Kelompok 4 Matematika
Kelompok 4 Matematika
Kelompok 4 Matematika
DAta dan
ketidakpastian
3x + 2x
kelompok 4
1. Data Kualitatif
2. Data Kuantitatif
M-MACAM DATA
MACA
Data kuantitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu data diskrit dan data kontinu.
Data diskrit adalah data yang diperoleh dengan cara menghitung atau
membilang. Contoh data diskrit adalah banyak siswa kelas III SD Sukawangi
ada 35 siswa.
Data kontinu adalah data yang diperoleh dengan cara mengukur.
Contoh data kontinu adalah tinggi badan Andi adalah 145 cm.
M-MACAM DATA
MACA
1. Data primer
2. Data sekunder
M-MACAM DATA
MACA
1. data internal
2. data eksternal
CIRI -CIRI DATA YANG
BAIK
1) Objektif
2) Relevan
3) Sesuai zaman (up to date)
4) Representatif, data yang dikumpulkan melalui
teknik sampling
5) Harus dapat mewakili dan menggambarkan
keadaan populasinya.
6) Dapat dipercaya
UKURAN PEMUSATAN
DATA
MEAN
Tentukan rata-ratanya?
Cara penyelesaian
URUTKAN 6, 6, 7, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 9, 9, 9, 9, 9, 9, 9
Jumlahkan, dan memperoleh hasil 158 lalu dibagi banyaknya data yakni 20.
Maka 158 ÷ 20 = 7,9
Contoh soal data kelompok
MEAN
Data berat badan dari 50 siswa disajikan pada tabel berikut.
Median adalah
jadi mediannya 65
Soal
Menentukan median data yang
telah dikelompokkan dapat
menggunakan rumus:
Keterangan:
𝑀 = Median.
b = Tepi bawah kelas median.
𝑝 = Panjang kelas median.
f= Frekuensi kelas median.
F = Jumlah semua frekuensi
sebelum kelas median.
𝑛 = Banyak data.
Penyelesaianya
(b ) = 73 – 0,5 = 72,5
(𝑝) = 7
MODUS
Contoh soal :
Tentukan modus dari data-data berikut ini : 65,
70, 90, 40, 40, 40, 35, 45, 70, 80, 50.
Cara Penyelesaianya
65, 70, 90, 40, 40, 40, 35, 45, 70, 80, 50.
diurutkan
35, 40, 40, 40, 45, 50, 65, 70, 70, 70, 80, 90,
maka bahwa nilai 40 ada 3 dan nilai 70 ada 3 jadi (Mo) dari data tersebut adalah
40 dan 70
Menetukan modus untuk data yang
berkelompok dapat menggunakan
rumus sebagai berikut keterangan :
b : Modus
p : Panjang kelas modus
b1 : Frekuensi kelas modus dikurangi
frekuensi kelas sebelumnya
b2 : Frekuensi kelas modus dikurangi
frekuensi kelas berikutnya
soal
Cara penyelesaianya
b = 73 - 0,5 = 72,5
p=7
b1 = 27- 12 = 15
b2 = 27 - 10 = 17
UKURAN
PENYEBARAN DATA
1. Jangkauan
2. Kuartil
3. Jangkauan interkuartil
4. Simpangan kuartil
Jangkauan
Jangkauan
kumpulan data.
Contoh soal
Cara
penyelesaian
3 5 7
3,5
5,5
7
Jangkauan
interkuartil dan simpangan kuartil
Jangkauan interkuartil adalah selisih kuartil III dan Simpangan kuartil adalah setengah dari jangkauan
kuartil I interkuartil
QR = Q3 – Q1
Qd = ½QR
atau
QR : Jangkauan kuartil Qd = ½(Q3 – Q1)
Qd: Simpangan kuartil
Contoh soal
Tentukan jangkauan interkuartil
dan simpangan kuartil dari data
berikut.
20 35 50 45 30 30
25 40 45 30 35
Cara penyelesaiannya
Jadi, kuartil bawah (Q1) dan kuartil atas (Q3) dari data tersebut
yakni 30 dan 45, maka:
QR = Q3 – Q1
QR = 45 – 30
QR = 15
Sedangkan simpangan kuartilnya yakni:
Qd = ½QR
Qd = ½.15
Qd = 7,5
penyajian data
Menurut Nurhadi,
sistematis menurut
Frekuensi
kesatuan tertentu
TABEL DATA BARIS
KOLOM
Tabel yang lebih tepat disebut tabel baris kolom ini adalah tabel-tabel
yang dibuat selain dari
tabel kontingensi dan distribusi frekuensi yaitu tabel yang terdiri dari
baris dan kolom yang
mempunyai ciri tidak terdiri dari faktor-faktor yang terdiri dari
beberapa kategori dan bukan
merupakan data kuantitatif yang dibuat menjadi beberapa kelompok.
TABEL daFTAR
KONTOGENSI
Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi tabel ini mempunyai
ciri khusus, yaitu untuk menyajikan data yang terdiri atas dua faktor atau dua variabel,
faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k kategori, dapat dibuat
daftar kontingensi berukuran b x k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom.
TABEL daFTAR
DISTRIBUSI FREKUENSI
TITIK SAMPEL
ggota dari ruang sampel.
Titik sampel adalah an
Rumus Peluang
KETERANGAN
Fh : Frekuensi harapan
P : Peluang
A : Kejadian A (hanya lambang suatu kejadian)
n : Banyaknya suatu percobaan
Contoh soal
𝐹ℎ = 𝑃 (𝐴) × 𝑛
𝐹ℎ =1/2× 30
𝐹ℎ = 15 kali
dibentuk dari dua kejadian majemuk yang lain. Operasi antarhimpunan yang dimaksudkan adalah
𝑃 (𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃 (𝐴) + 𝑃 (𝐵) − 𝑃 (𝐴 ∩ 𝐵)
Contoh soal
∩
𝐷 = {2,4,6} , 𝐵 = {3,6} dan 𝐷 𝐵 = {1},
∩
Sehingga n(𝐷) = 3, n(𝐵) = 2, dan (𝐷 𝐵) = 1
LANJUTAN
G D UA KE JA DIAN
PELUAN
SALING LE PA S
𝑃 (𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃 (𝐴) + 𝑃 (𝐵)
CONTOH SOAL
pengukuran dapat m
enjadi gangguan ba
objek ukur maupun ik kepada
alat ukur, maka ham kepada
pir dapat dipastika
hasil ukur yang nila n tidak ada
dengan nilai sebena inya tepat sama
rnya dari besaran y
(kecuali karena keb ang diukur
etulan).
Ketidakpastian Hasil ukur
Nilai ketidakpastian pada pengukuran tunggal sama dengan setengah skala terkecil.
Sehingga jawaban yang tepat adalah B.
Ketidakpastian hasil pengukuran berulang
Bila pengukuran dilakukan berulang (lebih dari satu kali), maka hasil pengukuran
mencerminkan sample data dari objek ukur. Untuk mengolah data hasil
Keterangan:
Δx : ketidakpastian pengukuran
N : banyaknya pengkuran yang dilakukan
contoh soal