Dokumen 1
Dokumen 1
Dokumen 1
i
KURIKULUM operasional
NSM :121235130099
NPSN : 20581903
STATUS AKREDITASI :B
ii
LEMBAR PENETAPAN
Berdasarkan Hasil Rapat Dewan Pendidik bersama Komite Madrasah, dan Pertimbangan Pengawas
Madrasah Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo, selanjutnya para pihak menyatakan bahwa
dokumen ini berlaku mulai tanggal yang ditetapkan pada Tahun Ajaran 2022/2023
Ditetapkan di : Probolinggo
Tanggal :
Mengetahui Yayasan
Ky. Muslim AQ
iii
LEMBAR VALIDASI DAN PENGESAHAN PENGAWAS
Setelah dibaca dan dikoreksi secara teliti, Kurikulum Operasional Madrasah MTs Zahrotul
Islamtelah sesuai dengan ketentuan dan format yang berlaku dan dapat dipergunakan sebagai
acuan pelaksanaan proses Pembelajaran Tahun Ajaran 2022/2023
Nurhoiriyah, M. Pd.I
NIP: 197105062005012004
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Disahkan di : Probolinggo
Tanggal 19 Agustus 2022
Mengesahkan,
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Kurikulum Operasional MTs Zahrotul Islam Tahun
Ajaran 2022/2023 dapat tersusun. Kurikulum Operasional MTs Zahrotul Islam adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh MTs Zahrotul Islam. Secara
khusus kurikulum operasional MTs Zahrotul IslamTahun Ajaran 2022/2023 adalah sebagai
perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang dikembangkan sesuai
dengan kondisi MTs Zahrotul Islamserta saran Komite Madrasah dibawah koordinasi dan
supervisi Kantor kementerian Agama.
Kurikulum Operasional Madrasah ini diberlakukan pada Tahun Ajaran 2022/2023
yang mencerminkan merdeka belajar dan pengimplementasian Profil Pelajar Pancasila P2RA.
Kurikulum dan p2ra ini memuat karakteristik satuan pendidikan, profil pembelajar, struktur
kurikulum dan rancangan pembelajaran.
Pengembangan Kurikulum Operasional MTs Zahrotul Islam Tahun Ajaran 2022/2023
ini mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, konsep merdeka belajar, dan
pengimplementasian profil pelajar Pancasila. Di samping itu juga Kurikulum
Operasional MTs Zahrotul Islam ini merupakan pegangan bagi pengembangan lingkungan
MTs Zahrotul Islam. Dari mulai budaya pengelolaan sampah, konservasi energi,
keanekaragaman hayati, konservasi air, kebersihan lingkungan dan juga inovasi.
Kurikulum ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu
kami menyampaikan ucapan terima kasih, kepada :
1. Kepala Kantor kementerian Agama
2. Kepala Seksi pendidikan Madrasah
3. Pengawas Madrasah yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan dokumen;
4. Pendidik dan Tenaga kependidikan MTs Zahrotul Islam, yang telah secara proaktif
memberi masukan dan kelengkapan data;
5. Ketua Komite yang telah memberi dukungan terhadap terselenggaranya pendidikan MTs
Zahrotul Islam.
Kami menyadari bahwa Kurikulum Operasional Madrasah yang telah kami susun ini
memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik, saran, dan
masukan yang konstruktif dari berbagai pihak yang kompeten sangat kami harapkan.
Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung dan membantu penyelesaian Kurikulum ini.
Tim penyusun
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
LEMBAR PENETAPAN ..................................................................................... iii
LEMBAR VALIDASI DAN PENGESAHAN PENGAWAS .............................. iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Rasionalisme pengembangan kurikulum merdeka
Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian dari upaya Kemendikbudristek
untuk mengatasi krisis belajar (learning loss) yang telah lama kita hadapi. Krisis ini
ditandai oleh rendahnya hasil belajar peserta didik, bahkan dalam hal yang mendasar
seperti literasi membaca. Krisis belajar juga ditandai oleh ketimpangan kualitas
belajar yang lebar antar wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi. Krisis
pembelajaran yang telah terjadi sekian lama tersebut, diperburuk dengan Pandemi
Covid-19 yang seketika membawa perubahan pada wajah pendidikan di Indonesia.
Perubahan yang paling nyata tampak pada proses pembelajaran yang awalnya
bertumpu pada metode tatap muka beralih menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Intensitas belajar mengajar juga mengalami penurunan yang signifikan, baik
jumlah hari belajar dalam seminggu maupun rata-rata jumlah jam belajar dalam
sehari. Selama PJJ, umumnya siswa belajar 2-4 hari dalam seminggu. Hal itu
menunjukkan terjadinya ketertinggalan pembelajaran (learning loss) yaitu ketika
siswa kehilangan kompetensi yang telah dipelajari sebelumnya, tidak mampu
menuntaskan pembelajaran di jenjang kelas maupun mengalami efek majemuk
karena tidak menguasai pembelajaran pada setiap jenjang.
Tentu, pemulihan sistem pendidikan dari krisis belajar tidak bisa diwujudkan
melalui perubahan kurikulum saja. Diperlukan juga berbagai upaya penguatan
kapasitas guru dan kepala sekolah, pendampingan bagi pemerintah daerah, penataan
sistem evaluasi, serta infrastruktur dan pendanaan yang lebih adil. Namun kurikulum
juga memiliki peran penting. Kurikulum berpengaruh besar pada apa yang diajarkan
oleh guru, juga pada bagaimana materi tersebut diajarkan. Untuk mengatasi
ketertinggalan pembelajaran (learning loss), pemerintah membuat kebijakan
pemberlakuan kurikulum merdeka pada satuan pendidikan.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler
yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki
keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat
1
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum merdeka
memiliki dua stuktur khusus yakni: kegiatan yang bersifat intrakurikuler dan
kegiatan yang bersifat projek baik secara perseorangan maupun kelompok yang
proses penerapannya diserahkan sepenuhnya kepada sekolah maupun tenaga
pendidik tiap mata pelajarannya.
Kurikulum merdeka juga memiliki perbedaan dalam hal waktu atau jam
pelajaran. Jika kurikulum 2013 lebih menghitung jumlah jam pelajaran berdasarkan
hitungan minggu, maka kurikulum merdeka menghitung jam pelajaran berdasarkan
tahun. Dengan waktu jam pelajaran yang berdasarkan tahun ini akan memudahkan
pihak sekolah untuk mengatur aktivitas pembelajaran, contohnya: mata pelajaran
yang belum diajarkan pada semester genap bisa diajarkan pada semester ganjil
demikian pula sebaliknya atau menyesuaikan jam pelajaran setiap tahunnya .
2
situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan
dan latar belakang siswa, peran kurikulum disini sangat penting terhadap
perkembangan siswa untuk itu prinsip fleksibel ini harus benar benar
diperhatikan sebagai penunjang untuk peningkatan mutu pendidikan. Dalam
prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa, kurikulum harus memiliki
fleksibilitas. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi halhal yang
solid, tetapi dalam implementasinya dimungkinkan untuk menyesuaikan
penyesuaian berdasarkan kondisi regional. Waktu dan kemampuan serta latar
belakang anak. Kurikulum ini mempersiapkan anakanak untuk saat ini dan masa
depan. Kurikulum tetap fleksibel di mana saja, bahkan untuk anak-anak yang
memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda, pengembangan
kurikulum masih bisa dilakukan. Kurikulum harus menyediakan ruang untuk
memberikan kebebasan bagi pendidik untuk mengembangkan program
pembelajaran. Pendidik dalam hal ini memiliki kewenangan dalam
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan siswa dan
kebutuhan bidang lingkungan mereka.
c. Prinsip kontinuitas
Yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal,
maupun secara horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antarjenjang
pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan. Makna
kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai keterkaitan antara
kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak terjadi pengulangan
atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat jenuh atau
membosankan baik yang mengajarkan (guru) maupun yang belajar (peserta
didik). Selain berhubungan dengan tingkat pendidikan, kurikulum juga
diharuskan berhubungan dengan berbagai studi, agar antara satu studi dapat
melengkapi studi lainnya.
Sedangkan fleksibilitas adalah kurikulum yang dikembangkan tidak kaku
dan memberikan kebebasan kepada guru maupun peserta didik dalam memilih
program atau bahan pembelajaran, sehingga tidak ada unsur paksaan dalam
menempuh program pembelajaran.
3
d. Prinsip efisiensi
Peran kurikulum dalam ranah pendidikan adalah sangat penting dan
bahkan vital dalam proses pembelajaran, ia mencakup segala hal dalam
perencanaan pembelajaran agar lebih optimal dan efektif. Dewasa ini, dunia
revolusi industri menawarkan berbagai macam perkembangan kurikulum yang
dilahirkan oleh para ahli dari dunia barat. Salah satu pengembangan kurikulum
yang dipakai oleh pemerintah Indonesia untuk mecapai sebuah cita-cita bangsa
yaitu mengoptimalkan kecerdasan anak-anak generasi penerus bangsa untuk
memilki akhlak mulia dan berbudi pekerti yang luhur. Efisiensi adalah salah satu
prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum, sehingga apa
yang telah direncanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika sebuah
program pembelajaran dapat diadakan satu bulan pada satu waktu dan
memenuhi semua tujuan yang ditetapkan, itu bukan halangan. Sehingga siswa
dapat mengimplementasikan program pembelajaran lain karena upaya itu
diperlukan agar dalam pengembangan kurikulum dapat memanfaatkan sumber
daya pendidikan yang ada secara optimal, cermat, dan tepat sehingga hasilnya
memadai.
e. Prinsip efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip
efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh mana
rencana program pembelajaran dicapai atau diimplementasikan. Dalam prinsip
ini ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: efektivitas mengajar guru dan
efektivitas belajar siswa. Dalam aspek mengajar guru, jika masih kurang efektif
dalam mengajar bahan ajar atau program, maka itu menjadi bahan dalam
mengembangkan kurikulum di masa depan, yaitu dengan mengadakan pelatihan,
workshop dan lain-lain. Sedangkan pada aspek efektivitas belajar siswa, perlu
dikembangkan kurikulum yang terkait dengan metodologi pembelajaran
sehingga apa yang sudah direncanakan dapat tercapai dengan metode yang
relevan dengan materi atau materi pembelajaran.
4
Merdeka Belajar ingin menekankan pendidikan Indonesia pada pengembangan aspek
keterampilan dan karakter sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.
Tujuan adanya pengembangan kurikulum merdeka adalah :
1. Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, dan jam pelajaran ditargetkan untuk
dipenuhi dalam satu tahun.
2. Fokus pada materi yang esensial, Capaian Pembelajaran diatur per fase, bukan per
tahun.
3. Memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai
kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
4. Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk dapat terus
mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.
B. KARAKTERISTIK MADRASAH
Madrasah Tsanawiyah adalah satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan dengan kekhasan agama Islam yang terdiri dari 3
tingkat pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari sekolah dasar/MI, atau
bentuk lain yang sederajat, diakui sama atau setara sekolah dasar atau MI. madrasah
swasta masih sangat tergantung pada uluran dana dari kemenag, tapi secara
keseluruhan madrasah swasta telah mandiri dan tidak bergantung pada dana kemenag.
Sehingga penyelenggaraan Pendidikan membutuhkan dukungan penuh
Yayasan/komite dalam mngoptimalkan kemandirian madrasah. Kurikulum di
Madrasah Tsanawiyah diatur melalui KMA Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Pada Madrasah dan KMA 347 tahun 2022 tentang Pedoman
implementasi kurikulum merdeka pada Madrasah.
Sedangkan untuk mata pelajaran selain Pendidikan Agama dan Bahasa Arab
menggunakan Capaian Pembelajaran (CP) yang sudah disusun secara Nasional
melalui Keputusan BSKAP Nomer 33 tahun 2022. Sedangkama mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab sesuai dengan Keputusan Dirjen Pendis
Nomer 3211 tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab Kurikulum Merdeka pada Madrasah. Kemudian diimplementasikan
dalam kegiatan pembelajaran berdasar Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang sudah
disusun. Penyusunan Kurikulum Operasional MTs Zahrotul Islami mengakomodir
kebutuhan para pelajar mengembangkan kemampuan ketrampilan abad 21 yang
5
meliputi integrasi PPK, literasi, 4C (Creative, Critical thinking, communicative, dan
Collaborative), dan HOTS (Higher Order Thinking Skill).
Berdasarkan analisis konteks yang dilakukan, MTs Zahrotul Islam sebagai
satuan pendidikan yang diminati mayoritas penduduk di desa sekitar, dengan potensi
wilayah/letak yang memiliki beberapa keunggulan diantaranya: 1) input peserta didik
berasal dari keluarga yang peduli terhadap kepentingan pendidikan; 2) lingkungan
yang memudahkan madrasah untuk melakukan koordinasi dan komunikasi; 3) kultur
masyarakat dengan dialek “pendalungan” (perpaduan bahasa jawa dan Madura); 4)
sarana pendukung layanan proses pembelajaran yang cukup memadai; 5) merupakan
salah satu madrasah rujukan di lingkungan yang asri dan rindang; dan 6) letak
madrasah cukup strategis karena akses yang mudah.
Selain kelebihan sebagaimana tersebut di atas, MTs Zahrotul Islam juga
mempunyai beberapa kelemahan yaitu: 1) input peserta didik berasal dari keluarga
yang kurang peduli terhadap kepentingan pendidikan 2) sarana pendukung untuk
pengembangan potensi/skill yang terbatas (tidak memiliki lapangan olahraga yang
sesuai standar SNP); dan 3) laboratorium IPA yang kurang representatif; namun hal
tersebut tidak mengurangi semangat warga madrasah dalam belajar.
1. Karakteristik Kontek Sosial Budaya dan Lingkungan Madrasah
Masyarakat di sekitar MTs Zahrotul Islam sebagian besar adalah petani dan
sebagian lain adalah pedagang serta wiraswasta. Sebagai madrasah yang berada
pada lingkungan pedesaan dan input peserta didik yang mayoritas dari dalam desa,
serta kondisi desa yang tidak begitu luas dengan tidak memiliki sumber daya alam
yang luas pula, maka profil pelajar yang dihasilkan adalah pelajar yang memiliki
potensi mengkreasi ide dan keterampilan untuk mewujudkan daerahnya menjadi
destinasi wisata wirausaha. Wisata wirausaha tersebut diantaranya adalah kuliner
khas daerah, dan taman buatan.
2. Karakteristik Peserta Didik
Untuk memberikan layanan kebutuhan dan tuntutan masa depan peserta
didik agar menjadi insan yang memiliki kemampuan daya saing di era generasi
4.0, dengan tetap menjunjung tinggi nilai luhur bangsa yang tersirat dalam sila-sila
Pancasila serta mengembangkan cinta budaya daerah dan bangsa, maka MTs
Zahrotul Islam menyusun Kurikulum Operasional sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan budaya lokal daerah setempat.
6
Peserta didik MTs Zahrotul Islam diharapkan mempunyai life skill yang
berguna dan mampu mengaplikasikannya dalam masyarakat dan dunia Pendidikan.
Sehingga harapan dari Pemerintah untuk mencetak generasi yang mampu
berdaptasi dengan perkembangan jaman akan terwujud. Salah satu upaya untuk
mencapai harapan tersebut dilakukan melalui kreasi budaya literasi pada peserta
didik. Sehingga peserta didik mampu menghasilnya salah satu karya yang
mencerminkan Profil Pelajar Pancasila P2RA dan Islam Rahmatan Lil’Alamiin
yang mampu bernalar kritis dan berkebhinekaan global. Capaian pembelajaran yang
diharapkan adalah terciptanya profil pelajar yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan
YME dan berakhak mulia, yang mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong
dan berkebhinekaan global.
3. Karakteristik Guru dan Tendik
Secara yuridis, Kurikulum Operasional MTs Zahrotul Islam disusun dengan
mengacu pada peraturan perundangan terkait pendidikan yang berlaku baik itu dari
pusat ataupun dari daerah. Sedangkan secara pedagogis, kurikulum Operasional
MTs Zahrotul Islam mengacu pada kemampuan guru sebagai tenaga professional
dalam pembelajaran dan penilaian.
Hal lain, dari perspektif pedagogis, yang dijadikan pertimbangan adalah
Undang- Undang Guru dan Dosen yang menyebutkan bahwa guru memiliki
kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat. Dari landasan pedagogis dalam konteks merdeka belajar,
proses belajar di MTs Zahrotul Islam berorientasi pada peserta didik dan bentuknya
beragam, Pembelajaran sebagai aktivitas tim yang bersifat kolaboratif.
Pembelajaran di MTs Zahrotul Islamyang terintegrasi dengan Profil Pelajar
Pancasila P2RA dan Islam Rahmatan Lil’Alamiin secara umum bertujuan untuk
membentuk karakter peserta didik yang yang bertaqwa kepada Tuhan YME dan
berakhak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis, bergotong royong
dan kreatif, inovatif yang mampu mengrekasikan ide/gagasan berdasarkan kekhasan
daerah yang tetap berakar pada budaya bangsa.
4. Kemitraan satuan pendidikan
Kurikulum Operasional MTs Zahrotul Islam disusun sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum Operasional Madrasah ini
dikembangkan dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
2021 tentang Standar Nasional Pendidikan yang sudah dirubah dengan Peraturan
7
Pemerintah Nomer 4 tahun 2022 Pasal 36 menyatakan bahwa Kerangka dasar
kurikulum dan struktur kurikulum, untuk pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah ditetapkan oleh Menteri. Khusus untuk muatan
pembelajaran Pancasila, penetapan oleh Menteri dilaksanakan setelah berkoordinasi
dengan badan yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang pembinaan
ideology Pancasila. Kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum dievaluasi
relevansi dan dampaknya terhadap praktik dan hasil pembelajaran oleh kementerian.
Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar melakukan pengembangan kerangka dasar
kurikulum dan struktur kurikulum.
8
BAB II
A. Visi
Kurikulum Operasional Madrasah disusun oleh Satuan Pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada di madrasah. Madrasah sebagai unit penyelenggara pendidikan juga harus
memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan diantaranya
adalah:perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi yang
memungkinkan sangat cepatnya arus perubahan dan mobilitas antar dan lintas sektor
serta tempat, era informasi, pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku dan
moral manusia, berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan,
era perdagangan bebas
Tantangan dan peluang itu harus direspon oleh MTs Zahrotul Islam, sehingga
visi madrasah diharapkan sesuai dengan arah perkembangan tersebut. Visi tidak lain
merupakan cita-cita moral yang menggambarkan profil madrasah yang diinginkan di
masa datang. Adapun visi MTs Zahrotul Islam adalah:
““Terwujudnya peserta didik yang Beriman dan Berprestasi”
B. Misi
Berdasarkan visi yang telah dirumuskan, untuk mewujudkannya diperlukan
suatu misi berupa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Adapun Misi yang
dirumuskan berdasar visi adalah sebagai berikut:
1. Mendidik siswa yang berakhlak mulia dan rajin beribadah melalui kegiatan
pembiasaan keagamaan yang terprogram.
2. Menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan berkarakter dengan
mengintegrasikan kemampuan ketrampilan abad 21 yang meliputi integrasi PPK,
literasi, 4C (Creative, Critical thinking, communicative, dan Collaborative), dan
HOTS (Higher Order Thinking Skill).
3. Mendorong dan memfasilitasi siswa mengikuti kompetensi dalam berbagai bidang
untuk meraih prestasi.
9
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai MTs Zahrotul Islam sebagai bentuk untuk
mewujudkan visi madrasah yang tealah ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun)
a. Membentuk peserta didik yang beriman dan berakhlak mulia
b. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang memacu peserta didik
bernalar kritis, kreatif dan inovatif dalam mengembangkan ide dan gagasan.
c. Mengoptimalkan sarana prasarana madrasah yang menunjang peseta didik
berprestasi dalam berbagai bidang
2. Tujuan Jangka Panjang (4 tahun )
a. Membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan daya saing, berkarakter,
berprestasi dan memiliki pribadi yang beriman, rajin dan taat beribadah serta
saling menghargai perbedaan dan mencintai lingkungan dan bangsanya;
b. Menghasilkan lulusan yang mampu mengimplementasikan Profil Pelajar
Pancasila P2RA P2RA dalam kehidupan nyata;
c. Menguasai kecakapan dalam berkomunikasi sosial dan berjiwa kompetitif,
kreatif dan mandiri yang tetap menjunjung budaya local
d. Menjadikan masyarakat dan orang tua sebagai mitra bersama dalam
menjalankan penyelenggaraan pendidikan madrasah.
10
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
DAN RENCANA PEMBELAJARAN
A. Pengorganisasian Pembelajaran
1. Muatan Kurikulum
Kurikulum di MTs Zahrotul Islam dikembangkan dengan memperhatikan empat
ranah yaitu sosial-emosional, intelektual, ketrampilan, dan perilaku dengan
kompetensi spiritual sebagai payungnya, yang dilaksanakan dalam bentuk
pembelajaran berbasis tema atau integrated curriculum pada mata pelajaran PPKn,
Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam-Sosial, dan Bahasa Inggris. Sedangkan
untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Seni, Matematika dan
PJOK dilaksanakan dalam bentuk parsial. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan
dalam waktu 6 hari masuk madrasah..
Pelaksanaan proses pembelajaran di MTs Zahrotul Islam dilaksanakan dalam
dua macam bentuk kegiatan, yaitu pembelajaran regular dan blok. Pembelajaran
regular adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan dikelas secara rutin sedangkan
sistem blok dilaksanakan sesuai event tertentu.
Muatan kurikulum dalam satuan Pendidikan memuat beberapa komponen
antara lain muatan pembelajaran intrakurikuler, proyek penguatan Profil Pelajar
Pancasila P2RA dan ekstrakurikuler.
a. Intrakurikuler
Intrakurikuler adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan materi
pembelajaran yang ditempuh peserta didik. Adapun mata pelajaran yang
diselenggarakan oleh MTs Zahrotul Islam adalah Pendidikan Agama Islam dan dan
bahasa arab, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), Informatika,
Mapel Pilihan (Seni Budaya dan Prakarya) serta Mata Pelajaran muatan lokal
(Bahasa Daerah).
Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi
muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang
dimaksud untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di
11
daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal di MTs Zahrotul Islam sesuai dengan
peraturan Gubernur Bahasa daerah.
Strategi pelaksanaan pembelajaran Bahasa Jawa sesuai dengan peraturan
Gubernur Jawa Timur yaitu 2 jam pelajaran per minggu dengan berbasis pada
budaya, tata nilai, dan kearifan lokal yang berkembang di lingkungan masyarakat
untuk menciptakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Pembelajaran bahasa daerah di ajarkan dengan memperhatikan
aspek pragmatik, atraktif, rekreatif, dan komunikatif.
Pembelajaran bahasa Jawa diarahkan supaya peserta didik memiliki
kemampuan dan ketrampilan berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut dengan
baik dan benar, secara lisan maupun tulisan serta
menumbuhkembangkan apresiasi terhadap hasil karya sastra dan budaya
daerah.
Pembelajaran pada MTs Zahrotul Islamm menekankan pada pembelajaran
berbasis literasi dengan mengangkat nilai luhur budaya local dan mengacu pada
tema-tema yang sudah ditentukan dalam capaian pembrelajaran. Dalam
pembelajaran berbasis literasi ini peserta didik diharapkan mampu untuk
mengkreasikan ide/gagasan unbtuk memperoleh sebuah karya dalam bentuk
tulisan. Pada akhirnya karya ini akan didokumentasikan dalam berbagai bentuk
contohnya buku, artikel, atau publikasi digital.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbasis literasi ini tetap harus
mengimplementasikan model dan syntak pembelajaran yang sudah ada diantaranya
Problem Based Learning, Project Based Learning, Discovery Learning, Inquiry
Based Learning, dan model pembelajaran lain yang relevan. Adapun muatan
kurikulum pada kegiatan intrakurikuler ada pada tabel 3.1dan table 3.2
Tabel 3.1 Muatan/ Struktur Kurikulum kelas VII
KEGIATAN TOTAL JP
PROJECT
ALOKASI WAKTU REGULER/ 20% PER
MINGGU TAHUN
Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti
a. Al Qur’an Hadits 72 (2) 36 (33%) 108
b. Fiqih 72 (2) 36 (33%) 108
c. Aqidaj Akhlaq 72 (2) 36 (33%) 108
d. SKI 72 (2) 36 (33%) 108
12
Bahasa Arab 72 (2) 36 (33%) 108
PPKn 72 (2) 36 (33%) 108
Bahasa Indonesia 180 (5) 46 (21%) 216
Matematika 144 (4) 36 (20%) 180
IPA 144 (4) 36 (20%) 180
IPS 108 (3) 36 (25%) 144
Bahasa Inggris 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 72 (2) 36 (33%) 108
Informatika 72 (2) 36 (33%) 108
Aswaja 72 (2) 36 (33%) 108
Mulok(Bahasa Daerah) 72 (2) 36 (33%) 108
JUMLAH
13
b. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila P2RA dan Profil Pelajar Rahmatan
Lil Alamin
Kegiatan proyek penguatan merupakan kegiatan yang dilaksanakan di
luar jam pelajaran kegitan ini dimaksudkan untuk lebih memperdalam dan
menghayati materi pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan
intrakurikuler didalam kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individual
maupun kelompok. Ada beberapa bentuk kegiatan penguatan di MTs Zahrotul
Islam.
Pelaksanaan kegiatan proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila P2RA
dan p2ra di MTs Zahrotul Islam dilaksanakan pada akhir semester. Peseta
didik harus menyelesaikan 3 tema di tiap semester dengan alokasi waktu 4
minggu. Tema yang diambil mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dan
penentuan pemilihan tema ditentukan oleh guru pengampu. Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah dalam penilaian. Pelaksanaan proyek
tersebut adalah kolaborasi antara beberapa mata pelajaran namun dengan
penilaian yang dan jenis proyek yang berbeda tiap mata pelajaran.
Alur /tahapan pelaksanaan proyek yang tiapa mata pelajaran adalah
sebagai berikut: 1) Penentuan tema proyek Profil Pelajar Pancasila P2RA tiap
mata pelajaran dilaksankan pada saat pembelajaran di kelas; 2) Tiap kelas
menentukan tema yang akan dipilih dengan didampingi guru mata pelajaran
masing-maisng kelas; 3) Guru mata pelajaran saling berkoordinasi untuk
menetukan kolaborator yang sesuai; 4) Kelompok mata pelajaran kemudian
mendesain proyek yang sesuai dengan tema yang dipilih; 5) Guru mata
pelajaran kemudian merancang kisi-kisi, materi dan penilaian proyek beserta
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD).
Kegiatan proyek Profil Pelajar Pancasila P2RA dilaksanakan dengan
mengacu pada model pembelajaran berbasis proyek (PJBL). Langkah Kegiatan
pembelajaran berbasis proyek ini antara lain: 1) Mengambil topik yang sesuai
denga realitas dengan mentukan pertanyaan mendasar untuk memulai proyek;
2) Mendesain pelaksaan proyek ;3) Menyusun jadwal proyek;4) memonitor
peserta didik dan kemjuan proyek ;5) Menguji Hasil; 6) Mengevaluasi
pengalaman yang sudah diperoleh oleh peserta didik.
14
Pelaksanaan kegiatan ini didampingi oleh guru mata pelajaran, pembina
dan wali kelas dengan tetap melibatkan orang tua baik secara langsung maupun
tidak langsung. Pihak sekolah mengadakan pemantauan terkait kegiatan proyek
tersebut.
Berikut adalah contoh Kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila yang dirancang MTs Zahrotul Islam
c. Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler ada 2 macam yaitu ekstrakurikuler wajib
dan pilihan. Ekstrakurikuler wajib yaitu kepramukaan dan ekstrakurikuler
pilihan yang dikembangkan dan diselenggarakan sesuai bakat dan minat
peserta didik. Kegiatan ektrakurikuler kepramukaan wajib diikuti seluruh
peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan secara blok, aktualisasi dan regular.
Kegiatan ekstra wajib untuk pendidikan kepramukaan sebagai suplemen
pencapaian Profil Pelajar Pancasila P2RA. Ekstrakuriler wajib kepramukaan
ini wajib diikuti oleh semua peserta didik (kleas VII, VIII, IX) dengan
alokasi waktu 2 jam pelajaran tiap minggu.
Sedangkan ekstrakurikuler pilihan diikuti oleh peserta didik kelas
VII, dan VIII, alokasi waktunya setara dengan 2 jam pelajaran dan
dilaksanakan pada siang/sore hari. Kegiatan ekstrakurikuler bersifat dinamis
sesuai dengan input dan bakat minat peserta didik, sehingga mampu
menggali potensi peserta didik.
15
Tabel 3.2 Kegiatan Ekstrakurikuler
B. Karya Ilmiah
1 Matematika Menyiapkan peserta didik
untuk mampu berfikir kritis
2 IPA Terpadu dalam menghadapi
olimpiade dan kompetisi Kelas VII, Pembina
3 IPS Terpadu VIII
dalam rangka menjadi yang
terbaik di tiap tingkatan
dengan karakter berfikir
kritis dan mandiri
C. Keagamaan
Menyiapkan dan melatih
1 BTQ peserta didik dalam
mengembangkan bakat
minatnya dalam bidang
keagamaan dengan Kelas VII, Pembina
berkarakter beriman, VIII
bertqwa kepada
Tuhan YME dan berakhkak
mulia
16
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Seni, Matematika dan PJOK dilaksanakan dalam
bentuk parsial. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 5 hari masuk
madrasah.
Muatan kurikulum dalam satuan Pendidikan memuat beberapa komponen antara
lain muatan pembelajaran intrakurikuler, proyek pengutan Profil Pelajar Pancasila
P2RA dan ekstrakurikuler
Pengaturan beban belajar dan muatan pembelajarannya di MTs Zahrotul Islam
diatur sebagai berikut:
No Muatan Beban
Pengaturan
Pembelajaran Belajar
1. a. Beban belajar ini memuat semua mata
pelajaran yang bersifat nasional. Materi
b. pembelajaran setiap mata pelajaran
Wajib
mengacu pada Capaian Pembelajaran.
Diatur dalam kegiatan regular.
Intrakurikuler
c.
a. Memuat mata pelajaran Bahasa Daerah
(Bahasa Jawa) yang sesuai karakterisrik
Tambahan Provinsi Jawa Timur.
b. Diatur dalam kegiatan reguler.
2. Proyek a. Muatan pembelajaran mengacu pada 6
Penguatan Profil tema projek Profil Pelajar Pancasila P2RA.
Wajib
Pelajar Pancasila b. Diatur dalam kegiatan projek.
Sedangkan pembagian alokasi waktu per tahun bisa dilihat pada tabel 3.1.
Pengaturan alokasi waktu perminggu sesuai dengan Permendikbud tentang Prinsip
Dasar Kurikulum Operasional Sekolah adalah total 31 jam pelajaran tatap muka tiap
minggu sudah termasuk mata pelajaran muatan lokal 2 jam pelajaran sesuai dengan
Peraturan Gubernur. Adapun pelaksanaan proyek Profil Pelajar Pancasila P2RA
dilaksanakan 20% dari total waktu pembelajaran yang ada
Alur Tujuan Pembelajaran MTs Zahrotul Islam disusun dalam bentuk matriks yang
memuat alur tujuan pembelajaran, materi ajar, kegiatan pembelajaran, penilaian dan
sumber belajar.
1. Alur tujuan pembelajaran berfungsi mengarahkan guru dalam merencanakan,
mengimplementasi dan mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan sehingga
capaian pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten, terarah dan terukur.
2. Materi ajar merupakan materi pokok yang telah disusun pada alur tujuan
pembelajaran.
3. Kegiatan pembelajaran dikemas secara umum sebagai acuan untuk menyusun
rencana pelaksaanaan pembelajaran.
4. Penilaian merupakan penilaian otentik yang memadukan dimensi sikap, pengetahuan
dan keterampilan selama dan setelah proses pembelajaran. Sumber belajar dipilah
sesuai kebutuhan peserta didik dan merupakan sumber belajar yang mudah digunakan,
berbasis lingkungan, dan mendukung pembelajaran yang kontekstial dan
menyenangkan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) MTs Zahrotul Islam disusun sesuai
dengan aturan ternaru yang sudah ditetapkan oleh pusat. ACUAN KEMENDIKNAS 2019
Ada tiga unsur utama yang termuat dalam RPP yaitu: 1) Tujuan pembelajaran; 2)
Langkah-langkah pembelajaran; dan 3 ) Penilaian. Tujuan pembelajaran merupakan
penerjemahan tujuan capaian pembelajaran yang dapat terukur pencapaian dan
keberhasilannya. Langkah kegiatan pembelajaran menggambarkan keseluruhan aktivitas
yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran pun
diintegrasikan penumbuhan dan penguatan Profil Pelajar Pancasila P2RA, Penilaian
merupakan proses mengukur ketercapaiac selama proses pembelajaran. Penilaian ini
mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
C. Asesmen
1. Jenis – Jenis Asesmen
Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui
kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Jenis
asesmen sesuai fungsinya mencakup:
18
a. Asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as Learning)
b. Asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for Learning)
c. Asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning).
Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus pada asesmen sumatif yang
dijadikan acuan untuk mengisi laporan hasil belajar. Hasil Asesmen Kurikulum Merdeka
belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran.
Pada pembelajaran paradigma baru, pendidik diharapkan lebih berfokus pada asesmen
formatif dibandingkan sumatif dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk perbaikan
proses pembelajaran yang berkelanjutan.
2. Mekanisme Asesmen
a. Asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as Learning)
Mempunyai fungsi yang mirip dengan assessment for learning, yaitu
berfungsi sebagai formatif dan dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Perbedaannya, assessment as learning melibatkan peserta didik
secara aktif dalam kegiatan penilaian. Peserta didik diberi pengalaman untuk
belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri. Penilaian diri (self assessment) dan
penilaian antar teman merupakan contoh assessment as learning.
Dalam assessment as learning peserta didik juga dapat dilibatkan dalam
merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman penilaian
sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan agar
memperoleh capaian belajar yang maksimal.
Selama ini assessment of learning paling dominan dilakukan oleh pendidik
dibandingkan assessment for learning dan assessment as learning. Penilaian
pencapaian hasil belajar seharusnya lebih mengutamakan assessment as
learning dan assessment for learning dibandingkan assessment of learning.
19
Assessment for learning juga dapat di manfaatkan oleh pendidik untuk
meningkatkan performan dalam memfasilitasi peserta didik. Berbagai bentuk
penilaian formatif, misalnya tugas, presentasi, proyek, termasuk kuis merupakan
contoh-contoh assessment for learning (penilaian untuk proses belajar).
1. Terdiri dari dua fase yakni penilaian awal atau diagnostik dan penilaian
formatif.
2. Penilaian dapat di dasarkan pada berbagai sumber informasi (misalnya,
portofolio, pekerjaan yang sedang berjalan/unjuk kerja, pengamatan guru,
komunikasi/percakapan).
3. Umpan balik lisan atau tertulis kepada peserta didik terutama deskriptif dan
menekankan perbaikan, mengidentifikasi tantangan, dan menunjuk ke
langkah selanjutnya.
4. Sebagai pendidik, perlu memeriksa pemahaman mereka untuk
menyesuaikan instruksi kepada peserta didik
5. Tidak ada nilai atau skor yang di berikan, pencatatan yang di berikan dapat
berupa anekdot dan deskriptif.
6. Terjadi sepanjang proses pembelajaran, dari awal program studi hingga saat
penilaian sumatif.
Pada konteks assessment for learning, task (tugas kinerja) memiliki
kedudukan yang lebih dekat dengan assessment as learning. Fokus
utama assessment for learning adalah refleksi belajar peserta didik dan umpan
balik perbaikan belajar.
Dengan demikian maka task (tugas kinerja) memiliki dua kedudukan yakni
untuk mengembangkan kompetensi dan untuk sarana peserta didik belajar. Peserta
didik akan meningkatkan kualitas pengerjaan task (tugas kinerja) mereka
berdasarkan umpan balik yang di berikan.Menurut Stiggins dan Chappuis (2012)
umpan balik di berikan untuk memperbaiki cara belajar peserta didik.
20
Setiap pendidik melakukan penilaian yang di maksudkan untuk
memberikan pengakuan terhadap pencapaian hasil belajar setelah proses
pembelajaran selesai, berarti pendidik tersebut melakukan assessment of learning.
Ujian Nasional, ujian sekolah/madrasah, dan berbagai bentuk penilaian
sumatif merupakan assessment of learning (penilaian hasil belajar).
Penilaian yang di sertai dengan angka atau huruf nilai (sumatif)
Membandingkan prestasi satu peserta didik dengan standar
Hasil dapat di komunikasikan kepada peserta didik dan orang tua
Di lakukan pada akhir unit pembelajaran
Dalam konteks assessment of learning, task (tugas kinerja) digunakan
untuk memandu peserta didik menunjukkan kinerja yang akan di nilai. Fokus
utama asesmen disini adalah capaian belajar peserta didik.
Dengan demikian maka, taks atau penilaian kinerja menjadi sarana untuk
menunjukkan kompetensi atau capaian belajar. Task dalam hal ini tidak
berkedudukan sebagai alat belajar. Oleh karena proses belajar peserta didik sudah
terjadi.
Pada tes praktek, task atau tugas kinerja memiliki kedudukan yang mirip
dengan seperangkat soal pada UTS (ujian tengah semester) atau UAS (ujian akhir
semester) peserta didik.Contoh penilaian atau asesmen kinerja sebagai assessment
of learning adalah ujian praktek di akhir semester atau di akhir jenjang sekolah.
Selain itu, dalam konteks asesmen fortmatif dan sumatif, Butler dan
McMunn (2006) memiliki pandangan yang sejalan. Task (tugas kinerja) pada
asesmen formatif lebih di tujukan untuk mendorong peserta didik mempelajari
kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran. Sementara itu task pada asesmen
sumatif di tunjukan untuk menguji capaian atau hasil belajar peserta didik.
Misi task (tugas kinerja) pada keduanya memiliki perbedaan.
21
suatu asesmen sesuai dengan tujuan dan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Kriteria ini merupakan penjelasan (deskripsi) tentang kemampuan apa yang perlu
ditunjukkan/didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti bahwa ia telah mencapai tujuan
pembelajaran.
Dengan demikian, pendidik tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak
(misalnya, 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan adalah
menggunakan deskripsi, namun jika dibutuhkan, maka pendidik diperkenankan untuk
menggunakan interval nilai (misalnya 70 – 85, 85 – 100, dan sebagainya).
Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta didik telah mencapai
tujuan pembelajaran dapat dikembangkan pendidik dengan menggunakan beberapa
pendekatan, di antaranya:
Menggunakan deskripsi sehingga apabila peserta didik tidak mencapai kriteria
tersebut maka dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran,
Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pendidik menetapkan kriteria
ketuntasan: Laporan peserta didik menunjukkan kemampuannya menulis teks
eksplanasi, hasil pengamatan, dan pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan
hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga
dapat meyakinkan pembaca.
22
Menggunakan rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran.
Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pendidik menetapkan kriteria
ketuntasan yang terdiri atas dua bagian: Isi laporan dan penulisan.
Dalam rubrik terdapat empat tahap pencapaian, dari baru berkembang, layak,
cakap hingga mahir. Dalam setiap tahapan ada deskripsi yang menjelaskan
performa peserta didik.
Pendidik menggunakan rubrik ini untuk mengevaluasi laporan yang dihasilkan
oleh peserta didik.
Contoh Rubrik Kriteria:
23
Menggunakan skala atau interval nilai, atau pendekatan lainnya sesuai dengan
kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam mengembangkannya.
Untuk menggunakan interval, pendidik dan/ atau satuan pendidikan dapat
menggunakan rubrik maupun nilai dari tes. Pendidik menentukan terlebih dahulu
intervalnya dan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk para peserta didik.
Contoh 1. Untuk nilai yang berasal dari nilai tes tertulis atau ujian, pendidik
menentukan interval nilai. Setelah mendapatkan hasil tes, pendidik dapat langsung
menilai hasil kerja peserta didik dan menentukan tindak lanjut sesuai dengan
intervalnya.
0 – 40 % : Belum mencapai, remedial di seluruh bagian
41 – 65 % : Belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian yang diperlukan
66 – 85 % : Sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu remedial
86 – 100% : Sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan atau tantangan lebih
Bila peserta didik dapat mengerjakan 16 dari 20 soal (dengan bobot yang
sama), maka ia mendapatkan nilai 80%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
peserta didik tersebut sudah mencapai ketuntasan dan tidak perlu remedial.
Contoh 2. Pendidik dapat menggunakan interval nilai yang diolah dari rubrik.
Seperti dalam tugas menulis laporan, pendidik dapat menetapkan empat kriteria
ketuntasan:
Menunjukkan kemampuan penulisan teks eksplanasi dengan runtut
Menunjukkan hasil pengamatan yang jelas
Menceritakan pengalaman secara jelas
Menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen
yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca
Untuk setiap kriteria terdapat 4 (empat) skala pencapaian (1-4). Pendidik
membandingkan hasil tulisan peserta didik dengan rubrik untuk menentukan
ketercapaian peserta didik.
24
Contoh Kriteria Menggunakan Interval:
5. Kriteria Kelulusan
Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah diharapkan memiliki
kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan
semangat teliti, telaten, teladan, tanggon, MTs Zahrotul Islam sebagai sekolah pencetak
sumber daya manusia unggul, perlu dibuat kreteria kelulusan. MTs Zahrotul Islam
mempunyai kriteria kelulusan bagi peseta didik yaitu:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. Lulus Ujian Sekolah: Peserta Ujian Sekolah MTs Zahrotul Islam dinyatakan lulus
apabila nilai minimum setiap mata pelajaran Ujian Sekolah adalah 70.
c. Lulus Ujian Praktik: Peserta Ujian Praktek MTs Zahrotul Isladinyatakan lulus,
apabila memiliki nilai minimum 70 untuk setiap mata pelajaran yang diujikan.
d. Nilai kepribadian dan akhlak mulia minimum Baik (B).
e. Kehadiran minimal 90 % dari jumlah hari efektif, kecuali ada surat dispensasi atau
sejenisnya yang bisa dipertanggung jawabkan.
f. Ditetapkan dalam rapat pleno dewan guru dan Kepala Madrasah
26
D. Kalender Pendidikan
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program sekolah menyusun
kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif
belajarr, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah
mengacu kepada standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik
sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah daerah
Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Penetapan Kalender Pendidikan MTs Zahrotul IslamTahun Ajaran 2022/2023
adalah sebagai berikut:
a. Permulaan tahun ajaran 2022/2023 dimulai bulan Juli 2022 dan berakhir bulan
Juni tahun 2023.
b. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional, Menteri Agama dalam hal yang berkait dengan hari raya
keagamaan dan iun.
c. Pemerintah Pusat/ Provinsi/ Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk
satuan-satuan pendidikan.
d. Kalender pendidikan MTs Zahrotul Islam disusun berdasarkan kebutuhan
dan kegiatan-kegiatan sekolah dipadukan dengan kalender pendidikan yang
disusun Kementrian Agama serta memperhatikan peraturan dan kalender
kegiatan pemerintah daerah kabupaten probolinggo
27
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada
Tabel berikut ini.
No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1. Minggu efektif belajar reguler Minimal 36 minggu Digunakan untuk kegiatan
setiap tahun maksimal 40 minggu pembelajaran efektif pada setiap
(Kelas VII-VIII) satuan pendidikan
2. Minggu efektif semester ganjil Minimal 18 minggu
tahun terakhir setiap satuan
pendidikan (Kelas IX)
3. Minggu efektif semester genap Minimal 14 minggu
tahun terakhir setiap satuan
pendidikan (Kelas IX)
4. Jeda tengah semester Maksimal 2 minggu Satu minggu setiap semester
5. Jeda antar semester Maksimal 2 minggu Antara semester I dan II
6. Libur akhir tahun ajaran Maksimal 3 minggu Digunakan untuk penyiapan
kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun ajaran, serta
PPDB
7. Hari libur keagamaan Maksimal 4 minggu Disesuaikan dengan peraturan
pemerintah
8. Hari libur umum/ nasional Maksimal 2 minggu Disesuaikan dengan peraturan
pemerintah
9. Kegiatan Akhir Semester Maksimum 1 minggu Memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk
menampilkan hasil
pengembangan diri (Ekskul).
SEMESTER I
29
KALENDER MTs ZAHROTUL ISLAM TAHUN PELAJARAN 2022/2023
HK : 30 HE : 26 HK : 31 HE : 27 HK : 31 HE : 26 HK : 28 HE : 23
30
30
HK : 31 HE : 26 HK : 30 HE : 24 HK : 31 HE : 24 HK : 30 HE : 24
31
19 Juni - 9 Juli 2023 Libur akhir tahun pelajaran
32
E. Pendampingan, Evaluasi, Dan Pengembangan Profesional
Evaluasi dibutuhkan untuk melihat sejauh mana ketercapaian, kesesuaian
tujuan, dan keselarasan di dalam pelaksanaan pembelajaran dengan kondisi yang
berkembang MTs Zahrotul Islam menempuh kegiatan yang tertuang dalam tabel
berikut:
Bentuk
Pendampingan Teknis
Pendampingan dan SDM yang
dan Waktu Keterangan
Pengembangan terlibat
Pengembangan
Profesional Profesional
Pengembangan Supervisi Kelas Per semester Guru, KS Sebagai
Profesi Penilaian
Kinerja Guru
Pelatihan Per tahun Semua guru, Rutinitas
Pengembangan pengawas, KS
Keprofesian
Pelatihan-pelatihan Menyesuaika Guru, KS Mandiri, Dinas
n terkait
Bentuk Evaluasi Strategi dalam Waktu SDM yang Keterangan
Evaluasi terlibat
Evaluasi Menggunakan jurnal Per hari Guru, peserta Dari capaian
Pembelajaran harian, dan penilaian didik, orang
pembelajaran,
dan Sikap tua, BK,
angket peserta
Evaluasi lingkungan didik
Assesmen formatif Per unit Guru, peserta Dari capaian
belajar didik, orang
pembelajaran,
Tua angket murid
Assesmen formatif, Per semester Guru, peserta Dari capaian
Semester didik, orang
pembelajaran,
tua, angket peserta
didik
Evaluasi Monitoring kegiatan Setiap selesai Guru, Komite, Pelaksanaan
Program- dari pelaksanaan, kegiatan KS, Pengawas Program digilir
Program pelaporan, tindak dengan
Sekolah lanjut kegiatan harapan
adanya
pemerataan
peran
33
BAB IV
PENUTUP
Dengan telah selesainya Kurikulum Operasional MTs Zahrotul Islampada tahun ajaran
2022/2023 maka salah satu pedoman dan acuan dalam kegiatan belajar mengajar telah dimiliki
oleh MTs Zahrotul Islam. Dengan mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku maka MTs
Zahrotul Islammenetapkan penggunaan dokumen Kurikulum Operasional MTs Zahrotul
Islamtahun ajaran 2021/2022 ini.
Besar harapan kami, semoga Kurikulum Operasional MTs Zahrotul Islamini memenuhi
syarat sehingga rencana pengembangan MTs Zahrotul Islamdapat terlaksana dengan baik.
Penyusun juga sangat mengharapkan dukungan dari berbagai pihak, khususnya guru, karyawan
maupun para peserta didik serta masyarakat yang diwakili oleh orang tua peserta didik. Atas
bantuan yang sudah diberikan kepada kami dari berbagai pihak, kami mengucapkan terima kasih.
Semoga Kurikulum Operasional MTs Zahrotul Islammampu menjadi sarana bagi sekolah untuk
ikut mencerdaskan anak bangsa.
34