Proposal Gunsi 808
Proposal Gunsi 808
Proposal Gunsi 808
PELEPASAN GALUR
AYAM GUNSI 808
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
KaruniaNya kami dapat menyusun proposal pelepasan galur ayam GUNSI 808 hasil
pemuliaan oleh PT Putra Perkasa Genetika sejak tahun 2014 sampai 2020. Galur ayam
GUNSI 808 merupakan hasil seleksi ayam kampung (lokal) yang diperoleh dari Kecamatan Gunung
Sindur dan Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Data yang ditampilkan dalam proposal ini
seperti pertumbuhan, produksi telur, ukuran-ukuran tubuh dan kualitas telur.
Pengajuan pelepasan galur ayam GUNSI 808 merupakan salah satu jalan
alternatif untuk meningkatkan ketersediaan bibit ayam pedaging lokal khususnya
ayam kampung yang sangat dibutuhkan bagi pengembangan industri ayam di
Indonesia.
Besar harapan kami, Proposal Pelepasan Galur Ayam Kampung Terseleksi
GUNSI 808 sebagai ayam lokal unggul dapat diterima dan dapat dilepas sebagai salah
satu galur ayam lokal tipe pedaging di Indonesia. Atas kerjasama semua pihak
terutama untuk penyempurnaan proposal ini. kami mengucapkan banyak terima
kasih.
Renaldy Anggada
Direktur Utama
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Nama Galur Ayam yang Diusulkan 3
1.4 Rencana Pengembangan 3
II METODE DAN CARA MENDAPATKAN GALUR 4
2.1 Program Pemuliaan Pembentukan Ayam GUNSI 808 4
2.1.1 Seleksi Sifat Kualitatif 6
2.1.2 Seleksi Sifat Kuantitatif 6
2.2 Tatalaksana Pemeliharaan 8
2.2.1 Periode Starter 8
2.2.2 Periode Grower 8
2.2.3 Ayam Dewasa 8
2.3 Tatalaksana Perawatan Kesehatan 8
2.4 Tatalaksana Pemberian Pakan 9
III KARAKTERISTIK AYAM GUNSI 808 10
3.1 Sifat Kualitatif 10
3.1.1 Warna Bulu 12
3.1.2 Tipe Jengger 12
3.1.3 Warna Shank 13
3.2 Sifat Kuantitatif 14
3.2.1 Performa Bobot Badan Masa Pertumbuhan 14
3.2.2 Ukuran Tubuh 16
3.2.3 Performa Produksi Telur 17
3.2.4 Karakteristik Telur 18
3.2.5 Konsumsi dan Konversi Pakan Sampai Umur 10
minggu 20
IV INFORMASI GENETIK 22
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1 Sifat kualitatif yang diamati pada ayam GUNSI 808 4
2 Program vaksinasi ayam GUNSI 808 9
3 Kandungan nutrisi pakan menurut status fisiologik 9
4 Karakteristik sifat kualitatif ayam GUNSI 808 generasi ke-5
(G5) 11
5 Ukuran tubuh ayam GUNSI 808 umur enam bulan 16
6 Ukuran-ukuran tubuh ayam kampung di Pulau Lombok 16
7 Produksi telur ayam GUNSI 808 selama 6 bulan produksi 18
8 Kualitas telur ayam GUNSI 808 19
9 Populasi ayam GUNSI 808 (Januari 2022) 25
10 Bobot badan ayam komersial GUNSI 809 sampai umur 10
minggu 27
11 Konversi pakan ayam GUNSI 809 sampai umur 10 minggu 28
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1 Skema Program Pemuliaan pembentukan Galur Ayam
GUNSI 808 dan Galur Ayam GUNSI 909 untuk
membentuk ayam kampung pedaging komersial GUNSI
809 5
2 Tipe jengger ayam (Joseph Hudson,2021. 9 Types of
Chicken Comb. Copyright © 2021 Chicken Scratch & The
Foundry; https://cs-tf.com/chicken-comb/ 6
3 Seleksi warna bulu abu-abu pada ayam dewasa menurut
generasi 10
4 Warna bulu abu-abu ayam GUNSI 808 jantan dan betina 12
5 Proporsi kerlip bulu perak dan emas ayam GUNSI 808
jantan dan betina 12
6 Tipe jengger pea ayam GUNSI 808 jantan dan betina 13
7 Proporsi tipe jengger ayam GUNSI 808 jantan dan betina 13
8 Warna shank ayam GUNSI 808 jantan dan betina 13
9 Proporsi warna shank ayam GUNSI 808 jantan dan betina 14
10 Rataan bobot badan umur 10 minggu menurut generasi 15
11 Pertumbuhan ayam GUNSI 808 15
12 Perkembangan Rataan, standar deviasi, dan koefisien
keragaman produksi telur (henday,%) per generasi 17
13 Foto ayam GUNSI 808 pada berbagai posisi 26
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
BAB II
METODE DAN CARA MENDAPATKAN GALUR
Genotipe
Karakteristik Fenotipe Alel keterangan
jantan betina
Putih I I I Warna bulu putih
Warna bulu
berwarna I ii ii Warna bulu berwarna
Ada lebih satu warna di satu
Lurik B ZBZ_ ZBW bulu
Corak bulu
(Sex linked) Hanya ada satu warna di satu
Polos B ZbZb ZbW bulu
Hitam E E_ E_ Semua bulu berwarna hitam
Adanya warna hitam horizontal
Liar e+ e+e+/e+e e+e+/e+e
Pola bulu dari kepala hingga badan
Adanya warna hitam diujung
columbian E ee ee
ekor dan/atau sayap
Adanya kilauan warna perak di
Perak S ZSZ_ ZSW
Kerlip bulu bulu
(sex linked) Adanya kilauan warna emas di
Emas S ZsZs ZsW
bulu
Warna shank putih/kuning Id ZIdZ_ ZIdW Warna shank putih atau kuning
(sex linked) hitam/hijau Id ZidZid ZidW Warna shank hitam atau hijau
Pea P P_ P_ Jengger kecil dan satu buah
Jengger lemas seperti bunga
Rose R R_ R_
mawar
populasi dasar ♂
X
(ayam kampung)
♀
generasi awal
X X
F1 X X
F5 X X
X
♂
♀
♂♀ GUNSI 809
Bahwa keragaman warna bulu ayam kampung sangat tinggi. PT PPG bertujuan
untuk menghasilkan galur ayam kampung yang seragam warna bulu, seperti halnya
pada ayam ras petelur atau pedaging. Belum ada perusahaan pembibitan ayam
kampung yang menghasilkan galur ayam dengan warna bulu satu warna. Pada
pembentukan galur ayam GUNSI 808, kriteria seleksi yang pertama dilakukan pada
waktu starter, grower dan finisher adalah warna bulu seragam abu-abu. Secara
paralel, seleksi sifat kualitatif dilaksanakan terhadap bentuk jengger dan dan warna
shank. Pelaksanaan seleksi bentuk jengger dilaksanakan pada periode grower dan
finisher. Metode seleksi yang dilaksanakan adalah seleksi individu.
Seleksi tahap kedua untuk kriteria bobot badan umur 10 minggu, yakni dengan
bobot badan >800 gram. Seleksi terhadap sifat kuantitatif ini relatif lebih mudah
dibanding dengan seleksi sifat kualitatif.
Dari berbagai ragam sifat kualitatif ayam kampung yang diamati (Tabel 1),
karakteristik bulu yang menjadi kriteria seleksi pembentukan ayam GUNSI 808 jantan
dan betina adalah warna abu-abu/kelabu. Seleksi sifat kualitatif ayam jantan dan
betina juga dilaksanakan terhadap kriteria tipe jengger yaitu bukan tunggal (single)
(Gambar 2) dan warna shank hitam/putih. Proses seleksi warna bulu abu-abu memerlukan
waktu selama tiga periode umur yakni pada saat menetas, umur 6 minggu dan umur 15
minggu. Hal yang sama dilakukan pada seleksi tipe jengger dan warna shank.
dengan GUNSI 909 (female line) pada pembentukan ayam komersial GUNSI 809,
diantaranya : (1) warna bulu abu-abu pada ayam GUNSI 808 bersifat resessif yang
apabila dikawinkan dengan ayam GUNSI 909 yang berwarna hitam, maka akan terjadi
pencampuran warna, yang akan memudahkan penandaan bahwa ayam tersebut
adalah ayam komersial ((http://www.sedgwickcommon.co.uk/the-colour-blue-in-
chickens/); (2) ayam yang berwarna abu-abu lebih berat dibanding ayam yang
berwarna hitam; (3) namun produksi telur ayam GUNSI 808 relatif lebih sedikit
dibanding ayam GUNSI 909 yang berwarna hitam.
Pemeliharaan ayam sejak DOC sampai dewasa dilakukan secara intensif di farm
pembibitan ayam PT Putra Perkasa Genetika, Gunung Sindur, Bogor. Tatalaksana
pemeliharaan dimulai sejak dari penetasan, periode starter sampai dewasa. Pada
masing-masing periode dikelola dalam kandang tersendiri dengan pakan yang
berbeda kandungan nutrisinya. Pada ayam dewasa diatur perkawinan. Yang tidak
kalah penting dalam pemeliharaan ayam kampung adalah perawatan kesehatan dan
pemberian vaksin.
Anak ayam hasil penetasan pada setiap generasi dipelihara mengikuti sistem
pemeliharaan baku dalam kandang brooder. Anak ayam sebelum dimasukkan dalam
kandang brooder dilakukan sexing. Pada periode starter sudah dilakukan seleksi warna
bulu dan warna shank. Seleksi juga dilakukan terhadap performa anak ayam
(kesegaran tubuh). Pakan yang diberikan adalah pakan komersial dengan kandungan
protein 20%.
Ayam mulai dikawinkan pada umur sekitar 19 minggu, dengan cara perkawinan
kelompok. Perbandingan jantan dan betina 1 : 8 ekor betina. Pakan yang diberikan
adalah pakan komersial dengan kandungan protein 17%.
BAB III
KARAKTERISTIK AYAM GUNSI 808
Sifat kualitatif yang yang menjadi kriteria seleksi ayam adalah warna bulu, tipe
jengger dan warna shank.
Hasil perkawinan interse pada populasi dasar ayam kampung yang beragam
pola warna bulunya, pada generasi kesatu (G1), pada umur muda (5 minggu) hanya
diperoleh 3 % populasi awal ayam dengan warna bulu abu dan warna shank
putih/hitam. Dari populasi ayam muda yang terpilih, pada saat dewasa tinggal 2%.
Pada generasi kedua (G2), proporsi ayam dengan warna bulu abu-abu dan jengger
tidak tunggal meningkat menjadi 20%, generasi ke-3 (G2) meningkat menjadi 50%,
generasi keempat (G4) meningkat menjadi 80%, generasi kelima (G5) semua
keturunan (100%) berwarna abu-abu. Distribusi warna abu-abu hasil seleksi dari G1-
G5 tertera pada Gambar 3.
100% 0
20
80% 50
60% 80
98 100
40% 80
50
20%
20
2
0%
G1 G2 G3 G4 G5
abu-abu beragam
Gambar 3. Seleksi warna bulu abu-abu pada ayam dewasa menurut generasi.
Seleksi terhadap warna bulu abu-abu sangat banyak memerlukan DOC donor
karena untuk menghasilkan ayam dewasa sebanyak 200 ekor betina dan 50 ekor
jantan pada generasi pertama (G1) yang persentase nya hanya 2% dari populasi DOC,
maka diperlukan sekitar 12.500 DOC dari jumlah populasi dasar ayam kampung
sebanyak 400 ekor induk dan 50 jantan. Rencana jumlah induk pada generasi ke-lima
(G5) sebanyak 200 ekor induk dan 50 jantan.
Berdasarkan Tabel 1 di atas, frekuensi fenotipe ayam GUNSI 808 hasil seleksi
ayam kampung pada generasi ke-5 tertera pada Tabel 4.
Tabel 4. Karakteristik sifat kualitatif ayam GUNSI 808 generasi ke-5 (G5)
hitam E E_ E_ 0 0
Pola bulu liar e+ e+e+/e+e e+e+/e+e 100 100
columbian E ee ee 0 0
Ayam GUNSI 808 jantan dan betina dewasa dipilih warna abu-abu (Gambar 4)
dengan persentase kerlip bulu warna perak dan emas pada jantan yaitu 60 dan 40%.
Sedangkan pada betina tidak ada kerlip (Tabel 4).
Gambar 4. Warna bulu abu-abu ayam GUNSI 808 jantan dan betina
100%
40
80%
60%
40% 60
20%
0
0%
jantan betina
perak emas
Gambar 5. Proporsi kerlip bulu perak dan emas ayam GUNSI 808 jantan
Karakteristik tipe jengger ayam GUNSI 808 betina mempunyai tipe kacang
(pea) dengan proporsi 100% pada betina dan 80% pada jantan, sehingga secara
keseluruhan bahwa ayam GUNSI 808 relatif seragam, meskipun ada variasi pada
jantan (Gambar 6). Keseragaman untuk tipe jengger sebagai hasil dari seleksi yang
terus menerus dilakukan pada ayam GUNSI 808. Berbeda dengan hasil pengamatan
Lestari et al. (2020) terhadap tipe jengger ayam kampung di pulau Lombok yang
masih bervariasi, yaitu proporsi bentuk jengger walnut merupakan yang terbesar
(36,45%), dan berturut-turut menurun pada tipe jengger single (30,45%), pea
(24,46%), dan terendah tipe jengger rose (8,64).
Gambar 6. Tipe jengger pea ayam GUNSI 808 jantan dan betina
0
100% 15
5
80%
60% 100
80
40%
20%
0%
jantan betina
Gambar 7. Proporsi tipe jengger ayam GUNSI 808 jantan dan betina
Gambar 8. Warna shank dominan hitam pada ayam jantan dan betina
100%
80% 70
80
60%
40%
20 30
20%
0%
jantan betina
putih hitam
Gambar 9. Proporsi warna shank ayam GUNSI 808 jantan dan betina
1200
1000
800
(g) 600
400
200
0
G1 G2 G3 G4 G5
jantan 812 853 895 924 934
betina 805 842 882 910 916
Bobot potong ayam lokal pada umur 10 minggu berkisar 800 – 1.000 g
(Iskandar dan Sartika, 2015; Hasnelly et al., 2017) dan dapat dijadikan sebagai
standar dalam kriteria seleksi. Dengan demikian bobot badan ayam GUNSI 808
memenuhi kriteria sebagai ayam tipe potong berdasarkan capaian bobot badan yang
dihasilkan baik pada jantan dan betina. Laju pertumbuhan ayam GUNSI 808 pada G5
sampai umur 18 minggu tertera pada Gambar 11.
1800
1600
1400
Bobot Badan (g)
1200
1000
800
600
400
200
0
DOC 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
BETINA 33,0 62,0 102, 155, 282, 317, 435, 529, 658, 783, 916, 953, 1028 1134 1228 1312 1362 1441 1483
JANTAN 39,0 68,4 111, 165, 308, 341, 472, 603, 711, 802, 934, 969, 1076 1240 1287 1366 1452 1516 1571
Umur (minggu)
BETINA JANTAN
Ukuran tubuh ayam kampung di pulau Lombok yang dilaporkan oleh Lestari
(2020) menunjukkan bahwa ukuran-ukuran tubuh masih beragam (Tabel 6). Berbeda
dengan hasil pengamatan pada ayam kampung GUNSI 808 yang menunjukkan lebih
seragam karena telah dilakukan program seleksi secara intensif baik pada sifat
kualitatif dan kuantitatif.
Tipe jengger
Ukuran bagian tubuh
pea rose walnut tunggal
Panjang shank (mm) 73,96 + 10,14 74,26 + 11,62 71,77 + 9,83 73,74 + 10,92
Panjang tibia (mm) 86,77 + 14,18 909,47 + 11,87 85,65 + 12,85 87,56 + 13,17
Panjang femur (mm) 82,08 + 12,54 82,11 + 12,45 75,84 + 13,27 81,09 + 15,49
Jarak dua tulang pubis
35,25 + 8,16 35,95 + 7,32 35,64 + 7,03 35,60 + 7,72
(mm)
Jarak tulang pubis – dada
51,27 + 12,76 54,74 + 9,86 50,39 + 11,73 52,12 + 13,26
(mm)
Sumber : Lestari (2020)
10 5,0%
0 0,0%
G1 G2 G3 G4 G5
rataan SD CV
Pada generasi ke-5, rataan produksi telur (hen day production/%) selama enam
bulan sejak pertama bertelur (Tabel 7) menunjukkan bahwa puncak produksi sebesar
58% pada umur 31 Minggu.
Beberapa karakteristik kualitas telur yang diamati pada ayam kampung GUNSI
808 disajikan pada Tabel 8. Berdasarkan data kualitas telur menunjukkan bahwa
Rääbus (2018) menyatakan bahwa warna bulu ayam tidak mesti menunjukkan warna
kerabang telur. Dicontohkan, ayam dengan warna bulu gelap atau kemerahan
menghasilkan telur warna putih, dan beberapa rumpun ayam dengan warna putih
menghasilkan telur berwarna coklat.
Indeks telur.—Indeks telur = lebar telur/panjang telur x 100%. Rataan indeks
telur ayam GUNSI 808 sebesar 77.14 ± 2,78 %. Dilaporkan oleh Djanah (1990) dalam
Dirgahayu et al. (2016) ukuran indeks telur yang baik adalah 70 – 76. Bentuk telur
yang baik adalah proporsional, tidak berbenjol, tidak terlalu lonjong, dan juga tidak
terlalu bulat. Berdasarkan kriteria indeks telur dapat dinyatakan bahwa telur ayam
GUNSI 808 mempunyai bentuk yang ideal.
Haugh Unit.—Haugh Unit adalah ukuran kualitas protein telur berdasarkan
ketinggian putih telurnya. Ukuran ini diperkenalkan oleh Raymond Haugh pada tahun
1937. Haugh Unit (HU) dihitung dari ketinggian dan tebal putih telur disekitar kuning
telur, dikombinasikan dengan berat telur. Nilai HU dihitung dengan menggunakan
rumus : HU = 100*log(h-1,7w0,37+7,6) dimana HU = Haugh Unit, h=tinggi albumen
(mm), w=bobot telur (gram). Semakin tinggi skor, semakin baik kualitas telur.
Berdasarkan standar USDA (2000) Kualitas AA = skor diatas 72, Kualitas A = skor 60-
71, Kualitas B = skor 31-59, kualitas C = skor kurang dari 30.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rataan HU sebesar 82,26 + 9,72 Dapat
dinyatakan bahwa kualitas telur ayam GUNSI 808 termasuk dalam kualitas AA.
Berdasarkan distribusi kualitas telur yang diamati menunjukkan bahwa 10% telur
dengan kualitas A dan 90% dengan kualitas AA.
Rataan jumlah pakan yang dikonsumsi ayam GUNSI 808 selama 10 minggu
sebanyak 2,429 kg/ekor. Dengan rataan bobot badan ayam jantan umur 10 minggu
sebesar 934 g/ekor, nilai konversi pakan (Feed Convertion Ratio/FCR) sebesar 2,60
kg pakan/kg bobot badan. Sedang pada yang betina jumlah pakan yang dikonsumsi
2,429 kg/ekor dengan rataan bobot badan 916 g/ekor, nilai FCR sebesar 2,65 kg
pakan/kg bobot badan.
Konversi pakan dari DOC sampai umur 10 minggu pada ayam GUNSI 808 jantan
dan betina lebih rendah dibandingkan ayam Gaosi Agrinak yakni sebesar 2,88 kg
BAB IV
INFORMASI GENETIK
Kriteria warna abu-abu merupakan campuran antara warna hitam dan splash
(splash pada dasarnya adalah putih murni tetapi dengan beberapa tanda biru. Warna
dominan abu-abu menurut kriteria dari berbagai pustaka dinyatakan sebagai “blue”.
Bahwa gen blue mempunyai berbagai tingkat degradasi warna hitam dengan warna
emas dan merah (http://www.sedgwickcommon.co.uk/the-colour-blue-in-chickens/).
Warna biru yang tepat dapat berkisar dari sangat pucat hingga abu-abu yang belum
diketahui secara pasti penyebabnya. Warna biru sangat pucat dinamakan “splash”.
Satu copy gen blue akan menampilkan warna dominan abu-abu, sementara dua copy
gen blue (homozygous blue) akan menampilkan warna abu-abu pucat dengan corak
hitam atau biru atau splash.
Warna biru terdiri dari dua gen yang berbeda (Bb), antara hitam (BB) dan
splash (bb). Jika perkawinan ayam warna hitam (BB) dengan betina splash (bb),
anaknya 100% berwarna blue (Bb). Perkawinan ayam sesama blue (Bb), maka
anaknya berpeluang 25% hitam (BB), 50% blue dan 25% splash (bb).
(http://www.sedgwickcommon.co.uk/the-colour-blue-in-chickens/).
Pada pembentukan ayam GUNSI 808, sifat genetik yang diperhatikan adalah
pewarisan warna bulu abu-abu dan capaian bobot badan pada umur 10 minggu. Hasil
seleksi menunjukkan bahwa ayam GUNSI 808 secara konsisten mempunyai bobot
badan jantan 934 g dan betina 916 g pada umur 10 minggu dengan koefisien
keragaman di bawah 15 % yakni hanya sebesar 2,5 %.
Warna bulu abu-abu secara umum diwariskan. Demikian pula warna shank
umumnya berwarna hitam. Hasil seleksi tipe jengger yakni pea/rose/walnut, maka
seluruh keturunannya tidak akan muncul tipe jengger single. Tipe jengger single tidak
dipilih karena bentuk jengger tunggal umumnya pada ayam ras komersial.
BAB V
BARU, UNIK, SERAGAM dan STABIL (BUSS)
5.1. Baru
5.2. Unik
5.3. Seragam
abu-abu (splash) dengan tipe jengger umumnya pea dan shank berwarna hitam.
5.4. Stabil
BAB VI
POPULASI
Populasi ayam GUNSI 808 yang dikembangkan pada farm Gunung Sindur,
Kabupaten Bogor disajikan pada Tabel 9.
BAB VII
FOTO AYAM GUNSI 808
tampak samping
tampak depan
tampak atas
BAB VIII
PENUTUP
Ayam GUNSI 808 merupakan galur ayam kampung terseleksi dengan rataan
bobot badan umur 10 minggu dengan bobot badan ayam jantan 934 g/ekor dan pada
ayam betina 916 g/ekor, lebih tinggi dibanding ayam kampung.
Ayam GUNSI 808 relatif tahan terhadap infestasi penyakit dan tidak mudah
stress. Diharapkan setelah dilepas sebagai galur baru ayam kampung terseleksi, ayam
GUNSI 808 dijadikan male line yang dikawinkan dengan ayam GUNSI 909 (female
line) untuk membentuk ayam kampung pedaging komersial GUNSI 809.
Capaian bobot badan umur 10 minggu ayam GUNSI 809 sekitar950-1050
gram/ekor (Tabel 10). Rataan konversi pakan ayam GUNSI 809 berkisar antara 2,54
(Tabel 11).
Tabel 10. Bobot badan ayam komersial GUNSI 809 sampai umur 10 minggu
Tabel 11. Konversi pakan ayam GUNSI 809 sampai umur 10 minggu
Rataan
Umur Pakan/ekor/minggu Konversi
Bobot
(minggu) (g) Pakan*)
Badan (g)
1 70 60 1,17
2 154 165 1,36
3 182 275 1,48
4 203 385 1,58
5 217 485 1,70
6 245 585 1,83
7 301 685 2,00
8 357 785 2,20
9 392 875 2,42
10 420 1000 2,54
Jumlah 2541 2,54
BAB IX
DAFTAR PUSTAKA
Food and Agriculture Organization of the United Nations. 2003. Egg Marketing - A
Guide for the Production and Sale of Eggs. FAO Agricultural Services Bulletin
150. ISSN 1010-1365. ISBN 92-5-104932-7. http://www.fao.org/3/y4628e/
y4628e00.htm#Contents
Iskandar S., and T. Sartika. 2015. Selection for 10 Weeks Old Body-Weight on Sentul
Chicken. The 6th International Seminar on Tropical Animal Production.
Integrated Approach in Developing Sustainable Tropical Animal Production.
October 20-22, 2015, Yogyakarta, Indonesia. pp: 387-390.
Joseph Hudson,2021. 9 Types of Chicken Comb. Copyright © 2021 Chicken Scratch &
The Foundry; https://cs-tf.com/chicken-comb/
Lestari, Maskur, R. Jan, Tapaul Rozi , Lalu M. Kasip, M. Muhsinin. 2020. Studi
karakteristik sifat kualitatif dan morfometrik induk ayam kampung dengan
berbagai tipe jengger di pulau Lombok. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan
Indonesia. Vol. 6 (1) 24 - 32; Juni 2020. p-ISSN: 2460-6669 e- ISSN: 2656-
4645.
Rääbus Carol. 2018. Why some chickens lay brown eggs and some lay blue, the
chemistry of eggshell colour explained. ABC Radio Hobart. Posted Mon 19 Feb
2018 at 6:16am. https://www.abc.net.au/news/2018-02-19/chemistry-of-
eggshell-colour/94505660
Somes RG, Jr. 1989. International Registry of Poultry genetic Stocks. Connecticut
(US): Storrs Agricultural Expriment Station, The University of Connecticut,
Storrs.
The Colour Blue in Chickens. Inheritance of Blue. article from Fancy Fowl. Diunduh
Januari 2022. http://www.sedgwickcommon.co.uk/the-colour-blue-in-
chickens/
DESKRIPSI
GALUR AYAM GUNSI 808