Ustek Pengendalian Banjir
Ustek Pengendalian Banjir
Ustek Pengendalian Banjir
PROPOSAL TEKNIK
A. URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan PerPres No. 79 dan No. 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan
Ekonomi, pada sub bab Prinsip Keberlanjutan dan Mitigasi Kebencanaan dalam
Pelaksanaan Percepatan dan Pemerataan Pembangunan, disebutkan bahwa pembangunan
yang berkelanjutan perlu disertai dengan jaminan keberlanjutan lingkungan sebagai
ekosistem utama manusia, diantaranya adalah dengan mengusahakan pengurangan resiko
bencana dan penyesuaian perencanaan infrastruktur dan desain terhadap dampak cuaca
ekstrem dan perubahan iklim sebagai bentuk penguatan adaptasi bangsa.
Usaha-usaha pemerintah untuk mengurangi bencana banjir telah banyak dilakukan agar
pembangunan negara dan aktivitas masyarakat setempat dapat berjalan dengan lancar.
Usaha tersebut diwujudkan dalam pekerjaan perencanaan sungai dan pengendalian banjir
yang kemudian ditindaklanjuti melalui pembangunan fisik bangunan-bangunan air yang
mendukungnya. Langkah-langkah yang berkelanjutan, termasuk diantaranya adalah
survei dan desain mengenai perbaikan sungai, sangat diperlukan dalam rangka
pengelolaan sungai berdasarkan peraturan atau standar teknis perencanaan sungai yang
ada.
1-1
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
3. Sasaran
Tersusunnya laporan Pengendalian Banjir di Anak-anak Sungai Bengawan Solo di Kab
Sukoharjo DD Pengendalian Banjir di Anak-anak Sungai Bengawan Solo di Kabupaten
Sukoharjo beserta laporan pendukungnya, yang sesuai kaidah teknis dan dapat
dipertanggungjawabkan sebagai pedoman pelaksanaan konstruksi.
4. Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp Rp1.999.074.000,- (Satu Milyar Sembilan
Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Tujuh Puluh Empat Ribu Rupiah) melalui Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satker Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
1-2
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jl. Solo –
Kartasura KM. 7 PO.
BOX 267, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo.
6. Data Dasar
Pengumpulan data tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
1. RTRW Kabupaten Tahun 2012-2031;
2. Topografi, Geologi, dan Geoteknik;
3. Hidrologi, Klimatologi dan Hidrogeologi;
4. Sumber Material Konstruksi;
5. Bangunan Persungaian Eksisting;
6. Pompa eksisting;
7. Tata Guna Lahan dan Tutupan Lahan;
8. Sosiologi dan Sosio-ekonomi;
9. Rona Lingkungan;
10. Infrastruktur;
11. Referensi Hukum.
B. DATA PENUNJANG
7. Standar Teknis
Standar dan pedoman yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan:
a. SNI 19-6502.2, 2000 Tata Cara Pembuatan Peta Rupa Bumi Skala 1 : 25000;
b. Pd. T-10-2004-A Pedoman Teknis Pengukuran dan Pemetaan Teritris Sungai;
c. PT-02, SK.DJ Pengairan No.185/KPTSA/A/1986, Persyaratan Teknis bagian
Pengukuran Topografi dan revisinya tahun 2015;
d. SNI 19-6988, 2004 Tata Cara Pengukuran Kontrol Vertikal;
e. SNI 19-6724, 2002 Tata Cara Pengukuran Kontrol Horizontal;
f. PT-03 Persyaratan Teknis Bagian Penyelidikan Geoteknik;
g. Pd T-03.1-2005-A Penyelidikan Geoteknik untuk Pondasi Bang. Air Vol. 1;
h. Pd T-03.2-2005-A Penyelidikan Geoteknik untuk Pondasi Bang. Air Vol. 2;
i. Pd T-03.3-2005-A Penyelidikan Geoteknik untuk Pondasi Bang. Air. Vol.3;
1-3
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
8. Referensi Hukum
Referensi hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini tidak terbatas pada :
a) Undang-Undang Nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
b) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
c) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
d) Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penanganan Ruang;
e) PP RI Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai;
f) Permen PUPR No. 26 Tahun 2015 tentang Pengalihan Alur Sungai dan atau
Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai;
1-4
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
g) Permen PUPR No. 28 Tahun 2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai,
dan Garis Sempadan Danau;
h) Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Keselamatan
Konstruksi
i) Keputusan Menteri PUPR No 550/KPTS/M/2015 tentang Rencana
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo;
j) dan peraturan-perundangan terkait lainnya.
Peraturan/payung hukum yang digunakan tidak terbatas seperti pada daftar tersebut
diatas tetapi juga menggunakan peraturan lain yang terkait dan berlaku. Penyedia Jasa
wajib memiliki dan memahami seluruh standar dan pedoman terkait lainnya dan
menjadikan acuan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
C. RUANG LINGKUP
1-5
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
e. Data tata guna lahan, topografi, geologi teknik, sosial ekonomi (data
RTRW Kabupaten Tahun 2012-2031, data Kabupaten Dalam Angka
Tahun 2020), peta rawan banjir, laporan dan informasi aktual dari
Dinas/Instansi yang berwenang yang berkaitan dengan survey investigasi
;
f. Data pencatatan debit dengan periode harian atau bulanan minimum
selama 5 tahun terakhir ;
g. Data lokasi potensi sumber material konstruksi dan lokasi disposal area ;
h. Data harga satuan bahan, alat dan upah tenaga serta harga satuan
transportasi Kabupaten;
i. Data pompa air eksisting (jumlah, titik lokasi, kapasitas, metode dan
waktu operasional) ;
j. Melakukan dialog langsung dengan masyarakat di sekitar lokasi untuk
menyerap aspirasi dan melihat kesiapan/respon masyarakat terhadap
adanya pekerjaan ini ;
k. Identifikasi awal kondisi dan permasalahan sungai yang ada disesuaikan
dengan Rencana Tata Ruang yang ada ;
l. Membuat form desain survey, fakta analisa dan permasalahan dengan
formula penanganannya, termasuk formula/rumus desain bangunan
sungai dan kelengkapannya ;
m. Membuat dan menyusun rencana penanganan permasalahan sungai
dengan diagram bagan alir dan tabel-tabel pola pikir yang diperlukan,
termasuk rencana lokasi material (borrow area) ;
n. Data-data lain yang relevan dan diperlukan.
c. Inventarisasi dan Identifikasi Lokasi
a. Survey inventarisasi kondisi lapangan, meliputi akses lokasi, topografi
dan karakteristik lingkungan, termasuk morfologi sungai yang mungkin
berpengaruh terhadap longsoran, konstruksi dan banjir;
b. Inventarisasi kejadian banjir dan analisis;
c. Inventarisasi dan analisis dimensi longsoran, (jumlah titik longsoran,
panjang, lebar, tinggi, arah/sudut longsoran apabila ada) ;
1-6
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
1-7
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Pekerjaan Perencanaan
Konsultan wajib meninjau kembali/mempelajari, menganalisa data primer dan sekunder
yang didapat untuk formulasi penanganan sungai dikaitkan dengan studi terdahulu, agar
perencanaan sesuai dengan kriteria desain konstruksi.
Evaluasi dan kesimpulan berdasarkan dari data Lapangan dan data Laboratorium serta
ditampilkan dengan diagram, bagan alir dan dengan sistematika penanganan masalah
sungai yang berisi :
1-8
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
i. Analisa debit banjir rencana dengan kala ulang 1,2,5,10,25 dan 50, 100 dan
PMF;
j. Perhitungan limpasan banjir, meliputi volume, tinggi genangan, lama
genangan dan luas genangan;
k. Mengidentifikasi dan menganalisis karakter aliran sungai yang mungkin
berpengaruh terhadap stabilitas tebing sungai dan konstruksi di atasnya.
Data dan Perhitungan Hidrolika, antara lain :
a. Analisis kapasitas penampang (bankfull capacity) sungai eksisting. Analisis
dilakukan dengan rumus empiris dan software Hec Ras untuk memperoleh hasil
yang akurat;
b. Analisis profil muka air sebelum dan setelah adanya aktivitas pemompaan
oleh warga (apabila ada);
c. Analisis profil muka air sebelum ada perbaikan sungai dengan debit banjir kala
ulang 1,2,5,10,25,50, 100 dan PMF;
d. Analisis profil muka air setelah ada perbaikan sungai beserta keseluruhan
rencana bangunan sungai dengan debit banjir kala ulang 1,2,5,10,25,50, 100 dan
PMF;
Data dan Analisis Stabilitas Alur Sungai, antara lain:
a. Pengumpulan dan analisis data geologi teknik dan hasil uji mekanika tanah;
b. Pengumpulan data morfologi dan karakteristik aliran sungai;
c. Pengumpulan data hasil analisis sedimen transport;
d. Pengumpulan data hasil analisis kecepatan aliran sungai baik dengan rumus
empiris maupun Hec Ras;
e. Analisis potensi gerusan yang terjadi pada alur sungai baik di dasar maupun di
tebing sungai, baik karena faktor alamiah (morfologi, sedimen dsb.) maupun
faktor pemompaan oleh warga.
1-9
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
1 - 10
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
b. Analisa Prakiraan Biaya dibuat keseluruhan sesuai dengan kuantitas dan kualitas
kriteria desain yang diperlukan yang kesemuanya sesuai dengan yang telah
tergambar dalam Desain Konstruksi, dengan rincian:
c. Perhitungan volume pekerjaan dibuat secara rinci, ditabelkan dengan uraian
volume masing-masing item pekerjaan dan sesuai pada penamaan bangunan,
termasuk perhitungan untuk ganti rugi tanah dan tanaman.
d. Analisis harga satuan pekerjaan dibuat dengan standar SNI, termasuk
dengan formula alat berat beserta koefisiennya.
e. Rencana anggaran biaya pekerjaan beserta rekapitulasinya.
f. Metode pelaksanaan, jadwal pelaksanaan serta detail spesifikasi teknik untuk
pelaksanaan konstruksi dibuat secara rinci.
Screening Sosial
Analisis sosial ekonomi yang dilakukan juga harus mencakup analisa kelayakan
ekonomi. Analisa dilakukan dengan menghitung IRR, NPV, B/C Ratio, dan Payback
period pada beberapa skenario perubahan yang mungkin terjadi serta menyajikan dampak
social ekonomi dengan kegiatan Pengendalian Banjir di Anak- anak Sungai Bengawan
Solo di Kab Sukoharjo.
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Metode Pelaksanaan, dan sumber
material konstruksi
a. Spesifikasi teknik: mencakup spesifikasi teknik untuk item pekerjaan yang
dilaksanakan;
b. Spesifikasi khusus harus dibuat untuk menjelaskan tentang lokasi pekerjaan, titik
tinggi patok tetap dan hal-hal lain. Juga harus dijelaskan setiap jenis pekerjaan
yang tidak tercakup dalam spesifikasi standar yang dibuat untuk pekerjaan
tersebut antara lain bangunan dengan teknologi khusus;
c. Metode pelaksanaan pekerjaan: tata cara dan urutan pelaksanaan pekerjaan
dari awal hingga akhir pekerjaan dan penjelasan setiap item pekerjaan
disertai gambar/ilustrasi, termasuk jadwal pelaksanaan pekerjaan (kurva S);
d. Konsultan harus melakukan analisis terhadap rencana metode pelaksanaan yang
tepat dan memberikan data/ informasi serta analisis terkait sumber material
konstruksi yang memadai;
1 - 11
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Pelaksanaan Diskusi
1. Diskusi Program Mutu
2. Diskusi Draf Laporan Pendahuluan
3. Diskusi Draf Laporan Antara
4. Diskusi Draf Laporan Akhir.
Penyusunan rencana OP dan manual OP
Konsultan harus menyusun manual OP
Pembuatan Leaflet
Konsultan harus menyusun leaflet desain Pengendalian Banjir di Anak-anak Sungai
Bengawan Solo di Kab. Sukoharjo
10. Keluaran
1 - 12
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Keluaran yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah berupa laporan Pengendalian
Banjir di Anak-anak Sungai Bengawan Solo di Kab Sukoharjo beserta laporan
penunjangnya.
1 - 13
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
b. Direksi Pekerjaan
Pejabat Pembuat Komitmen akan menunjuk pejabat/ petugas selaku Direksi
Pekerjaan yang akan mendampingi dan mengawasi secara langsung pelaksanaan
pekerjaan
jasa konsultansi.
14. Personil
Posisi Kualifikasi Jmlh
Tingkat Jurusan Keahlian Pengalaman Status OB
Pendidik TA
an
1.Ketua Sarjana Teknik Ahli -Berpengalaman Tetap 1x8
Tim/Ahli S1 Sipil atau Madya di dalam
SDA Teknik bidang pekerjaan
(1 orang) Pengairan SDA irigasi
sekurang-
kurangnya 6
1 - 14
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
(enam) tahun
dilengkapi
dengan
referensi kerja
dari Pengguna
Jasa/Pejabat
Pembuat
Komitmen
- Mempunyai
pengalaman
sebagai ketua
tim sekurang-
kurangnya 2
(dua) kali
dalam bidang
irigasi
2.Ahli Sarjana Teknik Ahli Berpengalaman Tetap 1x3
Geodesi S1 Geodesi Madya di dalam bidang
(1 orang) bidang pengukuran dan
Geodesi pemetaan
prasarana keairan
atau sumber daya
air sekurang-
kurangnya 4
(empat) tahun
dilengkapi
dengan referensi
kerja dari
Pengguna
Jasa/Pejabat
Pembuat
Komitmen
3.Ahli Sarjana Teknik Ahli Berpengalaman Tetap 1x6
Hidrologi S1 Sipil atau Madya di dalam pekerjaan
(1 orang) Teknik bidang sumber daya air
Pengairan SDA sekurang-
kurangnya 4
(empat) tahun
dilengkapi
dengan referensi
kerja dari
Pengguna
Jasa/Pejabat
Pembuat
Komitmen
1 - 15
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
1 - 16
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
1 - 17
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Pembuat
Komitmen
Bertugas untuk
menyusun
rancangan
konseptual
SMKK sesuai
Permen PUPR
10/2021
OB : Orang Bulan
1 - 18
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
g Tenaga
Administ
rasi
5. Driver SMA - Mempuny Tetap 1x8
ai SIM A
6. Tenaga SMA Tidak 16x2
Lokal tetap
Pengukur
an
(16
orang)
7. Tenaga SMA Tidak 4x2
Lokal tetap
Sosek
(4 orang)
PEMAHAMAN KAK
1. Pemahaman Terhadap Latar Belakang
Dari permasalahan diatas, konsultan akan melakukan pekerjaan ini dengan sebaik-
baiknya dan secara profesiaonal. Karena dengan pengalaman konsultan pada
pekerjaan sejenis, konsultan dapat mengatasi permasalahan yang ada di lapangan
dengan baik dan tepat.
2. Pemahaman Terhadap Maksud, Tujuan dan Sasaran
Sesuai dengan maksud, tujuan dan sasaran yang sudah dijelaskan diatas konsultan
akan berusaha sebaik mungkin, khususnya pengendalian teknis di lapangan dan
administrasi.
3. Pemahaman Terhadap Lokasi Pekerjaan
Setelah konsultan mempelajari dengan seksama Kerangka Acuan Kerja (KAK)
konsultan berkesimpulan sumber pendanaan dari pekerjaan ini sudah sangat jelas dan
bisa dimengerti.
4. Pemahaman Sumber Pendanaan
Setelah konsultan mempelajari dengan seksama Kerangka Acuan Kerja (KAK)
konsultan berkesimpulan sumber pendanaan dari pekerjaan ini sudah sangat jelas dan
bisa dimengerti.
1 - 19
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
1 - 20
Pemahaman Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
1 - 21
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
BAB 1. METODOLOGI
1. Data hidroklimatologi meliputi data curah hujan yang diperoleh di daerah studi
2. Data-data daerah genangan banjir meliputi daerah rawan banjir, lama dan
luas genangan, tinggi genangan dan penyebab banjir
3. Peta-peta dengan skala terbesar yang ada yaitu peta dari Bakorsurtanal skala 1 :
50.000
4. Titik-titik referensi
5. Kajian-kajian geologi terdahulu
6. Hasil pengukuran topografi terdahulu
7. dan lain-lain
Kondisi Topografi
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Kondisi Geologi
Kondisi Hidrologi
Dasar-dasar perencanaan bangunan
Dan lain-lain
- Metode yang digunakan adalah poligon, dimana semua patok dan BM yang
sudah dipasang merupakan titik poligon.
- Sudut diukur satu seri ganda (biasa dan luar biasa) menggunakan
theodolith.
- Jarak diukur dua (2) kali menggunakan Alat Ukur Elektronik (EDM) pada
poligon utama dan memakai pita ukur 50 m pada poligon cabang.
Sisi poligon sama panjangnya, poligon cabang harus terikat kepada poligon
utama. Diusahakan jalur poligon baik cabang atau utama melalui batas jalan yang
ada. titik koordinat referensi yang digunakan harus mendapat persetujuan dari
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Direksi pekerjaan, jalur poligon baik cabang atau utama dibuat melalui
rencana atau bantaran
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Jika polygon utama diukur dengan EDM sedang poligon cabang diukur dengan
pita ukur baja ketelitian linier poligon utama harus lebih kecil atau sama dengan 1 :
10.000 sedangkan poligon cabang harus lebih kecil atau sama dengan 1 : 5.000.
Semua titik poligon harus diukur ketinggiannya, titik referensi untuk kontrol
vertikal harus persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Pengukuran kontrol vertikal
dilakukan pulang pergi, alat yang digunakan alat ukur otomatis (N12, NAK atau
yang sejenis), sebelum dan sesudah pengukuran alat ukur harus diperiksa
ketelitian garis bidiknya, jumlah jarak belakang diusahakan sama dengan jumlah
jarak muka dan jarak dari alat ke rambu titik tidak lebih besar dari 60 m
sedangkan alat terdekat dari alat ke rambu tidak lebih dari 5 m.
A. Umum
Benchmark (BM) dipasang ditempat yang aman dari gangguan manusia atau
binatang, BM dipasang setiap 0.50 km dan perpotongan jalur poligon diikat
pada atau dekat bangunan yang permanen. Setiap BM dibuat diskripsinya dan
diberi nomor urut yang teratur. Ukuran BM sesuai TOR dan di cat warna biru.
Titik poligon lainnya selain benchmark adalah patok kayu berukuran 5 cm x 5cm x
60 cm dipasang disepanjang jalur saluran dengan setiap 50 m. Patok kayu,
dicat dan diberi nomor untuk memudahkan identifikasi.
Semua benchmark dan patok poligon ditunjukkan pada peta situasi hasil
pengukuran topografi yang berskala 1 : 2.000. Dan juga ditunjukkan pada
gambar situasi yang berada pada long section. Nama Benchmark (BM) dan
elevasi akan dicantumkan dengan jelas, elevasi tanah ditunjukkan sebagai pusat
ketinggian dan untuk patok poligon akan ditulis nama/nomor dan elevasi tanah
saja.
Jalur poligon dapat ditarik lagi dari kerangka utama dan cabang untuk
mengisi detail planimetris berikut spot height yang cukup, sehingga diperoleh
penggambaran kontur yang yang memadai.
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Titik-titik spot height terlihat tidak lebih dari interval 5 cm pada peta skala 1
:
5.000. atau dengan kerapatan spot height 2 - 5 titik untuk tiap 1 hektar diatas tanah.
Dan untuk peta skala 1 : 2.000 titik-titik spot height terlihat tidak lebih dari interval 10
cm pada peta, atau dengan kerapatan spot height 8 – 10 titik untuk setiap hektarnya
diatas tanah.
Kontur digambar apa adanya tetapi teliti, dan bagian luar daerah sungai
kontur diplot hanya berdasarkan titik-titik spot height, efek artistik tidak diperlukan.
Interval garis kontur sebagai berikut :
Pemberian angka kontur jelas terlihat, dimana setiap interval kontur 1.00 m
dan setiap kontur 5.00 m digambarkan lebih tebal.
a. Seluruh saluran, drainase, sungai (dasar terendah dan lebar harus jelas
terlihat). b. Jalan-jalan desa dan jalan setapak.
c. Bangunan irigasi dan drainase, batas kampung, rumah-rumah, jembatan
dan saluran. Diameter atau dimensi berikut ketinggian lantai semua gorong-
gorong dan jembatan, sekolah, masjid dan kantor pemerintah (camat, dll) harus
terlihat.
d. Pohon-pohon besar (berdiameter lebih besar dari 20 cm dengan ketinggian
sekitar
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
12 m diatas tanah) bila pepohonan ini berada di site dan tiang telpon,tiang
listrik dll.
e. Daerah rawa.
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
f. Batas tata guna tanah (misalnya belukar berupa rerumputan dan alang-
alang, sawah, rawa, ladang, kampung, kebun, dan lain-lain).
g. Tiap detail topografi setempat (seperti misalnya tanggul curam, bukit kecil
dan lain-lain).
h. Batas pemerintahan (kecamatan, desa dan lain-lain). Nama kampung,
kecamatan, nama jalan dan lain-lain diperlukan.
i. Jaringan kerangka
dasar.
- Pengukuran poligon
- Centerlining atau pematokan titik-titik untuk pengukuran profil melintang
- Pengukuran waterpass (profil memanjang)
- Pengukuran profil melintang
- Pengukuran situasi saluran
- Perhitungan
- Penggambaran
1. Pengukuran Poligon
Setting out titik-titik BP, IP.1, IP.2 dan seterusnya sampai dengan EP untuk
tiap saluran di lapangan dengan pemasangan patok kayu dolken atau kaso-kaso
ukuran 5 x 7 x 100 cm untuk tiap-tiap titik IP tersebut dengan cat warna kuning
dan nomor patok warna hitam kemudian untuk titk-titik BP dan EP berupa
Bench Mark ukuran
10 x 10 x 100 (contoh kontruksi, ukuran dan marmer nama BM terlampir).
Penarikan BP, IP dan seterusnya harus sejajar dengan saluran dan tiap IP
ditempatkan harus pada titik balok.
Setiap Bench Mark dan patok kayu (IP) di poligon syarat teknis pengukuran
poligon adalah sebagai berikut :
Poligon akan dimulai dari titik referensi yang sudah ditentukan oleh
direksi (dalam hal ini adalah titik-titik tetap atau Bench Mark hasil
pengukuran situasi terdahulu) dan harus berakhir pada titik yang sudah
diketahui koordinatnya, bila tidak ada maka akan diadakan pengikatan
terhadap yang terdekat
Pengukuran sudut horizontal dengan 2 seri dengan ketelitian sudut tidak
lebih dari 10” untuk sekunder cukup 1 seri dengan ketelitian sudut tidak lebih
dari 20”
Salah penutupsudut maksimum 10”N, dimana N banyaknya titik poligon.
Untuk saluran sekunder cukup dengan 20”N
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
2. Pengukuran Waterpass
a. Untuk saluran induk dan sekunder tiap interval jarak 50 m (untuk bagian lurus)
b. Untuk saluran yang berbelok dilakukan tiap interval lebih kecil dari
ketentuan tersebut di atas dengan memperhatikan busur kelengkungannya. yaitu
tiap IP dan 2 patok yang mengapit IP, jadi pada belokan minimal ada 3 profil
melintang di dalam interval jarak 50 m
c. Bila saluran melintasi (memotong)sungai besar, lembah besar, maka akan
dibuat penampang melintang dan memanjang sungai/lembah tersebut dengan
ketentuan :
Penampang dibuat 100 m ke udik dan 100 m ke hilir dari pertemuan tersebut
Penampang melintang tiap 25 m untuk bagian lurus dan untuk belokan
akan ditambah pada belokannya dengan lebar 25 m ke kiri dan 25 ke
kanan dari tepi sungai
Penampang memanjang, skala 1 : 2.000, skala tinggi 1 : 2.000
5. Setiap perubahan elevasi tanah akan diambil sebagai titik detail untuk
penampang melintang/memanjang, juga untuk tiap patok profil, bangunan rumah,
jalan, muka air dan dasar saluran dan sebagainya
6. Pengukuran penampang melintang saluran adalah tegak lurus saluran dengan
lebar minimal 50 m ke kiri dan 50 m ke kanan dari saluran rencana.
7. Arti minimal disini adalah bila terdapat detail penting yang perlu diambil, maka
lebar penampang akan > 50 m dari as saluran, untuk bagian berbelok lebar
minimal 50 m dari saluran rencana.
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
11. Penggambaran
Peta trase saluran skala 1 : 2.000 interval kontur 0.5 m, untuk daerah
datar dan 1 m untuk daerah yang berbukit.
Gambar situasi trase skala 1 : 2.000
Penampang melintang skala jarak 1 : 100 skala tinggi 1 : 100
Penampang memanjang skala jarak 1 : 2.000, skala tinggi 1 : 100
12. Peta situasi saluran dan profil memanjang digambar dalam satu gambar di atas
kertas kalkir 80/90 gr demikian juga untuk profil melintang
13. Penggambaran trase saluran akan dimulai dari sungai (lokasi bendung) atau
intake saluran.
14. Gambar trase saluran skala 1 : 2.000 sama dengan gambar jalur lay out pada peta
1:
5.000, dalam arti bahwa kenampakan detail dan kontur tidak jauh
berbeda.
Poligon Kerangka
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
dimana :
A(akhir) = azimuth akhir
A(awal) = azimuth awal
S(sudut) = jumlah sudut ukuran
n = banyaknya titik
fa = poligon salah penutup
besarnya
sudut
atau dengan menggunakan rumus :
1. Jarak Optis
rumus : D = L . Cos2 . Z
Dimana :
D = jarak datar
L = jarak optis
Z = sudut
miring
2. Jarak Pita Ukur dan EDM
Jarak pita ukur dilakukan dengan cara mencari harga rata-rata dari
berberapa ukuran, dimana selisih bacaan jarak dengan pita ukur tidak boleh
lebih dari 2 cm. Jadi sebelum kita hitung harga rata-ratanya, maka data-data
jarak tersebut harus
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
X2 = X1 + D Sin a I-2
Y2 = Y1 + D Cos a I-2
Koreksi per sisi dilakukan dengan membagi koreksi X (Y) dengan jumlah sisi
yang ada, sedangkan untuk mengetahui kesalahan relatif dapat kita hitung dari
rumus :
S : D adalah 1 : …….
Dimana :
S fx 2 fy 2
D = jumlah jarak polygon
C. Perhitungan Elevasi
Dimana :
Bt = bacaan benang tengah
Ba = bacaan benang atas
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Jika selisih antara Bt dan (Ba + Bb)/2 lebih dari 2 milimeter maka bacaan
benang akan langsung diulang lagi sampai memperoleh selisih maksimum 2 mm.
Jarak waterpass
Dimana :
Sm = dm1 + dm2 + dm3 + ….. + ….. dmn
Sb +
= dm1 + dm2 + dm3 + ….. + ….. dmn
dmuka = +
jarak alat ke rambu muka
dbelakang = jarak alat ke rambu belakang
Sdmuka = jumlah jarak ke muka
Sdbelakang = jumlah jarak ke belakang
Untuk hitungan ketelitian (toleransi 8D), data jarak yang akan dipakai
adalah jarak rata-rata.
Beda tinggi pergi didapat dari jumlah beda tinggi rata-rata stand II pada
route pergi, beda tinggi pulang didapat dari jumlah beda tinggi rata-rata stand I dan
stand II pada route pulang. Selisih hpg (beda tinggi pergi) dan hpl (beda tinggi
pulang) harus masuk toleransi 8D km mm dan bila lebih dari toleransi, maka dilakukan
pengukuran ulang.
Jika tidak memenuhi toleransi maka harus dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Setelah perhitungan tiap seksi selesai dan semua masuk dalam toleransi,
kita dilakukan perhitungan dengan rumus :
H = ½ I . Sin2Z
Dimana :
H = beda tinggi
L = jarak miring/optis
Z = sudut miring/vertikal
Untuk tinggi bidikan yang tidak sama dengan tinggi alat, maka rumus
yang dipakai adalah :
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
H = ½ L Sin2 Z + TA – Bt
Dimana :
H = beda tinggi
L = jarak miring/optis (Ba – Bb) x 100
Z = sudut miring/vertikal
TA = tinggi alat (dari atas patok)
Bt = bacaan benang tengah
Proses ini sangat penting baik bagi konsultan maupun pihak proyek karena
akan diperoleh kesepakatan dalam pelaksanaan penyelidikan tanah. Proses ini
berupa diskusi-diskusi baik antara intern pelaksana pekerjaan maupun dengan
pihak proyek dan pengumpulan data-data penyelidikan terdahulu
Pelaksanaan pekerjaan penyelidikan parit uji (test pit), Sondir (Cone Penetration
Test), bor tangan (hand borring), test laboratorium mekanika tanah (indeks
properties dan dinamik properties) (sesuai dengan TOR) dilaksanakan setelah
disetujui oleh Direksi tentang posisi pengambilannya.
Pelaksanaan penyelidikan parit uji (test pit), Sondir (Cone Penetration Test), bor
tangan (hand borring), test laboratorium mekanika tanah (indeks properties
dan dinamik properties) dilaksanakan pada posisi yang telah disepakati bersama.
Test Pit
Pekerjaan test pit dilakukan pada lokasi borrow area dan ditujukan untuk
mengetahui urut-urutan vertikal lapisan batuan secara langsung/visual juga
sebagai tempat pengambilan undisturbed sample dan bulk sample.
Ukuran test pit adalah 1,5 m x 1,5 m atau pada batas-batas ukuran dimana
pelaksana pekerjaan dapat bergerak dengan leluasa.
Kedalaman maksimum adalah 3 meter.
Jika tanahnya mudah runtuh maka harus dibuat dinding penahan.
Jika terdapat air tanah dangkal maka harus dibuang atau dipompa.
Penggalian dihentikan jika kedalaman test pit maksimum 3 meter telah tercapai,
atau telah mencapai batuan keras, atau tanahnya sangat labil, atau debit air
tanahnya sangat tinggi sehingga tidak bisa dipompa atau dibuang.
Tanah/batuan pada dinding test pit kemudian dideskripsi, dibuat lognya,
dilakukan pengambilan contoh tanah asli UDS dan bulk samplenya.
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Lubang test pit harus diamankan dengan cara ditimbun kembali atau diberi pagar.
Penggalian dihentikan jika :
Kedalaman telah mencapai 3 meter, atau
Terjadi keruntuhan yang dapat membahayakan pekerja, atau
Terdapat air tanah yang tidak terkendali.
Dinding test pit harus dideskripsi, dibuat sketsa dan difoto. Pada tiap lubang
diambil disturbed dan undisturbed samplenya untuk di test di laboratorium.
Hand Bor
Hand boring bertujuan untuk mengambil contoh tanah asli dengan memakai
win auger dengan tenaga manusia. Contoh tanah yang telah diambil ditutup rapat
dengan parafin agar kondisinya tetap terjaga sampai ke tempat pengujian di
laboratorium mekanika tanah. Penelitian ini dilakukan pada dua titik dengan kedalaman
sampai 5 meter.
Pengambilan Sample
Undisturbed Sample / UDS (Contoh Tak Terganggu) diambil dari dua cara, yaitu
dari lubang pemboran dan dari Hand Bor.
UDS yang diambil dari lubang bor dan dari Hand Bor sebanyak 12 unit.
Penentuan penyebaran dan interval titik pengambilan UDS pada lubang bor
ditentukan oleh kebutuhan desain dan kondisi geologi setempat.
Penentuan rencana penyebaran dan interval titik pengambilan UDS
harus diperhitungkan dengan cermat, didiskusikan dengan Direksi dan
dimintakan persetujuannya.
Untuk mendapatkan sample yang baik maka well site geologist harus selektif
dan cermat dalam menentukan kedalaman pengambilan sample tersebut.
Pengambilan sample harus menggunakan sampler tube yang mampu
mengambil sample sepanjang 30 hingga 45 cm (Shelby Tube).
Tabung contoh yang telah terisi harus segera disekat di kedua ujungnya
dengan lilin/parafin dengan baik serta diberi label yang mencantumkan nama
proyek, lokasi, nomor titik bor, dan interval kedalaman pengambilan.
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Untuk UDS yang diambil dari test pit maka pengambilannya harus hati-hati dan
tidak boleh dilakukan pada tanah yang sudah terinjak-injak saat menggali
ataupun pada tanah humus.
Sample yang sudah diambil harus segera dianalisis di laboratorium.
Specific gravity
Unit weight
Water content
Liquid limit
Plastic limit
Shrinkage limit
Grain size analisys
Hydrometer analisys
Unconfined Compression
Direct Shear
Triaxial Compression
Laboratory Permeability Test
1.4.1. UMUM
Analisa mutu data yang akan dipakai dalam studi meliputi data Curah hujan baik
dari ARR (Automatic Rainfall Recorder) maupun MAR (Manual Rainfall Recorder)
berupa analisa data yang hilang (missing data), analisa kepuguhan data
(consistency test), analisa ketidakadaan trend, analisa kestasioneran data
(stationary test), dan Analisa ketidakadaan persistensi data
Pengumpulan data curah hujan dan data AWLR (Automatic Water Level Recorder)
untuk analisa debit sungai yang terjadi.
Menganalisis debit banjir pada masing-masing saluran untuk mengetahui debit
banjir yang terjadi pada masing-masing saluran dan kapasitas saluran
sungai untuk mengalirkan debit banjir tersebut.
Stasiun hujan kadang-kadang tidak dapat bekerja dengan baik sehingga data
curah hujan kurang lengkap. Pengisian kekosongan data hujan/analisa Data hilang
(Missing Data) tersebut dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut :
a. Menentukan hujan rata-rata pada stasiun terdekat, dengan stasiun hujan yang
tidak mempunyai data.
b. Faktor bobot didasarkan pada suatu nilai ratio hujan tahunan, ditentukan dengan
rumus sebagai berikut :
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Data hidrologi runtut waktu (data history), dapat diolah dan disajikan dalam
suatu distribusi (distribution) atau deret berkala (time series). Disajikan dalam bentuk
distribusi apabila data hidrologi disusun berdasarkan urutan besarnya nilai sedangkan
deret berkala (time series) disajikan secara kronologi sebagai fungsi dari waktu
dengan interval waktu yang sama. Umumnya data lapangan setelah diolah dan
disajikan dalam buku publikasi data hidrologi, merupakan data dasar sebagai bahan
untuk analisa hidrologi, data tersebut sebelum digunakan untuk analisis hidrologi harus
dilakukan pengujian yang sering disebut dengan penyaringan data (data screening).
Apabila suatu deret berkala setelah diuji
ternyata menunjukkan :
1. Data tidak homogen adalah penyimpangan data dari sifat statistiknya yang
disebabkan oleh faktor alam dan pengaruh manusia
2. data tidak konsisten adalah penyimpangan data karena kesalahan acak dan
kesalahan sistematisnya.
Uji Ketidakadaan
Trend
keterangan :
KP = koefisien korelasi peringkat
spearmen n = jumlah data
dt = Rt – Tt
Tt = peringkat dari waktu
Rt = peringkat dari variabel hidrologi dalam deret berkala
T = nilai distribusi t, pada derajat kebebasan (n – 2) untuk
derajat kepercayaan tertentu
Uji t digunakan untuk menentukan apakah variabel waktu dan variabel hidrologi
itu saling tergantung (dependent) atau tidak tergantung (independent).
Uji Mann dan Whitney dihitung dengan persamaan umum sebagai berikut :
U 1 N1 N 2 N1 N 1 Rm
N 1 dan U 2 N 1 N 2 U1
2
N1 N 2
U
Z 2
1
1 2
N N1 (N
2 1N 2 1
12
keterangan :
N1 = jumlah kelompok data 1
N2 = jumlah kelompok data 2
Rm = jumlah peringkat
U = nilai terkecil dari U1 dan U2
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Persamaan umum yang dipakai untuk menghitung kestabilan varian dengan uji
F
adalah sebagai berikut :
2
n1 S n12 1
F 2
n2 S 2 1 1
n
keterangan :
n1 = jumlah kelompok data
1 n2 = jumlah kelompok
data 2
S1 = standart deviasi 1
S2 = standart deviasi 2
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
1
X1 X2 n1 S 1 n 2 S22 2 2
t 1
dimana
n1 n 2 2
1 1 2
n1 n2
keterangan :
X1 = rata-rata kelompok data 1
X2 = rata-rata kelompok data
2 n1 = jumlah kelompok data
1 n2 = jumlah kelompok data
2
S1 = standart deviasi 1
S2 = standart deviasi 2
Uji Persistensi
Anggapan bahwa data berasal dari sampel acak harus diuji, yang
umumnya merupakan persyaratan dalam analisis distribusi peluang. Persistensi
(persistence) adalah ketidaktergantungan dari setiap nilai dalam deret berkala. Untuk
melaksanakan pengujian persistensi harus dihitung besarnya koefisien korelasi
serial. Salah satu metode untuk menentukan koefisien korelasi serial adalah dengan
metode Spearman, yang dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
m
6(di) 2 1
i1 n 2 2
KS 1 dan t KS
m3 m 1 KS 2
keterangan :
KS = koefisien korelasi
spearman m = N – 1
N = jumlah data
di = perbedaan nilai antara peringkat kesatu dengan peringkat berikutnya
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Untuk Curah Hujan Rancangan dihitung dengan empat jenis agihan, yaitu :
X T X K Sx
Dimana :
n n
X 2 Xi X i
1 i
SX
n1
YT Yn
K
Sn
dengan :
YT = Reduced variete sebagai fungsi periode ulang T
= - Ln [ - Ln (T - 1)/T ]
Yn = Reduced mean sebagai fungsi dari banyaknya data n
Sn = Reduced standart deviasi sebagai fungsi dari banyaknya data
n
Distribusi Pearson Tipe III, mempunyai bentuk kurva seperti bel (bell
shape). Fungsi kerapatan peluang distribusi dari distribusi Pearson Tipe III adalah
sebagai berikut :
b1 xC
1 xC a
Px e
ab a
dengan :
x = variabel acak
kontinue a = parameter
skala
b = parameter
bentuk c =
parameter letak
= fungsi gamma
n n
X 2 Xi X i
1 i
SX
n1
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
3
nX X
CS
n 1n 2S X
Bentuk distribusi Log Pearson Tipe III merupakan hasil trasformasi dari
distribusi Pearson Tipe III dengan menggantikan variat menjadi nilai logaritmik.
Persamaan fungsi kerapatan peluang sama dengan distribusi Pearson Tipe III.
1/ 2
(Log X Log X ) 2
Log X
n1
3
nlog X log X
CS
n 1n 2S log X
1 lnx n 2
1 2 n
Px e
lnx 2
dengan :
x = variabel acak kontinue
n = deviasi standart dari sampel dari variat ln (x - )
n = rata-rata dari sampel dari variat ln (x - )
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
3
nlog( X ) log( X )
CS
n 1n 2S log(X )
Data curah hujan maksimum harian rerata tiap tahun disusun dari kecil ke
besar, Probabilitas dihitung dengan persamaan Weibull sebagai berikut :
100.m
P (%)
n1
Dimana :
P = Probabilitas (%)
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
2 F (EF O ) 2
EF
Dimana :
2
= Harga kai-kuadrat
Ef = Frekuansi (banyaknya pengamatan) yang diharapkan, sesuai
dengan pembagian kelas nya
Of = Frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama.
2 2
Nilai hitungan harus lebih kecil dari harga cr (Kai-kuadrat kritis) dari tabel,
untuk suatu derajat nyata tertentu (level of significance), yang sering diambil sebesar
5%.
DK = K - (P + 1)
Dimana :
DK = Derajat kebebasan
K = Banyaknya kelas
P = Banyaknya keterikatan atau sama dengan banyak-nya
parameter,
yang untuk sebaran kai-kuadrat adalah sama dengan dua (2).
Dalam hal ini, disarankan pula agar banyaknya kelas tidak kurang dari lima
dan frekuensi absolut tiap kelas tidak kurang dari lima pula. Apabila ada
kelas yang frekuensinya kurang dari lima, maka dapat dilakukan penggabungan
dengan kelas yang lainnya.
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Distribusi Hujan
24
Ro Rt Ro
t T
dimana :
Rt = rerata hujan dari awal sampai T
(mm) T = waktu mulai hujan hingga ke
t (jam) Ro = hujan harian rerata (mm)
Ri = intensitas hujan rerata dalam T – jam (mm)
R24 = curah hujan netto dalam 24 jam (mm)
t = waktu konsentrasi (jam)
sampai saluran terdekat to dan (2) waktu perjalanan dari pertama masuk saluran
sampai ke titik keluaran td, sehingga:
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
tc t0 td
Dimana :
2 n
to 3,28 L menit
3 S
Dan
L
s
t
d
60V menit
Dimana
n = angka kekasaran manning
S = kemiringan lahan
L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)
Ls = panjang lintasan aliran di dalam salluran/sungai (m)
V = kecepatan aliran di dalam saluran (m/detik)
Koefisien pengaliran
1) keadaan hujan,
2) luas dan bentuk daerah aliran,
3) kemiringan daerah aliran dan kemiringan dasar sungai,
4) daya infiltrasi dan perkolasi tanah,
5) kebasahan tanah,
6) suhu udara dan angin serta evaporasi dan
7) tata guna tanah.
Angka Pengaliran
Kondisi DAS
(C)
Pegunungan 0,75 - 0,90
Pegunungan tersier 0,70 - 0,80
Tanah berelief berat dan
Berhutan kayu 0,50 - 0,75
Dataran pertanian 0,45 - 0,60
Daratan sawah irigasi 0,70 - 0,80
Sungai di pegunungan 0,75 - 0,85
Sungai di dataran rendah 0,45 - 0,75
Sungai besar yang
Sebagian alirannya berada
di dataran rendah 0,50 - 0,75
15.7
f 1 3
Rt 4
Dimana :
f = koefisien pengaliran
Rt = jumlah curah hujan (mm)
Rumus
No Daerah Kondisi sungai Curah hujan
Koefisien pengaliran
1 Hulu f = 1 - 15.7/Rt3/4
2 Tengah sungai biasa f = 1 - 5.65/Rt3/4
3 Tengah sungai di zone lava Rt > 200 mm f = 1 - 7.20/Rt3/4
4 Tengah Rt < 200 mm f = 1 - 3.14/Rt3/4
5 Hilir f = 1 - 6.60/Rt3/4
Hujan netto
Rn = C x R
Dengan :
C = koefisien limpasan
R = Intensitas curah hujan
Rasional
HSS Nakayasu
Metode Rasional
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
keadaan fisik dan sifat hidrolika daerah pengaliran, persamaan umum dari metode
ini
adalah sebagai berikut :
Qmax 0.278 C i A
dimana :
C = Runoff coefficient
i = Intensitas Maksimum selama waktu konsentrasi
(mm/jam) A = Luas daerah pengaliran (km2)
C.A.R0
Qp
3,6(0,3Tp T0,3 )
Dimana :
Qp = Debit puncak banjir (m3/det)
Ro = Hujan satuan (mm)
Tp = Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)
T0,3 = Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit
puncak
sampai menjadi 30% dari debit puncak.
Untuk menentukan Tp dan T0,3 digunakan pendekatan rumus, sebagai berikut :
Tp = Tg + 0,8 tr
T0,3 = x Tg
Tg adalah time lag yaitu waktu antara hujan sampai debit puncak banjir (jam).
Tg
dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :
Tg = 0,40 + 0,058 L
Tg = 0,21 L0,70
= parameter hidrograf
tr = satuan waktu hujan (1
0 t Tp
2.4
t
Qt Qmaks
Tp
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
* Tp t (Tp + T0,3)
tT p
T0, 3
Q
t Qmaks
Dengan :
Qk = Ordinat hidrograf banjir pada jam ke
k
Un = Ordinat hidrograf satuan
Ri = Hujan netto pada jam ke i
Bf = Aliran dasar (Base flow)
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
qn . R2 ... q5 . Rm B Qn+3
... ... B ...
qn . Rm B Qn+m-1
Data potongan memanjang dan melintang sungai untuk mengetahui slope rata-
rata, kapasitas/debit yang bisa dialirkan dan lengkung liku debit (rating curve).
Kondisi Aliran, untuk menentukan kondisi aliran disepanjang saluran yang
didesain, agar dalam saluran tidak terjadi aliran superkritis.
Analisa debit keluaran pintu aliran bawah, untuk mengetahui besarnya debit yang
keluar (release flow) berdasarkan operasi pintu untuk perencanaan pengendalian
banjir dengan tampungan sementara (retarding basin) dan perencanaan bangunan
peredam energi (stilling basin) pada hilir pintu.
Analisa Profil muka air, untuk mengetahui tinggi muka air pada
saluran berdasarkan perbedaan energi dan momentum pada penampang masing-masing
section dan
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
bangunan yang ada, analisa ini sangat berguna untuk melihat kapasitas saluran rencana
dan tinggi freeboard juga untuk dasar perencanaan bangunan pengatur debit (regulator).
Liku debit adalah hubungan antara debit (Q) dengan tinggi muka air (h) pada
suatu tampang sungai. Liku debit sangat diperlukan untuk mengetahui kapasitas
pengaliran dari suatu tampang sungai, yang dihitung dengan menggunakan pendekatan
rumus hidrolika
aliran seragam (uniform flow) dari Manning sebagai berikut:
A 2 / 3 1/ 2
Q AV R S
n
untuk penampang yang berbeda pada suatu section sungai akan mempunyai
liku debit yang berbeda sehingga kemampuan mengalirkan debit juga berbeda.
Untuk mempermudah dalam pemakaian suatu liku debit dapat digunakan dengan
pemakaian grafik/kurva atau dengan menggunakan persamaan regresi yang dapat
mewakili, karena pada ketinggian air (h) sama dengan 0 debit (Q) yang dialirkan juga
0 maka dapat dipakai regresi dengan pendekatan liku debit adalah Regresi Logaritmik :
Q=a.hb
Aliran kritis pada saluran prismatik dalam kemiringan seragam akan sama di
semua penampang saluran (aliran seragam), pada keadaan ini kemiringan saluran yang
membuat debit dan kedalaman kritisnya tetap disebut dengan kemiringan kritis
(critical slope). Kemiringan yang lebih besar dari kemiringan kritis akan
menimbulkan aliran yang lebih
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
cepat dari keadaan superkritis yang disebut dengan kemiringan curam (steep slope)
atau kemiringan superkritis (super critical slope), hal ini akan mengakibatkan aliran
tidak stabil dimana perubahan kecil dalam energy spesifiknya menimbulkan
perubahan kedalaman yang besar. Dalam merancang saluran bila ternyata keadaan
mendekati atau sama dengan kedalam kritis sepanjang saluran, bentuk atau kemiringan
saluran harus diubah bila secara praktis memungkinkan, agar dihasilkan kestabilan
aliran yang lebih baik.
q2
yc 3
g
dimana :
q = debit persatuan lebar (m3/dt/m)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
2 2
v v
1 1
2g E 2g E
2 2
v v
2 2
y1 y1
2g 2g
h y2 h
y2
Besarnya debit yang dapat dikeluarkan (release flow) melalui pintu air
bawah
dapat dihitung dengan persamaan energi, dengan persamaan sebagai berikut :
2
1 v
Q CLh 2g y1
2g
dimana :
C = koefisien pelepasan
= K.
L = panjang pintu air (m)
h = tinggi bukaan pintu (m)
y1 = kedalaman hulu aliran (m)
2
v
1
= tinggi kecepatan aliran terdekat (m)
2g
0.80 = 150
= 300
= 450
0.70 = 600
= 750 y1
= 90 0
h
0.60
0.50
1 3 5 7 9 11 13
y1/h
1.00
0.80
0.60
K
6 8 10 15 y1/h = 20
0.40
0.20
2 3 4 5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
y2/h
F2 F3
(F1). Dari kedua harga tersebut dapat dihitung tinggi air setelah loncatan,
dengan
persamaan :
y2 1
1 8F 1 1
y1 2
Panjang kolam olak sangat dipengaruhi oleh bilangan froude (F1), tinggi
endsill, tinggi gigi peredam dan chute block sangat dipengaruhi kedalam aliran
sebelum loncatan (y1). Sedangkan tipe kolam olak sangat dipengaruhi oleh bilangan
froudenya. Bilangan
Froude dapat dihitung dengan persamaan :
v
F
gd
Tinggi muka air diatas bidang datar pada kedua ujung penampang adalah :
Z 1 S o x y1 z 2
Z 2 y2 z2
1
hf S f x S S x
2 1 2
1 2
2
v
1
2 hf =Sf x
v
1
1 2g
y1
z1 y2
S0 x z2
x
Garis Persamaan (Datum)
Secara umum debit yang lewat di atas mercu pelimpah dapat dihitung
dengan
persamaan sebagai berikut :
3
2
Q C BH
dimana :
Debit yang lewat mercu pelimpah dan lebar pelimpah dalam pekerjaan
ini ditentukan berdasarkan kemampuan debit saluran, tinggi pelimpah dan tinggi muka
air di atas mercu pelimpah direncanakan berdasarkan profil muka air untuk debit
banjir dengan kala ulang tertentu.
diperlukan untuk suatu pengaruh dapat terulang lagi, dan phase lag (aj) yaitu untuk
masing- masing tempat atas dasar waktu antara bulan dan matahari melintasi garis
bujur lokasi dengan waktu kejadian yang sesungguhnya.
Sehingga untuk suatu tempat tinggi pasang surut dapat dihitung atas
dasar rumus tersebut sebagai berikut :
ht h0 h j cos w j t a j
dimana :
ht = tinggi muka air pada waktu
t h0 = tinggi muka air rata-rata
t = waktu yang ditinjau
dengan :
Fs = faktor keamanan
N = Beban komponen vertikal yang timbul dari berat setiap irisan
bidang luncur (= .A.cos )
T = Beban komponen tangensial yang timbul dari berat setiap
irisan bidang luncur (.A.sin )
U = Tekanan air pori yang bekerja pada setiap irisan bidang luncur
Ne = Komponen vertikal beban seismis yang bekerja pada setiap
irisan bidang luncur (= e..A.sin )
Te = Komponen tangensial yang timbul dari berat setiap irisan
bidang
luncur (= e..A.sin )
= Sudut gesekan dalam bahan yang membentuk dasar setiap
irisan bidang luncur
C = Angka kohesi bahan yang membentuk dasar setiap irisan
bidang luncur
Z = lebar setiap irisan bidang
luncur e = Intensitas seismis
horizontal
= Berat isi dari setiap bahan pembentuk irisan bidang luncur
A = Luas dari setiap bahan pembentuk irisan bidang luncur
= Sudut kemiringan rata-rata dasar setiap irisan bidang luncur
V = Tekanan air pori
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Metode Fellenius
N’ = W cos - ul
c aL
u
Fs
W sin
1 Sec
Fs C'b W 1 r u tan
W sin tan tan
1
Fs
o Kondisi kosong
o Kondisi muka air normal
o Kondisi Muka air maksimum (banjir)
o Kondisi penurunan muka air secara tiba-tiba (rapid drawn down)
maupun tempat perletakkan harus stabil terhadap guling, geser daya dukung tanah
pondasi, dan terhadap bahaya rayapan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa
stabilitas bangunan terhadap potensi-potensi bangunan terhadap bahaya guling, geser,
daya dukung tanah dan terhadap bahaya rayapan dalam berbagai keadaan
pembebanan. Perhitungan stabilitas tersebut dapat dihitung dengan menggunakan
metode sebagai berikut:
Terhadap
geser
: Sf = (V.f)/ H
dengan:
Sf = faktor keamanan
V = jumlah gaya vertikal (ton)
H = jumlah gaya horisontal (ton)
f = koefisien geser antara dasar konstruksi dan tanah pondasi
Terhadap
guling
tetap
dengan:
e = eksentrisitas (m)
B = lebar dasar konstruksi (m)
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Sf = faktor keamanan
= V/B. (1 6e/B)
4 V B
q1,2 . 2qult
3 2e
dengan:
= Tegangan tanah yang terjadi (ton/m2)
V= Gaya vertikal (ton)
B = lebar pondasi (m)
e = eksentrisitas (m)
Ld
H Cd
dimana :
Ld = panjang jalur rayapan
(m) H = beda tinggi muka
air Cd = koefisien rayapan
4H ha
ta 31 . fu
Dimana :
ta = panjang apron dari titik a (m)
H = beda tinggi muka air (m)
ha = beda tinggi muka air di titik a (m)
= berat jenis air
fu = koefisien tekanan uplift
Pw = ½ . w. H2 . L
dengan:
Pw = tekanan air statis
(ton) w = berat jenis air
(ton/m) H = kedalaman
air (m)
L = panjang konstruksi yang ditinjau
(m)
Wc = c . V
dengan :
Wc = gaya vertikal
(ton)
c = berat jenis bahan konstruksi (ton/m3)
V = volume konstruksi (m3)
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
He = kh . V
dengan:
He = gaya horisontal
V= gaya vertikal
kh = koefisien gempa
Pa = ½ . ka. s .H2 .L
dengan:
Pa = tekanan tanah aktif (ton)
s = berat jenis tanah (ton/m3)
H = kedalaman tanah (m)
L = lebar konstruksi yang ditinjau (m)
ka = (1 - sin)/(1 + sin ) atau ka = tan2(45 -/2)
= sudut geser dalam sedimen/tanah
Ps = ½ . kp . e . H2 .L
dengan:
Pe = tekanan tanah (ton)
H = kedalaman tanah (m)
e = berat jenis tanah (ton/m3)
L = panjang konstruksi yang ditinjau
Kp = koefisien tekanan tanah pasif = 1/ka
1.7. ANALISIS MANAJEMEN HULU DPS
Analisa ini akan dilakukan dengan menggunakan peta tata guna lahan
yang ada, berdasarkan kondisi terakhir dari daerah tangkapan hujan/cathment area
atau Daerah
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Pengaliran sungai atau kalau terdapat photo citra satelit akan lebih mudah
melakukan analisa kondisi cathment area.
Pada dasarnya, jika telah tersedia peta TBE (Tingkat Bahaya Erosi)
untuk wilayah Daerah Pengaliran Sungai (DPS) daerah studi di Balai (Sub
Balai) RLKT setempat, maka data tingkat erosi akan dapat dihitung dari sumber
peta tersebut. Tetapi bila belum tersedia, maka akan digunakan model perhitungan
dengan menggunakan persamaan umum kehilangan tanah atau Universal Soil
Less Equation (USLE) yang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
E = RKLSCP
dimana,
E : jumlah masa kehilangan tanah
(t/ha/tahun) R : indeks erosivitas hujan dan
larian (tm/ha) K : indeks erodibilitas tanah
(t/ha per unit)
L : faktor panjang lereng
C : faktor pengelolaan tumbuhan (crop management)
P : faktor upaya-upaya pengendalian erosi (erosion control practices)
2
25PR
R
0,073PR 0,73
dimana,
PR : curah hujan dalam cm.
Nilai erosivitas tahunan berkisar antara 1900 tm/ha hingga 8000 tm/ha.
Jika pencatatan hujan hanya tersedia bulanan, maka erosivitas hujan dapat diperkirakan
dengan menggunakan rumus :
dimana,
R : erosivitas hujan pada bulan yang bersangkutan
Pm : curah hujan rata-rata bulanan untuk bulan yang bersangkutan (cm)
N : rata-rata jumlah hari hujan pada bulan yang bersangkutan
Pmaks : rata-rata hujan maksimum 24 jam pada bulan yang bersangkutan.
a
L 22,1
dimana,
a : panjang lereng overlandflow (m)
m : 0.6 untuk kemiringan lereng > 10 %
0.5 untuk kemiringan lereng 5 – 10 %
Metodologi dan Rencana Kerja
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
0,43 0,30S
0,043S 2
S
6
,
6
1
3
dimana,
S : kemiringan lereng yang dinyatakan dalam %.
2b - 70
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Apresiasi terhadap inovasi merupakan upaya yang dilakukan oleh konsultan sebagai
penyedia jasa dalam rangka memberikan khasanah terhadap kerangka acuan kerja yang
telah diberikan. Sehingga diharapkan melalui apresiasi terhadap inovasi ini dapat
memberikan hasil akhir pekerjaan yang berkualitas dan tetap mengacu pada lingkup
pekerjaan sesuai KAK dan penjelasan yang diberikan dalam anwidjzing. Kedudukan
apresiasi dan inovasi dalam pelaksanaan pekerjaan ini dapat dilihat pada gambar
diagram berikut ini :
2c - 1
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Pada dasarnya uraian lingkup pekerjaan yang telah dijabarkan dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK) sudah cukup jelas, dimana di dalamnya telah menerangkan hak dan
kewajiban Konsultan supervisi dalam melaksanakan tugasnya.
Setelah membaca dan mempelajari dokumen lelang untuk paket pekerjaan DD
PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN SOLO DI
KAB SUKOHARJO,Tahun Anggaran 2022 secara detail dan menyeluruh, maka kami
selaku penyedia Jasa Konsultansi dibidang Pengawasan akan menterjemahkan lingkup
tugas tanggung jawab tersebut dalam skema Rencana Kerja secara komperehensif, guna
tercapainya tujuan dan sasaran yang dikehendaki. Kami akan mencoba menuangkan
ide-ide dan rencana pelaksanaan pekerjaan melalui prosedur, metodologi kerja, rencana
pelaksanaan pekerjaan (time schedule), serta rencana pengadaan langsung personil
tenaga ahli yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan, berdasarkan Lingkup Pekerjaan
yang akan direncanakan.
Tentunya semua itu akan disinkronisasikan dengan kebutuhan tenaga yang telah
ditetapkan dalam Bill Of Quantity (BQ) dalam rentang waktu pelaksanaan yang telah
ditentukan. Dalam menunjang operasional dan koordinasi kerja selama proses
pekerjaan berlangsung, maka kami akan melengkapi jajaran tenaga ahli dan tenaga
supporting dengan peralatan yang dibutuhkan serta sarana transportasi dan komunikasi
yang memadai, agar skematik struktur organisasi lapangan dapat berjalan dengan lancar
dan cepat dengan hasil yang bisa dianggap lebih akurat.Menurut kami, bentuk
penyajian dan struktur sudah cukup baik. Hal ini tentu saja memberikan kemudahan
kepada kami khususnya, sebagai konsultan pengawas, dalam pelaksanaan kegiatannya.
Terlepas dari hal tersebut, terdapat beberapa Apresiasi dan Inovasi yang dapat
disampaikan setelah kami memahami segala hal yang disajikan dalam kak DD
PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN SOLO DI
KAB SUKOHARJO, baik itu dipandang dari segi struktur penyajian maupun ruang
lingkup materi pembahasan. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
• Dalam Pelaksanaan pekerjaan supervisi ini untuk pekerjaan awal konsultan
melakukan survey pendahuluan/identifikasi masalah bersama dinas terkait, apabila
2c - 2
Apresiasi dan Inovasi
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
terjadi perbedaan hasil pengukuran dan desain maka perlu dilakuakan review
desain.
• Materi Studi – studi Terdahului diharapkan masuk menjadi poin bahasan dalam
penyajian KAK.
• Pengadaan laporan lain diluar bentuk laporan rutin perlu dibicarakan lebih lanjut
mengenai teknis pengadaan dan pembiayaannya.
• Data-data teknis pendukung yang tidak bisa kami peroleh sendiri di lapangan
karena keterbatasan ruang lingkup, waktu, biaya dan tenaga ahli, tetap perlu
disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen sebagai fasilitas yang dapat kami
manfaatkan. Materi yang disajikan di KAK pada bagian Data dan Fasilitas
Penunjang harus diperjelas dengan rinci dan lengkap.
2c - 3
Dukungan Data Terhadap KAK
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Untuk mencapai produk layanan jasa yang maksimal, maka dukungan data yang tersedia
dari KAK sudah cukup membantu untuk menyelesaikan kegiatan ini. konsultan akan
memberikan data di lapangan dengan menugaskan secara khusus seorang penghubung
(contact person) yang dapat dihubungi oleh Direksi Pekerjaan (Pejabat Pembuat
Komitmen) atau Kepala Satker serta pihak terkait lainnya.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu penanganan masalah khusus, baik teknis maupun
administrasi yang tidak termasuk dalam Kerangka Acuan Kerja, namun hal-hal tersebut
perlu ditangani dengan tujuan untuk mensukseskan kegiatan pekerjaan ini khususnya
pada Pekerjaan DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI
BENGAWAN SOLO DI KAB SUKOHARJO Dukungan data yang tersedia sesuai
dengan KAK.
Konsultan akan berusaha mencari data teknis terutama dari gambar desain dan
pengukuran pekerjaan diatas. Jika terdapat perbedaan dari segi pengukuran dan teknis,
maka konsultan akan melakukan review desain (jika diperlukan).
2d - 1
Uraian Tugas dan Komposisi Tim
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KAB
SUKOHARJO
-14-
Uraian Tugas dan Komposisi Tim
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KAB
SUKOHARJO
kurangnya 4
(empat) tahun
dilengkapi
dengan referensi
kerja dari
Pengguna
Jasa/Pejabat
Pembuat
Komitmen
3.Ahli Sarjana Teknik Ahli Berpengalaman Tetap 1x6
Hidrologi S1 Sipil atau Madya di dalam pekerjaan
(1 orang) Teknik bidang sumber daya air
Pengairan SDA sekurang-
kurangnya 4
(empat) tahun
dilengkapi
dengan referensi
kerja dari
Pengguna
Jasa/Pejabat
Pembuat
Komitmen
4.Ahli Sarjana Teknik Ahli Berpengalaman Tetap 1x5
Hidraulik S1 Sipil atau Madya di dalam pekerjaan
a/Struktur Teknik bidang sumber daya air
Bangunan Pengairan SDA sekurang-
air kurangnya 4
(1 orang) (empat) tahun
dilengkapi
dengan referensi
kerja dari
Pengguna
Jasa/Pejabat
Pembuat
Komitmen
5.Ahli Sarjana Teknik Ahli Berpengalaman Tetap 1x3
Mekanika S1 Sipil atau Madya di dalam bidang
Tanah/ Teknik bidang geologi teknik
Geotekni Geologi Geologi pada pekerjaan
k Teknik/Ge sumber daya air
(1 orang) oteknik sekurang-
kurangnya 4
(empat) tahun
dilengkapi
dengan referensi
kerja dari
Pengguna
Jasa/Pejabat
Pembuat
Komitmen
-15-
Uraian Tugas dan Komposisi Tim
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KAB
SUKOHARJO
-16-
Uraian Tugas dan Komposisi Tim
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KAB
SUKOHARJO
Tenaga Pendukung
-17-
Uraian Tugas dan Komposisi Tim
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
2e - 5
Program Kerja, Jadwal Pekerjaan dan Jadwal Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Konsultan supervisi berusaha menyusun rencana kerja yang akan diterapkan dalam
pekerjaan DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO lebih jelasnya sebagai berikut :
A. TAHAP PEKERJAAN
a. Proses Administrasi
b. Mobilisasi Personil dan Peralatan
c. Koordinasi dengan PPK dan Direksi
d. Pengumpulan Data Studi Terdahulu dan Data Sekunder
e. Analisa Data dan Pengukuran
B. PELAPORAN SUPERVISI
g. Diskripsi BM & CP
h. Lap. Mekanika Tanah
i. Lap. Hidrologi & Hidraulika
j. Lap Survey Inventarisasi trmsk Buku Ukur
k. Lap PKM
l. Laporan BOQ dan Rencana Anggaran Biaya
m. Laporan Rancangan Konseptual Sistem
n. Manajemen Keselamatan Konstruksi
8. Album Gambar A3 (Pengukuran dan Desain)
9. Album Gambar Kalkir A1 (Pengukuran dan Desain)
10. Softcopy laporan/ Hardisk Eksternal
11. Leaflet Desain
C. DISKUSI
Kegiatan diatas sudah disusun oleh konsultan sesuai dengan pengalaman konsultan
dipekerjaan sejenis. Rencana kerja ini bisa berubah sesuai dengan kesepaktan yang dibuat
antara pihak pemberi pekerjaan dan konsultan. Untuk lebih jelasnya jadwal pelaksanaan ini
dapat dilihat pada bab selanjutnya yaitu bab tentang jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Setelah Konsultan mempelajari secara mendalam materi Kerangka Acuan Kerja yang
diberikan oleh pemberi kerja, adalah sudah cukup jelas menggambarkan lingkup tugas yang
harus dikerjakan oleh konsultan dalam rangka pelaksanaan DD PENGENDALIAN
BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KAB SUKOHARJO.
2f - 4
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
2g - 1
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
2g - 2
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
2h - 1
Organisasi Personil
Supervisi Rehabilitasi D.I Kelingi Tugumulyo Kab. Musi Rawas Tahap II
Paket 1 dan Paket 2
2h - 2
Analisa Pekerjaan
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Usaha-usaha pemerintah untuk mengurangi bencana banjir telah banyak dilakukan agar
pembangunan negara dan aktivitas masyarakat setempat dapat berjalan dengan lancar.
Usaha tersebut diwujudkan dalam pekerjaan perencanaan sungai dan pengendalian banjir
yang kemudian ditindaklanjuti melalui pembangunan fisik bangunan-bangunan air yang
mendukungnya. Langkah-langkah yang berkelanjutan, termasuk diantaranya adalah
survei dan desain mengenai perbaikan sungai, sangat diperlukan dalam rangka
pengelolaan sungai berdasarkan peraturan atau standar teknis perencanaan sungai yang
ada. Langkah-langkah yang digunakan untuk merencanakan pengendalian banjir di anak-
anak sungai di Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data Sekunder.
2. Pengukuran Topografi.
3. Pekerjaan Geologi/Mekanika Tanah.
4. Analisa Hidrologi.
5. Analisa Hidraulika
6. Detail Design Pengendali Banjir
7. Analisis Manajemen Hulu DPS
3a - 1
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Umum
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat
Kerja (PAK). Terkait pelaksanaan sebuah sistem keamanan (safety) pada proyek
konstruksi, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
mengembangkan sebuah standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
(K4) yang tertuang dalam Permen-PUPR No. 21/PRT/M/2019 yaitu
1. Keselamatan Keteknikan Konstruksi,
Merupakan keselamatan terhadap pemenuhan standar perencanaan, perancangan,
prosedur dan mutu hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi, mutu bahan, dan kelaikan
peralatan
2. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3),
Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, termasuk tenaga kerja penyedia jasa,
subpenyedia jasa, pemasok, dan pihak lain yang diizinkan memasuki tempat kerja
konstruksi
3. Keselamatan Publik,
keselamatan masyarakat dan/atau pihak yang berada di lingkungan dan sekitar
tempat kerja yang terdampak Pekerjaan Konstruksi
4. Keselamatan Lingkungan.
Keselamatan lingkungan yang terdampak oleh Pekerjaan Konstruksi sebagai
upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan kenyamanan lingkungan
terbangun sesuai peraturan perundang-undangan.
Terkait pembahasan penelitian yaitu standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
Permen PUPR No. 21/PRT/M/2019 adalah:
1. Hak tenaga kerja berupa perlindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan Jasa
Konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
2. Penjaminan dan perlindungan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK),
3. pencegahan penyebaran wabah penyakit dalam ligkungan kerja dan sekitarnya,
4. pencegahan dan penaggulangan HIV/AIDS,
E4 - 1
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Tujuan
Tujuan dilaksanakannya suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
berdasarka PP No. 50 Tahun 2012 adalah:
1. menigkatkan efektifitas perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi,
2. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau, serikat pekerja/buruh, serta
3. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktifitas.
E4 - 2
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 3
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 4
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 5
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 6
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
SMK3, penetapan kriteria audit per tingkat pencapaian penerapan, dan ketentuan penilaian
hasil audit SMK3 sebagai berikut.
1. Kriteria Audit SMK3 adalah:
a. pembangunan dan pemeliharaan komitmen,
b. strategi pendokumentasian,
c. peninjauan ulang desain dan kontrak,
d. pengendalian dokumen,
e. pembelian dan pengendalian produk,
f. keamanan bekerja berdasarkan SMK3,
g. standar peraturan,
h. pelaporan dan perbaikan,
i. pengelolaan material dan perpindahannya,
j. pengumpulan dan pengguna jasa,
k. audit SMK3, dan
l. pengembangan keterampilan dan kemampuan.
2. Penetapan Kriteria Audit Tiap Tingkat Pencapaian Penerapan SMK3
Sesuai yang dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang
Penetapan Kriteria Audit Tingkat Pencapaian Penerapan SMK3 bahwa
pelaksanaan penilaian dilakukan berdasarkan tingkatan penerapan SMK3 yang
terdiri dari 3 tingkatan, yaitu sebagai berikut ini.
a. Penilaian Tingkat Awal Sesuai Pedoman II Peraturan Pemerintah No.50 Tahun
2012 dilakukan Penilaian penerapan SMK3 terhadap 64 (enam puluh empat)
kriteria.
b. Penilaian Tingkat Transisi Sesuai Pedoman II Peraturan Pemerintah No.50
Tahun 2012 dilakukan Penilaian penerapan SMK3 terhadap 64 (seratus dua
puluh dua) kriteria.
c. Penilaian Tingkat Lanjutan Sesuai Pedoman II Peraturan Pemerintah No.50
Tahun 2012 dilakukan Penilaian penerapan SMK3 terhadap 166 (seratus enam
puluh enam) kriteria.
3. Ketentuan Penilaian Hasil Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3)
a. Penilaian perusahaan dalam menerapkan SMK3 dibagi dalam 3 kategori, yaitu:
E4 - 7
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 8
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
5. melaporkan hasil penilaiannya kepada menteri dan instansi yang mengeluarkan izin
membangun, paling lambat 90 (Sembilan puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal
pelaksanaan tugas, dan
6. memberikan rekomendasi kebijakan kepada menteri dalam rangka pencegahan
terjadinya kegagalan bangunan.
Pada PP No. 22 Tahun 2020, Pasal 85, menjelaskan bahwa penyedia jasa wajib
bertanggung jawab atas kegagalan bangunan yang telah ditetapkan oleh penilai ahli.
Tanggung jawab atas kegagalan bangunan berupa:
1. penggantian atau perbaikan kegagalan bangunan oleh penyedia jasa, dan
2. pemberian ganti kerugian oleh pengguna jasa dan/atau penyedia jasa.
Terkait pertanggung jawaban atas penggantian atau perbaikan kegagalan bangunan oleh
penyedia jasa, Pada PP No. 22 Tahun 2020, Pasal 88, dilakukan pada:
1. Layanan usaha jasa konsultansi konstruksi berupa:
a. pengkajian, perencanaan, dan/atau perancangan,
b. pengawasan, dan/atau c. menajemen penyelenggaraan konstruksi
2. Layanan usaha pekerjaan konstruksi, dan/atau
3. Layanan usaha pekerjaan konstruksi terintegrasi.
Sedangkan terkait pemberian ganti kerugian oleh pengguna jasa dan/atau penyedia
jasa, Pada PP No. 22 Tahun 2020, Pasal 90, ganti kerugian yang diderita oleh pihak
yang dirugikan berupa:
1. santunan bagi pihak yang dirugikan yang meninggal dunia,
2. santunan bagi pihak yang dirugikan yang menderita luka yang mengakibatkan
cacat tetap,
3. ganti kerugian atas biaya pengobatan yang nyata-nyata dikeluarkan oleh pihak
yang dirugikan atau bagian biaya pelayanan lainnya, dan
4. ganti kerugian atas musnah, rusak, atau hilangnya akibat kegagalan bangunan.
Proses ganti kerugian yang dilakukan oleh pihak yang bertanggung jawab harus
dimulai dalam jangka waktu paling lambat 30 hari kalender sejak diterapkan oleh pihak
berwenang. Pemberian ganti kerugian dapat dialihkan kepada pihak ketiga berupa
asuransi.
E4 - 9
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan adalah peristiwa tidak diharapkan, tidak direncanakan, dapat terjadi
kapan saja dan dimana saja, dalam rangkaian peristiwa yang terjadi karena berbagai
sebab, yang mengakibatkan kerugian fisik (luka atau penyakit) terhadap seseorang,
rusaknya harta milik perusahaan dan terjadinya gangguan usaha. Atau kecelakaan yang
dialami seorang karyawan semenjak ia meninggalkan rumah kediamannya menuju ke
tempat kerja, selama jam kerja dan istirahat, maupun sekembalinya dari tempat kerja.
Teori Sebab Kecelakaan
Sebuah kejadian kecelakaan terdiri dari 5 (lima) komponen. Komponen tersebut adalah:
1. Sumber dan Lingkungan Sosial (Ancestry and Social Environtment) Sumber dan
lingkungan sosial berasal dari ide bahwa perilaku ceroboh, perilaku keras kepala,
ketamakan dan sifat tidak diinginkan merupakan karakter yang mungkin saja
diperbolehkan selama melewati proses budaya. Sebagai tambahan, lingkungan
mungkin saja bisa mengembangkan sifat/karakter tidak diinginkan atau bisa saja
dicegah melalui pendidikan dan pelatihan. Budaya dan lingkungan, keduanya dapat
menyebabkan seseorang melakukan kesalahan.
2. Kesalahan Manusia (Fault of the Person) Kesalahan manusia tergantung kepada
budaya atau kesalahan-kesalahan seperti sifat ceroboh, perilaku kasar, rasa tegang,
rangsangan, ketidak pedulian, pengabaian pelatihan, dll, serta alasan pendekatan
konstitusional dalam melakukan perilaku tidak aman atau keberadaan bahaya-
bahaya mekanis dan fisik.
3. Perilaku Tidak Aman dan bahaya makanis atau fisik (Unsafe Acts and Mechanical
or Physical Hazard) Perilaku tidak aman atau kinerja pekerja, seperti berdiri
dibawah muatan tergantung, menyalakan mesin tanpa otoritas, bermain-main saat
bekerja, dan memindahkan alat pengaman. Bahaya mekanis dan fisik seperti
peralatan tanpa penlindung, titik operasi yang tidak dijaga, tidak adanya batas
pengamanan, dan pencahayaan yang tidak layak menyebabkan terjadinya
kecelakaan
4. Kecelakaan (Accident)
Kejadian kecelakaan seperti orang jatuh, terkena benda jatuh, dsb, merupakan
contoh kecelakaan yang dapat menyababkan cidera.
5. Cidera (Injuries)
E4 - 10
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Penyebab Kecelakan
Beberapa faktor penyebab kecelakaan menurut Reese (2008) adalah sebagai berikut.
1. Penyebab langsung
Dalam melakukan analisis terperinci mengenai kecelakaan, memandang bahwasanya
pelepasan energi dan material berbahaya sebagai penyebab langsung. Energi ataupun
material berbahaya dipandang sebagai sebuah kekuatan yang dapat menyebabkan
terjadinya cidera ataupun kerusakan lainnya pada saat terjadinya kontak. Sangat
penting dalam mengidentifikasi terjadinya penyebab langsung. Untuk mencegah
terjadinya cidera, itu sering kali memungkinkan untuk dilakukan desain ulang
peralatan ataupun fasilitas dan menyediakan perlindungan perseorangan dalam
rangka melawan pelepasan energi ataupun pelepasan/kontak terhadap material
berbahaya. Berikut merupakan Sumber perantara penyebab langsung terjadinya
kecelakaan.
a. Sumber Energi
1) Mekanis berupa mesin, peralatan, kebisisngan, peledak, benda bergerak, dan
tekanan,
2) Elektrik berupa aliran listrik tanpa pelindung dan sumber bertegangan tinggi,
3) Panas seperti kobaran api, permukaan yang panas, logam cair,
4) Kimia seperti bahan bersifat asam, bahan-bahan dasar, bensin, dan bahan
peledak, dan
5) Radiasi dari sinar laser, sinar x-ray, radiasi gelombang mikro, sumber radiasi,
dan radiasi dari kegiatan mengelas.
b. Material berbahaya
1) Gas terkompresi atau gas cair yang mudah terbakar atau pun yang tidak bisa
terbakar,
2) Material korosif,
3) Material yang mudah terbakar yang bersifat padat, cair, atau gas,
4) Material beracun
5) Material yang teroksidasi, dan
6) Debu.
E4 - 11
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 12
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
9) kebisisngan berlebih,
10) kondisi udara berbahaya,
11) kondisi tanah berbahaya,
12) tidak ada alat pemadam api, dan
13) area kerja tidak stabil.
3. Penyebab Dasar
Beberapa hasil investigasi kecelakaan hanya dalam hal identifikasi dan
perbaikan penyebab tidak langsung, akan tetapi penyebab tidak langsung dari
terjadinya kecelakaan merupakan gejala sehingga beberapa penyebab yang
mendasari ada, yang mana sering disebut penyebab dasar. Dengan selangkah
lebih maju, cara terbaik dalam pencegahan kecelakaan bisa dilakukan dengan
mengidentifikasi dan memperbaikinya dari penyebab dasarnya. Penyebab dasar
dikelompokan dalam peraturan dan keputusan, faktor manusia, dan faktor
lingkungan. Berikut penyebab dasar terjadinya kecelakaan.
a. Faktor Peraturan dan Prosedur
1) peraturan terkait keamanan tidak ditulis, tidak disetujui oleh pimpinan
tertinggi, tidak didistribusikan ke setiap pekerja, tidak dibahas per
periode,
2) tidak tersedianya prosedur seperti manual tertulis, pertemuan keamanan,
JSA, tata graha, pengawasan medis, investigasi kecelakaan, keadaan
darurat, pelaporan, audit/inspeksi keamanan,
3) keamanan tidak dipertimbangkan dalam hal pembelian suplai, peralatan,
jasa, dan
4) keamanan tidak dipertimbangkan dalam hal pengalaman personel terkait
seleksi, keahlian, tanggung jawab, akuntabilitas, komunikasi, pelatihan,
dan observasi pekerjaan
b. Faktor Manusia
1) fisik (ukuran, kekuatan, dan stamina) yang tidak memadai,
2) pengalaman terkait pengalaman dan kemampuan yang tidak cukup,
rekam jejak kecelakaan, praktik kerja tidak aman,
3) motivasi mencakup kebutuhan dan kemampuan,
E4 - 13
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
4) attitud kepada orang lain (pekerja, perusahaan, dan pekerjaan) dan diri
sendiri (pecandu alkohol, penggunaan obat-obatan, rasa kesal), dan
5) Kebiasaan dalam hal mengambil risiko dan kurangnya kesadaran akan
bahaya.
c. Faktor Lingkungan
1) Desain fasilitas yang tidak aman seperti:
a) tidak memadainya tata letak permesinan,
b) sistem kelistrikan yang tidak memadai,
c) sistem hidrolis yang tidak memadai,
d) Akses jalan ramai yang terbatas,
e) pencahayaan yang buruk,
f) sirkulasi yang buruk,
g) kurangnya pengendalian kebisingan,
h) keadaan normal, dan
i) keadaan darurat,
2) Prosedur operasi tidak aman dalam keadaan normal dan darurat,
3) Keadaan cuaca, dan
4) wilayah geografis.
E4 - 14
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
1. Helm Pelindung (Safety Helmet) Dalam Permen PUPR No. 21/PRT/M 2019, Helm
Pelindung (Safety Helmet) memiliki Standar warna helm yang dipergunakan
dengan ketentuan dijelaskan dalam Tabel 3.3 berikut
Tabel 3. 3 Ketentuan Penggunaan Helm pada Proyek
No Pemakai Ketentuan
1 Tamu warna putih polos
2 Tim:
a. Pelaksana warna putih polos
dilengkapi dengan 1 strip
(8 mm)
b. Kepala pelaksana konstruksi warna putih polos
dilengkapi dengan 2 strip
(2 x 8 mm)
c. Kepala pekerjaan konstruksi warna putih polos
dilengkapi dengan 3 strip
berukuran @ 8mm, dan 1
strip 15 mm di bagian
paling atas
3 Pekerja pada Unit Keselamatan Konstruksi warna merah
4 Pekerja pada Unit kerja Sipil warna kuning
5 Pekerja pada Unit Kerja Mekanikal Elektrikal (ME) warna biru
6 Pekerja pada Unit Kerja Lingkungan warna hijau
Ketentuan lainnya adalah apabila ada logo perusahaan, ditempatkan di bagian tengah dan
depan pelindung kepala. Berikut merupakan gambar dari Helm Pelindung (safety helmet).
2. Pelindung Mata (Goggles, Spectacles) Reese dan Eidons (2006), menyatakan bahwa
apabila risiko potensial terhadap cidera mata ada, yang berasal dari mesin atau
operasi, perlindungan mata dan wajah harus disediakan. Perlindungan mata dan
wajah harus melindungi pekerja dengan:
a. perlindungan melawan bahaya yang memadai,
b. kepasan dan kenyamanan yang layak,
c. ketahanan, dan
d. kemampuan untuk dibersihkan dan diberi desinfektan
E4 - 15
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 16
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease
2019 (Covid-I9).
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah ditetapkan oleh Menteri, wajib
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dengan memperhatikan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan dengan konsisten mendorong dan mensosialisasikan pola hidup
bersih dan sehat kepada masyarakat. Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) meliputi:
1. sekolah dan tempat kerja diliburkan,
2. kegiatan keagamaan dibatasi,
3. tempat atau fasilitas umum dibatasi dalam melakukan kegiatan,
4. kegiatan sosial dan budaya dibatasi,
5. penggunaan transportasi dibatasi, dan
6. kegiatan lainnya terkhusus aspek pertahanan dan keamanan dibatasi.
Pelaksanaan PSBB dilakukan selama masa inkubasi terpanjang dan dapat dilakukan
perpanjangan apabila masih didapati adanya bukti penyebaran. Menteri, Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), gubernur/bupati/walikota
harus melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Prinsip Umum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19
diatur dan dijelaskan dalam Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Repulik ndonesia
Nomor HK. 01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di
Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19). Terkait perlindungan kesehatan individu, penularan Covid-19
terjadi melalui droplet yang dapat menginfeksi manusia dengan masuknya droplet yang
mengandung virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh melalui hidung, mulut, dan mata. Prinsip
pencegahan penularan Covid-19 pada individu dilakukan dengan menghindari masuknya
virus melalui ketiga pintu masuk tersebut dengan beberapa tindakan, seperti:
1. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker yang menutupi hidung dan
mulut hingga dagu, apabila harus bertemu dengan orang lain yang belum diketahui
status kesehatannya (bisa menularkan covid-19) pada saat keluar rumah.
Penggunaan masker kain sebaikanya menggunakan yang 3 lapis.
E4 - 17
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
2. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer. Agar
lebih maksimal selalu hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan
yang tidak bersih (yang mungkin telah terkontaminasi droplet yang mengandung
virus).
3. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena
droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan,
keramaian, dan berdesakan. Apabila menjaga jarak tidak memungkinkan, maka
pemberlakuan rekayasa administrasi dan teknis disarankan. Rekayasa administrasi
dapat dilakukan dengan membatasi jumlah orang, mengatur jadwal, dan sebagainya.
Sedangkan rekayasa teknis dapat 44 dilakukan dengan membuat partisi, mengatur
jalur masuk dan keluar, dan lain sebagainya.
4. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) degan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan
aktivitas fisik minimal 30 menit dalam 1 hari dan istirahat yang cukup (minimal 7
jam), serta menghindakan diri dari faktor risiko penyakit. Orang yang memiliki
komorbiditas/penyakit penyerta/kondisi rentan seperti diabetes, hipertensi,
gangguan paru, gangguan jantung, gangguan ginjal, kondisi
immunocompromised/penyakit autoimun, kehamilan, lanjut usia, anak-anak, dan
lain lain, harus lebih berhati-hati dalam beraktifitas di tempat dan fasilitas umum.
Terkait dengan hal tersebut, menurut Ketua Bagian Hubungan Internasional
Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) yang juga Direktur Adhi Karya Partha Sarathi
dalam Buletin Konstruksi (Edisi 4, 2020), dengan kondisi pandemi seperti ini (Pandemi
Covid-19) sektor konstruksi tetap menjalankan aktivitasnya, terdapat 90 proyek PT.
Adhi Karya yang masih berjalan secara normal dan ada 17 proyek yang ditunda karena
pembiayaan dan kondisi di lapangan (bukan karena covid). Terkait kebutuhan
pencegahan penyebaran wabah, terjadinya pandemi Covid-19, dan pelaksanaan
konstruksi yang harus tetap berjalan, dalam pencegahan penyebaran Covid-19 pada
proyek dijelaskan dalam Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No. 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Skema Protokol Pencegahan
Covid-19 dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi adalah sebagai berikut.
E4 - 18
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 19
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 20
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 21
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 22
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 23
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 24
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 25
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 26
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 27
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 28
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 29
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
- Bendera K3;
- Lampu darurat (Emergency Lamp);
- Pemeriksaan lingkungan kerja:
Limbah B3
Polusi suara
- Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP);
- Program inspeksi dan audit;
- Pelaporan dan penyelidikan insiden;
- Patroli keselamatan; dan/atau
- Closed-circuit Television (CCTV).
Keterangan:
• Alat Pelindung Kerja (APK) sesuai pada angka 3 huruf a nomor 1 dan nomor
2 harus dalam kondisi baru dan mengikuti standar yang berlaku.
• Alat Pelindung Diri (APD) sesuai pada angka 3 huruf b harus dalam kondisi
baru dan mengikuti standar yang berlaku.
• Standar warna helm yang dipergunakan, sebagai berikut:
❖ Tamu –warna putih polos;
❖ Tim:
- Pelaksana–warna putih polos dilengkapi dengan 1 strip (8 mm);
- Kepala pelaksana–warna putih polos dilengkapi dengan 2 strip (2 x 8
mm)
- Kepala pekerjaan konstruksi–warna putih polos dilengkapi dengan 3
strip berukuran @ 8mm, dan 1 strip 15 mm di bagian paling atas.
❖ Pekerja pada Unit Keselamatan Konstruksi–warna merah;
❖ Pekerja pada Unit kerja Sipil–warna kuning;
❖ Pekerja pada Unit kerja Mekanikal Elektrikal (ME) – warna biru;
❖ Pekerja pada Unit kerja Lingkungan – warna hijau; dan
❖ Jika ada logo perusahaan, ditempatkan di bagian tengah dan depan
pelindung kepala.
• Pekerja pada Pekerjaan Konstruksi menggunakan pakaian berwarna jingga
(orange).
E4 - 30
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
• Pada alat berat yang beroperasi ditempel SILO, SIO, nama operator beserta
pasfoto ukuran 8R.
6. Contoh Petunjuk Isian Satuan Perincian Kegiatan Penyelenggaraan Smkk
A. Format Rincian SMKK
No Uraian Satuan Kuantitas Harga Total Ket.
Pekerjaan Ukuran Satuan Harga
(Rp.) (Rp.)
1 Penyiapam RKK
antara lain
a Pembuatan Set Memperhatikan
dokumen RKK jumlah dan
jenis pekerjaan
yang
dikerjakan
b Pembuatan Memperhatikan
Prosedur dan perkiraan
Instruksi Kerja jumlah pekerja
serta Penyiapan
Formulir
c Sub Total jumlah (a-
Penyiapan RKK b)
Keterangan:
1. Uraian pekerjaan sebagaimana tersebut dalam tabel, disesuaikan dengan jenis
pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan;
2. PPK menetapkan perincian uraian pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan;
3. Jumlah minimal kebutuhan personel Keselamatan Konstruksi ditetapkan oleh
pengguna jasa yang dituangkan pada dokumen tender;
E4 - 31
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 32
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 33
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 34
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Keparahan
Kekerapan 1 2 3 4 5 Keterangan
E4 - 35
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Keparahan
Kekerapan 1 2 3 4 5 Keterangan
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25
E4 - 36
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
F H O
P H O Ma sa Pe me liharaan
Periode Akhir
Pe rm in taa n Sera h
Pekerjaan K on tr ak
Terima Pertama
Selesai 100%
Pekerjaan Pembayaran Pekerjaan
Permintaan
Berita Acara P H O (95% dari Ko nt rak , 5%
Serah Ter ima
Penyedia ke P P K J a m i n a n Pemeliharaan
Akhir P eke rjaan
Penyedia k e P P K
Pelaksanaan PP K da n Penyedia
Pem erik s aa n
Pekerja an P elaksanaan Berita Acara F H O
Pemeriksaan
PP K Pengawas Pem eli h araa n P e m b ay a r a n /
Pem eli h araan P e ng e m b a l i an J a m i n a n
Pekerjaan Peke rjaan
(Fungsi) P e m e l ih ar a a n
P e nye dia PPK/Personil
PPK PP K k e Penyedia
Perbaikan Tid ak
C ek Ya Ya
Pekerjaan C ek
Kontraktor P e m e r ik s aa n
A dm i n i s tr a t i f H as il
Pe k e r j aan
P A / KP A PPHP
B e r it a A c a r a S e r a h
T e r i m a Pe k e r jaa n
ke PA / KPA
PP K da n PPHP
E4 - 37
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 38
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 39
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan
keterangan di atas, tidak dipelukan lagi perhitungan penentuan tingkat risiko Keselamatan
E4 - 40
Organisasi Personil
DD PENGENDALIAN BANJIR DI ANAK-ANAK SUNGAI BENGAWAN
SOLO DI KAB SUKOHARJO
E4 - 41