Bab Ii Tinjauan Pustaka: Ommittee On Detecion, Evaluation and TR Plessure VI /JIV
Bab Ii Tinjauan Pustaka: Ommittee On Detecion, Evaluation and TR Plessure VI /JIV
Bab Ii Tinjauan Pustaka: Ommittee On Detecion, Evaluation and TR Plessure VI /JIV
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90
tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna. Ke adaan ini dikategorikan
sebagai primer atau esensial (hampir 90% dari semua kasus ) atau sekunder, terjadi
sebagai akibat d ari kondisi patologi yang dapat dikenali, seri ng kali dapat diperbaiki.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekana n darah lebih dari 140/90
mmHg atau lebih untuk usia 13 – 50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg
untuk usia di atas 50 tahun. Dan harus dilakukan pengukuran tekanan darah minimal
sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut. (WHO, 2001).
darahnya diatas 140/90 mmHg. Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistoliknya 160 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 mmHg. (Brunner dan Suddarth,
2002).
Hipertensi yang diderita seseorang erat kaitanya dengan tekanan sistolik dan
diastolik atau keduanya secara terus menerus. Tekanan sistolik berkaitan dengan
tingginya tekanan pada ateri bila jantung berkontraksi, sedangkan tekanan darah diastolik
berkaitan dengan tekanan ateri pada saat jantung relaksasi diantara dua denyut jantung.
Dari hasil pengukuran tekanan sistolik memiliki nilai yang lebih besar dari tekanan
Hipertensi adalah suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal
tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal jantung,
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg dan
tekanan darah di astolik lebih atau sama dengan 90 mmHg atau mengkonsumsi obat anti
Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang
akan berlanjut untuk suatu organ target seperti stroke pada otak,penyakit jantung koroner
pada pembuluh darah jantung dan ventrikel kiri hipertensi pada o tot jantung. (Guyton and
Hall, 2007).
suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik lebih dari nilai
batas normal (130/85mmHg) dimana sudah dilakukan pengukuran tekanan darah minimal
dua kali untuk memastikan keadaan tersebut dan dapat meningkatnya resiko terhadap
2. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi menurut Mansjoer dkk (1999) hipertensi digolongkan menjadi tiga
yaitu:
idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti
estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiper al dosteronime primer, dan
c. Hipertensi maligna
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak
diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3 – 6 bu lan. Hipertensi ini jarang
Batasan hipertensi bagi orang dewasa berdasarkan tekanan sistolik dan diastolik
Blood Plessure VI / JNC VI, (2001) seperti pada tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1:
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistolik Diastolik
Normal
Di bawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi
130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg
Stadium 1
140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
(Hipertensi ringan)
Stadium 2
160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
(Hipertensi sedang)
Stadium 3
180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg
(Hipertensi bera t)
Stadium 4
210 mmHg atau lebih 120 mmHg a tau lebih
(Hipertensi Mal igna)
Sumber: Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler Edisi I. (Heni Rokheni, 2001).
Sekitar 50% penderita hipertensi tidak menyadari bah wa tekanan darah mereka
meninggi. Selain itu adanya gejala pada orang tersebut juga di karenakan sikap acuh tah
acuh penderita. Gejala baru timbul sesudah terjadi komplikasi pada sasaran organ seperti
ginjal, mata, sakit kepala, gangguan fungsi ginjal, gangguan pengelihatan, gangguan
serebral atau gejala akibat peredaran pembuluh darah otak berupa kelumpuhan, gangguan
c. Dada berdebar-debar.
d. Lemas, sesak nafas, berkeringat, dan pusing.
Selain itu, stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara
waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasaanya akan kembali normal.
hormone tersebut juga menyebabkan gejala sakit kepala, kecemasan, palpitasi (jantung
untuk menentukan penyebab dari hipertensi terutama dilakukan pada penderita usia
muda. Pemeriksaan ini bisa berupa roentgen dan radioisotope gi njal, roentgen dada serta
1) Penyakit ginjal
3) Pielonefritis
4) Glomerulonefritis
5) Tumor-tumor ginjal
b. Kelainan hormonal
1) Hiperaldosteronisme
2) Sindroma cushing
3) Feokromositoma
c. Obat-obatan
1) Pil KB
2) Kortikosteroid
3) Siklosporin
4) Eritropoietin
5) Kokain
6) Penyalahgunaan alkohol
d. Penyebab Lainnya
1) Koartasio Aorta
4. Patofisiologi Hipertensi
Pada kondisi asupan garam yang berlebihan tubuh tida k dapat menahan terlalu
banyak air sehi ngga volume cairan darah akan meningkat ta npa disertai penambahan
ruang pada pembuluh darah, selain itu berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respon pembuluh darah. Pada saat cemas, system saraf sempatis
penghasil hormon yang terdapat diatas ginjal) mengeluarkan epinefrin (adrenalin) yang
menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang sehingga merangsang pelepasan renin oleh
ginjal.
Mekanisme terjadinya hipertensi diawali dengan terbentuknya angiotensin II dari
fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotinogen yang
diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah
menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikan tekanan darah. Angiotensin II adalah zat yang terjadi secara alami yang
dan retensi (pen yimpangan) garam dan air. Mekanisme kerja d ari angiotensin II adalah
sebagai berikut: a ksi pertema adalah meningkatkan sekresi hor mon antidiuretik (ADH)
dan rasa haus. A DH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari ) dan bekerja pada ginjal
untuk mengatur o smolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit
urin yang diekr esikan ke luar tubuh, sehingga menjadi tinggi osmolalitasnya (pekat).
Untuk mengenc erkanya, volume cairan ekstraseluler akan di tingkatkan dengan cara
menarik cairan d ari bagian intraseluler. Akibatnya, volume dar ah meningkat, yang pada
Aldosteron merupakan hormone steroid yang memiliki peranan penting dalam ginjal.
Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi eksekresi NaCl
dengan cara mereabsosinya dari tubulus ginjal. Naiknya kosentrasi NaCl akan diencerkan
kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada giliranya akan
menurut Brunner dan Suddarth di dalam buku keperawatan medikal bedah edisi 8 volume
Skema 2.1:
Patoflow Hipertensi menurut Brunner dan Suddarth
Asupan Na Faktor
meningkat Stres
genetik
Faktor Faktor
genetik Obesitas
endotel
Retensi Na Luas infiltrasi Aktivitas simpatis
ginjal menurun meningkat
Perubahan Hiper insuli
membran sel nemia
Volume cairan Konstriksi
meningkat vena Renin angiotensi
meningkat
Kontraktilitasi Konstriksi
Preload meningkat fungsional Hipertrofi
struktur
Autoregulasi
Suplai O2 berkurang
Gagal jantung
Intoleransi aktivitas
atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya usia, jenis kelamin, kelebihan berat badan,
aktivitas fisik, as upan garam, faktor emosional, dan faktor ketur unan. (Guyton and Hull,
2007).
a. Usia
Tekanan darah cenderung rendah pada usia remaja dan mulai meningkat pada
masa dewasa awal. Kemudian meningkat lebih nyata selama masa pertumbuhan dan
pematangan f isik di usia dewasa akhir sampai usia tua dikarenakan system sirkulasi
dinding pembuluh darah menjadi keras dan tebal serta berkurangnya elastisitasnya
2007)
menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. Hasil penelitian Mardin (2003) seorang
dengan usia lebih dari 60 tahun memiliki resiko hipertensi sebesar 7,78 kali bila
dibandingkan dengan usia 25 – 39 tahun, kemudian usia 55 – 59 tahun memiliki
resiko hipertensi sebesar 6 kali bila dibandingkan dengan dengan usia 25 – 39 tahun,
b. Jenis Kelamin
Kejadian hipertensi biasaanya lebih banyak pada laki-laki dari pada wanita,
darah. (Karyadi, 2002). Wanita dewasa mempunyai prevalensi hipertensi yang lebih
tinggi dari p ada laki-laki hal ini umumnya disebabkan karen a perempuan mengalami
16,0%. Selain itu prevalensi hipertensi lebih tinggi pada w anita dibandingkan laki-
laki, namun t ekanan darah rata-rata pada kedua jenis kela min tidak berbeda secara
bermakna.
c. Obesitas
penumpukan lemak yang melebihi batas normal, tetapi orang yang berat badannya
melebihi batas normal belum tentu tergolong obesitas, karena besar kecilnya
berikut ini: penyakit jantung, hipertensi, stroke, ginjal, batu empedu dan sirosis hati.
Bila berat badan meningkat diatas berat badan normal, maka resiko hipertensi
akan meningkat pula. Penurunan berat badan dan pengaturan berat badan yang efektif
untuk hipertensi. Bila berat badan turun, maka volume darah total juga berkurang,
hormon-hormon yang berkaitan dengan tekanan darah berubah dan tekanan darah
Asupan garam dalam hal ini natrium yang mening kat, menyebabkan tubuh
meretensi cairan yang meningkatkan volume darah, sehingg a harus memompa keras
karena ruang semakin sempit akibat terjadi hipertensi. (Andr y Hartono, 2006). Selain
konsumsi ga ram atau unsur Na yang berlebih, meningkat nya tekanan darah dapat
disebabkan oleh rendahnya konsumsi kalsium, magnesium, dan kalium. (Depkes RI,
2001).
Pada s ekitar 60% kasus hipertensi primer (esensial) t erjadi penurunan tekanan
darah dengan mengurangi asupan garam. Mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang
Disease, sebaiknya mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram per hari yang setara
dengan 110 mmol natrium per 2400 miligram per hari. (Karyadi, 2002).
e. Keturunan
Faktor keturunan dari orang tua penting dalam menentukan apakah anak akan
menderita hipertensi atau tidak. Semakin dekat hubungan darah atau keturunan
orang tersebut terkena hipertensi. Jika salah satu dari orang tua menderita hipertensi
atau pernah menderita stroke sebelum usia 70 tahun, maka resiko terkena hipertensi
f. Stres
Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu, dan apabila
stres sudah hilang maka tekanan darah akan kembali normal. Pristiwa mendadak yang
menyebabkanstres dapat meningkatkan tekanan darah sese orang, namun akibat dari
(Karyadi, 2002).
hipertensi sebesar 1,6 kali dibandingkan dengan orang yang tidak stres.
g. Konsumsi Alkohol
Peningkatan kadar kolestrol dan peningkatan volu me sel darah merah serta
kekentalan darah berperan dalam meningkatkan tekanan darah. Efek terhadap tekanan
darah baru akan nampak apabila mengkonsumsi alkohol sekitar 2 – 3 gelas per hari
h. Gaya Hidup
Dalam mengatur gaya hidup sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk
menghindari atau mengatur gaya hidup yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit
hipertensi seperti mengatur pola makan yang sehat, aktivitas fisik yang cukup,
menghindari stres yang berlebih, istirahat yang cukup, makan secara teratur,
7. Komplikasi Hipertensi
komplikasi yang berbahaya. Penderita hipertensi sering tidak menyadari selama bertahun-
tahun samapai terjadi komplikasi besar seperti stroke, infak miokardium, gagal ginjal,
dan ensefalopati.
a. Stroke
Stroke dapat terjadi perdarahan di otak, atau akiban embolus yang terlepas
dari pembul uh darah non-otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke depat terjadi
pada hipert ensi kronik apabila ateri-ateri yang memperdarahi otak mengalami
terbentuknya anuerisma.
b. Infak Miokardium
Infak miokardium dapat terjadi apabila ateri koroner yang aterosklerotik tidak
dapat menyuplai darah yang cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk
thrombus yang menghambat aliran darah melalui ateri koroner. Karena hipertensi
koronik dan hipertrifi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak
dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
Hipertrofi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik
c. Gagal Ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan yang
darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat
protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang
d. Ensefalopati
meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi pada kelaina n ini dapat menyebabkan
seluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps dan terjadi koma
serta kematian.
menentukan adanya kerusakan organ resiko lain atau mencari penyebab hipertensi
sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti kreatinin, protein urin 24 jam,
asam urat, kolesterol/LDL, TSH, EKG dan CT-Scan, foto rontgen, dan glukosa.
9. Penatalaksanaan Hipertensi
Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk
b. Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol
darah tinggi. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium
atau 6 gra m natrium klorida setiap harinya (disertai d engan asupan kalsium,
c. Olah raga t eratur yang tidak terlalu berat. Penderita hipert ensi esensial tidak perlu
d. Berhenti m erokok karena merokok dapat merusak jantung dan sirkulasi darah dan
e. Pemberian obat-obatan:
mengobati hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang
tekanan darah.
golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tamb ahan terhadap obat anti
hipertensi lainnya.
menurutnkan tekanan darah dengan cepat dan sebagia n besar diberikan secara
intravena:
a) Diazoxide
b) Nitroprusside
c) Nitroglycerin
d) Labetalol
Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan
bisa diberikan per-oral, tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi, sehingga
Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat
dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status
sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam
(http://www.jakartaconsulting.com/art-01).
tampak lebih m udah dengan digunakannya berbagai macam alat-alat baru. Seseorang
tidak perlu lagi m engeluarkan tenaga untuk pergi ke suatu tem pat karena sudah tersedia
keluarganya yan g letaknya jauh terpisahkan oleh lautan luas . Hanya dengan sebuah
telepon yang da pat digenggam kemana-mana, saat itu juga ora ng tersebut bisa langsung
(http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2002/082/kes1.html).
terjadi di kota-kota besar. Gaya hidup merupakan kebiasaan atau pola prilaku seseorang
atau masyarakat sesuai dengan norma-norma tertentu. Perilaku mempunyai peran yang
sangat besar dalam mempengaruhi tingkat kesehatan manusia, baik secara langsung,
berbeda, dan senangtiasa berubah, tidak ada yang menetap. Gaya hidup individu akan
memberi dampak pada kesehatan individu dan selanjutnya pada kesehatan orang lain.
Dalam “kesehatan” gaya hidup seseorang dapat dirubah dengan cara memberdayakan
individu agar merubah gaya hidupnya, tetapi merubahnya bukan pada si individu saja,
tetapi juga merubah lingkungan sosial dan kondisi kehidupan yang mempengaruhi pola
prilakunya. Dan tidak ada aturan ketentuan baku tentang gaya hidup yang berlaku untuk
semua orang, budaya, pendapatan, struktur keluarga, umur dan kemampuan fisik,
lingkungan ru mah dan lingkungan tempat kerja yang berbed a, menciptakan berbagai
“gaya” yang berbeda pula. (Ari, W. dalam promosi kesehatan.c om, 2007).
hidup sebagaipraktek prilaku dan pratek sosial yang me ndukung kesehatan dan
merupakan cer minan dari nilai-nilai dan jati diri kelompok dan masyarakat dimana
Public Health, tahun 1972, yang termasuk kedalam tujuh kebiasaan sehat adalah sebagai
berikut:
a. Tidak merokok
c. Olahraga
(http://artikel-kesehatan-online.blogspot.com/2008/05/gaya-hidup-cegah
hipertensi.html).
Gaya hidup adalah suatu prilaku hidup seseorang baik yang bersifat positif
maupun yang bersifat negatif. Disini gaya hidup tersebut dapat dibagi-bagi lagi menjadi
beberapa komp onen diantaranya: pola makan, aktivitas fisik, olahraga, stres, istirahat,
makan tidak te ratur, kebiasaan merokok, kebiasaan minum m inuman beralkohol, dan
penyalahgunaannarkoba.
Dibawah ini akan disebutkan beberapa hal tentang perubahan gaya hidup
masyarakat yang digolongkan tidak sehat atau kurang baik bagi kesehatan dengan kata
Fenomena baru dengan membudidayanya makanan cepat saji atau junk food
Kebanyakan junk food mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol tinggi.
Hal ini banyak menimbulkan masalah obesitas atau kegemukan yang dapat
meningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah seperti penyakit jantung
koroner atau stroke yang merupakan penyebab kematian dan kecacatan cukup besar
di dunia.
belakang meja atau komputer sehingga dalam satu hari sangat minim dalam aktivitas
fisik. Kalori yang didapatkan dari makanan yang dimakan akan lebih banyak
ditimbun karena kurangnya aktivitas fisik dan dapat menimbulkan masalah obesitas.
mereka yang lebih banyak duduk. Pada keadaan yang lebi h parah terkadang timbul
rasa nyeri yang tidak tertahankan akibat kekakuan otot dan terjepitnya saraf di tulang
belakang.
c. Kurang Olahraga.
melakukan a ktivitas fisik secara intensif dan teratur. B anyak orang melupakan
kegiatan ya ng satu ini dengan berbagai alasan misalnya tidak punya waktu atau
hanya karena malas. Olahraga teratur minimal 3 (tiga ) kali seminggu sangat
dianjurkan dengan durasi minimal 30 menit sampai 1 jam per harinya. Jenis olahraga
tentunya disesuaikan dengan kemampuan seseorang dan minatnya. Jalan kaki di pagi
hari adalah yang paling mudah dan murah serta lebih minimal resikonya.
sebagai sistem pernafasan akan menjadi lebih baik. Berbagai penelitian telah
membuktikan orang yang melakukan olahraga teratur lebih kecil resikonya terkena
penyakit infeksi karena dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Resiko obesitas
akan turun sehingga mencegah penyakit jantung koroner atau penyakit akibat
kegemukan lainnya.
d. Stres.
Stres berlebihan, kurang bisa menikmati pekerjaan, tidak bisa menikmati atau
mensyukuri hidup atau tidak bisa menerima kenyataan dapat menimbulkan tekanan
psikis seseorang. Stres dapat meningkatkan hormon stres yang dapat mengganggu
irama tubuh seperti gangguan jantung dan pembuluh darah, gangguan metabolisme
tubuh serta menurutnkan kekebalan tubuh. Seseorang de ngan stres dapat mudah
terkena penyakit infeksi, jantung, gangguan tidur maupun gangguan nafsu makan.
e. Kurang Istirahat.
Semua orang butuh tidur untuk keseimbangan tubuhn ya. Otot-otot tubuh perlu
untuk relak sasi. Selama tidur berbagai proses metabolis me tubuh terjadi untuk
menyeimba ngkan kehidupan dan fungsional sel. Orang yang susah tidur lebih rentan
terkena stres atau sebaliknya orang yang sedang mengala mi stres psikologis akan
kebiasaan makan tidak teratur. Telah sering disinggung bahwa makanan sangat
kecerdasan anak maupun proses berpikir. Makan tidak teratur dapat menyebabkan
seperti lambung.
g. Kebiasaan Merokok.
ke hampir semua kalangan melalui berbagai media. Akan tetapi rokok tetap menjadi
barang yang banyak dibutuhkan. Jumlah pabrik rokok pun terus bertambah karena
memang rokok masih tetap laku dipasaran. Himbauan yang dicantumkan di setiap
bungkus bahwa rokok dapat menyebabkan kanker, impote nsi, gangguan kehamilan
Ratusan bahkan ribuan zat racun telah diketahui terkandung dalam asap
rokok. Roko k merupakan penyebab utama dari kanker paru dan meningkatkan resiko
terkena pen yakit jantung. Janin yang ada dalam kandungan dapat terkena imbas jika
Perok ok pasif atau orang yang tidak merokok teta pi berada di dekat orang
yang merokok pun terkena dampak negatif dari asap roko k yang lebih bahaya dari
masalah tersendiri seperti masalah sosial, kriminalitas bahkan kecelakaan lalu lintas.
i. Penyalahgunaan Narkoba.
Narkoba menjadi masalah yang sangat serius dalam kehidupan sosial dan
kriminalitas di negara kita. Berbagai macam bentuk dan c ara penyalahgunaan telah
banyak dik etahui. Berbagai macam wujud narkoba pun telah banyak beredar di
masyarakat. Secara langsung narkoba dapat mempen garuhi saraf pusat dan
langsung dari kecanduan narkoba bahkan merupakan salah satu rantai penyebaran
penyakit HIV/AIDS.
dalam dunia kedokteran. Akan tetapi sekarang secar a khusus telah banyak
diproduksi, diracik dan disalahgunakan secara luas. Heroin, kokain, ganja, putaw,
sabu-sabu dan extasi adalah beberapa contoh narkoba yang banyak beredar.
Karena keterbatasan peneliti, maka peneliti hanya akan meneliti hubungan dari
beberapa gaya hidup dengan kejadian hipertensi yaitu: pola makan, aktivitas fisik,
Dibawah ini akan di jelaskan lebih lanjut mengenai pola makan, aktivitas fisik,
Pola makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang yang memilih dan
budaya, dan sosial sebagai bagian yang mempengaruhi kebutuhan makan manusia
Pola makan individu meliputi bahan makanan pokok, lauk pauk (nabati dan
Pola makan yang tidak baik akan menimbulkan beberapa gangguan seperti
kolestrol ting gi, tekanan darah meningkat dan kadar gula ya ng meningkat. Selain itu
pola makan yang tidak sehat dapat menimbulkan masalah obesitas atau kegemukan
yang dapat m
eningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah seperti
penyakit jan tung koroner atau stroke yang merupakan penyebab kematian dan
Pola makan yang tidak seimbang antara asupan denga n kebutuhan baik jumlah
mengkonsumsi sayuran dan buah dan sebagainya. Juga makanan yang melebihi
kebutuhan tubuh yang bisa menyebabkan obesitas atau kegemukan. (Bali Post.co.id,
2007).
infeksi masih menonjol sehingga dalam transisi epidemologi kita menghadapi beban
ganda, peningkatan kegemukan diikuti oleh perubahan gaya hidup karena pola makan
dikota-kota besar bergeser dari pola makan tradisional yang banyak mengandung
kabohidrat, serat, dan sayuran, ke pola makan masyarakat barat yang komposisinya
terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula, dan garam tetapi rendah serat.
(Bustan, 1997).
perubahan makanan dan prilaku termasuk kedalamnya makanan yang tinggi lemak
dan tinggi energy serta gaya hidupnya yang lebih santai. Tingginya kandungan
sukrosa dalam makanan meningkatkan tekanan arteri pada beberapa orang dengan
tensi normal y ang kemudian memberikan efek meningkatkan penyerapan NaCl pada
orang yang memiliki tekanan darah normal dan hipertensi. (Feky Anggreni, 2008).
kardiovaskuler seperti penyakit jantung koroner dan stroke, e fek lain pada lipid darah,
hipertensi yan g dapat berakibat pada penyakit jantung koron er dan stroke, dilanjutkan
konsumsi tidak lebih dari 1,7 gram natrium per hari akan menguntungkan dalam
penyakit jantung koroner dan juga menurutnkan tekanan darah dan mengkonsumsi
setiap hari buah dan sayuran direkomendasikan untuk mengurangi resiko penyakit
atau infark jantung. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,
gajih).
3) Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, kornet, sayuran serta buah-
4) Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang,
5) Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur,
kulit ayam).
6) Bumbu- bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta
Gaya hidup seperti ini tidak baik untuk tubuh dan kesehatan, karena tubuh kita
menjadi rusak karena makanan yang tidak sehat sehingga tubuh menjadi lembek dan
b. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenagga secara sederhana yang sangat penting bagi pemulihan fisik,
mental, dan kualitas hidup yang sehat dan bugar. (Dirga.com, 2007).
Perubahan gaya hidup merupakan gaya hidup dimana gerak fisik yang
dilakukan minimal atau kurang dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh
seseorang dan selanjutnya berakibat sebagai penyebab dari berbagai penyakit. (Ida
Amir, 1997). Selain itu latihan fisik secara teratur dalam kegiatan sehari-hari adalah
atau kencingmanis, penyakit jantung, hipertensi, kanker atau keganasan dan lain-
lainya. Gayahidup pada zaman modern ini telah mendoron g orang mengubah gaya
hidupnya se perti jarang bergerak karena segala sesuatu at au pekerjaan dapat lebih
mudah dikerjakan dengan adanya teknologi yang modern seperti mencuci dengan
mengunakan mesin cuci, menyapu lantai dengan menggunak an mesin penyedot debu,
berpergian dengan kendaraan walaupun jaraknya dekat dan bisa dilakukan dengan
berjalan kaki. Gaya hidup seperti ini tidak baik untuk tubuh dan kesehatan, karena
tubuh kita menjadi manja karena kurang bergerak, sehingga tubuh menjadi lembek
Untuk menciptakan hidup yang lebih sehat segala sesuatu yang kita lakukan
tidak boleh berlebihan karena hal tersebut bukan menjadi lebih baik tetapi sebaliknya
akan memperburuk keadaan. Jadi lakukan atau kerjakanlah sesuatu hal itu sesuai
Sedangkan olah raga apa pun baik untuk kesehatan kita seperti senam,
berenang, jalan kaki, yoga, dan lain-lainya. Berolahraga dengan orang lain lebih
mendapat teman baru, mengadakan kegiatan lainya, seperti b isa berwisata dan makan
bersama, kebanyakan olahraga dilakukan pada pagi hari setelah subuh. Dimana udara
depresi. Sela in fisik sehat jiwa juga terisi, membuat kita m erasa muda dan sehat di
berfungsi secara baik. Komponen aktivitas fisik yang berhubungan dengan kesehatan
dengan kejadian hipertensi dengan nilai OR 1,4 sehingga, kurang beraktivitas akan
meningkatkan resiko hipertensi sebesar 1,4 kali (95% CI 1,025 – 1,8952). Para
alumni Harvard dan hasil penelitianya menunjukan bahwa mereka yang teratur
olahraga atau bekerja fisik secara teratur lebih sedikit terkena serangan jantung.
Survey Monica tahun 1983 dilakukan terhadap 2040 orang diwilayah Jakarta selatan
menunjukan mereka yang teratur berolahraga atau bekerja fisik cukup berat
jantung koroner.
c. Kebiasaan Merokok
hidup sehari-hari. Prilaku merokok mempunyai bermacam- macam alasan untuk bisa
Sudah umum untuk diketahui bahwa kebiasaan mer okok dapat menyebabkan
dan racun-racun pada rokok tidak cukup ampuh dalam mengajak orang untuk
berhenti merokok.
perokok aktif di Indonesia yang pada tahun 1990-an sekitar 22,5% naik menjadi 60%
tahun, maka tak heran bila saat ini Indonesia telah menduduki peringkat kelima
jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina, Amerika, Rusia, dan Jepang
(Tempointeraktif.com, 2006).
karbondioksida dalam paru-paru, maka akan dibawa oleh hemoglobin sehingga tubuh
dalam rokok yang terbawa dalam aliran darah dapat me mpengaruhi bagian tubuh
yaitu dapat mempercepat denyut jantung sampai 20 kali lebi h cepat dalam satu menit
o
dari pada d alam keadaan normal, menurutnkan suhu kul it sebesar 1/2 C karena
Zat-zat kimia beracun yang terdapat dalam rok ok seperti nikotin dan
karbonmonoksida. Zat yang diisap melalui rokok dibawa masuk ke dalam aliran
darah. Selanj utnya zat ini merusak lapisan endotel pembul uh darah ateri, sehingga
kebutuhan oksigen untuk suplai ke otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan
(Karyadi, 2002).
oesophagus. Selain itu juga dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar lemak
dalam darah sebagai faktor resiko terjadinya stroke, penyakit jantung, dan pembuluh
frekuensi denyut jantung serta meningkatkan tekanan sistolik dan tekanan diastolik,
meskipun nikotin dan merokok menaikan tekanan darah secara akut, namun tidak
kolestrol baik (HDL). Penurunan HDL pada laki-laki rata- rata 4,5 mg/dl dan pada
Perokok berat (lebih atau sama dengan 20 batang pe r hari) berhubungan erat
dengan peningkatan tekanan darah dan hipertensi ventrikel kiri dan menurut Soejono
sampai 5,6 kali (95% CI 3,5-9,1). Hasil penelitian Darmodjo (1995) di Semarang
proposi kebiasaan merokok sebesar 24,4% dan sebagian besar (63,4%) adalah laki-
laki juga jumlah batang yang dihisap sebagian besar (58,0%) kurang dari 10 batang
per hari.
d. Kebiasaan Istirahat
Tubuh manusia telah diatur sedemikian rupa dimana setiap organnya memiliki
waktu untuk beristirahat dan pemulihan. Pada saat tidur, semua otot beristirahat dan
sistem saraf kita dibebaskan dari segala ketegangan, kekerasan yang sering terjadi
tiap-tiap hari. Inilah saatnya dimana tubuh memperbaiki dirinya. Penelitian tentang
tidur telah menunjukkan bahwa tidur tidak saja merupakan satu keadaan tidak sadar,
2) Rem Sle ep: tidur dimana mata bergerak dengan cepat waktu mimpi.
Tahap 2 ini timbul dengan pola siklus yang terat ur, ditandai oleh variasi
kelelapan tid ur dan variasi gelombang otak gerakan mata d an otot. Cara tidur Non-
Rem Sleep m emberikan pemulihan dan ketenangan secara keseluruhan pada tubuh
dan otot-otot. Suhu tubuh dan tekanan darah menurutn. N afas menjadi teratur dan
lambat. Per mulaan tidur (tingkat 1) merupakan saat-saat m engantuk, dan aktivitas
atau kegiatan otak sama seperti yang terlihat pada orang yang tidak sedang tidur.
Tingkat 1 m erupakan tingkat yang sangat tenang dan seper ti bermimpi, tetapi anda
masih sadar akan keadaan sekeliling anda. Sementara otot-otot terasa tenang,
seringkali otot-otot tersebut menyentak dan bergerak secara refleks. Beberapa orang
terbangun dengan hentakan yang keras. Keadaan ini disebut “myoclonic jerk” dan ini
Ketika tidur secara berangsur menuju pada tahap yang ke 2, perubahan pada
gelombang otak dapat terlihat, dimana gelombang tersebut menjadi lebih lambat.
Tahap ke 2 dan ke 3 adalah tahapan yang menuju pada tingkat tidur yang
sesungguhnya. Anda tidak akan sadar terhadap sekeliling anda, tetapi dapat terbangun
dengan mudah. Kira-kira 40 menit setelah tahap 1 anda akan memasuki tahap ke 4 ,
tahap dimana keadaan tidur yang sangat sulit atau sukar untuk bangun. Tahap ini
adalah tahap pemulihan, penenangan dan tahap beristirahatnya fisik tubuh. Tahap 4
ini bertanggung jawab pada setiap kegiatan buruk tidur yang bisa saja terjadi, dalam
tahap ini bisa saja orang mendengkur, anak-anak mengompol dan tidur sambil
berjalan.
Kebu tuhan tidur memang bersifat sangat pribadi, danmemang tidak diketahui.
Thomas Edis on, seorang penemu besar Amerika hanya tidur4 – 5 jam setiap malam,
sedangkan A lbert Enstein, ilmuwan jenius, membutuhkan paling sedikit 9 jam agar
dapat bekerja dengan sebaik-baiknya. Seorang bayi yang baru lahir “biasaanya”
(penemuan terbaru tampaknya menunjukkan bahwa 9 jam tidur lebih baik). Tetapi
perkiraan ini sangat bervariasi. Para ahli tidur telah memberikan aturan umum, yaitu:
kebutuhan tidur anda dapat terpenuhi jika anda tidak mengantuk atau terkantuk pada
(http://huxleyi.wordpress.com/2009/01/16/seri-6-istirahat-yang-sehat/)
Umumnya manusia bisa tidur selama 7 – 8 jam sehari. Tapi ada juga orang
yang bisa tidur dibawah 6 jam. Kurang tidur berdampak negatif bagi tubuh kita
seperti kurang kosentrasi, cepat marah, lesu, dan lemah. (Dechacare.com, 2007).
Istirahat yang cukup sangat dibutuhkan badan kita. Banyak orang tidur jadi
lemas, tidak semangat, lekas marah, dan stres. (Bali Post.co.id, 2007).
Sepertiga dari waktu dalam kehidupan manusia adalah tidur. Diyakini bahwa
tidur sangat p enting bagi pemeliharaan kesehatan dan prose s penyembuhan penyakit,
karena tidur bermanfaat untuk menyimpan energi, meningka tkan imunitas tubuh, dan
mempercepat proses penyembuhan penyakit. Pada saat tid ur juga tubuh mereparasi
orang akan merasa segar dan sehat sesudah istirahat. Jadi istirahat dan tidur yang
C. Penelitian Terkait
Beberapa penelitian yang terkait yang pernah dilakukan mengenai kejadian hipertensi
antara lain terutama yang berkaitan dengan gaya hidup antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fatma Ningsih tahun 2008 mengenai “Hubungan
Karakteristik Individu, Asupan Zat Gizi dan Gaya Hidup Terhadap Kejadian Hipertensi
pada Orang Dewasa di Depok Tahun 2008”. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara karakteristik individu, asupan zat gizi dan gaya
hidup pada orang dewasa dengan kejadian hipertensi. Sampel yang digunakan pada
Hasil penelitian yang didapatkan yaitu sebanyak 25,9% responden yang memiliki
hipertensi dengan distribusi hipertensi I sebanyak 13,7% dan hipertensi II sebesar 12,1%.
(61%) dan berjenis kelamin perempuan (62,9%) dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak
(37,1%), tinggal di daerah pedesaan (58,8%) dengan latar belakan pendidikan terbanyak
adalah tamatan SD (39,1%) serta tidak obesitas (76,7%) dengan distribusi IMT yang
Berdasar kan karakteristik individu ada hubungan antara umur responden, daerah
tempat tinggal, d an IMT terhadap kejadian hipertensi. Berd asarkan asupan zat gizi,
sebagian besar r esponden memiliki cakupan asupan energi (93, 9%), lemak (79,6%), dan
natrium (98,7%). Berdasarkan asupan zat gizi, tidak terdapat hubungan antara asupan
energi, lemak, ka lsium, fosfat, kalium, dan magnesium terhadap kejadian hipertensi.
Berdasar kan gaya hidup responden dan sebagian besar m emiliki kebiasaan makan
tinggi garam yan g berlebih (50,2%) dan tidak berolahraga (6 8,8%) dengan distributor
responden dan yang sama sekali tidak berolahraga sebanyak 39,9% dan yang tidak rutin
berolahraga sebanyak 28,8%. Akan tetapi, sebagian besar responden tidak memiliki
kebiasaan merokok 76,4% dengan distribusi responden yang tidak pernah merokok
sebesar 70,9% dan responden yang pernah merokok sebesar 7,3%. Berdasarkan gaya
hidup responden dan terdapat hubungan antara kebiasaan makan dengan kejadian
hipertensi. Akan tetapi tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dan olahraga
Hubungan Antara Gaya Hidup dengan Status Kesehatan Lansia Binaan Puskesmas
Pekayonan Jaya Kota Bekasi tahun 2008”. Besaran sampel yang digunakan sebanyak 142
orang.
Hasil penelitian yang didapat yaitu sebagian besar lansia binaan puskesmas
Pekayonan Jaya memiliki status kesehatan yang rendah yaitu sebanyak 77,5%. Prevalensi
karakteristik gaya hidup lansia binaan puskesmas Pekayonan Jaya adalah: merokok
(26,85), aktivitas cukup (73,2%), kebiasaan istirahat cukup (3 3,8%), pola makan yang
baik (61,3%). Faktor gaya hidup yang mempunyai hubungan signifikan dengan status
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Sarastini yang dilakuka n tahun 2008 mengenai”
Kelompok Usia 3 0 Tahun ke Atas di Kelurahan Grogol Kecam atan Limo Kodia Depok
tinggi garam, 39,5% yang mempunyai pola makan rendah serat dan 63,6% responden
mempunyai aktivitas fisik rendah, 57,7% responden mempunyai riwayat hipertensi, dan
40% responden mengalami kelebihan berat badan atau IMT lebih. Faktor-faktor
penyebab hipertensi (umur, jenis kelamin, stres, pola makan tinggi garam, pola makan
rendah garam,riwayat penyakit keluarga, dan berat badan) semuanya mempunyai
hubungan signifikan dengan kejadian hipertensi, kecuali aktivitas fisik dan kebiasaan
merokok. Dimana nilai P-valuenya: umur P-value = 0,015 < 0,05, jenis kelamin P-value
= 0,025 < 0,05, stres P-value = 0,010 < 0,05, pola makan tinggi garam P-value = 0,031 <
0,05, pola makan rendah serat P-value = 0,018 < 0,05, riwayat penyakit keluarga P-value
= 0,044 < 0,05, dan berat badan P-value = 0,004 < 0,05, aktivitas fisik P-value = 0,0423
D. Kerangka Teori
Dari tinjauan pustaka diatas maka dibuat kerangka teori dal am bentuk skema 2.2 di
bawah ini:
Skema 2.2:
Kerangka Teori
Faktor Reversibel:
1. Merokok
2. Obesitas
3. Asupan garam berlebih
4. Stres
5. Konsumsi alkohol
6. Aktivitas fisik
7. Pola makan Hipertensi
Tidak Hipertensi
Faktor Ireversibel:
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Keturunan
seperti penyakit jantung koroner, infak miokard, dan stroke. Kejadian hipertensi dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan. Menurut Karyadi
(2002) faktor yang dapat dikontrol antara lain seperti merokok, obesitas, asupan garam
berlebih, stres, konsumsi alkohol, status gizi, dan aktivitas fisik. Sed angkan faktor yang tidak
dapat dikendalikan antara lain seperti umur, jenis kelamin, dan ket urunan. Menurut Bustan
(1997) hipertensi dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain ke turunan, jenis kelamin,
konsumsi garam berlebih, ras, dan pemakaian pil kontrasepsi (KB). Untuk itu peneliti ingin
mengetahui hubung an gaya hidup (pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan