LP HDR & SP HDR
LP HDR & SP HDR
LP HDR & SP HDR
DISUSUN :
4. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap
situasi yang dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan.
Situasi atas stressor dapat mempengaruhi komponen.Stressor yang
dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian
tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan
struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang prosedur
tindakan dan pengobatan. Sedangkan stressor yang dapat
mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan
kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,
pola asuh yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti,
persaingan dengan saudara, kesalahan dan kegagalan berulang,
cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan bertanggung jawab sendiri.
Stressor pencetus dapat berasal dari internal dan eksternal:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran:
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative
yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk
tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga
dan norma-norma budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk
menyesuaikan diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat
ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan
bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau
fungsi tubuh, perubahan fisik yang berhubungan dengan
tumbuh kembang normal. Perubahan tubuh dapat
mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran
diri, identitas diri, peran dan harga diri.
e. Rentang Respon
Keterangan:
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang
latar belakang pengalaman nyata yang sukses diterima.
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri
adaptif dengan konsep diri maladaptif.
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam
kemalangan aspek psikososial dan kepribadian dewasa
yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis
terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan
kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
dirinya dengan orang lain.
C. Pohon Masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012) :
D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan citra tubuh
2. Kesiapan meningkatkan konsep diri
3. Harga diri rendah (kronis, situasional dan resiko situasional)
4. Ketidakefektifan performa peran
5. Gangguan identitas pribadi
E. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping menurut Deden (2013) :
Jangka pendek :
1. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis : pemakaian
obat-obatan, kerja keras, nonoton tv terus menerus.
2. Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial,
keagamaan, politik.
3. Kegiatan yang memberi dukungan sementara : kompetisi olah raga
kontes popularitas.
4. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara :
penyalahgunaan obat-obatan.
Jangka Panjang :
1. Menutup identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang
disenangi dari orang-orang yang berarti, tanpa mengindahkan
hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri.
2. Identitas negatif : asumsi yang pertentangan dengan nilai dan
harapan masyarakat.
Mekanisme Pertahanan Ego:
Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah : fantasi,
disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri
sendiri dan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore:
Elsevier
DISUSUN :
2. Kerja :
Mas, sebelum kita memcuci piring kita perlu siapkan dulu
perlengkapanya, yaitu serabut tepes untuk membersikan piring, sabun
khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas, Mas bisa
mneggunakan air yang mengalir dari kran ini, oh ya jangan lupa
sediakan tempat sampah untuk membuang sisa makanan.
sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya
setelah semuanya perlengkapan tersedia, Mas ambil satu piring koto,
lalu buang dulu sisa makanan yang ada dipiring tersebut ketemapat
sampah, kemudian Mas bersikan piring tersebut dengan menggunakan
sabut tepes yang sudah diberikan sabun pencuci piring, setelah selesai
disabuni bilas dengan menggunakan air bersih sampai tidak ada busa
sabun sedikitpun di piring tersebut, setelah itu Mas bisa
mengkeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah
tersedia didapur, nah selesai
sekarang coba Mas yang melakukan
Bagus sekali, Mas dapat mempraktekkan cuci piring dengan baik,
sekarang dilap tanganya
3. Terminasi :
bagaimana perasaan Mas setelah latihan cuci piring
Coba ulangi cara mencuci piring
baguss
bagaimana kalau kegiatan cuci piring ini dimasukan menjadi
kegiatan sehari hari Mas. mau berapa kali Mas mencuci piring ?
bagus sekali Mas mencuci piring tiga kali setelah makan
besok kita akan latihan untuk kemampuan ke tiga, setelah merapikan
tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu ? ya
benar kita akan latihan mengepel
mau jam berapa? Sama dengan sekarang ?
sampai jumpa
Assalamualaikum
CATATAN:
Strategi pelaksanaan selanjutnya, sama dengan SP 2 dengan kegiatan
yang dimiliki sesuai kemampuan pasien lainnya (yang belum dilatih)