BAB I Fikss
BAB I Fikss
BAB I Fikss
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
telah memberi tantangan baru bagi guru dalam melaksanakan tugasnya di kelas.
Aktifitas belajar mengajar yang berlangsung dalam kelas difasilitasi oleh guru.
Oleh karena itu guru dituntut untuk lebih kreatif mengamati berbagai persoalan
yang terjadi saat proses berlangsung. Guru harus mampu melakukan berbagai
inovasi pembelajaran, baik berupa pendekatan, metode, media dan lembar kerja
peserta didik (LKPD) yang dapat diterapkan saat pembelajaran sesuai dengan
penting bagi siswa karena dalam belajar, siswa cepat lupa jika hanya dijelaskan
secara lisan, mereka ingat jika diberikan contoh, dan memahami jika diberikan
hanya pada ranah mengingat, memahami dan menerapkan dalam artian jawaban
dari soal tersebut selalu ada didalam bahan ajar tanpa diperlukan penalaran atau
siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran dan kurangnya ketersediaan soal
63
yang melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang membuat hasil
Zion Makassar, siswa menganggap bahwa Kimia merupakan salah satu mata
pelajaran yang sulit. Hal ini disebabkan mata pelajaran Kimia yang terlalu banyak
model ceramah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Kimia,
diperoleh informasi bahwa sebagian besar hasil belajar siswa pada materi asam
basa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan
di sekolah minimal 75. Pemahaman siswa pada konsep asam basa masih cukup
rendah, dapat dilihat dari nilai ujian tengah semester genap kelas XI IPA tahun
ajaran 2019/2020 diperoleh nilai rata-rata sebesar 73. Secara umum kesulitan
belajar kimia siswa diperkirakan karena beberapa hal, yaitu model pembelajaran
yang digunakan guru secara umum adalah ceramah dan pemberian soal, siswa
memandang materi kimia sulit untuk dipahami serta rendahnya partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran. Dari hasil tersebut maka diperlukan sebuah model
peserta didik.
pembelajaran kimia khususnya materi asam basa. Peserta didik diarahkan untuk
mencari dan menemukan sendiri konsep dasar dari materi pelajaran melalui
Salah satu materi yang diajarkan di kelas XI MIPA semester genap adalah
asam basa. Materi asam basa berisi konsep-konsep yang penting untuk dipelajari
dan dipahami peserta didik. Maka dari itu, diharapkan materi asam basa ini dapat
diajarkan dan disampaikan oleh guru melalui kegiatan pembelajaran yang menarik
menjadi lebih menarik dan dapat mendukung hasil belajar asam basa menjadi
B. Rumusan Masalah
Discovery Learning efektif dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
C. Tujuan Penelitian
Learning untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi asam basa.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi guru
2. Bagi sekolah
didik melalui metode Question Student Have (QSH) dalam model discvery
learning.
peserta didik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang dihadapi sehingga siswa dapat
kesempatan kepada siswa untuk ikut terlibat secara aktif dalam membangun
terjadinya informasi antar siswa, antara siswa dan guru dan antara siswa dengan
dalam proses kegiatan belajar mengembangkan sikap kritis dan percaya diri siswa
tentang apa yang dikemukakan dalam proses menemukan. Dalam proses belajar
pelajaran tidak dalam bentuk utuh, selebihnya diserahkan kepada siswa untuk
(2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru
dan pengetahuan yang sudah ada. Dari ketiga ciri-ciri tersebut, siswa dalam proses
pembelajarannya akan memiliki motivasi dari dalam diri mereka sendiri untuk
Pengertian model discovery learning menurut para ahli di atas yaitu suatu
tahap ini merupakan tahap dimana guru menghadapkan siswa pada sesuatu
siswa berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Pada tahap ini guru dapat
mengkondisikan siswa untuk membaca sejumlah sumber buku rujukan atau bisa
pada tahap ini siswa melakukan identifikasi masalah yang terjadi sesuai
yang terjadi sesuai dengan sejumlah hasil bacaannya tadi. Selanjutnya siswa
memilih dan merumuskan hipotesis atas pertanyaan masalah dari fokus masalah
tahap sebelumnya. Jadi, pada tahap ini siswa akan menjawab pertanyaan atau
narasumber atau teman mereka sendiri, melakukan uji coba sendiri dan berdiskusi.
Target dari tahap ini ialah peserta didik harus belajar secara aktif untuk
Pada tahap ini guru dapat mengarahkan siswa untuk mampu mengolah
sejumlah data dan informasi berkenaan dengan upaya merumuskan jawaban atas
yang telah ia dapatkan tadi. Setelah merumuskan jawaban, siswa akan diarahkan
5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa menyajikan hasil diskusi kelompok secara bersama
didepan kelas. Kemudian akan ditanggapi oleh kelompok lain. Guru dapat
oleh siswa. Jika siswa kreatif dan gurunya mampu memberikan stimulus yang
tepat, maka siswa akan mampu mencermati setiap jawaban yang sesuai dengan
konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh dalam bentuk data atau
informasi. Pada akhir tahapan ini, peserta didik diberi kesempatan untuk
Pada tahap ini, siswa dan guru secara bersama mengambil kesimpulan.
agar siswa dapat menemukan jawaban setelah melalui proses berpikir dalam
mencari data. Kesimpulan akan mengantar siswa pada sebuah bentuk pengetahuan
langkah ini guru dapat mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulannya dari
materi pembelajaran.
hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator bukan sebagai sumber informasi;
2). Aktivitas siswa menemukan konsep membuat konsep lebih mudah dipahami
b) Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri,
1) model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.
Bagi siswa yang kurang memiliki kemampuan kognitif yang rendah akan
gilirannya akan menimbulkan frustasi. Model ini tidak cukup efisien untuk
digunakan dalam mengajar pada jumlah siswa yang banyak hal ini karena
masalah.
menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa
yang memiliki kognitif yang rendah akan mengalami kesulitan dalam berpikir
tertulis ata lisan, sehingga pada giliranna akan menimbulkan frustasi. Model
ini tidak cukup efisien untuk digunakan dalam mengajar pada jumlah siswa
yang banyak. Hal ini karena waktu yang dibutuhkan cukup lama untuk
2. Hasil Belajar
laku positif melalu latihan atau pengalaman dan menyangkut aspek kepribadian
baik secara fisik atupun psikis. Belajar menghasilakan perubahan dalam diri setiap
individu, dan perubahan tersebut mempunyai nilai positif bagi diri individu
(Setiawan, 2018) . Perubahan tingkah laku pada individu disyaratkan sebagai hasil
dari perbuatan belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu dan fungsional,
bersifat positif dan aktif, bersifat konstan, bertujuan atau terarah, serta mencakup
diri siswa baik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan
perilaku yang dapat diukur digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi siswa dan
guru untuk melihat apakah siswa telah lulus atau tidak (Anggita, 2021). Hasil
menggunakan klasiikasi hasil belajar dari taksonomi Bloom ang secara garis besar
a. Rana Kognitif
Rana Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektal yang terdidri dari
evaluasi.
b. Rana Afektif
Rana Afektif terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, partisipasi, penilaian
c. Rana Psikomotorik
Rana Psikomotorik terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan motoric, yakni
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sebuah kemampuan dari seorang anak
Materi asam basa dijabarkan pada Kompetensi Dasar (KD) 3.10 yang
harus dicapai peserta didik, yaitu dapat menjelaskan konsep asam basa serta
1) Menjelaskan ciri-ciri larutan yang bersifat asam dan basa dalam kehidupan
sehari-hari,
6) Menghitung Ka asam lemah dan Kb basa lemah yang diketahui konsentrasi dan
pHnya
larutan.
3. Derajat Keasaman
C. Kerangka Pikir
Kesulitan belajar yang dialami peserta didik kelas XI MIPA SMA Zion
Makassar diakibatkan oleh materi pelajaran kimia dan proses pembelajaran yang
berpusat pada guru. Salah satu meteri yang di anggap sulit dipahami yaitu materi
asam basa yang umumnya berupa pemahaman konsep. Kegiatan belajar yang
hanya berfokus pada penjelasan guru tanpa melibatkan peserta didik secara aktif
membuat siswa menjadi kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran dan siswa
menjadi kurang aktif selama proses pembelajaran. Hal ini bisa diliat dari peserta
didik yang cenderung pasif. Peserta didik yang pasif pada akhirnya akan
mendapatkan hasil belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan peserta didik
yang aktif.
agar yang dilakukan oleh guru tidak monoton dan membosankan. Salah satu
model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam
siswa aktif untuk menemukan konsep secara mandiri dan kelompok. Selain itu
siswa lebih berani bertanya dan mengemukakan pendapat karena siswa selalu
pembelajaran.
pembelajaran yang terjadi tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,
efektif terhadap motivasi dan hasil belajar peserta didik (Winoto & Prasetyo,
2020). Model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Debora
kelas eksperimen I adalah 76,3 dan eksperimen II adalah 74,4 sedangkan kelas
kontrol adalah 67,3 (Kurnianto et al., 2015). Seperti dikatakan Swaak, dan
Dalam hal ini diharapkan metode Metode Question Student Have (QSH)
dalam model discovery learning efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik
D. Hipotesis Penelitian
kerangka piker yang telah diuraikan, maka dirumuskan hipotesis bahwa model
kelas XI MIPA SMA Zion Makassar pada materi pokok asam basa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kelas sebagai kelas eksperimen yang dilaksanakan di SMA Zion Makassar. Pre-
Eksperimental Design merupakan jenis penelitian yang terdapat variabel luar yang
C. Desain Penelitian
Design yaitu eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok saja tanpa kelompok
dahulu diberikan pretest, setelah itu melakukan prosttest. Dengan demikian hasil
sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Hal ini bertujuan untuk melihat
pada materi asam basa. Adapun desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Keterangan:
Y1 : Nilai Pre-test kelompok eksperimen
T : Perlakuan (Treatment) dengan Menggunakan metode QSH
Y2 : Nilai Post-test kelompok eksperimen
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu variabel bebas dan
ialah hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA SMA Zion Makassar.
2. Definisi Operasional
itu bertahan lama atau lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan
mempunyai efek transfer yang lebih baik dan secara menyeluruh belajar
b. Hasil belajar adalah peningkatan nilai tes hasil belajar pada posttest yang
F. Instrumen Penelitian
Tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda yang akan diberikan pada
awal dan akhir pertemuan sebagai pretest dan posttest pada kelas eksperimen.
Sebanyak 25 nomor soal dengan lima pilihan jawaban yang disediakan telah
melalui proses validasi sebelumnya. Validasi isi dilakukan oleh pihak yang
berkompeten dan validasi item yang terdiri dari indeks kesukaran (IP), daya
pembeda, validitas, dan reabilitas dilakukan oleh kelas yang telah belajar tentang
a. Indeks kesukaran
B
P=
JS
Keterangan :
P = indeks kesukaran/proporsi
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar pada soal tersebut
JS = jumlah seluruh peserta didik yang di tes
Berdasarkan hasil validasi item diperoleh 13 soal dengan kategori mudah, 11 soal
dengan kategori sedang dan 1 soal dengan kategori sukar (Lampiran B.4).
b. Daya Pembeda
JBA JBB
D= - atau D= PA – PB
JTA JTB
Keterangan :
D = daya pembeda atau deskriminasi
JBA = jumlah peserta didik jawab benar pada kelompok atas
JTA = jumlah seluruh peserta didik pada kelompok atas
JBB = jumlah peserta didik jawab benar pada kelompok bawah
JTB = jumlah seluruh peserta didik pada kelompok bawah
PA = indeks kesukaran kelompok atas
PB = indeks kesukaran kelompok bawah
Berdasarkan hasil validasi item diperoleh 0 soal kategori sangat jelek, 3 soal
kategori jelek, 14 kategori cukup, dan 8 soal kategori baik (Lampiran B.5).
c. Validitas
r xy N ∑ XY −¿¿ ¿
¿
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan.
kategori rendah, 10 soal kategori cukup, dan 3 soal kategori tinggi (Lampiran
B.6).
d. Reliabilitas
yang sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran
hasil (Arikunto, 2016). Reliabilitas yang diperoleh untuk 25 item soal sebesar 0,70
(
r11 = 2 1-
S1 + S2
St )
(Lampiran B.7).
1. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
sistematis sesuai sintaks model discovery learning. Lembar observasi ini berisikan
telah divalidasi oleh validator ahli. Instrumen ini diisi oleh dua observer.
2. Prosedur Penelitian
Pemberian posttest dilakukan satu kali pertemuan diluar dari proses pembelajaran,
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
penelitian.
3. Tahap Akhir
Tahap ini dilakukan pemberian skor pada tes, membahas hasil pengolahan
awal (Pretest) dan tes akhir (posttest) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
peserta didik. Setiap item soal memiliki lima alternatif jawaban dan hanya satu
jawaban yang benar. Jika yang dijawab benar oleh peserta didik akan diberi skor
1, sedangkan bagi yang menjawab salah satu atau tidak menjawab kan diberi skor
0. Tes akhir (posttest) untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman peserta
didik terhadap materi asam basa. Hasil test inilah yang kemudian dianalisis untuk
1. Hasil Belajar
pengolahan data dilakukan dengan menilai hasil belajar peserta didik setelah
Hasil post test dan pre test diperoleh dalam bentuk skor, untuk mengetahui nilai
yang diperoleh oleh peserta didik maka skor akan diubah ke nilai dengan
analisis data statistik secara deskriptif dengan tujuan untuk memberikan gambaran
diringkas pada hal-hal penting pada data tersebut. Kegiatan yang berhubungan
dengan statistik deskriptif seperti menghitung mean (rata-rata hitung), median,
modus, mencari deviasi standar, nilai tertinggi dan nilai terendah (Santoso, 2010).
1) Nilai rata-rata
kemudian dibagi dengan ukuran atau banyak nilai data (Novika et al., 2022).
Rumus untuk memperoleh nilai rata-rata data berkelompok yaitu (Lampiran C.2):
X =
∑ fixi
∑ fi
2) Median
Median adalah nilai tengah dari data yang telah diurutkan dari nilai paling
kecil ke nilai paling besar (Novika et al., 2022). Rumus untuk memperoleh
( )
1
n-Fk
Me = b + P 2
f
3) Modus
Modus adalah nilai yang paling sering muncul pada data (Novika et al.,
2022). Rumus yang digunakan untuk memperoleh modus yaitu (Lampiran C.2):
Mo =b+P ( b1b1+b2 )
4) Standar Deviasi
sehingga satuan dari variansi adalah kuadrat dari satuan nilai data. Standar
deviasi,yang sering disebut sebagai simpangan baku, didefinisikan sebagai akar
C.2): S = √ S2
1) Ketuntasan Perorangan
JB
Tp = × 100%
Js
Keterangan:
Tp : Tuntas perorangan
JB : Skor tiap peserta didik
Js : Skor maksimal
Berikut nilai ketuntasan yang digunakan di SMA Zion Makassar, kriteria dapat
2) Ketuntasan Kelas
Keterangan:
Tk : Tuntas kelas
∑Tp : Jumlah tuntas perorangan
n : Jumlah peserta didik
Kriteria ketuntasan kelas menurut Amral (2020) dapat dilihat pada Tabel 3.4.
c. Uji N-Gain
dianalisis dengan cara mengadaptasi teori Hake mengenai gain ternormalisasi (N-
Gain). Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest. Gain menunjukkan
pembelajaran. Pada penelitian ini digunakan N-Gain jenis average of gain yang
dirata-ratakan untuk melihat rata-rata gain dalam kelas. Menurut Hake (1998)
data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Teknik statistic ini
1) Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara
menggunakan uji kesamaan rata-rata yaitu dengan menerapkan teknik uji-t satu
sampel (one sample t-test). Secara statistic, maka dirumuskan hipotesis kerja
sebagai berikut.
Dengan Rumus :
x−μ0
t=
s
√n
Keterangan :
t = t hitung
x = rata-rata sampel
μ0 = rata-rata spesifik atau rata-rata tertentu (yang menjadi perbandingan) = 0,30
(sedang).
S = standar deviasi sampel
n = jumlah sampel
Uji hipotesis digunakan untuk menguji apakah H 0 dan H1 yang dirumuskan
pada hipotesis statistic diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan uji satu pihak yaitu uji pihak kanan dengan ketentuan :
Kriteria pengujian, pada α = 0,05. Jika thitung > ttabel mak H0 ditolak dan H1
diterima artinya penggunaan model discovery learning efektif terhadap
peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA Andes SMA Zion
Makassar pada materi asam basa. Sebaliknya, jika t hitung ≤ ttabel maka H0 diterima
dan H1 ditolak artinya penggunaan model discovery learning tidak efektif untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA Andes ZMA Zion
Makassar pada materi asam basa
2. Keterlaksanaan Pembelajaran
rumus berikut:
F
Persentase keterlaksanaan pembelajaran = x 100%
A
Keterangan:
A. Hasil Penelitian
meningkatan hasil belajar peserta didik di kelas XI MIPA Andes SMA Zion
Makassar pada materi pokok asam basa. Hasil dan analisis data penelitian
diperoleh dari kegiatan penelitan yang telah dilaksanakan selama enam kali
pertemuan. Berikut ini dijelaskan tentang hasil analisis statistik deskriptif dari
Data hasil belajar peserta didik diperoleh dari tes sebelum (pretest) dan
peserta didik di kelas XI MIPA Andes SMA Zion Makassar pada materi pokok
asam basa. Hasil analisis statistik deskriptif terhadap nilai pretest dan posttest
pembelajaran Discovery Learning pada materi pokok asam basa. Rata-rata nilai
sebesar 33,58 sedangkan rata-rata nilai posttest peserta didik setelah diberikan
Selanjutnya data hasil tes peserta didik sebelum dan setelah diterapkan
(KKM) yang berlaku di SMA Zion Makassar yaitu dengan standar minimal 75
Tabel 4.2 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Pretest dan
Posttest
Pretest Postest
Nilai Kriteria
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Presentasi (%)
≤ 75 Tuntas 0 0 33 95
< 75 Tidak Tuntas 35 100 2 5
Jumlah 35 100 35 100
Tabel 4.2 menunjukkan persentase ketuntasan peserta didik saat pretest hanya
0% yang artinya dari 35 peserta didik, tidak ada satupun yang tuntas. Sementara
persentase ketuntasan saat posttest mencapai 95% yang artinya terdapat 33 dari 35
peserta didik yang tuntas pada materi larutan penyangga. Hal ini menunjukkan
pembelajaran Discver Learning diambil dari data pretest dan posttest peserta didik
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi asam basa. Hasil
pengolahan data yang telah dilakukan pada Lampiran C.6 menunjukkan bahwa
hasil Normalized Gain peserta didik setelah diajar dengan menggunakan model
nilai N-gain hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.3 menunjukkan sebanyak 85% peserta didik yang memiliki nilai
N-Gain pada kategori tinggi dan 15% peserta didik pada kategori sedang. Artinya
dari 35 peserta didik terdapat 30 orang yang memperoleh N-Gain kategori tinggi
dan 5 orang yang memperoleh N-Gain kategori sedang. Tabel 4.3 juga
menunjukkan rata-rata perolehan N-Gain dari 35 peserta didik sebesar 0,79 yang
pembelajaran kimia pada materi asam basa yang dilakukan peneliti dengan
dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan lebih lengkapnya dapat dilihat Lampiran C.8.
B. Pembahasan
besarnya nilai N-gain serta mengetahui apakah model discovery learing efektif
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi asam basa. Penelitian
ini dilakukan sebanyak enam kali pertemuan yang terdiri dari satu kali pertemuan
untuk pemberian pretest, empat kali pertemuan untuk proses pembelajaran yang
dilaksanakan secara tatap muka dan satu kali pertemuan untuk posttest pada akhir
rata-rata hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah melalui pembelajaran
yang diperoleh peserta didik saat pretest sebesar 60 dan nilai terendah sebesar 20
dengan nilai rata-rata pretest yaitu 33,8. Sedangkan pada saat posttest nilai
tertinggi yang diperoleh peserta didik sebesar 96 dan nilai terendah sebesar 68
dengan nilai rata-rata posttest yaitu 86. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
peserta didik. Hasil belajar dapat ditinjau dari ketuntasan nilai yang diperoleh
peserta didik. Dari ketuntasan perorangan yang diperoleh dapat juga diketahui
ketuntasan kelas yang dicapai. Ketuntasan kelas tercapai apabila ≥80% peserta
didik di kelas tersebut mencapai nilai KKM (Amral, 2020). Tabel 4.2
ketuntasan karena dari 35 peserta didik, tidak ada satupun yang melampaui nilai
kriteria ketuntasan kelas, karena dari 35 peserta didik terdapat 33 peserta didik
yang melampaui nilai KKM 75. Sehingga ketuntasan kelas yang diperoleh sebesar
80%. Hal ini menunjukkan ketuntasan hasil belajar setelah melalui pembelajaran
memenuhi kriteria.
Keefektifan dalam penelitian ini diukur melalui analisis uji N-Gain
terhadap hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran dengan
menggunakan model discovery learning pada materi asam basa. Analisis N-Gain
diambil dari data pretest dan posttest peserta didik, tujuannya untuk mengetahui
learning Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa perolehan N-Gain dari
hasil analisis deskriptif terletak pada kategori tinggi dan sedang. Apabila
nilai N-gain pada tabel dirata-ratakan maka diperoleh nilai skor N-gain
Analisis normalized gain pada tabel 4.3diperoleh rata-rata nilei peserta didik
dari penggunaan model dapat dilihat dari hasil perhitungan nilai N-Gain.
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa perolehan n-gain sebesar 0,66 berada
materi asam basa efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini
Data hasil analisis deskriptif pada tabel 4.1 hingga 4.3 menunjukkan bahwa
peserta didik. Data tersebut mendukung hasil analisis inferensial yaitu uji
hipotesis yang telah dilakukan. Kebenaran hipotesis diuji dengan menggunakan
uji-t satu sampel, dimana sebelumnya telah dianalisis bahwa data perlehan n-gain
dengan menggunakan uji-t satu sampel untuk rata-rata n-gain diperoleh thitung =
9,17 dan nilai ttabel pada taraf kepercyaan 0,05 sebesar = 1,7. Hasil pengujian
belajar peserta didik kelas XI MIPA SMA Zion Makassar pada materi asam basa
yang didukung oleh penelitian Roestiyah (2011) yang menyatakan bahwa mdel
discovery learning efektif untuk meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2019) ,
Hal lain yang mendukung hasil belajar peserta didik adalah keterlaksanaan
pertemuan terglong dalam kategori sangat baik. Artina proses pembelajaran yang
dilakukan telah sesuai dengan rancangan tahapan model discovery learning secara
pada hasil belajar peserta didik. Hal ini didukung oleh teri yang dikemukakan
A. KESIMPULAN
belajar peserta didik materi pokok asam basa berada pada kategori tinggi dengan
B. SARAN
lanjut tentang penerapan model discovery learning pada materi pkok yang
lain.
2. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk menggunakan model
discovery learning
84