Proposal Gunsi 808

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 39

PROPOSAL

PELEPASAN GALUR
AYAM GUNSI 808

PT PUTRA PERKASA GENETIKA


2022
Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
KaruniaNya kami dapat menyusun proposal pelepasan galur ayam GUNSI 808 hasil
pemuliaan oleh PT Putra Perkasa Genetika sejak tahun 2014 sampai 2020. Galur ayam
GUNSI 808 merupakan hasil seleksi ayam kampung (lokal) yang diperoleh dari Kecamatan Gunung
Sindur dan Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Data yang ditampilkan dalam proposal ini
seperti pertumbuhan, produksi telur, ukuran-ukuran tubuh dan kualitas telur.
Pengajuan pelepasan galur ayam GUNSI 808 merupakan salah satu jalan
alternatif untuk meningkatkan ketersediaan bibit ayam pedaging lokal khususnya
ayam kampung yang sangat dibutuhkan bagi pengembangan industri ayam di
Indonesia.
Besar harapan kami, Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi
GUNSI 808 sebagai ayam lokal unggul dapat diterima dan dapat dilepas sebagai salah
satu galur ayam lokal tipe pedaging di Indonesia. Atas kerjasama semua pihak
terutama untuk penyempurnaan proposal ini. kami mengucapkan banyak terima
kasih.

Bogor, November 2022


PT PUTRA PERKASA GENETIKA

Renaldy Anggada
Direktur Utama

PT Putra Perkasa Genetika ii


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Nama Galur Ayam yang Diusulkan 3
1.4 Rencana Pengembangan 3
II METODE DAN CARA MENDAPATKAN GALUR 4
2.1 Program Pemuliaan Pembentukan Ayam GUNSI 808 4
2.1.1 Seleksi Sifat Kualitatif 6
2.1.2 Seleksi Sifat Kuantitatif 6
2.2 Tatalaksana Pemeliharaan 8
2.2.1 Periode Starter 8
2.2.2 Periode Grower 8
2.2.3 Ayam Dewasa 8
2.3 Tatalaksana Perawatan Kesehatan 8
2.4 Tatalaksana Pemberian Pakan 9
III KARAKTERISTIK AYAM GUNSI 808 10
3.1 Sifat Kualitatif 10
3.1.1 Warna Bulu 12
3.1.2 Tipe Jengger 12
3.1.3 Warna Shank 13
3.2 Sifat Kuantitatif 14
3.2.1 Performa Bobot Badan Masa Pertumbuhan 14
3.2.2 Ukuran Tubuh 16
3.2.3 Performa Produksi Telur 17
3.2.4 Karakteristik Telur 18
3.2.5 Konsumsi dan Konversi Pakan Sampai Umur 10
minggu 20
IV INFORMASI GENETIK 22

PT Putra Perkasa Genetika iii


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

V BARU, UNIK, SERAGAM, STABIL (BUSS) 23


5.1 Baru 23
5.2 Unik 23
5.3 Seragam 23
5.4 Stabil 24
VI POPULASI 25
VII FOTO AYAM GUNSI 808 26
VIII PENUTUP 27
IX DAFTAR PUSTAKA 29
DESKRIPSI GALUR AYAM GUNSI 808 31

PT Putra Perkasa Genetika iv


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

DAFTAR TABEL

Tabel halaman
1 Sifat kualitatif yang diamati pada ayam GUNSI 808 4
2 Program vaksinasi ayam GUNSI 808 9
3 Kandungan nutrisi pakan menurut status fisiologik 9
4 Karakteristik sifat kualitatif ayam GUNSI 808 generasi ke-5
(G5) 11
5 Ukuran tubuh ayam GUNSI 808 umur enam bulan 16
6 Ukuran-ukuran tubuh ayam kampung di Pulau Lombok 16
7 Produksi telur ayam GUNSI 808 selama 6 bulan produksi 18
8 Kualitas telur ayam GUNSI 808 19
9 Populasi ayam GUNSI 808 (Januari 2022) 25
10 Bobot badan ayam komersial GUNSI 809 sampai umur 10
minggu 27
11 Konversi pakan ayam GUNSI 809 sampai umur 10 minggu 28

PT Putra Perkasa Genetika v


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman
1 Skema Program Pemuliaan pembentukan Galur Ayam
GUNSI 808 dan Galur Ayam GUNSI 909 untuk
membentuk ayam kampung pedaging komersial GUNSI
809 5
2 Tipe jengger ayam (Joseph Hudson,2021. 9 Types of
Chicken Comb. Copyright © 2021 Chicken Scratch & The
Foundry; https://cs-tf.com/chicken-comb/ 6
3 Seleksi warna bulu abu-abu pada ayam dewasa menurut
generasi 10
4 Warna bulu abu-abu ayam GUNSI 808 jantan dan betina 12
5 Proporsi kerlip bulu perak dan emas ayam GUNSI 808
jantan dan betina 12
6 Tipe jengger pea ayam GUNSI 808 jantan dan betina 13
7 Proporsi tipe jengger ayam GUNSI 808 jantan dan betina 13
8 Warna shank ayam GUNSI 808 jantan dan betina 13
9 Proporsi warna shank ayam GUNSI 808 jantan dan betina 14
10 Rataan bobot badan umur 10 minggu menurut generasi 15
11 Pertumbuhan ayam GUNSI 808 15
12 Perkembangan Rataan, standar deviasi, dan koefisien
keragaman produksi telur (henday,%) per generasi 17
13 Foto ayam GUNSI 808 pada berbagai posisi 26

PT Putra Perkasa Genetika vi


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan subsektor peternakan mengemban satu fungsi yang sangat


penting dalam pembangunan nasional, yaitu fungsi untuk penyediaan bahan pangan
hewani yang berkualitas, berupa daging, telur dan susu. Peranan peternakan unggas
dalam pembangunan nasional sangat strategis, karena perunggasan di Indonesia
merupakan ujung tombak dalam pemenuhan kebutuhan akan konsumsi pangan
hewani.
Berdasarkan laporan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan (DitJen PKH, 2020) bahwa total produksi daging tahun 2019 sebanyak 4,9
juta ton yang terdiri dari daging sapi dan kerbau 0,5 juta ton, kambing dan domba
0,1 juta ton, babi 0,2 juta ton, ayam buras 0,3 juta ton, ayam ras petelur 0,1 juta
ton, ayam ras pedaging 3,5 juta ton, dan ternak lainnya 0,05 juta ton. Produksi
daging terbesar disumbang oleh ayam ras pedaging yaitu 71,49 persen, sapi dan
kerbau 10,83 persen, ayam buras 5,98 persen, dan babi 4,83 persen.
Dari informasi di atas, nampak bahwa sebagian besar produksi daging dan
telur unggas berasal dari peternakan ayam ras. Industri peternakan ayam ras di
Indonesia berkembang sangat pesat, namun pasokan bibit dan bahan baku pakan
masih sangat bergantung pada dari luar negeri. Selain itu ayam ras relatif lebih rentan
terhadap penyakit dan cekaman akibat perubahan cuaca yang tidak menentu,
sedangkan ayam kampung relatif sudah beradaptasi pada perubahan cuaca di
Indonesia. Namun, usaha peternakan ayam kampung belum berkembang optimal,
karena secara umum usaha peternakan ayam kampung masih belum efisien.
Terdapat peningkatan preferensi yang cukup signifikan, bahwa masyarakat banyak
menyukai daging ayam kampung, yang secara umum lebih gurih dan lebih enak
dengan cita rasa yang khas.
PT Putra Perkasa Genetika (PT PPG) sebagai perusahaan yang bergerak
dibidang pembibitan ternak unggas, yang dengan pengalaman pembibitan ayam ras
dan ayam lokal selama lebih dari 31 tahun, saat ini melakukan riset yang berfokus
pada pembentukan ayam kampung yang terstandar dan efisien.

PT Putra Perkasa Genetika 1


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

Dengan kualitas ayam kampung terbaik, PT PPG dapat membantu pemerintah


dalam mencapai ketahanan pangan Indonesia, bahkan menghasilkan ayam kampung
sebagai penghasil daging yang bersaing dalam ranah nasional. Berkembangnya
industri pembibitan ayam kampung produksi Indonesia (PT PPG) diharapkan dapat
mengurangi ketergantungan ayam ras pedaging yang bibitnya masih impor.
Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2011 tentang
Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak, pada Pasal 39 mengamanatkan
bahwa untuk pengadaan benih dan/atau bibit ternak di dalam negeri dilakukan melalui
kegiatan: (1) Produksi benih dan/atau bibit; (2) Penetapan wilayah sumber bibit; dan
(3) Penetapan dan pelepasan rumpun atau galur. Dalam kaitan tersebut, PT PPG telah
membentuk dan memproduksi ayam kampung terseleksi serta mengupayakan proses
pelepasan galur.
Proposal permohonan pelepasan ayam kampung terseleksi dengan warna bulu
abu-abu (GUNSI 808) dengan taget bobot badan umur 70 hari >800 g/ekor menjadi
satu kesatuan dengan proposal permohonan pelepasan ayam kampung terseleksi
warna bulu hitam-merah (GUNSI 909) dengan taget bobot badan umur 70 hari >800
g/ekor karena masing-masing akan menjadi female line dan male line untuk
membentuk ayam lokal pedaging komersial (GUNSI 809).
Untuk mewujudkan visi kami “menjadi pembibit unggas yang modern dan maju
berskala nasional dan internasional”, semoga Pemerintah dapat memberikan
rekomendasi pelepasan galur ayam kampung terseleksi sebagai galur ayam kampung
penghasil daging yang efisien.

1.2. Tujuan

Tujuan permohonan pelepasan galur ayam kampung terseleksi dengan warna


bulu abu-abu yang dilakukan oleh PT Putra Perkasa Genetika adalah : (1) sebagai
penghasil bibit ayam kampung terseleksi dengan bobot umur 70 hari >800 g/ekor;
dan (2) sebagai parent stock (male line) dengan galur ayam kampung terseleksi
dengan warna hitam merah sebagai female line untuk membentuk ayam kampung
pedaging komersial.

PT Putra Perkasa Genetika 2


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

1.3. Nama Galur Ayam yang Diusulkan

Setelah ayam kampung diseleksi terhadap warna abu-abu sampai generasi ke


5 (lima) mencapai target bobot badan umur 70 hari >800 g/ekor dan pada proses
perbanyakan tidak mengalami penurunan produksi dinyatakan siap untuk
permohonan pelepasan melalui Keputusan Menteri Pertanian. PT Putra Perkasa
Genetika sebagai Pemulia mengusulkan nama ayam tersebut sebagai Galur Ayam
Kampung Terseksi dengan nama GUNSI 808.

1.4. Rencana Pengembangan

Kemampuan produksi ayam GUNSI 808 dengan sistem pemeliharan secara


intensif dengan diberikan pakan standar akan menjamin pengembangan industri bibit
ayam lokal secara mandiri dan berkelanjutan. Pengembangan ayam GUNSI 808
sebagai ayam kampung terseleksi, dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan
ketahanan pangan protein hewani.
Berkembangnya industri pembibitan ayam kampung diharapkan dapat mengisi
pangsa pasar akan daging ayam kampung yang cukup pesat peningkatannya, yang
secara berantai akan menggerakkan perekonomian melalui peningkatan kesempatan
kerja, peningkatan kesejahteraan peternak ayam kampung dan pemenuhan gizi
protein hewani masyarakat.
Setelah mendapatkan Keputusan Menteri Pertanian tentang Pelepasan Galur
Ayam GUNSI 808 sebagai sumber bibit ayam kampung yang efisien; PT PPG akan
melakukan promosi dan kemitraan pengembangan ayam pedaging komersial GUNSI
809 baik dengan swasta/peternak atau dengan Pemerintah/pemerintah daerah.

PT Putra Perkasa Genetika 3


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

BAB II
METODE DAN CARA MENDAPATKAN GALUR

2.1. Program Pemuliaan Pembentukan Ayam GUNSI 808


Pembentukan ayam GUNSI 808 dilakukan melalui program pemuliaan dengan
pendekatan seleksi dalam rumpun (within breed selection) ayam kampung yang
populasi dasar nya berasal dari daerah Kecamatan Gunung Sindur dan Kecamatan
Parung, Kabupaten Bogor. Skematik program pemuliaan pembentukan galur ayam
GUNSI 808 disajikan pada Gambar 1.

Tabel 1. Sifat kualitatif yang diamati pada ayam GUNSI 808

Genotipe
Karakteristik Fenotipe Alel keterangan
jantan betina
Putih I I I Warna bulu putih
Warna bulu
berwarna I ii ii Warna bulu berwarna
Ada lebih satu warna di satu
Lurik B ZBZ_ ZBW bulu
Corak bulu
(Sex linked) Hanya ada satu warna di satu
Polos B ZbZb ZbW bulu
Hitam E E_ E_ Semua bulu berwarna hitam
Adanya warna hitam horizontal
Liar e+ e+e+/e+e e+e+/e+e
Pola bulu dari kepala hingga badan
Adanya warna hitam diujung
columbian E ee ee
ekor dan/atau sayap
Adanya kilauan warna perak di
Perak S ZSZ_ ZSW
Kerlip bulu bulu
(sex linked) Adanya kilauan warna emas di
Emas S ZsZs ZsW
bulu
Warna shank putih/kuning Id ZIdZ_ ZIdW Warna shank putih atau kuning
(sex linked) hitam/hijau Id ZidZid ZidW Warna shank hitam atau hijau
Pea P P_ P_ Jengger kecil dan satu buah
Jengger lemas seperti bunga
Rose R R_ R_
mawar

Tipe jengger walnut/


Jenger kecil seperti kacang
strawberry/ RP RP RP
atau strawberri
cushion
Jengger bergerigi tinggi dan
sngle P pp pp
satu buah
Sumber : diolah dari FAO (2012) dan Somes (1989)

PT Putra Perkasa Genetika 4


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

populasi dasar ♂
X
(ayam kampung)

generasi awal

♂♀ abu-abu ♂♀ hitam merah-hitam

X X

F1 X X

• interse mating selama lima generasi;


• seleksi terhadap sifat kualitatif dan kuantitatif

GUNSI 808 GUNSI 909

F5 X X

male line female line

X

♂♀ GUNSI 809

Gambar 1. Skema Program Pemuliaan pembentukan Galur Ayam GUNSI 808


dan Galur Ayam GUNSI 909 untuk membentuk ayam kampung
pedaging komersial GUNSI 809

PT Putra Perkasa Genetika 5


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

Bahwa keragaman warna bulu ayam kampung sangat tinggi. PT PPG bertujuan
untuk menghasilkan galur ayam kampung yang seragam warna bulu, seperti halnya
pada ayam ras petelur atau pedaging. Belum ada perusahaan pembibitan ayam
kampung yang menghasilkan galur ayam dengan warna bulu satu warna. Pada
pembentukan galur ayam GUNSI 808, kriteria seleksi yang pertama dilakukan pada
waktu starter, grower dan finisher adalah warna bulu seragam abu-abu. Secara
paralel, seleksi sifat kualitatif dilaksanakan terhadap bentuk jengger dan dan warna
shank. Pelaksanaan seleksi bentuk jengger dilaksanakan pada periode grower dan
finisher. Metode seleksi yang dilaksanakan adalah seleksi individu.
Seleksi tahap kedua untuk kriteria bobot badan umur 10 minggu, yakni dengan
bobot badan >800 gram. Seleksi terhadap sifat kuantitatif ini relatif lebih mudah
dibanding dengan seleksi sifat kualitatif.

2.1.1 Seleksi Sifat Kualitatif

Dari berbagai ragam sifat kualitatif ayam kampung yang diamati (Tabel 1),
karakteristik bulu yang menjadi kriteria seleksi pembentukan ayam GUNSI 808 jantan
dan betina adalah warna abu-abu/kelabu. Seleksi sifat kualitatif ayam jantan dan
betina juga dilaksanakan terhadap kriteria tipe jengger yaitu bukan tunggal (single)
(Gambar 2) dan warna shank hitam/putih. Proses seleksi warna bulu abu-abu memerlukan
waktu selama tiga periode umur yakni pada saat menetas, umur 6 minggu dan umur 15
minggu. Hal yang sama dilakukan pada seleksi tipe jengger dan warna shank.

Single Rose Pea Walnut

Gambar 2. Tipe jengger ayam (Joseph Hudson,2021. 9 Types of Chicken


Comb. Copyright © 2021 Chicken Scratch & The Foundry;
https://cs-tf.com/chicken-comb/

Pemilihan warna bulu abu-abu pada pembentukan galur ayam kampung


terseleksi yang akan digunakan sebagai jalur jantan (male line) yang akan dikawinkan

PT Putra Perkasa Genetika 6


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

dengan GUNSI 909 (female line) pada pembentukan ayam komersial GUNSI 809,
diantaranya : (1) warna bulu abu-abu pada ayam GUNSI 808 bersifat resessif yang
apabila dikawinkan dengan ayam GUNSI 909 yang berwarna hitam, maka akan terjadi
pencampuran warna, yang akan memudahkan penandaan bahwa ayam tersebut
adalah ayam komersial ((http://www.sedgwickcommon.co.uk/the-colour-blue-in-
chickens/); (2) ayam yang berwarna abu-abu lebih berat dibanding ayam yang
berwarna hitam; (3) namun produksi telur ayam GUNSI 808 relatif lebih sedikit
dibanding ayam GUNSI 909 yang berwarna hitam.

2.1.2 Seleksi Sifat Kuantitatif

Seleksi pada masa pertumbuhan.—Menurut FAO (2003) dinyatakan bahwa


salah satu karakteristik penentu pemasaran ayam hidup adalah bobot badan. Jenis
pakan, rumpun ayam dan tipe pemeliharaan akan mempengaruhi bobot badan.
Peningkatan collagen dan elastin dalam membentuk jaringan otot, dapat berpengaruh
terhadap kekerasan daging. Demikian juga variasi jumlah deposit lemak akan
berhubungan dengan kualitas yang dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin ayam.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penerimaan konsumen akan daging
ayam antara lain, keempukan, juiciness, dan rasa setelah dimasak. Ayam baik jantan
dan betina umur dibawah 12 minggu dagingnya lunak.
Berdasarkan informasi tersebut di atas, maka tujuan pembentukan ayam
GUNSI 808 diantaranya untuk dimanfaatkan sebagai ayam potong (pedaging), maka
seleksi dilakukan terhadap bobot umur 70 hari (10 minggu). Seleksi ayam kampung
pada umur 10 minggu juga dilaksanakan Iskandar dan Sartika (2015) pada ayam
Sentul terseleksi (Sensi) dan Komarudin et al. (2020) yang melakukan seleksi ayam
Gaok. Selain kriteria seleksi sifat kuantitatif dan kualitatif di atas, ayam-ayam dipilih
yang sehat dan tidak cacat. Kriteria seleksi bobot badan pada ayam GUNSI 808 adalah
pada ayam jantan dan betina umur 10 minggu >800 g/ekor.
Seleksi ayam dewasa.—Setelah mencapai umur dewasa (>17 minggu),
ayam betina diamati selama periode bertelur. Seleksi dilakukan secara individu dengan
metode independent culling level, berdasarkan produksi telur selama 6 bulan.

PT Putra Perkasa Genetika 7


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

2.2. Tatalaksana Pemeliharaan

Pemeliharaan ayam sejak DOC sampai dewasa dilakukan secara intensif di farm
pembibitan ayam PT Putra Perkasa Genetika, Gunung Sindur, Bogor. Tatalaksana
pemeliharaan dimulai sejak dari penetasan, periode starter sampai dewasa. Pada
masing-masing periode dikelola dalam kandang tersendiri dengan pakan yang
berbeda kandungan nutrisinya. Pada ayam dewasa diatur perkawinan. Yang tidak
kalah penting dalam pemeliharaan ayam kampung adalah perawatan kesehatan dan
pemberian vaksin.

2.2.1. Periode Starter

Anak ayam hasil penetasan pada setiap generasi dipelihara mengikuti sistem
pemeliharaan baku dalam kandang brooder. Anak ayam sebelum dimasukkan dalam
kandang brooder dilakukan sexing. Pada periode starter sudah dilakukan seleksi warna
bulu dan warna shank. Seleksi juga dilakukan terhadap performa anak ayam
(kesegaran tubuh). Pakan yang diberikan adalah pakan komersial dengan kandungan
protein 20%.

2.2.2. Periode Grower

Anak ayam GUNSI 808 setelah berumur 5 minggu kemudian dipindah ke


kandang grower. Pada umur 10 minggu dilaksanakan penimbangan dan seleksi bobot
badan. Ayam-ayam dipilih dengan tipe jengger tidak single dan shank hitam/putih
kehitaman, serta konformasi tubuh ideal. Pakan yang diberikan adalah pakan
komersial dengan kandungan protein 16%.

2.2.3. Ayam Dewasa

Ayam mulai dikawinkan pada umur sekitar 19 minggu, dengan cara perkawinan
kelompok. Perbandingan jantan dan betina 1 : 8 ekor betina. Pakan yang diberikan
adalah pakan komersial dengan kandungan protein 17%.

2.3. Tatalaksana Perawatan Kesehatan

program vaksinasi seperti tertera pada Tabel 2. Selain dilakukan vaksinasi,


ayam-ayam juga diberikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

PT Putra Perkasa Genetika 8


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

Tabel 2. Program vaksinasi ayam GUNSI 808

Hari Jenis vaksin Nama dagang


1 marek dry Poulvac Oveline
ND-IBD killed ND-IBD killed
4
ND-IB live MAS+Clone 30
IBD live Cevac IBD L
12
ND CI live ND Clone 30
AI/1 killed Harbindo
19
IBD live Cevac IBD L
25 ND CI live ND Clone 30
35 SHS live Reo CV
42 ILT live Volvac * L
49 Fow Pox live Poxine
ND IB
56 Killed
multi

2.4. Tatalaksana Pemberian Pakan

Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang optimal, ayam GUNSI


808 sejak periode starter sampai periode layer/dewasa, diberikan pakan komersial
sesuai standar. Kandungan nutrisi pakan yang diberikan pada ayam GUNSI 808
disajikan pada Tabel 3. Pakan yang diberikan setiap fase pertumbuhan yaitu starter,
grower dan fase dewasa masing-masing adalah 20 g/ekor/hari, 50 g/ekor/hari dan
100 g/ekor/hari.

Tabel 3. Kandungan nutrisi pakan menurut status fisiologik

Nutrisi Fase starter Fase grower dewasa


Protein kasar (%) 20 16 17
Lemak kasar (%) 5 5 5
Serat kasar (%) 3 6 6
Kalsium % 1 1 3
Phospor % 0,4 0,4 0,5
Aflatoksin <10ppb <10ppb <10ppb

PT Putra Perkasa Genetika 9


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

BAB III
KARAKTERISTIK AYAM GUNSI 808

Kegiatan identifikasi dan karakterisasi dilakukan untuk mengetahui ciri fenotipik


baik sifat kualitatif (warna bulu, shank, tipe jengger) maupun secara kuantitatif (bobot
badan, ukuran permukaan tubuh, keragaan reproduksi dan kualitas telur).

3.1. Sifat Kualitatitif

Sifat kualitatif yang yang menjadi kriteria seleksi ayam adalah warna bulu, tipe
jengger dan warna shank.
Hasil perkawinan interse pada populasi dasar ayam kampung yang beragam
pola warna bulunya, pada generasi kesatu (G1), pada umur muda (5 minggu) hanya
diperoleh 3 % populasi awal ayam dengan warna bulu abu dan warna shank
putih/hitam. Dari populasi ayam muda yang terpilih, pada saat dewasa tinggal 2%.
Pada generasi kedua (G2), proporsi ayam dengan warna bulu abu-abu dan jengger
tidak tunggal meningkat menjadi 20%, generasi ke-3 (G2) meningkat menjadi 50%,
generasi keempat (G4) meningkat menjadi 80%, generasi kelima (G5) semua
keturunan (100%) berwarna abu-abu. Distribusi warna abu-abu hasil seleksi dari G1-
G5 tertera pada Gambar 3.

100% 0
20
80% 50

60% 80
98 100
40% 80
50
20%
20
2
0%
G1 G2 G3 G4 G5

abu-abu beragam

Gambar 3. Seleksi warna bulu abu-abu pada ayam dewasa menurut generasi.

Seleksi terhadap warna bulu abu-abu sangat banyak memerlukan DOC donor
karena untuk menghasilkan ayam dewasa sebanyak 200 ekor betina dan 50 ekor
jantan pada generasi pertama (G1) yang persentase nya hanya 2% dari populasi DOC,

PT Putra Perkasa Genetika 10


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

maka diperlukan sekitar 12.500 DOC dari jumlah populasi dasar ayam kampung
sebanyak 400 ekor induk dan 50 jantan. Rencana jumlah induk pada generasi ke-lima
(G5) sebanyak 200 ekor induk dan 50 jantan.
Berdasarkan Tabel 1 di atas, frekuensi fenotipe ayam GUNSI 808 hasil seleksi
ayam kampung pada generasi ke-5 tertera pada Tabel 4.

Tabel 4. Karakteristik sifat kualitatif ayam GUNSI 808 generasi ke-5 (G5)

Genotipe Frekuensi Fenotipe (%)


Karakteristik Fenotipe Alel jantan betina
jantan betina
n (15) n (15)
putih I I I 0 0
Warna bulu
berwarna I ii ii 100 100

Corak bulu lurik B ZBZ_ ZBW 0 0


(Sex linked) polos B ZbZb ZbW 100 100

hitam E E_ E_ 0 0
Pola bulu liar e+ e+e+/e+e e+e+/e+e 100 100
columbian E ee ee 0 0

Kerlip bulu perak S ZSZ_ ZSW 60 0


(sex linked) emas s ZZ s s
ZW s
40 0
Warna shank putih/kuning Id ZIdZ_ ZIdW 20 30
(sex linked) hitam/hijau Id ZidZid ZidW 80 70
pea P P_ P_ 80 100
rose R R_ R_ 5 0

Tipe jengger walnut/


strawberry/ RP RP RP 15 0
cushion
single P pp pp 0 0
Keterangan : jumlah pengamatan (sampel) adalah pada G5 sesuai dengan jumlah analisis statistik
untuk penelitian eksperimen, dengan pengamatan sifat kualitatif ayam pada G5 yang
sudah seragam; FAO (2012).

PT Putra Perkasa Genetika 11


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

3.1.1 Warna Bulu

Ayam GUNSI 808 jantan dan betina dewasa dipilih warna abu-abu (Gambar 4)
dengan persentase kerlip bulu warna perak dan emas pada jantan yaitu 60 dan 40%.
Sedangkan pada betina tidak ada kerlip (Tabel 4).

Gambar 4. Warna bulu abu-abu ayam GUNSI 808 jantan dan betina

100%
40
80%
60%
40% 60
20%
0
0%
jantan betina

perak emas

Gambar 5. Proporsi kerlip bulu perak dan emas ayam GUNSI 808 jantan

3.1.2 Tipe Jengger

Karakteristik tipe jengger ayam GUNSI 808 betina mempunyai tipe kacang
(pea) dengan proporsi 100% pada betina dan 80% pada jantan, sehingga secara
keseluruhan bahwa ayam GUNSI 808 relatif seragam, meskipun ada variasi pada
jantan (Gambar 6). Keseragaman untuk tipe jengger sebagai hasil dari seleksi yang
terus menerus dilakukan pada ayam GUNSI 808. Berbeda dengan hasil pengamatan
Lestari et al. (2020) terhadap tipe jengger ayam kampung di pulau Lombok yang
masih bervariasi, yaitu proporsi bentuk jengger walnut merupakan yang terbesar

PT Putra Perkasa Genetika 12


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

(36,45%), dan berturut-turut menurun pada tipe jengger single (30,45%), pea
(24,46%), dan terendah tipe jengger rose (8,64).

Gambar 6. Tipe jengger pea ayam GUNSI 808 jantan dan betina

0
100% 15
5
80%
60% 100
80
40%
20%
0%
jantan betina

pea rose walnut

Gambar 7. Proporsi tipe jengger ayam GUNSI 808 jantan dan betina

3.1.3 Warna Shank


Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa sebaran warna shank ayam GUNSI 808
secara umum adalah berwarna hitam dengan proporsi 80 % dan 70% pada jantan
dan betina (Gambar 8 dan 9).

Gambar 8. Warna shank dominan hitam pada ayam jantan dan betina

PT Putra Perkasa Genetika 13


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

100%
80% 70
80
60%
40%
20 30
20%
0%
jantan betina

putih hitam

Gambar 9. Proporsi warna shank ayam GUNSI 808 jantan dan betina

3.2. Sifat Kuantitatif

Sifat kuantitatif yang diamati meliputi performa pertambahan bobot badan


menurut fase pertumbuhan (starter, grower, layer), ukuran-ukuran permukaan tubuh,
performa reproduksi dan kualitas telur.

3.2.1. Performa Bobot Badan Masa Pertumbuhan


Hasil seleksi selama lima generasi diperoleh rataan bobot DOC 36,0 ± 2,1 gram.
Bobot DOC yang dihasilkan lebih besar dibanding bobot DOC ayam KUB Janaka
Agrinak jantan 31,13 + 2,78 gram dan betina 30,94 + 2,85 gram (Kepmentan Nomor
768/KPTS/PK.020/M/12/2021 tentang Pelepasan galur ayam KUB JANAKA AGRINAK).
Pertumbuhan ayam GUNSI 808 jantan lebih cepat dibandingkan dengan ayam betina,
hal ini karena pertumbuhan tulang ayam jantan lebih cepat di banding ayam betina.
Performa bobot badan ayam GUNSI 808 tertera Gambar 10.
Bobot umur 10 minggu.—Kriteria capaian bobot badan ayam kampung yang
dimanfaatkan sebagai ayam potong yakni pada umur 10 minggu. Hasil seleksi bobot
badan menunjukkan peningkatan, yang pada generasi ke-lima (G5) rataan bobot
badan ayam jantan 934 g/ekor dan yang betina 916 g/ekor (Gambar 10)

PT Putra Perkasa Genetika 14


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

1200
1000
800

(g) 600
400
200
0
G1 G2 G3 G4 G5
jantan 812 853 895 924 934
betina 805 842 882 910 916

Gambar 10. Rataan bobot badan umur 10 minggu menurut generasi

Bobot potong ayam lokal pada umur 10 minggu berkisar 800 – 1.000 g
(Iskandar dan Sartika, 2015; Hasnelly et al., 2017) dan dapat dijadikan sebagai
standar dalam kriteria seleksi. Dengan demikian bobot badan ayam GUNSI 808
memenuhi kriteria sebagai ayam tipe potong berdasarkan capaian bobot badan yang
dihasilkan baik pada jantan dan betina. Laju pertumbuhan ayam GUNSI 808 pada G5
sampai umur 18 minggu tertera pada Gambar 11.

1800
1600
1400
Bobot Badan (g)

1200
1000
800
600
400
200
0
DOC 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
BETINA 33,0 62,0 102, 155, 282, 317, 435, 529, 658, 783, 916, 953, 1028 1134 1228 1312 1362 1441 1483
JANTAN 39,0 68,4 111, 165, 308, 341, 472, 603, 711, 802, 934, 969, 1076 1240 1287 1366 1452 1516 1571

Umur (minggu)
BETINA JANTAN

Gambar 11. Pertumbuhan ayam GUNSI 808

PT Putra Perkasa Genetika 15


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

3.2.2. Ukuran Tubuh

Hasil pengamatan terhadap ukuran-ukuran tubuh ayam kampung GUNSI 808


pada umur 6 bulan menunjukkan bahwa semua peubah yang diamati seragam dengan
nilai koefisien keragaman <15% (Tabel 5).

Tabel 5. Ukuran tubuh ayam GUNSI 808 umur enam bulan


Ukuran Tubuh (mm) Koefisien Keragaman (%)
Peubah
Jantan Betina Jantan Betina
Panjang Shank 125,7 ± 2,7 103,3 ± 3,6 2,2 3,5
Panjang Femur 163,5 ± 5,9 128,9 ± 5,0 3,6 3,9
Panjang Tibia 125,6 ± 4,5 115,5 ± 5,4 3,6 4,7
Panjang Rentang Sayap 309,2 ± 10,7 266,2 ± 8,4 3,5 3,1
Panjang Dada 133,9 ± 6,4 111,9 ± 5,9 4,8 5,2

Lebar Dada 134,9 ± 0,8 129,3 ± 1,3 2,4 4,6


Dalam Dada 81,3 ± 2,7 70,2 ± 4,5 3,3 6,4
Lingkar Tarsometatarsus 7,4 ± 0,4 4,5 ± 0,3 5,8 7,3

Ukuran tubuh ayam kampung di pulau Lombok yang dilaporkan oleh Lestari
(2020) menunjukkan bahwa ukuran-ukuran tubuh masih beragam (Tabel 6). Berbeda
dengan hasil pengamatan pada ayam kampung GUNSI 808 yang menunjukkan lebih
seragam karena telah dilakukan program seleksi secara intensif baik pada sifat
kualitatif dan kuantitatif.

Tabel 6. Ukuran-ukuran tubuh ayam kampung di Pulau Lombok

Tipe jengger
Ukuran bagian tubuh
pea rose walnut tunggal
Panjang shank (mm) 73,96 + 10,14 74,26 + 11,62 71,77 + 9,83 73,74 + 10,92
Panjang tibia (mm) 86,77 + 14,18 909,47 + 11,87 85,65 + 12,85 87,56 + 13,17
Panjang femur (mm) 82,08 + 12,54 82,11 + 12,45 75,84 + 13,27 81,09 + 15,49
Jarak dua tulang pubis
35,25 + 8,16 35,95 + 7,32 35,64 + 7,03 35,60 + 7,72
(mm)
Jarak tulang pubis – dada
51,27 + 12,76 54,74 + 9,86 50,39 + 11,73 52,12 + 13,26
(mm)
Sumber : Lestari (2020)

PT Putra Perkasa Genetika 16


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

3.2.3. Performa Produksi Telur

Di samping tujuan utama pembentukan galur ayam GUNSI 808 adalah


menghasilkan ayam dengan bobot badan umur 10 minggu >800 g/ekor, akan tetapi
seleksi juga dilakukan terhadap produksi telur. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
ayam GUNSI 808 mulai bertelur umur 20 minggu dengan bobot badan 1,6 kg. Rataan
produksi telur ayam GUNSI 808 (hen day production) adalah 48%. Berdasarkan data
tersebut menunjukkan bahwa produksi telur ayam GUNSI 808 Lebih tinggi dibanding
ayam kampung lainnya. Laporan Hardjosubroto (1984) menyatakan bahwa ayam
kampung bertelur pertama pada umur 250 hari, rataan produksi telur 95 butir per
tahun pada pemeliharaan ekstensif dan 151 butir pada pemeliharaan intensif dengan
rata-rata bobot telur 43 g. Hasil seleksi produksi telur (hen day production) dari
populasi dasar yaitu 30 %, dan meningkat menjadi 48% pada generasi ke 5. Gambar
12 berikut menunjukkan rataan produksi telur per generasi.
60 3,84 30,0%
25,0% 6,38 4,64
50 7,37 25,0%
7,60 19,0% 48
40 46,4 20,0%
42,5
(%) 38,8
30 15,0%
30,4 15,0% 10,0%
20 8,0% 10,0%

10 5,0%

0 0,0%
G1 G2 G3 G4 G5
rataan SD CV

Gambar 12. Perkembangan Rataan, standar deviasi, dan koefisien keragaman


produksi telur (henday,%) per generasi

Pada generasi ke-5, rataan produksi telur (hen day production/%) selama enam
bulan sejak pertama bertelur (Tabel 7) menunjukkan bahwa puncak produksi sebesar
58% pada umur 31 Minggu.

PT Putra Perkasa Genetika 17


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

Tabel 7. Produksi telur ayam GUNSI 808 selama 6 bulan produksi

No Umur Bobot badan Produksi


(minggu) (g) telur (hen
day, %)
1 21 1677 7
2 22 1725 11
3 23 1790 18
4 24 1810 27
5 25 1860 40
6 26 1895 47
7 27 1938 51
8 28 1977 54
9 29 1979 56
10 30 1999 56
11 31 2020 58
12 32 2050 58
13 33 2060 58
14 34 2080 57
15 35 2090 57
16 36 2105 57
17 37 2120 57
18 38 2190 56
19 39 2250 56
20 40 2330 55
21 41 2346 54
22 42 2430 54
23 43 2466 53
24 44 2486 52
Rataan 48

3.2.4 Karakteristik Telur

Beberapa karakteristik kualitas telur yang diamati pada ayam kampung GUNSI
808 disajikan pada Tabel 8. Berdasarkan data kualitas telur menunjukkan bahwa

PT Putra Perkasa Genetika 18


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

semua peubah yang diamati menunjukkan tingkat keragaman yang rendah


(seragam), kecuali untuk sifat tinggi putih telur (20,02%) dan score warna kuning
telur (17,29%) nilai koefisien keragaman diatas 15%. Tingkat keseragaman suatu
peubah ditentukan oleh nilai koefisien keragaman, yaitu semakin tinggi nilai
keragaman maka dikatakan semakin beragam, sebaliknya nilai koefisien keragaman
rendah menunjukkan tingkat keseragaman yang tinggi.

Tabel 8. Kualitas telur ayam GUNSI 808

No. Peubah Rataan Simpangan Koefisien


Baku Keragaman (%)
1. Panjang (mm) 54,70 1,93 3,52
2. Lebar (mm) 42,20 0,95 2,24
3. Indeks telur (%) 77,14 2,78 3,60
4. Bb. Telur (g) 55,03 3,42 6,21
5. Bb. Putih telur (g) 29,52 2,84 9,62
6. Bb. Kuning telur (g) 19,47 2,04 10,46
7. Tinggi putih telur (mm) 6,71 1,36 20,22
8. Tinggi kuning telur (mm) 18,75 1,10 5,89
9. Score warna 5,60 1,30 23,26
10. Bb. Kerabang (g) 6,04 0,52 8,59
11. Tebal kerabang (mm) 0,28 0,04 13,85
12. Putih telur (%) 53,59 3,24 6,04
13. Kuning telur (%) 35,42 3,42 9,64
14. Kerabang (%) 10,88 0,69 6,26
15. Haugh unit (HU) 82,26 9,72 11,81

Warna kerabang telur.—Berdasarkan standar warna, kerabang telur ayam


GUNSI 808 berwarna putih. Pada dasarnya warna kerabang telur adalah putih, yang
merupakan komponen Calsium Carbonate (CaCO3) yang tidak ada penambahan
pigmen. Telur dengan warna coklat disebabkan oleh penambahan protoporphyrin IX,
dari haemoglobin yang melapisi dinding luar kerabang telur waktu telur melalui
oviduct. Hal ini ditunjukkan dengan warna kerabang telur bagian dalam tetap
berwarna putih. (Gorchein et al., 2012 dalam Samiullah et al., 2015). Menurut laporan

PT Putra Perkasa Genetika 19


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

Rääbus (2018) menyatakan bahwa warna bulu ayam tidak mesti menunjukkan warna
kerabang telur. Dicontohkan, ayam dengan warna bulu gelap atau kemerahan
menghasilkan telur warna putih, dan beberapa rumpun ayam dengan warna putih
menghasilkan telur berwarna coklat.
Indeks telur.—Indeks telur = lebar telur/panjang telur x 100%. Rataan indeks
telur ayam GUNSI 808 sebesar 77.14 ± 2,78 %. Dilaporkan oleh Djanah (1990) dalam
Dirgahayu et al. (2016) ukuran indeks telur yang baik adalah 70 – 76. Bentuk telur
yang baik adalah proporsional, tidak berbenjol, tidak terlalu lonjong, dan juga tidak
terlalu bulat. Berdasarkan kriteria indeks telur dapat dinyatakan bahwa telur ayam
GUNSI 808 mempunyai bentuk yang ideal.
Haugh Unit.—Haugh Unit adalah ukuran kualitas protein telur berdasarkan
ketinggian putih telurnya. Ukuran ini diperkenalkan oleh Raymond Haugh pada tahun
1937. Haugh Unit (HU) dihitung dari ketinggian dan tebal putih telur disekitar kuning
telur, dikombinasikan dengan berat telur. Nilai HU dihitung dengan menggunakan
rumus : HU = 100*log(h-1,7w0,37+7,6) dimana HU = Haugh Unit, h=tinggi albumen
(mm), w=bobot telur (gram). Semakin tinggi skor, semakin baik kualitas telur.
Berdasarkan standar USDA (2000) Kualitas AA = skor diatas 72, Kualitas A = skor 60-
71, Kualitas B = skor 31-59, kualitas C = skor kurang dari 30.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rataan HU sebesar 82,26 + 9,72 Dapat
dinyatakan bahwa kualitas telur ayam GUNSI 808 termasuk dalam kualitas AA.
Berdasarkan distribusi kualitas telur yang diamati menunjukkan bahwa 10% telur
dengan kualitas A dan 90% dengan kualitas AA.

3.2.5. Konsumsi dan Konversi Pakan Sampai Umur 10 Minggu

Rataan jumlah pakan yang dikonsumsi ayam GUNSI 808 selama 10 minggu
sebanyak 2,429 kg/ekor. Dengan rataan bobot badan ayam jantan umur 10 minggu
sebesar 934 g/ekor, nilai konversi pakan (Feed Convertion Ratio/FCR) sebesar 2,60
kg pakan/kg bobot badan. Sedang pada yang betina jumlah pakan yang dikonsumsi
2,429 kg/ekor dengan rataan bobot badan 916 g/ekor, nilai FCR sebesar 2,65 kg
pakan/kg bobot badan.
Konversi pakan dari DOC sampai umur 10 minggu pada ayam GUNSI 808 jantan
dan betina lebih rendah dibandingkan ayam Gaosi Agrinak yakni sebesar 2,88 kg

PT Putra Perkasa Genetika 20


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

pakan/kg bobot badan (Kepmentan Nomor 692/KPTS/PK.040/M/11/2021 tentang


Pelepasan Galur Ayam Gaosi- 1 Agrinak).

PT Putra Perkasa Genetika 21


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

BAB IV
INFORMASI GENETIK

Kriteria warna abu-abu merupakan campuran antara warna hitam dan splash
(splash pada dasarnya adalah putih murni tetapi dengan beberapa tanda biru. Warna
dominan abu-abu menurut kriteria dari berbagai pustaka dinyatakan sebagai “blue”.
Bahwa gen blue mempunyai berbagai tingkat degradasi warna hitam dengan warna
emas dan merah (http://www.sedgwickcommon.co.uk/the-colour-blue-in-chickens/).
Warna biru yang tepat dapat berkisar dari sangat pucat hingga abu-abu yang belum
diketahui secara pasti penyebabnya. Warna biru sangat pucat dinamakan “splash”.
Satu copy gen blue akan menampilkan warna dominan abu-abu, sementara dua copy
gen blue (homozygous blue) akan menampilkan warna abu-abu pucat dengan corak
hitam atau biru atau splash.
Warna biru terdiri dari dua gen yang berbeda (Bb), antara hitam (BB) dan
splash (bb). Jika perkawinan ayam warna hitam (BB) dengan betina splash (bb),
anaknya 100% berwarna blue (Bb). Perkawinan ayam sesama blue (Bb), maka
anaknya berpeluang 25% hitam (BB), 50% blue dan 25% splash (bb).
(http://www.sedgwickcommon.co.uk/the-colour-blue-in-chickens/).
Pada pembentukan ayam GUNSI 808, sifat genetik yang diperhatikan adalah
pewarisan warna bulu abu-abu dan capaian bobot badan pada umur 10 minggu. Hasil
seleksi menunjukkan bahwa ayam GUNSI 808 secara konsisten mempunyai bobot
badan jantan 934 g dan betina 916 g pada umur 10 minggu dengan koefisien
keragaman di bawah 15 % yakni hanya sebesar 2,5 %.
Warna bulu abu-abu secara umum diwariskan. Demikian pula warna shank
umumnya berwarna hitam. Hasil seleksi tipe jengger yakni pea/rose/walnut, maka
seluruh keturunannya tidak akan muncul tipe jengger single. Tipe jengger single tidak
dipilih karena bentuk jengger tunggal umumnya pada ayam ras komersial.

PT Putra Perkasa Genetika 22


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

BAB V
BARU, UNIK, SERAGAM dan STABIL (BUSS)

5.1. Baru

Pengertian “baru” menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor


117/Permentan/SR.120/10/2014 Pasal 9, ayat (4) huruf (a) apabila pada saat
penerimaan permohonan pelepasan, rumpun atau galur belum pernah
diperdagangkan/diedarkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan/diedarkan
kurang dari 5 (lima) tahun.
Ayam GUNSI 808 yang dikembangkan PT Putra Perkasa Genetika merupakan
hasil seleksi dalam rumpun (within breed selection) ayam kampung selama lima
generasi yang populasi dasar nya berasal dari daerah Kecamatan Gunung Sindur dan
Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor dan merupakan galur baru ayam kampung tipe
pedaging.

5.2. Unik

Pengertian “unik” menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor


117/Permentan/SR.120/10/2014 Pasal 9, ayat (4) huruf (b) apabila rumpun atau galur
dapat dibedakan secara jelas dengan rumpun atau galur yang keberadaannya sudah
diketahui secara umum pada saat penerimaan permohonan pelepasan rumpun atau
galur.
Bobot badan ayam GUNSI 808 pada umur 10 minggu dapat mencapai lebih
dari 800 gram, pada ayam jantan dan betina warna bulu abu-abu, tipe jengger
umumnya pea dan warna shank hitam.

5.3. Seragam

Pengertian “seragam” menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor


117/Permentan/SR.120/10/2014 Pasal 9, ayat (4) huruf (c) apabila sifat utama atau
sifat penting pada rumpun atau galur terbukti seragam.
Rataan bobot badan ayam GUNSI 808 pada umur 10 minggu, produksi telur,
karakteristik telur, dan ukuran tubuh mempunyai koefisien keragaman rendah
(<10%). Di samping itu, warna bulu pada ayam jantan dan betina seragam berwarna

PT Putra Perkasa Genetika 23


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

abu-abu (splash) dengan tipe jengger umumnya pea dan shank berwarna hitam.

5.4. Stabil

Pengertian “stabil” menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor


117/Permentan/SR.120/10/2014 Pasal 9, ayat (4) huruf (d) apabila sifat rumpun atau
galur tidak mengalami perubahan setelah diperbanyak atau dikembangbiakkan.
Hasil perbanyakan ayam GUNSI 808 di PT Putra Perkasa Genetika (Gunung
Sindur, Kabupaten Bogor) tidak mengalami penurunan bobot badan dan produksi telur
induk yang dikelola. Selain itu sifat kualitatif tidak ada perubahan dari generasi ke
generasi.

PT Putra Perkasa Genetika 24


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

BAB VI
POPULASI

Populasi ayam GUNSI 808 yang dikembangkan pada farm Gunung Sindur,
Kabupaten Bogor disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Populasi ayam GUNSI 808 (Januari 2022)

No. Status fisiologik Jumlah (ekor)


1 Jantan dewasa 374
2 Betina dewasa 1498
3 Jantan muda 500
4 Betina muda 1800
5 Fase starter -
TOTAL 3672

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor


: 117/Permentan/SR.140/10/2014, Tanggal : 6 Oktober 2014, mengenai Jumlah
Minimum Rumpun atau Galur yang Tersedia, yakni 30 ekor jantan dewasa dan 200
ekor betina dewasa; populasi ayam GUNSI 808 yang dikelola PT Putra Perkasa
Genetika, sudah memenuhi syarat.

PT Putra Perkasa Genetika 25


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

BAB VII
FOTO AYAM GUNSI 808

tampak samping

tampak depan

tampak atas

Gambar 13. Foto ayam GUNSI 808 pada berbagai posisi

PT Putra Perkasa Genetika 26


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

BAB VIII
PENUTUP

Ayam GUNSI 808 merupakan galur ayam kampung terseleksi dengan rataan
bobot badan umur 10 minggu dengan bobot badan ayam jantan 934 g/ekor dan pada
ayam betina 916 g/ekor, lebih tinggi dibanding ayam kampung.
Ayam GUNSI 808 relatif tahan terhadap infestasi penyakit dan tidak mudah
stress. Diharapkan setelah dilepas sebagai galur baru ayam kampung terseleksi, ayam
GUNSI 808 dijadikan male line yang dikawinkan dengan ayam GUNSI 909 (female
line) untuk membentuk ayam kampung pedaging komersial GUNSI 809.
Capaian bobot badan umur 10 minggu ayam GUNSI 809 sekitar950-1050
gram/ekor (Tabel 10). Rataan konversi pakan ayam GUNSI 809 berkisar antara 2,54
(Tabel 11).
Tabel 10. Bobot badan ayam komersial GUNSI 809 sampai umur 10 minggu

Bobot Badan (g)


Umur (minggu)
minimum maksimum
1 50 70
2 150 180
3 260 290
4 370 400
5 470 500
6 570 600
7 670 700
8 770 800
9 850 900
10 950 1050

PT Putra Perkasa Genetika 27


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

Tabel 11. Konversi pakan ayam GUNSI 809 sampai umur 10 minggu

Rataan
Umur Pakan/ekor/minggu Konversi
Bobot
(minggu) (g) Pakan*)
Badan (g)
1 70 60 1,17
2 154 165 1,36
3 182 275 1,48
4 203 385 1,58
5 217 485 1,70
6 245 585 1,83
7 301 685 2,00
8 357 785 2,20
9 392 875 2,42
10 420 1000 2,54
Jumlah 2541 2,54

PT Putra Perkasa Genetika 28


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

BAB IX
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2020. Statistik Peternakan


Kesehatan Hewan 2020. ISBN : 978-979-628-040-7

Dirgahayu, F. I., D. Septinova, dan K. Nova. 2016. Perbandingan kualitas eksternal


telur ayam ras strain isa brown dan lohmann brown. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu Vol. 4(1): 1-5, Februari 2016.

Food and Agriculture Organization of the United Nations. 2003. Egg Marketing - A
Guide for the Production and Sale of Eggs. FAO Agricultural Services Bulletin
150. ISSN 1010-1365. ISBN 92-5-104932-7. http://www.fao.org/3/y4628e/
y4628e00.htm#Contents

Food and Agriculture Organization of The United Nations. 2012. Phenotypic


Characterization of Animal Genetic Resources. Animal Production and Health
Guidelines No. 11. Roma (IT): FAO.

Hardjosubroto, W. 1984. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT Gramedia


Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Hasnelly, S. Iskandar, and T. Sartika. 2017. Qualitative and quantitative characteristics


of SenSi-1 Agrinak chicken. J. Ilmu Ternak dan Vet 22(2): 68-79
http://dx.doi.org/10.14334/jitv.v22i2.1605

Iskandar S., and T. Sartika. 2015. Selection for 10 Weeks Old Body-Weight on Sentul
Chicken. The 6th International Seminar on Tropical Animal Production.
Integrated Approach in Developing Sustainable Tropical Animal Production.
October 20-22, 2015, Yogyakarta, Indonesia. pp: 387-390.

Joseph Hudson,2021. 9 Types of Chicken Comb. Copyright © 2021 Chicken Scratch &
The Foundry; https://cs-tf.com/chicken-comb/

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 692/KPTS/PK.040/M/11/2021 tentang Pelepasan


Galur Ayam Gaosi- 1 Agrinak.

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 768/KPTS/PK.020/M/12/2021 tentang Pelepasan


galur ayam KUB JANAKA AGRINAK

Komarudin, T. Sartika, H. Zainal, S. Iskandar, T. Kostaman, S. Sopiyana, C. Hidayat,


A.B. L. Ishak. 2020. Proposal Pelepasan Galur Ayam Gaosi Agrinak. Balai
Penelitian Ternak.

Lestari, Maskur, R. Jan, Tapaul Rozi , Lalu M. Kasip, M. Muhsinin. 2020. Studi
karakteristik sifat kualitatif dan morfometrik induk ayam kampung dengan
berbagai tipe jengger di pulau Lombok. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan
Indonesia. Vol. 6 (1) 24 - 32; Juni 2020. p-ISSN: 2460-6669 e- ISSN: 2656-

PT Putra Perkasa Genetika 29


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

4645.

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia. Nomor 117/Permentan/sr.120/


10/2014 tentang Penetapan dan Pelepasan Rumpun atau Galur Hewan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2011 tentang Sumber


Daya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak.

Rääbus Carol. 2018. Why some chickens lay brown eggs and some lay blue, the
chemistry of eggshell colour explained. ABC Radio Hobart. Posted Mon 19 Feb
2018 at 6:16am. https://www.abc.net.au/news/2018-02-19/chemistry-of-
eggshell-colour/94505660

Samiullah, S., J. R. Roberts, and K. Chousalkar. 2015. Eggshell color in brown-egg


laying hens — a review. Poultry Science 94:2566–2575.
http://dx.doi.org/10.30382/ps/pev202.

Somes RG, Jr. 1989. International Registry of Poultry genetic Stocks. Connecticut
(US): Storrs Agricultural Expriment Station, The University of Connecticut,
Storrs.

The Colour Blue in Chickens. Inheritance of Blue. article from Fancy Fowl. Diunduh
Januari 2022. http://www.sedgwickcommon.co.uk/the-colour-blue-in-
chickens/

United States Department of Agriculture (USDA). 2000. Egg Grading Manual.


Department of Agriculture, Washington

PT Putra Perkasa Genetika 30


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

DESKRIPSI
GALUR AYAM GUNSI 808

1. Nama Galur GUNSI 808


2. Tipe Produksi Pedaging
3. Asal Usul Hasil pemuliaan ayam kampung yang
populasi dasarnya berasal dari daerah
kecamatan Gunungsindur dan
Kecamatan Parung, Kabupaten bogor.
4. Sifat Kualitatif
a. Warna
Bulu
1) Jantan : Abu-abu
2) Betina : Abu-abu
Ceker : Hitam
Jengger : Merah
Pial : Merah
b. Bentuk :
Badan : Berbentuk oval sampai silinder,
sedikit memanjang dan tinggi,
bentuk jantan lebih besar dari
betina.
Jengger : pea
Pial : Oval sedikit memanjang, dan
simetris antara kanan dan kiri.
2. Sifat Kuantitatif :
a. Bobot Badan
Umur Sehari : 36,0 ± 2,1 gram
Umur 10 minggu
1) Jantan : 934±47 gram
2) Betina : 916±35 gram
b. Umur pertama bertelur : 20 minggu
c. Bobot pertama bertelur : 1.604±61 gram

PT Putra Perkasa Genetika 31


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

d. Bobot dewasa (6 bulan)


Jantan : 2.082± 30 gram
Betina : 1.810 ± 15
e. Produksi telur henday : 48 %
f. Presistensi produksi telur : 58%
g. Produksi telur/ekor/ siklus : 144,31 butir/ekor/siklus
h. Produksi telur tetas : 140,60 butir/ekir/siklus
i. Fertiliitas : 85,5%
j. Daya tetas : 78,5%
k. Salable Chick : 107 ekor
l. Puncak produksi telur : 58 %
henday
m. Bobot Telur : 55,03 + 3,42 g
n. Deplesi growing : 2,89%
o. Deplesi laying : 4,60%
p. Konversi Pakan jantan : 2,60 kg pakan/kg bobot badan
sampai umur 10 minggu
q. Konversi Pakan betina : 2,65 kg pakan/kg bobot badan
sampai umur 10 minggu
r. Ukuran Bagian Tubuh (dewasa)
1) Panjang Femur :
Jantan : 163,5 ± 5,9 mm
Betina : 128,9 ± 5,0 mm
2) Panjang Ceker (shank)
Jantan : 125,7 ± 2,7 mm
Betina : 103,3 ± 3,6 mm
3) Panjang Dada
Jantan : 133,9 ± 6,4 mm
Betina : 111,9 ± 5,9 mm
4) Panjang Sayap
Jantan : 309,2 ± 10,7 mm

PT Putra Perkasa Genetika 32


Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi GUNSI 808

Betina : 266,2 ± 8,4 mm


5) Lebar Dada
Jantan : 134,9 ± 0,8 mm
Betina : 129,3 ± 1,3 mm

6) Panjang paha bawah


(tibia)
Jantan : 125,6 ± 4,5 mm
Betina : 115,5 ± 5,4 mm
3. Baru, Unik, Seragam dan Stabil
a. Baru : Ayam GUNSI 808 yang dikembangkan
PT Putra Perkasa Genetika merupakan
hasil seleksi dalam rumpun (within
breed selection) ayam kampung selama
lima generasi yang populasi dasar nya
berasal dari daerah Kecamatan Gunung
Sindur dan Kecamatan Parung,
Kabupaten Bogor dan merupakan galur
baru ayam kampung tipe pedaging.
b. Unik : Bobot badan ayam GUNSI 808 pada
umur 10 minggu dapat mencapai lebih
dari 800 gram, pada ayam jantan dan
betina warna bulu abu-abu, tipe
jengger umumnya pea dan warna
shank hitam.
c. Seragam : Rataan bobot badan ayam GUNSI 808
pada umur 10 minggu, produksi telur,
karakteristik telur, dan ukuran tubuh
mempunyai koefisien keragaman
rendah (<10%). Di samping itu, warna
bulu pada ayam jantan dan betina
seragam berwarna abu-abu (splash)
dengan tipe jengger umumnya pea dan
shank berwarna hitam.
d. Stabil : Hasil perbanyakan ayam GUNSI 808
Tidak mengalami perubahan dari
generasi ke generasi baik sifat kualitatif
dan kuantitatif.

PT Putra Perkasa Genetika 33

Anda mungkin juga menyukai