Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Metode Performance Prism Dan Scoring Objective
Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Metode Performance Prism Dan Scoring Objective
Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Metode Performance Prism Dan Scoring Objective
ISSN: 1410-2331
Abstrak -- Kinerja merupakan suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama
periode waktu tertentu. PT. BPAS adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
papan semen. Selama ini sistem pengukuran kinerja di PT. BPAS belum merepresentasikan
kinerja organisasi secara komprehensif dan integratif. Oleh sebab itu pengukuran kinerja perlu
dilakukan pada PT. BPAS dengan menggunakan metode Performance Prism dan Scoring OMAX
agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara maksimal. Performance Prism merupakan
pengukuran yang terintegrasi, meliputi seluruh aspek perusahaan (stakeholder) yang menyangkut
kepuasan stakeholder dan kontribusi stakeholder, strategi, proses dan kapabilitas kepada
perusahaan. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini akan dilakukan secara bertahap dengan
menggunakan beberapa metode antara lain pembobotan dengan Analytical Hierachy Process
(AHP) untuk mengetahui skala nilai prioritas setiap KPI, Scoring System dengan metode
Objectives Matrix (OMAX) dan Traffic Light System untuk mengetahui level setiap KPI pada
perusahaan di tingkat korporasi. Dari hasil pengukuran kinerja pada PT. BPAS terdapat 16 KPI
yang telah sesuai dengan harapan, 19 KPI yang masih memiliki performa yang cukup namun perlu
diperhatikan dan 5 KPI yang memiliki performa sangat rendah. Sehingga didapatkan kesimpulan
yaitu perusahaan perlu memperbaiki 5 KPI kinerja agar perusahaan dapat meningkatkan
keseluruhan kinerjanya secara maksimal.
Kata kunci: Performance Prism, Key Performance Indicator, Pengukuran Kinerja, OMAX, Traffic
light.
Abstract -- Performance is a state of the display as a whole over the company during a specific
time period. PT. BPAS a company engaged in the fibre cement. During this performance
measurement system in PT. BPAS not represent the organization's performance in a
comprehensive and integrative. Therefore, performance measurement needs to be done on the
PT. BPAS using the Performance Prism and Scoring OMAX in order to improve the company's
performance to the maximum. Performance Prism is an integrated measurement, covering all
aspects of the company (stakeholders) involving stakeholder satisfaction and stakeholder
contribution, strategy, process and capability to the company. Performance measurement in this
study is also supported by several methods such as weighting by Analytical Hierachy Process
(AHP) to determine the scale of priority value of each KPI, Scoring System Objectives Matrix
method (OMAX) and Traffic Light System to determine the level of KPI in the company on
corporate rate. From the results of performance measurement of PT. BPAS are 16 KPIs that have
been in line with expectations, 19 KPIs which still has enough performance but need to be
considered and 5 KPIs that have a very low performance. Thus it was concluded that the company
needs to improve 5 KPI performance for the company to improve the overall performance to the
maximum.
Mulai
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah
Pengumpulan data
Selesai
Berdasarkan hasil pengumpulan data, 5. KPI yang telah divalidasi akan diolah dan
maka dapat diketahui langkah-langkah apa dijadikan sebagai kuesioner untuk para
yang harus dilakukan untuk merancang manajemen puncak di PT. BPAS
Performance Prism sebagai alat ukur kinerja. 6. Hasil kuesioner KPI yang telah diisi oleh
Langkah-langkah dalam melakukan para manajemen puncak kemudian akan
perancangan kinerja perusahaan dengan dibobot dan dicari rasio konsistensinya
menggunakan metode Performance Prism dengan metode AHP
yaitu: 7. Selanjutnya akan diolah lagi dengan
1. Melakukan identifikasi sampel penelitian menggunakan scoring OMAX dan dianalisa
2. Mengidentifikasi lima perspektif dengan metode Traffic Light System hingga
Performance Prism. mendapatkan kesimpulan.
3. Mengidentifikasi setiap perspektif agar dapat Tahapan yang dilakukan dapat dilihat
dijadikan menjadi KPI pada Gambar 2
4. KPI yang telah terkumpul maka akan
diperiksa ulang dan divalidasi
Mulai
Identifikasi KPI
KPI KPI
KPI KPI
Kepuasan dan Proses
Strategi Kapabilitas
Kontribusi
Tidak sesuai
Validasi KPI
Sesuai
Perhitungan AHP
Pembobotan KPI
Perhitungan Rasio Konsistensi
Pengukuran Kinerja
Perusahaan
Selesai
4.2 Pembobotan KPI dengan Metode Besar prioritas setiap sasaran perspektif
Analytical Hierarchy Process (AHP) dilakukan dengan perbandingan berpasangan,
Setelah mengetahui hierarki kinerja dan sehingga diperoleh bobot masing-masing
KPI setiap perspektif pada PT. BPAS, maka sasaran perspektif tersebut. Hal ini dilakukan
selanjutnya perusahaan perlu menentukan agar pengukuran kinerja dapat lebih terarah
prioritas terhadap aspek kinerja yang dianggap dengan mengukur kinerja pada KPI dengan
penting untuk menetapkan tujuan perusahaan. nilai bobot tertinggi atau yang diprioritaskan.
Maka pembobotan KPI perlu dilakukan dengan Nilai bobot total KPI pada perusahaan PT.
menggunakan metode Analytical Hierarcy BPAS dapat dilihat pada Tabel 1.
Process.
4.3 Pengukuran Nilai Kinerja 4.4 Perhitungan dengan Metode OMAX dan
Setelah mendapatkan 10 KPI dengan Traffic Light System
nilai bobot tertinggi dari setiap perspektif, maka Untuk dapat mengetahui pengukuran
perusahaan perlu melakukan pengukuran kinerja secara spesifik dan level kinerja
kinerja pada 10 KPI tersebut. Tahap perusahaan secara tepat, maka perlu dilakukan
pengukuran yang digunakan perusahaan PT. penempatan level atau skor setiap KPI dengan
BPAS adalah data perusahaan pada tahun menggunakan metode OMAX. Selain itu
2013. metode traffic light system juga diterapkan pada
Sebelum melakukan pengukuran kinerja tahap ini dengan menggunakan tiga warna
maka diperlukan penetapan data mengenai yaitu warna hijau dengan ambang batas 8
target maksimum, target minimum, dan kondisi hingga 10 yang berarti kinerja perusahaan telah
awal. Hal ini akan menjadi bahan perhitungan mencapai performa yang maksimal. Warna
pada metode OMAX, karena pada data ini kuning dengan ambang batas 4 hingga 7 yang
terdapat level 10, level 0, dan level 3 serta hasil berarti tergolong pada penilaian performa yang
data pada tahun 2013. Sehingga data pada cukup. Sedangkan untuk warna merah yaitu
tahun 2013 ini akan diukur dan dikategorikan indikator kinerja yang berada pada level 0
sesuai dengan level yang telah ditentukan hingga 3 dan tergolong pada penilaian
dalam metode scoring OMAX. Penentuan level performa yang kurang baik atau minimal. Untuk
inilah yang akan menjelaskan apakah kinerja indikator yang berwarna merah ini perlu
perusahaan tersebut termasuk kategori yang diperbaiki dan ditingkatkan lagi dengan
memiliki kinerja secara maksimal atau minimal. melakukan beberapa usulan perbaikan. Pada
data hasil scoring OMAX di PT. BPAS terdapat
5 KPI yang berada pada indikator kinerja
berwarna merah. Data hasil scoring OMAX
pada perusahaan dapat dilihat pada Tabel 2.
KPI K 8 Menjadi sponsor dalam acara-acara besar sehingga dapat meningkatkan nilai
(Frekuensi promosi merek dari perusahaan
dan pengenalan Memasang iklan yang menarik pada media massa seperti televisi dan surat
produk) kabar
Membuat tagline yang memiliki dapat diingat oleh masyarakat sehingga memillik
suatu karakteristik yang berbeda dengan competitor
Melakukan kerjasama usaha dengan pihak kontraktor yang sering melakukan
pekerjaan renovasi atau membangun rumah atau gedung baru