Saat Hadirmu Hanya Sebagai Bayangan Dari Sang Tubuh

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

“saat hadirmu hanya sebagai bayangan dari sang tubuh, berhentilah, kau akan terluka jika terus

memaksa”
@oshn
Cuitan seseorang pada akun twitter yang sering aku kunjungi dalam second accountku. Ya, aku adalah
seorang pengagum rahasianya, yang menyukainya dalam diam, yang sering kali terpesona dengan hal-
hal random yang dia lakukan, bagiku keberadaan dia adalah bagian dunia yang sangat aku indah.
Hanya perlu melihatnya tersenyum, dan mengamati tingkahnya dalam keheningan sungguh hal yang
sangat cukup untuk membuatku tersenyum. Jika ada orang terbodoh di dunia, mungkin itu adalah aku,
ya, tentu saja, hanya aku, salsabila balqis, sorang mahasiswa arsitek semester 2, yang sangat
mengagumi si ketua angkatannya, rayn dirgantara, seorang cowok tinggi berkulit putih, pintar,
dengan sikapnya yang dingin dan kemultitaletaan yang dia miliki, sehingga tak sedikit wanita yang
berbaris mengharapkan dia menjadi pacarnya, tak ayal kakak2 tingkat yang cantik, centil dan hits
sering kali berlalu lalang dihadapannya hanya untuk menarik perhatiannya menjadi pemandangan
yang sangat menjemukan bagi seorang salsabila, seperti pagi ini para kantil sudah terlihat dari baru
saja keluar dari ruang kuliah yang akan ditempatinya hari ini. (Kantil adalah suatu sebutan yang
disematkan oleh Salsabila kepada kakak centil yang kerap kali mengunjungi sang cowok impiannya)
“ya ampun, bisa nggak sih sehari aja, para kantil ini Ngga datang kesini...” gerutunya.
“yaahh, semester depan tidak ada lagi pemandangan seperti ini” seru seorang cowok yang berjalan
mengekori salsabila dengan wajah sedihnya, ya cowok itu bernama abizhar.
Abizhar merupakan teman sekelas salsabila, seorang cowok playboy yang mantannya sudah tersebar
diseluruh fakultas yang ada di universitas president.
Salsabila masuk kedalam ruang kuliah disusul dengan abizhar di belakangnya. Terlihat dalam ruangan
tersebut sudah banyak mahasiswa yang datang dan sibuk dengan tugas-tugas yang harus diselesaikan
dalam minggu ini. Dan salah satu dari mereka berkata cukup keras sehingga membuat mata
memandang kepada dua makhluk yang baru datang.
“akhirnya sang couple class datang juga, selamat datang queen...” katanya
“apaan sih ren, nggk lucu deh” ucapku kepada sahabatku, airen. Sembari aku duduk dan melihat
sekeliling yang mulai menatapku dengan tatapan mencari jawaban.
“gua sama dia si playboy aspalan, Cuma teman, beneran” ucapku tersenyum garing kepada
teman2ku.
For your information!!! Waktu selesai ospek jurusan kita sekelas memutuskan untuk membuat
perjanjian bahwa dilarang untuk menyukai apalagi pacaran dengan teman sekelas. Itu bertujuan biar
tidak terjadi pertengkaran yang dapat mengubah situasi kelas menjadi tidak nyaman, dan bila ada
yang melanggar maka akan diberi sanksi berupa mentraktir teman sekelas selama 6 bulan berturut2.
“puas lo” sambungku kepada airen.
“abisnya lo sama abizhar datengnya itu selalu berengan, jangan-jangan lo janjian ya sama dia, atau dia
yang ngajak lo bareng, lo gak lagi pdkt kan sama dia ? lo gak lupa kan dengan perjanjian kelas kita”
ujarnya dengan menyelidik.
“masih ingat gua, lo tenang saja, lagian siapa juga yang suka sama cowok modelan kayak dia, lo tahu
sendirikan modelan gua kayak bagaimana “ujarku
“chanyeol kan, huffft halu lo sudah kelaewatan” timpal airen.
Sungguh sangat rapat salsabila menyembunyikan perasaannya untuk sang ketua kelasnya, sehingga
sahabatnya pun tak mengetahui apa yang tersimpan dalam hatinya. Perkuliahan pun selesai, saat
dosen sudah beranjak keluar, para mahasiswa satu persatu mulai membereskan barang-barangnya.
Dan sang tokoh utama rayn tampak berjalan mendekati salsabila.
“bill, catetan lo lengkap nggk, soalnya tadi gua ada beberapa materi yang ketinggalan”
“iyya, lengkap kok”
“gua pinjem ya, besok gua balikin, okeh”
Akupun hanya mengangguk sembari memberikan buku catatanku kepadanya.
Setelah kejadian peminjaman buku itu, salsabila dan rayn menjadi dekat, seringkali mereka hangout
bersama, mengerjakan tugas bersama, meski tidak selalu berdua karena seringkali airen ikut
bergabung dalam kegiatan mereka, bahkan kini rayn dan salsabila saling akrab dengan keluarga
mereka, dan keluarga mereka tahu bahwa mereka bersahabat, karena rayn mengenalkan salsabila
kepada keluarganya sebagai seorang teman, begitu pula sebaliknya. Waktu pun berlalu begitu cepat,
perjanjian yang dulu dibuat kini hanya sebatas kenangan belaka. Terlalu banyak pelanggar dalam
perjanjian itu sehingga malas untuk ditegakkan kembali, karena sejatinya rasa takkan pernah tahu
akan bermuara kepada siapa.
Pada semester 4 ini para mahasiswa sudah mulai disibukkan dengan berbagai kegiatan, mulai dari
perencanaan kkn, semi penelitian dll. saat itu salsabila semakin dekat dengan sang pujaan hatinya,
terhitung sudah hampir 1 tahun mereka dekat dan itu berarti sudah 1,5 tahun salsabila menutupi
semua perasaannya. Tak sedikit yang berpikir bahwa mereka berdua tengah menjalin suatu
hubungan, namun sepanjang itu pula rayn menganggap salsabila hanya sebagai teman atau sahabatnya
saja. Rayn peduli dan care pada salsabila hanya sebatas seorang teman saja, karena rayn telah
menyukai wanita lain, yaitu sindy, seorang mahasiswa kedokteran, di universitas yang sama
dengannya, dan rayn berniat untuk mengutarakan perasaannya.
(saat di ruang kuliah, setelah proses pembelajaran, rayn menghampiri salsabila yang duduk agak jauh
darinya)
“sal, besok lo senggang gak, bantuin gua ya” katanya
“iya senggang, bantuin apa?” tanyaku.
“mau confess ke sindy, bantuin ya” jawabnya.
“okeh”
Sebagai seorang sahabat yang baik salsabila hanya mampu untuk menyanggupinya tanpa
mempedulikan bagaimana perasaannya sekarang. Yang ia pikirkan hanya bagaimana cara membantu
rayn karena salsabila tahu bahwa rayn sangat mencintai sindy. Sudah hampir 2 tahun rayn mendekati
sindy, sekarang adalah saat yang tepat bagi rayn untuk mengatakan perasaannya wanita yang di idam-
idamkan kini telah berstatus sebagai sebagai jomblo, yang boleh didekati oleh siapapun.
“yaudah besok gua tunggu ya lo di cafe real jam 3 sore, gua sudah ngajak dia dinner jam 7 malam, oh
ya lo tahu nggk toko bunga yang bagus dimana? Atau lo yang pesenin juga boleh” sambungnya.
“okeh, toko bunga yang bagus ya (sambil berpikir sejenak) di florrisa floris bagus kayaknya soalnya
waktu itu temenku pernah pesan di situ, coba aja nanti mampir kesana, tempatnya lumayan dekat sih”
sambungku.
“pergi sekarang yuk” timpalnya
“dihh, kemanaa?” tanyaku
“ke toko yang lo bilang lah” jawabnya
“nggk ah, lo saja sendiri, gua lagi ada perlu sama ...” belum selesai bicara, pembicaraanku dengan
rayn terpotong karena kedatangan abidzhar.
“sama gua” potong abidzhar, “dari tadi gua nyariin lo, ternyata ada di sini, ayo ...”
“dzhar...” kataku saat ia menggenggam tanganku dan membawaku menjauh dari rayn, sebenarnya saat
dipertengahan semester 3 abidzhar pernah mengungkapkan persaannya kepada salsabila, namun ia
tolak karena yang ada di hatinya bukanlah abidzar melainkan rayn, salsabila hanya menganggap rayn
sebagai seorang teman.
Saat Abizhar membawaku pergi, ku lihat raut wajah rayn menatapku penuh dengan tanda tanya,
karena aku belum sempat menjelaskan alasanku pergi dengan abidzhar.
“dzhar, tadi lo kemana? Kok nggak ikut kelas bu yuni.”tanyaku
“gua di kantin, tadi habis rapat sama anggota mapala”
“kemana kali ini, lo nggak ilang lagi kayak yang waktu itu kan ?”
“nggka, gua selalu ada kok buat lo, lo saja yang gak pernah merhatiin”
“mulai deh, waktu tugas kelompok pak dar semester 2 lalu, lo ninggalin gua naik rinjani. Gua
presentasi sendirian tahu.”
“ya itukan dulu, sekarang nggak” “aah sudah lah, kita pergi saja”
“Ÿuklah, biar tidak kesorean” timpalku
salsabila dan abidzhar pun beranjak pergi menuju ke tempat yang telah mereka rencanakan, mereka
menuju ke sebuah restoran karena salsabila kalah taruhan dengan abidzhar, ya saat itu mereka berdua
taruhan tentang yang menjadi pemenang alam piala dunia, dan terbukti abidzharlah yang menang.
Akhirnya pihak yang kalah harus mengikuti keinginan pihak yang menang, dengan catatan hal itu
tidak melanggar norma.
Saat salsabila dan abidzhar telah sampai di cafe yang mereka tuju, mereka telah

Anda mungkin juga menyukai