separuh anggota komunitas memiliki

kebiasaan makan tidak teratur, serta sering mengkonsumsi kopi dan

merokok. Sebagian besar anggota komunitas dewasa dengan gastritis

mengatakan sering merasa nyeri ulu hati, mual dan tidak nafsu makan.

Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gejala gastritis yaitu dengan

berobat ke puskesmas dan melakukan pengobatan alternatif.

5. Lansia

Dari hasil pengkajian dengan survey pada agregat lansia di RW 01

didapatkan hasil bahwa dari 216 jumlah KK yang didapatkan oleh

kelompok maka didapatkan hasil bahwa jumlah lansia yang berada pada

RW 01 adalah 74 lansia dengan sebanyak 46 lansia berjenis kelamin

perempuan dan 28 lansia berjenis kelamin laki-laki dengan umur lansia

paling banyak berumur 64 tahun. Permasalahan kesehatan rata-rata

menderita penyakit hipertensi dengan keluhan sakit kepala/ tengkuk, sulit

tidur padahal sudah memeriksakan kesehatan secara rutin.

Pada RW 03 didapatkan bahwa terdapat sebanyak 35,1% lansia

menderita hipertensi 9,5% menderita DM, 20,3% menderita rematik,

14,9% tidak memiliki keluhan. Sedangkan cara yang di lakukan lansia


untuk mengatasi masalah di saat sakit adalah sebanyak 17,6% melakukan

pengobatan alternatif, sebanyak 27% berobat ke rumah sakit/klinik dokter,

sebanyak 17,6% berobat ke puskesmas dan sebanyak 8,1% tidak berobat.

Pada kebiasaan lansia didapatkan bahwa sebanyak 41,9% lansia tidak

memeriksakan kesehatan secara rutin dan sebanyak 58,1% lainnya ada

memeriksakan kesehatan secara rutin dengan 68,3% rutin selama 1x

sebulan dan 12,7% rutin selama 1x 6 bulan dan 17,5% 1x setahun.

Pada kegiatan rutin yang dilakukan didalam rumah didapatkan

sebanyak 35.1% lansia lebih sering berkumpul bersama keluarga,

sebanyak 25.7% melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah,

sebanyak 24,3% memasak dan mengasuh anak/cucu serta 14,9% tidak

melakukan kegiatan apapun. Sedangkan kegiatan rutin yang dilakukan

diluar rumah didapatkan sebanyak 43,2% lansia jarang keluar rumah,

sebanyak 14,9% lansia pergi untuk bekerja dan melakukan pengajian,

sebanyak 29,7%, lansia pergi untuk berolahraga dan sebanyak 9,5% lansia

melakukan kegiatan lainnya. Terdapat sebanyak 90,5% lansia yang tidak

mengikuti senam lansia dan sebanyak 9,5% lansia yang mengikuti senam

lansia.

Pada kebiasaan lansia sehari-hari didapatkan bahwa sebanyak 28,4%

lansia yang merokok/mengopi, sebanyak 27% lansia yang tidak memiliki

kebiasaan yang tidak sehat, sebanyak 17,6% lansia yang makan tidak

teratur, sebanyak 14,9% lansia yang mengalami kekurangan istirahat < 6

jam sehari, serta sebanyak 8,1% lansia yang masih meminum kopi. Pada
kebiasaan makan didapatkan sebanyak 64,9% lansia pernah makan secara

teratur namun tidak rutin, sebanyak 32,4% lansia makan secara teratur dan

rutin. Pada kebiasaan minum susu didapatkan bahwa sebanyak 47,3%

lansia tidak pernah meminum susu, sebanyak 51,4% lansia pernah

meminum susu sesekali. Sedangkan pada makanan yang disediakan untuk

lansia didapatkan sebanyak 90,5% makanan yang ada sama dengan

makanan seluruh anggota keluarga dan 6,8% makanan tidak sama dengan

anggota keluarga.

Untuk kegiatan lansia dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti

mandi, makan, berpakaian, BAK, BAB sebanyak 95,9% lansia mampu

melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan sebanyak 4,1% lansia

yang dibantu sebagian oleh keluarga. Pada kebiasaan tidur didapatkan

bahwa sebanyak 41,9% lansia tidak mengalami gangguan tidur dan

sebanyak 58,1% lansia mengalami gangguan tidur.

Dalam hasil wawancara didapatkan juga bahwa sebanyak 86,5% lansia

tidak pernah mengunjungi posyandu lansia dan sebanyak 13,5% pernah

mengunjungi posyandu lansia. Sedangkan sebanyak 66,2% lansia tidak

melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala dan sebanyak 33,8%

lansia ada melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala. Dalam

pengontrolan diet didapatkan bahwa sebanyak 74,3% lansia yang tidak

melakukan pengontrolan diet rendah garam khusus hipertensi, sebanyak

25,7% lansia yang melakukan pengontrolan diet rendah garam khusus

hipertensi. Sedangkan sebanyak 35,1% lansia tidak melakukan terapi


pengobatan sesuai instruksi dokter dan sebanyak 63,5% lansia ada

melakukan terapi pengobatan sesuai instruksi dokter.

6. Ibu hamil

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan dengan metode survey

didapatkan 3 orang ibu hamil di wilayah RW 01. Sebanyak 66,7% ibu

hamil berusia diatas 35 tahun dan 33,7% berada pada usia dibawah 35

tahun. Kehamilan yang dialami ibu pada saat ini yaitu kehamilan ke 1

dengan 33,3%, kehamilan ke 2 sebanyak 66,7%. Semua ibu hamil berada

pada kehamilan di trimester kedua. Dari data yang didapatkan ibu hamil

tidak memiliki riyawat hipertensi maupun penyakit lainnya. Sebanyak

100% ibu hamil tidak pernah mengalami keguguran. Semua ibu hamil

rutin mengonsumsi tablet Fe yang didapatkan dari pelayanan kesehatan

dan sebagian besar ibu hamil juga melakukan pemeriksaan ke pelayanan

kesehatan seperti puskesmas dan klinik. Berdasarkan hasil survey

didapatkan 66,7% sebagian besar ibu hamil mendapatkan informasi

antenatal care dari pelayanan kesehayatan yaitu tentang gizi atau nutrisi

yang penting untuk dipenuhi selama kehamilan.

E. Data Senjang

DIVISI DATA
Bayi dan Balita Wawancara :
Pada hasil wawancara dengan kader didapatkan
banyak orang tua yang membawa bayi/balita ke posyandu
namun masih terdapat bayi/balita tidak melakukan
imunisasi dasar pada anak, menurut kader imunisasi yang
terlaksana di setiap RTnya 70%
Dari hasil wawancara didapatkan sebagian besar ibu
mengatakan bahwa imunisasi menimbulkan efek demam
pada anak dan orang tua cemas dengan keadaan tersebut
Dari hasil wawancara didapatkan sebagian besar
penyakit balita selama 3 bulan terakhir pernah menderita
penyakit demam, batuk dan pilek (ISPA).
Windshield Survey :
 Berdasarkan hasil survei sebanyak 25% bayi tidak
lengkap imunisasi dasar.
 Berdasarkan hasil survei sebanyak 31,7% balita tidak
lengkap imunisasi dasar.
 Berdasarkan hasil survei sebanyak 75,6% bayi/balita
tidak rutin mengikuti pelayanan posyandu tiap
bulannya
 Sebanyak 2,4% orang tua malas membawa
bayi/balita imunisasi ke posyandu karena takut anak
menjadi demam.
 Sebanyak 46,3% balita menderita sakit demam, batuk
dan pilek (ISPA) dalam 3 bulan terakhir.

Anak Wawancara :
Dari hasil wawancara pada 64 orang anak usia sekolah
didapatkan sebagain besar penyakit yang sering diderita
anak-anak adalah demam, dan batuk pilek, serta setengah
dari anak-anak pernah menderita diare dan sangat sedikit
anak-anak pernah menderita sakit gigi. Sebagian besar
anak-anak sering memiliki kebiasaan mencuci tangan
sebelum/setelah makan, buang air dan bermain dan hampir
setengah anak-anak pernah memiliki kebiasaan mencuci
tangan sebelum/setelah makan, buang air, dan bermain,
namun sesekali dalam melakukannya. Sebagian besar
anak-anak memiliki kebiasaan sarapan pagi sebelum
berangkat sekolah, namun tidak rutin. Serta kebanyakan
orang tua tidak membawa anaknya untuk memeriksakan
kesehatan gigi ke pelayanan kesehatan.
Windshield Survey :
Berdasarkan data didapatkan hampir seluruh (81,3%)
anak-anak pernah menderita demam, batuk, dan pilek,
setengah (50%) anak pernah menderita diare, dan sangat
sedikit (25%) anak-anak menderita sakit gigi. Kebiasaan
anak mencuci tangan sebelum/setelah makan, buang air
dan bermain didapatkan hampir setengah (40,6%) anak-
anak pernah dan sesekali melakukannya dan sebagian
besar (56,3%) anak-anak sering/tiap hari dalam
melakukannya. Kebiasaan makan pagi sebelum berangkat
sekolah didapatkan hampir setengah (42,2%) anak-anak
rutin sarapan pagi dan sebagian besar (54,7%) anak-anak
pernah sarapan pagi, tapi tidak rutin. Kebiasaan jajan
dilingkungan sekolah, rumah dan lingkungan disekitar
rumah didapatkan sangat sedikit (23,4%) anak-anak
pernah dan sekali-kali jajan dan sebagian besar (75%)
anak-anak sering atau hampir setiap hari jajan. Sedangkan
pemeriksaan gigi ke pelayanan kesehatan didapatkan
sangat sedikit (9,4%) orang tua pernah memeriksakan gigi
anaknya ke pelayanan kesehatan dan hampir seluruh
(90,6%) orang tua tidak pernah memeriksakan gigi
anaknya ke pelayanan kesehatan.

Remaja Wawancara :
Hasil wawancara yang dilakukan pada 117 orang
remaja di RW.01 didapatkan bahwa sebagian besar remaja
membutuhkan informasi mengenai kesehatan reproduksi
karna sebagian besar remaja belum mengetahui pentingnya
kesehatan reproduksi
Windshield Survey :
Sebagian besar remaja tidak mengetahui pentingnya
menjaga kesehatan reproduksi sebanyak 65% dan
informasi kesehatan yang dibutuhkan remaja saat ini
hampir setengah dari remaja yaitu 41% membutuhkan
informasi mengenai kesehatan reproduks
Dewasa Wawancara :
Dari hasil wawancara pada 408 orang dewasa
didapatkan bahwa penyakit yang paling banyak dialami
oleh masyarakat dengan usia dewasa adalah gastritis
Windshield Survey :
 15 % dewasa menderita gastritis
 15,7 % dewasa mengeluh nyeri ulu hati, mual dan tidak
nafsu makan
 21,3 % dewasa memiliki kebiasaan makan tidak teratur
 21,1 % dewasa memiliki kebiasaan merokok/mengopi
 41,7 % dewasa melakukan pengobatan ke puskesmas
 86,6 % dewasa tidak melakukan pemeriksaan secara
rutin ke pelayanan kesehatan
 43,6 % dewasa tidak melakukan terapi pengobatan
sesuai intruksi dokter ketika sakit
Observasi:
 Sebagian dari masyarakat tampak makan makanan
yang
pedas
 Sebagian masyarakat tampak suka menunda – nunda
jadwal makan dan lebih memilih duduk di warung
 Sebagian masyarakat tampak mengkonsumsi kopi dan
rokok
Lansia Wawancara :
Berdasarkan hasil wawancara lansia didapatkan hasil
bahwa dari 216 jumlah KK yang didapatkan oleh kelompok
maka didapatkan hasil bahwa jumlah lansia yang berada
pada RW 01 adalah 74 lansia dengan sebanyak 46 lansia
berjenis kelamin perempuan dan 28 lansia berjenis kelamin
laki-laki dengan umur lansia paling banyak berumur 64
tahun. Lansia beranggapan bahwa penyakit hipertensi yang
di derita akan sembuh sendiri dan sudah biasa dikarenakan
usia mereka yang sudah tua. Lansia memeriksakan
kesehatan ke puskesmas dan RS secara rutin namun tidak
minum obat rutin karena lupa dan kadang-kadang malas.
Selain itu juga apabila tidak melakukan pemeriksaan ke
puskesmas karena lansia malas, tidak ada waktu, tidak ada
yang mengantar dan belum parah.
Windshield Survey :
 35,1% Lansia menderita hipertensi
 35,1% Lansia mengeluh berat di tengkuk, kepala
dan sulit tidur
 28,4% Lansia mengkonsumsi kopi dan merokok
 8,1% Lansia masih sering merokok
 66,2% Lansia tidak melakukan pengukuran TD
secara berkala/rutin
 74,3% Lansia tidak melakukan pengontrolan diet
hipertensi
 41,9% Lansia memiliki masalah gangguan tidur
 86,5% Lansia tidak mengunjungi posyandu lansia
 90,5% Lansia makan yang sama dengan makanan
anggota keluarga
Observasi :
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa lebih
dari setengah populasi pada lansia rutin melakukan kontrol
ke fasilitas kesehatan dan sebagian besar lansia tidak
melakukan kegiatan diluar rumah dan hanya dirumah
berkumpul bersama keluarga.

Ibu hamil Wawancara :


Dari hasil wawancara pada 3 orang ibu hamil,
didapatkan bahwa sebagian besar ibu hamil sudah
mendapatkan informasi mengenai antenatal care seperti gizi
seimbang / nutrisi dan komplikasi yang dapat terjadi pada
ibu hamil dari pelayanan kesehatan
Windshield Survey dan Observasi:
35,1% Lansia Didapatkan ibu hamil sebanyak 3 orang.
Ibu hamil yang sudah mendapatkan informasi tentang gizi
seimbang atau nutrisi yang penting untuk dipenuhi selama
kehamilan yaitu 66,7%, tentang penyakit komplikasi
selama kehamilan seperti anemia dan hipertensi 33,3%

F. ANALISA DATA

DATA MAYOR DATA MINOR MASALAH


KEPERAWATAN
BAYI DAN BALITA
Data Subjektif : Data Subjektif: Pemeliharan
Tidak tersedia Tidak Tersedia Kesehatan tidak
efektif berhubungan
Data Objektif : Data Objektif: dengan
1. Kurang menunjukkan 1. Memiliki perilakuberhubungan dengan
perilaku adaptif terhadap mencari bantuan ketidakadekuatan
perubahan kesehatan yang kurang. pemahaman pada
lingkungan.Sebanya  Sebanyak 2,4% orang keluarga yang
 25% bayi tidak lengkap tua malas membawa memiliki bayi/balita
imunisasi. bayi/balita ke posyandu tentang pentingnya
 31,7% balita tidak lengkap  75,6% bayi/balita tidak imunisasi di
melakukan imunisasi dasar. rutin mengikutikomunitas RW 01,
2. Tidak mampu menjalankan pelayanan posyandu Binuang Kampung
perilaku sehat tiap bulannya Dalam (D.0117)
 7,3% bayi/ balita makan 2x 2. Kurang menunjukkan
dalam sehari minat untuk
3. Kurang menunjukkan meningkatkan perilaku
pemahaman tentang perilaku sehat
sehat  Sebanyak 2,4% orang
 Sebanyak 36,1% orang tua tua malas membawa
tidak mengetahui bayi/balita imunisasi ke
pentingnya imunisasi posyandu karena takut
anak menjadi demam
ANAK
Data Subjektif : Data Subjektif Perilaku Kesehatan
Tidak tersedia Tidak tersedia Cenderung
Berisiko
Data Objektif Data Objektif berhubungan dengan
1. Menunjukkan penolakan 1. Gagal mencapai pemilihan gaya
terhadap perubahan status pengendalian yang hidup yang
kesehatan optimal cenderung berisiko
 Kebiasaan makan pagi  Pemeriksaan gigi ke (pernah memiliki
sebelum berangkat sekolah pelayanan kesehatan kebiasaan sarapan
didapatkan hampir setengah didapatkan sangat pagi sebelum
(42,2%) anak-anak rutin sedikit (9,4%) orang tua berangkat namun
sarapan pagi dan sebagian pernah memeriksakan tidak rutin, sering
besar (54,7%) anak-anak gigi anaknya ke memiliki kebiasaan
pernah sarapan pagi, tapi pelayanan kesehatan jajan di lingkungan
tidak rutin. dan hampir seluruh sekolah, rumah, dan
 Kebiasaan jajan dilingkungan (90,6%) orang tua tidak lingkungan sekitar
sekolah, rumah dan pernah memeriksakan rumah, serta tidak
lingkungan disekitar rumah gigi anaknya ke pernah
didapatkan sangat sedikit pelayanan kesehatan. memeriksakan
(23,4%) anak-anak pernah  Berdasarkan data kesehatan gigi
dan sekali-kali jajan dan didapatkan sangat anaknya ke
sebagian besar (75%) anak- sedikit (12, 5%) anak- pelayanan
anak sering atau hampir anak memiliki kesehatan) pada
setiap hari jajan.. kebiasaan mengosok keluarga yang
2. Gagal melakukan tindakan gigi 1 kali dalam sehari, memiliki anak usia
pencegahan masalah sedikit (12, 5%) anak- sekolah di komunitas
kesehatan anak memiliki RW 01 Kelurahan
 Kebiasaan anak mencuci kebiasaan mengosok Binuang Kampung
tangan sebelum/setelah gigi >2 kali dalam Dalam (D. 0099)
makan, buang air dan sehari, dan sebagian
bermain didapatkan hampir besar (75%) anak-anak
setengah (40,6%) anak-anak memiliki kebiasaan
pernah dan sesekali mengosok gigi
melakukannya dan sebagian sebanyak 2 kali sehari.
besar (56,3%) anak-anak
sering/tiap hari dalam
melakukannya..
3. Menunjukkan upaya
peningkatan status kesehatan
yang minimal
 Pemeriksaan gigi ke
pelayanan kesehatan
didapatkan sangat sedikit
(9,4%) orang tua pernah
memeriksakan gigi anaknya
ke pelayanan kesehatan dan
hampir seluruh (90,6%)
orang tua tidak pernah
memeriksakan gigi anaknya
ke pelayanan kesehatan.
 Berdasarkan data didapatkan
sangat sedikit (12, 5%) anak-
anak memiliki kebiasaan
mengosok gigi 1 kali dalam
sehari, sedikit (12, 5%) anak-
anak memiliki kebiasaan
mengosok gigi >2 kali dalam
sehari, dan sebagian besar
(75%) anak-anak memiliki
kebiasaan mengosok gigi
sebanyak 2 kali sehari.

REMAJA
Data Subjektif : Data Subjektif : Pemeliharan
Tidak tersedia Tidak tersedia Kesehatantidak
efektif
Data Objektif Data Objektif : berhubungan
1. Kurang menunjukkan 1. Tidak memiliki sistem dengan
pemahaman tentang prilaku pendukung ketidakefektifan
sehat  65% remaja tidak pernah pola perawatan
 Sebagian besar remaja tidak mendapatkan kesehatan pada
mengetahui pentingnya penyuluhan tentang remaja di
menjaga kesehatan masalah kesehatan Komunitas
reproduksi sebanyak 65% reproduksi di lingkungan Kelurahan
 41% membutuhkan informasi tempat mereka tinggal Binuang
mengenai kesehatan Kampuang Dalam
reproduksi RW.01 (D.0117)
 Hasil wawancara yang
dilakukan pada remaja
didapatkan sebagian besar
remaja membutuhkan
informasi mengenai
kesehatan reproduksi karna
sebagian besar remaja belum
mengetahui pentingnya
kesehatan reproduksi
2. Tidak mampu menjalankan
prilaku sehat
 68% remaja tidak
mengetahui pentingnya
menjaga kesehatan
reproduksi
DEWASA
Data Subjektif : Data Subjektif : Manajemen
Tidak tersedia Tidak tersedia Kesehatan Tidak
Efektif berhubungan
Data Objektif Data Objektif : dengan
1. Kurang menunjukkan 1. Tidakk memiliki sistem ketidakefektifan pola
pemahaman tentang prilaku pendukung perawatan kesehatan
sehat  Pada saat wawancara pada dewasa di
 15 % dewasa menderita dewasa mengatakan Komunitas RW 01,
gastritis tidak pernah ada Kelurahan Binuang
 15,7 % dewasa mengeluh penyuluhan tentang Kampung Dalam
nyeri ulu hati, mual dan tidak masalah kesehatan di (D.0116)
nafsu makan lingkungan tempat
 21,3 % dewasa memiliki mereka tinggal
kebiasaan makan tidak
teratur
 21,1 % dewasa memiliki
kebiasaan merokok/mengopi
 41,7 % dewasa melakukan
pengobatan ke puskesmas
 86,6 % dewasa tidak
melakukan pemeriksaan
secara rutin ke pelayanan
kesehatan
 43,6 % dewasa tidak
melakukan terapi pengobatan
sesuai intruksi dokter ketika
sakit
2. Tidak mampu menjalankan
prilaku sehat
 Kebiasaan dalam keluarga
yang tidak sehat yang sering
dilakukan yaitu sebanyak
21,1% memiliki kebiasaan
merokok/mengopi, sebanyak
21,3% memiliki kebiasaan
makan tidak teratur dan
sebanyak 26,7% memiliki
kebiasaan kurang istirahat.
LANSIA
Data Subjektif : Data Subjektif : Manajemen
1. Mengungkapkan kesulitan Tidak tersedia Kesehatan Tidak
dalam menjalani program Efektif berhubungan
perawatan pengobatan Data Objektif : dengan
 Lansia mengatakan penyakit Tidak tersedia ketidakefektifan pola
hipertensi yang di derita akan perawatan kesehatan
sembuh sendiri dan sudah pada lansia di
biasa dikarenakan usia komunitas RW 01,
mereka yang sudah tua. Kelurahan Binuang
Lansia memeriksakan Kampung Dalam
kesehatan ke puskesmas dan (D.0116)
RS secara rutin namun tidak
minum obat rutin biasanya
dikarenakan lupa dan
kadang-kadang malas

Data Objektif :
1. Gagal melakukan tindakan
untuk mengurangi faktor
risiko
 28,4% Lansia mengkonsumsi
kopi dan merokok
 8,1% Lansia masih sering
merokok
 74,3% Lansia tidak
melakukan pengontrolan diet
hipertensi
 41,9% Lansia memiliki
masalah gangguan tidur
2. Gagal menerapkan program
perawatan/ pengobatan dalam
kehidupan sehari-hari
 66,2% Lansia tidak
melakukan pengukuran TD
secara berkala/rutin
 86,5% Lansia tidak
mengunjungi posyandu
lansia
3. Aktivitas sehari-hari tidak
efektif untuk memenuhi tujuan
kesehatan
 28,4% Lansia mengkonsumsi
kopi dan merokok
 8,1% Lansia masih sering
merokok
 74,3% Lansia tidak
melakukan pengontrolan diet
hipertensi
 90,5% Lansia makan yang
sama dengan makanan
anggota keluarga
IBU HAMIL
Data Subjektif: Data Subjektif : Kesiapan
1. Mengekspresikan keinginan Tidak tersedia peningkatan
untuk mengelola masalah manajemen
kesehatan dan Data Objektif : kesehatan
pencegahannya. 1. Tidak ditemukan adanya ditandai dengan
 Berdasarkan hasil survey gejala masalah pilihan hidup yang
didapatkan 66,7% ibu hamil kesehatan atau penyakit tepat untuk
mengetahui gizi seimbang / yang tidak terduga pada memenuhi tujuan
nutrisi yang penting untuk ibu hamil program kesehatan
dipenuhi selama kehamilan  Tidak ditemukan dengan rutin
dan komplikasi yang keluhan kesehatan melakukan
mungkin terjadi selama pada ibu hamil saat pemeriksaan
kehamilan. dilakukan wawancara kehamilan dan
tidak ditemukan
Data Objektif : adanya gejala
1. Pilihan hidup sehari-hari tepat masalah kesehatan
untuk memenuhi tujuan di komunitas RW
program kesehatan. 1, Kelurahan
 Sebagian besar ibu hamil Binuang Kampung
rutin melakukan pemeriksaan Dalam (D.0112).
kehamilan sebulan sekali ke
puskesmas maupun klinik
G. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO. DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI
BAYI DAN BALITA
1. Pemeliharan Pemeliharaan a. Edukasi Kesehatan (I.12383)
Kesehatan tidak Kesehatan (L.12106) 1. Identifikasi kesiapa dan kemampuan menerimainformasi
efektif berhubungan Setelah dilakukan 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
dengan berhubungan intervensi keperawatan menurunkan motivasi perilaku sehat.
dengan maka pemeliharaan 3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan tentang
ketidakadekuatan kesehatan meningkat Imunisasi
pemahaman pada dengan kriteria hasil: 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
keluarga yang 1. Menunjukkan 5. Berikan kesempatan untuk bertanya
memiliki bayi/balita perilaku adaptif 6. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhikesehatan
tentang pentingnya cukupmeningkat (4). 7. Ajarkan perilaku sehat
imunisasi di 2. Menunjukkan b. Promosi Prilaku Upaya Kesehatan (I.12472)
komunitas RW 01, pemahamam perilaku 1. Identifikasi prilaku upaya kesehatan yang ditingkatkan
Binuang Kampung sehat cukup 2. Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
Dalam (D.0117) meningkat (4) 3. Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
3. Kemampuan 4. Anjurkan menimbang balita setiap bulan
menjalankan perilaku 5. Anjurkan menggunakan air bersih
sehat cukup 6. Anjurkan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
meningkat (4).
ANAK
2. Perilaku Kesehatan Perilaku Kesehatan a. Edukasi Kesehatan (I.12383)
Cenderung Berisiko (L.12107) Observasi
berhubungan dengan Setelah dilakukan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
pemilihan gaya hidup intervensi keperawatan 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
yang cenderung maka perilaku kesehatan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
berisiko (pernah membaik dengan kriteria Terapeutik
memiliki kebiasaan hasil: 1. Sediakan materi dan media pendidikan Kesehatan.
sarapan pagi sebelum 1. Kemampuan 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
berangkat namun melakukan tindakan 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
tidak rutin, sering pencegahan masalah Edukasi
memiliki kebiasaan kesehatan cukup 1. Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
jajan di lingkungan meningkat (4) 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
sekolah, rumah, dan 2. Kemampuan b. Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I.12472)
lingkungan sekitar peningkatan Observasi :
rumah, serta tidak kesehatan cukup 1. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan
pernah memeriksakan meningkat (4). Terapeutik :
kesehatan gigi 3. Pencapaian 1. Berikan lingkungan yang mendukung Kesehatan
anaknya ke pelayanan pengendalian 2. Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
kesehatan) pada kesehatan cukup Edukasi :
keluarga yang meningkat (4) 1. Anjurkan memeriksakan gigi anak ke pelayanan kesehatan.
memiliki anak usia
sekolah di komunitas
RW 01 Kelurahan
Binuang Kampung
Dalam (D.0099)
REMAJA
3. Pemeliharan Pemeliharaan a. Edukasi Kesehatan (I.12383)
Kesehatan tidak Kesehatan (L.12106) Observasi
efektif berhubungan Setelah dilakukan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
dengan intervensi keperawatan 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
ketidakadekuatan maka pemeliharaan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
pemahaman remaja kesehatan meningkat Terapeutik
mengenai masalah dengan kriteriahasil: 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
kesehatan reproduksi 1. Menunjukkan 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
(D.0117) perilaku adaptif 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
cukupmeningkat (4). Edukasi
2. Menunjukkan 1. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
pemahamam 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
perilaku sehat cukup 3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
meningkat (4) perilaku hidup bersih dan sehat
3. Kemampuan
menjalankan
perilaku sehat cukup
meningkat (4).
DEWASA
4. Manajemen Manajemen Kesehatan a. Edukasi Kesehatan (I.12383)
Kesehatan Tidak (L.12104) Setelah Observasi
Efektif berhubungan dilakukan intervensi 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
dengan keperawatan maka 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
ketidakefektifan pola manajemen kesehatan menurunkan motivasi perilaku hidup sehat
perawatan kesehatan meningkat dengan Teraupetik
pada dewasa di kriteria hasil: 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan tentang
Komunitas Kelurahan 1. Melakukan tindakan Hipertensi
Binuang Kampuang untuk mengurangi 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Dalam RW.01 faktor risiko cukup 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
ditandai dengan meningkat (4). Edukasi
sebagian besar 2. Menerapkan program 1. Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
dewasa menderita perawatan cukup 2. Ajarkan perilaku hidup sehat
gastritis, dewasa meningkat (4). 3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk hipertensi
mengeluh nyeri ulu 3. Verbalisasi kesulitan
hati, mual dan tidak dalam menjalani
nafsu makan, program b. Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I.12472)
memiliki kebiasaan perawatan/pengobatan Observasi
makan tidak teratur, cukup menurun (4). 1. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
merokok/mengopi, ditingkatkan
tidak melakukan Tingkat Pengetahuan Teraupetik
pemeriksaan secara (L.12111) 1. Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
rutin ke pelayanan Setelah dilakukan 2. Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
kesehatan tidak intervensi keperawatan (Skrining Kesehatan)
melakukan terapi maka pemeliharaan Edukasi
pengobatan sesuai kesehatan membaik 1. Anjurkan tidak merokok di dalam rumah
intruksi dokter ketika dengan kriteria hasil: 2. Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
sakit (D.0116). 1. Verbalisasi minat 3. Anjurkan melakukan aktifitas fisik setiap hari
dalam belajar cukup
meningkat (4).
2. Kemampuan
menjelaskan
Pengetahuan tentang
suatu topic cukup
meningkat (4)
3. Perilaku sesuai dengan
pengetahuan cukup
meningkat (4).
LANSIA
5. Manajemen Manajemen Kesehatan a. Edukasi Kesehatan (I.12383)
Kesehatan Tidak (L.12104) Observasi
Efektif berhubungan Setelah dilakukan 3. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
dengan intervensi keperawatan 4. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
ketidakefektifan pola diharapkan manajemen menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
perawatan kesehatan kesehatan meningkat Terapeutik
pada lansia di dengan kriteria hasil : 4. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
komunitas di 1. Melakukan tindakan 5. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
karenakan untuk mengurangi 6. Berikan kesempatan untuk bertanya
ketidakpatuhan lanisa faktor risiko Edukasi
dalam mematuhi meningkat (5) 4. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
aturan jadwal minum 2. Menerapkan 5. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
obat secara teratur program perawatan 6. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
dan persepsi lansia meningkat (5) perilaku hidup bersih dan sehat
bahwa keluhan yang 3. Aktivitas hidup b. Skrining Kesehatan (I.14581)
dirasakan lambat laun sehari-hari efektif Observasi
dapat hilang dengan memenuhi tujuan 1. Identifikasi target populasi skrining kesehatan
sendirinya tanpa kesehatan meningkat Terapeutik
minum obat (D.0116) (5) 1. Lakukan informed consent skrining kesehatan
4. Verbalisasi kesulitan 2. Sediakan akses layanan skrining. (missal : waktu dan
dalam menjalani tempat)
program 3. Jadwalkan waktu skrining kesehatan
perawatan/pengobata 4. Gunakan instrument skrining yang valid dan akurat
n menurun (5) 5. Sediakan lingkungan yang nyaman selama prosedur skrining
kesehatan
6. Lakukan anamnesis riwayat kesehatan, faktor risiko, dan
pengobatan
7. Lakukan pemeriksaan fisik
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur skrining kesehatan
2. Informasikan hasil skrining kesehatan
IBU HAMIL
6. Kesiapan Manajemen Kesehatan a. Edukasi Kesehatan (I.12383)Preventif
peningkatan (L.12104) Observasi
manajemen Setelah dilakukan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
kesehatan intervensi keperawatan informasi
berhubungan dengan maka manajemen 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
pilihan hidup yang kesehatan meningkat menurunkan motivasi perilaku sehat.
tepat untuk memenuhi dengan kriteriahasil: Teraupetik
tujuan program 1. Melakukan tindakan 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
kesehatan dengan untuk mengurangi 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
rutin melakukan faktor risiko, cukup 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
pemeriksaan meningkat (4) Edukasi
kehamilan dan tidak 2. Menerapkan program 1. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhikesehatan
ditemukan adanya perawatan, meningkat 2. Ajarkan perilaku sehat
gejala masalah (4) 3. Ajarkan strategi untuk meningkatkan pemeliharaan
kesehatan seperti 3. Verbalisasi kesulitan kesehatan
pusing, tidak nafsu dalam menjalani 4. Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
makan,mual, muntah, program perawatan, 5. Berikan pujian dan dukungan terhadap usaha positifdan
mudah lelah dan kaki cukup menurun (4). pencapaiannya
bengkak (D. 0112). b. Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I. 12472)
Promotif
1. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapatditingkatkan
2. Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
3. Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
untuk mengupgrade penegtahuantentang kehamilan
4. Anjurkan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil yang
telah tersedia pada lembar balik dan leaflet
PLAN OF ACTION
Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempat Logistik Penanggung
Kesehatan Jawab

BAYI DAN BALITA


Pemeliharan Melakukan 1. Menunjukkan Orangtua Disesuaikan Kelurahan  Timbangan MAHASISWA
Kesehatan tidak pendidikan pemahaman bayi/balita di Binuang  Meteran 1. Oktaghina
efektif berhubungan kesehatan tentang tentang program Kelurahan kampung  Lembar Jennisya
dengan Imunisasi dan cara dan perilaku Binuang dalam Balik 2. Endriani
berhubungan mendapatkan sehat. kampung Kecamatan  Leaflet Gusnni
dengan imunisasi di  Orangtua dalam Pauh RW MASYARAKAT
ketidakadekuatan pelayanan bayi/balita Kecamatan 01 Kader
pemahaman pada kesehatan. paham apa itu Pauh RW 01
keluarga yang imunisasi
memiliki bayi/balita  Orangtua
tentang pentingnya mengetahui
imunisasi di manfaat
komunitas RW 01, dilakukannya
Binuang Kampung imunisasi pada
Dalam anak.
 Orangtua
bayi/balita
paham apa
dampak jika
bayi/balita
tidak diberi
imunisasi.
2. Menunjukkan
kemampuan
menjalankan
perilaku sehat
 Orangtua mau
membawa
anak ke
posyandu
untuk
imunisasi
ANAK
Perilaku Kesehatan 1. Menjelaskan 1. Menunjukkan Anak usia Disesuaikan Sekolah di  PPT MAHASISWA
Cenderung Berisiko tentang pemahaman sekolah RW 01  Leaflet 1. Aisyah
berhubungan pengertian diare tentang:  Pantom Mardiah
dengan pemilihan 2. Mejelaskan  Pengertian gigi Fezani, S. Kep
gaya hidup yang tentang penyebab diare  Sikat gigi 2. Yulia Mustika
cenderung berisiko diare  Penyebab Sari, S.Kep
(pernah memiliki 3. Menjelaskan diare Guru
kebiasaan sarapan tanda dan gejala  Tanda dan
pagi sebelum diare gejala diare
berangkat namun 4. Menjelaskan  Pencegahan
tidak rutin, sering cara pencegahan diare
memiliki kebiasaan diare 2. Menunjukkan
jajan di lingkungan 5. Menjelaskan pemahaman
sekolah, rumah, dan pentingnya tentang:
lingkungan sekitar memeriksakan  Pentingnya
rumah, serta tidak gigi ke memerisakan
pernah pelayanan gigi ke
memeriksakan kesehatan pelayanan
kesehatan gigi 6. Waktu yang kesehatan
anaknya ke tepat menggosok  Waktu yang
pelayanan gigi tepat
kesehatan) pada 7. Cara menggosok menggosok
keluarga yang gigi baik dan gigi
memiliki anak usia benar  Cara
sekolah di menggosok
komunitas RW 01 gigi baik dan
Kelurahan Binuang benar.
Kampung Dalam
REMAJA
Pemeliharan Pogram KRR Pogram KRR Remaja di Disesuaikan Balai  PPT MAHASISWA
Kesehatan tidak (Kesehatan (Kesehatan Kelurahan Pemuda  Video 1. Sucika Apreliza,
efektif berhubungan Reproduksi Reproduksi Remaja) Binuang  Leaflet S.Kep
dengan Remaja) 1. Menunjukkan Kampuang 2. Putri Mulyani,
ketidakadekuatan Edukasi Kesehatan pemahaman Dalam RW. S.Kep
pemahaman remaja mengenai tentang 01 MASYARAKAT
mengenai masalah kesehatan program dan
kesehatan reproduksi pada perilaku
reproduksi remaja sehat.
1. Melakukan  Remaja paham
pendidikan apa itu
kesehatan kesehatan
tentang reproduksi
kesehatan  Remaja paham
reproduksi dan bagaimana
pentingnya cara menjaga
menjaga kesehatan
kesehatan reproduksi
reproduksi pada  Remaja paham
remaja manfaat
2. Pelayanan menjaga
konseling kesehatan
3. membentuk reproduksi
forum  Remaja paham
perkumpulan apa dampak
remaja jika
4. Melakukan remaja tidak
diskusi dan menjaga
sharing tentang kesehatan
masalah yang reproduksi
dialami remaja
5. mencari solusi
bersama atas
masalah yang
dialami atau
informasi yang
kesehatan yang
belum diketahui
oleh remaja
DEWASA
Manajemen Program Rindu Program Rindu Komunitas Disesuaikan Rw 01  Laptop Mahasiswa
Kesehatan Tidak (Program Skrining (Program Skrining dengan umur Kelurahan  Infokus 1. Olga Mulyanes
Efektif dan Edukasi) dan Edukasi) 20 – 60 tahun Binuang  Lembar 2. Agesty Dwiriani
berhubungan Edukasi Kesehatan Kampung balik MASYARAKAT
dengan mengenai Gastritis Edukasi Kesehatan Dalam  Leaflet
ketidakefektifan 1. Membentuk mengenai Gastritis  Speaker
pola forum 1. Melakukan  Lembar
perawatan perkumpulan tindakan untuk balik
kesehatan pada kelompok mengurangi  Kursi
dewasa di dewasa faktor risiko  Meja
Komunitas 2. Pemaparan 2. Menerapkan
Kelurahan informasi program
Binuang mengenai perawatan
Kampuang Dalam hipertensi: 3. Verbalisasi
RW.01 ditandai 3. Menjelaskan kesulitan dalam
dengan sebagian apa itu gastritis menjalani
besar dewasa 4. Menjelaskan program
menderita penyebab yang perawatan/pengo
gastritis, dewasa dapat batan
mengeluh nyeri menimbulkan 4. Verbalisasi minat
ulu hati, mual dan gastritis dalam belajar
tidak nafsu 5. Menjelaskan 5. Kemampuan
makan, memiliki faktor resiko menjelaskan
kebiasaan makan terjadinya pengetahuan
tidak teratur, gastritis tentang suatu
merokok/mengopi 6. Menjelaskan topik
, tidak melakukan tanda dan gejala Perilaku sesuai
pemeriksaan gastritis dengan
secara rutin ke 7. Menjelaskan pengetahuan
pelayanan cara untuk
kesehatan tidak mengurangi dan
melakukan terapi meredakan
pengobatan sesuai gejala gastritis
intruksi dokter yang dirasakan
ketika sakit. 8. Menjelaskan
Nutrisi dan diit
gastritis

Skrining
Kesehatan
1. Membentuk
perkumpulan
kelompok
dewasa
2. Memberikan
informasi
mengenai
penatalaksanaan
gastritis
LANSIA
Manajemen PROGRAM 1. Melakukan Masyarakat Disesuaikan RW 01 1. Meja MAHASISWA
Kesehatan Tidak RINDU tindakan untuk lansia di Kelurahan 2. Kursi 1. Nadiya Ayu
Efektif berhubungan (Skrining, mengurangi wilayah RW Binuang 3. Tensimete Nophihartati
dengan Edukasi) faktor risiko 01 Kelurahan Kampung r 2. Intan Putri
ketidakefektifan pola 1. Membentuk 2. Menerapkan Binuang Dalam 4. PPT Andriani
perawatan kesehatan
Perkumpulan program Kampung 5. Leaflet MASYARAKAT
pada lansia di
komunitas di kelompok lansia perawatan Dalam
karenakan 2. Melakukan 3. Verbalisasi
ketidakpatuhan lanisa skrining kesulitan dalam
dalam mematuhi kesehatan pada menjalani
aturan jadwal minum lansia program
obat secara teratur 3. Melakukan perawatan/pengo
dan persepsi lansia penyuluhan batan
bahwa keluhan yang kesehatan 4. Aktivitas hidup
dirasakan lambat laun mengenai sehari-hari
dapat hilang dengan
hipertensi yaitu: efektif
sendirinya tanpa
minum obat  Menjelaskan memenuhi tujuan
apa itu kesehatan
hipertensi
 Menjelaskan
penyebab
yang dapat
menimbulkan
hipertensi
 Menjelaskan
tanda gejala
 Menjelaskan
cara
mengatasi
hipertensi
 Menjelaskan
nutrisi dan
diet
 Menjelaskan
komplikasi
 Menjelaskan
cara minum
obat rutin
IBU HAMIL
Kesiapan 1. Memberikan 1. Menunjukkan Ibu Hamil di Disesuaikan Kelurahan  Leaflet MAHASISWA
peningkatan pendidikan pemahaman Kelurahan Binuang Yuni mellianti
manajemen kesehatan dalam mengenai materi Binuang kampung S.Kep
kesehatan bentuk lembar antenatal care kampung dalam
berhubungan dengan balik dan leaflet yang mencakup dalam Kecamatan
pilihan hidup yang mengenai tentang Kecamatan Pauh RW
tepat untuk antenatal care : komplikasi Pauh RW 01 01
memenuhi tujuan gizi seimbang selama kehamilan
program kesehatan atau nutrisi dan dan gizi seimbang
dengan rutin komplikasi pada / nutrisi yang
melakukan ibu hamil: harus di penuhi
pemeriksaan 2. Pengertian gizi ibu hamil
kehamilan dan seimbang /
tidak ditemukan nutrisi pada ibu
adanya gejala hamil
masalah kesehatan 3. Manfaat gizi
seperti pusing, tidak seimbang /
nafsu makan,mual, nutrisi pada ibu
muntah, mudah hamil
lelah dan kaki 4. Zat gizi selama
bengkak kehamilan
5. Dampak
kekurangan
gizi / nutrisi
pada ibu hamil

Anda mungkin juga menyukai